AGLOMERASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SEMARANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan

yaitu

proses

terjadinya

perubahan

yang

sedang

berlangsung secara terencana dan berkelanjutan dengan sasarannya untuk
meningkatakan kehidupan kesejahteraan maanusia atau masyarakat suatu negara.
Oleh sebab itu pembangunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam

kehidupan masyarakat untuk menuju ke arah yang lebih baik dalam rangka untuk
mencapai tujuan besar keadaan suatu negara. Menurut Todaro (2006:22)
Pembangunan nasional tidak akan pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi begitu
pula pada sebaliknya. Pandangan baru mengenai pembangunan nasional diartikan
sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan yang
mendasar atas terjadinya struktur sosial, sikap – sikap masyarakat dan institusi –
institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,
penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan untuk
bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan mayarakat yang lebih baik secara
material (kegiatan ekonomi) maupun secara spiritual (kegiatan sosial).
Tujuan dari adanya berbagai kebijakan pembangunan yang ada dan
dilaksanakan oleh seluruh negara – negara, khususnya negara yang sedang
berkembang

yaitu

untuk

peningkatan


taraf

dan

mutu

kualitas

hidup

masyarakatnya. Pembangunan ekonomi merupakan bagian dari keseluruhan usaha
pembangunan yang dilaksanakan tersebut.

1

2

Pembangunan perekonomian merupakan salah satu aspek terpenting
dalam pembangunan nasional. Menurut Tri Widodo (2006), pembangunan di
laksanakan tidak hanya di tingkat nasional tetapi pembangunan dapat dilakukan

dalam lingkup lebih sempit yaitu daerah, provinsi, kabupaten kecamatan, desa –
desa dan lain – lain. Oleh sebab itu maka pembangunan ekonomi ini dapat
dilaksanakan secara bersama – sama, seimbang dan berkelanjutan agar dapat
terlaksana dengan baik, sehinga dapat merealisasikan pembangunan ekonomi
antar daerah dan dapat menyejahterakan masyarakat secara adil dan merata.
Satu penyebab yang nyata dari pembangunan ekonomi yang diakibatkan
perbedaan gerak pertumbuhan ekonomi yakni adanya indikasi ketimpangan
pembangunan antar daerah, yang terjadi karena sejumlah faktor diantaranya
perbedaan sumber daya alam, kuwalitas sumber daya manusia, dan sosial budaya
daerah masing – masing.
Ketersediannya sumber daya baik alam maupun penunjangnya pada
daerah ini dapat menimbulkan beberapa ketimpangan pembangunan ekonomi
antar daerah. Indikasi dari ketimpangan antar wilayah ini dapat ditinjau melalui
tingkat kesejahteraan dan perkembangan ekonomi antar suatu wilayah. Hal ini
telah terjadi dan menjadi kenyataan bahwa konsentrasi kegiatan – kegiatan
ekonomi sebagian besar ada pada wilayah – wilayah tertentu, oleh karena itu
menyebabkan terjadinya juga penghematan aglomerasi di beberapa wilayah yang
dikarenakan terpusatnya kegiatan – kegiatan ekonomi dari industri yang didirikan.
Aglomerasi sendiri merupakan pemusatan kawasan berbagai macam
industri yang ada disuatu lokasi atau kawasan tertentu sehingga tercipta pola


3

dikawasan tertentu. Dengan adanya penghematan aglomerasi ini memberikan
pengaruh yang positif terhadap gerak pertumbuhan ekonomi. Pada wilayah
aglomerasi ini bisa dilihat bahwa dukungan akan fasilitas – fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi mengakibatkan daerah tersebut menjadikan gerak pertumbuhan
ekonominya lebih tinggi.
Meninjau keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat melalui
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya
peningkatan produksi barang dan jasa, yang diukur antara lain melalui Produk
Domestik Bruto ( PDB ) pada tingkat nasional dan Produk Domestik Regional
Bruto ( PDRB ) pada tingkat daerah Propinsi, Kabupaten maupun Kota. Oleh
karena itu dengan tinjauan tersebut maka pertumbuhan ekonomi merupakan
bagian yang tidak terlepaskan dari proses pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Pembangunan yang ada di suatu daerah dikatakan berhasil apabila
mampu mengelola keadaan sumber daya yang dimilikinya yaitu sumber daya
alam maupun sumber daya manusia. Keunggulan sumber daya yang dimiliki akan
berdampak pada wilayah / daerah tersebut dapat lebih berkembang dan
mensejahterakan masyarakatnya.

Salah

satu

indikator

terpenting

untuk

mengetahui

keunggulan

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah / daerah dalam waktu berjalan (tahunan)
dapat dilihat dengan data PDRB. PDRB ialah jumlah nilai output bersih ekonomi
yang timbul akibat dari kegiatan – kegiatan ekonomi yang dilakukan disuatu
wilayah / daerah dalam waktu berjalan (tahunan). Menurut Ervin (2009) dalam
perhitungannya, untuk menghindari hitungan ganda, nilai output bersih


4

diberinama spesifik yaitu nilai tambah (value added). Di dalam PDRB terdapat
sektor – sektor ekonomi yang di klasifikasikan diantaranya yaitu :
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
4. Sektor listrik, gas, dan air bersih
5. Sektor bangunan
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Sektor Jasa – jasa
Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 mengenai mekanismes hubungan
antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat lalu disempurnakan sistem
penyelenggaraanya dengan UU No. 32 tahun 2004

mengenai pemerintahan

daereah, dimana pemerintahan daerah mempunyai power untuk mengatur dan

mengurus sendiri jalannya pemerintahannya menurut dasar otonomi dan
membantu tugas percepatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di suatu
daerah dalam koridor Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI).
Untuk penyelarasan dalam Otonomi Daerah membutuhkan peraturan dalam
bidang pengaturan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan

5

pemerintah daerah maka dikeluarkan UU No. 33 tahun 2004 sehingga dapat
memberikan kejelasan tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang jelas.
Tercantumkan dengan jelas isi dari UU No. 32 tahun 2004 mengenai
Otonomi daerah yaitu membuat setiap daerah baik provinsi maupun kabupaten /
kota dapat memaksimalkan dan mengembangkan potensi-potensi

daerahnya

yang dimiliki serta harus memperhatikan kaidah keanekaragaman kekayaan
daerahnya, karena setiap daerah memiliki karakter yang berbeda baik itu sosial,
budaya dan keadaan geografis sehingga perlu adanya kebijakan yang berpihak
baik dalam penyelesaiannya.

Pada saat sekarang ini Otonomi daerah, keberhasilannya dapat dilihat
dari pembangunan nasional yang sangat bergantung terhadap perkembangan
keberhasilan pembangunan daerah. Oleh sebab itu setiap daerah dituntut untuk
terus dapat meningkatkan pengelolaan potensi daerahnya. Pengelolaan potensi
daerah dapat dilakukan dengan salah satu upaya menggunakan kawasan andalan.
Menurut Mudrajad Kuncoro, (2002:28) kawasan andalan merupakan kawasan
yang ditetapkan sebagai penggerak perekonomian wilayah, yang memiliki kriteria
sebagai kawasan yang cepat tumbuh dibandingkan lokasi lainnya dalam suatu
provinsi maupun kabupaten/kota, memiliki sektor basis dan keterikatan ekonomi
dengan daerah sekitar.
Selain itu, menurut Ardila (2012) kawasan andalan dapat pula disebut
sebagai pusat pertumbuhan (growth center) untuk peningkatan pengembangan
wilayah. Pusat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu cara untuk
menggerakkan dan memacu pembangunan guna meningkatkan pendapatan

6

masyarakat. Pertumbuhan ekonomi ketika diarahkan pada daerah – daerah yang
memiliki potensi dan fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya kemajuan
ekonomi, karena secara tidak langsung kemajuan daerah akan membuat

masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih layak di daerahnya.
Dengan adanya pertumbuhan kawasan andalan dibentuk oleh daerah
tersebut

diharapkan

dapat

memberikan

dampak

yang

positif

terhadap

pertumbuhan ekonomi sekitar atau daerah di belakangnya (hinterland), melalui
pengembangan sektor atau subsektor basis sebagai penggerak perekonomian

daerah dan keterkaitan ekonomi antar daerah. Jadi tujuan dengan adanya kawasan
andalan ini yaitu salah satu mempercepat pembangunan.
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah yang memiliki posisi sangat strategis. Hal tersebut karena Kabupaten
Semarang dilalui banyak kawasannya diantaranya JOGLOSEMAR (Jogjakarta,
Solo dan kota Semarang) yang terletak di jalur perdagangan dan transportasi.
Kawasan JOGLOSEMAR dilalui jalan arteri primer yaitu jalur pantura dan jalur
lintas selatan Pulau Jawa sehingga membuka peluang besar untuk berkembangnya
perekonomian dengan adanya mobilitas dan pergerakan. Selain itu kabupaten
Semarang juga dilalui kawasan KEDUNGSEPUR merupakan salah satu kawasan
strategis nasional di jawa tengah yang terdiri dari berberapa wilayah yaitu Demak,
Unggaran, Semarang dan Purwodadi. Dengan adanya kawasan-kawasan tersebut
menguntungkan Kabupaten semarang yang memiliki 19 kecamatan dalam
meningkatkan perekonomian daerah.

7

Kabupaten Semarang salah satu kabupaten dari 29 kabupaten dan 6 kota
yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Terletak pada posisi memiliki luas wilayah
keseluruhan yaitu 95.020,674 Ha atau sekitar 2,92 % dari luas Provinsi Jawa

Tengah. Kabupaten Semarang di dalam proses pembangunannya tidak terlepas
dari dampak pembangunan nasional namun harus disesuaikan dengan potensi dan
permasalahan yang ada di daerahnya. Sehingga pemerintah daerah diharapkan
dapat mencari dan menggali potensinya potensi daerah yang ada untuk dapat
dikembangkan dan dioptimalkan, sebab hal tersebut sangat berguna untuk
menghindari terjadinya ketidak singkronan dalam penentuan arah kebijakan
program pembangunan yang akan diambil karena tidak semua daerah sama
kondisi daerahnya, permasalahan,dan potensi yang dimiliki. Selain itu,
diketahuinya keadaan sektor – sektor ekonomi yang potensial dalam suatu daerah
dapat dijadikan atau didorong untuk diwujudkan sebagai sektor andalan di tingkat
lokal, reginal dan nasional sehingga dapat memberikan kontribusi yang pesat
terhadap

pertumbuhan

ekonomi

daerah

dan

dapar

ketergantungan terhadap keuangan dari pemerintah pusat.

mengurangi

beban

8

Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto ADHK menurut Lapangan Usaha Di
Kabupaten Semarang Tahun 2010-2013 ( Juta Rupiah)
No

