PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA ( AR RUM ) PADA PERUM PEGADAIAN SYARIAH UNIT LAYANAN GADAI SYARIAH UNS

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA ( AR RUM ) PADA PERUM
PEGADAIAN SYARIAH
UNIT LAYANAN GADAI SYARIAH UNS

TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat ahli madya program studi diploma III keuangan dan Perbankan

Oleh :
LALITA SRI MAHARSI DEWANGGARI
F3608047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
2011

iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user
v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user
vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
(QS Al-insyirah: 6)

Hidup tak berarti tanpa berbuat sesuatu yang bermanfaat.

Kemarin adalah kenangan hari ini adalah kenyataan dan esok adalah
masa depan.

Ambilah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain,
itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi.
(Mario Teguh)

commit to user
vii

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua yang tercinta.
2. Adik yang tersayang.
3. Teman-teman mahasiswa fakultas Ekonomi
Universitas
mahasiswa

Sebelas
Diploma

Maret
III

umumnya
Keuangan


dan
dan

Perbankan khususnya.
4. Bapak

Muhammad

pengelola ULGS UNS.

commit to user
viii

Huri,

S,

Scs

selaku


perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah
SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul Prosedur Pemberian
Kredit Usaha ( AR RUM ) Pada Perum Pegadaian Syariah Unit layanan
Gadai Syariah UNS dengan baik.
Tugas akhir ini disusun Berdasarkan data yang di ambil sebagai
hasil magang kerja di perusahaan yang bersangkutan, setelah melalui
pengamatan secara langsung yang telah dilaksanakan selama satu bulan.
Adapun tugas akhir ini dengan maksud untuk memenuhi persyaratan
kurikulum dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya pada program Studi
Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Oleh penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Nurul Istiqomah, SE, M.Si selaku ketua Program Studi Diploma
III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Hery Sulistyo Jati N, SE, M.S.E selaku dosen pembimbing
Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
selama penulisan tugas akhir.
3. Bapak Nasukha selaku manager perum pegadaian syariah cabang
solo baru yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
penelitian dan magang kerja.
4. Bapak Muhammad Huri Selaku kepala Unit Pegadaian Syariah
UNS atas keramahannya dan bantuannya menjadi pembimbing
dalam

magang

kerja

yang

telah


memberi

dorongan

dan

motivasinya.
5. Seluruh karyawan Perum Pegadaian Syariah Terima kasih atas
commit to user
segala bantuannya.
ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6. Bapak dan Ibu Beserta adiku tercinta terima kasih atas segala doa
dan motivasinya.
7. Sabda Fuja Handika sebgai orang yang istimewa dan yang selalu

memberi semangat dan motivasi serta membantu saya.
8. Teman teman Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Angkatan 2008, terima kasih
atas kerja samanya dan persaudaraan yang indah dan manis.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Penulis
berharap penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Penulis mengucapkan terimaksih dan mohon maaf
apabila ada kesalahan yang disengaja maupun tidak.

Surakarta, 25 April 2011

Penulis

commit to user
x

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
MOTTO ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................... 5

C. Tujuan ........................................................................ 5
D. Manfaat ...................................................................... 5
E. Metode Penelitian ...................................................... 6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kredit ....................................................... 9
B. Unsur-Unsur Kredit ................................................... 11
C. Tujuan dan Fungsi Kredit ......................................... 13
D. Penggolongan Kredit ................................................ 14
E. Jenis Kredit ............................................................... 15
commit to user
xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

F. Pengertian Kredit Gadai .......................................... 18
G. Prinsip Perkreditan .................................................. 19

H. Barang Jaminan ...................................................... 21
I. Penaksiran Barang Jaminan ................................... 21
BAB III

PEMBAHASAN
A. Kondisi umum ......................................................... 24
1. Sejarah Pegadaian ............................................ 24
2. Sejarah Pegadain Syariah ................................. 25
3. Landasan Hukum ............................................... 26
4. Latar Belakang Pendirian ULGS ........................ 28
5. Visi dan Misi ...................................................... 29
6. Tujuan ............................................................... 30
7. Struktur Organisasi ............................................ 31
8. Operasional ULGS ............................................. 31
9. Operasional Jasa Simpan .................................. 33
10. Penerimaan Barang jaminan .............................. 36
11. Perpanjangan Pinjaman dann Penjualan ............ 36
12. Diskripsi Jabatan ................................................ 38
B. Prosedur Pemberian Kredit Usaha AR RUM ........... 42

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................. 49
B. Saran ...................................................................... 50
commit to user
xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Laporan Magang Kerja
LAMPIRAN 2 : Dokumen Pendukung Penyusunan TA

commit to user
xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Golongan Marhum Bih dan biaya Administrasi ............. 34
3.2 Tabel tarif Ijaroh ...................................................................... 35
3.3 Biaya asuransi yang dibayar oleh nasabah ............................ 44
3.4 Biaya administrasi yang dipungut dari nasabah ..................... 45
3.5 Perbedaan kredit usaha pada pegadaian syariah dengan
pegadaian konvensional ………………………………………. 47

commit to user
xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
3.7 Struktur Orgaisasi ..................................................................... 31

commit to user
xv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA (AR RUM) PADA PERUM
PEGADAIAN SYARIAH
UNIT LAYANAN GADAI SYARIAH UNS

