3. Scale Removal Additive : berperan sebagai pencegah tejadinya scale pengendaan calcium carboate calcium
sulfate pada tubing maupun peralatan lain.
2.4 Propping Agent Proppant
Propping agent Proppant ialah suatu material pengganjal celah hasil peretakan yang dihantarkan ke dalam retakan oleh fluida peretak. Fungsi
utama dari proppant ini ialah mengisi celah – celah setelah proses peretakan dilakukan agar celah tersebut tidak kembali pada bentuk semula.
2.4.1 Fungsi Propping Agent
Salah satu yang dianggap paling penting dalam berhasil tidaknya pekerjaan peretakan hidrolik ialah pemilihan jenis ukuran proppant
yang harus digunakan. Berdasarkan fungsi utamanya, proppant harus memiliki sifat sbb :
1. Berbentuk bulat simetris 2. Mempunyai specific gravity antara 0,8 sd 3.0
3. Berdiameter cukup besar 4. Mempunyai compressive strength tinggi
5. Memiliki ukuran butiran yang seragam 6. Inert mudah bercampur terhadap semua jenis fluida formasi
dan treating chemicals 7. Mudah didapat relatif murah
Jenis proppant yang biasa dipakai dalam operasi hydraulic fracturing antara lain sbb :
1. Pasir Kwarsa, Sg : 2,7 2. Wall Nutshells, Sg : 1,4
3. Glass Beads, Sg : 2,7 4. Allumunium Pallet,Sg : 2,7
5. Most Plastics, Sg : 1,1
2.4.2 Pengendapan Propping Agent
Berhasil tidaknya pelaksanaan proses hydraulic fracturing, banyak ditentukan oleh kapasitas aliran dari proppant dan kemampuan
distribusinya dalam retakan. Pada mulanya kita menganggap bahwa proppant terdistribusi merata di dalam fluida peretak kemudian
mengisi seluruh hasil retakan. Anggapan ini tidak realistis karena
fluida peretak ialah fluida yang berviskositas tinggi, sehingga menyulitkan proppant untuk tercampur secara merata.
Hal ini akan mempersulit penempatan proppant ke dalam semua celah retakan, sehingga tidak semua celah hasil retakan akan akan
terisi proppant. Celah retakan yang tidak terisi proppant akan tertutup kembali. Masalah tersebut dapat juga terjadi karena tidak cukupnya
jumlah proppant yang berfungsi di dalam celah retakan serta sulitnya menempatkan proppant pada semua posisi. Kejadian ini pada
umumnya disebut “sand out” dan diakibatkan beberapa hal yaitu : 1. Viskositas fluida peretak terlalu rendah
2. Konsentrasi Proppant dalam fluida peretak terlalu tinggi 3. Pengendapan proppant terlalu cepat
Ketiga faktor tersebut akan mengurangi kemampuan pembawaan proppant fluida peretak untuk masuk ke dalam celah retakan,
sehingga proppant akan terakumulasi pada dasar sumur maupun tubing. Konsentrasi proppant yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
tersumbatnya celah retakan oleh pada daerah yang dekat dengan lubang sumur, sehingga daera – daerah yang jauh dari lubang sumur
tidak terisi oleh proppant. Untuk menempatkan proppant pada lokasi yang cukup jauh dari
lubang sumur, kadang – kadang perlu dilakukan operasi peretakan ulang dengan arah vertikal. Pengaruh besar butir proppant mesh
dengan kapasitas alir md - ft dapat dilihat pada gambar 2.4. Dalam beberapa hal, dapat disimpulkan dari gambar tersbut bahwa semakin
besar partikel proppant 8 – 12 sand akan semakin besar kapasitas alirnya dengan konsentrasi pasir clossure stress yang sama.
Gambar 2.4 Grafik Korelasi Proppant Vs Kapasitas Alir
Sedangkan untuk clossure stress diatas 4.500 Psi dan konsentrasi pasir diatas 1.000 lbs 1.000 Sq ft, pasir dengan ukuran 20 – 40 mesh
mempunyai kapasitas alir lebih besar dari pasir ukuran yang lebih kecil 8 – 12 mesh. Kecepatan pengendapan proppant dipengaruhi
oleh diameter proppant viskositas cairan. Semakin besar diameternya, kecepatan pengendapanya semakin besar namun
apabila semakin besar viskositas fluida maka akan semakin kecil kecepatan alirannya.
Pengendapan proppant di dalam celah reatakan dapat terjadi dalam pola :
a. Partial Monolayer System sand proppant terakumulasi sejajar pada 1 lapisan terdapat celah jarak
Gambar 2.5 Partial Mono Layer System
b. Multilayer System sand proppant terakumulasi bertumpuk rapat
Gambar 2.6 Multilayer System
Penempatan proppant di dalam celah retakan mempunyai kecendrungan untuk mengendap pada dasar celah retakan. Bagian
dasar celah retakan menjadi dipadati beberapa lapis proppant, sedangkan bagian atasnya terdiri dari bebrapa atau tanpa proppant.
Jumlah lapisan partikel proppant bergantung pada ukuran, bentuk, konsentrasi partikel dalam fluida, lebar celah retakan kapasitas
penginjeksian.
Embedment dari proppant penumpukan pada celah retakan terjadi karena adanya kecendrungan retakan untuk menutup kembali
akibat adanya retakan overburden. Konsentrasi optimal proppant monolayer adalah 0,2 sd 0,5. Hal bergantung pula dari jenis
ukuran proppant yang digunakan, formasinya, dan kedalaman sumur.
2.4.3 Propping Agent Spacer