PENGEMBANGAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MAJALAH SAINS BERBASIS CONTEXTUAL
LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA
TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMP

Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA, S1

Oleh
Siti Asfuriyah
4001410059

JURUSAN IPA TERPADU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

ii

iii


iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
“Segala yang ingin kita capai hari ini dalam hidup adalah perjuangan keras
untuk masa depan kita nanti.”
Persembahan
1.

Ayah dan Ibu Tercinta
(Alm. Wahyusin dan Timu’ah)
yang selalu memberikan doa,
motivasi,

dan

nasehat


serta

dukungan.
2. Kakak-kakakku Tersayang
(Moh. Sofyan dan Fatkhurohman)
yang

selalu

memberi

doa,

semangat, dan dukungan.
3. Semua

sahabat,

dan


teman-

teman yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
4. Almamaterku.

v

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning sebagai Media
Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin tersusun dengan baik
tanpa adanya dukungan dan doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini
penulis menyampaikan banyak terima kasih setulus hati kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

3. Prof. Dr. Sudarmin, M.Si., ketua Prodi Pendidikan IPA Fakultas MIPA
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan membantu
kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
4. Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si., dosen pembimbing yang penuh kesabaran
dalam membimbing, memberi saran, dan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Parmin, M.Pd. dan Stephani Diah Pamelasari, M.Hum., dosen penguji I dan
dosen penguji II yang penuh kesabaran membimbing dan memberi arahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Isa Akhlis, M.Si., Indah Urwatin Wusqo, M.Pd., dan Miranita Khusniati,
M.Pd., validator media yang dengan penuh keikhlasan dalam memberikan
penilaian dan saran membangun dalam pengembangan majalah sains ini.
7. Hj. Susilowati, S.Pd., kepala MTs Nurul Huda Banyuputih yang telah
memberi ijin kesempatan dan kemudahan penulis dalam melakukan
penelitian.
8. Nani Nursani, S.Si., guru IPA MTs Nurul Huda Banyuputih yang telah
berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan
penelitian.

vi


9. Dian Nila Kusuma, S.Pd., Purwiyanti, S.Pd., Dafid Priatmoko, S.Si.,
Nashirudin, S.Pd., dan Zaenal Arifin, S.Pd.I., guru MTs Nurul Huda
Banyuputih yang memberikan banyak bantuan, saran, dan arahan dalam
pengembangan majalah sains ini.
10. Siswa kelas IX B dan VII A MTs Nurul Huda Banyuputih atas kesediaannya
menjadi responden dalam pengambilan data penelitian ini.
11. Kedua orang tua, Ayah Wahyusin dan Ibu Timu’ah tercinta, yang selalu
memberikan dukungan, nasehat, dan doa dimanapun berada dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kakak-kakakku, Moh. Sofyan dan Fatkhurohman yang memberikan
dukungan, semangat, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Tim teaching Hafzah Az Zahrah, Ivon Ayu Subekti, dan Diyah Fibriyani yang
mendukung pelaksanaan penelitian.
14. Teman-teman Program Studi IPA ’10 yang selalu memberi dukungan.
15. Semua pihak yang berkenan membantu penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.


Semarang, September 2014

Penulis

vii

ABSTRAK
Siti Asfuriyah. 2014. Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual
Learning Sebagai Media Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.
Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA Jurusan IPA Terpadu Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si.
Kata Kunci: Majalah Sains, Contextual Learning, Pemanasan Global
Implementasi Kurikulum 2013 seharusnya mewajibkan sekolah baik SMP/MTs
menerapkan pembelajaran IPA secara integrated science dengan menggunakan
panduan buku pegangan guru dan siswa yang telah dikembangkan Kemendikbud.
Namun hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di MTs Nurul
Huda Banyuputih belum dilaksanakan secara terpadu. Belum tersedianya sumber

belajar menjadi hambatan utama pelaksanaan pembelajaran secara terpadu. Pada
penelitian ini akan dikembangkan suatu produk yakni majalah sains berbasis
contextual learning pada tema pemanasan global untuk kelas VII. Desain
penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D). Research
and Development adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2010). Majalah sains yang dikembangkan diukur kelayakan dan
keefektifannya. Kelayakan diukur menggunakan instrumen penilaian buku
pelajaran BSNP yang telah dimodifikasi dan disesuaikan, sedangkan keefektifan
dilihat dari peningkatan hasil tes kognitif menggunakan metode pretes-postes, dan
peningkatan minat belajar menggunakan angket metode ARCS yang dimodifikasi
dari angket yang dikembangkan oleh Keller. Hasil penilaian kelayakan majalah
meliputi komponen isi sebesar 95,33%, komponen bahasa sebesar 87,75%, dan
komponen penyajian dan kegrafikan sebesar 93,00%. Sedangkan hasil analisis
keefektifan diperoleh analisis N-gain sebesar 0,67 dengan kriteria sedang, dan
analisis angket minat ARCS sebesar 0,16 dengan kriteria rendah. Sehingga,
majalah sains ini dinyatakan layak sebagai media pembelajaran bagi siswa.

