Model Perancangan Logo Hut Republik Indonesia Ke-70

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

MODEL PERANCANGAN LOGO HUT REPUBLIK INDONESIA KE-70

DK 38315/Tugas Akhir

Semester II 2014-2015

Oleh:

Alfri Fahreza

51911028

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan laporan publikasi tugas akhir ini.

Dalam penyusunan laporan ini, telah banyak puhak yang telah membantu, mulai dari memberikan informasi, hingga dukungan moril dan materil. Dengan demikian maka diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Orang tua dan kakak serta adik-adik tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun materil. Bapak Jiwa Utama, S.Ds, M.Ds., sebagai pembimbing, yang dengan sabar telah membimbing dari mulai penyusunan penelitian hingga akhir perancangan. Teman- teman DKV UNIKOM yang telah bekerjasama. Dan tak lupa Bapak Aji Supeno Bagus Syam dari Palembang, sebagai narasumber.

Akhir kata, semoga laporan perancangan tugas perancangan tugas akhir ini bermanfaat, menambah pengetahuan dan dapat menjadi pembelajaran bagi khalayak

Bandung, Juli 2015


(5)

ABSTRAK

PERANCANGAN LOGO HUT RI

KE-70

(Studi Kasus: Logo HUT RI)

Oleh:

Alfri Fahreza 519110128

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Logo HUT RI dari tahun ke tahun di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono tidak mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terkesan monoton. Sebagian orang memang menganggap peristiwa ini sebagai hal yang tidak perlu dipersoalkan. Namun kemonotonan ini akan terus berlanjut jika tidak segera dicegah dengan kekreatifitasan anak-anak bangsa Indonesia. Sesuatu yang dirayakan itu sejatinya harus bersifat dinamis, berani berubah.

Oleh sebab itu, perancangan logo baru untuk HUT RI yang ke-70 sangat diperlukan, yang cocok ditawarkan kepada masyarakat Indonesia dalam upaya mengurangi kejenuhan pada logo tersebut dan menunjukan semangat untuk menghadapi hari ulang tahun Negara Indonesia.


(6)

ABSTRACT

DESIGN ANNIVERSARRY LOGO REPUBLIC INDONESIA

(Case Study: Anniversarry Logo Republic Indonesia)

By:

Alfri Fahreza 51911028

Study Programme Visual Communication Design

Design anniversarry logo Republic Indonesia from year to year in the reign of Susilo Bambang Yudhoyono did not change significantly , even monotonous . Some people simply regard this event as it is not undisputed . But this monotony will continue if not immediately prevented by kekreatifitasan children of Indonesia . Something which celebrated it actually should be dynamic , bold change.

Therefore , the design of a new logo for anniversarry logo Republic Indonesia 70 is necessary, suitable offered to the people of Indonesia in an effort to reduce the saturation of the logo and shows the spirit to face the anniversary of Indonesia.


(7)

v DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Landasan Teori ... 4

1. Logo ... 4

1.1 Jenis Logo ... 7

1.2 Tahapan Desain Logo ... 9

1.3 Kriteria Logo ... 12

1.4 Tren Logo ... 13

2. Warna ... 19

3. Tipografi ... 20

II.2 Objek Peneleitian... 22

II.3 Analisa Masalah ... 23

II.4 Target Audience ... 24


(8)

vi BAB III Strategi Perancangan Visual

III.1 Strategi Perancangan ... 26

III.1.1 Strategi Komunikasi ... 26

III.1.2 Tujuan Komunikasi ... 26

III 1.3 Pendekatan Komunikasi ... 26

III.1.4 Materi Pesan ... 27

III.1.5 Gaya Bahasa ... 27

III.1.6 Khalayak Sasaran Perancangan... 27

III.1.7 Strategi Kreatif ... 30

III.1.8 Strategi Media ... 33

III.1.9 Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 34

III.2 Konsep Visual ... 35

III.2.1 Pendekatan Visual ... 35

III.2.2 Hasil Akhir Logo ... 38

III.2.3 Transisi Logo ... 41

III.2.4 Konsistensi Logo ... 42

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Teknis Produksi ... 44

IV.2 Media Utama ... 45

IV.3 Media Pendukung ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Peringatan HUT RI genap berusia 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang harus selalu di peringati pada tanggal 17 Agustus 2015. Perjalanan dan perjuangan guna mengantarkan bangsa Indonesia hingga sampai saat ini memang tidaklah mudah. Berbagai persoalan, permasalahan, dan rintangan menjadi tantangan tersendiri dalam menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana pada peringatan di tahun-tahun sebelumnya, pemerintah telah menentukan tema dan logo peringatan hari ulang tahun republik Indonesia guna meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa. Sepertinya peringatan tahun ini akan sama meriahnya dengan tahun 2014, karena pada tahun-tahun sebelumnya HUT RI bertepatan dengan bulan puasa. Tahun ini sekiranya berbagai acara dan jenis loba agustusan akan mewarnai peringatan kemerdekaan RI.

Logo peringatan HUT RI tahun ini bila dilihat dari waktu ke waktu akan sama dengan logo-logo sebelumnya. Perubahan yang mencolok hanya terdapat pada jumlah bendera dan angkanya saja. Logo peringatan HUT RI ke 69 tahun 2014 ini hanya bertambah jumlah bendera yakni dari 5 menjadi 6 bendera. Angka 68 diganti dengan 69. Sementara untuk tulisan yang terdapat dalam logo tersebut masih tetap sama, yakni Kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan ditahun 2012 dan 2013 ketika Indonesia memasuki tahun ke 67 dan 68 logonya masih dengan konsep yang sama yang berbeda hanyalah bendera tambahan, begitupun pada tahun-tahun sebelumnya.

Sebagian orang memang menganggap peristiwa ini sebagai hal yang tidak perlu dipersoalkan. Namun kemonotonan ini akan terus berlanjut jika tidak segera dicegah dengan kekreatifitasan anak-anak bangsa Indonesia. Sesuatu yang dirayakan itu sejatinya harus bersifat dinamis, berani berubah.

HUT RI ke-60 yang jatuh pada tahun 2005 adalah saat Susilo Bambang Yudhoyono merayakan HUT RI untuk pertama kalinya sebagai Presiden RI ke-6. Itu menandai babak pertama Presiden SBY memberi satu bendera merah putih.


(10)

2

Hingga 5 tahun berikutnya, Pemilu diadakan lagi, menentukan SBY sebagai presiden untuk kedua kalinya hingga tahun 2014. Setiap setahun pemerintahan SBY ditandai dengan satu bendera merah putih dan kini di tahun 2011 jumlah bendera pada logo HUT RI berjumlah 7 buah.

Persepsi masyarakat khususnya netizen terhadap politik pencitraan Presiden SBY yang terkesan pamer kekuasan. Dan dengan desain yang sangat sederhana itu dan tiap tahun tak mengalami perubahan maka sangat dimungkinkan Indonesia dianggap bangsa yang tidak kreatif.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka ditemukan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :

 Adanya kejenuhan elemen visual dari Logo HUT RI dari tahun 2005 sampai tahun 2014.

 Pemerintah kurang memerhatikan terhadap kemonotan logo HUT RI.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana perancangan logo baru untuk hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke 70 agar dapat berbeda dengan logo-logo sebelumnya?

I.4 Batasan Masalah

Agar penyusunan perancangan ini terarah dan jelas serta masalah yang diteliti tidak terlalu meluas dan hanya terfokus kepada pokok masalah saja maka penulis membatasi penelitian ini yaitu pada permasalahan sebagai berikut :

Difokuskan pada logo baru untuk HUT RI yang ke 70 yang jatuh pada tanggal 17 agustus 2015 yang dinilai logo HUT RI sebelumnya monoton.


(11)

3 I.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan ini dibuat di antara lain:

 Agar dapat menghasilkan logo HUT RI baru dengan elemen visual yang berbeda dengan logo-logo HUT RI sebelumnya.

 Pembelajaran kepada masyarakat Indonesia agar lebih kreatif.  Memunculkan hal baru khususnya di logo HUT RI.


(12)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori 1. Logo

Brand atau merek tidak dapat dipisahkan dari logo, karena logo merupakanelemen utama dalam membentuk identitas sebuah perusahaan. Logo bukanlahhanya sekedar pelengkap atau formalitas dari sebuah perusahaan, karena logomengisyaratkan kepribadian perusahaan. Penggunaan logo sebagai identitas telahmuncul sejak tahun 27 sebelum masehi, pada jaman kekaisaran Romawi dan mengalami beberapa fase perkembangan hingga saat ini.