LALITA SRI MAHARSI DEWANGGARI
F3608047

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana
prosedur dalam pembiayaan kredit usaha untuk usaha mikro kecil dan
menengah. Ruang lingkup penelitian ini mencakup diskripsi umum
mencakup profil pegadaian syariah dan prosedur pemberian kredit,
kemudian

metode

penelitian

ini

pengumpulan

meliputi

data

wawancara

yang

langsung

digunakan
dengan

dalam
pegawai

Pegadaian Syariah UNS dan observasi dengan mengamati langsung
kegiatan pembiayaan usaha. Metode pembahasan yang digunakan
adalah model pembahasan diskriptif kualitatif adalah pembahasan
secara sistematis mengenai obyek yang diteliti.
Penelitian ini akan dibahas khusus bagaimana prosedur
pemberian kredit pada pegadaian syariah UNS. Hal ini dapat
mengetahui bagaimana prosedur pemberian kredit usaha sehingga
pihak yang membutuhkan dana lebih mudah mengakses pegadaian
syariah khususnya.
Salah

satu

tempat

yang

bisa

dijadikan

tempat

untuk

mendapatkan kredit adalah di Perum Pegadaian Syariah. Perum
commit to user
ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pegadaian merupakan badan usaha di Indonesia yang mempunyai
izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar
hukum gadai. Pegadaian Syariah memiliki sebuah pembiayaan usaha
yang dinamakan Arrum (pembiayaan usaha kecil dan menengah).
Namun yang menjadi masalah yaitu minimnya pengetahuan
masyarakat tentang prosedur pembiayaan dalam suatu lembaga
keuangan,

khususnya

pada

pegadaian.

Sehingga

masyarakat

mengurungkan niat pergi ke lembaga keuangan untuk melakukan
permohonan pembiayaan, ini karena ketidaktahuan masyarakat
tentang prosedur pembiayaan itu sendiri, yang dianggap butuh proses
yang panjang.
Pengembalian kredit usaha di pegadaian syariah dapat
dilakukan dengan pola angsuran dalam jangka waktu tertentu. Untuk
memperoleh pembiayaan kredit usaha, nasabah harus mengisi
formulir pembiayaan kredit arrum dan melampirkan persyaratan yang
telah ditentukan oleh pegadaian. Namun dalam kenyataan yang adad
banyak

nasabah

yang

lalai

dalam

melakukan

pembayaran

angsurannya sehingga terjadi kredit macet. Sebaiknya pegadaian
melakukan pengawasan dalam pengangsuran kredit usaha oleh
nasabah.

Kata kunci : prosedur pembiayaan
commit to user
iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998, banyak bank
menggarap sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Karena sektor ini dapat bertahan terhadap krisis ekonomi yang
pernah terjadi di Indonesia. Ketika krisis ekonomi, banyak bank
dilikuidasi, PHK terjadi di banyak perusahaan dan berdampak pada
sebagian besar aktivitas perekonomian.
Di masa krisis UMKM dapat bertahan bahkan mengalami
perkembangan yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena UMKM
bergerak hampir disemua sektor ekonomi. ketahanan UMKM dalam
menghadapi krisis ekonomi bukanlah ditentukan oleh kebijakan
pemerintah, melainkan ditentukan oleh lingkungan ekonomi dan
daya adaptasi dari UMKM itu sendiri terhadap iklim mekanisme
ekonomi pasar persaingan selama ini. Seperti perdagangan,
pertanian dan industri rumah tangga. Dalam pembiayaannya
UMKM biasanya relatif lebih kecil sehingga penyaluran kredit
UMKM dapat merata. Kegiatan UMKM dapat menyesuaian dengan
lingkungan dimana usahanya berada karena hanya menggunakan
teknologi sederhana.
Dewasa ini untuk pengembangan UMKM tidak terlepas dari
commit to user
modal usaha. Salah satu sumber modal usaha UMKM adalah kredit

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

usaha. Bagi para pengusaha mikro, kredit bank dapat memberi nilai
tambah dalam mengembangkan usahanya. Berdasarkan situasi ini
banyak lembaga keuanga baik bank dan nonbank yang tertarik
untuk memberikan pinjaman modal kepada pelaku UMKM. Salah
satu lembaga keuangan nonbank tersebut yaitu pegadaian yang
memberikan kredit dengan sistem gadai.
Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non bank yang
bergerak dibidang perkreditan. Kehadiran lembaga pegadaian
bukanlah hal yang asing lagi,bahkan lembaga ini menjadi sangat
populer

dikalangan

masyarakat.

Dengan

menitipkan

emas,

kendaraan bermotor atau barang berharga lainnya sebagai jaminan
atas uang yang dipinjam. Pada saat harga kebutuhan dan modal
usaha yang semakin mahal yang tidak dapat lagi dicukupi oleh gaji
maupun pendapatan, pegadaian merupakan alternatif solusi yang
dapat menjawabnya.
Dalam perspektif ekonomi, pegadaian merupakan salah satu
alternatif pendanaan yang sangat efisien karena tidak memerlukan
proses dan persyaratan yang rumit. Pegadaian melaksanakan
kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk
penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai. Tugas
pokok dari lembaga ini adalah memberikan pinjaman kepada
masyarakat yang membutuhkan. Lembaga Keuangan Gadai
Syariah mempunyai fungsi sosial yang sangat besar. Karena pada
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