viii


ABSTRACT

Siti Asfuriyah. 2014. Development of Science Magazine Based Contextual
Learning as Lesson Media of Science on Global Warming Themes for SMP.
Skripsi, Natural Science Education, Mathematic and Natural Science Faculty
Semarang State University. Guider Dr. Murbangun Nuswowati, M.Si.
Key word: Science magazine, contextual learning, global warming.
Implementation of Curriculum 2013 should require a good school SMP / MTs
intregated apply science learning in science by using handbook guide teachers and
students who have developed Kemendikbud. However, the results of observations
show that science learning at MTs Nurul Huda Banyuputih have not been
integrated. The unavailability of sources learning to be a major obstacle in the
implementation of an integrated learning. This research will develop a product
that is based contextual learning science magazine on the global warming theme
to 7th class. The study design used was a Research and Development (R & D).
Research and Development is a research method that is used to produce a
particular product and test the effectiveness of the product (Sugiyono, 2010).
Science magazine developed the feasibility and effectiveness measured.
Feasibility was measured using textbooks BSNP assessment instrument that has
been modified and adapted, while the effectiveness seen improved cognitive test

results using pretest-posttest method, and increased interest in learning to use
ARCS questionnaire method modified from a questionnaire developed by Keller.
The results of the feasibility assessment magazine covering contents of
components of 95.33%, 87.75% for the language component, and presentation
component of 93.00%. While the effectiveness of the analytical results obtained
by the analysis of N-gain of 0.67 with the criterion being, and questionnaire
analysis ARCS interest of 0.16 with low criteria. So, this science magazine
declared eligible as a learning media for students.

ix

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERNYATAAN ..................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB
1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.5 Penegasan Istilah .......................................................................................6
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................8
2.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ..............................................................8
2.2 Majalah Sains Berbasis Contextual Learning .........................................10
2.3 Pengembangan Majalah Sains .................................................................14
2.5 Kualitas Majalah Sains ............................................................................19
2.6 Tema Pemanasan Global .........................................................................21
2.7 Penelitian yang Relevan ..........................................................................23

2.8 Kerangka Berpikir ...................................................................................25

x

BAB
3. METODE PENELITIAN ...................................................................................26
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................26
3.2 Populasi dan Sampel ...............................................................................26
3.3 Desain Penelitian .....................................................................................26
3.4 Prosedur Penelitian ..................................................................................27
3.5 Metode Pengumpulan Data .....................................................................29
3.6 Metode Analisis Instrumen Tes ...............................................................30
BAB
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................38
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................38
4.2 Pembahasan .............................................................................................58
BAB
5. SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................70
5.1 Simpulan..................................................................................................70
5.2 Saran ........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................71
LAMPIRAN ...........................................................................................................74

xi

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1

Model-model Keterpaduan dalam Pembelajaran IPA ……………….

9

2.2

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tema Pemanasan Global ….

21

3.1

Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ………………………...........

31

3.2

Coba Kriteria Daya Pembeda Soal …………………………………..

32

3.3

Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba ……………………………

32

3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal …………………………………….

33

3.5

Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ……………………...

33

3.6

Kriteria Angket Tanggapan Guru dan Siswa ………………………..

35

3.7

Kriteria Perolehan Indeks Gain ……………………………………...

36

3.8

Kategori Minat Belajar Siswa ……………………………………….

37

4.1

Hasil Revisi Majalah Sains dalam Tahap Validasi ………………….

38

4.2

Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Tahap I …………………………..

50

4.3

Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Isi Tahap II ………………………

50

4.4

Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Bahasa Tahap II …………………

51

4.5

Rekapitulasi Hasil Uji Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan
Tahap II ……………………………………………………………...

4.6

Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala
Kecil ....................................................................................................

4.7

51

53

Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Pada Uji Skala
Besar …………………………………………………………………

54

4.8

Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Kecil …

55

4.9

Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru Pada Uji Skala Besar …

56

4.10 Nilai Akhir Siswa Pada Kelas Implementasi ………………………..

57

4.11 Rekapitulasi Analisis N-gain ………………………………………..

57

4.12 Rekapitulasi Peningkatan Minat Belajar Siswa ……………………..

58

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1

Model Webbed Tema Pemanasan Global ………………………...

2.2

Kerangka Berpikir Pengembangan Majalah Sains Berbasis

23

Contextual Learning Tema Pemanasan Global …………………..

25

3.1

Langkah-langkah dalam Penelitian R & D ……………………….

27

4.1

Halaman Sampul Awal …………………………………………...

39

4.2

Halaman Sampul Akhir …………………………………………..

39

4.3

Halaman Quotes Awal ……………………………………………

40

4.4

Halaman Quotes Akhir …………………………………………...

40

4.5

Halaman Judul Awal ……………………………………………..

40

4.6

Halaman Judul Akhir ……………………………………………..

40

4.7

Halaman Kata Pengantar Awal …………………………………..

41

4.8

Halaman Kata Pengantar Akhir ………………………………….

41

4.9

Halaman Daftar Isi Awal ………………………………………...

42

4.10

Halaman Daftar Isi Akhir ………………………………………...

42

4.11

Halaman KI, KD, dan Tujuan Pembelajaran Awal ………………

42

4.12

Halaman KI, KD, dan Tujuan Pembelajaran Akhir ……………...

42

4.13

Halaman Open Your Mind! Awal ………………………………...

43

4.14

Halaman Open Your Mind! Akhir ………………………………..

43

4.15

Halaman Rubrik Technoscience Awal ……………………………

44

4.16

Halaman Rubrik Technoscience Akhir …………………………...

44

4.17

Halaman Rubrik Ilmiah Awal …………………………………….

45

4.18

Halaman Rubrik Ilmiah Akhir ……………………………………

45

4.19

Halaman Rubrik Highlight Awal …………………………………

45

4.20

Halaman Rubrik Highlight Akhir …………………………...........

