Pengujian Bakteri Escherichia Coli Pada Air Sumur Di Medan Johor
PENGUJIAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR DI MEDAN JOHOR
TUGAS AKHIR
OLEH:
DIAH MAHARDHIKA NIM 102410017
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGUJIAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR DI MEDAN JOHOR
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Oleh:
DIAH MAHARDHIKA NIM 102410017
Medan, April 2013 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing
Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt. NIP 195306251986012001
Disahkan Oleh: Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 19531128198303100
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun berdasarkan apa yang penulis lakukan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Medan.
Selama menyusun Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU.
2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.
3. Ibu Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Dra. Erly Sitompul, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis selama melaksanakan pendidikan pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.
5. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staff di Fakultas Farmasi USU.
6. Ibu Nila Kesuma Sitiwati Dewi selaku koordinator Pembimbing PKL di Baristand Industri Medan.
(4)
7. Terkhusus dan teristimewa kepada Ayahanda H. Suhardi dan Ibunda Afridiani, kedua adik penulis, Nabila Hardiani dan Muhammad Alifuddin El Islamy, serta seluruh keluarga yang telah memberi dorongan baik moril maupun materil sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
8. Orang tua angkat penulis Bapak Irsan Rangkuti dan Ibu Delfi Hafni Siregar yang telah memberi dorongan baik moril maupun materil sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
9. Sahabat-sahabat penulis Anggi, Devi, Femi, Helmi, Indri, Ledang, Lia, Nisa, dan Nita yang senantiasa memberi motivasi dan menghibur disaat lelah.
10.Dedek, Vitta, dan Yola sahabat sekaligus teman sekelompok yang membantu penulis dalam melaksanakan PKL di Baristand Industri Medan.
11.Teman-teman mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan angkatan 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka.
Dalam menulis Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2013 Penulis,
DIAH MAHARDHIKA NIM 102410017
(5)
Research Of Escherichia coli Bacteria In Well Water At Medan Johor
ABSTRACT
Water is an essential material in life. Water is a means to improve public health. The spread of water borne diseases can be. Water pollution can be caused due to the entry of human and animal waste, but it can also be caused directly or through a leak or where ground soil cracks. This test aims to determine the
number most likely Most Probable Number (MPN) Escherichia colibacteria that
contaminate well water located in Medan Johor still meet water quality requirements or not.
The sampling is using well water that has been sterilized bottle. Well water samples were taken approximately 250 ml. This test uses the MPN (Most Probable Number) method includes estimation test, confirmation test, and biochemichal test (IMViC test).
The result show that the dirty well water that has tested the maximum
allowable levels of Escherichia coli bacteria is 50/100 ml and the results the
requirements by Permenkes RI Number 416/MENKES/PER/IX/1990.
(6)
Pengujian Bakteri Escherichia coli Pada Air Sumur Di Medan Johor
ABSTRAK
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyebaran penyakit dapat melalui air. Pencemaran air dapat disebabkan karena masuknya kotoran manusia dan binatang. Selain itu dapat juga disebabkan kembalinya air buangan ke dalam sumur secara langsung atau melalui tempat bocor atau celah-celah tanah. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Paling Mungkin (APM) bakteri
Escherichia coli yang mencemari air sumur yang berada di daerah Medan Johor
masih memenuhi persyaratan kualitas air bersih atau tidak.
Pengambilan sampel air sumur dilakukan dengan menggunakan botol yang sudah disterilkan. Sampel air sumur diambil sekitar 250 ml. Pengujian ini menggunakan metode APM (Angka Paling Mungkin) yang meliputi uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji biokimia (uji IMViC).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa air sumur yang diuji mempunyai kadar maksimum yang diperbolehkan dari bakteri Escherichia coli adalah 50/100 ml dan hasil ini memenuhi persyaratan berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... ... iii
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Manfaat ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Escherichia coli ... 3
2.2 Persyaratan Kualitas Air Bersih ... 8
2.3 Media dan Pereaksi ... 9
2.3.1 Media Perbenihan ... 9
2.3.2 Pereaksi ... 12
BAB III METODE PENGUJIAN ... 14
3.1 Tempat Pengujian ... 14
3.2 Alat dan Bahan ... 14
3.2.1 Alat ... 14
3.2.2 Bahan ... 14
3.3 Penyiapan Sampel ... 15
(8)
3.4.1 Pembuatan Media ... 15
3.4.2 Pengujian Bakteri Escherichia coli Berdasarkan SNI 01-2897-1992 ... 16
3.4.2.1 Uji Sangkaan ... 16
3.4.2.2 Uji Penegasan ... 17
3.4.2.3 Uji Biokimia (Uji IMViC) ... 17
3.5 Pengambilan Kesimpulan ... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20
4.1 Hasil ... 20
4.2 Pembahasan ... 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 22
5.1 Kesimpulan ... 22
5.2 Saran ... 22
DAFTAR PUSTAKA ... 23
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Sifat-Sifat Bakteri Coliform dengan Uji IMViC ... 6
Tabel 2. Daftar APM Coliform Menggunakan 5 Tabung ... 7
Tabel 3. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih ... 8
(10)
Research Of Escherichia coli Bacteria In Well Water At Medan Johor
ABSTRACT
Water is an essential material in life. Water is a means to improve public health. The spread of water borne diseases can be. Water pollution can be caused due to the entry of human and animal waste, but it can also be caused directly or through a leak or where ground soil cracks. This test aims to determine the
number most likely Most Probable Number (MPN) Escherichia colibacteria that
contaminate well water located in Medan Johor still meet water quality requirements or not.
