Akui Salah, Anggota DPRD Minta Maaf

Universitas Muhammadiyah Malang
www.umm.ac.id

Akui Salah, Anggota DPRD Minta Maaf
Surya : Kamis, 2009-08-13 | 11:42 WIB
MALA NG - SURYA- Anggota DPRD Kabupaten Malang dari FPDIP, Sugianto, yang diduga memukul wartawan Surya,
Imam Taufiq, menyampaikan permintaan maaf atas kejadian di gedung Dewan Selasa (11/8) lalu.
“Saya minta maaf kepada Surya atas peristiwa itu. Juga kepada seluruh masyarakat di kabupaten dan Malang Raya
jika musik dangdut yang saya usulkan justru melukai perasaan masyarakat,” ucap Sugianto saat berkunjung ke
Redaksi Surya Biro Malang, Rabu (12/8) malam.
Menurut Sugianto, peristiwa itu akan menjadi introspeksi bagi dirinya, bahwa apa yang ia anggap biasa seperti hiburan
dangdut, belum tentu berkenan bagi orang lain. Apalagi, dangdut itu digelar di gedung dewan dengan penampilan para
penyanyinya yang seksi.
Terkait pemukulan terhadap wartawan Surya, Sugianto mengatakan sebenarnya sebagai guyonan, karena ia biasa
bercanda dengan wartawan. “Saya juga tidak percaya, mengapa ini jadi berita besar. Saya dengan Taufik itu kan
teman,” ungkapnya.
Kepala Biro Surya Malang, Taufiq Zuhdi, berharap kekerasan kepada pekerja pers tidak terjadi lagi, apa pun
bentuknya.
Sumbangan Ketua
Menurut Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Kabupaten Malang, Sueb Hadi, acara musik
dangdut itu merupakan sumbangan Ketua DPRD, Suhadi dan Sugianto, anggota dewan dari PDIP. ”Tapi saya tidak

tahu berapa jumlah sumbangannya. Kebetulan hari itu ulang tahun Pak Suhadi ke-42,” terang Sueb saat ditemui di
ruang Komisi A DPRD Kabupaten Malang, Rabu (12/8).
Menurutnya, acara hiburan itu di luar acara yang didanai negara untuk tasyakuran HUT RI, karena memakai dana
pribadi anggota PDIP. Yang didanai oleh anggaran APBD adalah pembuatan tumpeng dan biaya makan minum bagi
mereka yang datang ke acara itu.
Terkait pemukulan terhadap wartawan Surya, Sueb menilai itu hanya bercanda karena selama ini keduanya akrab. ”Itu
kesalahpahaman saja. Informasi adanya anggota dewan mabuk juga tidak ada. Begitu juga informasi wartawan mabuk
juga tidak ada,” paparnya.
Sementara itu, wartawan Surya Biro Malang Imam Taufiq yang menjadi korban pemukulan, Rabu (12/8) siang melapor
ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Malang, dengan nomor laporan polisi STPL/155/VIII/2009/Polres. Usai
melapor ke Polres Malang, Taufiq menjalani visum di RSUD Kepanjen sampai pukul 14.30 WIB. Malamnya Taufiq
menjalani pemeriksaan.
Sejumlah penasihat hukum yang siap mendampingi antara lain Wahab Adinegoro SH, Yayan Riyanto SH, Setyo Eko
Cahyono SH, dan para penasihat hukum dari Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Malang. “Selain
seorang pengacara yang mendampingi Taufiq saat melapor di Polresta, GNPK juga menyiapkan dua sampai tiga
pengacara untuk mem-back up perkara ini,” jelas Mariadi, Ketua GNPK Malang.
Wahab Adinegoro secara terpisah menyatakan siap membela jurnalis yang mendapat tindak kekerasan saat
melakukan kegiatan jurnalistik.
Usai pesta dangdutan Selasa lalu, staf sekretariat DPRD Kabupaten Malang menemukan tiga botol minuman keras di
halaman belakang gedung dewan. Tak jelas siapa yang minum miras, apakah anggota dewan atau orang luar.

Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Kabupaten Malang, Sueb Hadi mengatakan, pasca
kejadian itu pihaknya menerima banyak telepon dan SMS yang menyayangkan kejadian itu. ”Masyarakat memang
marah karena tidak menghendaki gedung dewan dijadikan tempat dangdutan seperti itu,” tambahnya.
Ahli pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Prof Ma’sud Said menilai, acara yang dilakukan
anggota dewan kabupaten di luar kelaziman. “Saya kira semua masyarakat di Malang, bahkan di Jawa Timur ini tahu,
belum pernah ada lembaga Dewan menggunakan ruang paripurna untuk pentas joget dengan mengundang penyanyi
berpakaian seksi seperti itu,” katanya. vie/ ekn

page 1 / 1