Pengaruh Stres Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan: Studi pada Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur Purwakarta.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Job stress has become a threat face by nowadays company. Job stress in the work place will bring many consequences for both the employees and company itself. One of the consequence is decrese of employee satisfaction. The aim of this research is to examine the effect of job stress to job satisfaction of BUMN employees in Perum Jasa Tirta II Jatiluhur in Purwakarta. By using simple regression analysis, job stress has positively impact on job satisfaction on BUMN employees in Perum Jasa Tirta II Jatiluhur in Purwakarta (Sig 0,000 and R square 12,9%).In conclusion, this research provide important implication for Perum Jasa Tirta II Jatiluhur in Purwakarta. Keywords: job stress and employees job satisfaction.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Stres kerja telah menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan modern saat ini. Stres kerja di lingkungan kerja dapat memunculkan banyak konsekuensi bagi karyawan maupun perusahaan. Salah satu konsekuensi stres kerja adalah penurunan kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan BUMN di Perum Jasa Tirta II Jatiluhur di Purwakarta. Ada 130 karyawan yang berpatisipasi sebagai responden. Dengan menggunakan analisa regresi sederhana, ditemukan bahwa stres kerja mempengaruhi kepuasan kerja secara positif dengan tingkat signifikansi 0,000 dan berpengaruh sebesar 12,9%. Sebagai penutup, penelitian ini juga memberikan implikasi penting bagi Perum Jasa Tirta II Jatiluhur di Purwakarta.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT... ...vii

ABSTRAK... ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL …...xiii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Pengertian Stres Kerja ... 7


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Konsekuensi Stres ... 11

2.1.4 Pengertian Kepuasan Kerja ... 14

2.1.5 Teori Kepuasan Kerja ... 15

2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 17

2.1.7 Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja ... 18

2.2 Rerangka Teoritis ... 19

2.3 Kerangka Pemikiran ... 20

2.4 Riset Empiris ... 21

2.5 Pengembangan Hipotesis ... 24

2.6 Model Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ... 27

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Pengujian Data ... 30

3.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 30

3.5.1.1 Uji Normalitas ... 30

3.5.1.1 Uji Outlier ... 31

3.5.2 Uji Validitas ... 31

3.5.3 Uji Reliabilitas ... 32

3.5.4 Regresi Sederhana ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1Deskripsi Objek Penelitian ... 34

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 34

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 36


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.2 Deskripsi Responden ... 38

4.3 Hasil Penelitian ... 42

4.3.1 Hasil Uji Normalitas ... 42

4.3.2 Hasil Uji Outlier ... 43

4.3.3 Hasil Uji Validitas ... 43

4.3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 47

4.3.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 48

4.3.6 Hasil Uji Korelasi ... 48

4.3.7 Pengujian Hipotesis ... 50

4.4 Pembahasan Hasil ...52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Simpulan ... 54

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 54

5.3 Saran ... 55

5.4 Implikasi Penelitian ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Rerangka Teoritis ... 19

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ... 20

Gambar 3 Model Penelitian ... 26


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Ringkasan Empiris ... 21

Tabel II Definisi Operasional Variabel ... 28

Tabel III Sampel dan Tingkat Pengembalian ... 38

Tabel IV Karakteristik Responden ... 39

Tabel V Hasil Pengujian Normalitas ... 42

Tabel VI Hasil Pengujian Outlier ... 43

Tabel VII Hasil Validitas Setiap Variabel ... 44

Tabel VIII Kesimpulan Validitas ... 46

Tabel IX Hasil Uji Reabilitas Setiap Variabel ... 47

Tabel X Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 48

Tabel XI Tingkat Korelasi ... 49

Tabel XII Hasil Pengujian Korelasi ... 49

Tabel XIII Hasil Uji Regresi ... 51


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 61


(9)

Bab I Pendahuluan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres kerja merupakan salah satu ancaman utama bagi perusahaan modern saat ini (Safaria, 2011). Dalam dunia modern, stres kerja masih menjadi permasalahan yang aktual dan menarik banyak minat peneliti untuk mempelajarinya (Oberlechner dan Nimgade, 2005; Rafferty dan Griffin, 2006). Hal serupa dikemukakan oleh Ross dan Altmaier (1994) bahwa stres merupakan salah satu yang menandai dunia modern. Stres kerja kerap dialami oleh seluruh karyawan diperusahaan, bila stres kerja memberikan dampak negatif bagi perusahaan maka permasalahan muncul. Stres kerja hanya berhubungan dengan kejadian-kejadian disekitar kerja yang merupakan bahaya atau ancaman seperti rasa takut, cemas, rasa bersalah, marah, sedih, putus asa, bosan, dan timbulnya stres kerja disebabkan beban kerja yang diterima melampaui batas-batas kemampuan pekerja yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama sesuai dengan situasi dan kondisi Lazarus (1984).

