ANALISIS JUUSETSU DALAM MEMAHAMI KALIMAT MAJEMUK (FUKUBUN) BAHASA JEPANG (Kajian Struktur dan Makna).

(1)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Analisis Juusetsu dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang (Kajian Struktur dan Makna)

Tifa Latifa 1006592

Dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang, berdasarkan jumlah klausanya terdapat jenis kalimat tunggal dan majemuk. Dalam memahami kalimat majemuk bahasa Jepang, seringkali menemui kesulitan dari berbagai faktor, terutama bagi pembelajar bahasa asing tersebut. Kecenderungan dalam kesalahan pembelajar biasanya, selain karena kurangnya buku penunjang atau referensi kebahasaan, dikarenakan bentuk kalimat majemuk yang panjang dan memiliki beberapa buah kategori maupun klausa. Penulis melakukan penelitian ini yang membahas tentang klausa subordinatif atau juusetsu (juuzokusetsu) yang merupakan bagian dari kalimat majemuk bahasa Jepang. Jenis juuzokusetsu yang dianalisis adalah klausa yang menerangkan nomina (meishi shuushokusetsu) berdasarkan struktur klausanya. Analisis pada contoh-contoh kalimat tersebut ditinjau dari ada tidaknya hubungan kasus yang terdapat antara nomina yang diterangkan dengan predikat klausanya. Tujuannya untuk mengetahui klausa yang bagaimana saja yang termasuk ke dalam klausa meishi shuushokusetsu dilihat dari hubungan dalam dan hubungan luar tersebut jika ditinjau dari segi struktur dan makna. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memudahkan pembelajar dalam memahami kalimat majemuk yang terdapat klausa meishi shuushokusetsu di dalamnya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan mengumpulkan data berupa dua puluh contoh kalimat majemuk dari beberapa sumber literatur, yakni komik raw, kamus dasar dan juga novel. Setelah itu penulis mengolah data dan kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan ada tidaknya hubungan kasus. Hasil penelitian ini, dapat diketahui bagaimana struktur klausa yang menerangkan nomina dan juga hubungan maknanya dilihat dari hubungan dalam, yang mengindikasikan hubungan erat secara strukturnya dengan ditandai oleh kata yang dalam bahasa Indonesia sebagai pemarkah pada sebagian besar maknanya. Serta diketahui pula jika pada hubungan luar yang terjadi, struktur klausa yang menerangkannya dapat ditunjukkan dengan pemisahan antara nomina yang diterangkan dengan modifikatornya sehingga klausa modifikatornya dapat berdiri sendiri, yang menunjukkan juga hubungan yang tidak kuat secara maknanya.


(2)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Subordinate Clause (Juusetsu) Analysis to Understand the Japanese Complex Sentence (Fukubun)

(Structure and Semantic Analysis)

Tifa Latifa 1006592

In Indonesian language also Japanese Language based on the total of clause, there are kind of simple sentence and complex sentence. In process to understand the Japanese complex sentence well, we are often face the difficulties from different factors or obstacles, especially for the student who learns that foreign language. The mistake of student usually, beside due to lack of the references and the linguistic books, there is also because of the complex sentence has the long sentence and some categories also clauses. This research explain about subordinate clause or juusetsu (juuzokusetsu) that part of complex sentence. This juuzokusetsu that has been analyzed, is a kind of clause which explain the noun (meishi shuushokusetsu) based on structure of clause. The analysis on examples of the sentence has looked from has not or has the case relation between the explained noun with the predicate of subordinate clause. Purpose of the research is to understand how the clause that include into subordinate clause of meishi shuushokusetsu. It has based on the nai no kankei (in of clause relation) and soto no kankei (out of clause relation) of structure and meaning sides. In case, to make the student easier to understand the complex sentence which has the clause meishi shuushokusetsu within it. The method that has been used is descriptive research method. Which is to collect twenty of examples of the complex sentence and describe also analyse its. The examples were gotten from literature sources, such as raw comic, basic dictionary and also the novel. Therefore, the data has been analysed then has been classified based on the nai no kankei or soto no kankei of case relation. As the result is how the structure of subordinate clause meishi shuushokusetsu and the meaning relation based in of clause relation that indicate the tight relationship and most of marked by “yang” on Indonesian language. On case the out of clause relation, the clause structure can be parting with the modificator which the modificator clause can stand out by self, that also show the not tight relationship of meaning.


(3)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK …... ii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ……... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 2

B.Rumusan dan Batasan Masalah ... 4

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D.Definisi Operasional ... 6

E. Metode Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8

A.Definisi Kalimat dan Jenisnya ... 8

1. Jenis Kalimat Berdasarkan Strukturnya ... 10

a. Dokuritsugobun (kalimat minim) ... 10

1) Kalimat yang menggunakan Kandoushi (kata seru) ... 10

2) Kalimat yang menggunakan Meishi (nomina) ... 10

b. Jutsugobun (kalimat yang berkonstruksi predikatif) ... 11

1) Berdasarkan jenis kata yang menjadi predikatnya ... 11

a) Doushibun (kalimat verbal) ... 11

b) Keiyoushibun (kalimat adjektival) ... 11

c) Meishibun (kalimat nominal) …... 11

2) Berdasarkan pada jumlah klausanya ... 12

a) Tanbun ... 12

b) Fukubun ... 12

2. Jenis Kalimat Berdasarkan Strukturnya ... 12

a. dari segi isi atau imiteki naiyou ... 12

1) Kalimat yang menyatakan keadaan atau joutaibun ... 12

2) Kalimat yang menyatakan aktivitas/kejadian atau ugoki no bun ... 12

b. dari segi fungsi penyampai makna atau dentatsuteki kinou .... 13

1) Kalimat perintah ‘hataraki-kake no bun’ ... 13

a) Perintah (meirei) ... 13

b) Larangan (kinshi) ... 13


(4)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Ajakan (kanyuu) ... 13

2) Kalimat yang menyatakan maksud atau keinginan ‘ishi/ganbou no hyoushutsubun’ ... 13

a) Menyatakan maksud atau hasrat (ishi) ... 14

b) Menyatakan keinginan (kibou) ... 14

c) Menyatakan harapan (ganbou) ... 14

3) Kalimat berita ‘nobetate no bun’ ... 14

a) Kalimat deklaratif (genshou-byounshabun) ... 14

b) Kalimat pernyataan yang berisi keputusan atau kepastian (handanbun) ... 14

4) Kalimat tanya ‘toikake no bun’ ... 14

a) Pertanyaan (toikake no bun) ... 15

b) Keragu-raguan (utagai no bun) ... 15

c) Ekspresi emosi (kantan o arawasu bun) ... 15

B.Kalimat Majemuk (Fukubun) ... 15

1. Kalimat Tunggal (Tanbun) ... 15

2. Kalimat Majemuk ………... 16

C. Definisi Klausa ………... 20

D.Macam-Macam Klausa Subordinatif ... 22

1. Meishisetsu (klausa nomina) ... 22

2. Keiyoushisetsu (klausa adjektiva) ... 23

3. Fukushisetsu (klausa adverbial) ... 23

1. Berdasarkan peran juusetsu (juuzokusetsu) terhadap induk kalimat ……… 25

a. Klausa pelengkap (Hosokusetsu) ... 25

b. Klausa yang menerangkan nomina (Meishi Shuusokusetsu) ... 25

c. Klausa adverbia (Fukushisetsu) ... 25

d. Klausa setara atau paralel (Touisetsu/Heiretsusetsu) ... 26

2. Berdasarkan tinggi rendahnya level juusetsu (juuzokusetsu) ... 27

a. Juuzokusetsu tingkat tinggi ... 27

b. Juuzokusetsu tingkat sedang ... 27

c. Juuzokusetsu tingkat rendah ... 27

E. Klausa Subordinatif yang menerangkan nomina (Meishi Shuusokusetsu) . ………... 30

1. Meishi shuushokusetsu berdasarkan kata ... 30

a. Meishi shuushokusetsu yang diterangkan oleh kata keterangan sifat/rentaishi ……... 30