umumnya, orang–orang yang datang ke Pegadaian adalah mereka
yang sangat membutuhkan pendanaan dalam waktu singkat.
Sebagian besar pinjaman yang dibutuhkan adalah pinjaman yang
bersifat komsumtif dan sifatnya mendesak.
Hal ini dapat terlihat dari praktik gadai itu sendiri yang
menentukan adanya bunga gadai, yang mana pembayarannya
dilakukan setiap 15 hari sekali, dan tentu saja pembayarannya
harus tepat waktu karena jika terjadi keterlambatan pembayaran,
maka bunga gadai akan bertambah menjadi dua kali lipat dari
kewajibannya.
Saat ini pegadaian juga harus berhati-hati menjaga barang
gadai seperti emas yang digadaikan oleh nasabah. Berbeda
dengan uang yang hilang dan bisa digantikan dengan jumlah yang
sama, emas memiliki nilai historis atau ikatan emosional dengan
nasabah. ”Misalnya emas yang digadaikan adalah warisan dari
orang tuanya jadi akan sulit bagi bank jika emas itu hilang karena
biasanya emas yang digadaikan itu punya nilai historis atau ikatan
emosional bagi nasabah. Dalam syariat islam, ketika perjanjian
gadai ditunaikan terdapat unsur-unsur yang dilarang syariat.
Dalam perspektif syariat islam, hal di atas tidak hanya
dikategorikan sebagai riba, namun juga sebagai ketidak jelasan
(gharar). Kegiatan ini secara jelas memiliki kencenderungan
merugikan salah satu pihak. Memang hal ini tidak terlalu
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

diperhatikan oleh masyarakat. Akan tetapi, ketika mereka terjebak
dengan bunga yang membengkak serta ketidak sanggupan untuk
membayar.

Hal-hal tersebut

adalah beberapa

alasan

yang

melatarbelakangi munculnya berbagai macam lembaga keuangan
yang berbasis Syariah baik lembaga keuangan bank ataupun non
bank, salah satunya pegadaian syariah. Keberadaan pegadaian
syariah diharapkan mampu menjadi penyalur pembiayaan UMKM
dengan prinsip syariah islam. Keberadaan pegadaian syariah akan
mempunyai peranan penting untuk pengembangan UMKM karena
menjadi alternatif pembiayaannya selain sumber pembiayaan yang
sudah ada.
Dengan memanfaatkan kredit dari Pegadaian Syariah
kapasitas produksi usaha nasabah dapat meningkat. Kredit yang
diberikan

oleh

pegadaian

dapat

menjadi

keuntungan

bagi

nasabah.Keuntungan nasabah antara lain adalah tersedianya dana
yang dapat dipinjam nasabah dengan prosedur relatif sederhana
sehingga nasabah dapat meningkatkan kapasitas produksinya.
Tetapi kredit juga bisa merugikan karena setelah nasabah
meminjam lalu usahanya menjadi tersendat, angsuran yang
dibayarkan meningkat. Hal ini adalah salah satu faktor yang
menyebabkan usahanya gulung tikar. Hal ini dapat mempengaruhi
pada pegadaian syariah karena usaha nasabah yang tersendat
maka angsurannya pun akan terhambat. untuk mengantisipasi hal
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tersebut maka pegadaian syariah perlu melakukan penelitian dan
penyelidikan terhadap nasabah sebelum meminjamkan dana untuk
usaha nasabahnya. Oleh karena itu, menjadi penting untuk
mengetahui prosedur pemberian kredit bagi kedua belah pihak.
Uraian diatas menjadi landasan utama untuk melakukan
penelitian pada pegadaian syariah UNS dengan judul penelitian
“PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT USAHA (ARRUM) PADA
PEGADAIAN SYARIAH UNIT LAYANAN GADAI SYARIAH UNS”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
permasalahan yaitu :
Bagaimana Prosedur Pemberian Kredit usaha Arrum pada
Pegadaian Syariah Unit Layanan Gadai syariah UNS?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prosedur pemberian kredit
usaha Arrum pada Pegadaian Syariah Unit Layanan Gadai Syariah
UNS.
D. Manfaat
1. Bagi Perusahaan / instansi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan yang membangun bagi perusahaan / instansi
sehingga Pegadaian Syariah dapat mengambil kebijakan yang
lebih baik dalam hal pengelolaan pegadaian.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah,
menerapkan dan membandingkan ilmu yang diperoleh dibangku
kuliah dalam dunia kerja yang nyata.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi pada
penelitian lain yang sejenis diwaktu yang akan datang.
E. Metode Penelitian
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk melaksanakan
penelitian pada Pegadaian Syariah penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kualitatif yaitu proses pemecahan dengan cara menggambarkan
keadaan obyektif pada saat sekarang ini sebagaimana adanya.
Penggunaan penelitian ini dimaksud untuk menggambarkan
secara lengkap bagaimana prosedur pemberian pembiayaan
modal usaha pada pegadaian syariah.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Pegadaian Syariah ULGS
UNS.
3. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari sumber pertama yaitu Pegadaian Syariah
ULGS UNS
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi
kepustakaan dan studi dokumenter yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Lapangan
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk
memperoleh data primer dengan melakukan penelitian
langsung pada lokasi perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh data dan infomasi yang diperlukan dengan cara
sebagai berikut :
1) Observasi
Teknik