Terdapat dua jenis stres, yaitu eustres, stres yang mempunyai dampak positif bagi kehidupan seseorang dan distres, stres yang memberikan dampak negatif bagi seseorang (Selye, 1956). Perbedaan individu dapat menyebabkan seseorang menilai stresor sebagai suatu hal yang positif, sehingga orang tersebut dapat termotivasi dan mengalami perasaan positif, tetapi karena perbedaan individu tersebut, seseorang dapat menilai stresor sebagai suatu hal yang negatif sehingga orang tersebut mengalami distres


(10)

Bab I Pendahuluan

2 Universitas Kristen Maranatha (Newstorm dan Davis, 1997). Banyak dampak negatif dari stres, diantaranya adalah berbagai penyakit seperti hipertensi dan pendarahan ulkus, serta gejala psikopatologis seperti depresi dan anxiety. Jadi, perbedaan individu berperan dalam proses penilaian seseorang terhadap suatu hal yang dapat menyebabkan stres (Evans, 1998).

Sebuah survei atas pekerja di Amerika Serikat menemukan bahwa 46 persen pekerja merasakan pekerjaan mereka penuh dengan stres dan 34 persen pekerja berpikir untuk keluar dari pekerjaan mereka 12 bulan sebelumnya karena stres ditempat kerja (Schellhardt, 1996 dalam Sasono, 2004). Pada studi lain di Amerika menemukan 78 persen dari responden menyatakan bahwa pekerjaan adalah sumber stres mereka yang utama dan hanya 35 persen mengatakan bahwa mereka merasa senang dan puas terhadap pekerjaan mereka, dan setengah dari mereka merasa mengalami tekanan hidup yang semakin meningkat selama sepuluh tahun terakhir (Nugrahani, 2008). Di Amerika stres kerja bukan hanya dianggap sebagai sebuah fenomena, World Health Organization (WHO) menganggap stres kerja sebagai “penyakit abad dua puluhan” mengindikasikan bahwa stres kerja menjadi lebih banyak di setiap pekerjaan di seluruh dunia dan telah menjadi “epidemi global” (Greenberg dan Baron, 1993). Stres juga diasosiasikan sebagai penyebab naiknya angka kematian pada populasi umum (Roohafza, et al, 2007).

Di Indonesia, fenomena stres kerja juga terjadi. Beberapa studi terakhir menyimpulkan bahwa kasus stres kerja di Indonesia meningkat dengan cepat setiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan Febriyanthi (1995) pada divisi fabrikasi PT IPTN Bandung menginformasikan bahwa dari 278 responden yang diteliti, lebih dari separuhnya atau sekitar 69,4 persen mengalami stres kerja tingkat sedang, 19,4 persen


(11)

Bab I Pendahuluan

3 Universitas Kristen Maranatha megalami stres kerja tingkat berat, dan 11,2 persen mengalami stres kerja tingkat ringan. Studi lain dari Widyastuti (2008) menunjukkan bahwa stresor organisasi secara simultan memiliki pengaruh signifikan pada kepuasan kerja. Ini berarti bahwa tekanan organisasi harus dikendalikan dan dikelola untuk mencegah kondisi tempat kerja yang penuh tekanan/stres yang dapat mengakibatkan meningkatnya stres kerja.

Dalam jangka panjang, jika stres tidak ditangani dan dikelola secara efektif dan akan mengarah pada jenis stres kerja yang berat yaitu burnout (Rice, 2005). Burnout merupakan stres kerja jangka panjang yang digambarkan sebagai sindrom kelelahan emosional berat (Maslach, 1993). Lebih lanjut, stres kerja juga dapat menyebabkan turunnya produktivitas karyawan karena adanya perilaku membolos (absenteeism) dari pekerja yang mengalami stres (Rice, 2005). Selain itu stres kerja dapat meningkatkan jumlah karyawan yang keluar (turnover) dan kehilangan tenaga kerja yang direkrut oleh perusahaan lain serta menyebabkan ketidakpuasan kerja (job dissatisfaction), (HemmingtondanSmith, 1999 dalam Nugroho 2008).

