Pendapatan Negara dan Hibah

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 6 Uraian Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 PIUTANG JANGKA PANJANG C.3 Tagihan Tuntutan PerbendaharaanTuntutan Ganti Rugi C.3.1 328.355.976 412.578.733 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - TPTGR C.3.2 328.355.976 16.085.073 Jumlah Piutang Jangka Panjang 396.493.660 ASET LAINNYA C.4 Aset Tak Berwujud C.4.1 2.585.368.604.956 2.130.288.135.264 Aset Tak Berwujud Badan Layanan Umum 95.984.909.238 76.395.841.868 Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan C.4.2 15.907.507.700 16.045.930.645 Aset Lain-lain C.4.3.1 1.551.567.664.917 2.000.823.341.710 Aset Lain-lain Badan Layanan Umum C.4.3.2 6.418.949.000 3.143.062.801 Akumulasi PenyusutanAmortisasi Aset Lainnya C.4.4 125.344.216.978 529.978.804.987 Jumlah Aset Lainnya 4.129.903.418.833 3.696.717.507.301 JUMLAH ASET 164.461.423.999.928 148.324.032.719.573 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5 Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 27.238.042.421 427.063.813.222 Pendapatan Diterima di Muka C.5.2 26.631.603.521 22.241.989.715 Uang Muka dari KPPN C.5.3 628.188.760 1.167.058.545 Pendapatan yang Ditangguhkan C.5.4 14.496.853.536 10.124.795.498 Utang Jangka Pendek Lainnya C.5.5 20.113.382 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 69.014.801.620 460.597.656.980 JUMLAH KEWAJIBAN 69.014.801.620 460.597.656.980 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR C.6 Cadangan Piutang C.6.1 111.225.841.561 176.260.705.739 Cadangan Persediaan C.6.2 4.183.983.101.903 266.937.363.154 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jk Pendek C.6.3 26.971.354.834 4.645.060.172 Dana Lancar Badan Layanan Umum C.6.4 307.960.743.934 218.175.501.077 Ekuitas Dana Lancar Lainnya C.6.5 2.337.098.073 2.193.289.391 BarangJasa yang Masih Harus Diterima C.6.6 5.978.437.859 22.436.691.867 BarangJasa yang Masih Harus Diserahkan C.6.7 26.631.603.521 22.241.989.715 Jumlah Ekuitas Dana Lancar 4.557.882.264.975 659.116.501.341 EKUITAS DANA INVESTASI C.7 Diinvestasikan dalam Aset Tetap C.7.1 155.704.623.514.500 143.507.204.560.291 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya C.7.2 4.129.903.418.833 3.697.114.000.961 Jumlah Ekuitas Dana Investasi 159.834.526.933.333 147.204.318.561.252 JUMLAH EKUITAS DANA 164.392.409.198.308 147.863.435.062.593 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 164.461.423.999.928 148.324.032.719.573 Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2014 Audited Catatan atas Laporan Keuangan – 7 A A A A. . . . PENJELASAN UMUM PENJELASAN UMUM PENJELASAN UMUM PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM A.1. DASAR HUKUM A.1. DASAR HUKUM A.1. DASAR HUKUM a. Penyusunan Laporan Keuangan a. Penyusunan Laporan Keuangan a. Penyusunan Laporan Keuangan a. Penyusunan Laporan Keuangan 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. 4 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 5 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM.66 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Anggaran KantorSatker di Lingkungan Kementerian Perhubungan. 6 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 213PMK.052013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 7 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 24 Tahun 2014 tentang Penatausahaan Hibah Langsung di Lingkungan Kementerian Perhubungan. 8 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67PB2007 tentang Pengintegrasian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum ke dalam Laporan Keuangan Kementerian NegaraLembaga. 9 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57PB2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian NegaraLembaga. b. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP b. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP b. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP b. Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP 1 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Perhubungan.

