Studi Deskriptif Tentang Pergeseran Eksistensi Pengrajin Batik Tradisional Pada Industri Rumah Tangga (Studi Pada Pengrajin Batik di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan).

PERGESERAN EKSISTENSI PERAJIN BATIK TRADISIONAL
PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI DESA KOWEL
KECAMATAN PAMEKASAN KABUPATEN PAMEKASAN
(Studi Pada Pengajin Batik di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan
Kabupaten Pamekasan)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada
Program Studi Sosiologi

Oleh :
Hairul Qomar
201010310311083

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

LEMBARAN PERYATAAN


Nama

: Hairul Qomar

Nim

: 201010310311083

Jurusan

: Sosiologi

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan

bahwa


karya

ilmiah/skripsi

saya

yang

berjudul

“PERGESERAN EKSISTENSI PENGRAJIN BATIK TRADISIONAL PADA
INDUSTRI RUMAH TANGGA” (Studi Pada Industri Rumah Tangga Pengrajin
Batik di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan) Adalah
bukan merupakan karya tulis orang lain sebagian maupun keseluruhan kesuali
dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademiK.

Malang,
Yang menyatakan,


Hairul Qomar

KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum waruhmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat
dan Karuni-Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul:
Pergeseran Eksistensi Pengrajin Batik Tradisional Pada Industri Rumah
Tangga di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan
Madura.Ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
PolitikUniversitas Muhammadiyah Malang
Terselesainya penulisan skripsi ini merupakan sebuah usaha yang sudah
penulis lakukan secara maksimal dimana skripsi ini merupakan kewajiban yang
harus diselesaikan untuk dapat menyelesaikan perkuliahan S-1 di Jurusan
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Malang. Pemulis sangat meyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
orang lain, tentunya skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Untuk itu
pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Muhammad Hayat, MA

selaku Ketua Jurusan Sosiologi

Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Dr. Vina Salviana DS, M.si selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, pelajaran dan masukan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Ibu Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, pelajaran dan masukan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.

6. Ibu Luluk Dwi Kumalasari,

S.Sos, M.Si selaku dosen wali jurusan


sosiologi.
7. Seluruh dosen sosiologi dan FISIP UMM yang telah memberikan ilmu dan
dukungan dalam pembuatan dalam skripsi ini.
8. Kedua orang tua saya Bapak Guntur dan Ibu Maimunah serta adik-adik
saya Faruk Majid dan Imbroysim Nazzala yang akan selalu menjadi
motivasi saya.
9. Heni Kurniwati Gendut yang selalu sabar memberikan semangat dan
manemani dalam proses pengerjaan skripsi ini.
10. Teman-teman di malang Saiful Ewot dan Lutfi Lele serta teman-teman
yang lain yang tidak bias saya sebutkan.
11. Mahasiswa FISIP 2010 dan mahsiswa sosilogi 2010.
12. Bapak dan ibu Pengrajin batik serta Staf Kelurahan di Desa Kowel
Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan Madura.
Penulis menyadari bahwa hasil karya yang dibuat oleh manusia yang tidak
sempurna ini masih sangat sederhana dan masih belum sempurna, tetapi sudah
dibuat dengan kerja keras. Usaha dan do’a. oleh karena itu, kritik serta saran
yang membangun diharapkan oleh penulis agar nantinya dapat bermanfaat
untuk pembaca. Pada akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat
bermanfaat bagi diri sendiri dan pembaca sebagai bahan referensi agar ilmu
pengetahuan dapat tersalurkan dan dapat terus berkembang.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Malang, 29 Januari 2016

Hairul Qomar

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
BERITA ACARA BIMBINGAN
LEMBAR PENYATAAN SKRIPSI
LEMBARAN PERNYATAAN
MOTTO
KATA PENGANTAR
ABSTRAKSI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................14
1.3 Tujuan Penelitan...................................................................................14
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................15