Ketidakpuasan kerja karyawan dapat dinyatakan dalam sejumlah cara (Robbins dan Judge, 2008), antara lain; keluar (exit), yaitu perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri, aspirasi (voice), yaitu secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan permasalahan dengan atasan, dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja, kesetiaan (loyalty), yaitu secara pasif tetapi optimistis menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk


(12)

Bab I Pendahuluan

4 Universitas Kristen Maranatha ”melakukan hal yang benar”, dan pengabaian (neglect), yaitu secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, menurunnya kinerja karyawan, dan meningkatnya tingkat kesalahan.

Miller (2000) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mempertimbangkan potensialitas stres kerja adalah mempertimbangkan kepuasan kerja. Robbins (2003) menyatakan dan menyarankan sebuah model stres yang terdiri dari tiga faktor utama potensial, yaitu lingkungan, organisasional, dan faktor individu menentukan bagaimana bentuk responnya terhadap sebuah stresor.Artinya faktor inidividu ini bertindak sebagai variabel moderator yang menengahi dan memoderasi kuatnya pengaruh stresor lingkungan dan organisasional.Di tempat kerja, stres dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Terlalu sedikit stimulus dan tantangan dalam pekerjaan akan membuat individu tidak maksimal tampil di tingkat terbaik mereka, sementara mereka yang terlalu banyak mendapatkan tekanan, sering tidak mampu berkonsentrasi atau bekerja secara efektif dan efisien (Safaria, 2011). Hal ini menunjukkan adanya kaitan antara stres yang berasal dari individu terhadap kepuasan kerja.

Kepuasan kerja sangatlah penting karena para karyawan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat memberikan kontribusikan yang optimal (Wahab, 2012). Selain itu, kepuasan kerja karyawan juga menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan perusahaan. Kaitan kepuasan kerja terhadap stres kerja ini terjadi melalui mekanisme ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan, adanya ketidakpuasan kerja akhirnya menimbulkan stres kerja. Ketidakpuasan kerja karyawan akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik


(13)

Bab I Pendahuluan

5 Universitas Kristen Maranatha seperti meninggalkan perusahaan, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri. Jadi stres kerja juga dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup individu dan kerugian ekonomis yang harus ditanggung oleh perusahaan (Safaria, 2011). Banyak sekali kerugian yang harus ditanggung perusahaan akibat adanya stres kerja yang dialami karyawan (RossdanAltmaier, 1994). Oleh karena itu, fenomena stres kerja merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan pengelolaan dan perhatian dari manajemen perusahaan agar tujuan organisasi bisa lebih mudah dicapai.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi stres kerja karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur?

2. Bagaimana kondisi kepuasan kerja karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur?

3. Apakah terdapat pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Mengindetifikasi kondisi stres kerja karyawan BUMN di Perusahaan Umum


(14)

Bab I Pendahuluan

6 Universitas Kristen Maranatha 2. Mengindetifikasi kondisi kepuasan kerja karyawan BUMN di Perusahaan

Umum Jasa Tirta II Jatiluhur

3. Menganalisis hubungan antara stres kerja dan kepuasan kerja karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pihak-pihak terkait sebagai berikut:

1. Bagi akademisi : Menambah pengetahuan mengenai pengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur. Serta memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan memilih karyawan untuk menjadi pegawai dan menambah referensi bagi para peneliti yang memiliki variabel penelitian sejenis.

2. Bagi Praktisi bisnis : Sebagai alat untuk melihat bagaimana kondisi karyawan baik dari tingkat stres kerja dan kepuasan kerja serta menjadi bahan

pertimbangan pengambilan keputusan bagi manajer dalam upaya meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Sehingga mengupayakan/menghindari adanya strees kerja dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja karyawan.


(15)

Bab V Simpulan dan Saran

54 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan intepretasi yang dilakukan, diperoleh simpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara stres kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur. Karena nilai p value

sebesar 0,000 ≤ α sehingga Ho diterima dan artinya terdapat pengaruh positif antara stres kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur. Hasil serupa juga didukung oleh penelitian Tunjungsari (2011) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara stres kerja terhadap kepuasan kerja.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya menggunakan karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur sebagai sampel sehingga data belum mencakup keseluruhan jenis pekerjaan yang ada.

2. Penelitian ini hanya meggunakan satu variabel independen, sedangkan dalam teori-teori yang terkait terhadap pengaruh kepuasan kerja adalah banyak dan kompleks, sehingga variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih belum mencakup semua indikator yang mempengaruhi kinerja.


