Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Dikelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan

! !"# $%$&$$&%&

' #) ( #

!( (
! *$&*

(

(+ '# #' # ,
! !"# $%$&$$&%&

' #) ( #

!( (
! *$&*

(

i


!" # " "$ !$% " " &'&(&&('(

)

)* )

*)

)+

&, $ - .&(. $ )* $ / --

+0

/$

ii

!


" # !"! $ !"! $

#% &

' ()(*((*)*

+ +#

#,'

- . "& " # $ "/ ' - *)22(3(4 *)32(5 6 6(*

- 0 "1 $ - ' - *)7)(7() *)))(5 6((*
# , ''

- 8"

1 ! $ $ $ "/

' - *)46()(* *)))(5 6((*


$ *6 / + 6(*6 /%
% !% 9

!:- / - !

1 " # $ - /;

' - *)2'

,,' "

: %
" "% 1
?

'% : "
' 3

/


(%

' ( 4%

% " &" %

' %
' *"
'

4 %/
'" / *'

& % ,2 ( %

2>,2

04 !


vi

"

#"

#"

"

%&

%&

' (' % &

) #*

%


% )+

% )+

,- "

() , #

) / /0

) #-

* 2. 3

*

&

.- " -"


! ! ! $
! ! $ 1

# #* , 4 5, *

' 6-

,

!
$
$ $

vii

6 ,
*, - % , *,
*- , /8 ,
"


4 +
4

*- 9 , : * -"

4

-

), % ,

" /
:# , :%

4

$ $ $ $ 7 7 7 7 7 7 1
: : !

viii


;* ' -

/ / /- % 4

-%

/4

5, *

/ #-

,- " %

*

& #*

2. 3 , - , " %


/ 4 / #* - . , - 1 ,

4
* /*

!

ix

! "# $ % # &'

! ( ) ( *(#'+' ! (#(, - (!+(, * ! . !"/ (& /!*(!#0

! /1' (!# *

! (#/&( (!' '! ! & (* . (0

! ' # #- 2 , ,( !2(


! ' # 3 ! (!(, # !

! 4 ' # (#( !5 ! (!(, # ! , )/ #/ ' (*(- # !

/6 !* ' #( #

! 7 ' # * , (!(, # ! &

, )/ #/ ' (*(- # !

/6 !* ' #( #

ii

! "
()

"
# $%& '
"

*+

!
5 ,6
# ,

- ./'0 ' 12'34'/+*+

+&

! /+

7 07 0

!

+ % + .8& ' 5

$

'

5 , 67
# !

' ,

iii

!

! !!

! ! !!

!"

#$ %

!

!

&' (

)

$

$!

!$

!

! *+ (,

! - #$ %!

. / 01(2 (.34( 5(1+*+

+' (

! #$ % 1+

6 7 8 !2 8 !2 !

9 #99 %

: + +0;' (

&

$!

6

78

!<

#$ %

1
Tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada sel tumbuh tumbuhan pada hewan (termasuk di dalamnya pada manusia) akan terkandung sejumlah air (WHO,1993).
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air.Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah.Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadaman kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain lain.Penyakit penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air.Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana mana (WHO, 1993).
Sesuai dengan arah pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satu upayanya adalah meningkatkan kesehatan lingkungan, termasuk di dalamnya adalah program penyediaan air bersih dan memenuhi syarat (Ind. DepKes 1982).
Air yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari hari khususnya untuk penyediaan air minum dan air bersih harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat syarat dan pengawasan kualitas air.Maka, air yang dipergunakan harus memenuhi syarat kesehatan.Air yang bersih adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.Agar dapat mencapai persyaratan kesehatan haruslah dapat memenuhi kualitas dan kuantitas.Syarat kualitas yang harus dimiliki adalah bebas dari mikroorganisme dan bebas dari bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan (Indra, 2000).
Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya

2
yakit di masyarakat.Volume rata rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150 200 liter atau 35 40 galon.Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keberadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Budiman, 2007).
Air yang dapat dikonsumsi sebagai air minum adalah air yang telah memenuhi standar kesehatan. Di Indonesia, standar kualitas air minum diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2011. Di dalam air sumur terkandung ion ion logam, diantaranya besi (Fe) yang kadarnya harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah(Slamet, 1994).
Sebagian masyarakat Indonesia masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Air sumur diklasifikasikan sebagai air kelas satu, yang artinya digunakan untuk air baku sebagai air minum dan atau peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan persyaratan yang sama dengan kegunaan air tersebut (PP No. 82 tahun 2001). Karena luasnya penggunaan air sumur sebagai air minum, maka perlu diadakannya pemeriksaan terhadap air sumur tersebut.
Oleh karena itu menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, kadar (Fe) dalam air minum maksimum yang dibolehkan adalah 0,3 mg/lt.
Besi dibutuhkan oleh tubuh sebagai nutrient.Tubuh membutuhkan 35 70 mg unsur besi tiap hari. Walaupun diperlukan oleh tubuh, tetapi jika melebihi kebutuhan makan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Besi juga mengakibatkan kerusakan pada dinding usus halus (Slamet, 1994).
Logam besi juga terdapat di dalam air, baik yang bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+, tersuspensi sebagai butir koloid dan tergabung dengan zat organik atau zat anorganik seperti tanah liat. Logam besi berasal dari tanah, bukit bukit yang dilaluinya ataupun dalam proses erosi alamiah. Kandungan besi dalam air yang melebihi batas dapat menimbulkan efek negatif seperti menyebabkan bau, rasa yang amis, menimbulkan gangguan pada hati serta noda noda pada pakaian yang berwarna putih jika digunakan untuk mencuci (Widowati, 2008 ).