Sektor
2010

1 Pertanian
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan
4 Listrik, Gas dan air
5 Konstruksi
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi
8

Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan

9 Jasa – Jasa
PDRB

TAHUN
2011
2012

2013*

709.056,6

738.896,0

800.063,5

790.651,6

6.816,6

6.851,8

6.816,6

6.437,3

2.585.786,9 2.729.083,5 2.844.007,3 3.007.228,2
50.347,3

54.861,8

57.586,0

62.030,0

206.231,0

225.432,0

241.672,2

271.365,6

1.210.039,3 1.274.425,5 1.335.165,0 1.456.922,6
119.697,4

128.239,9

133.431,6

143.330,0

198.497,4

207.481,3

218.812,8

237.759,3

474.080,0

511.918,6

565.976,4

597.483,8

5.560.551,9 5.869.949,7 6.223.188,3 6.573.208,4

Sumber : BPS Kabupaten Semarang,

Bedasarkan tabel 1.1 nilai PDRB pada tahun 2010-2013 PDRB (ADHK)
Kabupaten Semarang mengalami peningkatan secara berkelanjutan, kenaikannya
rata – rata sekitar 5,53% persen keseluruhan tahun. Pada tahun 2010 berkisar
5.560.551,9 juta rupiah, hingga meningkat pada tahun 2013 sekitar 6.573.208,4
juta rupiah. Rincian Sektor perekonomian yang kontribusinya terbesar hingga
tahun 2013 yaitu Industri Pengolahan sebesar 3.007.228,2 juta rupiah,
Perdagangan, Hotel & Restoran sebesar 1.456.922,6 juta rupiah, Pertanian sebesar
790.651,6 juta rupiah. Sedangkan sektor dengan kontribusi terkecil yaitu
Pertambangan & Penggalian sebesar 6.437,3 juta rupiah.
Apabila kita perhatikan secara sekilas maka pola pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Semarang secara struktural diduga cenderung mengikuti proses

9

transformasi struktural dimana terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian yang
dimana ialah sektor primer beralih kepada sektor sekunder yaitu Industri
Pengolahan

dan sektor tersier yaitu Perdagangan, Hotel dan Restoran

(pariwisata). Menurut Kuncoro, (2003:65) dalam salah satu teori pembangunan
disebutkan Hoolis Chenery yaitu bahwa seiring dengan peningkatan pendapatan
per kapita , perekonomian suatu negara akan bergeser dari pertanian menuju
industri modern.
Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini bermaksud untuk
mengetahui aglomerasi industri dan pertumbuhan ekonomi serta menganalisa pola
ekonomi sektoral di daerah Kabupaten Semarang, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk mencari dan menciptakan sektor basis daerah dan non basis yang mampu
bersaing dengan daerah lain sehingga dapat meningkatkan pembangunan dan
mampu menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dalam
perekonomian tentu menjumpai 2 sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis.
Menurut Taringan (2005) bahwa hanya kegitan sektor basis yang memiliki peran
penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada sisi lainnya, bahwa
Kabupaten Semarang bertekad daerahnya bisa menjadi lebih berkembang, maju
dan sejahtera. Dengan melihat adanya dukungan sektor basis yang dimiliki oleh
daerah tersebut maka pengembangan wilayah daerah tersebut bisa meningkatkan
secara berkelanjutan potensi dan kawasan andalan.
Oleh sebab itu dengan melihat kondisi perekonomian yang terjadi di
Kabupaten Semarang diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Aglomerasi
dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Semarang”

10

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.

Bagaimana Aglomerasi Industri Besar, Kecil Menengah dan Industri Rumah
Tangga di Kabupaten Semarang?

2.

Bagaimanakah basis ekonomi sektoral pada tingkat kecamatan di Kabupaten
Semarang?

3.

Bagaimana pola pertumbuhan ekonomi sektoral pada tingkat kecamatan di
Kabupaten Semarang?

C. Batasan Masalah
Mengingat dari penjelasan yang berada diatas, maka penelitian ini
memilik batasan masalah agar tetap fokus pada pembahasan yang diteliti. Dalam
penilitian ini, peneliti hanya akan membahas aglomerasi indusri besar, kecil
menengah, dan Industri Rumah tangga serta menganalisis potensi daerah
Kabupaten Semarang dengan cara menganalisis sektor – sektor prima/unggulan
untuk pengembangan daerah (tiap kecamatan) guna mendorong laju pertumbuhan
ekonomi. Pada penelitian ini tidak membahas terkait analisis input-output dari
ekonomi regional. Batasan data yang digunakan yaitu data tahun 2010-2013.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk :

11

1.

Untuk Mengetahui Aglomerasi Industri Besar, Kecil Menengah, dan Industri
Rumah Tangga di Kabupaten Semarang.

2.

Untuk mengetahui basis ekonomi sektoral pada tingkat kecamatan di
Kabupaten Semarang.

3.

Untuk mengetahui pola pertumbuhan ekonomi sektoral pada tingkat
kecamatan di Kabupten Semarang.

E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi sebagai berikut :
1.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan
refrensi kepada pihak

yang berkepentingan dalam membahas dan

memperdalam masalah yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
2.

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian
– penelitian selanjutnya.

3.

Diharapkan mampu memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada
instansi terkait dalam penyusunan dan kebijakan pembangunan daerah.

AGLOMERASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH
DI KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh
RAHMAD SYAMSU WICAKSONO
201010180311065

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidyahNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Aglomerasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Semarang”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai drajat Sarjana
Strata-1, dan lebih dari itu sesungguhnya penelitian ini merupakan rangkuman
dari proses pembelajaran yang telah ditempuh selama masa perkuliahan.
Selama proses penyusunan penyusunan tugas akhir ini, banyak pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada saya. Sebagai ucapan
syukur, dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.

2.

Bapak Dr. Nazaruddin Malik., S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas MuhammadiyahMalang.

3.

Ibu Ida Nuraini, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Studi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang.

4.

Bapak Dr. Aris Soelistyo, M.Si dan Zainal Arifin, SE.,M.Si masing-masing
sebagai Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II. Terimakasih atas
arahan, bimbingan, dan asuhannya selama proses penyusunan tugas akhir
ini di sela-sela kesibukannya.

5.

Ayahanda Mudjari yang telah memberikan dukungan segalanya. Ibunda
Siti Kunainah yang tiada bosan mengasuh, memberikan kasih sayang,
perhatian, dandukungan hingga diakhir masa studi S1 ini. Doa restu
Ayahanda dan Ibundalah yang memberikan saya kekuatan untuk meraih
cita di hari esok.

6.

Kakak-kakakku keluarga besar, terimakasih atas doa dan dukungannya
sehingga skripsi ini bisa selesai, tetap semangat.

7.

Rekan-rekan seperjuangan yang memberikan dorongan semangat, hingga
skripsi ini selsai dan semua pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu
per satu dalam lembaran ini.
Akhirnya,

dengan

segala

keterbatasan

dan

kekurangan,

saya

persembahakan karya tulis ini kepada siapapun yang membutuhkannya. Kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
karya-karya saya selanjutnya. Terimakasih.

Malang, 23 Januari 2014

Peneliti

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN ORISINALITAS
ABSTRAK .....................................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ viii
DAFTAR DIAGRAM.......................................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiii
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ..........................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................

1

B. Rumusan Masalah.................................................................................

10

C. Batasan Masalah ...................................................................................

10

D. Tujuan Penulisan ..................................................................................

11

E. Manfaat Penelitian ...............................................................................

11

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................

12

A. PeneletianTerdahulu.............................................................................

13

B. LandasanTeori .......................................................................................

15

1. Konsep Aglomerasi ..........................................................................

15

2. Teori Aglomerasi .............................................................................

17

a. Teori Neoklasik ............................................................................

17

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi aglomerasi.........................

18

3. Pengertian Pembangunan Ekonomi & Pertumbuhan Ekonomi .......

19

4. Teori Ekonomi Regional...................................................................

21

5. Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah .........................................

23

6. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah ..............................

24

1. Teori Adam Smith.............................................................

24

2. Teori Walt Whitman Rostow ............................................

25

3. Teori Friedrich ..................................................................

26

4. Teori Harrod – Domar.......................................................

27

5. Teori Thomas Robert Malthus ..........................................

27

7. Transformasi dan Perubahan Struktural Wilayah ............................

28

8. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah .............................................

30

1. Teori Basis Ekonomi .........................................................

30

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................

31

9. Teori Pengembangan Wilayah.........................................................

32

C. BaganKerangkaBerfikir ..............................................................................37
BAB III

METODE PENELITIAN .................................................................................

38

A. Lokasi Penelitian ..................................................................................

38

B. Jenispenelitian ......................................................................................... 38
C. Jenis dan Sumber Data ..........................................................................

39

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................

39

1. Dokumentasi ............................................................................

39

2. StudiPustaka .............................................................................

39

E. Definisi Operasional .............................................................................

39

1. Produk Domestik Regional Atas Harga Dasar Konstan ......................

39

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB ADHK (persen) ..........................

40

3. Jumlah Industri..................................................................................

40

4. Sektor – sektor ekonomi ...................................................................

40

5. Tenaga Kerja .....................................................................................

40

6. Penduduk ..........................................................................................

41

6. Mata Pencaharian .............................................................................

41

7. Lahan (hektar) ...................................................................................

41

F. MetodeAnalisisData ..............................................................................

41

1. Identifikasi Lokasi Daerah Industri Besar, Kecil Menengah,
dan Industri Rumah Tangga .....................................................

41

2. Analisis Basis Ekonomi Location Qoutient (LQ) ....................

43

BAB IV

3. Tipologi Klassen ......................................................................

44

4. Sistem Informasi Geografi .......................................................

46

HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................

48

A. GambaranUmum Daerah Penelitian .......................................................

48

1. LetakGeografisdan Wilayah..............................................................

48

2. Luas PenggunaanLahan ....................................................................

49

3. PembagianWialayahAdministrasi .....................................................

49

4. KeadaanPendudukdanKetenagakerjaan ..........................................

50

a. Penduduk .............................................................................

50

b. Ketenagakerjaan ..................................................................

51

5. KeadaanEkonomi .............................................................................

52

B. Analsis Data danPembahasan ..............................................................

55

1. Aglomerasi Industri besar, kecil menengah dan
industri rumah tangga ...................................................................

55

a. Aglomerasi Industri Besar ...........................................................

57

b. Aglomerasi Industri Kecil Menengah ..........................................

59

c. Aglomerasi Industri Rumah Tangga ............................................

61

2. Analisis Basis Ekonomisektoral pada tingkat kecamatan di Kabupaten
Semarang........................................................................................

63

3. Analisis Pola pertumbuhan ekonomi sektoral pada tingkat
kecamatan di Kabupaten Semarang ...............................................