Menurut Veronica Napoles, penulis Corporate Identity Design mengatakan bahwa :

“Perusahaan bagaikan manusia. Mereka memiliki karakter pribadi, budaya

dan prinsip-prinsip. Namun bagi banyak orang, mereka terlihat dingin (kaku) dan tidak berkepribadian. Tanpa tanda-tanda kehidupan. Identitas visual membantu membuat mereka lebih manusiawi, dengan memberinya wajah dan kepribadian dalam bentuk sebuah logo.”

Dari pernyataan tersebut, terlihat jelas bahwa logo merupakan atribut paling utama yang terlihat secara fisik, seperti layaknya wajah pada manusia. Melalui logo, tergambar semua atribut non fisik lainnya sebagai jiwa dari entitas tersebut,yaitu : Visi dan misinya, corporate value, dan seluruh kepribadiannya. Karena itu pencarian ide logo harus berdasarkan kepribadian entitas tersebut. Logo memiliki berbagai macam elemen dan bentuk yang kesemuanya itu memiliki kesatuan yang membentuk identitas. Secara umum, BIRD (Board of International Research in Design) dalam Design Dictionary menyebutkan bahwa logo biasanya mengandung teks, gambar atau kombinasi keduanya. Berbagai macam pengertian tentang logo dan elemennya menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda terhadap logo. Dalam salah satu artikelnya, Design Institute of Australia mendefiniskan logo sebagai sebuah simbol atau gambar pengidentifikasi perusahaan tanpa kehadiran nama perusahaan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap mengenai logo,


(13)

5

terdapat beberapa istilah tentang logo yang saling terkait antara satu dengan lainnya:

1. Entitas atau Entity, adalah objek sebenarnya yang dimaksudkan. Contohnya Negara Republik Indonesia adalah sebuah entitas yang diwakili oleh bendera merah putih. Entitas dapat berupa apa saja, baik itu objek fisik maupun nonfisik, seperti barang dan jasa, organisasi (perusahaan, lembaga, partai), manusia (pribadi maupun kelompok), tempat (daerah, kota, negara), konsep (ide, gagasan), pengalaman, dan peristiwa.

2. Logotype, berasal dari bahasa Yunani “logos” yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Isitilah ini muncul sekitar tahun 1810-1840, yang diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Karena brand merupakan sebuah persaingan, maka desainer membuatnya semakin unik dan berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf tersebut, menambahkan elemen gambar, bahkan tulisan dan gambar berbaur menjadi satu. Dan semua itu masih banyak yang menyebutnya dengan istilah logotype. Fungsi dari logotype ini adalah :

 Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain.  Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain.  Tanda jaminan kualitas.

 Mencegah peniruan/pembajakan.

3. Logo, adalah singkatan dari logotype. Isitlah ini baru muncul tahun 1937 dan sampai saat ini isitilah ini lebih populer dibandingkan logotype. Logo dapat menggunakan elemen apa pun, seperti teks, logogram, gambar, ilustrasi dan lain-lain.

4. Logogram, berbeda dengan logotype orang beranggapan logogram adalah elemen gambar pada logo. Kemungkinan besar istilah logogram telahmengalami perubahan makna karena kemiripan kata dengan logotype.Sebenarnya logogram adalah sebuah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau makna. Sebagai contoh, angka-angka dan lambang-lambang matematika. ‘1’ mewakili ‘satu’, ‘+’ mewakili ‘tambah’. Fungsi dari logogram adalah untuk mempersingkat penulisan sebuah kata. Logogram sering juga disebut ideogram (simbol yang mewakili sebuah ide atau maksud).


(14)

6

5. Signature, berasal dari bahasa latin signāre, yang berartik to mark, sign. Selain berarti tanda tangan, signature secara umum juga berarti karakteristik/identitas/ tanda/ciri khusus yang diterapkan pada sebuah objek. Logo merupakan signature dari sebuah entitas. Namun signature tidak terbatasm hanya bersifat visual, karena signature dapat juga berupa audio/suara/musik.

6. Mark, memiliki pengertian yang sangat luas dan sangat umum digunakan yang tidak hanya eksklusif di area desain grafis saja yang menggunakannya. Pada intinya mark berarti tanda atau lambang atau sign. Sebagian orang menyebut elemen gambar pada logo sebagai mark.

7. Wordmark, sesuai dengan namanya, wordmark adalah logo yang terdiri dari tulisan saja, serupa dengan makna awal mula istilah logotype. Namun istilah ini telah mengalami perluasan makna, karena sebagian orang mengatakan hanya elemen tulisannya saja yang disebut wordmark (untuk logo yang memiliki berbagai elemen lain).

8. Merek dan Merek Dagang (Trademark), menurut Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI):

“Merek adalah suatu ‘tanda’ yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,

angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa”.

Sedangkan merek dagang menurut Dirjen HAKI adalah:

“Merek yang digunakan pada barang yang diperdagankan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya”.

Mereka juga sering digunakan secara umum untuk menyebut sebuah logo atau brand.

9. Brand, berbagai bidang memandang brand dari sudut pandangnya masingmasing, antara lain: bisnis dan keuangan, marketing, davertising, sales, promotion, public relation, komunikasi, desain grafis, semiotic, psikologi, statistik, antropologi, sosiologi dan lain-lain. Karena itu makna brand menjadi sangat luas. Dalam


(15)

7

bukunya yang berjudul Designing Brand Identity (Alina Wheeler) menjelaskan mengenai brand: “Makna brand dapat berubah sesuai dengan konteksnya.Kadang brand sebagai kata benda, kadang sebagai kata kerja.Kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalamanperusahaan dan harapan konsumen.” Di masyarakat umum, brand secara populer dianggap sama dengan logo, merek, atau nama entitas. Semua bersifat fisik semata. Padahal sebenarnya brand lebih merupakan rangkuman pengalaman dan asosiasi terhadap sebuah entitas, jadi jauh lebih dalam dari sekedar fisik saja. Sedangkan branding adalah kegiatan membangun sebuah brand. Membuat identitas, termasuk logo, merupakan salah satu kegiatan branding.

Dikutip dari https://wahyunugrahartwork.wordpress.com/2012/05/06/apa-kah-logo-itu/

1.1 Jenis Logo

Seiring dengan perkembangan jaman, logo semakin lama semakin jauh dari sifat konvensional. Hal ini membuat tidak adanya istilah yang paling sempurna untuk mewakili anatomi dari jutaan logo yang memiliki beragam variasi yang berbeda-beda. Menurut Alina Wheeler dalam bukunya yang berjudul Designing Brand Identity, membagi logo menjadi beberapa kategori. Namun batasan antar kategori bersifat fleksibel, yang berarti sebuah logo dapat termasuk dalam beberapa kategori sekaligus. Selain Wheeler, dalam bukunya yang berjudul Trademark & Symbols of The World, Yasaburo Kuwayama membagi trademark menjadi 4 jenis menurut segi penampilan fisiknya:

1. Alphabet (berbentuk huruf)

2. Symbols, numbers (lambang dan angka)

3. Concrete forms (bentuk yang serupa dengan objek aslinya) 4. Abstract forms (bentuk abstrak)

Hans Weckerle dalam bukunya Typographer as Analyst, membagi jenis logo ke dalam 9x9 symmetric matrix, yang terdiri dari:

1. Verbal symbol : logotype, abbrevation dan initial 2. Icon : product oriented dan metaphoric


(16)

8 4. Emblem : private dan public

Sedangkan pengklasifikasian Per Mollerup berbeda dan jauh lebih kompleks, karena menurutnya klasifikasi yang ideal harus memiliki perbedaan yang tajam dan jelas antara masing-masing kategori. Dalam bukunya yang berjudul Mark of Excellence, ia mendasari klasifikasinya dari sudut semiotic, logo sebagai sign.Yang berarti logo tidak hanya dilihat dari segi penampilan fisiknya, namun juga dari segi maknanya. Masing-masing klasifikasi tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan terutama jika dilihat dari perkembangan desain logo yang semakin jauh dari sifat konvensional, membutuhkan klasifikasi yang bersifat lebih fleksibel. Sebagai bahan pertimbangan pengkategorian logo, terdapat 2 hal sederhana dan mendasar yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan desain logo:

 Dilihat dari segi konstruksinya, logo pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Picture Mark dan Letter Mark (elemen gambar dan tulisan saling terpisah)

b. Picture Mark sekaligus Letter Mark (bisa disebut gambar, bisa juga disebut tulisan/saling berbaur)

c. Letter Mark (tulisan) saja

 Logo apapun, semua dibentuk dari basic shape / primitive shape atau bentukbentuk dasar. Kemudian beberapa basic shapes, apabila saling bergabung dapat membentuk dua jenis objek yang lebih kompleks yang kita kenal dengan gambar dan huruf (pada logo disebut picture mark dan letter mark).