b. Meishi shuushokusetsu yang diterangkan oleh benda/nomina/meishi ... 31

c. Meishi shuushokusetsu yang diterangkan oleh kata sifat/adjektiva/keiyoushi dan kata kerja/verba/doushi ... 31


(5)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Meishi shuushokusetsu yang diterangkan oleh unsur khas fukushi ‘no’ dan diikuti dengan kata keterangan/adverbia/

fukushi ………... 31

2. Meishi shuushokusetsu yang diterangkan berdasarkan klausa (struktur dan fungsi) ... 31

a. Klasifikasi berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ... 31

1) Nomina utama atau objek penderita yang memiliki hubungan kasus terhadap predikat dalam klausa modifikator (hubungan dalam) ... 32

2) Tidak adanya hubungan kasus antara nomina utama atau objek penderita terhadap predikat dalam klausa modifikator (hubungan luar) ... 32

b. Klasifikasi berdasarkan fungsi dalam membatasi meishi shuushokusetsu ... 32

F. Penelitian Terdahulu... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Metode Penelitian ……... 38

B.Instrumen dan Sumber Data Penelitian... 39

C.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 39

BAB IV ANALISIS DATA ………….…... 42

A.Pengumpulan Data …... 42

B.Analisis Data ... ... 44

1. Klausa Subordinatif Modifikasi Nomina yang Memiliki Hubungan Kasus (Hubungan Dalam) ... 44

2. Klausa Subordinatif Modifikasi Nomina yang Tidak Ada Hubungan Kasus (Hubungan Dalam) ... 64

BAB IV PENUTUP ………...……..…...…... 89

A.Kesimpulan …... 89

B.Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(6)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Klasifikasi Contoh Kalimat Berdasarkan Hubungan Kasus Struktur Klausa ………...……..…...…... 86


(7)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang, jenis kalimat berdasarkan pada jumlah klausanya, terdiri dari dua macam. Sesuai dengan yang disebutkan dalam Kamus Istilah Gramatika Bahasa Jepang (Danasasmita et al, 2001) yakni, kalimat tunggal (tanbun/単文), yang terbentuk dari predikat tunggal dan kalimat majemuk (fukubun/複文), yang dibentuk oleh dua klausa atau lebih. Berkaitan dalam memahami kalimat majemuk bahasa Jepang secara sintaksis, kecenderungan kesalahan pembelajar seringkali muncul ketika berhadapan dengan kalimat yang sangat panjang juga banyak tanda baca koma, sehingga menyebabkan kebingungan dalam menentukan inti dan maksud kalimat. Hal tersebut terjadi ketika membaca, baik kalimat majemuk setara, ataupun kalimat majemuk bertingkat.

Selain itu, berbeda dengan bahasa Indonesia, struktur kalimat bahasa Jepang membentuk pola S-O-P, dimana kata kerja berada di akhir kalimat. Hal ini tentu saja menimbulkan kesulitan dalam menginterpretasi makna dan juga dalam memahami inti kalimat yang dimaksud. Karena dengan pembelajar yang belum terbiasa dengan pola sintaksis yang berbeda tersebut, akan menyebabkan ketidakpahaman pembelajar serta munculnya ambiguitas terhadap maksud kalimat.

Dalam bahasa Jepang sendiri, kalimat majemuk yang muncul apabila penggunanya tidak paham dengan baik, akan menimbulkan kesalahan sehingga maknanya tidak tersampaikan dan menjadi sama sekali berbeda. Hal ini juga sebagian besar disebabkan oleh skema informasi mengenai klausa subordinatif atau klausa terikat (juusetsu/juuzokusetsu) yang kurang memadai, faktor sintaksis yang dilihat dari segi fungsi dan kategorinya juga dalam hal memaknai klausa terikat agar dapat memahami inti kalimat, serta mungkin juga disebabkan oleh faktor interferensi pengaruh bahasa ibu pembelajar (bogo kanshou).


(8)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti dalam contoh kalimat yang disebutkan oleh Dahidi dalam makalah Ikhwal Klausa Relatif Dalam Bahasa Jepang (2011, hlm. 6) berikut ini. Dikarenakan bentuknya yang merupakan kalimat majemuk, pembelajar seringkali melakukan kesalahan dalam menginterpretasi inti kalimatnya.

(1) 私が日本語を教え あ 小林先生 よく勉強す

Watashi ga Nihongo o oshiete ageta Kobayashi sensei wa yoku benkyou suru.

(Dahidi, 2011, hlm. 6) Dalam kalimat (1) di atas, terdapat dua kata benda (orang) yang berindikasi mempunyai peluang untuk menjadi subjek dari kalimat majemuk tersebut, sehingga menimbulkan kebingungan meskipun sesaat. Fungsi subjek yang berkategori nomina memiliki perluasan keterangan, sehingga membentuk klausa subordinatif yang terdiri dari beberapa kategori, dimana terdapat dua kategori nomina di dalam kalimat majemuk tersebut. Lalu, karena kurang jelasnya pemarkah atau ciri-ciri yang membedakannya tersebut, akan dirasa sulit untuk menentukan subjek utama dari inti dari kalimatnya. Selain itu, apabila tidak memahami betul mana yang menjadi inti kalimat (klausa inti) dan mana yang merupakan anak kalimat (klausa subordinatif/juusetsu), akan kesulitan dalam mencerna pemahaman maknanya. Dimana dalam studi semantik, konstruksi yang bermakna ganda seperti ini, sebagai akibat dari tafsiran gramatikal yang berbeda (Chaer, 2007, hlm. 218). Sehingga dapat mengakibatkan ambiguitas arti dari kalimat tersebut di atas seperti berikut :

 “Kobayashi-sensei yang diajarkan bahasa Jepang oleh saya, belajar dengan baik.”

 “Saya, yang mengajarkan bahasa Jepang kepada Kobayashi-sensei, belajar dengan baik.”

Berikut juga ditemukan contoh kalimat majemuk yang agak panjang dan dapat menimbulkan sedikit kesulitan dalam menentukan mana subjek dari inti kalimat dan bagaimana memahami maksudnya. Sebab, panjang-tidaknya kalimat serta sedikit-tidaknya tanda koma juga ternyata turut mempengaruhi.