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2014 Audited Catatan atas Laporan Keuangan – 8 c. Pengelolaan Barang Milik Negara c. Pengelolaan Barang Milik Negara c. Pengelolaan Barang Milik Negara c. Pengelolaan Barang Milik Negara 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 120PMK.062007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara. 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 39 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan. d. d. d. d. Pengelolaan Belanja Pengelolaan Belanja Pengelolaan Belanja Pengelolaan Belanja 1 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 80 Tahun 2014 tentang Perubahan ke Empat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan. A.2. A.2. A.2. A.2. PROFIL DAN PROFIL DAN PROFIL DAN PROFIL DAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Rencana Strategis ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KEMENTERIAN KEMENTERIAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERHUBUNGAN PERHUBUNGAN PERHUBUNGAN 2010 2010 2010 2010– –– –2014 2014 2014 2014 I. I.I. I. VISI VISI VISI VISI Visi Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014 adalah “Terwujudnya “Terwujudnya “Terwujudnya “Terwujudnya pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.” tambah.” tambah.” tambah.” Pelayanan perhubungan yang handal, diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang aman security, selamat safety, nyaman comfortable, tepat waktu punctuality, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Pelayanan perhubungan yang berdaya saing diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang efisien, dengan harga terjangkau affordability oleh semua lapisan masyarakat, ramah lingkungan, berkelanjutan, dilayani oleh SDM yang profesional, mandiri dan produktif. Pelayanan perhubungan yang memberikan nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong pertumbuhan produksi nasional melalui iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2014 Audited Catatan atas Laporan Keuangan – 9 peran serta masyarakat, usaha kecil, menengah dan koperasi, mengendalikan laju inflasi melalui kelancaran mobilitas orang dan distribusi barang ke seluruh pelosok tanah air, sehingga mampu memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional serta menciptakan lapangan kerja terutama pada sektor-sektor andalan yang mendapat manfaat dari kelancaran pelayanan transportasi. II. II. II. II. MISI MISI MISI MISI Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi dengan mengacu kepada tiga pendekatan, yaitu: Pertama, pemulihan kondisi sarana dan prasarana perhubungan agar berfungsi seperti pada masa sebelum krisis ekonomi; Kedua, melakukan konsolidasi dengan reorientasi dan reposisi peran dan fungsi Kementerian Perhubungan dalam kerangka good governance; Ketiga, melaksanakan pembangunan dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan jasa perhubungan. Oleh karena itu misi Kementerian Perhubungan sesuai dengan tiga pendekatan tersebut adalah: a. a. a. a. Mempertahankan tingkat pelayanan jasa perhubungan: Mempertahankan tingkat pelayanan jasa perhubungan: Mempertahankan tingkat pelayanan jasa perhubungan: Mempertahankan tingkat pelayanan jasa perhubungan: Sejak terjadi krisis ekonomi yang didahului dengan krisis moneter pada pertengahan tahun 1997, kinerja pelayanan jasa perhubungan semakin memburuk karena operator tidak mampu melakukan perawatan dan peremajaan armada, pemerintah hampir tidak memiliki kemampuan melakukan rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan masyarakat pengguna jasa tidak memiliki daya beli yang memadai. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diupayakan pemulihan kinerja pelayanan jasa perhubungan menuju kepada kondisi normal, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional, melalui rehabilitasi dan perawatan sarana dan prasarana perhubungan. b. b. b. b. Melaksanakan konsolidasi melalui Melaksanakan konsolidasi melalui Melaksanakan konsolidasi melalui Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang restrukturisasi dan reformasi di bidang restrukturisasi dan reformasi di bidang restrukturisasi dan reformasi di bidang perhubungan perhubungan perhubungan perhubungan regulatory reform regulatory reform regulatory reform regulatory reform dan penegakan hukum secara konsisten: dan penegakan hukum secara konsisten: dan penegakan hukum secara konsisten: dan penegakan hukum secara konsisten: Sesuai dengan prinsip good governance dipandang perlu melakukan restrukturisasi dan reformasi di bidang perhubungan dengan pemisahan