pengumpulan

data

dilakukan

dengan

cara

mengadakan pengamatan secara langsung pada objek
atau lokasi penelitian yang berhubungan dengan topik
pembahasan penelitian.
2) Wawancara
Teknik pengumpulan data degan mengadakan tanya
jawab dengan karyawan Pegadaian Syariah ULGS UNS
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang
diteliti dalam tugas akhir.
b. Studi Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder
dengan cara membaca buku, dokumen-dokumen serta
referensi lainnya yang berhubungan dengan nasabah yang
diteliti.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif karena data yang diperoleh bukan berupa
angka namun merupakan informasi yang tidak mementingkan
banyak data tetapi detail dengan rincian data.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kredit
Secara etimologi, istilah kredit berasal dari Bahasa latin,
yaitu "credere", yang berarti kepercayaan. Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia, kredit didefinisikan pinjaman sampai batas
jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.
Salah seorang ahli ilmu hukum, J. A. Lavy, merumuskan arti
kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk
dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Menurut
Muchdarsyah Sinungan, kredit adalah suatu prestasi yang diberikan
oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dimana prestasi akan
dikembalikan lagi pada masa tertentu yang akan diserahi dengan
suatu kontraprestasi berupa bunga.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan, pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 angka 12, "kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan".
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
(Undang-Undang yang Diubah), pengertian kredit diatur dalam
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pasal 1 butir 11, "kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain,
yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga". Pasal 1 butir 12
Undang-Undang

yang

Diubah,

merumuskan

pengertian

"pembiayaan berdasarkan Prinsip Syari'ah adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain, yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk melunasi uang atau tagihan
tersebut, setelah jangka waktu yang tertentu dengan imbalan atau
bagi hasil".
Prinsip Syari'ah, menurut Pasal 1 butir 13 Undang-Undang
yang Diubah, adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan syaria'ah, antara lain: mudharabah, musharaqah,
murabahah, ijarah, dan ijarah wa iqtina.
Jadi kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga yang telah ditentukan ’’.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

B. Unsur-Unsur Kredit
Terdapat beberapa unsur-unsur dalam implementasi kredit.
Beberapa unsur-unsur kredit antara lain sebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang
diberikan baik berupa uang atau jasa akan benar-benar diterima
kembali dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank,
karena sebelum dana diberikan, sudah dilakukan penelitian dan
penyidikan yang mendalam tentang nasabah. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kemampuannya dalam membayar kredit yang
disalurkan.
2. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara pemberi kredit dengan

penerima

kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian
dimana setiap pihak menandatangani hak dan kewajibannya.
Kesepakatan penyaluran kredit dituangkaan dalam akad kredit
yang ditandatangani oleh kedua belah pihak bank dan nasabah.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu
tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada
kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4. Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu risiko
kerugian

yang

diakibatkan

nasabah

sengaja

tidak

mau

membayar kreditnya padahal mampu dan risiko kerugian yang
diakibatkan

karena

nasabah

tidak

sengaja

yaitu

akibat

terjadinya musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak
tertagih sebenarnya karena adanya suatu tenggang waktu
pengembalian. Semakin panjang waktu suatu kredit semakin
menjadi tanggungan bank baik risiko yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Konsekuensi dari pemberian fasilitas

kredit,

bank

tentu

mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu.
Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut kita
dikenal dengan nama bunga bagi prinsip konvensional. Balas
jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank.
Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah balas
jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

C. Tujuan dan Fungsi Kredit
Adapun beberapa tujuan kredit antara lain yaitu:
1. Untuk

mencari

keuntungan

bagi

bank/kreditur,

berupa

pemberian bunga, imbalan, biaya administrasi, provisi, dan
biaya-biaya lainnya yang dibebankan kepada nasabah debitur.
2. Untuk meningkatkan usaha nasabah debitur. Bahwa dengan
adanya pemberian kredit berupa pemberian kredit investasi
atau kredit modal kerja bagi debitur, diharapkan dapat
meningkatkan usahanya.
3. Untuk

membantu

Pemerintah.

Banyaknya

kredit

yang

disalurkan oleh bank-bank, dapat meningkatkan pembangunan
disegala sektor, khususnya di berbagai sektor ekonomi.
Sementara itu fungsi kredit antara lain yaitu :
1. Untuk meningkatkan daya guna uang.
2. Untuk meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang.
4. Untuk meningkatkan peredaran barang.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.
6. Kredit dapat mengaktifkan atau meningkatkan aktifitasaktifitas atau kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.
7. Kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan pemerataan
pendapatan nasional.
8. kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Penggolongan kredit
Dari sudut kolektibilitas yaitu keadaan pembayaran pokok dan
pembayaran bunga kredit oleh nasabah, maka kredit yang
diberikan oleh bank dapat digolongkan pada beberapa keadaan
yaitu :
1. Kredit yang digolongkan sebagai kredit “lancar”, apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu,
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif,
c. Bagian dari kredit yang dijaminkan dengan agunan tunai.
2. Kredit digolongkan sebagai kredit dalam “perhatian khusus”,
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang
belum melampaui 90 (sembilan puluh) hari,
b. Jarang

terjadi

pelanggaran

terhadap

kontrak

yang

diperjanjikan,
c. Didukung oleh pinjaman baru.
3. Kredit digolongkan sebagai kredit “kurang lancar”, apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 90 (sembilan puluh) hari,
b. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
lebih dari 90 (sembilan puluh) hari,
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Terdapat likuidasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
4. Kredit

digolongkan

sebagai

kredit

“diragukan”,

apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang
telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari,
b. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 (seratus delapan puluh)
hari,
c. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit
maupun peningkatan jaminan.
E. Jenis Kredit
Jenis

jenis

kredit

yang

diberikan

oleh

perbankan kepada

masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut :
1. Dilihat dari kegunaan
a. Kredit investasi
b. Kredit