1.2Tahapan Desain Logo

Pesatnya perkembangan teknologi menimbulkan dampak yang signifikan pada dunia desain, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh dampak positif perkembangan teknologi, desain dimudahkan dalam prosesnya karena teknologi saat ini dapat membantu proses riset hingga finishing sehingga menghemat waktu pengerjaan sebuah desain. Sedangkan dampak negative perkembangan teknologi, banyak pihak yang menganggap dirinya seorang desainer hanya karena dapat menjalankan software yang berhubungan dengan desain seperti


(17)

9

Photoshop. Padahal dalam prakteknya, desain tidak hanya sekedar visual semata karena desain juga mengandung atribut non-fisik seperti emosi, kepribadian, budaya dan lain-lain. Dalam bukunya yang berjudul “Mendesain Logo” (Surianto Ruslan, 2009:2) menjelaskan bahwa:

“Mendesain logo yang efektif sebagai suatu identitas perusahaan bukanlah perkara

yang mudah yang dapat diselesaikan dalam hitungan jam atau hari. Merasa punya bakat dan taste yang baik saja tidaklah cukup. Diperlukan sejumlah tahapan pekerjaan dan pengetahuan pendukung...”

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan sebuah logo memerlukan sebuah riset dan analisa brand yang tepat. Karena pengenalan yang mendalam akan karakteristik sebuah brand menjadi landasan dari rancangan logo sebuah perusahaan. Selain mengenal seluk beluk perusahaan, perancangan sebuah logo juga tidak lepas dari proses pemahaman simbol, yakni karakteristik bentuk, tipografi, pengetahuan tentang gestalt, kecenderungan optis mata manusia, karakteristik warna, pengetahuan tentang media, pengetahuan di bidang produksi cetak dan masih banyak lagi pengetahuan tambahan yang diperlukan. Terdapat beberapa tahapan yang biasa digunakan oleh desainer untuk mendesain sebuah logo. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk memperoleh sebuahdesain logo yang benar-benar menggambarkan entitas dari perusahaan yang bersangkutan. Berikut beberapa tahapan dalam mendesain logo:

a. Riset & Analisa

Tahapan pertama ini dimaksudkan untuk mencari fakta-fakta tentang entitas, termasuk pesaingnya. Contohnya apabila entitas adalah berupa perusahaan, maka yang diriset pertama kali adalah sektor industri, visi, misi, struktur perusahaan, analisis pasar, target group, keunggulan dan kelemahan (analisa S.W.O.T) dan lain-lain. Kemudian setelah itu, memberikan pertanyaan pada perusahaan tentang alasan dan tujuan pembuatan logo. Sebagai contoh pertanyaannya: “Apakah logo ini dibuat untuk logo grup atau anak perusahaan?” atau “Apakah perusahaan hasil merger atau akuisisi?”. Setelah memberikan pertanyaan tersebut, kemudian mengadakan wawancara khusus untuk mendapatkan personality dari brand tersebut, yang dikumpulkan dalam bentuk keywords atau kata-kata kunci. Keseluruhan hasil riset dan anlisa ini dirangkum dalam creative brief yang akan


(18)

10

digunakan untuk tahap berikutnya. Sangat disarankan untuk meriset logo-logo perusahaan lain untuk mengantisipasi kemiripan bentuk. Karena logo yang mirip dengan logo lain, walaupun tidak disengaja akan mempertaruhkan reputasi klien dan desainernya sendiri.

b. Thumbnails

Hasil creative brief kemudian digunakan untuk membuat thumbnails yang merupakan visual brainstorming atau cara pengembangan ide melalui visual berupa sketsa-sketsa kasar pensil atau bolpoin yang dilakukan secara manual. Sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan komputer pada tahap ini. Gregory Thomas dalam bukunya yang berjudul How to Design Logos, Symbols & Icons mengatakan bahwa:

“Desainer pemula seringkali membiarkan teknologimengontrol mereka dari sejak tahap awal menentukan strategi desain. Menurut saya ini adalah suatu kesalahan. Seorang desainer profesional mengerti bahwa strategi desain tidak akan berubah. Apapun software komputer yang digunakan. Karenanya dalam tahap awal membuat logo, seseorang harus konsentrasi menghadapi sendiri tantangan desain itu (bukan menggunakan komputer).”

Karena saat memvisualkan konsep, desainer harus memikirkan hal-hal seperti: Cocok tidaknya dengan pesan yang akan disampaikan, bagaimana melibatkan audience, bagaimana membuatnya menarik, informatif dan mudah diingat. Konsentrasi dalam membuat bentuk visual yang menjawab pertanyaanpertanyaan sehubungan dengan konsep awal brand akan sirna bila desainer sejak awal sudah menggunakan komputer. Karena desainer akan lebih berkonsentrasi pada efek-efek pemanis yang bias dilakukan olehnya. Karena itu sangat disarankan untuk melalui tahapan ini secara manual.

c. Komputer

Beberapa thumbnails yang berpotensi dipilih, dan kemudian dipindahkan ke komputer. Pada tahap ini disarankan menggunakan software yang berbasis vector seperti Adobe Illustrator atau Corel Draw. Melalui komputer, desainer dapat dengan bebas menggunakan efek-efek yang dapat mendukung desain logo yang diinginkan. Dengan mengimprovisasi thumbnail terbaik yang telah dipilih, desainer dituntut untuk mengembangkan logo menjadi lebih baik sehingga menghasilkan desain logo yang diharapkan.


(19)

11 d. Review

Setelah terkumpulnya alternatif desain yang telah di-edit dan dirapikan, tahap selanjutnya adalah mengajukan kepada klien untuk memilih logo yang diinginkan. Pada tahap ini, keikutsertaan klien harus intens bahkan sejak tahap awal, klien harus terus aktif menyediakan data yang diperlukan. Desainer jangan terlalu berharap dalam pengajuan pertama akan langsung terpilih satu kandidat logo. Besar kemungkinan diperlukan paket alternatif kedua, ketiga dan seterusnya. Bila beberapa kandidat logo telah terpilih, akan dipersempit lagi hingga hanya satu logo yang menjadi andalan. Logo itu selanjutnya akan melalui proses finishing sehingga menghasilkan logo yang lebih matang dan layak untuk dipublikasikan.

e. Pendaftaran Merek

Logo yang telah selesai kemudian didaftarkan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual (Dirjen HAKI), Departemen Hukum dan HAM untuk mendapat perlindungan hak dari penggunaan secara tidak sah oleh pihak lain. Proses registrasi ini sebaiknya dimulai sejak saat pengajuan nama merek.

f. Sistem Identitas

Dalam tahap ini desainer menentukan atribut lainnya seperti logo turunan, sistem warna, sistem tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media, dan lain-lain. g. Produksi

Berdasarkan pedoman sistem identitas, berbagai media internal dan eksternal mulai diproduksi menggunakn identitas yang sudah didaftarkan/dipatenkan.

1.3 Kriteria Logo

Mengutip dari buku Mendesain Logo karya Surianton Rustan, logo yang baik secara umum harus mencakup beberapa hal sebagai berikut:

Original dan Destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan dan daya pembeda yang jelas.

Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi, meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.

Simpel atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu relatif singkat.


(20)

12

Memorable, atau cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan dalam waktu yang cukup lama.

Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan, institusi maupun organisasi.

Berdasarkan fungsi awal logo, maka kriteria utama yang tidak dapat dipungkiri adalah logo harus unik sehingga dapat mencerminkan dan mengangkat citra entitasnya sekaligus membedakannya dengan yang lain. Selain itu, logo harus dapat mengakomodasi dinamika yang dialami entitasnya dalam jangka waktu selama mungkin. Artinya logo harus fleksibel sekaligus tahan lama. Namun kriteria ini tidak bersifat kaku, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk berubah di masa depan seiring dengan perkembangan kreativitas dalam dunia desain grafis dan bidang-bidang yang terkait dengannya, seperti teknologi, komunikasi dan lain-lain. Logo yang fleksibel memiliki berbagai versi yang dapat disesuaikan dengan ruang pada media aplikasi yang tersedia. Konsep fleksibilitas tidak hanya ditempuh lewat versi bentuk logo saja, tetapi bisa lewat berbagai cara.