45

4.21

Halaman Rubrik Lensa Sains Awal ………………………………

46

4.22

Halaman Rubrik Lensa Sains Akhir ……………………………...

46

4.23

Halaman Rubrik Technoscience Awal ……………………………

47

4.24

Halaman Rubrik Technoscience Akhir …………………………...

47

xiii

4.25

Halaman Daftar Pustaka Awal ……………………………………

47

4.26

Halaman Daftar Pustaka Akhir …………………………………...

47

4.27

Halaman Index Awal ……………………………………………..

48

4.28

Halaman Index Akhir ……………………………………………..

48

4.29

Halaman Biografi Redaktur Awal ………………………………..

48

4.30

Halaman Biografi Redaktur Akhir ………………………………..

48

4.31

Persentase Hasil Uji Kelayakan Tahap II ………………………...

52

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1

Silabus ……………………………………………………...................

75

2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………….........................

82

3

Kisi-kisi Soal Pretes-postes ………………………………..................

93

4

Analisis viliditas, daya beda, taraf kesukaran, dan reliabilitas
instrument soal ………………………………………………………..

5

97

Perhitungan viliditas, daya beda, taraf kesukaran, dan reliabilitas
instrument soal ………………………………………………………..

109

6

Soal Pretes-postes …………………………………………………….

111

7

Daftar Validator Uji Kelayakan……………………………………….

117

8

Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Tahap I ……………………….

118

9

Contoh Instrumen Kelayakan Tahap I ………………………………..

120

10

Rekapitulasi Uji Kelayakan Tahap I…………………………………..

124

11

Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Isi Tahap II …………………...

125

12

Contoh Instrumen Kelayakan Isi Tahap II ……………………………

128

13

Rekapitulasi Uji Kelayakan Isi Tahap II ……………………………...

131

14

Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Bahasa Tahap II ……………...

132

15

Contoh Instrumen Kelayakan Bahasa Tahap II ………………………

134

16

Rekapitulasi Uji Kelayakan Bahasa Tahap II ………………………...

136

17

Deskripsi Butir Instrumen Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan
Tahap II …………….............................................................................

137

18

Contoh Instrumen Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II …..

142

19

Rekapitulasi Uji Kelayakan Penyajian dan Kegrafikan Tahap II …….

145

20

Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil ……………...

147

21

Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Besar …………......

148

22

Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Uji Skala Kecil ………………

150

23

Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Uji Skala Besar ………………

151

24

Contoh Angket Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil dan Uji Skala
Besar ………………………………………………………………….

xv

152

25

Contoh Angket Tanggapan Guru Uji Skala Kecil dan Uji Skala
Besar ………………………………………………………………….

156

26

Daftar Siswa Kelas Implementasi …………………………………….

160

27

Contoh Lembar Jawab Pretes dan Postes Kelas Implementasi ……….

161

28

Rekapitulasi Nilai Akhir Siswa ……………………………………….

163

29

Rekapitulasi Analisis Uji N-gain ……………………….…………….

164

30

Perhitungan N-gain …………………………………………………...

165

31

Contoh Angket Minat Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah
Pembelajaran …………………………………………………………

166

32

Rekapitulasi Angket Minat Sebelum Pembelajaran ………………….

170

33

Rekapitulasi Angket Minat Sesudah Pembelajaran …………………..

172

34

Analisis Peningkatan Minat Belajar Siswa …………………………...

174

35

Surat Ijin Penelitian …………………………………………………..

175

36

Surat Bukti Penelitian ………………………………………………...

176

37

Dokumentasi ………………………………………………………….

177

xvi

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mendorong adanya

perkembangan dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan
khususnya proses belajar-mengajar. IPA merupakan bidang studi yang dalam
pembelajarannya menggabungkan berbagai bidang ilmu pengetahuan (fisika,
kimia dan biologi) sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul
dipandang secara terintegrasi. Hal ini sesuai dengan yang termaktub dalam
Permendiknas No. 22 tahun 2006 sebagai landasan kurikulum 2006. Implementasi
pembelajaran IPA untuk SMP/MTs sendiri sejak kurikulum 2006 merupakan
pembelajaran yang bersifat integrated atau terpadu. Menurut Parmin (2013),
keterpaduan konsep IPA merupakan salah satu prinsip yang dianjurkan.
Berdasarkan hasil observasi di beberapa sekolah seperti MTs Nurul Huda
Banyuputih, SMP Darul Ma’arif Banyuputih dan SMP 15 Semarang menunjukkan
adanya keadaan yang berkebalikan, dimana IPA masih diajarkan secara terpisah
berdasarkan

bidang

ilmu

fisika,

kimia

dan

biologi

dan

belum

diimplementasikannya kurikulum 2013.
Kurangnya ketersediaan sumber belajar yang terpadu berupa buku
pegangan siswa dan guru menjadi salah satu alasan belum adanya penerapan IPA
secara terpadu di sekolah. Sebagai contoh di SMP Darul Ma’arif Banyuputih
siswa hanya menggunakan LKS sebagai sumber belajar mereka sementara BSE
diperuntukkan sebagai buku pegangan guru dimana seharusnya BSE juga
merupakan sumber belajar untuk siswa. Selain itu di MTs Nurul Huda Banyuputih
menunjukkan kondisi yang tak jauh berbeda, dimana sumber belajar berupa BSE
dan LKS, hanya saja siswa menggunakan keduanya saat pembelajaran meskipun
terdapat buku penunjang lain yang bersifat sebagai pendamping. Berbeda dengan
kondisi yang ditunjukkan di SMP 15 Semarang, meskipun pembelajaran IPA
belum terpadu tetapi sumber belajar yang disediakan sekolah lebih variatif, yakni