(9)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 使用利 30 円程度 も が 金 問 く そ よう

文化 い いせいもあ が 腹立 しい目 遭う が多い

Shiyouri wa sanju en teido no monodaga, kingaku no mondai dewanaku, sonoyouna bunka ni nareteinai seimo aru ga, haradatashii me ni au koto ga ooi.

(Tim Pengajar Bahasa Jepang FPBS UPI, 2013, hlm. 2) Selanjutnya, faktor bahasa sendiri juga memiliki kekurangan yang seringkali menjadi salah satu penyebab kesalahpahaman bagi pembelajar. Pada dasarnya, Suriasumantri (1996, hlm. 184-186) memandang bahwa kekurangan tersebut juga terletak pada peranan bahasa sendiri yang bersifat multifungsi, yakni sebagai sarana komunikasi emotif, afektif, dan simbolik. Dan salah satu kelemahan bahasa yang paling menonjol ialah sifat majemuk (pluralistik) yang dimiliki oleh bahasa itu sendiri. Sehingga, pembelajar tentu saja akan semakin kesulitan dan tertantang dalam memaknai sesuatu hal yang berkaitan dengan linguistik, dengan sejelas-jelasnya. Terutama bila memahami makna atau menggunakan kalimat fukubun bahasa Jepang, yang terdiri dari dua atau lebih klausa subordinatif ini.

Selain itu, melihat data yang terdapat di perpustakaan, penelitian mengenai kalimat majemuk bahasa Jepang tersebut masih kurang. Seperti penelitian yang lebih memfokuskan dalam mengkaji jenis-jenis kalimat bahasa Jepang (Egga Ginanjar, 2011), penelitian yang membahas penggunaan kakujoushi no dan ga sebagai penanda anak kalimat yang menerangkan nomina oleh Wihartini (2013), dan juga Pengaruh Penguasaan Struktur Kalimat Majemuk Subordinatif Bahasa Indonesia terhadap Penguasaan Struktur Kalimat Majemuk Subordinatif Bahasa Jepang dalam Karangan (Nisa Fitriani, 2008).

Beberapa faktor yang ditemukan penulis tersebut di atas, dapat menjadi faktor pendorong kesalahan dalam berbahasa Jepang dari segi struktur sintaksis (tougoron/統語論), baik dari segi fungsi maupun kategorinya yang membentuk klausa terikat tersebut. Berkenaan dengan itu, ditemukan juga kesulitan dalam memahami kalimat majemuk bahasa Jepang jika dibentuk oleh klausa subordinatif yang menerangkan nomina (meishi shuushokusetsu), dan bagaimanakah bentuk juuzokusetsu jenis tersebut.


(10)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul, “ANALISIS JUUSETSU DALAM MEMAHAMI KALIMAT MAJEMUK (FUKUBUN) BAHASA JEPANG”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah umumnya sebagai berikut : Bagaimanakah bentuk juusetsu atau klausa yang menerangkan nomina dalam kalimat majemuk bahasa Jepang?

Dengan didasarkan pada permasalahan umum tersebut, maka masalah khusus pun dapat dirumuskan seperti berikut ini :

a. Klausa subordinatif yang bagaimanakah yang memiliki hubungan kasus berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi struktur? b. Klausa subordinatif yang bagaimanakah yang memiliki hubungan kasus

berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi makna? c. Klausa subordinatif yang bagaimanakah yang tidak memiliki hubungan

kasus berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi struktur?

d. Klausa subordinatif yang bagaimanakah yang tidak memiliki hubungan kasus berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi makna?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka peneliti memutuskan untuk membatasi ruang lingkup penelitian.

a. Penelitian yang dilakukan ini hanya akan mengkaji klausa yang menerangkan nomina dalam contoh kalimat majemuk bahasa Jepang. b. Klausa yang menerangkan nomina dilihat dari ada tidaknya hubungan

kasus berdasarkan struktur klausanya ditinjau dari segi struktur dan makna.


(11)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Contoh kalimat majemuk bahasa Jepang yang diteliti berupa dua puluh buah kalimat yang terdapat dalam komik raw Byusoku 5 Centimeter, novel Onyado Kawasemi bab 1-2, dan A Dictionary of Basic Japanese Grammar.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dirumuskan secara umum sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana bentuk juusetsu atau klausa subordinatif yang menerangkan nomina dalam kalimat majemuk bahasa Jepang.

Dengan didasarkan pada tujuan umum tersebut, maka tujuan penelitian secara khusus dirumuskan seperti berikut ini :

1. Klausa subordinatif yang bagaimanayang memiliki hubungan kasus berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi struktur. 2. Klausa subordinatif yang bagaimana yang memiliki hubungan kasus

berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi makna. 3. Klausa subordinatif yang bagaimana yang tidak memiliki hubungan kasus

berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi struktur. 4. Klausa subordinatif yang bagaimana yang tidak memiliki hubungan kasus

berdasarkan struktur meishi shuushokusetsu ditinjau dari segi makna. a. Manfaat Teoritis

Secara teori, manfaat yang didapat diambil dari penelitian ini yakni untuk menambah referensi ilmiah mengenai kebahasaan bahasa Jepang dalam dunia linguistik. Selain itu, dengan adanya penelitian ini, maka peneliti menjadi lebih memahami bagaimana memaknai suatu kalimat majemuk bahasa Jepang dan pada saat pengaplikasiannya ke dalam struktur kalimat serta wacana lainnya. b. Manfaat Praktis

Secara praktis, dengan mengetahui apa fungsi dan kategori serta tanda-tanda yang membedakan juuzokusetsu dengan klausa inti, maka penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan menggunakannya secara langsung di lapangan. Yaitu pada saat pengajaran bahasa Jepang dapat membantu proses pembelajaran di kelas, sehingga diharapkan dapat mengurangi kesalahan pembelajar dalam


(12)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan dan memahami kontruksi kalimat tersebut. Terutama mengurangi kesalahan berbahasa Jepang juga kesulitan pemahaman terhadap makna ambiguitas yang muncul dalam struktur kalimat majemuknya. Sehingga memberikan hasil yang positif bagi penulis khususnya, dan bagi intitusi pendidik pada umumnya.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari ketidakjelasan makna kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mendefinisikannya sebagai berikut :

1. Analisis

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 59) adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelahaan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

b. Juusetsu

Dalam Kamus Istilah Gramatika Bahasa Jepang (Danasasmita et al, 2001, hlm. 38), juusetsu atau juuzokusetsu merupakan klausa subordinat/klausa terikat/anak kalimat; bagian yang melekat karena mempunyai hubungan subordinat dengan klausa inti.

c. Kalimat Majemuk (Fukubun)

Fukubun merupakan kalimat majemuk dalam bahasa Jepang yang dibentuk oleh dua klausa atau lebih (Danasasmita et al, 2001, hlm. 9). Untuk mengkaji bagaimana struktur dan makna yang terbentuk, maka analisis juusetsu di dalam penelitian ini memiliki arti untuk menelaah bagaimana bentuk klausa subordinatif yang menerangkan nomina dalam fukubun bahasa Jepang melalui pendekatan formalis dan fungsionalis.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah analisis deskriptif kualitatif. Hal ini disesuaikan dengan kajiannya, yakni linguistik. Sehingga untuk dapat lebih memahami objek penelitiannya, selain menjabarkan secara mendetail,


(13)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian juga dilakukan dengan menganalisis data yang berupa contoh-contoh kalimat untuk mendapatkan kesimpulan.