The sampling is using well water that has been sterilized bottle. Well water samples were taken approximately 250 ml. This test uses the MPN (Most Probable Number) method includes estimation test, confirmation test, and biochemichal test (IMViC test).
The result show that the dirty well water that has tested the maximum
allowable levels of Escherichia coli bacteria is 50/100 ml and the results the
requirements by Permenkes RI Number 416/MENKES/PER/IX/1990.
(11)
Pengujian Bakteri Escherichia coli Pada Air Sumur Di Medan Johor
ABSTRAK
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyebaran penyakit dapat melalui air. Pencemaran air dapat disebabkan karena masuknya kotoran manusia dan binatang. Selain itu dapat juga disebabkan kembalinya air buangan ke dalam sumur secara langsung atau melalui tempat bocor atau celah-celah tanah. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Paling Mungkin (APM) bakteri
Escherichia coli yang mencemari air sumur yang berada di daerah Medan Johor
masih memenuhi persyaratan kualitas air bersih atau tidak.
Pengambilan sampel air sumur dilakukan dengan menggunakan botol yang sudah disterilkan. Sampel air sumur diambil sekitar 250 ml. Pengujian ini menggunakan metode APM (Angka Paling Mungkin) yang meliputi uji pendugaan, uji konfirmasi, dan uji biokimia (uji IMViC).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa air sumur yang diuji mempunyai kadar maksimum yang diperbolehkan dari bakteri Escherichia coli adalah 50/100 ml dan hasil ini memenuhi persyaratan berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990.
(12)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup misalnya, baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air (Suriawiria, 1996).
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit (Kusnaedi, 2010).
Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Secara langsung ataupun tidak langsung pencemar tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas air, baik untuk keperluan air minum, air industri, ataupun keperluan lainnya (Suriawiria, 1996).
Penyebaran penyakit dapat melalui air. Pencemaran biasanya disebabkan karena masuknya kotoran manusia dan binatang. Dapat juga disebabkan karena masuknya kembali air buangan ke dalam sumur secara langsung atau melalui tempat bocor dan celah-celah tanah (Suriawiria, 1996).
Escherichia sebagai salah satu contoh spesies yang hidup di dalam saluran
pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli mula-mula diisolasi oleh Escherich(1885) dari tinja bayi. Sejak diketahui bahwa jasad tersebut tersebar pada semua individu, maka analisis bakteriologi air minum ditujukan kepada kehadiran jasad tersebut. Walaupun adanya jasad tersebut tidak dapat memastikan adanya jasad patogen secara langsung, tetapi dari hasil yang
(13)
didapat memberikan kesimpulan bahwa bakteri Escherichia coli dalam jumlah tertentu di dalam air dapat digunakan sebagai indikator pencemaran (Suriawiria, 1996).
Penulis melakukan pengujian bakteri Escherichia coli pada air sumur di salah satu rumah di Medan Johor dengan metode APM (Angka Paling Mungkin) menggunakan 5 tabung di Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Medan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian bakteri Escherichia coli dari air sumur yang ada di Medan Johor untuk mengetahui apakah air sumur memenuhi persyaratan kualitas air bersih berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990. 1.3 Manfaat
Dari hasil pengujian dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sumur yang ada di Medan Johor apakah memenuhi persyaratan kualitas air bersih berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/ PER/IX/1990 dalam hal jumlah bakteri Escherichia coli.