BAB V

81

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 104
A. Kesimpulan .......................................................................................... 104
B. Saran .................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

ProdukDomestik Regional

Bruto ADHK menurutLapangan

Usaha di

Kabupaten Semarang Tahun 2010 – 20013 (Juta Rupiah) ........................... 7
Tabel 3.1

Penentuan Klasifikasi Intensitas ................................................................... 45

Tabel 3.2

Klasifikasi Sektor PDRB Menurut Tipologi Klassen........................................ 47

Tabel 4.1

PendudukKabupaten Semarang AkhirTahun 2013 ....................................... 50

Tabel 4.2

LajuPertumbuhanEkonomiKabupaten Semarang Tahun 2010 – 2013 (%) ... 52

Tabel 4.3

ProdukDomestik Regional Bruto ADHK di Kabupaten Semarang Tahun 2010 –
20013 (Juta Rupiah)...................................................................................... 54

Tabel 4.4

DistribusiSektoralPersentaseProdukDomestik

Regional

Bruto

ADHK

Kabupaten Semarang Tahun 2010 – 2013 (%) .............................................. 54
Tabel 4.5

Analisis Aglomerasi Industri Besar, Kecil Menengah, dan Industri Rumah
Tangga .......................................................................................................... 56

Tabel 4.6

Analisis Location Quotient sektor Pertanian
Kabupaten Semarang ................................................................................... 63

Tabel 4.7

Analisis Location Quotient sektor Pertambangan dan Penggalian
Kabupaten Semarang ................................................................................... 65

Tabel 4.8

Analisis Location Quotient sektor Industri Pengolahan
Kabupaten Semarang ................................................................................... 67

Tabel 4.9

Analisis Location Quotient sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Kabupaten Semarang ................................................................................... 69

Tabel 4.10

Analisis Location Quotient sektor Konstruksi
Kabupaten Semarang ................................................................................... 71

Tabel 4.11

Analisis Location Quotient

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Kabupaten Semarang ................................................................................... 73
Tabel 4.12

Analisis Location Quotient sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Kabupaten Semarang ................................................................................... 75

Tabel 4.13

Analisis Location Quotient sektor Keuangan, Persewaan
Bangunan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Semarang ................................ 77

Tabel 4.14

Analisis Location Quotient sektor Jasa – jasa
Kabupaten Semarang ................................................................................... 79

Tabel 4.15

Analisis Tipologi Klasen sektor Pertanian
Kabupaten Semarang ................................................................................... 83

Tabel 4.16

Analisis Tipologi Klasen sektor Pertambangan dan Penggalian
Kabupaten Semarang ................................................................................... 85

Tabel 4.17

Analisis Tipologi Klasen sektor Industri Pengolahan
Kabupaten Semarang ................................................................................... 87

Tabel 4.18

Analisis Tipologi Klasen sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Kabupaten Semarang ................................................................................... 89

Tabel 4.19

Analisis Tipologi Klasen sektor Konstruksi
Kabupaten Semarang ................................................................................... 91

Tabel 4.20

Analisis Tipologi Klasen sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran Kabupaten Semarang .................................................................... 94

Tabel 4.21

Analisis Tipologi Klasen sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Kabupaten Semarang ................................................................................... 96

Tabel 4.22

Analisis Tipologi Klasen sektor Keuangan, Persewaan Bangunan, dan Jasa
Perusahaan Kabupaten Semarang. ............................................................ ...98

Tabel 4.23

Analisis Tipologi Klasen sektor Jasa - jasa
Kabupaten Semarang ................................................................................. .101

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berfikir ........................................................................ 37

Gambar 4.1

Peta Kabupaten Semarang ................................................................... 48

Gambar 4.2

Peta Wilayah Administratif di Kabupaten Semarang ............................
50

Gambar 4.3

Laju Pertumbuhan Ekonmi Kabupaten Semarang
Tahun 2004 – 2013 ............................................................................... 53

Gambar 4.4

Peta Aglomerasi Industri Besar Kabupaten Semarang .......................... 57

Gambar4.5

Peta Aglomerasi Industri Kecil Menengah
Kabupaten Semarang............................................................................ 59

Gambar4.6

Peta Aglomerasi Industri Rumah Tangga
Kabupaten Semarang............................................................................ 61

Gambar4.7

Peta Aglomerasi LQ sektor pertanian Kabupaten Semarang ................ 64

Gambar4.8

Peta Aglomerasi LQ sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten
Semarang .............................................................................................. 66

Gambar 4.9

Peta Aglomerasi LQ sektor industri pengolahan
Kabupaten Semarang............................................................................ 68

Gambar 4.10

Peta Aglomerasi LQ sektor listrik, gas dan air bersih
Kabupaten Semarang ........................................................................... 70

Gambar 4.11

Peta Aglomerasi LQ sektor konstruksi Kabupaten Semarang ............... 72

Gambar 4.12

Peta Aglomerasi LQ sektor perdagangan, hotel dan restoran Kabupaten
Semarang .............................................................................................. 74

Gambar 4.13

Peta Aglomerasi LQ sektor pengangkutan dan komunikasi Kabupaten
Semarang .............................................................................................. 76

Gambar 4.14

Peta Aglomerasi LQ sektor keuangan, persewaan bangunan, dan jasa
perusahaan Kabupaten Semarang ........................................................ 78

Gambar 4.15

Peta Aglomerasi LQ sektor jasa - jasa Kabupaten Semarang ................ 80

Gambar 4.16

Peta Aglomerasi Klassen sektor pertanian
Kabupaten Semarang............................................................................ 84

