Struktur Informasi dan Parameter Fokus Makna dalam Kalimat Bahasa Biak di Provinsi Papua

Kajian Linguistik, Februari 2014,35-48 Copyright ©2014, Program Studi Linguistik FIB USu, ISSN 1693 - 4660

l'ahun ke-II, No 1

STRUKTUR INFORMASI DAN PARAMETER FOKUS MAKNA DALAM KALIMAT BAHASA BIAK DI PROVINSI PAPUA
BugoWarami Fakultas Sastra- Universitas Negeri Papua
waramLhg@yahoo.com

Abstract
This study aims to uncover the principles ofgrammar called the iriformation structure and focus parameters of meaning in the sentence Biak language. As the Austronesian group, Biak language structure contains iriformation that the proportion of category included: presuppositions, protrusion, openness and activation. In addition, the focus of the sentence containing that aims to explain the role ofprominence in the rules and opponents of pragmatic presupposition. This study is based on the theory of RRG with communicative cognitive perspective. In its disclosure, this study uses descriptive qualitative method in order to explore a variety ofdata through the data Biak language spoken and written include a clause or sentence structure simple or complex. Exploration of this study consists of two parts, namely (a) the information structure, and (2) the meaning of the sentence focus parameters Biak language.
Key words: Information Structure, Meaning Parameter Focus, and Biak language

PENDAHULUAN

Bahasa sebagai media infonnasi pada dewasa ini turut berperanserta dalam memadukan dan membandingkan bunyi-bunyi dan pekikan-pekikan yang dihasilkan oleh alat ucap manusia sebagai simbol-simbol yang bennakna serta berguna untuk memprediksi serta mengontrol perilaku masyarakat penyedia sarana infonnasi tersebut. Bahasa sering dijadikan ruang di mana bertemunnya ide dan infonnasi dasar (being at home) dan menjadi arena pertarungan informasi sebelum dipilih dan dipilah oleh refleksi sadar manusia. Secara historis-filosofis, bahasa selalu menjadi jiwa kekhasan historis manusia yang menggunakannya dan sebagai lokus hidupnya sejarah, tradisi, prasangka, dan segala kekuatan bahasa terekam dalam pikiran manusia itu sendiri sebelum melakukan refleksi-diri. Refleksi bahasa atas pikiran itulah yang menjadi simbol-simbol kekuatan linguistik.

Dewasa 1m bahasa menjalankan tugas kemanusiaan utama, yakn

mengomunikasikan makna-makna kepada orang lain dan sekaligus membangun apa yang

disebut keteraturan sosial. Warami (2013: 134 dan 2014: 335)menyebut bilhwa bahasa


Biak merupakan bagian dari sebuah ー・セ。@ョゥ

dari simbol verbal yang didasarkan

dengan rasa indera (pencitraan) dari etnis Biak itu sendiri. Bahasa Biak selanjutnya

Hugo Warami
disingkat BB. Sebagai sistem mediasi, BB tidak hanya menggambarkan cara pandang etnis Biak tentang dunia dan konsepsinya sendiri, tetapi juga membentuk visi tentang realitas dirinya. Keberadaan BB ti