PENGARUH STRESSOR TERHADAP STRES KERJA DAN KINERJA KARYAWAN DIVISI JASA UMUM (DJU) PERUM JASA TIRTA I MALANG

(1)

i

PENGARUH STRESSOR TERHADAP STRES KERJA DAN KINERJA KARYAWAN DIVISI JASA UMUM (DJU) PERUM JASA TIRTA I

MALANG.

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Achmad Nur Udin

04610209

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MARET 2011


(2)

ii

Skripsi

Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja

Karyawan Divisi Jasa Umum (DJU) PERUM JASA

TIRTA I Malang

Oleh: Achmad Nur Udin

04610209

Diterima dan disahkan Pada tanggal: ...

Pembimbing I Pembimbing II

(Dra. Titik Ambarwati, M.M) (Dra.Anik Rumijati, M.M)

Mengetahui:

Dekan Fakultas ekonomi Ketua jurusan Manajemen


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya karena rahmat dan hidayahNya penulis dapat dan mampu untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul “Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja Karyawan Divisi Jasa Umum (DJU) PERUM JASA TIRTA I Malang”.

Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan yang ditempuh guna meraih gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu penukis ingin menyampaikan banyak – banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Muhajir Efendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Nazarudin Malik, M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Anik Rumijati, M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dra. Sri Nastiti Andarini, selaku Dosen Wali terima kasih atas segala bimbingannya dan petuahnya selama ini.

5. Dra. Titik Ambarwati, M.M, selaku Dosen pembimbing I, terima kasih atas ilmu, kritik, saran dan kesabaranya, Serta waktu yang telah diberikan kepada penulis demi keberhasilan penyelesaian skripsi ini.

6. Dra Anik Rumijati, M.M, selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas ilmu, kritik, saran dan kesabaranya, Serta waktu yang telah diberikan kepada penulis demi keberhasilan penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmu bagi penulis selama duduk di bangku kuliah.

8. Kedua orang tuaku, Ibu dan Bapak tercinta yang sangat penulis sayangi dan banggakan. Adekku, Sri dan kakak – kakakku, Surya dan Wahyu.


(4)

iv

Terima kasih atas segala materi, do’a, dukungan, semangat yang telah kalian berikan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Ir. Tjoek Walujo Subijanto, CES, selaku Direksi PERUM JASA TIRTA I MALANG. Serta Ir. Adi Santoso selaku kepala DIVISI JASA UMUM. Serta seluruh karyawan yang telah membantu dan bekerjasama dalam penyusunan skripsi ini.

Harapan peneliti, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi peneliti yang lain dapat dijadikan referensi dalam penelitian yang sejenis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

Malang, 09 Maret 2011 Peneliti,


(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

B. Landasan teori ... 11

1. Pengertian Stres Kerja ... 11

2. Faktor-Faktor Penyebab stres ... ... 12

3. Gejala – Gejala Stres Kerja ... ... 14

4. Indikator Stres Kerja ... ... 15

5. Sindrom Adaptasi Umum ... 15

6. Dampak Dari Stres Kerja ... 17

7. Cara – Cara Mengatasi Stres ... 18

8. Pengertian kinerja ... 21

9. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja ... 22

10. Tujuan Penilaian Kinerja ... 24


(6)

vi

12. Pola Hubungan Antara Stres Kerja Dan Kinerja ... 25

C. Karangka Pikir ... 27

D. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian ... 30

B. Jenis penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 30

D. Definisi Operasional variabel ... 31

1. Variabel Bebas ... 31

2. Variabel Moderator ... 32

3. Variabel Terikat ... 33

E. Jenis Dan Sumber Data ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Teknik Pengukuran Variabel ... 35

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 36

I. Teknik Analisis Data ... 37

1. Rentang Skala ... 37

2. Regresi Linier Berganda ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 41

1. Sejarah singkat Perusahaan ... 41

2. Bentuk Hukum Perusahaan ... 45

3. Visi Dan Misi Perusahaan ... 47

4. Struktur Organisasi ... 47

5. Pelaksanaan Manajemen ... 58

B. Karakteristik Responden ... 66


(7)