1

2

dari berbagai penerbit dan pengarang selain BSE sebagai sumber belajar utama.
Namun tetap saja ketiga sekolah tersebut masih menghadapai masalah yang sama
terkait ketersediaan buku pegangan siswa dan guru sebagai sumber belajar yang
belum terpadu.
Selain itu kurikulum 2013 secara jelas mewajibkan adanya penerapan IPA
secara terpadu di sekolah khususnya SMP/MTs dengan menggunakan buku
pegangan guru, dan siswa yang telah dikembangkan oleh Kemendikbud. Hal ini
menjadikan adanya kewajiban bagi setiap sekolah untuk menerapkan IPA secara
terpadu, sesuai kurikulum 2013 bahwa IPA dipandang sebagai integrative science
dengan menggunakan buku pegangan yang telah ada. Kebutuhan akan adanya
media yang memadukan konsep-konsep IPA secara tepat, diharapkan dapat
membekali siswa untuk berpikir secara terintegrasi dan kreatif. Media yang
digunakan tidak hanya berupa buku teks atau buku ajar berupa BSE saja tetapi
dapat juga berupa modul, brosur, newsletter atau koran, majalah, rekaman video
maupun audio (Arsyad, 2010). Media pembelajaran tidak hanya bersifat
terintegrasi tetapi juga mampu membangkitkan minat siswa untuk mempelajari
lebih dalam topik yang dibahas dalam media tersebut.
Buku guru dan siswa sebagai sumber belajar IPA dalam pembelajaran
sesuai kurikulum 2013 sebenarnya sudah memadai. Akan tetapi, masih terdapat
kekurangan terutama pada tema pemanasan global, dimana beberapa sub materi
yang harusnya ada belum dibahas secara mendetail. Contohnya sub materi tentang
karakteristik gas penyebab pemanasan global dan penanggulangan pemanasan
global belum terpapar dalam buku. Padahal kedua sub materi tersebut sangat
diperlukan siswa untuk memahami penyebab terjadinya pemanasan global dan
langkah nyata yang efektif dalam menanggulangi pemanasan global. Hal ini
sesuai dengan karakteristik materi pemanasan global dalam Kompetensi Dasar
(KD) 3.10 dan 4.13 yang menitikberatkan pada penguasaaan konsep penyebab
pemanasan global dan penanggulangan pemanasan global, sehingga kedua hal
tersebut perlu untuk disampaikan secara lebih detail. Penyampaian materi
pemanasan global tentu memerlukan sebuah media pembelajaran, yakni berupa
perangkat tambahan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru.

3

Hasil observasi di MTs Nurul Huda Banyuputih seperti yang telah
dijelaskan di atas memiliki ketersediaan buku-buku pendamping untuk
melengkapi materi pemanasan global, meskipun terbatas pada buku-buku full text
edisi lama. Materi yang disajikan dalam buku-buku tersebut bersifat belum
terpadu, sehingga keberadaan sumber belajar lain yang bersifat suplemen bagi
buku guru dan siswa sangat diperlukan. Majalah sains merupakan salah satu
bentuk media pembelajaran yang dapat dikembangkan sebagai suplemen buku
guru dan siswa. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan beberapa guru
dan siswa di MTs Nurul Huda Banyuputih, bahwa kebutuhan akan media
pembelajaran tidak hanya menarik dan menyenangkan, tetapi juga efektif, dan
efisien dalam menyampaikan informasi tentang pemanasan global yang bersifat
aplikatif, dan aktual.
MTs Nurul Huda Banyuputih memang belum memiliki sarana-prasarana
yang maksimal, sehingga belum siap untuk mengimplementasikan pembelajaran
berbasis multimedia. Hal ini mendorong pembelajaran di MTs Nurul Huda
Banyuputih masih mengandalkan buku cetak sebagai sumber belajar. Majalah
sains sebagai salah satu media cetak yang dapat menjadi alternatif media
pembelajaran karena memiliki beberapa keunggulan dibanding media lain
sejenisnya, seperti dapat mendorong siswa untuk belajar dalam menguasai materi
sesuai dengan kecepatan masing-masing. Hal ini menyebabkan majalah sains
memiliki fungsi tidak hanya sebagai sumber belajar yang bersifat suplemen tetapi
juga sebagai sumber belajar mandiri. Siswa dapat menggunakan majalah sains ini
sebagai buku pendamping untuk belajar sendiri, biak di rumah maupun di sekolah,
sehingga siswa akan lebih mudah dan semakin terdorong untuk mempelajari
materi pemanasan global. Adanya majalah sains ini diharapkan juga dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Pengembangan majalah sains sebagai sumber belajar alternatif atau
suplemen tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan guru dan siswa, tetapi juga
ketertarikan siswa terhadap gambar dan warna. Teori perkembangan kognitif
menurut Piaget menyebutkan bahwa siswa SMP/MTs dengan kisaran usia 11-15
tahun sedang memasuki tahap operasional konkret dan operasional formal,