1.5 Definisi Konsep ....................................................................................15
1.6 Jenis Penelitian dan Pendekatan...........................................................19
1.7 Lokasi Penelitian ..................................................................................20
1.8 Teknik Penentuan Subyek ....................................................................20
1.9 Sumber Data .........................................................................................22
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI....................................28
2.1 Penelitian Sebelumnya ........................................................................28
2.2 Industrialisasi ......................................................................................32
2.3 Industri Rumah Tangga (Home Industry) ...........................................34
2.4 Pengrajin Batik Sebagai Industri Rumah Tangga ...............................36
2.5 Konsep Survival Of The Fittest ...........................................................39
2.6 Pengertian Teori Modernisasi .............................................................40
BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN .................................................45
3.1 Letak dan Luas Wilayah .....................................................................45
3.1.1 Geografi.................................................................................45

3.2 Ekonomi penduduk Desa Kowel .........................................................48
3.3 Sosial penduduk Desa Kowel ..............................................................49
3.4 KarakteristikBudaya Penduduk Desa Kowel ......................................49
3.5 Sejarah Desa Kowel sebagai Industri Batik di Kabupaten

Pamekasan Madura .............................................................................52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................55
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian ...............................................................55
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................59
4.2.1 Penyebab Pergeseran Eksistensi Pengrajin Batik Tradisional
pada Industri Rumah Tangga ..................................................59
4.2.2

Faktor-Faktor Yang Menjadi Hambatan-hambatan Bagi
Pemilik Dan Pengrajin Dalam mengembangkan Usaha.........66

4.2.3 Strategi Bertahan pada Batik Tradisional .................................68
4.2.4 Peluang Usaha pada Batik Modern ...........................................69
4.3 Gambaran Relasi Sosial Para Pengrajin Batik
di Desa Kowel Kecamatan .................................................................73
BAB V PENUTUP .................................................................................................77
5.1 Kesimpulan. .........................................................................................77
5.2 Saran.....................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................80


DAFTAR PUSTAKA
.......Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, PT
Raja Grafindo Persada : Jakarta
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Madura (2013).”Data Potensi
Industri Di Pamekasan Tahun 2012”. Laporan Unit Bidang Sarana
DISPERINDAG Pamekasan, Madura.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Madura (2014).”Data tentang
pengrajin batik Di Pamekasam Tahun 2013”.Laporan Humas
PEMKAB Pamekasan, Madura.
Hasan, M. Iqbal .2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan
Aplikasinya.
Huberman, MA and Milles,M.B. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage
Publication
Jenis Industri rumah tangga Pamekasam Tahun 2013.Laporan Badan Pusat
Statistik (BPS) Pamekasan, Madura.
Kun Maryati. 2012. Sosiologi Jilid 3.ESIS. ISBN: Jakarta
Lexy J. Moleong, 2006, “ Metodologi Penelitian Kualitatif”. edisi revisi,Remaja
Rosdakarya : Bandung Martono,Nanang. 2010.
Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London:
Sage Publication

Piotr Sztompka,2008.Sosiologi Perubahan Sosial:Alimandan, Prenada Media
Group :Jakarta
Primadita, Cynthia, 2011. Makalah Industrialisasi di Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada
: Jakarta.
Soerjono Soekanto.2009 .PerananSosiologi Suatu Pengantar ,edisi Baru,
Rajawali Pers : Jakarta
Spradley dan McCurdy, 1975 dalam Ramadhan,2009 : 11. Pola membentuk Relasi
Sosial.