1.4 Tren Logo

1. Negative Space Logo Design

Terkadang, desain logo yang dihiasi dengan unsur-unsur yang rumit tidak membuat desain logo tersebut terlihat indah & elegan. Jadi hanya dengan menambahkan unsur-unsur bermakna sederhana tanpa tambahan ornamen yang kompleks saja desain logo masih dapat terlihat menakjubkan, Negative Space membuat desain logo sederhana & spektakuler pada saat yang sama;


(21)

13

Gambar II.1 Contoh logo yang menggunakan teknik negative space. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

2. Low Polygon Logo Design

Low Polygon banyak digunakan dalam latar belakang dan wallpaper pada tahun 2014. Dan Pada tahun 2015 tehnik ini masih menjadi primadona dikalangan desainer grafis. Teknik ini pada dasarnya berasal dari software 3D seperti C4D, Maya & 3D studio Max. tehnik ini telah menjadi bentuk yang paling terkenal untuk membuat logo serta ikon.

Gambar II.2 Contoh logo low polygon. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png


(22)

14 3. Overlapping Technique Logo Design

Sebuah teknik baru-baru ini diperkenalkan di mana dua elemen desain saling tumpang tindih dengan shading untuk membentuk satu logo yang utuh.

Gambar II.3 Contoh logo overlapping technique. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

4. Bold & Thin line Logo Design

Pen tool digunakan untuk membuat desain logo tersebut dan hasilnya logo jadi terlihat bersih dan rapi. Tren ini juga telah mengambil alih pasar desain ikon juga. Di kabarkan, Apple telah menggunakan tren ini di iOS terbaru.

Gambar II.3 Contoh bold ang thin line logo design. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png


(23)

15 5. Script Logotype Usage

Hal ini pada dasarnya adalah semacam logotype dimana Script font custom digunakan untuk menampilkan logo perusahaan / organisasi.

Gambar II.4 Logo dari perusahaan steven creative consultant Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

6. 3D metal usage in Logo Design

Teknik ini memberikan warna metalik dan efek 3D pada logo, hal ini membuat logo terlihat seperti lambang yang digunakan dalam logo mobil.


(24)

16

Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

7. Hand Lettering & Calligraphy usage in logo design

Style Desain ini sebagian besar digunakan oleh desainer logo untuk tattoo, hotel, kafe & restoran untuk memberikan logo tampilan canggih & profesional.

Gambar II.6 Logo dari rumah makan Charlie harry. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

8. Dynamic Letterpress

Teknik ini digunakan untuk memberikan kedalaman dan beragam tampilan dengan menciptakan efek shading pada desain logo.


(25)

17

Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

9. Gradient Mesh & Linear Technique

Gradasi warna dan Mesh Tools digunakan untuk membuat style logo ini. Teknik ini banyak digunakan untuk perusahaan berbasis web dan aplikasi.

Gambar II.8 Logo yang menggunakan teknik gradient mesh & linear technique. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

10. Vintage Flourish in logo designs

Desain logo semacam ini biasanya dituntut oleh perusahaan pernikahan, fotografer, perusahaan interior dll. Style ini memberikan tampilan Dekoratif pada desain logo.


(26)

18

Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

11. Dual Impact

Style ini membuat logo terlihat memiliki 2 bentuk, yang sebenarnya juga dibuat menggunakan teknik negative space.

Gambar II.10 Contoh logo yang menggunakan teknik dual impact. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

12. Transparent Overlay Logo Design

Dengan Efek Transparan, Tehnik ini mengaabungkan beberapa objek yang menghasilkan bentuk dengan warna yang elegan.


(27)

19

Gambar II.11 Contoh transparent overlay logo design. Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-K5U2j_HJQgw/VLREsuqfu_I/AAAAAAAAAy0/ijCBhrwJO3s/s1600/Trend%2BLogo%2B 2015.png

2. Warna

Disadari atau tidak, warna memainkan peran yang sangat besar dalam pengambilan keputusan saat memilih sebuah merek atau brand. Penelitian yang dilakukan oleh Institute fo Color Research di Amerika menemukan bahwa sesorang dapat mengambil keputusan terhadap orang lain, lingkungan maupun produk dalam waktu hanya 90 detik saja. Dan keputusan tersebut 90%-nya didasari oleh warna. Selain itu, warna juga dapat meningkatkan brand recognition sebanyak 80%, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Loyola, Chicago, Amerika. Karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa pemilihan warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain identitas visual. Untuk itu dibutuhkan riset yang mendalam menyangkut beberapa bidang, antara lain psikologi, budaya dan komunikasi.

Karena warna selalu memiliki pencitraan visual yang akan menimbulkan kesan tersendiri terhadap publik. Secara umum, terdapat dua macam warna pada identitas visual, yaitu warna pada logo dan warna untuk corporate color / warna perusahaan. Ada kalanya corporate color yang digunakan dalam aplikasi-aplikasi desain


(28)

20

menggunakan warna yang sama dengan warna pada logo, namun ada juga yang memperluas jangkauan area warnanya. Memilih warna bagi sebuah identitas bukan berdasarkan selera atau asal tebak, Karena belum tentu warna yang kita sukai adalah yang paling sesuai dengan kepribadian identitas tersebut. Butuh riset yang mendalam akan hal ini, contohnya riset terhadap kepribadian entitas, produk, media, pelanggan dan market / pasar.

Melalui hasil riset tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan, warna apa yang tepat untuk sebuah desain yang komunikatif. Karena, warna dalam sebuah system identitas visual menjadi titik tolak dalam menentukan desain media atau bentuk identitas lainnya. Publik akan lebih mudah mengartikan atau mendefinisikan sebuah brand melalui warna yang dimilikinya. Warna yang berbeda dengan brand lainnya, menjadikan brand tersebut menjadi lebih mudah dikenal dan diingat oleh target audience.

Gambar II.12 Tabel Warna dan Maknanya (Data Pribadi 2015)

3. Tipografi

Terdapat dua macam jenis tipografi yang digunakan dalam sistem identitas visual, yaitu tipografi dalam logo (letter marks) dan tipografi yang digunakan dalam media-media aplikasi logo (corporate typeface / corporate typhography). Karena memiliki fungsi yang berbeda, karakteristik huruf yang digunakan pada letter marks dengan corporate typeface juga berbeda. Misalnya sebuah logo menggunakan jenis huruf Futura, bukan berarti corporate typeface-nya harus menggunakan huruf Futura juga. Pada letter marks, keunikan menjadi hal utama dalam logo, karena itu


(29)

21

jenis huruf yang dipilih harus unik. Biasanya jenis huruf letter marks dirancang khusus atau menggunakan jenis huruf yang sudah ada namun diubah bentuknya. Sedangkan corporate typeface lebih bertujuan untuk menjaga kesatuan desain (unity) antar media-media atau aplikasi desain perusahaan. Selain itu corporate typeface juga memiliki fungsi-fungsi tipografi pada umumnya, yaitu penyampaian informasi yang harus nyaman dibaca dengan segala kriteria-kriterianya (legible, readable dan lain-lain). Corporate typeface banyak menggunakan jenis huruf yang sudah beredar di pasaran, tetapi tidak sedikit perusahaan besar yang merancang sendiri hurufnya. Tujuannya agar sesuai dengan kepribadian entitasnya, mempertahankan keunikan dan konsistensi identitas sampai ke elemen-elemen terkecil. Pemilihan atau penciptaan jenis huruf perusahaan tidak berdasarkan selera atau kesukaan semata. Masing-masing jenis huruf, seperti elemen identitas lainnya, membawa sifat atau kepribadiannya masing-masing. Di negara lain, tidak sedikit lembaga pendidikan yang memiliki jenis hurufnya sendiri. Elemen identitas tersebut selain memperkuat brand, sekaligus berfungsi untuk menjual, juga dapat menimbulkan kebanggaan tersendiri terhadap almamater.