3
Kadar besi (Fe) yang berlebihan selain dapat mengakibatkan timbulnya warna merah juga mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam, serta dapat memudarkan bahan celupan dan tekstil (Effendi, 2003).
Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan besi adalah di dalam usus halus.Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan sekaligus juga sebagai ekskresi besi yang tidak diserap.Besi dalam usus halus diabsorpsi dalam bentuk feritin, dimana bentuk ferro (Fe2+) lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk ferri (Fe3+).Feritin masuk ke dalam darah dan berubah menjadi senyawa transferin.Dalam darah tersebut besi mempunyai status sebagai besi trivalent yang kemudian ditransfer ke hati atau limfa yang kemudian disimpan dalam organ tersebut dalam bentuk feritin dan hemosiderin.Toksisitas terjadi bila terdapat kelebihan besi (kejenuhan) dalam ikatan tersebut (Pujiastuti dan Asmaningsih, 2005).
Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia, karena hampir setiap kegiatan manusia memerlukan air. Pemerintah telah berupaya meningkatkan penyediaan air minum dengan menambah instalasi sarana air minum maupun melalui program Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga). Namun adanya pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, maka sebagian besar masyarakat masih sulit untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini terjadi terutama di kota besar seperti Medan dengan kapasitas sumber air bersih yang dikelola oleh PDAM (perusahaan Daerah Air Minum) yang belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Oleh karena itu sebagian besar masyarakat masih menggunakan air tanah (sumur), air sungai, atau sumber lainnya sebagai sumber air bersih (Athena, Tugaswati dan Sukar 2002).
Untuk daerah belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan lainnya (Dahlan, 2000).
Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan luas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7 10 meter dari permukaan

4
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melelui rembesan.Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia, kakus jamban, dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan kosnstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur (DEPKES RI 1995).
Sumur gali ada yang memiliki pompa dan ada yang tidak memakai pompa.Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur, bibir sumur, lantai sumur serta jarak dengan sumber pencemar (Entjang, 2000).
Pada sumur dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara langsung dapat dipergunakan sebagai air minum.Air tanah ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun pompa mesin (DEPKES RI 1995).
Pada air permukaan jarang ditemui kadar besi (Fe) lebih besar dari 1 mg/l, tetapi dalam air tanah kadar besi dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi besi yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur.Hal itu juga dapat ditemui pada air permukaan yang mengandung besi lebih banyak.Kadar besi dalam air tersebut juga dapat disebabkan karena adanya pipa pipa saluran air yang berkarat (Alaerts, 1999).
Konsumen awam menilai kualitas air dari penampilan fisik yaitu kekeruhan, warna, bau, dan rasa yang langsung dapat dilihat/dirasakan tanpa bantuan analisis laboratorium. Banyak warga yang akhirnya berlangganan air kemasan untuk minum dan hanya menggunakan air sumur untuk mencuci dan mandi.

5
Selain pengaruhnya terhadap kesehatan tadi, hal seperti di atas tentu tidak dikehendaki. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis bagaimana kualitas air jika ditinjau dari kadar besi (Fe) terhadap air tersebut sehingga dapat diketahui apakah air sumur tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2011.
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahanya yaitu :
1. Berapakah kadar besi (Fe) yang terkandung di dalam air tanah di kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Medan?
2. Apakah kadar tersebut masih dalam batas yang aman untuk dikonsumsi?
Untuk mengetahui berapa kadar besi yang terkandung pada air tanah / sumur di kelurahan Gedung Johor, Medan.
1. Untuk mendeteksi dan mengukur kadar besi (Fe) pada tiap air sumur di Kelurahan Gedung Johor, Medan.
2. Untuk mengetahui keadaan fisik air sumur bor di Kelurahan Gedung Johor, Medan.
!" Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :
1. Sebagai pengetahuan dan informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan maupuninstansi terkait.
2. Sebagai bahan penyuluhan bagi masyarakat tentang akibat dari konsumsi secara berlebihan air minum yang mengandung besi (Fe).

6
3. Dapat digunakan sebagai informasi penelitian lanjutan dan mengembangkan ilmupengetahuan lainnya.
4. Dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada peneliti mengenai kajian tulisilmiah yang dilakukan dan memberikan pengalaman melakukan penelitian.

7

#$ %

#

sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi

sekitar 71% dari permukaan bumi.Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar

98% terdapat di samudera dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang

terdapat di sungai, danau dan bawah tanah.Diantara air tawar yang ada tersebut,

87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar

1% terdapat di danau dan sungai. Selain berlimpah keberadaannya di muka bumi,

airpun memiliki karakteristik yang khas, menurut Effendi (2007), karakteristik

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0°C (32°F) – 100°C,

air berwujud cair. Suhu 0°C merupakan titik beku (

) dan

suhu 100°C merupakan titik didih (

) air.

b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpanan panas yang sangat baik. Perubahan suhu air yang lambat

mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan

suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk

hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai

pendingin mesin.

c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini

memerlukan energi panas dalam jumlah besar. Sebaliknya, proses

perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas

yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa

kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah

satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara

baik di bumi.