Suwarsono, Alvin Y.So (1991).Perubahan Sosial dan Pembangunan di
Indonesia: Teori-teori Modernisasi, Dependensi dan Sistem Dunia.
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Turner, Bryan. 2000., Teori-Teori Sosiologi, Modernitas, Posmodernisme (Terj).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Weiner, Myron. 1980. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan.Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan
kerja serta penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan
distribusinya sebagai dasarnya. Industri umumnya dikenal sebagai mata rantai
selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan ekonomiyang berhubungan
dengan bumi.Industri memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan
perekonomian suatu Negara, baik di Negara maju maupun Negara yang sedang
berkembang. Indonesia sebagai Negara yang berkembang menitik beratkan bahwa
pembangunan di sektor industri merupakan bagian dari suatu proses
pembangunan nasional dalam rangka menigkatkan pertumbuhan ekonomi yang
dapat membawa perkembangan pada suatu daerah dan perubahan terhadap
kehidupan masyarakat.Pembangunan ekonomi diarahkan kepada terwujudnya
perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi untuk
meningkatkan kemakmuran ekonomi secara selaras, adil dan merata.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri. Yang di maksud bahan mentah adalah semua bahan yang
didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk

1

dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur
untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja
Sedangkan yang di maksud bahan baku industri adalah bahan mentah yang
diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam
industri, misalnya lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi
jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal untuk
industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri margarine.
Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah
mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih
lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk industri pakaian, kayu
olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan, dan barang
jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir
ataupun siap pakai sebagai alat produksi, misalnya industri pakaian, mebel,
semen, dan bahan bakar.
Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam
pembangunan nasional.Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional
dari tahun ke tahun menunjukkan kontribusi yang signifikan.Pembangunan
ekonomi merupakan salah satu pembangunan guna untuk meningkatkan taraf
hidup kesejahteraan rakyat.Sasarannya adalah untuk mencapai keseimbangan
antara bidang pertanian dan bidang industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok
bagi rakyat.Industri adalah sebagai berikut: “Industri adalah perusahaan untuk
membuat dan menghasilkan barang-barang”.1 Industri tidak terlepas dari suatu

1

. J. S. Poerwodarminto, 1976:384

2

usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan
memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam. Hal ini berarti pula sebagai suatu
usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai untuk meluaskan
ruang lingkup kegiatan manusia.
Pengertian industri yang lain adalah kategori organisasi-organisasi
produktif yang mempergunakan tipe teknologi yang sama. 2Industri mempunyai
dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam
pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan dibidang
ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan pengertian secara sempit, industri
atau industri pengolahan adalah suatu kegiatan yang mengubah suatu barang dasar
secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi.
Dalam era pasar bebas seperti sekarang ini di mana segala sesuatu
dijalankan serba cepat dengan mesin tentu saja mempunyai dampak yang sangat
besar terhadap industri-industriyang ada di Indonesia.Namun ternyata masih ada
sebuah figur perekonomian desa yang masih mampu bertahan dengan
mengandalkan kerajinan batik tadisional.Batik sebagai warisan tradisi kesenian
dan kebudayaan bangsa, telah diakui oleh United Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization atau organisasi pendidikan, pengetahuan, dan
kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai warisan budaya tak
benda (Intangible Cultural Heritage) pada tanggal 2 Oktober 2009.

2

Soerjono, Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajawali

3

Perkembangan

ini

menuntut

para

pengrajin

batik

untuk

terus

meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya agar dapat terus bertahan, dan bahkan
dapat memenangkan persaingan dengan berbagai industri lainnya.Klasifikasi
industri berdasarkan tenaga kerjanya, dapat dibedakan menjadi empat yaitu indutri
rumah tangga, industri kecil, industri sedang dan industri besar.Industri rumah
tangga adalah industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat
orang.Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal
dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah
tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri
kerajinan batik, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
Hampir disetiap wilayah Indonesia terdapat industri rumah tangga dengan
berbagai macam hasil produksi berupa hasil kerajinan, seperti: ukiran, mebel,
anyaman, keramik, patung, tenun dan batik.Kerajinan yang di produksi oleh setiap
wilayah di Indonesia berbeda-beda tetapi sama-sama mempunyai keunggulan
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memperoleh penghasilan.
Kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia merupakan karya seni yang
terkenal dan bernilai tinggi, begitu juga halnya dengan kerajinan batik.
Batik merupakan salah satu karya seni paling terkemuka di Indonesia
sekaligus kerajinan tangan tradisional bernilai tinggi. Tidak ada negara lain yang
mengembangkan batik sebagai ekspresi seni yang paling tinggi seperti yang
ditemukan pada batik di kepulauan nusantara ini. Terdapat Perkembangan industri
ini dapat dilihat dari nilai ekspor batik dan produksi batik yang terus
meningkat.Perkembangan ini menuntut para pengrajin untuk terus meningkatkan