investasi

didefinisikan

sebagai

kredit

yang

dipergunakan untuk melakukan investasi atau penanaman
modal tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu
relatif lama.
c. Kredit modal kerja
Kredit modal kerja didefinisikan sebagai kredit yang akan
dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Dilihat dari sudut tujuan kreditnya
a. Kredit konsumtif
Adalah

kredit

yang

diberikan

dengan

tujuan

untuk

memperoleh atau membeli barang-barang dan kebutuhankebutuhan lainnya yang bersifat konsumtif.
b. Kredit produktif
Adalah kredit yang diberikan dengan tujuan memperlancar
jalannya proses produksi.
c. Kredit perdagangan
Adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli
barang-barang yang dijual lagi.
3. Dilihat dari sudut jangka waktunya
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari
satu tahun.
b. Kredit jangka menengah
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kreditnya
antara 1 tahun hingga 3 tahun.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu lebih dari 3
tahun.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4. Dilihat dari sudut jaminannya
a. Kredit dengan jaminan
Kredit dengan jaminan adalah kredit yang diberikan dengan
suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang
berwujud atau tidak berwujud.
b. Kredit tanpa jaminan
Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan tanpa
jaminan atau barang atau orang tertentu.
5. Dilihat dari sudut sektor usahanya
a. Kredit pertanian
Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atau pertanian rakyat.
b. Kredit peternakan
Merupakan kredit yang dibiayai utnuk sektor peternakan
seperti peternakan ayam, kambing atau sapi.
c. Kredit pertambangan
Merupakan kredit yang disalurkan kepada beraneka ragam
macam pertambangan.
d. Kredit industri
Yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau
besar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

e. Kredit pendidikan
Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana
dan prasarana pendidikan.
f. Kredit profesi
Merupakan kredit yang diberikan kepada beraneka ragam
profesi seperti dosen, dokter dan pengacara.
g. Kredit perumahan
Kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.
h. Kredit koperasi
Yaitu kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi.
F. Pengertian Kredit gadai
Pengertian Gadai menurut kitab undang-undang hukum
perdata

Pasal 1150

(Bank

dan

Lembaga

Keuangan

Lain

(2007:212), Totok Budiarto dan Sigit Triandaru) adalah: “ Hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang
berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh seorang
lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang
berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang
berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah
diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak
dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo ”.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang
atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh
seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya dan yang
memberikan kekuasaan kepada si piutang itu untuk mengambil
pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada
orang-orang berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya
mana yang harus didahulukan (Badrul Zaman, 1991).
Kredit Gadai
Pengertian Kredit Gadai menurut Pedoman Operasional
Kantor Cabang (2004 : hlm III.A.1) adalah: “ Kredit Gadai adalah
pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu atas
dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu yang telah diterapkan
oleh perusahaan, nasabah yang ingin menyelesaikan pinjamannya
kepada perusahaan sebagai pemberi pinjaman (Kreditur) dengan
cara

mengembalikan

uang

pinjaman

dan

membayar

sewa

modalnya berdasar ketentuan yang berlaku.
G. Prinsip-Prinsip Perkreditan
1. Character adalah tentang kepribadian dari calon pelanggan
seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaan, cara hidup,
keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya.
Character ini untuk mengetahui kewajibannya.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

2. Capacity

digilib.uns.ac.id

merupakan

kemampuan

calon

nasabah

dalam

mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya,
pengalaman mengelola usahanya, sejarah perusahaan yang
pernah dikelola (pernah mengatasi masa sulit atau tidak dan
bagaimana mengatasinya). Capacity merupakan ukuran dari
ability to pay atau kemampuan dalam membayar.
3. Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
yang dikelola. Hali ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-laba,
struktur permodalan, rasio keuntungan yang diperoleh seperti
return on equity dan return on investment. Berdasarkan kondisi
di atas bisa dinilai apakah layak calon nasabah diberi
pembiayaan, dan berapa besar plafon pembiayaan yang layak
diberikan.
4. Collaeral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila
ternyata calon nasabah benar-benar tidak bisa memenuhi
kewajibannya. Colleteral ini diperhitungkan paling akhir, artinya
bila masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan yang lain,
maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.
5. Condition of Economy, pembiayaan yang diberikan juga perlu
mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan
prospek usaha calon nasabah. Ada suatu usaha yang sangat
tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu
mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon nasabah.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

H. Barang Jaminan
Syarat-syarat barang yang dijadikan jaminan
a. Syarat ekonomis
Mempunyai nilai ekonomis sehingga mudah dipasarkan atau
diperjualbelikan secara bebas.
b. Mempunyai nilai lebih besar daripada jumlah permohonan
kredit.
c. Secara fisik mempunyai bentuk yang masih baik dan layak
pakai.
Selain syarat-syarat di atas, diperlukan juga beberapa syarat
yuridis. Beberapa syarat yuridis tersebut antara lain yaitu:
a. Barang tersebut adalah milik nasabah atau orang lain yang
dikuasakan kepadanya.
b. Mempunyai bukti kepemilikan, khususnya untuk barang jaminan
berupa sepeda motor dan mobil. Syarat seperti STNK, BPKB
dan nomor mesin serta nomor rangka harus lengkap dan jelas.
I. Penaksiran Barang Jaminan
1. Cara Penaksiran Barang Jaminan
Martono (2004 : 175) mengemukakan bahwa barang yang
akan dijadikan sebagai barang jaminan harus ditaksirkan
terlebih dahulu dengan cara :
a. Untuk barang kantong yaitu emas dan permata dengan
cara :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1) Untuk emas
a) Melihat harga pasar pusat dan standar taksiran
logam
b) Mengukur berat emas tersebut
c) Menaksir