8

yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis

senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang

sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia

hingga 35.000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut

diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan

bahan bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup

dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air

digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar

(polutan) yang masuk ke dalam air.

e. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan

memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul

cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air

memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (

).

f. Air merupakan satu satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki densitas

(massa/volume) yang lebih rendah daripada air.

g. Air mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi. Proses ini berawal

dari permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara kemudian

mengalami kondensasi yaitu berubah menjadi titik titik air yang

mengumpul dan membentuk awan. Titik titik air itu memiliki kohesi

sehingga titik titik air menjadi besar dan dipengaruhi gravitasi bumi

sehingga jatuh disebut hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi

sebagian diserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui sungai menuju

ke laut.

Air merupakan sumber daya alam yang sangat melimpah di muka bumi, dan dengan adanya siklus hidrologi menjadikan air sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, namun meskipun air merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni.Air hujan yang pada awalnya dalam keadaan murni tapi setelah mengalami reaksi dengan

9
gas gas di udara dalam perjalanannya turun ke bumi dan selanjutnya selama mengalir di atas permukaan bumi dan dalam tanah, menjadikan air tersebut terkontaminasi. Kualitas air merupakan karakteristik mutu yang dibutuhkan dalam pemanfaatan air sesuai dengan yang diperuntukannya (Joeharno, 2000).
Pengelompokan kualitas air dibagi menjadi empat golongan menurut peruntukannya dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1990, pembagian tersebut sebagai berikut :
a. Golongan A : air dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b. Golongan B : air dapat digunakan sebagai air baku air minum. c. Golongan C : air dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan. d. Golongan D : air dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di
perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air dalam hal ini mencakup keadaan fisik dan kimia yang dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia pertanian, industri, rekreasi dan pemanfaatan air lainnya. Dalam Peraturan Pemerintah RI No 82 tahun 2001, kualitas air ditetapkan melalui pengujian karakteristik fisika dan karakteristik kimia : 1. Persyaratan Fisika Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: a. Jernih atau Tidak Keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran butiran koloid dari tanah liat, semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. b. Tidak Berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih, air yang berwarna berarti mengandung bahan bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

10
c. Rasanya Tawar Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah, air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukkan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam garam tertentu yang larut dalam air sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
d. Tidak Berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat.Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
e. Temperaturnya Normal Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20 26°C). Air yang sudah tercemar mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara (Kusnaedi, 2010).
2. Persyaratan Kimia Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut : a. pH Netral Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam atau basa. Air murni mempunyai pH=7 apabila pH7 berarti bersifat basa. b. Tidak Mengandung Zat Kimia Beracun Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sianida, sulfida dan fenolik. c. Tidak Mengandung Garam atau Ion Ion Logam Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion logam seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl dan Cr. d. Kesadahan Rendah Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam garam yang terlarut di dalam air terutama Ca dan Mg. e. Tidak Mengandung Bahan Organik

11
Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat zat yang berbahaya bagi kesehatan.Bahan bahan organik itu seperti NH4, H2S, SO4²‾ dan NO3 (Kusnaedi, 2010).
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah, pergerakan air tanah sangat lambat dengan kecepatan arus berkisar antara 10M¹º 10M³ m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah. Pada dasarnya air tanah dapat berasal dari air hujan baik melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun tidak langsung dari air sungai, danau, rawa dan genangan air lainnya. Kemampuan tanah dan batuan untuk menahan air tergantung pada sifat porositas dan permeabilitas tanah. Air tanah biasanya memiliki kandungan besi relatif tinggi, jika air tanah mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksigenasi, ion ferri pada ferri hidroksida yang banyak terdapat dalam air tanah akan teroksidasi menjadi ion ferro dan akan mengalami presipitasi (pengendapan) serta membentuk warna kemerahan pada air. Maka, sebelum digunakan untuk berbagai peruntukkan, sebaiknya air tanah yang baru disedot didiamkan terlebih dahulu selama beberapa saat untuk mengendapkan besi. Perlakuan ini bertujuan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan menaikkan kadar oksigen terlarut (Effendi, 2003).
%& %&
Sumur gali adalah bangunan penyadap atau pengumpul air tanah pada kedalam 7 10 meter dari permukaan tanah dengan menggunakan timba untuk menaikkan air tanah (Inpres No.6, 1994). Sumur gali adalah sarana untuk menyadap dan menampung air tanah untuk air minum dengan cara menggali tanah berbentuk sumuran agar mendapatkan air yang sehat dan murah serta dapat dimanfaatkan oleh perorangan (rumah tangga) maupun kelompok.

12

Menurut Entjang (2000), dari segi kesehatan sebenarnya penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara pembuatannya tidak benar benar diperhatikan, tetapi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan pencegahannya. Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat syarat fisik dari sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari pendapat beberapa pakar di bidang ini, diantaranya lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar, lantai sumur harus kedap air, tempat penampungan air limbah minimal 10 meter dari air sumur gali dan terbuat dari bahan permanen, tinggi bibir sumur 0,8 meter, memililki cincin (dinding) sumur minimal 3 meter dan memiliki tutup sumur yang kuat dan rapat.