vii

2. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

3. Karakteristik Berdasarkan Status Perkawinan ... 68

4. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 69

5. Karakteristik Berdasarkan Masa kerja ... 70

6. Karakteristik Berdasarkan Status Kepegawaian ... 71

C. Uji Instrumen ... 72

1. Uji Validitas ... 72

2. Uji Reliabilitas ... 74

D. Analisis Data ... 76

1. Analisis Rentang Skala ... 75

a) Variabel Stressor On The Job ... 75

b) Variabel Stressor Off The Job ... 76

c) Variabel stres Kerja ... 77

d) Variabel Kinerja ... 79

2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 79

a) Pengaruh Variabel stressor On The Job dan Stressor Off The Job Terhadap Variabel Stres Kerja ... 79

1) Koefisien Korelasi (r) ... 81

2) Koefisien Determinan (R2) ... 81

3) Uji F ... 82

4) Uji T ... 82

b) Pengaruh Variabel Stres Kerja Terhadap Kinerja ... 84

1) Koefisien Korelasi (r) ... 85

2) Koefisien Determinan (R2) ... 85

3) Uji F ... 85

4) Uji T ... 86

E. Pembahasan ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 93


(8)

viii

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Daftar Absensi Karyawan DJU ... 5

Tabel 2.1 : Persamaan dan Perbedaan Penelitian ... 9

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel Bebas ... 29


(9)

ix

Tabel 3.3 : Definisi Operasional Variabel Terikat ... 31

Tabel 3.4 : Teknik Pengukuran Variabel ... 32

Tabel 3.5 : Rentang Skala ... 35

Tabel 4.1 : Rekapitulasi Tenaga Kerja PJT I Malang ... 58

Tabel 4.2 : Rekapitulasi Tenaga Kerja PJT I Malang Menurut Status Kepegawaian ... 59

Tabel 4.3 : Jadwal Jam Kerja Karyawan ... 59

Tabel 4.4 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 62

Tabel 4.6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 62

Tabel 4.7 : Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pendidikan ... 63

Tabel 4.8 : Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 64

Tabel 4.9 : Karakteristik Responden Berdasarkan StatusKepegawaian ... 65

Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Instrumen ... 66

Tabel 4.11 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 67

Tabel 4.12 : Hasil Rentang Skala Faktor Stressor On The Job ... 68

Tabel 4.13 : Hasil Rentang Skala Faktor Stressor Off The Job ... 69

Tabel 4.14 : Hasil Rentang Skala Faktor Stres Kerja ... 70

Tabel 4.15 : Hasil rentang Skala Faktor Kinerja ... 71

Tabel 4.16 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda I ... 72

Tabel 4.17 : Hasil Perbandingan Thitung dan Ttabel I ... 75

Tabel 4.18 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda II ... 76

Tabel 4.19 : Hasil Perbandingan Thitung dan Ttabel II ... 78

Tabel 4.20 : Hasil Total Skor Rata-Rata Variabel Stressor Kerja ... 79

Tabel 4.21 : Hasil Total Skor Rata-Rata Variabel stres Kerja ... 79


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Sindrom Penyesuaian Umum ... 15

Gambar 2.2 : Kurva U Terbalik ... 23

Gambar 2.3 : Karangka Pikir ... 25

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PERUM Jasa Tirta ... 44


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuisioner

Lampiran 2 : Data Hasil Kuisioner Lampiran 3 : Distribusi Frekuensi Lampiran 4 : Uji Validitas

Lampiran 5 : Uji Reliabilitas Lampiran 6 : Analisis Data


(12)

xii DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2005. Psikologi Keja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Cetakan Kesebelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

As’ad. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Barney dan Griffin, 1992, hal 699. Manajemen sumberdaya manusia. Edisi II. Jakarta: erlangga.

Davis, Keith dan Jhon W Newstrom. 2006. Perilaku Dalam Organisas (Edisi 7). Jakarta: Erlangga.

Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: Rajawali Pers.

Flippo, Edwin.B. 1993. Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Gibson, Ivanchevich, Donnelly. 1996. Organisasi. Jilid I. Edisi ke Delapan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Halim. 1986. Pengaruh stress kerja terhadap kinerja.

http://www.damandiri.or.id/detail.php/artikel/id (diakses 10 April 2009).