Terdapat fakta menarik seputar jenis huruf yang sangat terkenal dan sering digunakan oleh publik. Jenis huruf ini hampir dapat ditemui di setiap tempat, mulai dari penunjuk jalan, logo perusahaan, hingga di pesawat ruang angkasa. Jenis huruf ini adalah “Helvetica”. Helvetica sangat populer sekaligus menimbulkan banyak pro-kontra di antara para desainer. Contohnya Neville Brody, seorang desainer grafis, typhographer dan art director, pernah mengatakan bahwa Helvetica adalah senjata utama desain. Sedangkan Eric Spiekermann, typhograpgher Jerman mengatakan Helvetica terlalu lazim, membosankan, terlalu sering digunakan dan mencari aman. Berkaitan dengan logo, dimana keunikan menjadi faktor utamanya, menggunakan jenis huruf yang terlalu umum dipakai harus benar-benar diperhitungkan dengan baik.

II.2 Objek Penelitian


(30)

22

Ada satu hal yang mungkin sedikit menjadi teka-teki adalah logo resmi kenegaraan menyambut kemerdekaan sejak 2004 hingga 2014 kali ini. Ada bentuk monoton sehingga ada kesan kurang kreatip dalam membuat logo kenegaraan. Namun sebenarnya ada rahasia dibalik itu semua.

Gambar II.13 Logo Resmi HUT RI sejak tahun 2005 hingga 2012.

Jika diperhatikan ada kesamaan pola sejak HUT RI ke 60 hingga ke 66 yaitu dengan jumlah bendera yang selalu bertambah. Namun pada tahun 2012, banyak yang menebak jumlah benderanya akan menjadi 8. Ternyata jumlahnya hanya tiga tetapi angka 67nya terdiri dari dua jalur. Logo-logo itu memiliki arti khusus sebagai tahun pemerintahan SBY. Tahun 2004 logo dengan satu bendera menunjukkan tahun pertama beliau memimpin usNKRI. Seterusnya hingga tahun 2011, jumlah benderanya bertambah hingga 7 bendera. Tetapi pada tahun 2012 logo ini tidak mengikuti pola jumlah bendera tetapi diganti dengan jumlah pembentuk angka 67 yang terdiri dari dua garis. Artinya tahun ketiga dari masa pemerintahan yang kedua. Tahun 2013 dan 2014 logo resmi kenegaraan meneruskan pola yang baru, seperti dibawah ini. Angka dengan dua garis yang menunjukkan periode kedua Pak SBY. Rahasia logo-logo ini tidak banyak yang menyadarinya. Bagaimanapun ini sebuah kreatifitas.


(31)

23

Gambar II.14 Logo Resmi HUT RI 2013 dan 2014.

II.3 Analisa Masalah

Masalah yang ada dianalisa menggunakan metode pertanyaan Kipling atau yang lebih dikenal dengan 5W+1H (What, who, where, when, why, how).

A. What (Apa)

- Apa yang menjadi persoalan utama?

Penggunaan elemen visual yang cenderung monoton di Logo HUT RI dari tahun 2005 sampai dengan 2014.

- Apa inti masalah dari persoalan tersebut?

Logo HUT RI yang cenderung monoton dari tahun ke tahun. - Apa yang harus dilakukan untuk menangani masalah tersebut?

Merancang Logo baru untuk HUT RI yang ke 70 agar kemonotonan logo HUT RI tidak terus berkelanjutan.

B. Who (Siapa)

- Siapa yang terlibat dan perlu dilibatkan dalam persoalan ini? Masyarakat Indonesia (kalangan remaja yaitu dari usia 19-25 tahun). - Untuk siapa solusi permasalahan ini dibuat?

Khususnya masyarakat Indonesia dari usia 19-25 tahun yang sudah mengerti dan peka dengan adanya Logo HUT RI.

C. When (Kapan)

- Kapan persoalan tersebut muncul?

Ketika kekreatifitasan terbentur oleh aturan pemerintah.


(32)

24

Ketika Negara Indonesia merayakan Kemerdekaannya yang ke 70 yaitu pada tanggal 17 Agustus 2015.

D. Where (Dimana)

- Dimana masalah ini terjadi? Di negara ini, Negara Indonesia.

- Dimana solusi permasalahan tersebut seharusnya diterapkan?

Di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya. Daerah Jawa Barat khususnya. E. Why (Kenapa)

- Kenapa masalah ini timbul?

Banyak yang memprotes Logo HUT RI dari tahun 2005 sampai dengan 2015 itu cenderung monoton.

- Kenapa solusi ini perlu diterapkan?

Agar setiap generasi penerus memilikiantusias dan kreatifitas untuk mendesain logo-logo baru untuk tahun-tahun berikutnya dan agar masyarakat Indonesia tidak bosan melihat logo kemerdekaan Indonesia itu sendiri.

F. How (Bagaimana)

- Bagaimana solusi permasalahan tersebut dibuat?

Logo baru kemerdekaan Indonesia yang ke 70 akan dibuat manual book dengan media penunjang seperti baliho, spanduk, poster, dll.

II.4 Target Audience A. Demografis

- Usia: 19-25 tahun

Pada usia tersebut, masyarakat seharusnya sudah peka akan masalah yang dianggaap tabu seperti logo HUT RI. Hal ini dikarenakan aturan di pemerintahan SBY yang tidak memperkenankan adanya redesign atau mendesain logo baru di setiap tahunnya. Beda dengan di tahun 2015 yang memperkenankan adanya logo baru untuk kemerdekaan Indonesia, bahkan di era pemerintahan Jokowi diadakan sayembara untuk logo baru HUT RI ke 70 dengan #GerakanAyoKerja.

- Jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan

Dalam lingkup pendidikan, baik pada acuan kurikulum tidak ada pembedaan bobot suatu mata pelajaran antara laki-laki dan perempuan.


(33)

25 - Pekerjaan: Mahasiswa (semester 1-8)

Pada jaman digital seperti ini, mahasiswa suka cenderung dengan hal-hal baru dan tidak sedikit mahasiswa yang tertarik dengan adanya perubahan. Sehingga memungkinkan logo baru kemerdekaan Indonesia bias mudah terlaksana.

B. Psikografis

- Seluruh masyarakat Indonesia yang sudah peka akan masalah Logo HUT RI. C. Geografis

- Wilayah Jawa Barat khususnya, umumnya seluruh wilayah Indonesia. Logo HUT RI tidak hanya di tujukan untuk segabian wilayah Indonesia saja. oleh karena itu, perancangan ini ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia.

II.5 Resume

Dari analisa yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa media penyampaian pesan yang efektif dan menarik tentang tentang Logo HUT RI sangat diperlukan untuk masyarakat Indonesia guna meningkatkan kreatifitas bangsa Indonesia. Dalam hal ini media-media penunjang seperti baliho, buku, spanduk, dll sangat diperlukan. Perancangan logo baru kemerdekaan Indonesia dikemas menjadi manual book yang isinya tentang perancangan logo HUT RI dari mulai warna, tipografi, system garida, promosi, dll. Masyarakat akan disuguhkan logo baru yang lebih variatif dan berbeda dengan logo-logo yang lama, dan tidak monoton sehingga dapat memicu kreatifitas masyarakay Indonesia


(34)

26 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Dalam perancangan identitas dibutuhkan strategi yang tepat agar dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan tepat sasaran tentunya. Strategi yang baik dalam mendesain identitas ulang tahun Indonesia yaitu menggunakan logo yang modern serta minimalis agar logo fleksibel dan tahan lama mengikuti arus perkembangan desain logo. Perancangan logo HUT RI ke 70 diharapkan pesan yang disampaikan dapat mencerminkan perkembangan sistem yang ada di Negara Indonesia, serta dapat memperbaiki citra Indonesia dimata masyarakat Negara Indonesia itu sendiri.

III.1.1 Strategi Komunikasi

Komunikasi yang akan disampaikan kepada masyarakat adalah membangun citra Negara Republik Indonesia melalui identitas logo yang kuat serta fleksibel sehingga hubungandengan audience menjadi lebih efektif. Dengan logo yang ideal, secara keseluruhan merupakan suatu instrumen rasa harga diri, kebanggaan dan nilai-nilai yang mampu mewujudkan citra positif yaitu menjadi Negara yang pebnuh semangat dan kreatifitas. Pada akhirnya adalah refleksi citra Negara yang disimbolisasikan serta direspresentasikan secara utuh dan total.

III.1.2 Tujuan Komunikasi

Perancangan identitas visual HUT Republik Indonesia bertujuan untuk membangun citra yang kuat di mata masyarakat Indonesia sesuai visi dan misinya.