$' %

&

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk

yang tinggal didaerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis

sumur dapat dibagi menjadidua jenis:

1. Sumur dangkal

)

Cara pengambilan air tanah yang paling tua dan sederhana adalah

dengan membuat sumur gali dengan kedalaman lebih rendah dari posisi

permukaan air tanah.Jumlah air yang dapat diambil dari sumur gali biasanya

terbatas, dan air yang diambil adalah air tanah dangkal.Untuk pengambilan air

yang lebih besar diperlukan luas dan kedalaman galian yang lebih

besar.Kedalaman sumur gali tergantung lapiasan tanah, ketinggian dari

permukaan air laut, dan ada tidaknya air bebas dibawah lapisan tanah.Sumur

gali biasanya dibuat dengan kedalaman tidak lebih dari 5 – 8 meter dibawah

permukaan tanah. Cara ini cocok untuk daerah pantai dimana air tawar berada

diatas air asin.

Berdasarkan jenis tanah dan kedalaman, air bebas sumur gali

dapatdiperoleh sebagai berikut:

• Tanah berpasir : Sumur gali cukup 6 – 8 m telah memperoleh air bebas

• Tanah liat : Kedalaman sumur ≥ 12 m baru memperoleh air bebas.

• Tanah kapur : Umumnya sumur gali harus ≥ 40 m baru diperoleh air

13

bebas.

Keadaan atau sifat air sumur gali antara lain:

• Ketinggian air bebas umumnya sekitar 1 – 3 m dari dasar sumur.

• Ketinggian air bebas bervariasi, tergantung jumlah air yang diambil

dan tergantung musim.

• Rasa dan warna air tergantung jenis tanah yang ada, tanah sawah air

nyakekuning kuningan, tanah berpasir airnya jernih dan rasanya sejuk,

tanahliat airnya terasa sedikit sepat, tanah kapur airnya terasa sedikit

sepat dan warnanya kehijau hijauan, dan tanah gambut airnya

berwarna kemerah merahan seperti teh dan rasanya asam.

• Mudah tercemar oleh karena kelalaian dalam menutup mulut sumur.

• Mengandung algae dalam jumlah sedikit.

• Mengandung bakteri cukup banyak (Entjang, 2000).

2. Sumur dalam

)

Pengambilan air tanah dilakukan dengan membuat sumur dalam (

) atauyang lazim disebut sumur bor.

Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah:

• Tanah berpasir: biasanya kedalaman 30 – 40 meter sudah memperoleh

air.Biasanya airnya naik sampai 5 – 7meter dari permukaan tanah.

• Tanah liat/padas: biasanya kedalaman 40 – 60 meter akan diperoleh air

yangbaik dan air akan naik mencapai 7 meter dari permukaan tanah.

• Tanah berkapur: biasanya sumur dibuat dengan kedalaman di atas 60

meterkemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya

sukar/tidak bisanaik ke atas dengan sendirinya.

• Tanah berbukit: biasanya sumur dibuat diatas 100 meter atau

200meterkemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang

diperolehsukar/tidak bisa naik ke atas dengan sendirinya.

Keadaan/sifar air sumur bor:

• Air nya jernih dan rasa sejuk

• Pencemaran air tidak terjadi/sukar terjadi

• Jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali.

14

Q > gae di dalam air sumur bor jauh lebih banyak dibandingkan denganair sumur gali. (Entjang, 2000)

Berikut merupakan perbedaan sumur dangkal dan sumur dalam secara umum (Budiman, 2007).

Tabel 2.1. Perbedaan Sumur Dangkal dan Sumur Dalam

()

%)

%)

%(

Air permukaan Air tanah

Kurang baik

Baik

( * * Kontaminasi

Tidak terkontaminasi

)

Kering pada

Tetap ada sepanjang

musim kemarau tahun

+ * %& Sumur gali ada yang memakai pompa dan yang tidak memakai pompa.Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur, bibir sumur, lantai sumur, serta jarak dengan sumber pencemar. Sumur gali sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Entjang, 2000) :

1) Syarat Lokasi atau Jarak

Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak

sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah

, dan

sumber sumber pengotoran lainnya.Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta

kemiringan tanah.

a) Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir.

b) Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran

seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya.

2) Dinding Sumur Gali

15
) Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus terbuat dari tembok yang kedap air. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi perembesan air/pencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai bidang perembesan dan penguat dinding sumur (Entjang, 2000).
b) Pada kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur harus dibuat dari tembok yang tidak tembus air, agar perembesan air permukaan yang telah tercemar tidak terjadi. Kedalaman 3 meter diambil karena bakteri pada umumnya tidak dapat hidup lagi pada kedalaman tersebut. Kira kira 1,5 meter berikutnya ke bawah, dinding ini tidak dibuat tembok yang tidak disemen, tujuannya lebih untuk mencegah runtuhnya tanah (Azwar, 1995).
c) Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali yang disemen. Akan tetapi yang paling bagus adalah pipa beton. Pipa beton untuk sumur gali bertujuan untuk menahan longsornya tanah dan mencegah pengotoran air sumur dari perembesan permukaan tanah. Untuk sumur sehat, idealnya pipa beton dibuat sampai kedalaman 3 meter dari permukaan tanah. Dalam keadaan seperti ini diharapkan permukaan air sudah mencapai di atas dasar dari pipa beton.
d) Kedalaman sumur gali dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang mengandung air cukup banyak walaupun pada musim kemarau (Entjang, 2000).
3) Bibir sumur gali Untuk keperluan bibir sumur ini terdapat beberapa pendapat antara lain :
a) Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air setinggi minimal 70 cm untuk mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan (Entjang, 2000).
b) Dinding sumur di atas permukaan tanah kira kira 70 cm, atau lebih tinggi dari permukaan air banjir, apabila daerah tersebut adalah daerah banjir