(14)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Escherichia coli
Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk
batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Baktei ini merupakan penghuni normal usus, selain berkembang biak di lingkungan sekitar manusia. Pertama dijumpai pada tahun 1885 (Arisman, 2009).
Bakteri Escherichia coli merupakan jasad indikator dalam substrat air dan bahan makanan. Yang mampu memfermentasikan laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu jam. Bakteri ini berpotensi patogen karena pada keadaan tertentu dapat menyebabkan diare (Suriawiria, 1996).
Bakteri Coliform dibedakan menjadi 2, yaitu fekal dan non-fekal. Yang termasuk kelompok bakteri Coliform fekal adalah Escherichia coli, sedangkan kelompok bakteri Coliform non-fekal adalah E. aerogenes. Untuk membedakan
Escherichia coli dari E. aerogenes dapat dilakukan uji IMViC (indol, merah metil,
voges-proskauer, sitrat), yaitu uji yang menunjukkan pembentukan indol dari triptofan, uji merah metil yang menunjukkan fermentasi glukosa menghasilkan asam sampai pH 4,5 sehingga medium akan berwarna merah dengan adanya merah metil, uji voges-proskauer yang menunjukkan pembentukan asetil metil karbinol dari glukosa, dan uji penggunaan sitrat sebagai sumber karbon. E. coli mempunyai sifat yang berbeda dengan E. aerogenes karena pada umumnya dapat memproduksi indol dari triptofan, membentuk asam sehingga menurunkan pH
(15)
sampai 4,5, tidak memproduksi asetil metil karbinol, dan tidak dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Sifat-sifat E. coli lainnya yang penting adalah bakteri ini dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi asam dan gas, mereduksi nitrat menjadi nitrit, bersifat katalase positif, dan oksidase negatif (Fardiaz, 1992).
a. Uji Indol
Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Bakteri Escherichia coli mampu menggunakan triptofan sebagai sumber karbon.
E.coli menghasilkan enzim triptofanase yang mengkatalisasikan penguraian
gugus indol dari triptofan. Dalam media biakan, indol menumpuk sebagai produk buangan, sedangkan bagian lainnya dari molekul triptofan (asam piruvat dan NH4+) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat hara mikroorganisme.
Reagens bereaksi dengan indol dan menghasilkan senyawa yang tidak larut dalam air dan berwarna merah pada permukaan medium (Widyawati, 2012).
b. Uji Merah Metil (Methyl Red)
Uji merah metil digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran. Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya menjadi 5,0 atau lebih rendah. Penambahan indikator pH merah metil dapat menunjukkan adanya perubahan pH menjadi asam. Merah metil
(16)
berwarna merah pada lingkungan dengan pH 4,4 dan berwarna kuning dalam lingkungan dengan pH 6,2 (Widyawati, 2012).
c. Uji Voges-Proskauer
Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang memfermentasi karbohidrat menjadi 2,3-butanadiol sebagai produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Pada penambahan KOH, adanya asetoin ditunjukan adanya perubahan warna menjadi merah muda. Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan larutan alfa-naftol (Widyawati, 2012).
d. Uji Sitrat
Uji Sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan medium sitrat-Koser berupa medium cair atau medium sitrat- Simmons berupa medium padat. Simmon’s citrate agar merupakan medium sintetik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai
sumber N dan Brom Thymol Blue sebagai indikator pH, sedangkan medium sitrat-Koser tidak mengandung indikator. Bila mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna medium dari hijau menjadi biru. Terjadinya perubahan warna dari hijau menjadi biru menunjukan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Sedangkan pada medium sitrat-Koser kemampuan menggunakan sitrat
(17)
ditunjukkan oleh kekeruhan yang menandakan adanya pertumbuhan (Widyawati, 2012).