Handoko, T.H. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Heidjrachman dan Suad Husnan. 1994. Manajemen Personalia. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.


(13)

xiii

Kreitner, Robert dan Angelo. 2005. Kinicki. Perilaku Organisasi (Edisi 5). Jakarta: Salemba Empat.

Lucas, M dan Wilson.K. 1989. Memelihara Gairah Kerja. Jakarta: Arcan.

Mangkunegara, A.A.A.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: ROSDA.

Muji Rahayu. 2006. ”Pengaruh Motivasi Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Payung Pusaka Jaya Kediri”. Skripsi. Malang:

Unibraw.

Novitasai, Ni Nyoman. 2003. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan PT. HM. Sampoerna Tbk. Tesis. Surabaya.

http://www.damandiri.or.id/detail.php/id (diakses 10 April 2009).

Rini, Jacinta. 2002. "Stres Kerja”. e-psikologi.com (online). www.e-psikologi.com. (diakses 10 April 2009).

Robbins, S.P. 2002. Perilaku Organisasi. Jilid II. Jakarta: Prenhallindo.

Rizka Amalia F. 2007. ”Pengaruh Faktor – Faktor Penyebab Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Gudang PERUM Bulog Sub Dirve VI Bondowoso” . Skripsi. Malang. UMM

Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis. Malang: Buntara Media.

Sarwono dan Ismanto. 1999. Metodologi Penelitian Ilmiah. Jakarta: Binapustaka

Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(14)

xiv

Suprihanto dkk. 2003. Cara mengatasi stress kerja.

http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2009/11/artikek.html. (diakses 25 April 2009).

Triana, Nunik. 2008. ”Stes Kerja Bisa Membunuh” dalam Jurnal Kesehatan Nasional. Online (diakses 10 April 2008).

Ulhaq, Muhammad. Z. 2008. ”Hubungan Stress Kerja Dengan Prestasi Kerja”. Forum Bawean (Online) http://bsf.bawean.info/bsf/.html (diakses 25 April 2009).

Umar, Husein. 2004. Riset Sumberdaya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

___________. 2003. Metode Riset Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Manusia merupakan faktor penentu yang terpenting dalam kemajuan zaman. Hal tersebut harus diakui karena perkembangan dunia sekarang ini, adalah hasil dari pemikiran manusia untuk mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Di bidang ekonomi dan bisnis, hal tersebut berhubungan dengan kemampuan perusahaan – perusahaan untuk mampu mengikuti laju perkembangan serta kepekaan perusahaan – perusahaan tersebut terhadap perubahan yang terjadi di dunia bisnis. Oleh karena itu, faktor manusia dalam perusahaan harus dikelola dengan baik untuk menunjang produktivitas perusahaan agar perusahaan dapat unggul dalam persaingan usaha.

Bagi masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan barang atau jasa ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya. Pada kenyataannya, sebagian besar pekerjaan cenderung memiliki konotasi paksaan, baik yang ditimbulkan dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Pekerjaan juga seringkali meliputi penggunaan waktu dan usaha diluar keinginan individu pekerja itu sendiri. Banyak pekerja yang melakukan pekerjaan rutin yang hanya menuntut sedikit inisiatif dan tanggungjawab, dengan harapan untuk dapat maju dan berkembang. Banyak juga pekerja yang melakukan tugas yang berada jauh dibawah kemampuannya atau dibawah tingkat pendidikan yang telah mereka peroleh.

Keadaan – keadaan diatas, bagi individu atau karyawan menimbulkan adanya perasaan tegang akibat faktor yang mengancam mereka. Baik yang bersifat sosial atau yang berkaitan dengan lingkungan kerja yang tidak dapat diatasi. Keadaan tegang ini sesuai dengan konsep stres yang dikemukakan oleh pearlin, liebermen dan mulen (Breznitz dan Golberger, 1982, hal 369) yang menyatakan bahwa: stress refer to a response of the organism to a


(16)

noxious or theartening condition.