(16)

Bab V Simpulan dan Saran

55 Universitas Kristen Maranatha 3.Penelitian hanya menggunakan populasi karyawan BUMN di Perusahaan Umum

Jasa Tirta II Jatiluhur sehingga belum bisa mewakili seluruh karyawan pada jenis pekerjaan yang berbeda.

5.3Saran

Saran penelitian berikut merupakan saran untuk penelitian yang akan datang:

1.Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih luas agar mendapatkan hasil yang lebih mewakili karakteristik sampel.

2.Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi kepuasan kerja seperti jenis kepemimpinan, gender, motivasi, dan kompensasi.

3.Peneliti selanjutnya dapat memperluas populasi penelitian dan tidak hanya terbatas pada karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur.

5.4Implikasi Penelitian

Implikasi penelitian ini bagi pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur yaitu: 1. Mengingat stress kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, sebaiknya

perusahaan harus jeli dalam memberikan beban kerja serta membangun lingkungan kerja yang mendukung bagi kesehatan dan keselamatan kerja karyawan sehingga kepuasan kerja karyawan meningkat.

2. Sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi kinerja dalam periode tertentu seperti enam bulan sekali agar dapat melihat kinerja karyawannya. Apabila kinerja meningkat berarti tingkat kepuasan kerja karyawan meningkat. Selain itu,


(17)

Bab V Simpulan dan Saran

56 Universitas Kristen Maranatha perusahaan juga dapat mengantisipasi apabila ada penurunan kepuasan kerja terutama bila disebabkan oleh stres kerja. Dengan melakukan evaluasi diharapkan terjadi perbaikan kinerja dan kepuasan kerja karyawan.

Implikasi penelitian ini tidak terbatas bagi Perusahaan Umum Jasa Tirta II Purwakarta, namun juga dapat diterapkan pada perusahaan lainnya karena kepuasan kerja merupakan bentuk nyata yang menjadi patokan keberhasilan sebuah perusahaan.


(18)

Bab V Simpulan dan Saran

57 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, E. 2000. Pengantar Psikologi. Jilid 1 Edisi Kesebelas. Interaksara, Jakarta. Chaplin, C.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Kartini Kartono), Jakarta:

Rajawali Pers.

Evans, P. 1998. Stress and Coping. In M. Pitts dan K. Phillips (Eds), The Psychology of Health: An Introduction: 51-65. Routledge, London.

Fadhillah, M.L. 2010. Analisis Pengaruh Stres Kerja dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating (Studi Pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, Central Java). Skripsi S1 Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Febriyanthi, K.Y. 1995. Gambaran dan Identifikasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada Pekerja Divisi Fabrikasi PT IPTN Bandung. Skripsi S1 Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Gaffar, H. 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah X Makassar. Skripsi S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasannudin, Makassar. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Greenberg, J., dan Baron, R.A. 1993. Behavior in Organizations: Understanding and Managing the Human Side of Work. Allyn dan Bacon, Boston.

Handoko, H. 1998, Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta.


(19)

Bab V Simpulan dan Saran

58 Universitas Kristen Maranatha Lazarus, R.S., dan Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal and Coping. NY: Springer. Luthans, F. 2005. Perilaku organisasi. Edisi. Kesepuluh. Andi, Yogyakarta.

Maslach, C. 1993. Burnout: A multidimensional perspective. In W Schaufeli, C.Maslach, dan T. Marek (Eds.), Professional burnout: Recentdevelopments in theory and research: 1932. Washington: Taylor Francis.

Miller, D. 2000. Dying to Care Work Stress and Burnout in HIV/AIDS. Routledge, London.

Newstorm, J.W., dan Davis, K. 1997. Organizational Behaviour: Human Behaviour at Work. 10th Edition. McGraw Hills, Singapore.

Nugrahani, S. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Operasional PT Gunze Indonesia Tahun 2008, Skripsi S1 Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Nugroho, Adityo. 2008. Analisis Pengaruh Job Stress dan Job Satisfaction Terhadap Turnover Intention (Studi pada PT. Astra Graphia, Tbk). Tesis Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Oberlechner, T., dan Nimgade, A. 2005. Work Stress and Performance Among Financial Traders. Stress and Health, 21: 285-293.

Parker,D.F., dan Decotis, T.A. 1983. Organizational Determinants of Job Stress. Organizational Behavior and Human Performance, 32:160-177.