Sifat-sifat bakteri Coliform dengan Uji IMViC berdasarkan SNI 01-2897-1992 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sifat-Sifat Bakteri Coliform dengan Uji IMViC
Indol Merah Metil Voges Proskauer Sitrat Type
+ + - - Typical E.coli
- + - - Atypical E.coli
+ + - + Typical Intermediate
- + - + Atypical Intermediate
- - + + Typical E. Aerogenes
+ - + + Atypical E. Aerogenes
(18)
Daftar APM Coliform Menggunakan 5 Tabung berdasarkan SNI 01-2897- 1992 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar APM Coliform Menggunakan 5 Tabung Kombinasi/jumlah
tabung yang positif
APM/100 ml Kombinasi/jumlah tabung yang positif
APM/100 ml 0-0-0 0-0-1 0-1-0 0-2-0 1-0-0 1-0-1 1-1-0 1-1-1 1-2-0 2-0-0 2-0-1 2-1-0 2-1-1 2-2-0 2-3-0 3-0-0 3-0-1 3-1-0 3-1-1 3-2-0 3-2-1 4-0-0 4-0-1 4-1-0 4-1-1 4-1-2 < 2 2 2 4 2 4 4 6 6 4 7 7 9 9 12 8 11 11 14 14 17 13 17 17 21 26 4-2-0 4-2-1 4-3-0 4-3-1 4-4-0 5-0-0 5-0-1 5-0-2 5-1-0 5-1-1 5-1-2 5-2-0 5-2-1 5-2-2 5-3-0 5-3-1 5-3-2 5-3-3 5-4-0 5-4-1 5-4-2 5-4-3 5-4-4 5-5-0 5-5-1 5-5-2 5-5-3 5-5-4 5-5-5 22 26 27 33 34 23 30 40 30 50 60 50 70 90 80 110 140 170 130 170 220 280 350 240 300 500 900 1600 1600
(19)
2.2 Persyaratan Kualitas Air Bersih
Persyaratan kualitas air bersih yang ditetapkan oleh Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih
No Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan
Keterangan A. Fisika
1. Bau - - Tidak berbau
2. Jumlah zat padat
terlarut (TDS) Mg/L 1500 -
3. Kekeruhan Skala NTU
25 -
4. Rasa - - Tidak berasa
5. Suhu °C Suhu udara ± 3°C -
6. Warna Skala
TCU
50 -
B. Kimia
1. Air raksa mg/L 0,001
2. Arsen mg/L 0,05 -
3. Besi mg/L 1,0 -
4. Flourida mg/L 1,5 -
5. Kadmium mg/L 500 -
6. Kesadahan CaCO3
mg/L 300 -
7. Khlorida mg/L 600 -
8. Kromium, valens 6
mg/L 0,05 -
9. Mangan mg/L 0,5 -
10. Nitrat mg/L 10 -
11. Nitrit mg/L 1,0 -
12. pH - 6,5-9 Merupakan
batas minimum dan maksimum.
(20)
Khusus air hujan pH minimum
5,5 C. Kimia
organik
1. Benzene mg/L 0,01 -
2. Chloroform mg/L 0,03 -
3. Detergen mg/L 0,5 -
d. Mikrobiologi
Total koliform (MPN)
Jumlah per 100
ml
50 Bukan air
perpipaan Jumlah per 100 ml 10 Air perpipaan
Keterangan: mg = miligram, ml = mililiter, L = liter, NTU = Nephelometrik
Turbidity Units, TCU = True Colour Units, MPN (Most ProbableNumber)/APM.
2.3 Media dan Pereaksi 2.3.1 Media Perbenihan
1. Eosin Methylen Blue Agar(EMB Agar)
Pepton 10 gram
Lactose 10 gram
K2HPO4 2 gram
Agar 15 gram
Air suling 1 gram
Eosin (larutan 2% w/v) 20 ml
Methylen blue (larutan 0,25% w/v) 25 ml
Masukkan bahan-bahan dalam 1 liter suling, panaskan sampai larut. Sterilkan dalam autoklaf pada 121°C selama 15 menit. pH akhir 7,1 (SNI, 1992).
(21)
2. Escherichia coli(EC)Broth
Trypticase atau tryptone 20 gram
Lactose 5 gram
Bile salt No. 3 1,5 gram
Dipotassium hydrogen phosphate 4 gram Potassium dihydrogen phosphate 1,5 gram
Natrium klorida 5 gram
Air suling 1 gram
Larutkan bahan-bahan dalam 1 liter air suling. Jika perlu panaskan agar bahan-bahan benar-benar larut. Tuangkan tiap 10 ml ke dalam tabung yang berisi tabung Durham terbalik. Sterilkan pada suhu 121°C selama 15 menit. pH akhir 6,9 (SNI, 1992).
3. Lactose Broth (Single Strength)
Beef extract 3 gram
Peptone 5 gram
Lactose 5 gram
Air suling 1 liter
Larutkan bahan-bahan, atur pH 6,8. Masukkan sebanyak 10 ml ke dalam tabung kimia yang berisi tabung Durham terbalik. Sterilkan selama 15 menit pada suhu 121°C selama 15 menit (SNI, 1992).