16
c) Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan harus dibuat setinggi 70 75 cm dari permukaan tanah. Dinding ini merupakan satu kesatuan dengan dinding sumur.
4) Lantai Sumur Gali Beberapa pendapat konstruksi lantai sumur antara lain :
a) Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air ± 1,5 m lebarnya dari dinding sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat (Entjang, 2000).
b) Tanah di sekitar tembok sumur atas disemen dan tanahnya dibuat miring dengan tepinya dibuat saluran. Lebar semen di sekeliling sumur kira kira 1,5 meter, agar air permukaan tidak masuk (Azwar, 1995).
c) Lantai sumur kira kira 20 cm dari permukaan tanah. 5) Saluran Pembuangan Air Limbah
Saluran Pembuangan Air Limbah dari sekitar sumur menurut Entjang (2000), dibuat dari tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang kurangnya 10 meter. Beberapa persyaratan konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat, yakni:
a) Memiliki bibir sumur yang kedap air dengan tinggi minimal 0,8 meter. b) Memiliki cincin sumur yang kedap air yang dalamnya minimal 3 meter. c) Memiliki lantai sumur yang terbuat dari bahan kedap air dan memiliki
kemiringan yang mengarah keluar menuju saluran pembuangan air limbah. d) Memiliki sarana pembuangan air limbah yang kedap air. e) Memiliki jarak terhadap sumber pencemaran minimal 10 meter.
Penentuan persyaratan konstruksi sumur gali didasarkan pada beberapa hal, yaitu:
1. Kemampuan hidup bakteri patogen selama 3 hari dan perjalanan bakteri dalam air tanah mencapai 3 meter/hari.
2. Keadaan porositas tanah sangat berpengaruh pada pergerakan air di dalam tanah.
3. Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara vertikal sampai kedalaman 3 meter.

17

4. Kemampuan bakteri patogen menembus tanah secara horizontal sampai jarak 1 meter.
5. Kemungkinan terjadinya kontaminasi pada saat sumur digunakan atau tidak digunakan.
6. Kemungkinan runtuhnya tanah dinding sumur.

!% +,

! % +,

)

Besi (Fe) mempunyai bobot atom 55,85. Besi yang murni adalah logam

berwarna putih perak yang kuat, kokoh, dan liat, yang melebur pada 1.535°C.Besi

adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat

di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi

yang ada di dalam air dapat bersifat :

terlarut sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri) ;

tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 mikrometer) atau lebih

besar, seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe (OH)3 dan sebagainya ;

tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah

liat) (Christian, 1992).

Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi

di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini

dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur (Effendi, 2003).

Perairan yang mengandung besi tidak diinginkan untuk keperluan rumah

tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat

alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak untuk air minum. Adapun

sifat kimia perairan antara lain sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolisme

oleh mikroorganisme. Besi (II) sebagai ion berhidrat dapat larut, merupakan jenis

besi yang terdapat dalam air tanah, karena air tanah tidak berhubungan dengan

oksigen dari atmosfer, konsumsi oksigen bahan organik dalam media

mikroorganisme akan menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah. Oleh karena

itu, besi dengan bilangan oksidasi rendah yaitu Fe(II) umumnya ditemukan dalam

air tanah dibandingkan Fe(III). Secara umum Fe(II) terdapat dalam air tanah

18

berkisar antara 1,0 10 mg/L, dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah mengandung Fe(II) jernih tetapi saat mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri (Effendi, 2003).
Kadar besi pada perairan yang mendapat cukup aerasi (aerob) hampir tidak pernah lebih dari 0,3 mg/l, kadar besi pada perairan alami berkisar 0,05 0,2 mg/l. Pada air tanah dengan kadar oksigen yang rendah, kadar besi dapat mencapai 10 100 mg/l. Kadar besi >1,0 mg/l dianggap membahayakan kehidupan organisme akuatik. Air yang diperuntukkan untuk air minum sebaiknya memiliki kadar besi kurang dari 0,3 mg/l. (Effendi, 2003).
Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di samping dapat pula berasal dari sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau endapan endapan buangan industri.
Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki besi adalah akibat dari beberapa kondisi, di antaranya : 1. Pengaruh pH yang terlalu rendah (asam), dapat melarutkan logam besi. 2. Akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya logam besi. 3. Pengaruh banyaknya O2 yang terlarut dalam air. 4. Pengaruh tingginya temperatur air akan melarutkan besi besi dalam air. 5. Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi. 6. Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi. (Bapelkescikarang, 2012).

! '+

-

.)

1. Kedalaman Air Hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut. 2. pH pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air, apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif sehingga menyebabkan larutnya

19
besi dan logam lainnya dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi berwarna,berbau dan berasa. 3. Suhu Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi. 4. Bakteri besi Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan Sphoerothylus) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur besi dari sekeliling lingkungan hidupnya sehingga mengakibatkan turunnya kandungan besi dalam air, dalam aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga bahan makanan dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan presipitat (oksida besi) yang akan menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan. Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob dan banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral. Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air banyak mengandung CO2 dengan kadar yang cukup tinggi. 5. CO2 agresif Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam air. Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di dalam air, (CO2) dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang larut dalam air, CO2 dalam kesetimbangan, CO2 agresif. Dari ketiga bentuk Karbondioksida (CO2) yang terdapat dalam air, CO2 agresif lah yang paling berbahaya karena kadar CO2 agresif lebih tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat kerusakan pada logam logam dan beton. CO2 bebas yang asam akan merusak logam apabila CO2 tersebut bereaksi dengan air karena akan merusak logam. Reaksi ini dikenal sebagai teori asam, dengan reaksi sebagai berikut :