III.1.3 Pendekatan Komunikasi Pendekatan Verbal

Strategi pendekatan verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang mudah dimengerti oleh target audience serta menggunakan kalimat yang memicu motivasi dan semangat patriotik, itu disebabkan karena target yang di angkat adalah orang-orang yang berusia 19 tahun hingga sekitar usia 27 tahun (remaja akhir).


(35)

27

Penggunaan Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai penjelasan dan melengkapi visual pada buku agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target audience sehingga komunikasi yang disampaikan lebih efektif dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Pendekatan Visual

Visual dari logo ini disesuaikan dengan karakter kalangan remaja usia 19 tahun hingga sekitar usia 27 tahun agar memiliki rasa kebangsaan yang tinggi yaitu visual yang cenderung simple dan elegan.

III.1.4 Materi Pesan

Menampilkan Logo baru HUT RI yang ke 70 yang sangat berbeda dengan logo-logo sebelumnya di pemertintahan Susilo Bambang Yudoyono. Logo baru ini juga tidak hanya untuk memeriahkan acara kemeredekaan Indonesia saja, tetapi terdapat pesan moral agar masyarakat Indonesia khususnya anak muda mempunyai semangat kemerdekaan.

III.1.5 Gaya Bahasa

Tarigan (1985:5) mengemukakan gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan dengan jalan memperbandingkan sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Penggunaan gaya bahasa yang dipilih dalam perancangan logo ini adalah gaya bahasa yang resmi atau gaya bahasa patriotik dan informatif agar sesuai dan mudah dimengerti oleh target audience, karena target yang dipilih adalah masyrakat kalangan remaja akhir yang sikapnya sendiri lebih menyukai sesuatu yang simpel.

III.1.6 Khalayak Sasaran Perancangan A. Consumer Insight

Pria atau wanita yang berumur kisaran 19 hingga 27 tahun seorang mahasiswa dan pegawai kantor yang baik negeri maupun swasta, dan pengusaha muda. Sering menghabiskan waktunya di depan komputer dan berjalan-jalan di mall saat liburan, serta berpenampilan rapih baik dalam keadaan santai ataupun bekerja.


(36)

28 B. Consumer Journey

Tabel III.1 Tabel Distribusi media (Data Pribadi 2015) Waktu Aktifitas

Konsumen

Tempat Point Of Contact

04.30 05.00 05.30 05.50 06.00 Bangun Tidur Mandi Siap-Siap Sarapan Berangkat Kamar Tidur Kamar Mandi Kamar Tidur Ruang Makan Jalan

Kasur, Bantal, Guling, Selimut, Meja Rias, Lemari Baju, Jam Alarm

Shower, Bak Mandi, Air, Sabun, Sikat Gigi, Pasta Gigi, Cermin

Cermin, Baju, Minyak Wangi, Tas/Koper, Sepatu

Gelas, susu, kopi, piring, roti, nasi, meja makan, kursi, serbet, sendok, garpu.

Mobil, Motor, Jalan Raya,


(37)

29 07.30 10.00 12.30 14.00 15.30 Tiba Di Kantor/Sekolah/ Kuliah Rapat Istirahat Masuk Kerja Lagi Pulang Kerja Kantor Ruang Rapat Kantin Kantor Jalan

Tukang Koran, Musik, Radio.

Komputer, Laptop, Meja Kerja, Kursi, Map, Alat Tulis Kantor, Telepon, Gelas Minum.

Proyektor, Meja, Laptop, Rekan Kerja, Air Minum.

Handphone, Makanan,

Minuman, Meja Kantin, Penjual Makanan, Rekan Kerja, Rokok, Tablet, Toilet, Media Sosial. Komputer, Laptop, Berkas/Arsip, Kopi/Teh, Telepon

Mobil, Musik, Radio, Lampu


(38)

30 18.00 19.00 21.50 22.00 Sampai Dirumah Rapat Karang Taruna Siap-siap Tidur Tidur Rumah Ruang rapat Kamar Mandi/Kamar Tidur Kamar Tidur Merah, Pedagang Asongan, Jalanan.

Sofa, Televisi, Teh Manis, Handphone, Keluarga.

Kursi, Meja, Handphone, Proyektor, Laptop Pekerjaan.

Pencuci Muka, Pakaian Tidur, Kasur, Selimut, TV.

Kasur, Bantal, Guling, Selimut, TV, Lampu.

III.1.7 Strategi Kreatif

Untuk menyampaikan identitas visual HUT RI yang lebih baik, maka perlu beberapa hal yang harus menjadi pusat perhatian pada logo tersebut, yaitu:

- Logo mampu memberikan dan menyampaikan esensi dari visi misi Negara Indonesia serta membangun citra di mata masyarakat.


(39)

31

- Identitas visual logo HUT RI mencerminkan Negara yang kreatif, inovatif, serta diharapkan menjadi semangat bagi masyarakat Indonesia diutamakan dengan menggunakan bentuk-bentuk yang tampil dinamis, berkembang, pembauran, dan tidak kaku.

- Digunakan bentuk logo yang membentuk garuda dan kobaran api agar mengesankan semangat yang membara dan berkembang serta menjadikan logo HUT RI ke 70 logo yang modern dan minimalis agar fleksibel dan tahan lama dalam mengikuti perkembangan logo.

- Memberikan kesan flexibel dan sederhana. sehingga logo akan lebih mudah mengikuti perubahan dalam perkembangan jaman.

- Pengaplikasian logo pada media-media pendukung seperti sign building, stationery, serta gimmick dapat menjagakonsistensi logo serta secara tidak langsung sebagai media promosi.

- Agar lebih baik, maka contoh logo-logo HUT dari Negara lain perlu juga di tamping untuk referensi logo, berikut adalah contoh logo HUT Negara lain :

Ini adalah logo Negara Malaysia ketika berusia 50 tahun

Gambar 3.1 Logo HUT Malaysia http://www.exonumi.com/id.1.39.BN.f.f.b.jpeg


(40)

32

Gambar 3.2 Contoh logo HUT Kanada

http://fontsinuse.com/uses/5468/canada-150th-anniversary-logo-by-brooke-henne.jpeg Ini adalah logo Negara Nigeria ketika berusia 100 tahun

Gambar 3.3 Contoh logo HUT Nigeria

http://www.nairaland.com/376724/nigeria-50th-anniversary-logo-competition.jpeg

Ini adalah logo Negara Panama ketika berusia 100 tahun

Gambar III.4 Contoh logo HUT Panama


(41)

33

Gambar III.5 Referensi Logo HUT RI

https://www.behance.net/gallery/19058935/Logo-Anniversary-Indonesia-69

III.1.8 Strategi Media

a. Media Utama

Media poster dipilih atas dasar pemikiran bahwa poster adalah media informasi yang sangat flexibel, selain di media cetak poster juga akan disebar di media online seperti instagram. Pemilihan media poster di media cetak dan media online terkait dengan target audience yaitu kalangan remaja akhir. Remaja tingkat akhir cenderung sering membuka instagram. Poster, Iklan display yang dicetak pada kertas. Akan ditempel di kantor, supermarket dan tempat-tempat target audience melakukan kegiatan sehari.

b. Media Pendukung

Dalam menunjang media utama tadi, dibutuhkan beberapa media pendukung yang berfungsi untuk mempromosikan media utama dan biasanya dikemas secara menarik dan penempatan maupun penggunaannya strategis yang nantinyadapat menarik minat dari target market yang hendak disasar.

Media-media tersebut diantaranya:  Sticker

Media stiker akan diberikan kepada para pengunjung secara cuma-cuma, dengan tujuan ketika sticker ini setelah di tempel di suatu tempat, orang yang melihatnya akan ingat logo yang akan dibuat.


(42)

34

Media gantungan kunci akan diberikan kepada para pengunjung secara cuma-cuma, dengan tujuan ketika gantungan ini di pakai pada sebuah kunci orang yang menggunakan kunci tersebut akan ingat logo ini.

 Amplop

Media Amplop akan di perjual belikan sesuai dengan acara 17-an yang biasa di selenggarakan setiap tahunnya, media amplop dipergunakan untuk memeriahkan acara kemerdekaan.

T-Shirt

Selain stiker dan gantungan kunci t-shirt juga adalah media yang efektid untuk mengingat logo HUT RI ke 70.

Tote Bag

Tote bag dipilih karena kalangan remaja saat ini sering memakai tote bag oleh karena itu, pemilihan media ini sangat efektif untuk mengingat logo HUT RI.

III.1.9 Distribusi dan waktu Penyebaran Media.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi maka dalam pemilihan media diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah dan menjawab permasalahan.