4

dimana mereka mengoperasionalkan berbagai logika menjadi bentuk benda
konkret dan mulai mampu berpikir secara logis. Media yang dikembangkan
sebagai sumber belajar seharusnya mampu mendukung pola tersebut. Hal ini
menjadi sejalan dengan keunggulan majalah sains, dimana majalah sains
menyajikan informasi dalam dua format tidak hanya verbal, tetapi juga visual,
dimana informasi yang disampaikan secara visual akan mewakili benda konkret
yang mampu ditangkap siswa, sehingga siswa akan menyerap materi lebih
maksimal dan pembelajaran menjadi lebih efektif.
Hasil penelitian Riyani (2012) menunjukkan bahwa kualitas majalah
biologi Biomagz yang dikembangkannya di SMA UII Banguntapan memiliki
kualitas yang baik dari segi aspek penyajian, kebahasaan dan kebermanfaatannya
yang seacara berturut-turut memperoleh persentase sebesar 71,11%, 69,88% dan
77,3% dengan kategori setuju sehingga layak digunakan dalam pembelajaran
sebagai media belajar mandiri siswa. Hasil tersebut menunjukkan adanya respon
yang tinggi terhadap pengembangan majalah Biomagz. Selain itu belum adanya
majalah ilmiah yang secara khusus didedikasikan sebagai media pembelajaran
menuntut adanya inovasi pengembangan majalah sebagai sumber belajar alternatif
yang mampu meningkatkan kebermaknaan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pengembangan majalah sains
sebagai media pembelajaran IPA terpadu berbasis contextual learning yang dapat
digunakan sebagai sumber suplemen pembelajaran bagi guru dan siswa. Majalah
ini memuat tema pemanasan global untuk SMP, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran serta memberi pengalaman baru
dalam implementasi kurikulum 2013. Maka peneliti melakukan penelitian tentang
“Pengembangan Majalah Sains Berbasis Contextual Learning sebagai Media
Pembelajaran IPA Tema Pemanasan Global untuk SMP.”

1.2

Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini akan dikembangkan majalah sains berbasis contextual

learning yang ingin diukur kelayakan serta kefektifan penggunaannya dalam

5

pembelajaran di kurikulum 2013 pada tema pemanasan global, sehingga rumusan
masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global?
2. Bagaimana keefektifan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini untuk

mengetahui, sebagai berikut:
1. Mengetahui kelayakan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global.
2. Mengetahui keefektifan majalah sains berbasis contextual learning sebagai
media pembelajaran IPA pada tema pemanasan global.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:
1.4.1

Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan wawasan dalam

mengembangan media pembelajaran sebagai sumber belajar alternatif siswa yang
berbasis contextual learning yang digunakan dalam tema pemanasan global untuk
SMP.
1.4.2

Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah
Majalah yang dikembangkan peneliti dapat memberikan masukan mengenai
pengembangan media pembelajaran yang dapat menunjang ketersediaan sumber
belajar alternatif (untuk guru dan siswa) yang berbasis contextual learning dalam
tema pemanasan global yang variatif.

6

2. Bagi siswa
Adanya majalah sains berbasis contextual learning ini siswa akan lebih mudah
memahami tema pemanasan global dengan lebih menyenangkan serta merangsang
keaktifan siswa untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya.
3. Bagi guru atau peneliti
Majalah yang dikembangkan peneliti dapat memberikan pengalaman bagaimana
mengembangkan media pembelajaran terutama majalah sains berbasis contextual
learning yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1.5

Penegasan Istilah
Untuk

menghindari

adanya

kesalahan

penafsiran,

perlu

adanya

pembatasan ruang lingkup penelitian dan penjelasan pengertian beberapa istilah
sebagai berikut:
1.5.1

Majalah Sains Berbasis Contextual Learning
Majalah sains memuat materi tentang pemanasan global yang diambil dari

2 Kompetensi Dasar utama yakni (3.10) mendeskripsikan tentang penyebab
terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem; dan (4.13)
menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan usulan
penanggulangan masalah, serta dipadukan dengan Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, dan
3.5. Majalah sains berisi 7 rubrik utama yakni: (1) ilmiah; (2) highlight; (3) lensa
sains; (4) technosciences; (5) tokoh; (6) TTS (teka-teki sains); (7) comic. Majalah
Sains sebagai sumber belajar alternatif atau suplemen memuat 2 sub materi
tambahan yang belum ada dalam buku guru dan siswa yakni, karakteristik
penyebab pemanasan global, dan cara penanggulangan pemanasan global.
Kompenon utama contextual learning tercermin dalam rubrik-rubrik tersebut.
1.5.2

Tema Pemanasan Global
Tema pemanasan global merupakan suatu tema pembelajaran yang

menghubungkan konsep manusia dan peranannya dalam lingkungan (biologi),
proses pemanasan global di atmosfer (fisika) dan karakteristik zat penyebab

7

pemanasan global serta dampaknya (kimia). Konsep tersebut dipadukan
menggunakan model terpaduan tipe webbed.
1.5.3

Kelayakan
Kelayakan yang ingin diukur dalam majalah sains ini meliputi aspek

kelayakan isi, bahasa, serta penyajian dan kegrafikannya yang diadaptasi menurut
standar penilaian buku pelajaran IPA untuk SMP/MTs yang dikembangkan BSNP
(2006) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan standar penialaian buku
suru dan siswa sesuai kurikulum 2013 (Pusbuk, 2013).
1.5.4