Hal – hal yang menjadi sumber stres atau penyebab stres pada diri seseorang disebut stressor (Barney dan Griffin, 1992, hal 699). stressor kerja adalah interaksi individu terhadap lingkungan didalam suatu organisasi (stressor on the job) maupun diluar organisasi (stressor off the job) yang dirasakan dapat mempengaruhi karyawan terhadap pekerjaanya. Dimana kondisi ini dapat berupa dari adanya beban kerja yang tinggi, situasi kerja, konflik peran, hubungan antar karyawan, status pekerjaan dan karir yang tidak jelas (ketidakjelasan peran) yang kesemuanya itu menyebabkan karyawan merasa tertekan dalam bekerja sehingga mengganggu terhadap pekerjaannya. Adapun bentuk stressor kerja yang berasal dari luar misalnya, keadaan ekonomi, perubahan teknologi, masalah keluarga, kepribadian dan lain sebagainya (Handoko; 2000: 201).

Stress dan keadaan tegang yang berkepanjangan, tanpa adanya penyelesaian yang kuat, akan mengganggu kesehatan fisik dan mental pekerja yang muncul dalam keluhan – keluhan psikosomatik. Selanjutnya gangguan kesehatan tersebut akan menjadi suatu stress baru yang pada giliranya akan mengganggu tampilan kerja individu tersebut. Kenyataan ini disimpulkan oleh Triana (2008), yang mengamati lebih jauh penelitian Tarani Chandola dari University London (dipublikasikan oleh The European Heart Journal) yang melibatkan 10 ribu pekerja Inggris dalam kurun waktu 12 tahun. Hasil penelitian Chandola menjawab adanya perubahan perilaku dan biologis dari para pekerja merupakan hal-hal yang menjelaskan mengapa 68 pesen dari pekerja memiliki resiko terkena penyakit jantung. Hal ini semakin diperparah dengan konsumsi makanan tidak sehat, rokok, minuman, serta kurangnya olahraga.

Stres kerja banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya. Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur


(17)

dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.

Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan menggunakan 76 sampel manager dan mandor di perusahaan swasta menunjukkan bahwa efek stres yang mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah: (1) Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut jantung meningkat, bibir kering, berkeringat, mual. (2) Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres. Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover (Robbins; 1993: 302).

Gibson (1996: 206) berpendapat bahwa, individu yang mengalami stres kerja menyebabkan ia kurang konsentrasi dalam bekerja. Perhatiannya tidak terfokus pada pekerjaannya. Keadaan individu akan semakin tidak terkontrol bila didalam masalah yang dihadapinya ternyata menghambat kemajuan untuk mengarah pada tujuan yang diinginkannya. Sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara; 2000: 67)

Kinerja secara umum merupakan kemampuan dari individu untuk menghasilkan tingkat keluaran tertentu dalam batas tertentu yang telah ditentukan. Menurut Dharma (1991; 01) kinerja atau prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan, produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja seseorang menjadi bagian penting yang dapat mempengaruhi keberadaan karyawan dalam perusahaan, dimana dengan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan akan menjadikan perusahaan dalam hal ini PERUM Jasa Tirta I akan dengan tepat mencapai tujuan perusahaan.


(18)

Ulhaq dalam (forum bawean, 2008) berpendapat bahwa Kinerja karyawan perlu dipantau, dinilai, dan dievaluasi. Penilaian kinerja para karyawan merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan pegawai yang bersangkutan. Pentingnya penilaian kinerja yang rasional untuk ditetapkan secara objektif terlihat pada paling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan dan kepentingan organisasi. Menurut Handoko (2000; 136) penilaian kinerja karyawan berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karirnya.

Terdapat banyak penelitian yang menemukan korelasi antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. Schuller (dalam Novitasari, 2006) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut penelitian ini, stres yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan penurunan kinerja, peningkatan ketidakhadiran kerja serta tendensi mengalami kecelakan kerja. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa: 1) terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja, 2) mengganggu kenormalan aktifitas kerja, 3) menurunkan tingkat produktifitas, 4) menurunkan pemasukan dan keuntungan, kerugian financial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara poduktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

Pada dasarnya stress dapat mendorong atau mengganggu seseorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Tergantung seberapa tingkat stresnya. Bila tidak ada stress, tantangan – tantangan kerja juga tidak ada, dan kinerja karyawan cenderung rendah. Sejalan dengan meningkatnya stress, kinerja karyawan cenderung naik, karena stress membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumberdaya yang dimilikinya guna terpenuhinya segala persyaratan dan kebutuhan pekerja.