4. Lactose Broth (Double Strength)
Beef extract 6 gram
(22)
Lactose 10 gram
Air suling 1 liter
Larutkan bahan-bahan, atur pH 6,8. Masukkan ke dalam tabung sebanyak 10 ml. Sterilkan selama 15 menit pada suhu 121°C selama 15 menit (SNI, 1992).
5. MR-VP Medium
Peptone 7 gram
Glucose 5 gram
NaCl 30 gram
K2HPO4 5 gram
Air suling 1 liter
Larutkan bahan-bahan, atur pH 6,9. Masukkan ke dalam tabung kimia sebanyak 10 ml. Sterilkan selama 15 menit pada 121°C (SNI, 1992).
6. Nutrient Agar (NA)
Beef extract 3 gram
Pepton 5 gram
Agar 15 gram
Air suling 1 liter
Larutkan bahan-bahan, atur pH 6,8-7,0. Masukkan ke dalam labu, sterilkan pada suhu 121°C selama 15 menit (SNI, 1992).
7. Simmons Citrate Agar (SCA)
Magnesium sulfat 0,2 gram
Ammonium hidrogen phosphate 1 gram Potasium monohydrogen phosphate 1 gram
(23)
Sodium citrate dihydrate 2 gram
Sodium clorida 5 gram
Bromthymol blue 0,2% 40 ml
Agar 15 gram
Air suling 1 liter
pH dijadikan 7,5±1
Larutkan bahan-bahan dalam air suling sampai mendidih. Masukkan dalam tabung kimia sebanyak 10 ml. Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. pH akhir 6,8-7,0. Tabung dimiringkan di atas rak hingga bagian yang tegak (butt) mempunyai ukuran 2,5 cm (SNI, 1992).
8. Tryptose Broth (TB)
Tryptose 10 gram
Glucose 1 gram
Sodium chloride 5 gram
Thiamine hydrochloride 0,005 gram
Air suling 1 liter
Atur pH menjadi 7,2. Masukkan dalam tabung sebanyak 5 ml. Sterilkan pada suhu 121°C selama 15 menit (SNI, 1992).
2.3.2 Pereaksi
1. Indol (Kovac’s reagent)
P-dimethylaminobenzaldehyde 5 gram
n-Amylalcohol 75 gram
(24)
Larutkan p-dimethylaminobenzaldehyde dalam amil alkohol. Dengan perlahan-lahan tambahkan HCl. Simpan pada 4°C (SNI, 1992).
2. Merah Metil
Merah metil 0,10 gram
Etil alkohol 300 ml
Larutkan methyl red dalam alkohol, lalu encerkan dengan air suling sampai menjadi 500 ml (SNI, 1992).
3. VP (Voges-Proskauer) a. Larutan 5% alfa-naftol
Larutkan 5 gram alfa-naftol dalam 100 ml alkohol mutlak. b. Larutan KOH 40%
Larutkan 40 gram kalium hidroksida dalam 100 ml air suling. Larutan alfa-naftol harus segar disiapkan setiap hari (setiap akan dipakai) (SNI, 1992).
(25)
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Tempat Pengujian
Pengujian bakteri Escherichia coli pada air sumur di Medan Johor dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Medan yang berada di jalan Sisingamangaraja No. 24 Medan.
Pada uji Escherichia coli ada tiga tahap, yaitu dari tahap uji sangkaan, uji penegasan (confirmed test), dan uji biokimia (uji IMViC).
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah autoklaf 121°C, batang pengaduk, beaker glass, botol bertutup, cawan petri, gelas ukur, inkubator 36
±
1°C, kompor gas, penangas air 44-45°C, oven, pipet ukur 1 ml, pipet ukur 10ml, timbangan analitik, rak tabung, sengkelit (ose), spatula, tabung reaksi (15 x 150 mm), tabung reaksi (18 x 180 mm), dan tabung Durham (75 x 10 mm).
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, alkohol 70%, Eosin Methylen Blue (EMB) Agar, Escherichia coli Broth (E.C. Broth), Lactose Broth (LB), larutan kalium hidroksida 40%, Methyl Red–Voges Proskouer (MR-VP), Nutrient Agar (NA), pereaksi alfa-naftol, pereaksi Indol, pereaksi merah metil, Simmons Citrate Agar,Tryptose Broth(TB).