Gambar 4.17

Peta Aglomerasi Klassen sektor pertambangan dan penggalian

Kabupaten Semarang............................................................................ 86
Gambar 4.18

Peta Aglomerasi Klassen sektor industri pengolahan
Kabupaten Semarang............................................................................ 88

Gambar 4.19

Peta Aglomerasi Klassen sektor listrik, gas dan air bersih
Kabupaten Semarang............................................................................ 90

Gambar 4.20

Peta

Aglomerasi

Klassen

sektor

konstruksi

Kabupaten Semarang ........................................................................... 92
Gambar 4.21

Peta Aglomerasi Klassen sektor perdagangan, hotel dan
restoran Kabupaten Semarang ............................................................. 95

Gambar 4.22

Peta Aglomerasi Klassen sektor pengangkutan dan komunikasi
Kabupaten Semarang............................................................................ 97

Gambar 4.23

Peta Aglomerasi Klassen sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa
perusahaan Kabupaten Semarang ...................................................... ..
99

Gambar 4.24

Peta Aglomerasi Klassen sektor jasa - jasa
Kabupaten Semarang.......................................................................... 102

Lampiran I
PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kabupaten Semarang Tahun 2010 – 2013 (Jutaan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa – Jasa
PDRB

TAHUN
2010
2011
2012
2013
709.056,6
738.896,0
800.063,5
790.651,6
6.816,6
6.851,8
6.473,5
6.437,3
2.585.786,9 2.729.083,5 2.844.007,3 3.007.228,2
50.347,3
54.861,8
57.586,0
62.030,0
206.231,0
225.432,0
241.672,2
271.365,6
1.210.039,3 1.274.425,5 1.355.165,0 1.456.922,6
119.697,4
128.239,9
133.431,6
143.330,0
198.497,4

207.481,3

218.812,8

237.759,3

474.080,0
511.918,6
565.976,4
597.483,8
5.560.551,9 5.869.949,7 6.223.188,3 6.573.208,4

Sumber : BPS Propinsi Kabupaten Semarang Dalam Angka 2010- 2014

Lampiran II
PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Getasan Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7

Sektor/Lapangan Usaha

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan
8
Jasa Perusahaan
9
Jasa - Jasa
PDRB
Sumber : BPS Propinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2010- 2014

2010
100.671.163,80
472.218,08
4.506.725,58
2.746.620,15
6.059.367,91
4.309.686,90
9.595.840,02

TAHUN
2011
2012
124.686.873,74
119.545.014,56
404.202,27
364.704,84
4.756.475,05
4.956.773,76
2.877.066,42
3.019.929,66
6.624.538,90
7.101.772,48
4.589.351,84
5.121.820,46
9.925.239,21
16.659.976,59

2013
119.800.776,43
337.442,36
5.241.248,73
3.252.980,01
9.281.130,17
5.987.299,51
17.895.865,33

5.737.854,57

5.926.814,37

6.180.991,98

6.505.151,94

24.729.966,34
158.829.443,36

26.974.640,99
186.765.202,78

30.638.821,01
193.589.805,34

32.220.974,03
200.522.868,50

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Tegaran Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan
Jasa Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
33.726.177,11
68.585,85
35.426.736,55
3.329.502,97
11.782.265,36
17.107.307,47
12.727.307,47

TAHUN
2011
30.475.727,89
79.926,51
37.389.981,98
3.494.230,76
12.906.680,49
17.965.165,79
13.785.219,49

2012
64.145.481,00
73.445,15
38.964.502,04
3.667.739,84
13.836.739,75
19.172.096,48
13.556.082,02

2013
66.049.878,07
73.390,19
41.200.719,79
3.950.782,21
12.546.575,22
20.723.133,06
14.561.714,24

9.340.870,69

9.739.068,18

10.154.963,82

10.990.802,65

29.210.069,03
152.719.260,19

32.069.896,06
157.905.897,60

32.213.636,44
195.784.428,54

33.729.060,12
203.826.055,55

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Tegaran Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan
Jasa Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
41.088.546,07
16.993,05
5.564.657,34
2.658.888,43
1.312.374,40
3.489.955,37
4.092.993,58

TAHUN
2011
47.019.872,30
10.679,84
5.873.034,27
2.788.761,76
1.436.200,30
3.676.419,25
4.608.744,19

2012
45.430.952,85
9.449,94
6.120.352,13
2.927.240,16
1.539.664,56
1.539.664,56
4.007.458,42

2013
44.950.691,86
10.121,20
6.471.606,20
3.153.137,59
2.504.618,42
4.502.857,94
7.924.165,15

4.986.475,40

5.189.675,20

5.445.612,75

5.765.274,10

25.220.038,23
88.430.921,88

24.896.295,05
95.499.682,18

26.116.591,43
98.974.244,43

27.705.265,72
102.987.738,18

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha

Kecamatan Kaliwungu Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No

Sektor/Lapangan Usaha

1
2
3
4
5
6
7

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

8
9

2010
33.861.969,80
944.058,53
2.729.869,36
1.125.360,41
563.826,97
2.683.261,41
1.715.878,18

TAHUN
2011
51.509.765,38
806.984,33
2.881.150,68
1.826.124,81
637.126,03
2.853.346,71
5.032.143,91

2012
38.363.061,44
910.619,86
3.002.478,09
1.916.802,63
683.024,77
3.186.633,44
2.539.689,50

2013
37.880.876,93
764.724,56
3.174.793,77
2.064.723,80
1.344.299,04
3.739.365,92
2.728.091,55