20

2 Fe + H2CO3FeCO3 + 2 H+ 2 FeCO3 + 5 H2O +1/2 O2 2 Fe(OH)2 + 2 H2CO3 Dalam reaksi di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat tersebut secara terus menerus akan merusak logam, karena selain membentuk FeCO3 sebagai hasil reaksi antara Fe dan H2CO3, selanjutnya FeCO3 bereaksi dengan air dan gas oksigen (O2) menghasilkan zat 2 FeOH dan 2H2CO3 dimana H2CO3 tersebut akan menyerang logam kembali sehingga proses pengrusakan logam akan berjalan secara terus menerus mengakibatkan kerusakan yang semakin lama semakin besar pada logam tersebut. (Bapelkescikarang, 2012).

! +((

+)

)

1. Rendahnya pH Air

Nilai pH air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7.Air yang

mempunyai pH 7 dapat melarutkan logam termasuk besi.

2. Adanya Gas gas Terlarut dalam Air.

Yang dimaksud gas gas tersebut adalah CO2 dan H2S. Beberapa gas terlarut

dalam air terlarut tersebut akan bersifat korosif.

3. Bakteri

Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh bakteri besi yaitu

bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan makanan dengan mengoksidasi besi

sehingga larut. Jenis ini adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella,

Siderocapsa dan lain lain.Bakteri ini mempertahankan hidupnya membutuhkan

oksigen dan besi.

Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas, akan

menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :

1. Gangguan teknis

Endapan Fe(OH) bersifat korosif dapat mengendap pada saluran pipa, sehingga

mengakibatkan

dan mengotori bak/wastafel/kloset.

2. Gangguan fisik

21

A gguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah

timbulnya warna, bau dan rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi

terlarutnya > 1,0 mg/L.

3. Gangguan kesehatan

Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai

pembentuk sel sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7–35 mg/hari yang

sebagian diperoleh dari air.Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh

tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Dikarenakan tubuh manusia tidak dapat menyekresi Fe, bagi mereka yang

sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam akibat

akumulasi Fe.

Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual

apabila dikonsumsi.

Kadar Fe yang besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali

disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.

Kadar Fe > 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan

kulit.

Jika kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/L akan menyebabkan air

berbau seperti telur busuk.

Hemokromatesis primer besi akibat dari penyerapan Fe dalam jumlah

berlebih di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi

sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks

dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati

dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes.

Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi dapat

dilakukan dengan tiga macam cara yakni :

1. oksidasi dengan udara atau aerasi,

2. oksidasi dengan

(khlorinasi) dan

3. oksidasi dengan kalium permanganat.

Selain dengan cara oksidasi, penghilangan senyawa besi dan mangan dalam air

yang umum digunakan khususnya untuk skala rumah tangga yakni dengan

22

galirkan ke suatu filter dengan media mangan zeolit. (Bapelkescikarang, 2012)

!! *

/. 0

Walaupun logam ini termasuk dalam kelompok logam esensial, tetapi

kasus keracunan Fe sering dilaporkan terutama pada anak anak.Keracunan Fe

pada anak terjadi secara tidak sengaja, saat anak memakan makanan atau benda

yang mengandung Fe, sedangkan pada orang dewasa hal ini jarang

terjadi.Walaupun toksisitas Fe jarang menyebabkan kematian, tetapi dapat

menyebabkan gangguan mental serius.Kasus terjadinya toksisitas Fe pada anak

kemungkinan besar terjadi karena banyak preparat yang mengandung Fe yang

diberikan pada anak, baik berupa obat maupun vitamin.Di samping itu, kebiasaan

anak makan sembarangan di lingkungan sekitaranya juga mempengaruhi hal

tersebut (Darmono, 2001).

Besi adalah logam dalam kelompok makromineral di dalam kerak bumi,

tetapi termasuk kelompok mikro dalam sistem biologi. Logam ini mungkin logam

yang pertama ditemukan dan digunakan oleh manusia sebagai alat pertanian.

Pada sistem biologi seperti hewan, manusia, dan tanaman, logam ini bersifat

esensial, kurang stabil, dan secara perlahan berubah menjadi ferro (FeII) atau ferri

(FeIII).Kandungan Fe dalam tubuh hewan sangat bervariasi tergantung pada status

kesehatan, nutrisi, umur, jenis kelamin dan spesies (Darmono, 2001).

Pada umumnya setiap jaringan tubuh selalu mengandung Fe, yaitu 4 gr

Fe.Hampir semua Fe dalam tubuh terikat dengan protein porfirin, dan komponen

hemoglobin.Ikatan dengan protein lainnya ialah feritin, transferin, dan

hemosiderin.Diet Fe per hari setiap orang sekitar 10 15 mg Fe dan hanya sebagian

kecil yang diabsorpsi.Sedangkan dosis letal minimum (MLD) adalah sekitar 200

250 mg/kg berat badan (Darmono, 2001).

Besi sering tersedia dalam preparat obat dan vitamin, termasuk tablet

suplemen, sebagai silfat, glukonat, dan garam fumarat. Dalam tablet multivitamin

mineral biasanya diberikan pada ibu hamil yang menjelang melahirkan untuk

mencegah defisiensi Fe (Darmono, 2001).