Sumber data sendiri berupa jitsurei yang diambil dari komik raw Byousoku 5 Centimeter, novel Onyado Kawasemi bab 1-2, dan A Dictionary of Basic Japanese Grammar . Instrumen penelitian yang digunakan adalah penulis sendiri dan format data yang menghimpun contoh-contoh kalimat bahasa Jepang yang relevan dengan penelitian. Teknik pengolahan data tersebut dilakukan dengan mengumpulkan, melakukan pemilihan data tersebut dan mengklasifikasikannya sesuai dengan catatan yang dibuat oleh peneliti sendiri. Kemudian mengkaji data tersebut dan melakukan analisis untuk mendapatkan deskripsi yang jelas dalam memahami kalimat fukubun. Maka pada tahap akhir pengolahan data, peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. F. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terbagi ke dalam lima bab, yaitu sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan Landasan Teoritis yang membahas tentang teori-teori atau pustaka yang berkenaan dengan kalimat, kalimat majemuk (fukubun), klausa, macam-macam klausa subordinatif (juusetsu/juuzokusetsu), dan klausa yang menerangkan nomina (meishi shuushokusetsu), serta penelitian terdahulu yang berkenaan tentang fukubun atau klausa subordinatif.

Bab III Metode Penelitian, yang terdiri atas metodologi penelitian dan objek penelitian, sumber data, instrumen penelitian, serta teknik pengumpulan dan pengolahan data.

Bab IV Hasil Penelitian yang menguraikan deskripsi dari hasil penelitian, dan pembahasan analisis.

Dalam Bab V adalah Simpulan dan Saran yang berkenaan dengan penelitian.


(14)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Batang tubuh penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif. Yaitu, penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. Baik pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif desainnya sama, yang membedakan adalah kemauan dan kepentingan peneliti itu sendiri (Masyhuri dan Zainuddin, 2008, hlm. 13).

Pemilihan metode dan teknik penelitian harus disesuaikan atau mengacu pada masalah dan tujuan pendidikan (Sutedi, 2011, hlm. 8-9). Maka berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Penelitian deskriptif atau sering juga disebut penelitian survei merupakan penelitian yang bermaksud membuat “penyandraan” secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Dimana metode deskriptif adalah metode yang tepat untuk menganalisis suatu kasus. Dengan demikian, penulis akan mempelajari, mengamati, dan mengkaji pernyataan suatu kasus yang ada dan dapat memberikan deskriptif yang objektif, lengkap dan jelas mengenai bagaimana contoh klausa yang menerangkan nomina dalam kalimat fukubun bahasa Jepang, khususnya yang terdapat dalam sumber data yang dimiliki penulis.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan, suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2011, hlm. 58). Langkah kerja dalam penelitian deskriptif secara umum terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memilih dan merumuskan masalah;


(15)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menganalisa data; 4. Menyimpulkan; dan 5. Membuat laporan.

Dengan metode penelitian deskriptif ini, dimaksudkan untuk menganalisis klausa-klausa yang menerangkan nomina tersebut, sehingga pada akhirnya didapatkan suatu gambaran dan kesimpulan tentang bagaimana bentuk dari meishi shuusokusetsu yang dilihat dari ada tidaknya hubungan kasus dalam kalimat majemuk, jika dilihat dari struktur dan makna.

B. Instrumen dan Sumber Data Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri. Sumber data penelitian, merupakan data kualitatif berupa jitsurei contoh-contoh kalimat yang dihimpun dari beberapa bahan acuan, yaitu :

1. A Dictionary of Basic Japanese Grammar (Seiichi dan Michi : 1989) 2. Komik Byousoku 5 Centimeter (Makoto dan Seike : 2011)

3. Novel Onyado Kaawasemi bab 1 dan 2 (Hiraiwa : 1990)

Selain jitsurei tersebut, terdapat juga data berupa sakurei, yang merupakan contoh kalimat yang dibuat oleh penulis.

C. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam menganalisis data yang ada, penulis terlebih dahulu menghimpun berbagai contoh kalimat yang dari data yang ada. Kemudian, meninjau data yang ada ditinjau dari struktur dan makna kalimat melalui pendekatan formalis dan fungsionalis. Dimana pendekatan formalis lebih menekankan pada penelitian konstruksi (struktur) atau bentuk, sedangkan fungsional menekankan pada makna dan fungsinya serta hal lainnya yang terkait, seperti konteks, hubungan antara


(16)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penutur dan lawan bicaranya. Sehingga pendekatan ini cocok untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ada.

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yakni : 1. Tahap persiapan

Pada tahap ini, penulis mengkaji mengkaji kamus, buku, novel, komik, dan sebagainya yang memuat informasi tentang teori dasar serta klausa subordinatif meishi shuusoku setsu.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengumpulkan contoh-contoh kalimat majemuk yang terdapat klausa meishi shuusokusetsu di dalamnya, kemudian memilih dan mengklasifikasikan kalimat yang klausa meishi shuusokusetsu memiliki hubungan kasus atau tidak.

b. Meninjau bagaimana bentuk struktur dan makna meishi shuusokusetsu dilihat dari hubungan dalam struktur klausa modifikatornya.

Pada tahap ini, pertama kali yang dianalisis adalah bagaimana struktur kategori tiap kata, kemudian fungsi yang didudukinya pada contoh kalimat. Kemudian, menganalisis bagaimana bentuk fungsi klausa yang memodifikasi nomina pada kalimatnya, serta mengembalikannnya pada struktur awal klausa bila memungkinkan. Hal ini untuk melihat apakah ada hubungan kasus yang terjadi antara nomina utama dengan klausa yang menerangkannya atau tidak. Setelah diketahui bagaimana susunan konstruksi klausa yang menerangkan nomina tersebut, kemudian ditinjau pula dari segi makna yang menghubungkan antara nomina dengan modifikatornya tersebut. Apakah ada kata dalam bahasa Indonesia secara khusus yang dapat menunjukkan hubungan dalam yang terjadi tersebut atau tidak.

c. Meninjau bagaimana bentuk struktur dan makna meishi shuusokusetsu dilihat dari hubungan luar struktur klausa modifikatornya tersebut. Dalam melakukan tahap ini pun, pertama kali yang dianalisis adalah bagaimana struktur kategori tiap kata, kemudian fungsi yang


(17)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didudukinya pada contoh kalimat. Kemudian, menganalisis bagaimana bentuk fungsi klausa yang memodifikasi nomina pada kalimatnya, serta mengembalikannnya pada struktur awal klausa bila memungkinkan. Hal ini untuk melihat apakah hubungan kasus yang terjadi merupakan hubungan luar. Setelah diketahui bagaimana konstruksi klausa yang menerangkan nomina tersebut, lalu ditinjau pula dari segi makna yang menghubungkan antara nomina dengan modifikatornya tersebut. Apakah bila dimaknai dalam bahasa Indonesia, terdapat kata yang secara khusus menandakan hubungan luar ini.