Putri, R.H. 2013. Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Pekerjaan-Keluarga Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Skripsi S1Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Rafferty, A.E., dan Griffin, M.A. 2006. Perceptions of Organizational Change: A Stress and Coping Perspective. Journal of Applied Psychology, 91:1154-1162.


(20)

Bab V Simpulan dan Saran

59 Universitas Kristen Maranatha Robbins, S. P. 2003. Organiational Behavior. 10th Ed. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Robbins, S.P., dan Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Salemba Empat.

Jakarta.

Roohafza, H., Sadeghi, M., Sarraf-Zadegan, N., Baghei, A., Kelishadi, R., Mahvash, M., Sajjadi, F., Toghianifar, N., dan Talaei, M. 2007. Short Communication: Relation Between Stress and Other Life Style Factors. Stress and Health, 23:23-29.

Ross, R.R., dan Altmaier, E,M. 1994. Intervention in Occupational Stress. Sage Publications Ltd, London.

Safaria, T. 2011. Peran Religious Coping sebagai Moderator dari Job Insecurity Terhadap Stres Kerja pada Staf Akademik. Humanitas, 8(2): 155-170.

Sasono, E. 2004. Mengelola Stres Kerja. Fokus Ekonomi, 3(2): 121-128. Selye, H. (1956). The Stress of Life. NY: McGraw Hill.

Siagian P. S. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. 2013. Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0. Alfabeta, Bandung.

Tunjungsari, P. 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Jurnal Akuntasi dan Manajemen, 1(1):1-14.

Umi, N. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media

Wahab, R.B. 2012. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Makassar. Skripsi S1 Program Studi Manajemen Universitas Hasanuddin, Makassar.


(21)

Bab V Simpulan dan Saran

60 Universitas Kristen Maranatha Widiyanti, A. 2008, Analisis Pengaruh Work-Family Conflict dan Stress Kerja

Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Polwan Kantor Polisi Daerah Jawa Tengah). Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Widyastuti, E. 2008. Influence of Organizational Stress on Job Satisfaction Faculty of Economics Lecturer with Internal Locus of Control as Moderator Variabel in University of Muhammadiyah Malang. Thesis S2 Program Studi Manajemen Univesitas Muhammadiyah , Malang.

Wikaningtyas, T.S. 2007. Hubungan Perilaku Tipe A Dengan Stress Kerja Pada Karyawan Non-Manajerial. Skripsi S1 Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.


(1)

55 Universitas Kristen Maranatha

3.Penelitian hanya menggunakan populasi karyawan BUMN di Perusahaan Umum

Jasa Tirta II Jatiluhur sehingga belum bisa mewakili seluruh karyawan pada

jenis pekerjaan yang berbeda.

5.3Saran

Saran penelitian berikut merupakan saran untuk penelitian yang akan datang:

1.Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih luas agar

mendapatkan hasil yang lebih mewakili karakteristik sampel.

2.Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi kepuasan

kerja seperti jenis kepemimpinan, gender, motivasi, dan kompensasi.

3.Peneliti selanjutnya dapat memperluas populasi penelitian dan tidak hanya

terbatas pada karyawan BUMN di Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur.

5.4Implikasi Penelitian

Implikasi penelitian ini bagi pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta II Jatiluhur yaitu:

1. Mengingat stress kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja, sebaiknya

perusahaan harus jeli dalam memberikan beban kerja serta membangun

lingkungan kerja yang mendukung bagi kesehatan dan keselamatan kerja

karyawan sehingga kepuasan kerja karyawan meningkat.

2. Sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi kinerja dalam periode tertentu seperti

enam bulan sekali agar dapat melihat kinerja karyawannya. Apabila kinerja


(2)

56 Universitas Kristen Maranatha

perusahaan juga dapat mengantisipasi apabila ada penurunan kepuasan kerja

terutama bila disebabkan oleh stres kerja. Dengan melakukan evaluasi

diharapkan terjadi perbaikan kinerja dan kepuasan kerja karyawan.

Implikasi penelitian ini tidak terbatas bagi Perusahaan Umum Jasa Tirta II

Purwakarta, namun juga dapat diterapkan pada perusahaan lainnya karena kepuasan


(3)

57 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, E. 2000. Pengantar Psikologi. Jilid 1 Edisi Kesebelas. Interaksara, Jakarta.

Chaplin, C.P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Kartini Kartono), Jakarta: Rajawali Pers.