 Poster, Poster, Poster ditempatkan di beberapa titik seperti di sekolah, kawasan kampus, dan ruang publik seperti halte dan di dekat trotoar.

Instagram, ditujukan untuk Netizen khususnya remaja yang sering membuka sosial media instagram.

 Stiker, sebuah gimmick jika audiens membeli T-shirt.

 Gantungan kunci, sebuah gimmick jika audiens membeli Totebag.  Amplop, ditempatkan di warung-wwarung untuk diperjual belikan.

T-shirt, t-shirt juga akan di salurkan di distro-distro khususnya distro yang menjual pernak-pernik khas Indonesia.

Totebag, juga akan di salurkan di distro-distro khususnya distro yang menjual pernak-pernik khas Indonesia


(43)

35

Tabel III.6 Tabel Penyebaran media (Data Pribadi 2015)

III.2 Konsep Visual

Dalam perancangan logo ulang tahun Negara ini dilakukan proses pemetaan dari visi, misi, dan studi fakta yang terjadi di Negara Indonesia, sehingga dapat mempermudah proses pengerjaan identitas visual logo. Visual yang akan dibentuk yaitu visual angka 70 yang menggambarkan garuda sebagai lambang Negara Indonesia dan kobaran api yang mengesankan semangat pada masyarakat Indonesia.

III.2.1 Pendekatan Visual

Secara keseluruhan identitas visual yang akan ditampilkan pada perancangan identitas visual adalah berupa logo dengan visual yang telah terkonsep.

a. Studi Visual

Angka 70 yang melambangkan umur kemerdekaan Indonesia semenjak dijajah oleh Negara Belanda dan Jepang, angka 7 yang membentuk kepala garuda yang melambagkan Negara Indonesia karena garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik dan dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang


(44)

36

pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil. Dan angka 0 yang membentuk kobaran api dengan harapan masyarakat Indonesia mempunyai semangat yang membara seperti api.

- Penuh percaya diri, energik dan dinamis

Dilambangkan oleh burung garuda yang sesuai degan lambang Negara Indonesia.

Gambar III.7 Studi visual garuda

(Sumber:https://setucom.files.wordpress.com/2011/06/garuda-gede-gagah-ganteng-indonesia-45.jpeg)

- Semangat

Diharapkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang mempunyai semangat para pahlawan terdahulu untuk menjadikan Indonesia lebih maju.

Gambar III.8 Studi visual api

(Sumber: http://gaulfresh.com/wp-content/uploads/2015/04/gambar-api.jpg)

b. Logogram

Visual mengacu pada visi dan misi Indonesia berdasarkan Pancasila serta fakta yang terjadi di Negara Indonesia, dimana visual membentuk dari emoat kata kunci yang telah didapat. Maka identitas visual harus menyimbolkan suatu identitas suatu Negara yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dinamis, enerjik serta memiliki semangat kemerdekaan yang tinggi.


(45)

37

Gambar III.9 Logogram (Data Pribadi 2015)

- Angka 70 melambangkan umur kemerdekaan Indonesia semenjak dijajah oleh Negara Belanda dan Jepang.

- Kepala garuda mencerminkan identitas Negara Indonesia itu sendiri yang memiliki arti burung yang penuh percaya diri, energik dan dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil.

- Sedangkan kobaran api yang membentuk angka nol di logo HUT RI itu melambangkan semangat kemerdekaan Indonesia.

c. Logotype

Logotype sendiri dibuat mengacu pada citra Negara Indonesia itu sendiri dan mengacu untuk remaja sesuai dengan target audiens yaitu berupaya lebih percaya diri yang tinggi, dinamis, enerjik serta memiliki semangat kemerdekaan yang tinggi.

Gambar III.10 Logotype (Data Pribadi 2015)


(46)

38 d. Huruf

Jenis huruf yang digunakan adalah BEBAS NEUE yaitu type huruf yang mempunyai kesan elegan, jenis huruf ini disesuaikan dengan target audiens.

Gambar III.11 font BEBAS NEUE (Data Pribadi 2015) e. Warna

Konsep yang dipilih dalam perancangan logo ini adalah mengikuti warna bendera Negara Indonesia, yaitu putih yang melambangkan kesucian atau bersih dari segala hal yang sifatnya negatif seperti korupsi yang ada di huruf HUTRI sedangkan kepala garuda dan nol diwarnai merah yang berarti berani dan menguatkan kesan api itu sendiri.

Gambar III.12 Warna Logo (Data Pribadi 2015)

 Warna dasar utama adalah merah yang didukung oleh warna putih yang terdapat pada kata HUTRI. Dua warna dipilih diadopsi dari bendera Negara Indonesia serta untuk mendukung dan menonjolkan seluruh warna sebagai satu kesatuan.  Red di adopsi dari bendera Negara Indonesia itu sendiri yang sesuai dengan sejarah yang diambil dari warna kerajaan majapahit melambangkan keberanian.


(47)

39

Warna yang paling dominan adalah merah. Warna yang menunjukan semangat untuk menyambut kemerdekaan Indonesia yang ke 70. Warna berikutnya ada warna putih, warna putih dipilih untuk mengesankan Negara Indonesia itu sendiri.

III.2.2 Hasil Akhir Logo 1. Logo Utama

Logo utama HUT RI yang ke 70 melambangkan semangat untuk menyambut kemerdekaan Indonesia yang ke 70 tahun. Logo ini terdiri dari logotype “HUTRI” serta logogram di sampingnya.

Gambar III.13 Logo Utama (Data Pribadi 2015)

2. Ukuran Logo

Persyaratan logo manapun adalah logo harus mampu dilihat dengan jelas. Pembesaran logo dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Ketentuan untuk pengecilan logo yaitu dilarang menampilkan logo lebih lebih kecil dari ukuran 15mm dalam situasi apapun.


(48)

40

(Data Pribadi 2015)

3. Zona Batas Logo

Zona yang bersih atau kosong diciptakan untuk memastikan logo selalu menonjol

dan tampak jelas. Ruangan yang kosong diukur dengan ‘O’ . Lebih banyak ruangan

kosong di sekitar logo akan lebih menonjol pulapenampilannya dibandingkan elemen gambar atau grafik lainnya.

Gambar III.15 Zona Batas Logo (Data Pribadi 2015)

4. Positif dan Diapositif

Untuk penerapan tertentu seperti media satu warna dan desain grafis, gunakanlah logo dengan satu warna. Penggunaan monokromatik logo HUT RI ke 70 adalah menampilkan logo dengan satu warna hitam dengan latar belakang putih atau sebaliknya.

Gambar III.16 Positif dan Diapositif (Data Pribadi)


(49)

41 5. Logo pada Background warna

Pada background berwarna zona batas harus tetap diterapkan guna menjaga konsistensi logo.

Gambar III.17 Positif dan Diapositif (Data Pribadi)

6. Elemen Visual

Untuk kepentingan media lain yang perlu menggunakan elemen visual diperlukan pemotongan logo yang telah diatur yaitu memotong dua sisi dari empat sisi logogram agar kelima warna logo gram masih bisa terlihat.

Gambar III.18 Elemen Visual (Data Pribadi)


(50)

42 III.2.3 Transisi Logo

Logo baru sangat jauh berbeda dengan logo HUT RI di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono, dimulai dari bentuk, warna serta tipografi. Ini diharapkan logo baru dapat merubah persepsi audience terhadap logo tersebut, yang semula sebagian audience berasumsi bahwalogo HUT RI di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono itu monoton. Adapun dari segi visual yang sebelumnya terdapat jumlah bendera yang melambangkan masa kekuasaan Susilo Bambang Yudoyono di Indonesia di hilangkan agar lebih efektif dan lebih kekinian. Dari segi warna tidak ada perbedaan yang signifikan tetap memakai warna merah dan putih untuk dasar logo untuk yang diadopsi dari warna bendera Indonesia, lambang garuda dipilih untuk menunjukan kebanggaan terhadap Negara Indonesia dan visual api dipilih untuk menambah kesan semangat anak muda.

III.2.4 Konsistensi Logo

Konsistensi sebuah logo harus dijaga, sebab dengan konsistensinya sebuah logo maka nilai-nilai sebuah logo tidak akan berubah.

 Aturan grid system akan membantu logo HUT RI menjaga brand-nya tetap konsistensi. Untuk keperluan scaling dan resizing diharuskan menggunakan ketentuan pada grid system.