Keefektifan
Keefektifan majalah sains ini dilihat berdasarkan 2 indikator yakni, hasil

belajar dan minat belajar siswa. Majalah sains dikatakan efektif jika peningkatan
hasil belajar siswa terjadi secara signifikan dan mampu menumbuhkan minat
belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis
contextual learning.
Hasil belajar siswa yang diukur merupakan hasil dari tes kognitif
menggunakan

metode

pretes-postes

setelah

melakukan

pembelajaran

menggunakan majalah sains berbasis contextual learning. Hasil tersebut
kemudian dianalisis menggunakan uji N-gain. Sedangkan minat belajar siswa
diukur menggunakan angket minat ARCS yang diberikan pada awal dan akhir
pembelajaran. Angket minat menggunakan metode ARCS ini diadaptasi dari
angket minat yang dikembangkan oleh Keller (1987), yang terdiri dari 50
pernyataan, kemudian diambil 25 pernyataan yang telah dimodifikasi dan
disesuaikan dengan pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual
learning.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Parmin (2013), IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan

disiplin ilmu yang mempelajari fenomena alam yang terjadi di sekitar kita baik
berupa kenyataan atau hubungan sebab akibatnya. IPA sendiri terbentuk karena
adanya hasil observasi terhadap gejala atau fakta dan didasarkan pada konsep
manusia mengenai alam semesta.
Hakikat

pembelajaran

IPA

merujuk

pada

konsep-konsep

yang

dipelajarinya meliputi;
1. Sikap, meliputi; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru untuk
dipecahkan melalui prosedur yang benar.
2. Proses, meliputi; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3. Produk, berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
4. Aplikasi, meliputi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa IPA dikembangkan sebagai mata
pelajaran intregative science atau IPA terpadu dikarenakan setiap kompetensi
dasar dalam IPA mengandung konsep-konsep lintas bidang studi yakni biologi,
fisika dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (Pusbuk, 2013). Selain itu
pembelajaran IPA beorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam.
Pembelajaran terpadu pada hakekatnya menunjuk pada kegiatan belajar
yang terorganisasi secara lebih terstruktur, bertolak pada tema-tema tertentu atau
pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (Parmin, 2013). Mata pelajaran IPA yang

8

9

disajikan secara terpadu dikaenakan setiap kompetensi dasar secara jelas telah
mengandung konsep-konsep lintas bidang studi.
Karakteristik pembelajaran IPA terpadu, yaitu;
1. Holistik, mengkaji suatu fenomena dari beberapa bidang sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak.
2. Bermakna, jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan akan menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari.
3. Otentik, siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin
dipelajari melalui kegiatan-kegiatan belajar secara langsung.
4. Aktif, pembelajaran terpadu pada dasarnya dikembangkan dengan berdasarkan
pendekataan discovery inkuiri. Siswa dilibatkan secara aktif dalam
pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan proses evaluasinya.
Prinsip-prinsip pembelajaran IPA terpadu meliputi; penggalian tema,
pelaksanaan pembelajaran terpadu, evaluasi dan reaksi. Hal ini menuntut adanya
keaktifan guru dan siswa sehingga membentuk adanya komunikasi dua arah.
Dalam implementasinya pembelajaran IPA terpadu dapat menunggunakan
berbagai model, untuk jenjang SMP/MTs disarankan menerapkan 4 macam model
keterpaduan yang telah dimodifikasi meliputi: connected, webbed, shared dan
integrated yang dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Model-Model Keterpaduan Dalam Pembelajaran IPA
Model

Karakteristik

Kelebihan

Keterbatasan

Connected

Membelajarkan
sebuah KD,
konsep-konsep
pada KD tersebut
dipertautkan
dengan konsep
pada KD yang
lain.

Melihat permasalahan tidak
hanya dari satu
bidang kajian,
dan pembelajaran

Kaitan antara
bidang kajian sudah
tampak tetapi masih
didominasi oleh
bidang kajian
tertentu.

Membelajarkan
beberapa KD yang
berkaitan melalui
sebuah tema.

Pemahaman
terhadap konsep
utuh, kontekstual,
dan dapat dipilih
tema-tema
menarik yang

Webbed

dapat mengikuti
KD-KD dalam
standar isi.

KD-KD yang
konsepnya
berkaitan tidak
selalu dalam
semester atau kelas
yang sama, dan

10

Model

Karakteristik

Kelebihan

Keterbatasan

dekat dengan
kehidupan.

tidak mudah
menemukan tema
pengait yang tepat.

Shared

Membelajarkan
semua konsep dari
beberapa KD,
dimulai dari
konsep yang
beririsan sebagai
unsur pengikat.

Pemahaman
terhadap konsep
utuh, efisien, dan
kontekstual.

KD-KD yang
konsepnya beririsan
tidak selalu dalam
semester atau kelas
yang sama,
menuntut wawasan
dan penguasaan
materi yang luas,
dan saranaprasarana misalnya
buku belum
mendukung.

Integrated

Membelajarkan
konsep pada
beberapa KD yang
beririsan atau
tumpang tindih
(hanya konsep
yang beririsan
yang
dibelajarkan).

Pemahaman
terhadap konsep
lebih utuh
(holistik), lebih
efisien, dan
sangat
kontekstual.

KD-KD yang
konsepnya beririsan
tidak selalu dalam
semester atau kelas
yang sama,
menuntut wawasan
dan penguasaan
materi yang luas,
dan saranaprasarana misalnya
buku belum
mendukung.

(Pusbuk, 2013)
Keterpaduan materi dalam majalah sains sendiri menggunakan model keterpaduan
tipe webbed. Model webbed ini mampu memadukan tema pemanasan global
secara utuh dan kontekstual, sehingga cocok dengan majalah sains yang berbasis
contextual learning.

