Laporan Kasus: Kejadian malignant catarrhal fever (MCF) pada sapi bali di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
Bogor, Indonesia,August I Y *
Pmcecti~ngsoi KIL'hhS 2008
~p
esifif
Irana, seperti
varingin barat
hewan
secara sportif
bakterial
Hardiman. Wahyuni, Djafar M, Amir 2,Saardi dan Fitriani
Laporan Kllnis
Infection.Vet.
(88,33),
32,35%), Kalteng
Kalbar
!7
s,
positif
3811s
ataupun
i
lni perlu
~yebabnya. Karena
endeteksi
saat
belum
yakit
Mucosal
489-
Bolin
500.
Brownlie
Clinical
DlarrheafMucosal Disesase
Practlce,7 195-
Brownlie
Rev.Sci.
Intepiz.,
Carrnan
Dreumel
Ridpath
Hazlett,
Alves,
Anderson
Svere
Bovine Vlral
895. J.
10,27-35
Pellerln
Vandenhurk
Lecomte J.
Tijsen P.
Identlficatlon
aNew
strategis
den
penyakit
,babkan rnunculnya
ambrana
sapl
dilakuken
engan
Iangsung
ZOO8
LAPORAN KASUS: KEJADIAN MALIGNANT CATARRHAL FEVER (MCF) PADA SAP1 BALl
Dl KABUPATEN MAROS, SULAWESt SELATAN
sakit.
rnenghilangkan
Daftar Pustaka
lriksaan serologis
selama
positif tehadap
(42,75%)
- 22"'
260Ridpath J.F.,Balin
Dubovl
Vlral
205,66 74.
Telah terjadi kematian sapi bali secara
berturut-turut sebanyak 3 ekor (37,5%) dari
populasi 8 ekor sapi percobaan untuk
optimal~sasi hasil
pertanian
dengan
pemanfaatan limbah hasil penelitian jagung
percobaan dan produksi biogas dari limbah
kotoran sapi di Balai Penelitian Jagung dan
Serelia Maros. Sapi tersebut dibeli dari
pengumpul sapi di Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan yang tidak jelas lokasi pemeliharaan
sebelumnya.
Gejala Klinis
Kasus kematian pertama terjadi pada
awal Juni 2008 dengan gejala yang
diinformasikan oleh pemelihara ternak adalah
adanya kebengkakan dirahang, mata berair
dan akhirnya buta, kemudian disusul kematian
kedua pada akhir Juni dan ketiga awal Juli
2008. Gejala yang nampak adalah tidak mau
makan, mencret, mata berair, kekeruhan pada
kornea akhirnya buta serta adanya leletan
bening dari hidung dan kebengkakan pada
kulit rahang bawah yang berui cairan bening.
Hasil Patologi Anatomi
Hasil gross patologi nampak adanya
edema gelatinous dibawah kulrt pada rahang
bawah, kelenjar lirnfe, limfonode bengkak dan
berdarah, edema fibrinous pada peritonium,
rongga perut, rnesenterium, paru, pleura dan
trachea.
Perdarah~n pada
abomasum
sebagian duodenum dan coecum. Gambaran
hrstopatolog~ ditemukan adanya vasculitis
pada otak dan organ lain.
Diagnosa
Meskipun tidak dilakukan ~solasi dan
edent~fikasivirus, namun berdasarkan gejala
klinis, epidemiologis dan patologi anatomi
didiagnosa Malignant Catarrhal Fever (MCF).
Malignant Catarrhal Fever merupakan penyakit
ingusan yang sangat menular pada sapi,
kerbau dan rusa dengan morbiditas rendah,
mortalitas linggi dan sering muncul pada
daerah dimana dipelihara dornba pada padang
penggembalaan yang sama.
Pmcecti~ngsoi KIL'hhS 2008
~p
esifif
Irana, seperti
varingin barat
hewan
secara sportif
bakterial
Hardiman. Wahyuni, Djafar M, Amir 2,Saardi dan Fitriani
Laporan Kllnis
Infection.Vet.
(88,33),
32,35%), Kalteng
Kalbar
!7
s,
positif
3811s
ataupun
i
lni perlu
~yebabnya. Karena
endeteksi
saat
belum
yakit
Mucosal
489-
Bolin
500.
Brownlie
Clinical
DlarrheafMucosal Disesase
Practlce,7 195-
Brownlie
Rev.Sci.
Intepiz.,
Carrnan
Dreumel
Ridpath
Hazlett,
Alves,
Anderson
Svere
Bovine Vlral
895. J.
10,27-35
Pellerln
Vandenhurk
Lecomte J.
Tijsen P.
Identlficatlon
aNew
strategis
den
penyakit
,babkan rnunculnya
ambrana
sapl
dilakuken
engan
Iangsung
ZOO8
LAPORAN KASUS: KEJADIAN MALIGNANT CATARRHAL FEVER (MCF) PADA SAP1 BALl
Dl KABUPATEN MAROS, SULAWESt SELATAN
sakit.
rnenghilangkan
Daftar Pustaka
lriksaan serologis
selama
positif tehadap
(42,75%)
- 22"'
260Ridpath J.F.,Balin
Dubovl
Vlral
205,66 74.
Telah terjadi kematian sapi bali secara
berturut-turut sebanyak 3 ekor (37,5%) dari
populasi 8 ekor sapi percobaan untuk
optimal~sasi hasil
pertanian
dengan
pemanfaatan limbah hasil penelitian jagung
percobaan dan produksi biogas dari limbah
kotoran sapi di Balai Penelitian Jagung dan
Serelia Maros. Sapi tersebut dibeli dari
pengumpul sapi di Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan yang tidak jelas lokasi pemeliharaan
sebelumnya.
Gejala Klinis
Kasus kematian pertama terjadi pada
awal Juni 2008 dengan gejala yang
diinformasikan oleh pemelihara ternak adalah
adanya kebengkakan dirahang, mata berair
dan akhirnya buta, kemudian disusul kematian
kedua pada akhir Juni dan ketiga awal Juli
2008. Gejala yang nampak adalah tidak mau
makan, mencret, mata berair, kekeruhan pada
kornea akhirnya buta serta adanya leletan
bening dari hidung dan kebengkakan pada
kulit rahang bawah yang berui cairan bening.
Hasil Patologi Anatomi
Hasil gross patologi nampak adanya
edema gelatinous dibawah kulrt pada rahang
bawah, kelenjar lirnfe, limfonode bengkak dan
berdarah, edema fibrinous pada peritonium,
rongga perut, rnesenterium, paru, pleura dan
trachea.
Perdarah~n pada
abomasum
sebagian duodenum dan coecum. Gambaran
hrstopatolog~ ditemukan adanya vasculitis
pada otak dan organ lain.
Diagnosa
Meskipun tidak dilakukan ~solasi dan
edent~fikasivirus, namun berdasarkan gejala
klinis, epidemiologis dan patologi anatomi
didiagnosa Malignant Catarrhal Fever (MCF).
Malignant Catarrhal Fever merupakan penyakit
ingusan yang sangat menular pada sapi,
kerbau dan rusa dengan morbiditas rendah,
mortalitas linggi dan sering muncul pada
daerah dimana dipelihara dornba pada padang
penggembalaan yang sama.