4

kualitas dan memperbaiki kinerjanya agar dapat terus bertahan dan beradaptasi,
bahkan dapat memenangkan persaingan dengan berbagai industri –industri yang
ada pada saat ini.
Pamekasan Madura merupakan sentra industri batik yang yang sangat
terkenal di Indonesia bahkan sampai manca Negara, ada beberapa industri batik di
Pamekasan yang termasuk kategori industrikerajinan rumah tangga.Sejarah batik
Madurasudah ada sejak zaman kerajaan. Kain batik Madura mulai dikenal
masyarakat luas pada abad ke 16 dan 17. Hal ini bermula ketika terjadi
peperangan di Pamekasan Madura antara Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan)
melawan Ke’ Lesap, ia seorang putera Madura keturunan adalah putera Madura
keturunan dari Pangeran Sosro Diningrat /Pangeran Tjokro Diningrat III /
Pangeran Cakraningrat III(1707-1718) dengan istri seliryang mengobarkan api
pemberontakan dan keahlian dan kemasyhurannya banyak membawa simpati pada
rakyat, sedangkan Raden Azhar merupakan ulama penasihat spriritual Adipati
Pamekasan yang bernama Raden Ismail (Adipati Arya Adikara IV). , Raden
Azhar memakai pakaian kebesaran kain batikdengan motif parang atau dalam
bahasa Madura disebut motif leres yakni kain batik dengan motif garis melintang
simetris. Ketika memakai kain batik motif parang, Raden Azhar memiliki
kharisma, tampak gagah berwibawa
Sejak itulah, batik menjadi perbincangan di kalangan masyarakatMadura,
terutama pembesar-pembesar di Pamekasan. Pengrajin dan pengusaha batik
bermunculan, bermukim dan mengembangkan usaha batiknya di wilayah
ini.membatik merupakan budaya yang diwariskan turun-temurun.Corak dan

5

ragamnya begitu bebas dan unik.Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan dikenal
sebagai salah satu sentra industri kerajinan Batik di Pulau Madura. Karena,
dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Pulau Madura, Kabupaten
Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para pengrajin dan pengusaha batik.
Memperhatikan sebaran jumlah pengrajin, Pemerintah Kabupaten
Pamekasan mengembangkan sentra-sentra industri kecil batik tulis yang menyebar
di berbagai kecamatan di Kabupaten Pamekasan Madura.Lokasi kerajinan batik di
Kabupaten Pamekasan, menyebar di 11 Kecamatan, Lebih rinci, data 28 sentra
batik tulis di Pamekasan sebagai berikut :3
1. Kecamatan Pamekasan 5 sentra (Desa Kowel 2 sentra, Desa Toronan,
Nylabu Daja dan Kelurahan Gladak Anyar masing-masing 1 sentra).
2. Kecamatan Proppo 12 sentra (Desa Klampar 5 sentra, Desa Toket dan
Candiburung masing-masing 3 sentra dan Desa Rang-perang Daja ada 1
sentra).
3. Kecamatan Palengaan 6 sentra (Desa Banyopelle 2 sentra, Desa Panaan,
Angsanah, Akkor dan Larangan Badung masing-masing 1 sentra).
4. Kecamatan Waru 1 sentra ( Desa Waru Barat).
5. Kecamatan Pegantenan 2 sentra ( Desa Bulangan Haji dan Ambender).
6. Kecamatan Galis 1 sentra ( Desa Pagendingan).
7. Kecamatan Tlanakan 1 sentra ( Desa Larangan Slampar).

