Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 30 No. 1 Januari 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
112
1 Penilaian Diri
2 Pengelolaan Berdasarkan Tujuan
3 Penilaian Psikologis
4 Pusat-pusat Penelitian.
Mangkuprawira, 2004:238
5. Hubungan antara Teori Hierarki Kebutuhan
Maslow dengan Prestasi Kerja Karyawan
Hubungan antara motivasi kerja karyawan dan prestasi kerja karyawan adalah suatu hal yang positif
untuk meningkatkan motivasi sehingga akan menghasilkan lebih banyak usaha dan prestasi yang
lebih
baik. Partisipasi
karyawan dapat
memaksimalkan kinerjanya apabila ada dorongan atau motivasi yang terdapat pada diri karyawan
tersebut. Karyawan yang mendapatkan motivasi kuat, maka kinerjanya akan menjadi lebih baik.
Begitu juga sebaliknya apabila motivasi kerja karyawan itu rendah, maka kinerjanya juga akan
cenderung lebih rendah karena kurangnya semangat dalam
melakukan pekerjaannya.
Amstrong, 1999:65
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan
explanatory research
dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi yang terdapat pada PT. Asuransi Jiwasraya
Persero Malang Regional
Office
adalah 54 orang. Oleh karena itu sampel yang digunakan dalam
penelitian juga berjumlah 54 orang dikarenakan jumlah populasi kurang dari 100 orang. Metode
pengolahan data yang digunakan yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang nantinya akan diisi
oleh responden serta dengan mencatat dokumen dari perusahaan yang berkaitan dengan karyawan yang
juga menjadi perhatian dalam penelitian ini.
Teknik analisis data yang digunakan ada 2 macam, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis
statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Sedangkan analisis statistik
inferensial
merupakan teknik
statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, meliputi uji
asumsi klasik yang terdiri dari: heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan linearitas, serta analisis regresi
liniere berganda. Digunakan juga Uji T untuk pengujian secara parsial dan Uji f untuk pengujian
secara simultan.
Uji Asumsi Klasik 1.
Heteroskedastisitas
Gambar 1. Grafik
Scatterplot
Sumber: Data primer diolah, 2014 Berdasarkan grafik
Scatterplot
pada gambar 1 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi
prestasi kerja
karyawan dapat
dipengaruhi oleh kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
2. Multikolinearitas
Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas
Model Sig.
VIF 1 Constant
,117 Kebutuhan Fisiologis
,040 Kebutuhan Keamanan
,021 Kebutuhan Sosial
,001 Kebutuhan Penghargaan
,003 Kebutuhan Aktualisasi Diri
,000 Sumber: Data primer diolah, 2014
Ada banyak cara untuk menentukan apakah suatu model memiliki gelaja Multikolinearitas, salah
satu uji yang dipakai yaitu uji VIF. Cara ini sangat mudah, yaitu dengan melihat apakah nilai VIF
masing-masing variable lebih besar daripada 10, maka diindikasikan model tersebut memiliki gejala
Multikolinearitas. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak memiliki gejala multikolinearitas.
Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 30 No. 1 Januari 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
113
Tabel 2. Hasil Uji Linearitas
No Hubungan Variabel
Sig F Ket
1 Keb. fisisologis terhadap
prestasi kerja karyawan 0,000
Linier 2
Keb. keamanan terhadap prestasi kerja karyawan
0,000 Linier
3 Keb. sosial terhadap prestasi
kerja karyawan 0,000
Linier 4
Keb. penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan
0,001 Linier
5 Keb. aktualisasi diri
terhadap prestasi kerja karyawan
0,000 Linier
Sumber: Data primer diolah, 2014 Hasil pengujian linieritas hubungan antar
variabel menunjukkan bahwa adanya hubungan secara linier dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Perolehan signifikansi F yang lebih kecil dari 0,05 dari masing-masing
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat menunjukkan bahwa hubungan kebutuhan
fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri dengan prestasi kerja karyawan
adalah linier. Hasil ini menunjukkan bahwa masing- masing variabel tersebut memenuhi persyaratan
untuk analisis regresi berganda, yaitu adanya hubungan secara linier.
B.
Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel Koef
Regre si B
Sig. Ket.
Terikat Bebas
Prestas i Kerja
Karya wan
Y K. Fisiologis
X1 0,164
0,040 Signifikan
K. Keamanan X2
0,170 0,021
Signifikan K. Sosial X3
0,208 0,001
Signifikan K. Penghargaan
X4 0,181
0,003 Signifikan
K. Akt. Diri X5 0,229
0,000 Signifikan
Constant R
R Square
Adjusted R Square
Sig. F
N = 0,458
= 0,903 = 0,815
= 0,796 = 0,000
= 0,05 = 54
Sumber: Data primer diolah, 2014 Koefisien regresi kebutuhan fisiologis b
1
sebesar 0,164, menunjukkan besarnya pengaruh kebutuhan fisiologis
terhadap prestasi kerja karyawan, koefisien regresi bertanda positif
menunjukkan kebutuhan fisiologis berpengaruh searah terhadap prestasi kerja karyawan, yang berarti
setiap peningkatan kebutuhan fisiologis akan menyebabkan peningkatan prestasi kerja karyawan.
Selanjutnya koefisien regresi kebutuhan keamanan b
2
sebesar 0,170, menunjukkan besarnya pengaruh kebutuhan keamanan terhadap prestasi
kerja karyawan, koefisien regresi bertanda positif menunjukkan kebutuhan keamanan berpengaruh
searah terhadap prestasi kerja karyawan, yang berarti setiap peningkatan kebutuhan keamanan akan
menyebabkan peningkatan prestasi kerja karyawan.
Koefisien regresi kebutuhan sosial b
3
sebesar 0,208, menunjukkan besarnya pengaruh kebutuhan sosial terhadap prestasi kerja karyawan,
koefisien regresi bertanda positif menunjukkan kebutuhan sosial berpengaruh searah terhadap
prestasi kerja karyawan, yang berarti setiap peningkatan kebutuhan sosial akan menyebabkan
peningkatan prestasi kerja karyawan.
Koefisien regresi kebutuhan penghargaan b
4
sebesar 0,181, menunjukkan besarnya pengaruh kebutuhan penghargaan terhadap prestasi kerja
karyawan, koefisien regresi bertanda positif menunjukkan kebutuhan penghargaan berpengaruh
searah terhadap prestasi kerja karyawan, yang berarti setiap peningkatan kebutuhan penghargaan akan
menyebabkan peningkatan prestasi kerja karyawan.
Teakhir untuk koefisien regresi kebutuhan aktualisasi diri b
5
sebesar 0,229, menunjukkan besarnya pengaruh kebutuhan aktualisasi diri
terhadap prestasi kerja karyawan, koefisien regresi bertanda positif menunjukkan kebutuhan aktualisasi
diri berpengaruh searah terhadap prestasi kerja karyawan. Hal ini berarti setiap peningkatan
kebutuhan aktualisasi diri akan menyebabkan peningkatan prestasi kerja karyawan.
Koefisien korelasi R sebesar 0,903; menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat
antara kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan
kebutuhan aktualisasi diri
terhadap prestasi kerja sebesar 90,2. Hasil analisis regresi linier berganda
di atas, dapat diketahui nilai koefisien determinasi
R square
sebesar 0,815. Angka ini menunjukkan bahwa variabel kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keamanan, kebutuhan
sosial, kebutuhan
Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 30 No. 1 Januari 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
114
C. Uji Hipotesis