2.968.684,28

3.097.149,32

3.256.428,70

3.446.078,14

22.759.172,60
69.352.081,54

21.769.525,59
90.413.316,77

22.495.951,25
76.354.689,69

23.567.798,31
78.710.652,02

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Suruh Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
37.241.413,69
55.941,13
8.898.015,52
3.738.792,96
2.941.565,85
5.629.191,25
10.307.378,96

TAHUN
2011
46.780.975,79
67.979,69
9.391.117,34
4.098.033,22
3.365.288,92
5.954.357,24
10.647.075,63

2012
42.144.232,18
60.113,69
9.786.584,30
4.301.524,63
3.607.725,25
6.499.640,74
6.570.769,45

2013
44.549.363,30
64.436,82
10.348.247,67
4.633.476,68
6.341.937,01
7.317.083,42
7.058.209,51

11.171.252,38

11.574.022,53

12.135.305,47

12.932.874,80

27.896.038,71
107.879.590,45

26.586.028,41
118.464.878,77

29.493.229,11
114.599.124,82

30.957.371,63
124.203.000,83

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Pabelan Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
63.015.355,03
26.443,64
13.536.987,93
2.384.843,72
5.725.636,04
7.000.286,02
5.464.280,20

TAHUN
2011
43.900.365,62
32.007,13
14.287.167,94
2.590.850,89
6.488.540,88
7.378.449,19
8.633.011,80

2012
45.802.353,18
28.293,61
14.888.811,25
2.719.501,84
6.955.977,14
7.920.755,22
5.443.231,14

2013
45.726.514,06
30.342,48
15.743.297,32
2.929.367,95
12.611.934,37
8.664.372,71
5.847.026,91

4.652.145,69

4.849.038,67

5.076.025,58

5.484.850,43

29.347.436,26
131.153.404,52

29.465.352,83
117.624.784,96

31.016.514,08
119.851.463,04

32.498.623,60
129.536.329,83

2012
35.482.718,14
580.575,45
14.288.520,24
3.445.366,34
16.800.200,84
8.895.401,42
8.378.642,46

2013
35.780.484,64
567.989,58
15.108.554,91
3.711.247,98
18.756.334,70
9.937.112,58
9.000.196,15

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Tuntang Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
23.503.369,60
637.475,52
12.991.200,09
2.884.858,41
13.199.511,57
7.734.437,55
7.900.640,90

TAHUN
2011
21.115.086,26
602.878,65
13.711.134,15
3.282.377,05
15.671.240,41
8.180.139,36
6.769.711,24

8.883.151,94

9.263.410,68

9.627.535,26

10.317.062,14

29.345.106,51
107.079.752,09

33.141.360,66
111.737.338,45

37.056.113,04
134.555.073,18

38.979.481,27
142.158.463,96

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Banyubiru Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
22.079.074,08
145.149,00
8.926.115,00
2.030.923,86
17.695.014,84
5.476.593,80
3.840.362,65

TAHUN
2011
30.648.466,99
150.537,15
9.420.773,88
2.118.149,86
15.550.411,60
5.793.907,95
2.943.070,38

2012
26.819.065,02
138.051,03
9.817.489,70
2.223.328,44
16.670.667,49
6.310.588,34
4.028.628,44

2013
27.212.090,09
138.444,72
10.380.926,77
2.394.904,45
15.998.490,60
7.078.411,55
4.327.484,59

8.366.459,30

8.740.455,74

9.304.837,07

10.114.048,62

22.900.391,25
91.460.083,66

23.593.596,66
98.959.370,19

25.283.119,01
100.595.774,53

26.537.907,56
104.182.708,95

2012
21.150.227,47
78.293,78
5.021.010,21
2.412.569,50
492.089,96
4.374.568,73
6.177.340,98

2013
21.336.748,91
83.935,79
5.309.171,78
2.598.749,40
990.172,54
5.057.930,19
6.635.595,30

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Jambu Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
27.019.649,22
72.943,63
4.565.129,71
1.747.339,02
334.268,85
3.725.673,85
5.540.889,22

TAHUN
2011
19.571.076,43
88.547,79
4.818.115,76
2.298.238,53
458.975,26
3.943.839,12
7.022.967,00

6.698.814,77

7.010.459,74

7.483.368,13

8.030.123,77

19.448.223,54
69.152.931,81

22.072.270,10
67.284.689,74

24.864.250,81
72.053.669,57

26.053.685,02
76.126.112,70

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Sumowono Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No

Sektor/Lapangan Usaha

TAHUN
2010

2011

2012

2013

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

54.626.099,38
732,87
3.134.728,53
1.697.767,79
7.341.886,32
1.942.973,39
7.590.776,78

64.209.085,97
224,13
3.308.445,95
1.912.686,61
8.629.474,92
2.052.375,31
4.303.156,55

66.400.584,03
217,56
2.447.767,08
2.007.662,73
9.251.144,64
2.235.123,05
8.413.596,31

68.817.643,72
205,71
3.645.638,41
2.162.595,65
9.968.621,29
2.505.427,91
9.037.742,98

5.128.341,69

5.376.625,31

5.792.439,83

6.232.184,32

24.695.457,29
106.158.764,29

25.849.635,81
115.641.710,56

28.848.414,48
126.396.949,72

30.673.569,14
113.043.629,14

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Ambarawa Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
23.265.669,95
93.839,42
11.260.515,96
3.128.225,08
11.442.336,72
9.951.579,74
10.648.989,62