3

Sumber : DISPERINDAG Kabupaten Pamekasan,2011

6

Peran Pemerintah Kabupaten Pamekasan dalam pengembangan batik cukup
baik diantarannya menyediakan lokasi Pasar Batik Tradisional di Pasar Tujuh
Belas Agustus yang terletak di jalan Pintu Gerbang, Kota Pamekasan. Sedang
untuk kepentingan pariwisata, Pemerintah Kabupaten Pamekasan membangun
gedung bertingkat yang diberi nama Pasar Batik yang terletak di jalan Jokotole,
dan show room untuk industri kecil/rumah tangga dengan batik sebagai komoditas
andalan.
Pemkab juga mewajibkan setiap hotel dan tempat-tempat wisata di Kabupaten
Pamekasan untuk membuka etalase penjualan hasil industri kecil kerajinan,
terutama batik. Dalam rangka mengangkat martabat, mempopulerkan dan
melestarikan, serta mengembangkan batik pemerintah bersama masyarakat
memantapkan diri menyatakan Pamekasan sebagai pusat batik di Privinsi Jawa
Timur.
Batik tiap daerah memiliki ciri khas yang mewakili daerah masing-masing
pengrajin batik. Ciri khas ini dipengaruhi oleh lingkungan. Batik yang dihasilkan
dari daerah pedalaman akan berbeda dengan dengan batik dari daerah pesisir,
Karakterter masyarakat setempatpun memiliki pengaruh besar pada hasil akhir
dari Batik. Secara garis besar kharakteristik Batik Madura berbeda dibandingkan
dengan batik lainnya. Baik dari segi warna, desain motif, dan teknik pembuatan
yang merupakan ciri khas dan menjadi daya tarik tersendiri.Kini batik Madura
mulai banyak diminati dan dikenal hingga luar negeri. Kendati sudah berumur 75
tahun, warna dari kain batik Madura justru kian menonjol.Dari segi warna,
karakteristik warna Batik Madura cenderung memilih warna berani dan tegas,

7

seperti warna Merah, Kuning, Biruh (Hijau dalam Bahasa Indonesia) serta warna
Biru sendiri.
Warna warna yang digunakan dihasilkan dari pewarna alam (Soga Alam)
seperti Mengkudu dan Tingi untuk menghasilkan warna merah, Daun Tarum
untuk warna biru, Kulit mundu ditambah tawas juga diambil untuk memberikan
efek warna hijau pada kain batik Madura. Efek terang dan gelapnya pada kain
Batik Madura dihasilkan melalui lamanya perendaman kain sendiri, bisa satu
bulan, tiga bulan, bahkan ada yg sampai satu tahun. Perendaman ini juga akan
membuat warna kain batik lebih awet dari biasanya. Pengrajin batik tradisional
masih menggunakan teknik pembuatan batik tulis Madura yang eksotik dan khas
dengan Gentongan dan pewarna alami. Pewarnaan batik Madura masih
menggunakan bahan alami dari tumbuh-tumbuhan, seperti kayu jambal, kulit buah
jelawe, akar mengkudu, yang membuat kain ini semakin menarik untuk dilihat.
Kain-kain itu dibuat melalui proses pembatikan dengan tangan.
Motif batik merupakan bagian kritikal dari proses pembuatan kain batik
sendiri. Karena goresan canting dan gerak tangan pembatik juga melibatkan
pikiran & hatinya, sehingga apa yang tergores pada kain batik menjadi motif yang
akan cukup menarik minat pecinta batik. Corak dari batik Madura sendiri tak
lepas dari pengaruh budaya asing seperti Cina. Warna cerah merupakan salah satu
campur tangan dari orang-orang tionghoa.Batik madura mempunyai warna yang
mencolok, seperti kuning, merah atau hijau.Masing-masing warna memiliki arti
tersendiri. Misalnya, merah melambangkan karakter masyarakat Madura yang
kuat dan keras, hijau melambang warna religi di mana beberapa kerajaan Islam