dan

memberi

uang

pinjaman

berdasarkan golongannya.
2) Untuk permata dengan cara :
a) Melihat standar taksiran permata
b) Melakukan pengetesan dengan jarum penguji,
mengukur besarnya permata untuk menentukan
kualitas permata
c) Menaksir

dan

memberi

uang

pinjaman

berdasarkan golongannya.
b. Untuk barang agunan selain emas dan permata dengan
cara :
1. Melihat harga pasar barang tersebut
2. Melakukan

penaksiran

perhitungan

pemberian

golongannya.

commit to user

dan

dilanjutkan

pinjaman

dengan

berdasarkan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pedoman Harga yang Digunakan Untuk Menaksir Barang
Jaminan
a. Harga Pasar Pusat
Harga

pasar

pusat

adalah

harga

pasar

yang

ditetapkan oleh Kantor Pusat sebagai patokan umum bagi
Kantor Daerah maupun bagi Kantor Cabang.
Harga Pasar Pusat terdiri dari HPP emas/perak dan
HPP permata, sebelum HPP emas dijadikan patokan umum
untuk menaksir emas terlebih dahulu disesuaikan dengan
prosentase tertentu, penyesuaian ini sesuai dengan standar
Logam (STL), dan HPP permata yang menghasilkan Standar
Taksiran Permata (STP). Besarnya prosentase (STL dan
STP ditetapkan dengan Surat Edaran tersendiri.
b. Harga Pasar daerah
Harga pasar daerah adalah harga pasar yang
ditentukan oleh kantor Daerah.
c. Harga Pasar Setempat
Harga Pasar Setempat adalah harga pasar barangbarang gudang yang didasarkan pada harga pasar barang
baru (toko) didaerah setempat yang diusulkan oleh kepala
Cabang dan Kepala Kantor Cabang.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya pegadaian
Sejarah pegadaian dimulai Pemerintah belanda baru
mendirikan lembaga gadai pertama kali di Sukabumi Jawa
Barat, dengan nama Pegadaian. Pada tanggal 1 April 1901
dengan Wolf Von Westerode sebagai kepala Pegadaian Negeri
pertama, dengan misi membantu masyarakat dari jeratan para
lintah darat melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum
gadai. Seiring dengan perkembangan zaman, Pegadaian telah
beberapa kali berubah status mulai sebagai

Perusahaan

Jawatan (1901), Perusahaan di bwah IBW (1928), Perusahaan
Negara (1960), dan kembali ke Perjan di tahun 1969. Baru di
tahun 1990 dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10 April 1990
sampai dengan terbitnya

PP103 tahun

2000 Pegadaian

berstatus sebagai Perum dan merupakan salah satu BUMN
dalam lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia
hingga sekarang. Terbitnya PP/10 tanggal 10 April 1990 dapat
dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian.
Sekarang Pegadaian telah berusia lebih dari seratus
tahun. Kantor Pusat Perum Pegadaian yang berkedudukan di
Jakarta dan dibantu oleh kantor daerah, kantor perwakilan
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

daerah, dan kantor cabang. Saat ini jaringan usaha Perum
Pegadaian telah meliputi lebih dari 500 cabang terbesar yang
tersebar di seluruh Indonesia. Manfaatnya semakin dirasakan
oleh masyarakat kalangan menengah dan bawah. Meskipun
perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata
tetap mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam
bentuk pajak dan bagian keuntungan kepada Pemerintah.
2. Sejarahnya Pegadaian Syariah
Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan
menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian, satu hal yang
perlu dicermati bahwa PP/10 menegaskan misi yang harus
diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik riba, misi ini
tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan
sebagai landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai
sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa operasional
Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang
Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun
harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang
menepis anggapan itu. Berkat Rahmat Allah SWT dan setelah
melalui kajian panjang, akhirnya disusun suatu konsep
pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal
pembentukan divisi khusus yang menangani kegiatan usaha
syariah.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem
administrasi modern yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan
efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi
Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor
Cabang Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah
(ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi
Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis
mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari
usaha gadai konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali
berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (
ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003.
Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar,
Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama
hingga September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4
Kantor

Cabang

Pegadaian

di

Aceh

dikonversi

menjadi

Pegadaian Syariah.
3. Landasan Hukum
Landasan konsep pegadaian Syariah juga mengacu
kepada syariah Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist
Nabi SAW. Adapun dasar hukum yang dipakai adalah :
a. Al-Qur’an (Surat Al Baqarah : 283)
‫ﻀ ُﻜﻢْ َﺑﻌْﻀًﺎ‬
ُ ْ‫ﻦ َﺑﻌ‬
َ ‫ﺿﺔٌ ﻓَِﺈنْ َأ ِﻣ‬
َ ‫ﺠﺪُوا ﻛَﺎ ِﺗﺒًﺎ ﻓَ ِﺮھَﺎنٌ َﻣﻘْﺒُﻮ‬
ِ ‫ﺳ َﻔ ٍﺮ َوَﻟﻢْ َﺗ‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ‬
َ ْ‫َوِإنْ ُﻛﻨْ ُﺘﻢ‬
commit to user