(26)
3.3 Penyiapan Sampel
Air sumur ditarik menggunakan mesin pompa, kemudian air dialirkan melalui keran. Sebelum air di tampung keran terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian air dialirkan selama 15 menit. Setelah itu tampung air dengan botol steril yang terlebih dahulu tutup dan leher botolnya dibersihkan dengan alkohol 70%. Botol sampel terbuat dari gelas, mempunyai penutup yang pas dan kuat, harus steril, dan dapat menampung ± 250 ml air sampel.
3.4 Prosedur
3.4.1 Pembuatan Media
a. Lactose Broth (Double Strength)
Ditimbang sebanyak 1,3 gram, dilarutkan dengan 50 ml akuades, tuangkan 10 ml ke dalam masing-masing tabung yang berisi tabung Durham.
b. Lactose Broth (Single Strength)
Ditimbang sebanyak 1,3 gram, dilarutkan dengan 100 ml akuades, tuangkan 10 ml ke dalam masing-masing tabung yang berisi tabung Durham.
c. Escherichia coli Broth
Ditimbang sebanyak 10,36 gram, dilarutkan dengan 140 ml akuades, tuangkan 10 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi tabung Durham.
d. EMB Agar
Ditimbang sebanyak 6,48 gram, dilarutkan dengan 180 ml akuades. Dipanaskan hingga larut sempurna. Setelah disterilkan tuangkan 15 ml ke dalam masing-masing cawan petri.
(27)
e. Nutrient Agar
Ditimbang sebanyak 2,2 gram, dilarutkan dengan 110 ml akuades. Tuangkan 10 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi. Dipanaskan hingga larut sempurna.
f. Tryptose Broth
Ditimbang sebanyak 1,43 gram, dilarutkan dengan 55 ml akuades. Tuangkan 5 ml ke dalam tabung reaksi.
g. MR-VP
Ditimbang sebanyak 3,74 gram, dilarutkan dengan 220 ml akuades. Tuangkan 10 ml ke dalam 22 tabung reaksi.
h. Simmons Citrate
Ditimbang sebanyak 2,48 gram, dilarutkan dengan 110 ml akuades. Tuangkan 10 ml ke dalam tabung reaksi. Dipanaskan hingga larut sempurna. Semua media disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. 3.4.2 Pengujian Bakteri Escherichia coli Berdasarkan SNI 01-2897-1992
Metode APM (Angka Paling Mungkin) menggunakan 5 tabung. 3.4.2.1 Uji Sangkaan
a. Pipet masing-masing 10 ml cuplikan ke dalam 5 tabung pertama yang berisi 10 ml Lactose Broth double strength, yang di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik.
b. Pipet masing-masing 1 ml dan 0,1 ml cuplikan ke dalam 5 tabung yang kedua dan ketiga yang berisi masing-masing 10 ml perbenihan yang sama tetapi yang
(28)
c. Simpan semua tabung dalam lemari pengeram (inkubator) pada suhu 36
±
1°C selama 24 jam dan 48 jam.d. Setelah 24 jam kemudian catat jumlah tabung yang membentuk gas pada masing-masing pengenceran dan simpan lagi tabung yang tidak membentuk gas dalam inkubator pada suhu 36
±
1°C selama 24 jam, kemudian catat jumlahtabung yang membentuk gas.
3.4.2.2 Uji Penegasan
a. Masukkan 1 sengkelit (1 loopful) biakan yang positif gas pada uji sangkaan ke dalam tabung berisi E.C. Broth yang di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik.
b. Inkubasikan dalam penangas air pada suhu 44-45°C selama 24-48 jam.
c. Catat tabung yang di dalamnya terbentuk gas (E.coli dianggap positif jika di dalam tabung terbentuk gas).
d. Lanjutkan penetapan E.coli dengan menginokulasikan biakan yang membentuk gas ke perbenihan EMB Agar pada cawan petri.
e. Inkubasikan pada suhu 35°C selama 18-24 jam.
f. Pilih koloni berwarna kilap logam dan inokulasikan pada Nutrient Agarmiring dalam tabung, inkubasikan pada suhu 35°C selama 18-24 jam.