(19)

khususnya pada bagian Divisi Jasa Umum. Dimana pada bagian ini adalah bagian yang mendapatkan tugas dan beban kerja yang tinggi serta membutuhkan jam kerja yang tinggi. Tidak jarang sering terjadi adanya jam lembur kerja bagi karyawan serta dinas luar kota bagi sebagian karyawan.

Dari data tingakat absensi karyawan tahun 2009 selama tiga bulan dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan divisi jasa umum sering melakukan lembur kerja, artinya bahwa beban kerja yang diterima karyawan divisi jasa umum sangat tinggi sehingga hal ini diduga dapat menyebabkan karyawan divisi jasa umum rentan terhadap adanya stres kerja. Dari data ini juga tersirat bahwa tingkat penyebab munculnya stres kerja (stressor kerja) pada karyawan Divisi Jasa Umum sangatlah tinggi, sehingga besar kemungkinan karyawan akan renta terhadap munculnya stres kerja dan secara jangka panjang akan berpengaruh terhadap kinerjanya.

Tabel 1.1

Daftar Absensi karyawan DJU Per Juni – Agustus 2009

Jumlah karyawan

Bulan

Juni Juli Agustus

Skt Lmbr DL Skt Lmbr DL Skt Lmbr DL

45 15 216 34 6 201 30 8 246 32

Sumber data: SDM dan Umum Perum Jasa Tirta I Malang, 2009 Keterangan:

- Skt = Sakit

- Lmbr = Lembur kerja - DL = Dinas luar kota

Selain itu terungkap pula bahwa kondisi yang dirasakan karyawan dalam situasi kerja yang dapat mempengaruhi stress kerja antara lain: (1) ketidakjelasan peran, dimana karyawan merasa tidak mengerti akan tugas yang harus mereka selesaikan (2) konflik peran, yang dikarenakan karyawan dikacaukan tentang pekerjaan yang bertentangan dengan atasan (3) beban peran yang terlalu berat secara kualitatif, dimana tugas yang diberikan


(20)

kepada setiap karyawan tidak sesuai dengan kemampuan atau kapasitas mereka (4) beban peran yang terlalu berat secara kuantitatif, dimana karyawan diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih dari yang dimungkinkan oleh waktu atau penyelesaian pekerjaan dengan persediaan waktu yang terbatas (5) hubungan antar karyawan, dimana karyawan kebanyakan merasa stress yang diakibatkan hubungan antar karyawan yang kurang harmonis, hal ini dikarenakan masalah pertentangan atau perbedaan pendapat.

Kreitner (2005; 352) berpendapat bahwa stres dapat sangat membantu atau fungsional (eustres), tetapi juga dapat berperan salah (disfunctional) atau merusak kinerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stres berpotensi untuk mendorong atau menggangu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres. Stres bukanlah sesuatu yang harus dihindari, karena setiap manusia berpotensi menderita stres. Stres akan selalu ada dalam kehidupan manusia karena jika tidak ada stres sama sekali berarti kematian.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja Karyawan Divisi Jasa Umum (DJU) PERUM JASA TIRTA I Malang”.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas maka perlu adanya perumusan masalah agar dapat dicari pemecahanya. Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana stressor, stress, dan kinerja pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang?

2. Apakah stressor kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja karyawan bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang?

3. Variabel stressor manakah yang paling berpengaruh terhadap stres kerja karyawan bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang?


(21)

pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang?