TAHUN
2011
16.183.325,09
29.504,04
11.884.540,60
3.239.967,57
12.367.163,05
10.582.719,93
8.262.311,14

2012
19.520.241,38
31.580,84
12.385.007,48
3.400.850,99
13.258.096,85
11.790.851,44
13.041.066,37

2013
19.374.834,33
27.635,32
13.095.797,35
3.663.297,34
16.717.502,32
13.732.799,76
14.008.493,12

22.932.586,78

23.750.954,14

24.801.559,86

27.183.257,45

22.880.806,49
115.604.549,77

21.769.446,17
108.069.931,74

25.054.502,08
123.283.757,29

26.461.357,93
134.264.974,92

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Bandungan Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No

Sektor/Lapangan Usaha

TAHUN
2010

2011

2012

2013

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

56.885.414,58
20.585,20
2.140.036,32
2.782.161,79
2.569.991,56
11.801.714,44
6.199.005,02

66.234.511,05
3.358,92
2.258.630,84
3.022.691,64
2.352.711,49
12.461.018,14
2.193.632,16

63.652.473,15
3.260,40
2.353.743,47
3.172.786,03
2.522.201,46
14.245.989,19
4.669.501,66

60.955.902,85
3.082,85
2.488.827,52
3.417.632,43
4.524.196,54
16.933.957,20
5.015.899,78

10.729.847,66

11.256.574,04

11.895.717,69

13.016.758,49

19.560.062,20
112.688.818,77

26.525.111,44
127.028.239,72

30.784.449,87
133.300.122,92

32.538.906,97
138.895.164,63

2012
21.310.986,99
1.596.887,49
940.313.854,29
2.934.761,01
5.496.994,39
424.297.192,73
4.482.553,95

2013
21.336.451,01
1.707.503,43
994.279.551,82
3.161.238,84
8.937.384,61
452.162.703,04
4.815.083,70

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Bawen Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
17.847.076,51
1.678.558,83
854.938.455,41
2.675.349,82
4.699.427,99
381.083.533,14
2.798.763,12

TAHUN
2011
24.655.847,17
1.802.478,40
901.398.279,65
2.795.926,83
517.600,64
394.715.461,15
4.558.322,23

10.816.499,54

11.300.779,21

11.913.695,73

13.115.460,07

20.974.364,36
1.297.512.028,72

23.072.375,02
1.369.427.070,31

25.829.078,87
1.438.176.005,44

27.088.062,36
1.526.633.438,88

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Bringin Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
40.407.279,56
151.474,19
3.928.815,88
2.676.846,31
8.014.397,65
4.291.327,34
2.570.202,93

TAHUN
2011
33.101.379,36
0,00
4.146.539,29
2.834.656,94
8.857.156,95
4.572.894,09
4.443.163,94

2012
42.420.607,64
0,00
4.321.153,15
2.975.414,30
9.495.228,95
5.145.744,87
2.770.764,47

2013
40.504.904,10
0,00
4.569.149,12
3.205.029,37
14.838.723,47
6.084.039,96
2.976.308,38

5.312.658,96

5.540.195,47

5.821.550,98

6.246.812,93

25.016.310,78
92.369.313,62

26.229.617,33
89.725.603,37

29.284.652,29
102.235.116,67

30.680.738,53
109.105.705,85

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Bancak Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor/Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
21501231,53
778,38
5309061,87
1285297,76
120820,07
2636177,40
2818958,69

TAHUN
2011
20280900,30
127,01
5603274,45
1360782,51
133524,98
2760878,71
4276618,67

2012
25204364,46
123,28
5839232,52
1428353,35
143144,16
2951946,48
2829758,97

2013
23412713,73
116,57
6174352,81
1538580,50
243349,46
3203901,27
3039679,27

2004786,54

2098280,98

2230368,42

2359330,03

23368373,80
59045486,02

27411734,81
63926122,41

30472600,91
71099892,55

31949171,45
71921195,10

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Pringapus Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
NO

SEKTOR/SUB SEKTOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
PDRB

2010
23.531.406,96
2.643,36
240.664.173,74
2.853.806,24
1.679.935,88
112.389.983,17
4.077.120,31

TAHUN
2011
28.247.810,72
46,21
254.001.073,67
3.114.675,66
1.912.850,98
118.427.082,93
5.083.209,22

2012
28.378.252,46
22,86
264.697.248,52
3.269.337,59
2.050.653,28
125.930.769,58
4.998.716,28

2013
25.334.420,02
42,41
279.888.529,16
3.521.634,95
3.690.291,24
135.424.039,02
5.369.536,56

8.736.533,07

9.133.487,39

9.673.692,92

10.531.428,38

23.731.101,18
417.666.703,92

31.713.738,70
451.633.975,47

35.702.283,97
474.700.999,46

38.190.079,71
50.195.000.445,00

PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha
Kecamatan Bergas Tahun 2010 – 2013 ( Ribuan Rupiah)
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

SEKTOR/SUB SEKTOR
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan air
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan bangunan dan Jasa
Perusahaan
Jasa - Jasa
JUMLAH

TAHUN
2010
42.547.617,94
1.130.632,82
345.615.923,11
3.596.439,36
51.648.000,36
162.839.819,75
6.803.447,66

2011
33.566.041,96
1.664.575,54
364.768.939,99
3.943.306,42
3.943.306,42
171.623.054,08
8.840.730,98

2012
47.892.033,60
1.471.466,81
380.129.632,38
4.139.114,74
4.139.114,74
182.6