(51)

43

Gambar III.19 Grid System (Data Pribadi)

 Pada setiap media pendukung logo diharuskan selalu muncul di tengah bagian atas, tengah bagian bawah serta tengah-tengah media.

Gambar III.20 Layout Logo pada Media (Data Pribadi)


(52)

44 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Teknis Produksi

Proses produksi media akan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: a. Tahap Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan konsep dari tujuan perancangan dan strategi perancangan maka selanjutnya adalah mengumpulkan data pendukung yang akan dimuat di media, seperti data berupa gambar, foto, tulisan/font, logo serta referensi dari internet dan buku.

b. Tahap Perancangan

Tahapan perancangan ini adalah tahapan yang paling kursial untuk mewujudkan media-media penunjang logo HUT RI ke 70. Proses pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan beberapa data dan gambar atau foto. Tahap selanjutnya yaitu mengatur layout media, mengabungakan beberapa logo HUT RI sebagai background, penambahan tulisan untuk mendukung logo itu sendiri. Tahapan terakhir adalah tahapan finishing yaitu tahapan dimana softcopy media yang telah selesai dirancang dan akan disempurnakan sebagai media utama ataupun sebagai media pendukung.

c. Tahap Cetak

Tahapan cetak adalah proses perwujudan media yang sebelumnya berupa softcopy lalu akan dicetak sesuai dengan keperluannya hingga menjadi benda asli (hardcopy) seperti poster, baliho, dan kebutuhan media yang akan dicetak lainnya.


(53)

45 IV.2 Media Utama

Media utama yang digunakan adalah IV.2.1 Poster

Gambar IV.1. Tampilan Desain Poster (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : 42 cm x 29,7 cm Bahan : Art paper 80 gr

Teknik : Digital Print

Media poster ini menampilkan informasi mengenai logo baru untuk dirgahayu Indonesia ke 70 yang akan dilakukan dan poster ini akan ditempatkan di pusat keramaian seperti di kantor, lalu lintas dan tempat-tempat orang dewasa melakukan kegiatan sehari-harinya.


(54)

46 IV.3 Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan adalah IV.3.1 Amplop

Gambar IV.2 Tampilan Desain Amplop (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : 23 cm x 11 cm Bahan : HVS

Teknik : Digital Print

Media Amplop akan di perjual belikan sesuai dengan acara 17-an yang biasa di selenggarakan setiap tahunnya, media amplop dipergunakan untuk memeriahkan acara kemerdekaan.


(55)

47 IV.3.2 Stiker

Gambar IV.3 Tampilan Desain Stiker (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : 2 cm x 8 cm ; 3 cm x 8 cm. Bahan : Sticker Carbon

Teknik : Digital Print

Media Sticker adalah media yang biasanya digunakan untuk pengingat informasi penting. Stiker yang dapat ditempel dimana-mana ini diharapkan dapat mengingatkan khalayak sasaran mengenai logo HUT RI ini.


(56)

48 IV.3.3 Gantungan Kunci

Gambar IV.4 Tampilan Desain Gantungan Kunci (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : 5 cm x 5 cm Bahan : Plastic

Teknik : Digital Print

Media gantungan kunci bertujuan ketika gantungan ini di pakai pada sebuah kunci orang yang menggunakan kunci tersebut akan ingat dengan logo ini.


(57)

49 IV.3.4 T-Shirt

Gambar IV.5. Tampilan Desain T-shirt (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : M, L, XL Bahan : Cotton

Teknik : Digital Print

Media baju akan diperjual belikan dengan desain yang mengikuti perkembangan zaman, masyarakat Indonesia khususnya anak muda akan membeli baju ini dan bertujuan untuk lebih memeriahkan acara 17-an.


(58)

50 IV.3.5 Tote Bag

Gambar IV.6 Tampilan Desain ToteBag (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : 34 cm x 37 cm Bahan : Kain Blacu

Teknik : Digital Print

Tote bag akhir-akhir ini sedang mewabah dikalangan remaja, maka dari itu pemilihan media tote bag bertujuan agar masyarakat khususnya remaja 19-25 tahun tertarik untuk membeli tote bag ini.


(59)

51 IV.3.6 Instagram

Gambar IV.7 Tampilan Instagram (Sumber: Data Pribadi)

Selain media cetak karena target audiens berkisar umur 19-25 tahun lebih sering membuka media sosial terutama instagram, maka media aplikasi di instagram juga dibutuhkan untuk mengenalkan logo baru HUT RI ini.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Ruslan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama. Thomas, Gregory. (2000). How to Design Logos, Symbols & Icons.

Aji Supeno Bagus Syam, 2011, Tipografi dalam desain logo http://pembuatanlogo.com/tipografi-desain-logo/

Nugraha, Wahyu. (2009). Apakah logo itu, tersedia di https://wahyunugrahartwork.wordpress.com/2012/05/06/apa-kah-logo-itu/.

Ramadha, Dhany. (2009). Pengertian Brand Equity, tersedia di https://dhanyramadha.wordpress.com/tag/brand-equity/.

Soelaeman,, Mufarid. (2014). Tren Desain Logo di tahun 2015, tersedia di http://www.jagodesain.com/2015/01/12-trend-desain-logo-2015.

Farid, M. (2015). Kualitas Produk Iklan dan Brand Awerness, tersedia di http://y-


(61)

(62)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alfri Fahreza

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 18 Mei 1993 Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Asal : Komplek Griya Bandung Indah, Ciwastra Alamat Domisili : Komplek Griya Bandung Indah, Ciwastra

Telpon/HP : 022-7532854

Riwayat Pendidikan

 1999 – 2005 : SDN Pasir Pogor Bandung  2005 – 2008 : SMP Al-ma’soem Rancaekek  2008 – 2011 : SMK Medikacom Bandung

 2011 - 2015 : Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Pengalaman Kerja :

 Praktek Kerja Lapangan di PT.Gratika (2010)


(1)

49 IV.3.4 T-Shirt

Gambar IV.5. Tampilan Desain T-shirt (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : M, L, XL Bahan : Cotton

Teknik : Digital Print

Media baju akan diperjual belikan dengan desain yang mengikuti perkembangan zaman, masyarakat Indonesia khususnya anak muda akan membeli baju ini dan bertujuan untuk lebih memeriahkan acara 17-an.


(2)

50 IV.3.5 Tote Bag

Gambar IV.6 Tampilan Desain ToteBag (Sumber: Data Pribadi)

Ukuran Media : 34 cm x 37 cm Bahan : Kain Blacu

Teknik : Digital Print

Tote bag akhir-akhir ini sedang mewabah dikalangan remaja, maka dari itu pemilihan media tote bag bertujuan agar masyarakat khususnya remaja 19-25 tahun tertarik untuk membeli tote bag ini.


(3)

51 IV.3.6 Instagram

Gambar IV.7 Tampilan Instagram (Sumber: Data Pribadi)

Selain media cetak karena target audiens berkisar umur 19-25 tahun lebih sering membuka media sosial terutama instagram, maka media aplikasi di instagram juga dibutuhkan untuk mengenalkan logo baru HUT RI ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ruslan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama. Thomas, Gregory. (2000). How to Design Logos, Symbols & Icons.

Aji Supeno Bagus Syam, 2011, Tipografi dalam desain logo http://pembuatanlogo.com/tipografi-desain-logo/

Nugraha, Wahyu. (2009). Apakah logo itu, tersedia di

https://wahyunugrahartwork.wordpress.com/2012/05/06/apa-kah-logo-itu/.

Ramadha, Dhany. (2009). Pengertian Brand Equity, tersedia di https://dhanyramadha.wordpress.com/tag/brand-equity/.

Soelaeman,, Mufarid. (2014). Tren Desain Logo di tahun 2015, tersedia di http://www.jagodesain.com/2015/01/12-trend-desain-logo-2015.

Farid, M. (2015). Kualitas Produk Iklan dan Brand Awerness, tersedia di http://y-


(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alfri Fahreza

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 18 Mei 1993

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat Asal : Komplek Griya Bandung Indah, Ciwastra Alamat Domisili : Komplek Griya Bandung Indah, Ciwastra

Telpon/HP : 022-7532854

Riwayat Pendidikan

 1999 – 2005 : SDN Pasir Pogor Bandung  2005 – 2008 : SMP Al-ma’soem Rancaekek  2008 – 2011 : SMK Medikacom Bandung

 2011 - 2015 : Universitas Komputer Indonesia, Bandung Pengalaman Kerja :

 Praktek Kerja Lapangan di PT.Gratika (2010)