Evans, P. 1998. Stress and Coping. In M. Pitts dan K. Phillips (Eds), The Psychology of Health: An Introduction: 51-65. Routledge, London.

Fadhillah, M.L. 2010. Analisis Pengaruh Stres Kerja dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Moderating (Studi Pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, Central Java). Skripsi S1 Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Febriyanthi, K.Y. 1995. Gambaran dan Identifikasi Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada Pekerja Divisi Fabrikasi PT IPTN Bandung. Skripsi S1 Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Gaffar, H. 2012. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Wilayah X Makassar. Skripsi S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasannudin, Makassar.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Greenberg, J., dan Baron, R.A. 1993. Behavior in Organizations: Understanding and Managing the Human Side of Work. Allyn dan Bacon, Boston.

Handoko, H. 1998, Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta.


(4)

58 Universitas Kristen Maranatha

Lazarus, R.S., dan Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal and Coping. NY: Springer.

Luthans, F. 2005. Perilaku organisasi. Edisi. Kesepuluh. Andi, Yogyakarta.

Maslach, C. 1993. Burnout: A multidimensional perspective. In W Schaufeli, C.Maslach, dan T. Marek (Eds.), Professional burnout: Recentdevelopments in theory and research: 1932. Washington: Taylor Francis.

Miller, D. 2000. Dying to Care Work Stress and Burnout in HIV/AIDS. Routledge, London.

Newstorm, J.W., dan Davis, K. 1997. Organizational Behaviour: Human Behaviour at Work. 10th Edition. McGraw Hills, Singapore.

Nugrahani, S. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pekerja Bagian Operasional PT Gunze Indonesia Tahun 2008, Skripsi S1 Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.

Nugroho, Adityo. 2008. Analisis Pengaruh Job Stress dan Job Satisfaction Terhadap Turnover Intention (Studi pada PT. Astra Graphia, Tbk). Tesis Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Oberlechner, T., dan Nimgade, A. 2005. Work Stress and Performance Among Financial Traders. Stress and Health, 21: 285-293.

Parker,D.F., dan Decotis, T.A. 1983. Organizational Determinants of Job Stress. Organizational Behavior and Human Performance, 32:160-177.

Putri, R.H. 2013. Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Pekerjaan-Keluarga Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Skripsi S1Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Rafferty, A.E., dan Griffin, M.A. 2006. Perceptions of Organizational Change: A Stress and Coping Perspective. Journal of Applied Psychology, 91:1154-1162.


(5)

59 Universitas Kristen Maranatha

Robbins, S. P. 2003. Organiational Behavior. 10th Ed. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Robbins, S.P., dan Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Salemba Empat. Jakarta.

Roohafza, H., Sadeghi, M., Sarraf-Zadegan, N., Baghei, A., Kelishadi, R., Mahvash, M., Sajjadi, F., Toghianifar, N., dan Talaei, M. 2007. Short Communication: Relation Between Stress and Other Life Style Factors. Stress and Health, 23:23-29.

Ross, R.R., dan Altmaier, E,M. 1994. Intervention in Occupational Stress. Sage Publications Ltd, London.

Safaria, T. 2011. Peran Religious Coping sebagai Moderator dari Job Insecurity Terhadap Stres Kerja pada Staf Akademik. Humanitas, 8(2): 155-170.

Sasono, E. 2004. Mengelola Stres Kerja. Fokus Ekonomi, 3(2): 121-128.

Selye, H. (1956). The Stress of Life. NY: McGraw Hill.

Siagian P. S. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta, Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. 2013. Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0. Alfabeta, Bandung.

Tunjungsari, P. 2011. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Jurnal Akuntasi dan Manajemen, 1(1):1-14.

Umi, N. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media

Wahab, R.B. 2012. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk Makassar. Skripsi S1 Program Studi Manajemen Universitas Hasanuddin, Makassar.


(6)

60 Universitas Kristen Maranatha

Widiyanti, A. 2008, Analisis Pengaruh Work-Family Conflict dan Stress Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Polwan Kantor Polisi Daerah Jawa Tengah). Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Widyastuti, E. 2008. Influence of Organizational Stress on Job Satisfaction Faculty of Economics Lecturer with Internal Locus of Control as Moderator Variabel in University of Muhammadiyah Malang. Thesis S2 Program Studi Manajemen Univesitas Muhammadiyah , Malang.

Wikaningtyas, T.S. 2007. Hubungan Perilaku Tipe A Dengan Stress Kerja Pada Karyawan Non-Manajerial. Skripsi S1 Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.