23

! 1 * /. 0

Tempat pertama dalam tubuh yang mengontrol pemasukan Fe ialah di

dalam usus halus.Bagian usus ini berfungsi untuk absorpsi dan sekaligus juga

sebagai ekskresi Fe yang tidak diserap.Besi dalam usus diabsorpsi dalam bentuk

feritin, dimana bentuk ferro lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk ferri.Feritin

masuk ke dalam darah dan berubah bentuk menjadi senyawa transferin.Dalam

darah tersebut besi mempunyai status sebagai besi trivalent yang kemudian

ditransfer ke hati atau limfa yang kemudian disimpan dalam organa tersebut

dalam bentuk feritin dan hemosiderin.Toksisitas terjadi bilamana terjadi kelebihan

Fe (kejenuhan) dalam ikatan tersebut (Darmono, 2001).

Toksisitas akut Fe terjadi pertama tama disebabkan oleh adanya iritasi

dalam saluran gastrointestinal.Kematian karena keracunan Fe pada anak

kebanyakan terjadi di antara anak umur 12 24 bulan, hal tersebut erat

hubungannya dengan pemberian yang terlalau banyak suplemen vitamin pada

prenatal dan suplemen vitamin mineral pada postnatal. Mekanisme toksisitas Fe

secara pasti belum begitu jelas, diperkirakan kematian terjadi karena sekunder

yang disebabkan oleh iritasi gastrointestinal. Bila dilakukan autopsi

terhadap korban keracunan ditemukan perdarahan dan nekrosis pada mukosa

lambung dan usus (Darmono, 2001).

Keracunan Fe ini dapat menyebabkan permeabilitas dinding pembuluh

darah kapiler meningkat sehingga plasma darah merembes keluar.Akibatnya,

volume darah menurun, dan hipoksia jaringan menyebabkan asidosis. Penelitian

pada hewan menunjukkan bahwa toksisitas akut dari Fe ini menyebabkan lamanya

proses koagulasi darah (Darmono, 2001).

Pada pemeriksaan biokimiawi terlihat adanya peningkatan enzim dalam

serum seperti

(SGOT) dan

(SGPT) yang merupakan indikator adanya proses

degenerasi jaringan hati. Pada proses toksisitas Fe kronik, besi banyak

terakumulasi dalam jaringan hati, yaitu dalam mitokondria dari sel hati. Hal

tersebut menyebabkan mitokondria membengkak, yang mungkin disebabkan tidak

24
berfungsinya hati.Juga terjadi degenerasi melemak pada miokardium dan ginjalnya (Darmono, 2001).

25

& 2%

.# #%# 2

%#2

*sumur bor yang akan diteliti nantinya akan dipergunakan sebagai sumber air minum oleh warga pengguna air sumur tersebut. Maka dari itu, pada penelitian ini, variabel variabel yang diteliti digambarkan sebagai berikut :

Persyaratan Fisik
Air Sumur

Kekeruhan

Jernih Keruh

Warna

Tidak berwarna Berwarna

Tidak berasa Rasa
Berasa
Bau Tidak berbau Berbau

Temperatur

Tinggi / rendah

Sama dengan temperatur udara

26

Persyaratan Kimia

Netral pH
Tinggi / rendah

Tidak Mengandung Kandungan zat zat kimia beracun kimia beracun
Sianida, Sulfida, Fenolik

Kandungan garam / ion
logam

Tidak mengandung garam / ion logam
Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl, dan Cr.

Tingkat kesadahan

Rendah Tinggi

Kandungan bahan organik

Tidak mengandung bahan oraganik
NH4, H2S, SO4²‾ dan NO3

Keterangan :

= yang akan diteliti

27

" 2- *

Tabel 3.1. Definisi Operasional

" 2- *

3

%

Besi (Fe) : Besi (Fe) Kadar besi (Fe)

merupakan suatu elemen ditentukan

kimiawi yang dapat dengan cara

ditemui pada hamper melihat langsung

setiap tempat di bumi, hasil yang telah

termasuk air.

ditentukan oleh

alat

spektrofotometer

dan nilai ini

menyatakan

konsentrasi besi

pada larutan yang

ada dalam cuvet

yang dibaca oleh

alat tersebut.

Spektrofot Konsentrasi Rasio ometer. Besi (Fe) yang
didapatkan dalam unitmg/l.

28

! 2 ##

!$ > s penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengamatan/pengukuran
dilakukan satu kalidalam satu waktu yang tertentu, untukmemperoleh kadar atau konsentrasi besi (Fe) di dalam air sumur milik warga di Kelurahan Gedung Johor, Medan melalui data yang didapatkan dengan pendekatan secaraeksperimen.

!4 )

-

!4

Penelitian ini mulai dirancang mulai bulan Maret 2012 dengan

pertamasekali dilakukan penelusuran tinjauan pustaka yang meliputi sumber

daribuku,jurnal serta artikel dari internet, pembuatan serta penyusunan

proposalpenelitian yang diikuti dengan konsultasi dengan dosen pembimbing.

Pengumpulan proposal dan penilaian proposal dilakukan pada bulan Juni

2012. Sementara analisis sampel air dilakukan setelah meninjau lokasi dan

pengambilan sampel serta pemeriksaannya di laboratorium dilakukan pada bulan

November 2012.

!Penelitian dilakukan di Kelurahan Gedung Johor, Medan.Lokasi
melakukan pemeriksaan laboratorium adalah di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Medan,dikarenakan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen tersedia di sana.