2.2

Majalah Sains Berbasis Contextual Learning

2.3.1 Majalah Sains Sebagai Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan
dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

11

lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses
belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2013). Dengan kata lain, bahwa media
ini membawa pesan yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud
pengajaran.
Media pembelajaran dikelompokkan ke dalam 4 kelompok besar yakni;
(1) media audio; (2) media visual; (3) media audio-visual; (4) multimedia.
Majalah sendiri merupakan salah satu contoh bentuk media visual atau media
cetakan (Munadi, 2013). Majalah adalah media informasi yang menyampaikan
berita aktual, sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik,
pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui oleh pembaca. Melalui
majalah ilmiah atau majalah pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar
secara kreatif, yang dimaksud dengan “belajar secara kreatif” adalah setiap baik
secara kelompok maupun individu termotivasi untuk terus berkarya dan
beraktivitas atau berpikir kritis dan logis berdasarkan berita aktual yang disajikan
dalam majalah sehingga dapat diwujudkan dalam tindakan sehari-hari.
Majalah sains merupakan media informasi dengan tujuan untuk
menyampaikan berita aktual yang berkaitan dengan konsep-konsep sains atau
Ilmu Pengetahuan Alam (Munadi, 2013). Majalah sains berisi 4 konsep bidang
kajian utama yakni energi dan perubahannya, materi dan sifatnya, bumi antariksa
serta makhluk hidup dan proses kehidupannya yang diintegrasikan dengan
pengetahuan umum berupa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan majalah sains sebagai media pembelajaran (Arsyad, 2010),
yakni;
1. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Meskipun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai topik yang
disajikan.
2. Siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis melalui pengulangan materi.
3. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik dan memperlancar
pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.

12

4. Berisi informasi yang bersifat aplikatif sesuai dengan perkembangan dan
temuan-temuan

baru,

sehingga

dapat

dijadikan

sebagai

suplemen

pembelajaran siswa.
Majalah sains juga memiliki beberapa kelemahan sebagai media
pembelajaran, yakni;
1. Sulit menampilkan gerak dalam halaman majalah.
2. Pembagian unit-unit materi atau artikel harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membuat siswa cepat bosan.
3. Sulit dalam menekankan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan
kompetensi afektif.

2.3.2 Contextual Learning
Contextual learning adalah suatu konsep pembelajaran memotivasi siswa
untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan mengaplikasikan dalam
kehidupan mereka sebagai anggota dari masyarakat, pekerja, serta bekerja keras
dalam belajar sesuai keperluan (Hudson, 2008). Sehingga siswa tidak hanya
menerima segala konsep yang diajarkan oleh guru secara mentah, tapi
mengkajinya kembali dan merekonstruksi ulang sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki dan situasi nyata.
Jika dipandang dari aspek siswa, contextual learning atau pembelajaran
kontekstual baru dapat terjadi apabila siswa telah dapat mengaplikasikan atau
mengalami apa yang sedang diajarkan atau dipelajari (Sumarmi, 2008). Siswa
yang pernah mengalami sendiri suatu kejadian di luar sekolah yang berkaitan
dengan materi pembelajaran, akan merasa terlibat secara emosional dalam
kegiatan pembelajaran materi tersebut. Sehingga siswa akan merasa senang, tidak
tertekan dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan secara teoritis. Hal ini
berdampak pada meningkatnya kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa
secara akademis maupun praktis.

13

Menurut Aqib (2013), terdapat 7 aspek utama sebagai prinsip dasar dalam
contextual learning, yakni sebagai berikut:
a. Konstruktivisme, terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan
produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan belajar bermakna.
b. Inquiry, proses pembelajaran yang didasarkan pada penemuan dan pencarian
dari proses berpikir.
c. Questioning (bertanya), mendorong dan membimbing siswa untuk berpikir
kritis melalui pertanyaan-pertanyaan.
d. Learning community (komunitas belajar), siswa tidak hanya belajar sendiri
tetapi bekerja sama dengan orang lain untuk saling bertukar pengalaman dan
ide.
e. Modelling (permodelan), menghadirkan model atau contoh agar merangsang
siswa untuk berpikir, bekerja dan belajar.
f. Reflection (refleksi), siswa memikirkan kembali apa yang telah dipelajari.
g. Authenthic assessment (penilaian autentik), pengukuran yang bermakna atas
hasil belajar siswa dalam ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Aplikasi pendekatan contextual learning dalam kelas cukup mudah.
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam contextual
learning yang dikembangkan oleh Kemendikbud sebenarnya memperhatikan
ketujuh aspek utamanya (Putra, 2013). Dalam penelitian ini langkah-langkah
contextual learning yang akan diterapkan merupakan bentuk modifikasi dari
langkah pembelajaran yang dikembangkan oleh Kemendikbud dan prinsip
contextual learning yang dikembangkan oleh Johnson. Langkah-langkah
pembelajaran menggunakan majalah sains berbasis contextual learning yang akan
diaplikasikan adalah sebagai berikut:
a. Guru membagikan majalah sains berbasis contextual learning pada siswa, agar
siswa dapat membaca dan memahami secara sepintas isi materi pemanasan
global yang ada di dalam majalah.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai materi pemanasan global.