3.4.2.3 Uji Biokimia (Uji IMViC) a. Uji Indol
Dari biakan murni Nutrient Agarmiring, inokulasikan 1 sengkelit biakan ke dalam Tryptose Broth. Inkubasikan pada suhu 35
±
1°C selama 18-24 jam.(29)
Tambahkan 0,3 ml pereaksi indol ke dalam masing-masing tabung dan kocok selama 10 menit. Warna merah tua pada permukaan menunjukkan reaksi indole positif. Warna jingga menunjukkan reaksi indol negatif.
b. Uji Merah Metil (Methyl Red)
Dari biakan murni Nutrien Agarmiring, inokulasikan 1 ose sengkelit biakan ke dalam perbenihan MR-VP. Inkubasikan pada suhu 35°C selama 48 jam. Tambahkan 5 tetes merah metil dan kocok. Warna kuning menunjukkan reaksi negatif, sedangkan warna merah menunjukkan reaksi positif.
c. Uji VP (Voges-Proskouer)
Dari biakan murni Nutrien Agar miring, inokulasikan 1 ose sengkelit biakan ke dalam perbenihan MR-VP. Inkubasi pada suhu 36
±
1°C selama 48 jam.Tambahkan 0,6 ml larutan alfa-naftol dan 0,2 ml larutan kalium hidroksida dan kocok. Diamkan selama 2-4 jam. Warna merah muda hingga merah tua menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna tidak berubah menunjukkan reaksi negatif.
d. Uji Sitrat
Dari biakan murni Nutrien Agar miring, inokulasikan 1 ose sengkelit biakan murni Nutrient Agar miring, inokulasikan 1 ose sengkelit biakan ke dalam perbenihan Simmons Citrate. Inkubasikan pada suhu 35°C selama 48-96 jam. Warna biru menunjukkan reaksi positif, warna hijau menunjukkan reaksi negatif.
(30)
3.5 Pengambilan Kesimpulan
Banyaknya Escherichia coli yang terdapat dalam sampel dilihat dengan cara mencocokkan kombinasi jumlah tabung yang memperlihatkan hasil positif berdasarkan tabel nilai APM (lihat Tabel 2). Kombinasi yang diambil dimulai dari pengenceran tertinggi yang masih menghasilkan semua tabung positif.
(31)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil pemeriksaan mutu sampel air sumur dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. APM Escherichia coli pada sampel
Pengujian
Sampel
10 ml 1 ml 0,1 ml
Uji sangkaan (LB) 5 5 4
Uji konfirmasi 1. ECB 2. EMBA
5 5
4 3
3 3 Uji biokimia
(IMViC) 5 2 0
APM/100 ml 50/100 ml
4.2 Pembahasan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada uji sangkaan menggunakan medium Lactose Broth (LB) positif 5 tabung pada sampel 10 ml, 5 tabung pada sampel 1 ml, dan 4 tabung pada sampel 0,1 ml karena terbentuknya gas pada tabung durham.
Pada uji penegasan menggunakan medium Escherichia Coli Broth (ECB) positif 5 tabung pada sampel 10 ml, 4 tabung pada sampel 1 ml, dan 3 tabung pada sampel 0,1 ml karena terbentuknya gas pada tabung durham. Sedangkan pada medium Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) positif 5 cawan petri pada sampel 10 ml, 3 cawan petri pada sampel 1 ml, dan 3 cawan petri pada sampel 0,1 ml dengan terbentuknya koloni berwarna kilap logam.
(32)
Pada uji biokimia (IMViC) Angka Paling Mungkin (APM) bakteri
Escherichia coli berdasarkan daftar APM Coliform menggunakan 5 tabung
dengan kombinasi/jumlah tabung yang positif 5-2-0 adalah 50/100 ml.
Mikroorganisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk atau indikator adanya pencemaran feses dalam air adalah Escherichia coli (E. coli), serta bakteri dari kelompok Coliform. Bakteri dari jenis tersebut selalu terdapat di dalam kotoran manusia, sedangkan bakteri patogen (penyebab penyakit) tidak selalu ditemukan. Mikroorganisme dari kelompok Coliform secara keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat di dalam air, sehingga keberadaannya dalam air dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran, baik dari kotoran hewan maupun manusia (Purnawijayanti, 2001).
(33)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakukan Angka Paling Mungkin (APM) bakteri
Escherichia coli pada air sumur di Medan Johor adalah 50/100 ml. Berdasarkan
Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 air sumur tersebut masih memenuhi persyaratan karena APM bakteri Escherichia coli tidak melebihi kadar maksimal yang diperbolehkan yaitu 50/100 ml.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian terhadap air sumur yang diuji menggunakan parameter lain, seperti fisika dan kimia.
(34)
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. (2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Hal. 93.
Fardiaz, S. (1992). Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 45.
Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 3-7.
Suriawiria, U. (1996). Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni. Hal. 5, 69, 74, 79, 86. Menkes RI. (1990). Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih. Jakarta: Menteri
Kesehatan. Hal. 12-13.