C. Batasan Masalah.

Berdasarkan perumusan masalah, agar penelitian ini terfokus pada permasalahan maka ruang lingkup pembahasan dititikberatkan pada masalah stressor yang meliputi stressor on the job dan stressor of the job (Pendapat Hani Handoko) terhadap stress kerja yang meliputi stress fisiologis, stress psikologis, stress perilaku (pendapat Stepant Robbins) dan kinerja (pendapat mangkunegara) karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian.

a) Mendeskripsikan stressor kerja, stres kerja, dan kinerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

b) Untuk mengetahui pengaruh signifikan faktor stressor terhadap stres kerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

c) Untuk mengetahui variable stressor manakah yang paling berpengaruh terhadap stress kerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

d) Untuk mengetahui pengaruh signifikan stress kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

2. Manfaat Penelitian.

a) Bagi PERUM Jasa tirta I.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk


(22)

memecahkan masalah yang terkait faktor – faktor penyebab stress kerja dan tingkat stress kerja yang terjadi serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti pada bidang yang sama.


(1)

dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.

Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan menggunakan 76 sampel manager dan mandor di perusahaan swasta menunjukkan bahwa efek stres yang mereka rasakan ada dua. Dua hal tersebut adalah: (1) Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut jantung meningkat, bibir kering, berkeringat, mual. (2) Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas, tidak bisa berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin meninggalkan situasi stres. Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teralienasi, hingga turnover (Robbins; 1993: 302).

Gibson (1996: 206) berpendapat bahwa, individu yang mengalami stres kerja menyebabkan ia kurang konsentrasi dalam bekerja. Perhatiannya tidak terfokus pada pekerjaannya. Keadaan individu akan semakin tidak terkontrol bila didalam masalah yang dihadapinya ternyata menghambat kemajuan untuk mengarah pada tujuan yang diinginkannya. Sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara; 2000: 67)

Kinerja secara umum merupakan kemampuan dari individu untuk menghasilkan tingkat keluaran tertentu dalam batas tertentu yang telah ditentukan. Menurut Dharma (1991; 01) kinerja atau prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan, produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja seseorang menjadi bagian penting yang dapat mempengaruhi keberadaan karyawan dalam perusahaan, dimana dengan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan akan menjadikan perusahaan dalam hal ini PERUM Jasa Tirta I akan dengan tepat mencapai tujuan perusahaan.


(2)

Ulhaq dalam (forum bawean, 2008) berpendapat bahwa Kinerja karyawan perlu dipantau, dinilai, dan dievaluasi. Penilaian kinerja para karyawan merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan pegawai yang bersangkutan. Pentingnya penilaian kinerja yang rasional untuk ditetapkan secara objektif terlihat pada paling sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan dan kepentingan organisasi. Menurut Handoko (2000; 136) penilaian kinerja karyawan berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karirnya.

Terdapat banyak penelitian yang menemukan korelasi antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. Schuller (dalam Novitasari, 2006) mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut penelitian ini, stres yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan penurunan kinerja, peningkatan ketidakhadiran kerja serta tendensi mengalami kecelakan kerja. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa: 1) terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja, 2) mengganggu kenormalan aktifitas kerja, 3) menurunkan tingkat produktifitas, 4) menurunkan pemasukan dan keuntungan, kerugian financial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara poduktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.

Pada dasarnya stress dapat mendorong atau mengganggu seseorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Tergantung seberapa tingkat stresnya. Bila tidak ada stress, tantangan – tantangan kerja juga tidak ada, dan kinerja karyawan cenderung rendah. Sejalan dengan meningkatnya stress, kinerja karyawan cenderung naik, karena stress membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumberdaya yang dimilikinya guna terpenuhinya segala persyaratan dan kebutuhan pekerja.


(3)

khususnya pada bagian Divisi Jasa Umum. Dimana pada bagian ini adalah bagian yang mendapatkan tugas dan beban kerja yang tinggi serta membutuhkan jam kerja yang tinggi. Tidak jarang sering terjadi adanya jam lembur kerja bagi karyawan serta dinas luar kota bagi sebagian karyawan.