8

didirikan dan berkembang di Madura, kuning melambangkan bulir-bulir padi
pertanian penduduknya.
Ragam Motif Madura sangat banyak, Batik Madura memiliki elemen
motif seperti isen yang disebut guri yang berarti oret-oretan. Guri digunakan
sebagai latar atau digunakan sebagai isen. Guri biasanya berbentuk benda-benda
yang akrab dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.
Guri merupakan ciri khas batik Madura. Jumlah jenis dan halusnya pengerjaan
guri memegang peranan dalam menentukan mutu sehelai batik, Apabila sehelai
kain memiliki beberapa jenis guri, maka kain itu akan dinamai sesuai jenis guri
yang paling menonjol. Beberapa guri seperti motif sekar jagad, sibasi, dan topa’
saseba.
Batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif-motif yang beragam.
Misalnya, pucuk tombak, belah ketupat, dan rajut. Bahkan, ada sejumlah motif
mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Madura, serta motif kombinasi hasil kreasi pembatik sendiri. Di
wilayah Pamekasan motif batik seperti Sekarjagat, Keong Mas, Matahari, Daun
Memba (daun mojo), Gorek Basi. Beberapa motif batik Pamekasan, yang sudah di
patenkan di Depkumham, seperti Keraben sapeh, sakereh, Kempeng saladerih,
padih kepa dan manik-manik.4
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, motif batik Madura
dewasa ini lebih cenderung mengikuti trend mode yang sedang diminati oleh
masyarakat, penggunaan desain dan motif kontemporer dengan corak dan warna
4

Sumber ;4Humas Pemprov Jatim Silvana, 2011

9

yang semakin beragam, sehingga mampu diterima semua kalangan masyarakat.
Sedangkan ciri khas yang dari batik Madura bisa kita lihat pada permainan warna
di setiap motif batik yaang dibuat, mudah dikenali dengan adanya warna merah
pada motif bunga, tangkai, atau daun.
Perkembangan Zaman menuju era modernisasi dan globalisasi membuat batik
pada saat ini tidak lagi hanya sekedar jarikatau kembenyang identik dengan
masyarakat tempo dulu atau pedesaan. Wujudnya juga bukan hanya berupa kain
panjang tanpa di jahit seperti dulu lagi, kain bermotif yang dilukis dengan lilin
atau malam itu telah menjadi bagian dari tren fashion. Berbagai inovasi terus
dilakukan demi memikat para konsumen yang semakin kritis dan banyak
permintaan tentang batik.Hal ini, juga memberikan dampak bagi pengrajin batik
di daerah Pamekasan Madura. Mereka yang dulunya hanya sekedar membatik
tanpa memikirkan tren atau permintaan pasar sesuai dengan keinginan konsumen,
sekarang mulai melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan batik sesuai
dengan permintaan pasar, Kreatifitas sangat dibutuhkan agar batik tetap eksis.
Selain itu dikarenakan perubahan visi dan misi membatik pada saat dari
hanya sekedar melestarikan kebudayaan bangsa yang turun-temurun, dan semula
membatik hanya dilakukan di sela kesibukan sehari-hari warga sebagai buruh dan
petani sehingga tidak ada target apabila ada pesanan dalam jumlah banyak, para
pengusaha batik rumahan baru mengajak banyak orang yang biasanya masih
keluarga atau tetangga, Termasuk mencari pinjaman uang untuk modal pembuatan
batik. kini semua itu berubah, membatik yang awalnya menjadi pekerjaan