Purnawijayanti, H.A. (2001). Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja Dalam
Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 8.
SNI. (1992). Cara Uji Cemaran Mikroba. Jakarta: Badan Standar Nasional Indonesia. Hal. 9, 12, 15-16.
Widyawati, R. (2012). Uji IMViC
(35)
LAMPIRAN GAMBAR
Laminar Air Flow Waterbath
Inkubator Timbangan analitik
(36)
Sampel air sumur Koloni Escherichia coli Uji sitrat pada media EMBA hijau (-), biru (+) yang disebut kilap logam
Lactose Broth Single Strength Lactose Broth Double Strength dan positif 4 tabung Lactose Broth Single Strength
uji indol uji merah metil uji VP merah (+), kuning (-) merah (+), kuning (-) merah (+), kuning (-)
(1)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil pemeriksaan mutu sampel air sumur dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. APM Escherichia coli pada sampel
Pengujian
Sampel
10 ml 1 ml 0,1 ml
Uji sangkaan (LB) 5 5 4
Uji konfirmasi 1. ECB 2. EMBA 5 5 4 3 3 3 Uji biokimia
(IMViC) 5 2 0
APM/100 ml 50/100 ml
4.2 Pembahasan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada uji sangkaan menggunakan medium Lactose Broth (LB) positif 5 tabung pada sampel 10 ml, 5 tabung pada sampel 1 ml, dan 4 tabung pada sampel 0,1 ml karena terbentuknya gas pada tabung durham.
Pada uji penegasan menggunakan medium Escherichia Coli Broth (ECB) positif 5 tabung pada sampel 10 ml, 4 tabung pada sampel 1 ml, dan 3 tabung pada sampel 0,1 ml karena terbentuknya gas pada tabung durham. Sedangkan pada medium Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) positif 5 cawan petri pada sampel 10 ml, 3 cawan petri pada sampel 1 ml, dan 3 cawan petri pada sampel 0,1 ml dengan terbentuknya koloni berwarna kilap logam.
(2)
Pada uji biokimia (IMViC) Angka Paling Mungkin (APM) bakteri Escherichia coli berdasarkan daftar APM Coliform menggunakan 5 tabung dengan kombinasi/jumlah tabung yang positif 5-2-0 adalah 50/100 ml.
Mikroorganisme yang paling umum digunakan sebagai petunjuk atau indikator adanya pencemaran feses dalam air adalah Escherichia coli (E. coli), serta bakteri dari kelompok Coliform. Bakteri dari jenis tersebut selalu terdapat di dalam kotoran manusia, sedangkan bakteri patogen (penyebab penyakit) tidak selalu ditemukan. Mikroorganisme dari kelompok Coliform secara keseluruhan tidak umum hidup atau terdapat di dalam air, sehingga keberadaannya dalam air dapat dianggap sebagai petunjuk terjadinya pencemaran kotoran, baik dari kotoran hewan maupun manusia (Purnawijayanti, 2001).
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakukan Angka Paling Mungkin (APM) bakteri Escherichia coli pada air sumur di Medan Johor adalah 50/100 ml. Berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 air sumur tersebut masih memenuhi persyaratan karena APM bakteri Escherichia coli tidak melebihi kadar maksimal yang diperbolehkan yaitu 50/100 ml.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian terhadap air sumur yang diuji menggunakan parameter lain, seperti fisika dan kimia.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. (2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta: EGC. Hal. 93.
Fardiaz, S. (1992). Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 45.
Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 3-7.
Suriawiria, U. (1996). Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni. Hal. 5, 69, 74, 79, 86. Menkes RI. (1990). Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih. Jakarta: Menteri
Kesehatan. Hal. 12-13.
Purnawijayanti, H.A. (2001). Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja Dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 8.
SNI. (1992). Cara Uji Cemaran Mikroba. Jakarta: Badan Standar Nasional Indonesia. Hal. 9, 12, 15-16.
Widyawati, R. (2012). Uji IMViC
(5)
LAMPIRAN GAMBAR
Laminar Air Flow Waterbath
Inkubator Timbangan analitik
(6)
Sampel air sumur Koloni Escherichia coli Uji sitrat pada media EMBA hijau (-), biru (+) yang disebut kilap logam
Lactose Broth Single Strength Lactose Broth Double Strength dan positif 4 tabung Lactose Broth Single Strength
uji indol uji merah metil uji VP merah (+), kuning (-) merah (+), kuning (-) merah (+), kuning (-)