Pada tahap 2. a-b tersebut di atas, dengan berdasarkan pada teori dalam menganalisis hubungan dalam struktur klausa meishi shuushokusetsu pada bab sebelumnya, dilakukan melalui pendekatan formalis dan fungsionalis, seperti yang diterapkan pada tahapan contoh dalam menganalisis klausa relatif ganda dalam bahasa Jepang (Sutedi, 2011, hlm. 112).

3. Tahap Pelaporan

Dalam tahap ini, penulis membuat kesimpulan secara induktif tentang bagaimana struktur dan makna meishi shuusokusetsu dalam membentuk kalimat majemuk bahasa Jepang (fukubun). Mendeskripsikan beberapa jawaban dari permasalahan yang ditemukan, sehingga pada akhirnya dapat menyimpulkan hasil penelitian dari analisis yang telah dilakukan.


(18)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mengkaji berdasarkan struktur dan makna contoh kalimat majemuk bahasa Jepang yang mengandung juuzokusetu jenis meishi shuushokusetsu yang dilihat dari struktur klausanya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, di antaranya sebagai berikut.

Pada klausa subordinatif yang menerangkan nomina, jika dilihat dari struktur klausanya, terdapat dua macam hubungan yang terefleksikan dalam contoh kalimatnya. Klausa yang menunjukkan hubungan dalam antara nomina utama (objek penderita) dengan predikat klausanya dan hubungan luar yang menunjukkan tidak adanya hubungan di antara keduanya.

1. Klausa meishi shuushokusetsu yang memiliki hubungan dalam ditinjau dari struktur

Karena dilihat dari strukturnya, maka fungsi predikat atau keterangan lainnya dalam klausa dapat diisi oleh beberapa kategori atau jenis yang berbeda dalam proses modifikasinya. Tetapi hal ini tidak melebihi batas fungsi yang dimiliki oleh klausa turunan.

Fungsi objek, subjek, keterangan pada kalimat majemuk dalam hubungan ini biasanya diisi oleh meishi shuushokusetsu yang mengalami proses modifikasi dalam klausanya, tergantung pada struktur awal klausanya. Selain itu, meski tidak semua, tetapi biasanya klausa subordinatif ini pada awalnya berupa kalimat transitif yang memiliki berpola S-O-P, seperti tampak pada contoh awal struktur kalimat berikut.

(そ )大男 小 っぱ 客 着物を着せ て出て来

Sebelum menjadi klausa yang menerangkan nomina :


(19)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, klausa yang berupa kalimat transitif pada awalnya, memiliki partikel ga yang dapat menjadi pemarkah yang menunjukkan adanya suatu klausa turunan dan berfungsi sebagai subjek anak kalimat dalam kalimat majemuk.

2. Klausa meishi shuushokusetsu yang memiliki hubungan dalam ditinjau dari makna

Dilihat berdasarkan makna, hubungan dalam yang dimiliki akan lebih terlihat, dimana jika diartikan hal ini biasanya akan ditandai dengan kata yang. Kata “yang” tersebut menjadi penghubung antara nomina yang diterangkan dengan unsur modifikatornya.

Kata yang tersebut menunjukkan keterikatan yang kuat antara nomina subjek klausanya dengan predikatnya. Hubungan erat yang memperlihatkan jika kata yang itu dihilangkan dalam maknanya, maka akan mengalami keganjilan makna. Seperti contoh kalimat yang makna kata “yang”-nya dilesapkan.

[日本語が書け ]外国人 大変少ない

Nihongo ga kakeru gaikokujin wa taihen sukunai.

Orang asing dapat menulis bahasa Jepang, sangat sedikit.

Oleh karena itu, pada makna jenis klausa meishi shuushokusetsu yang ini, kata yang dapat dikatatakan tidak dapat dilesapkan begitu saja karena perannya sebagai penghubung yang menerangkan sangat kuat.

3. Klausa meishi shuushokusetsu yang memiliki hubungan luar ditinjau dari struktur

Ditinjau dari segi strukturnya, klausa yang menerangkan nomina-nya ini meskipun tampak sama dengan klausa yang memiliki hubungan dalam, tetapi dilihat segi strukturnya hubungan luar akan terlihat dalam proses modifikasinya juga memiliki klausa yang menjadi bagian dari isi atau ada bagian tertentu yang memiliki hubungan dengan nomina utama. Nomina utama dalam klausa ini tidak memiliki hubungan dengan predikat yang


(20)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerangkannya dalam klausa anak kalimat, sehingga dapat berdiri sendiri disebabkan tidak adanya hubungan yang kuat.

Selain itu, sebagian pada saat pengidentifikasian kedudukan fungsi klausa turunan dalam contoh kalimat, bagian nomina utama yang diterangkannya seperti tidak memiliki fungsi tertentu seperti terlihat pada contoh kata kehai dalam struktur klausa meishi shuushokusetsu pada kalimat fukubun seperti berikut.

年上 女中頭をな めて いが部屋を出て行く気配がす

Subjek Objek Predikat

Objek Predikat (Subjek) Objek Predikat

Pada sebagian kalimat yang menunjukkan contoh hubungan luar ini, klausa subordinatif yang menerangkan nomina utamanya dapat berupa klausa transitif yang lengkap (memiliki subjek-objek-predikat), intransitif (subjek- (pelengkap/keterangan)-predikat), atau klausa yang telah memiliki subjek tersendiri di dalamnya (seperti kata “saya”).

4. Klausa meishi shuushokusetsu yang memiliki hubungan luar ditinjau dari makna

Berdasarkan makna, nomina klausa meishi shuushokusetsu yang memiliki hubungan luar, tampak pada bagaimana struktur klausa yang menerangkannya dan telah dijelaskan sebelumnya, sehingga dalam maknanya dapat dihubungkan dengan berbagai kata penghubung sesuai dengan kalimatnya. memiliki hubungan luar yang tidak erat dengan predikat yang menerangkannya. Seperti yang menunjukkan isi dari atau suatu hal, pada maknanya ditandai dengan kata “tentang”, tempat bisa juga ditandai dengan kata, “dimana/dengan”, serta keterangan lain yang dihubungkan juga dengan kata, “akan/untuk”, dan lain sebagainya.

B. Saran


(21)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, penulis hanya mengkaji pada klausa meishi shuushokusetsu yang jika dilihat dari segi struktur klausanya, dibedakan dengan ada tidaknya hubungan kasus atau dengan kata lain, memiliki hubungan luar atau dalam. Klausa yang mengalami modifikasi tersebut dibahas dari segi makna maupun struktur kalimatnya.

Penulis menyarankan kepada peneliti yang tertarik untuk membahas kajian ini, mendalami lagi bagaimana klausa meishi shuushokusetsu tersebut jika dilihat dari fungsi klausanya. Karena penelitian penulis yang meninjau dari segi struktur klausa ini memiliki kaitan yang erat dengan fungsi klausa anak kalimat tersebut.