.......‫ﻦ َأﻣَﺎ َﻧ َﺘ ُﮫ‬
َ ‫َﻓﻠْ ُﯿ َﺆ ﱢد اﱠﻟﺬِي اؤْ ُﺗ ِﻤ‬

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Artinya :
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang)....” (Depag RI, 1996 : 38)

b. Sunnah
‫ﻚ‬
َ ‫ﻦ َاﺧْ ُﺬ ذِﻟ‬
ُ ‫ﺚ ُﯾﻤْ ِﻜ‬
ُ ْ‫ﺤﯿ‬
َ ‫ﻦ ِﺑ‬
ٍ ْ‫ع َو ِﺛﯿْ َﻘﺔٌ ِﺑ َﺪﯾ‬
ِ ْ‫ﻦ َﻟﮭَﺎ ِﻗﯿْ َﻤﺔٌ ﻣَﺎِﻟﱠﯿﺔٌ ﻓِﻰ َﻧﻈْ ِﺮ اﻟﺸﱠﺮ‬
ِ ْ‫ﻞ اﻟْ َﻌﯿ‬
ُ ْ‫ﺟﻌ‬
َ
......‫ﻦ‬
ِ ْ‫ﻚ اﻟْ َﻌﯿ‬
َ ْ‫ﻀ ِﮫ ِﻣﻦْ ِﺗﻠ‬
ِ ْ‫ﻦ َأوْ َاﺧْ ُﺬ َﺑﻌ‬
ِ ْ‫اﻟ ﱠﺪﯾ‬

Artinya :
“Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah saw
membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan
kepadanya baju besi”. (Shahih Muslim, no.126 : 50
c. Ijma’
Perjanjian gadai yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadits
itu dalam pengembangan selanjutnya dilakukan oleh para
fuqaha dengan jalan ijtihad, dengan kesepakatan para
ulama bahwa gadai diperbolehkan dan para ulama tidak
pernah mempertentangkan kebolehannya. Demikian juga
dengan landasan hukumnya. Namun demikian, perlu dikaji
ulang secara lebih mendalam bagaimana seharusnya
pegadaian menurut landasan hukumnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4. Latar Belakang Pendirian Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS)
Rahn (gadai) adalah produk jasa gadai yang berdasarkan
prinsip-prinsip

syari’ah

dengan

mengacu

pada

sistem

administrasi modern. Prinsip-prinsip administrasi modern yang
perlu diterapkan pada penyelenggaraan rahn antara lain dalam
azas rasionalitas, efisiensi, dan efektifitas. Ketiga azas tersebut
harus diselaraskan dengan nilai-nilai Islam, sehingga dapat
berjalan seiring dengan terintegrasinya dengan manajemen
perusahaan secara keseluruhan.
Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas
dasar tolong menolong dan tidak untuk mencari keuntungan.
Sedangkan gadai menurut hukum perdata disamping berprinsip
tolong menolong juga mencari keuntungan melalui sistem
bunga atau sewa modal. Dikenal atas istilah bunga uang,
dengan demikian dalam bertransaksi rahn (gadai syari’ah)
pemberi gadai tidak dikenakan tambahan pembayaran atas
pinjaman

yang

diterimanya.

Namun

demikian,

masih

dimungkinkan bagi penerima gadai untuk memperoleh imbalan
atas sewa tempat penyimpanan marhun (barang jaminan atau
agunan).
Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada
benda bergerak, sedangkan dalam hukum Islam, rahn berlaku
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pada seluruh harta, baik harta yang bergerak maupun yang
tidak bergerak.
Mengingat adanya peluang dalam mengimplementasikan
rahn atau gadai syari’ah, maka Perum Pegadaian bekerjasama
dengan PT Bank Muamalat Indonesia melaksanakan rahn
sebagai diversifikasi usaha bagi pegadaian untuk mengelola
kegiatan tersebut dibutuhkan suatu Unit Layanan Gadai
Syari’ah (ULGS) UNS di bawah Perum Pegadaian Cabang Solo
Baru. UPCS ini dibawah pengawasan Dewan Pengawas
Syari’ah.
ULGS mengemban tugas pokok melayani kegiatan
pemberian kredit kepada masyarakat luas atas penerapan
prinsip-prinsip gadai yang dibenarkan secara syari’ah islam.
jawab mengelola usaha kredit gadai secara syari’ah agar
mampu berkembang menjadi institusi yang mandiri dan menjadi
pilihan utama bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan
gadai secara syariah.
5. Visi dan Misi
Visi
Pada

tahun

2013

pegadaian

menjadi

champion

dalam

pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi
masyarakat menengah kebawah.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Misi
Bedasarkan peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1990 dan
terakhir peraturan pemerintah 103 tanggal 10 November 2000
tentang

pengalihan

bentuk

perusahaan

jawatan

(perjan)

pegadaian menjadi Perusahaan Umum (Perum) pegadaian dan
selaku salah satu BUMN dalam lingkungan departemen
keuangan Republik Indonesia, Perum Pegadaian mempunyai
misi utama :
1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan
rakyat khususnya golongan menengah kebawah dengan
memberikan

solusi

keuangan

yang

terbaik

melalui

penyaluran pinjaman kepada usaha mikro dan kecil.
2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan
melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara
konsisten.
3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber
daya.
6. Tujuan
a. Turut

melaksanakan

dan

menunjang

pelaksanaan

kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi
dan

pembangunan

nasional

pada

umumnya

melalui

penyaluran pinjaman uang pinjaman atas dasar hukum
gadai.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

b. Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba dan
pinjaman tidak wajar lainnya.
7. Struktur Organisasi
Gambar 3.7
Direksi Perum Pegadaian

JM USAHA INTI

JM USAHA LAIN
PENWIL Perum Pegadaian

PINCAB Perum
Pegadaian

PINCAB
Unit Pelayanan
Cabang Syari’ah

Jumlah karyawan yang ada di Unit Pelayanan Cabang
Syari’ah hanya memiliki 4 orang karyawan, yang terdiri dari satu
orang sebagai penaksir dan kasir (pengelola), satu orang Office
Boy, satu orang satpam , dan satu orang penjaga harian.
8. Operasional Unit Layanan Gadai Syari’ah (ULGS)
a.