Dari data tingakat absensi karyawan tahun 2009 selama tiga bulan dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan divisi jasa umum sering melakukan lembur kerja, artinya bahwa beban kerja yang diterima karyawan divisi jasa umum sangat tinggi sehingga hal ini diduga dapat menyebabkan karyawan divisi jasa umum rentan terhadap adanya stres kerja. Dari data ini juga tersirat bahwa tingkat penyebab munculnya stres kerja (stressor kerja) pada karyawan Divisi Jasa Umum sangatlah tinggi, sehingga besar kemungkinan karyawan akan renta terhadap munculnya stres kerja dan secara jangka panjang akan berpengaruh terhadap kinerjanya.

Tabel 1.1

Daftar Absensi karyawan DJU Per Juni – Agustus 2009

Jumlah karyawan

Bulan

Juni Juli Agustus

Skt Lmbr DL Skt Lmbr DL Skt Lmbr DL

45 15 216 34 6 201 30 8 246 32

Sumber data: SDM dan Umum Perum Jasa Tirta I Malang, 2009 Keterangan:

- Skt = Sakit

- Lmbr = Lembur kerja - DL = Dinas luar kota

Selain itu terungkap pula bahwa kondisi yang dirasakan karyawan dalam situasi kerja yang dapat mempengaruhi stress kerja antara lain: (1) ketidakjelasan peran, dimana karyawan merasa tidak mengerti akan tugas yang harus mereka selesaikan (2) konflik peran, yang dikarenakan karyawan dikacaukan tentang pekerjaan yang bertentangan dengan atasan (3) beban peran yang terlalu berat secara kualitatif, dimana tugas yang diberikan


(4)

kepada setiap karyawan tidak sesuai dengan kemampuan atau kapasitas mereka (4) beban peran yang terlalu berat secara kuantitatif, dimana karyawan diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan lebih dari yang dimungkinkan oleh waktu atau penyelesaian pekerjaan dengan persediaan waktu yang terbatas (5) hubungan antar karyawan, dimana karyawan kebanyakan merasa stress yang diakibatkan hubungan antar karyawan yang kurang harmonis, hal ini dikarenakan masalah pertentangan atau perbedaan pendapat.

Kreitner (2005; 352) berpendapat bahwa stres dapat sangat membantu atau fungsional (eustres), tetapi juga dapat berperan salah (disfunctional) atau merusak kinerja. Secara sederhana hal ini berarti bahwa stres berpotensi untuk mendorong atau menggangu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres. Stres bukanlah sesuatu yang harus dihindari, karena setiap manusia berpotensi menderita stres. Stres akan selalu ada dalam kehidupan manusia karena jika tidak ada stres sama sekali berarti kematian.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Stressor Terhadap Stress Kerja Dan Kinerja Karyawan Divisi Jasa Umum (DJU) PERUM JASA TIRTA I Malang”.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas maka perlu adanya perumusan masalah agar dapat dicari pemecahanya. Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana stressor, stress, dan kinerja pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang?

2. Apakah stressor kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja karyawan bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang? 3. Variabel stressor manakah yang paling berpengaruh terhadap stres kerja

karyawan bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang? 4. Apakah stress kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan


(5)

pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang?

C. Batasan Masalah.

Berdasarkan perumusan masalah, agar penelitian ini terfokus pada permasalahan maka ruang lingkup pembahasan dititikberatkan pada masalah stressor yang meliputi stressor on the job dan stressor of the job (Pendapat Hani Handoko) terhadap stress kerja yang meliputi stress fisiologis, stress psikologis, stress perilaku (pendapat Stepant Robbins) dan kinerja (pendapat mangkunegara) karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1. Tujuan Penelitian.

a) Mendeskripsikan stressor kerja, stres kerja, dan kinerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

b) Untuk mengetahui pengaruh signifikan faktor stressor terhadap stres kerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

c) Untuk mengetahui variable stressor manakah yang paling berpengaruh terhadap stress kerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

d) Untuk mengetahui pengaruh signifikan stress kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

2. Manfaat Penelitian.

a) Bagi PERUM Jasa tirta I.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk


(6)

memecahkan masalah yang terkait faktor – faktor penyebab stress kerja dan tingkat stress kerja yang terjadi serta pengaruhnya terhadap kinerja karyawan pada Divisi Jasa Umum PERUM Jasa Tirta I Malang.

b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti pada bidang yang sama.