2. Saran untuk pembelajar bahasa Jepang

Klausa jenis ini sering muncul di antara jenis-jenis juuzokusetsu di dalam pembelajaran, terutama membaca. Oleh karena itu, bagi pembelajar bahasa Jepang, diharapkan dapat lebih teliti dalam memahami bagaimana kalimat majemuk atau fukubun dalam bahasa Jepang, sehingga tidak mengalami ambiguitas dan sebagainya. Karena jika ditinjau dari segi struktur ataupun makna, juusetu atau anak kalimat ini mengalami kompleksitas yang membutuhkan perhatian yang baik.

Selain itu, pembelajar bahasa Jepang juga, diharapkan dapat lebih memperhatikan apa yang diterangkan oleh pengajar ketika memahami kalimat majemuk ini atau dapat bertanya langsung mengenai hal tersebut. Dapat juga wawasan mengenai klausa subordinatif ini ditambah dengan mempelajari referensi mengenai bahasa Jepang, khususnya yang berhubungan dengan tata bahasa atau gramatikanya.


(22)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, C. (1993). Linguistik Suatu Pengantar. Bandung : Penerbit Angkasa. Alwi, H. et al. (2003). Tata Bahasa Baku : Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Chaer, A. (2007). Morfologi Bahasa Indonesia : Pendekatan Proses. Jakarta : Rineka Cipta.

Fitriani, Nisa. (2008). Pengaruh Penguasaan Struktur Kalimat Majemuk Subordinatif Bahasa Indonesia terhadap Penguasaan Struktur Kalimat Majemuk Subordinatif Bahasa Jepang dalam Karangan. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Ginanjar, E. (2011). Kajian Jenis Kalimat Bahasa Jepang dan Ungkapan Cinta pada Lagu Enka. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Hiraiwa, Y. (1990). Onyado Kawasemi. Tokyo : Bungei Shunju.

Isao, Iori. (2001). Shokyuu o Oshieruhito no Tame no Nihongo Bunpou Handobukku. Tokyo : Kuroshiki Insatsu Kabushiki Kaisha.

Iwasaki, S. (2013). Japanese : Revised Edition. Amsterdam : John Benjamin Publishing.

Makoto dan Seike. (2011). Byousoku 5 Senchimeetoru. Tokyo : Kodansha Publishing.

Masyhuri dan Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung : Refika Aditama.

Nitta, Y. (2009). Gendai Nihongo No Bunpou 4. Tokyo : Kuroshio Shuppan Nitta, Y. (2009). Gendai Nihongo No Bunpou 5. Tokyo : Kuroshio Shuppan Parera, J.D. (2009). Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta. Erlangga.

Putrayasa, I. B. (2006). Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung : Refika Aditama.


(23)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seiichi, M. dan Michio T. (1989). Nihongo Kihon Bunpou Jiten : A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Tokyo : Japan Times.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta Wacana Press.

Sudjianto dan Dahidi, A. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.

Suriasumantri, J. S. (1996). Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Muliasari – IKAPI.

Sutedi, D. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI Press & Humaniora Utama Press.

Sutedi, D. (2011). Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora. Tarigan, H. G. (1985). Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis. Bandung : Penerbit

Angkasa.

Tim Pengajar Bahasa Jepang FPBS UPI. (2013). Chuukyuu Dokkai. Bandung : Program Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

Wawan D. et al. (2000). Kamus Istilah Gramatika Bahasa Jepang. Bandung : Program Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

Wihartini. (2013). Analisis Penggunaan Kakujoshi No dan Ga sebagai Penanda Subjek pada Anak Kalimat yang Menerangkan Nomina. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Situs Internet :

Dahidi, A. (2011). Ikhwal Klausa Relatif Bahasa Jepang. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JEPANG/195

802281983031-AHMAD_DAHIDI/Artikel2/IHWAL_KLAUSA_RELATIF_BAHASA_J EPANG.MAKALAH_DI_PASCA_UPI.pdf. Diakses 10 Januari 2014 Tn. (2011). Kata Keterangan Bahasa Indonesia, Kata Keterangan Bahasa Jepang,

Sintaksis dan Tougoron. [Online]. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17115/4/Chapter%20II.pd f . Diakses 9 Januari 2014.

Tn. (2010). Analisis Kesalahan Mahasiswa Semester 8 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas Bina Nusantara Jakarta dalam

Pemakaian (~ う ち に) dan ~ 間 に . [Online]. Tersedia:

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2010-2-00312-JP%20bab%201.pdf. Diakses 15 Januari 2014.


(24)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN

Daftar Istilah Gramatika

Tougoron Sintaksis

Bun Kalimat

Bunsetsu Klausa

Fukubun Kalimat majemuk bahasa Jepang

Juusetsu/Juuzokusetsu Klausa subordinatif/klausa terikat/anak

kalimat

Rentaisetsu Klausa relatif

Meishisetsu Klausa nomina

Keiyoushisetsu Klausa adjektiva

Fukushisetsu Klausa adverbia

Hosokusetsu Klausa pelengkap

Inyousetsu Klausa subordinatif yang terdapat

kutipan

Gimonsetsu Klausa subordinatif yang mengandung

pertanyaan di dalamnya

Meishi Shuusokusetsu Klausa subordinatif yang menerangkan

atau memodifikasi nomina

Gen’in/riyuu setsu Klausa adverbia yang menerangkan

alasan

Junsetsu joken setsu Klausa adverbia yang menerangkan

pengandaian/syarat

Gyaku joken setsu Klausa adverbia yang menerangkan

perlawanan

Jimon setsu Klausa adverbia yang menerangkan

pertanyaan

Mokuteki setsu Klausa adverbia yang menerangkan

tujuan/maksud

Youtai setsu Klausa adverbia yang menerangkan

keadaan

Toui setsu/heiretsu setsu Klausa subordinatif yang setara/paralel

Kankei ga motsuka inaka meishi shuushokusetu

Meishi shuusokusetsu yang memiliki hubungan dalam/luar

Shugo Subjek


(25)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taishougo Objek

Joukyougo Keterangan

Shuushokugo Modifikator

Setsuzokugo Konjungsi

Hogo Pelengkap

Meishi Nomina/kata benda

Doushi Verba/kata kerja

Keiyoushi (I/Na) Adjektiva/kata sifat

Fukushi Adverbia/kata keterangan

Jodoushi Kopula

Joshi Partikel

Setsuzokuzhi Kata sambung

Kandoushi Kata seru


(26)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Kalimat Majemuk Meishi Shuushokusetsu dalam Komik Byousoku 5 Centimeter (2011) :

(1) 読 い あ 書室 気 入 見

(Makoto dan Seike, 2011, p. 11)

(2) 私 借 う 思う い 遠 先 (Makoto dan

Seike, 2011, p. 18)

(3) 手紙 想 明里 い (Makoto dan Seike,

2011, p. 99)

(4) 明里 い 町 い (Makoto

dan Seike, 2011, p. 100)

(5) 今 食 中 番 い い (Makoto dan Seike, 2011, p. 116)

(6) 僕 ぶ 先 緒 い い (Makoto

dan Seike, 2011, p. 139-140)

(7) 大人 いう 具体的 ういう 僕

わ (Makoto dan Seike, 2011, p. 157)