Produk Unit Layanan Gadai Syari’ah
Unit Layanan Gadai Syari’ah melayani tiga jenis transaksi

yaitu

gadai

syari’ah

(rahn),

Pembiayaan

Ar-ruum,

dan

Pembiayaan MULIA.
1)

Gadai syariah (Ar-rahn) adalah skim pinjaman yang

user
mudah dan praktiscommit
untuktomemenuhi
kebutuhan dana bagi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

masyarakat dengan sistem sesuai syariah dengan agunan
berupa emas perhiasan, berlian, elektronik dan kendaraan
bermotor.
Persamaan gadai dan gadai syariah (rahn) antara lain
sebagai berikut :
a) Hak gadai berlaku atas pinjaman uang.
b) Adanya angsuran sebagai jaminan uang.
c) Biaya barang yang digadaikan ditanggung pemberi gadai.
d) Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang
digadaikan boleh dijual atau dilelang.
Perbedaan gadai dan gadai syariah (rahn) antara lain
sebagai berikut :
a) Pada

pegadaian

konvensional

apabila

lama

pengembalian pinjaman lebih dari perjanjian, barang
gadai dilelang kepada masyarakat, sedangkan pada
pegadaian syariah apabila dalam satu tahun uang
kelebihan tidak diambil maka uang kelebihan tersebut
diserahkan kepada lembaga ZIS.
b) Pada pegadaian konvensional apabila pembayaran
bunga lebih 1 hari

maka dihitung 10 hari sedangkan

pada pegadaian syariah apabila pembayaran ijaroh lebih
dari 1 hari maka dihitung 15 hari.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

2)

digilib.uns.ac.id

Pembiayaan untuk usaha mikro (Ar-rum) adalah skim

pinjaman berprinsip syariah bagi para pengusaha Mikro dan
Kecil untuk keperluan pengembangan usaha dengan sistem
pengembalian secara angsuran dan menggunakan jaminan
BPKB motor/mobil.
3)

Penjualan emas murni batangan (MULIA) adalah

Murabahah

Logam

Mulia

Untuk

Investasi

Abadi

yang

memfasilitasi kepemilikan emas batangan melalui penjualan
logam mulia secara tunai dan atau angsuran dengan proses
cepat dan jangka waktu yang fleksibel.
b.

Unit Layanan Gadai Syari’ah dalam menjalankan

kegiatan gadai ini menggunakan prinsip, antara lain :
1)

Rahn (gadai syari’ah)

2)

Ijarah

(sewa

tempat)

untuk

penyimpanan

barang

jaminan atau agunan.
9. Operasional jasa Simpan (ijaroh)
Tugas pegadaian syari’ah adalah untuk menjawab tantangan
kebutuhan masyarakat yang menharapkan adanya pelayanan
pinjam meminjam yang bebas dari unsur riba. Yakni dengan
melayani kegiatan pemberian kredit kepada masyarakat luas
atas dasar penerapan prinsip-prinsip gadai syari’ah, utamanya
tentu saja jasa gadai (rahn) yang diberikan kepada masyarakat
untuk menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syari’ah
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang cepat, praktis dan menentramkan. Dan untuk melakukan
itu pegadaian syari’ah menetapkan marhum bih dalam delapan
golongan pinjaman diantaranya sebagai berikut :
a. Golongan A1, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 20.000,- - Rp. 150.000,b. Golongan B1, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 151.000,- - Rp. 500.000,c. Golongan C1, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 501.000,- - Rp. 1.000.000,d. Golongan C2, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 1.005.000,- sampai Rp. 5.000.000,e. Golongan C3, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 5.010.000,- sampai Rp. 10.000.000,f. Golongan C4, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 10.050.000,- sampai Rp. 20.000.000,-

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

g. Golongan D1, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 20.100.000,- sampai Rp. 50.000.000,h. Golongan E1, Nasabah akan dimasukkan dalam golongan ini
apabila UPCS memberikan uang pinjaman dengan nominal
antara Rp. 50.100.000,- sampai Rp. 200.000.000,-

Tabel 3.1
Tabel Golongan Marhum Bih dan Biaya Administrasi
Golongan
Marhun Bih

Plafon Murhun Bih
(Rp)
20,000
151,000
501,000
1,005,000
5,010,000
10,050,000
20,100,000
50,100,000

A1
B1
C1
C2
C3
C4
D1
E1

-

150,000
500,000
1,000,000
5,000,000
10,000,000
20,000,000
50,000,000
200,000,000

Keterangan :
* Marhun bih merupakan “uang pinjaman”
* SBR merupakan “Surat Bukti Rahn”

commit to user

Biaya
Administrasi
(Rp)
1,000
5,000
8,000
16,000
25,000
40,000
50,000
60,000

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id