14

d. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami materi
pemanasan global melalui artikel yang terdapat dalam majalah secara
berkelompok kemudian menyampaikan pendapat mereka.
e. Guru menghadirkan contoh penyebab dan akibat pemanasan global dalam
kehidupan sehari-hari melalui gambar-gambar yang terdapat dalam majalah.
f. Guru membimbing tanya-jawab antar siswa tentang materi pemanasan global.
g. Guru melakukan penilaian dengan cara memberikan tugas berupa wordsquare
dan analisis masalah kepada siswa secara individu.
h. Guru bersama siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan materi yang
telah dibahas.
Penerapan

contextual

learning

tidak

hanya

berupa

pendekatan

pembelajaran namun juga sebagai dasar pengembangan media sangatlah
diperlukan. Menurut Jong et al. (2008) media pembelajaran yang berbasis
contextual memungkin siswa untuk menciptakan, dan menggunakan media
tersebut yang relevan dengan kehidupan nyata seperti mendokumentasikan,
memecahkan masalah, merefleksi, berkomunikasi dan tercermin dalam berbagai
aktivitas belajar lainnya. Selain itu siswa akan terdorong untuk bertanya,
berinteraksi secara aktif, berdiskusi, mengamati, berlatih, mempraktikkan dan
mendemonstrasikan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil
(Saputri, 2013). Hal ini sejalan dengan prinsip dasar contextual learning. Majalah
sains inipun dikembangkan dengan berbasis contextual learning.

2.3

Pengembangan Majalah Sains
Penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2010). Pada produk yang dikembangkan dalam penelitian dan
pengembangan ini berbentuk perangkat keras yaitu berupa majalah. Majalah yang
akan dikembangkan ini memiliki beberapa tahapan pengembangan yang harus
dilalui yaitu:

15

1. Analisis KI dan KD
Analisis dimaksudkan untuk menentukan KI dan KD pada mata pelajaran
IPA kurikulum 2013 tentang tema pemanasan global yang memuat 4 KI dan 5 KD
yang diambil pada tema ini yang akan dikembangkan berkarakteristik contextual
learning.
2. Menentukan rubrik-rubrik majalah
Rubrik merupakan bagian dalam majalah yang hampir menyerupai sub
judul yang dalam satu bagiannya khusus memuat bidang tertentu. Penentuan
rubrik ini disesuaikan dengan KD-KD serta materi yang terkait dengan tema yang
sudah ditentukan (Purnomowati, 2014).
3. Penyusunan majalah
Penyusunan majalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu majalah merupakan spesifikasi kualitas yang
seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil menyelesaikan majalah
tersebut. Pada penelitian ini KD yang disusun terkait pada KI-KI yang saling
berkaitan dan tidak terpisah yaitu pada tema pemanasan global karena pada
kurikulum 2013 materi IPA sudah disusun secara terpadu.
b. Pengumpulan bahan artikel
Bahan penulisan artikel tidak hanya berupa buku-buku teks pendukung
tema pemanasan global, tetapi juga diambil dari jurnal-jurnal penelitian maupun
foto. Gambar atau foto yang dicatumkan dalam artikel merupakan contoh-contoh
yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga mencerminkan
contextual learning.
c. Menentukan alat evaluasi atau penilaian
Pada penelitian ini alat evaluasi yang akan digunakan adalah soal IPA
terpadu yang berbentuk pilihan ganda dengan adanya pernyataan tentang tema
masalah pemanasan global yang didasarkan KD pemanasan global dalam
kurikulum 2013.

16

d. Penyusunan artikel
Artikel yang terdapat dalam majalah merupakan materi atau isi majalah
tentang pemanasan global. Penyusunan artikel dimulai dari artikel dengan bahasan
ringan hingga semakin berat.
e. Struktur majalah
Dalam mengembangkan majalah sains perlu memperhatikan sistematika
penampilan meliputi 6 bagian (Purnomowati, 2004), yakni;
1) Halaman sampul
Unsur majalah yang harus tercantum dalam halaman sampul yakni;
(1) judul majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) waktu terbit;
(5) ISSN; (6) lajur data bibliografi; dan (7) nama penerbit (dapat disertakan
ataupun tidak).
2) Halaman judul
Unsur majalah yang harus tercantum dalam halaman judul yakni; (1) judul
majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) ISSN; (5) penanggung
jawab majalah; dan (6) suplemen (jika ada).
3) Halaman daftar isi
Unsur-unsur majalah yang harus tercantum di bagian atas daftar isi yakni;
(1) judul majalah; (2) volume majalah; (3) nomor majalah; (4) waktu terbit; dan
(5) ISSN. Sedangkan unsur-unsur majalah yang harus tercantum dalam daftar ini
yakni: (1) nama pengarang; (2) judul artikel; dan (3) nomor halaman artikel.
4) Halaman teks
Halaman teks adalah halaman dalam majalah yang termuat teks atau
artikel. Penomoran halaman menggunakan angka Arab. Unsur majalah yang harus
tercantum dalam halaman teks adalah judul sirahan.
5) Lembar abstrak
Lembar abstrak adalah halaman yang memuat semua abstrak artikel dari
suatu majalah. Pada majalah sains yang dikembangkan ini lembar abstrak tidak
disertakan mengingat artikel yang ada di dalam majalah bukan hasil penelitian
melainkan studi literatur.

17

6) Halaman indeks
Halaman indeks adalah halaman yang memuat indeks kumulatif maupun
tahunan yang dimuat pada akhir volume untuk satu tahun periode.
Majalah sains yang dikembangkan dalam penelitian ini memuat 7 rubrik
utama yang setiap rubriknya terdiri dari beberapa artikel tentang pemanasan
global. Dalam majalah sains tercermin aspek contextual learning secara implisit
baik dalam a