(8) 私 私あ メー いい 思

う (Makoto dan Seike, 2011, p. 182)

(9) 偶然 作 緒 帰 (Makoto dan

Seike, 2011, p. 182)

(10) 友 遠 好 いう

子? 直接聞い いい 思う (Makoto dan Seike, 2011, p. 187) (11) い あ (Makoto dan Seike, 2011, p. 197)

(12) 行 い わ い い 足 い (Makoto


(27)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(13) 出 あ いメー 打 癖 い い う

(Makoto dan Seike, 2011, p. 228)

Daftar Kalimat Majemuk Meishi Shuushokusetsu dalam Novel Onyado Kawasemi Bagian 1-2 halaman. 7-78 (1990) :

(14) 女 外出 持 い い大男 伴 入 来

いう (Hiraiwa, 1990, p. 8)

(15) 人娘 来 い 養子 家督相続 出来

彼女 役宅 返 失意 中 心臓 発作

倒 (Hiraiwa, 1990, p. 9)

(16) 階 客 送 女中頭 戻 (Hiraiwa, 1990, p. 10) (17) 黙 わ い 老番頭 口 (Hiraiwa, 1990, p. 10)

(18) 神妙 町人髷 前掛 い 八 堀 捕方

凶悪犯 ぶ 凄い男 (Hiraiwa, 1990, p. 10)

(19) 今夜 女中 黒い犬 逃 いう寮 大川 面 い 家

わ 鬱蒼 木立 い (Hiraiwa, 1990, p. 16)

(20) 黒い犬 笑 い 狐 犬 嫌う う

….. 東吾 口 源 郎 東吾 通 苦笑 洩

(Hiraiwa, 1990, p. 17)

(21) 部屋 色 思 炬燵布団 変わ

紫 大 梅 花 散 友禅 炬燵布団 敷い

あ (Hiraiwa, 1990, p. 19)

(22) ….. 黒い犬 ….. 源 郎 水 (Hiraiwa,


(28)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(23) 異国人 江戸 入 例外 除い 禁制 あ (Hiraiwa,

1990, p. 19)

(24) 長崎 多い 唐人 日 人 蘭 人 日 人…..殊 蘭 人

日 遊女 間 生 子 美 い (Hiraiwa, 1990, p. 20)

(25) 珍 い あ 明日あ 大雪 い

香苗 袴 紐 結 足 通之進 わ 聞え

東吾 いう (Hiraiwa, 1990, p. 21)

(26) 兄 健康 必 良好 い 知 い 東吾

兄 精勤ぶ 安 あ (Hiraiwa, 1990, p. 21)

(27) 役 手 わ 東吾 跡目 工作 知

いわ い (Hiraiwa, 1990, p. 22)

(28) 決 養子 話 わ い

兄 承知 故 あ (Hiraiwa, 1990, p. 22)

(29) 八 堀 行 足 途 中 思 い 直 向 島

(Hiraiwa, 1990, p. 23)

(30) 空地 藁 ぶ 死体 喜助 引 人 見張

い (Hiraiwa, 1990, p. 23)

(31) 思い い 木戸 入 家 あ 玄

供待風 小部屋 え (Hiraiwa, 1990, p. 24)

(32) 小部屋 格子 打 窓 裏木戸 正面 当 (Hiraiwa, 1990, p. 24)

(33) 嬲 漸 気 い 東吾 照 長崎 え

俗謡


(29)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34) あ 夜 金銀 招待 募 誰 小梅 寮 忍 出

筈 あ (Hiraiwa, 1990, p. 34)

(35) 夜 堂々 い 部屋 泊 翌日 東吾 い 連 浅

草 観音様 詣 (Hiraiwa, 1990, p. 36)

(36) 小 客 着物 着 出 来 大男

客貌 整 い 和 相 い (Hiraiwa, 1990, p. 38)

(37) 彼 能的 江戸 着 千代菊 誰 玩具

察 い (Hiraiwa, 1990, p. 39)

(38) 悪徳商人 響応 う い 相手 募 大物 あ

(Hiraiwa, 1990, p. 41)

(39) 間 う 奉行 腹 件 闇 闇 葬 危険 あ

(Hiraiwa, 1990, p. 41)

(40) 感動 潮 東吾 襲 (Hiraiwa, 1990, p. 44)

(41) 噂 蔵前 差 持 家 銀 何某 使 い 旨

い ….. 源 郎 あ 鹿爪 い (Hiraiwa, 1990, p. 25)

(42) 裏木戸 近い供待風 え 建物 番大 納戸 所 風呂

場 部屋 四 う 棟 茶室 四畳半 水

質 建物 離 い (Hiraiwa, 1990, p. 27)

(43) 苫屋 寮 逃 出 女中 黒い犬 い わ

泊 男女 又 あ 大男 東吾 推 通 南蛮

黒 坊 い い 人 今 い 思う

(Hiraiwa, 1990, p. 30)

(44) 通貨 改鋳 あ 新 い金銀 発行 伴 う


(30)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(45) え い 女 人 長崎 連 来

蘭 あい い 流石 鬼 力

娘 い い (Hiraiwa, 1990, p. 34)

(46) い 心配 用意 飯 凄い食欲

(Hiraiwa, 1990, p. 38)

(47) 手 握 人 偶然 日 商人 手

別々 買い 江戸行 船 乗 時 ハンフウキ 千代

菊 対 恋情 奔流 う 突 走 (Hiraiwa, 1990, p. 39)

(48) 刻近 走 続 人 見 雪 大地 い

い血 虫 息 い 数人 男 あ (Hiraiwa,

1990, p. 42)

(49) 人 荒 彼方 沖 向 泳い

行 ハンフウキ あ (Hiraiwa, 1990, p. 43)

(50) ハンフウキ 如何 強靭 生命力 持 い 雪

海 小半刻 泳 続 能 あ (Hiraiwa, 1990, p.

43)

(51) 頭 腹 立 様 い い …..

(Hiraiwa, 1990, p. 45)

(52) 女 中 頭 い 部 屋 出 行 気 配

(Hiraiwa, 1990, p. 45)

(53) 方 あ 大体 女

締 う (Hiraiwa, 1990, p. 62)

(54) い 女 男 い 船 揺 男 女


(31)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Kalimat Majemuk Meishi Shuushokusetsu dalam Buku A Dictionary of Basic Japanese Grammar (1989) :

(55) 母 心配 い い ?(Seiichi dan

Michio, 1989, p. 195)

(56) アメ カ 日 買う 日 製 あ あ

(Seiichi dan Michio, 1989, p. 199)

(57) 最近 いわゆ 自然作品 当 自然 い あ (Seiichi dan Michio, 1989, p. 199)


(1)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Kalimat Majemuk Meishi Shuushokusetsu dalam Komik Byousoku 5 Centimeter (2011) :

(1) 読 い あ 書室 気 入 見

(Makoto dan Seike, 2011, p. 11)

(2) 私 借 う 思う い 遠 先 (Makoto dan

Seike, 2011, p. 18)

(3) 手紙 想 明里 い (Makoto dan Seike,

2011, p. 99)

(4) 明里 い 町 い (Makoto

dan Seike, 2011, p. 100)

(5) 今 食 中 番 い い (Makoto dan Seike, 2011, p.