! *- ) % -

! *-

Populasi yang diambil adalah keseluruhan air sumur bor milik penduduk

di Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor, Medan (

), yaitu

sekitar 20 sumur bor.

29

! ! *)

-

!!

(5

,)

+- % -

Sampel air diambil dari air sumur sumur bor milik warga di Gedung

Johor, dengan menggunakan botol plastik bersih.

!1 !1
SSA (Spektrofotometri Serapan Atom) pemanas air gelas piala 250 ml pipet ukur labu ukur corong gelas pemanas listrik kertas saring Whatman 42 tabung reaksi

!1 sampel air sumur bor HNO3 pekat larutan standar logam Fe 1000 mg/l aquabidest

! 1 *) -
Memipet 100 ml sampel air ke dalam gelas piala 250 ml, kemudian tambahkan 5 ml HNO3 pekat ke dalam gelas piala yang berisi cuplikan sampel. Didihkan pada pemanas air sehingga volume berkurang menjadi lebih kurang 5 ml. Mengencerkan cuplikan ke dalam labu ukur 50 ml dengan aquabidest panas. Dibiarkan hingga suhu kamar lalu ditambahkan aquabidest hingga garis batas.Disaring larutan dengan kertas Whatman 42 ke dalam tabung reaksi.Mengasamkan larutan dengan HNO3 hingga pH 2.Biarkan selama 15 menit

30
setelah itu ukur menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan catat konsentrasi besi (Fe).
!6 * ) Data yang diperoleh adalah langsung nilai yang dicetak pada alat
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

31

1 %# # #

%

1 Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan
denganmengambil sampel air sebanyak 1 kali dari 20 sumur bor di Kelurahan Gedung Johor. Kemudian 20 sampel tersebut dikumpulkan dan dibawake Laboratorium Kesehatan Daerah Medan, dan konsentrasi ferrum diukur denganmenggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

1

(1
2%
Air Sumur 1 Air Sumur 2 Air Sumur 3 Air Sumur 4 Air Sumur 5 Air Sumur 6 Air Sumur 7 Air Sumur 8 Air Sumur 9 Air Sumur 10 Air Sumur 11 Air Sumur 12 Air Sumur 13 Air Sumur 14 Air Sumur 15 Air Sumur 16 Air Sumur 17 Air Sumur 18 Air Sumur 19 Air Sumur 20

( ) 7 ( /. 0 - ) 8 -
%# # % 2/ 0
89 : 0 0.008 8 ;6 8 !91 81 ; 8 1: 0 0 0.057 8 6; 0.077
8 669 0.031 0.010 0 0 8 1!6 0.068
8 6!1

(*

32

Dari data pada tabel 5.1, dari semua sampel yang dikumpulkan, ternyata

hanya 11 air sumur yang kadar zat besinya memenuhi persyaratan. Kadar ferrum

yang melebihi batas maksimal yangdiperbolehkan pada air minum sesuai dengan

Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010 adalah 0.3 mg/l.

Sebesar 45% atau 9 dari 20 sumur bor mempunyai kadar zat besi yang

melebihi ambang batas, yaitu nilai tertinggi adalah 0.963 mg/l, yang berasal dari

sumur bor 4, sedangkan nilai terendah adalah 0.475 mg/l dari air sumur bor 5.

Konsentrasi rata rata besi (Fe) pada sampel penelitian menunjukkan variasi yang

cukup luas yaitu diantara 0 – 0.963 mg/l, dengan nilai rata ratanya yaitu 0.307

mg/l.

*

( /. 0 - )

-

(* ) -

-) " 1

Konsentrasi besi (Fe) dalam mg/l
1.2

1

0.8

0.6

0.4

0.2

0

Air Sumur 1 Air Sumur 2 Air Sumur 3 Air Sumur 4 Air Sumur 5 Air Sumur 6 Air Sumur 7 Air sumur 8 Air Sumur 9 Air Sumur 10 Air Sumur 11 Air Sumur 12 Air Sumur 13 Air Sumur 14 Air Sumur 15 Air Sumur 16 Air Sumur 17 Air Sumur 18 Air Sumur 19 Air Sumur 20

Konsentrasi rata-rata besi (Fe) dalam mg/l

33

Pengamatan langsung kondisi air secara fisik didapatkan yaitu keseluruhan atau 20 sampel memiliki kekeruhan, rasa, dan temperature yang normal.Sedangkan pengamatan pada bau dan rasa, hanya air sumur 4 yang berbau, sementara hanya sumur 1 dan 4 yang berwarna kekuningan.

(1

( *) " -) 8 -

(*

Kode Sampel Kekeruhan Bau

Rasa Warna Temperatur

Air Sumur 1 Air Sumur 2 Air Sumur 3 Air Sumur 4 Air Sumur 5 Air Sumur 6 Air Sumur 7 Air Sumur 8 Air Sumur 9 Air Sumur 10 Air Sumur 11 Air Sumur 12 Air Sumur 13 Air Sumur 14 Air Sumur 15 Air Sumur 16 Air Sumur 17 Air Sumur 18 Air Sumur 19 Air Sumur 20

Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih Jernih

Tak berbau Tak berbau Tak berbau
( Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau

Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa

Normal Tak berwarna Normal Tak berwarna Normal
Normal Tak berwarna Normal Tak berwarna Normal Tak berwarna Normal Tak berwarna Normal Tak berwar