116)

(6) 僕 ぶ 先 緒 い い (Makoto

dan Seike, 2011, p. 139-140)

(7) 大人 いう 具体的 ういう 僕

わ (Makoto dan Seike, 2011, p. 157)

(8) 私 私あ メー いい 思

う (Makoto dan Seike, 2011, p. 182)

(9) 偶然 作 緒 帰 (Makoto dan

Seike, 2011, p. 182)

(10) 友 遠 好 いう

子? 直接聞い いい 思う (Makoto dan Seike, 2011, p. 187)

(11) い あ (Makoto dan Seike, 2011, p. 197)

(12) 行 い わ い い 足 い (Makoto


(2)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(13) 出 あ いメー 打 癖 い い う

(Makoto dan Seike, 2011, p. 228)

Daftar Kalimat Majemuk Meishi Shuushokusetsu dalam Novel Onyado Kawasemi Bagian 1-2 halaman. 7-78 (1990) :

(14) 女 外出 持 い い大男 伴 入 来

いう (Hiraiwa, 1990, p. 8)

(15) 人娘 来 い 養子 家督相続 出来

彼女 役宅 返 失意 中 心臓 発作

倒 (Hiraiwa, 1990, p. 9)

(16) 階 客 送 女中頭 戻 (Hiraiwa, 1990, p. 10)

(17) 黙 わ い 老番頭 口 (Hiraiwa, 1990, p. 10)

(18) 神妙 町人髷 前掛 い 八 堀 捕方

凶悪犯 ぶ 凄い男 (Hiraiwa, 1990, p. 10)

(19) 今夜 女中 黒い犬 逃 いう寮 大川 面 い 家

わ 鬱蒼 木立 い (Hiraiwa, 1990, p. 16)

(20) 黒い犬 笑 い 狐 犬 嫌う う

….. 東吾 口 源 郎 東吾 通 苦笑 洩 (Hiraiwa, 1990, p. 17)

(21) 部屋 色 思 炬燵布団 変わ

紫 大 梅 花 散 友禅 炬燵布団 敷い

あ (Hiraiwa, 1990, p. 19)

(22) ….. 黒い犬 ….. 源 郎 水 (Hiraiwa,


(3)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(23) 異国人 江戸 入 例外 除い 禁制 あ (Hiraiwa,

1990, p. 19)

(24) 長崎 多い 唐人 日 人 蘭 人 日 人…..殊 蘭 人

日 遊女 間 生 子 美 い (Hiraiwa, 1990, p. 20)

(25) 珍 い あ 明日あ 大雪 い

香苗 袴 紐 結 足 通之進 わ 聞え

東吾 いう (Hiraiwa, 1990, p. 21)

(26) 兄 健康 必 良好 い 知 い 東吾

兄 精勤ぶ 安 あ (Hiraiwa, 1990, p. 21)

(27) 役 手 わ 東吾 跡目 工作 知

いわ い (Hiraiwa, 1990, p. 22)

(28) 決 養子 話 わ い

兄 承知 故 あ (Hiraiwa, 1990, p. 22)

(29) 八 堀 行 足 途 中 思 い 直 向 島

(Hiraiwa, 1990, p. 23)

(30) 空地 藁 ぶ 死体 喜助 引 人 見張

い (Hiraiwa, 1990, p. 23)

(31) 思い い 木戸 入 家 あ 玄

供待風 小部屋 え (Hiraiwa, 1990, p. 24)

(32) 小部屋 格子 打 窓 裏木戸 正面 当 (Hiraiwa, 1990, p.

24)

(33) 嬲 漸 気 い 東吾 照 長崎 え

俗謡


(4)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34) あ 夜 金銀 招待 募 誰 小梅 寮 忍 出

筈 あ (Hiraiwa, 1990, p. 34)

(35) 夜 堂々 い 部屋 泊 翌日 東吾 い 連 浅

草 観音様 詣 (Hiraiwa, 1990, p. 36)

(36) 小 客 着物 着 出 来 大男

客貌 整 い 和 相 い (Hiraiwa, 1990, p. 38)

(37) 彼 能的 江戸 着 千代菊 誰 玩具

察 い (Hiraiwa, 1990, p. 39)

(38) 悪徳商人 響応 う い 相手 募 大物 あ

(Hiraiwa, 1990, p. 41)

(39) 間 う 奉行 腹 件 闇 闇 葬 危険 あ

(Hiraiwa, 1990, p. 41)

(40) 感動 潮 東吾 襲 (Hiraiwa, 1990, p. 44)

(41) 噂 蔵前 差 持 家 銀 何某 使 い 旨

い ….. 源 郎 あ 鹿爪 い (Hiraiwa, 1990, p. 25)

(42) 裏木戸 近い供待風 え 建物 番大 納戸 所 風呂

場 部屋 四 う 棟 茶室 四畳半 水

質 建物 離 い (Hiraiwa, 1990, p. 27)

(43) 苫屋 寮 逃 出 女中 黒い犬 い わ

泊 男女 又 あ 大男 東吾 推 通 南蛮

黒 坊 い い 人 今 い 思う

(Hiraiwa, 1990, p. 30)

(44) 通貨 改鋳 あ 新 い金銀 発行 伴 う


(5)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(45) え い 女 人 長崎 連 来

蘭 あい い 流石 鬼 力

娘 い い (Hiraiwa, 1990, p. 34)

(46) い 心配 用意 飯 凄い食欲

(Hiraiwa, 1990, p. 38)

(47) 手 握 人 偶然 日 商人 手

別々 買い 江戸行 船 乗 時 ハンフウキ 千代

菊 対 恋情 奔流 う 突 走 (Hiraiwa, 1990, p. 39)

(48) 刻近 走 続 人 見 雪 大地 い

い血 虫 息 い 数人 男 あ (Hiraiwa,

1990, p. 42)

(49) 人 荒 彼方 沖 向 泳い

行 ハンフウキ あ (Hiraiwa, 1990, p. 43)

(50) ハンフウキ 如何 強靭 生命力 持 い 雪

海 小半刻 泳 続 能 あ (Hiraiwa, 1990, p.

43)

(51) 頭 腹 立 様 い い …..

(Hiraiwa, 1990, p. 45)

(52) 女 中 頭 い 部 屋 出 行 気 配

(Hiraiwa, 1990, p. 45)

(53) 方 あ 大体 女

締 う (Hiraiwa, 1990, p. 62)

(54) い 女 男 い 船 揺 男 女


(6)

Tifa Latifa, 2014

Analisis Juusetsu Dalam Memahami Kalimat Majemuk (Fukubun) Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Kalimat Majemuk Meishi Shuushokusetsu dalam Buku A Dictionary of Basic Japanese Grammar (1989) :

(55) 母 心配 い い ?(Seiichi dan

Michio, 1989, p. 195)

(56) アメ カ 日 買う 日 製 あ あ

(Seiichi dan Michio, 1989, p. 199)

(57) 最近 いわゆ 自然作品 当 自然 い あ (Seiichi dan