10

sampingan pun beralih menjadi pekerjaan utama yang dipadu dengan keahlian
yang dimiliki.
Perkembangan industri batik di daerah Pamekasan Madura mampu menyerap
tenaga kerja lokal, sehingga membatik dapat dikatakan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal atau masyarkat sekitar. Kreatifitas dan ketekunan
dalam pengelolaan industri batik di Pamekasan Madura membuat industri ini
semakin berkembang, para pengrajin dapat memperoleh penghasilan yang
memadai dari membatik. Membatik tidak hanya sekedar kegiatan sampingan akan
tetapi, membatik pada saat ini menjadi suatu tuntutan ekonomi.
Selain itu kegiatan membatik pun mengikuti kemajuan teknologi salah
satunya yaitu dalam hal metode pembuatan batik. Metode pembuatan batik
sebelumnya yaitu dibentuk langsung oleh tangan seorang perajin batik dengan
menggunakan canting dan pensil. Kini di zaman yang serba canggih, metode
pembuatan batik yaitu dengan menggunakan cap dan cetak seperti sablon, dan
printing dan produksi batik pun semakin meningkat tajam.Hal ini, justru yang
diuntungkan adalah para pengusaha yang memiliki modal besar, sementara para
pengrajin tradisional jangankan untuk memasarkan dengan mengunakan merk
dagang sesuai asal daerahnya untuk mendapatkan modal usaha saja harus
berjuang mati-matian supaya tidak gulung tikar.5
Pasar batik semakin hari semakin melebar, serta dinamika selera masyarakat
telah banyak mengalami perubahan secara cepat dan dalam waktu yang singkat.
Siklus desain akan semakin pendek dan pasar harus segera dibanjiri dengan hasil

5

Surabaya Post, 2013

11

kain batik yang sesuai dengan kebutuhan konsumen untuk segera mendapatkan
pengembalian investasi dan keuntungan. Banyak industri sedang dan besar
mampu memenuhi kebutuhan pasar batik dalam negeri maupun permintaan dari
konsumen di mancanegara, akan tetapi hal ini sangat meresahkan perajin batik
tradisional khususnya di Kabupaten Pamekasan karena pengrajin batik tradisional
masih mengunakan teknik pembuatan batik yang sederhana.
Selain itu produksi batik tradisional ini terutama batik tulis sangat rendah,
kadang-kadang untuk menyelesaikan satu lembar kain batik halus memerlukan
waktu yang lama antara 4-6 bulan, padahal permintaan pasar terhadap batik sangat
tinggi. Dilihat dari masalah permodalan, modal yang dimiliki perajin batik
tradisional juga masih sangat minim, mereka cenderung berusaha secara mandiri.
Kendala yang paling sering terjadi adalah para perajin batik tradisional ini
mengalami kesulitan dalam hal pemasaran, untuk pemasaran biasanya hanya di
pasar tradisional saja. Kurangnya perhatian dari pemerintah dalam melindungi
para pengrajin batik tradisional menjadi salah satu penyebab pengrajin batik
tradisional mengalami hambatan dan kendala-kendala terutama perajin di wilayah
Kabupaten.6
Kehidupan para pengrajin di pengaruhi beberapa hal salah satunya yaitu
hubungan antara pengrajin, pengrajin batik tradional dan pengrajin batik modern.
Manusia ditakdirkan sebagai makhluk pribadi dan sekaligus sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk pribadi, manusia berusaha mencukupi semua
kebutuhannya untuk kelangsungan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhannya
6

Tudji Martudji/VIVAnewS, 2010

12

manusia tidak mampu berusaha sendiri, mereka membutuhkan orang lain. Itulah
sebabnya manusia perlu berelasi atau berhubungan dengan orang lain sebagai
makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial dalam rangka menjalani kehidupannya
selalu melakukan relasi yang melibatkan dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu. Hubungan sosial merupakan interaksi sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, atau antara individu
dengan kelompok.
Hubungan sosial atau relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar
individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan
didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Relasi sosial merupakan
proses mempengaruhi diantara dua orang atau lebih. Relasi sosial dalam
masyarakat juga terdiri dari berbagai macam bentuk yaitu sebagai berikut :
Misalnya pada masyarakat agraris, terjalin relasi antara tuan tanah atau pemilik
tanah dengan petani penggarap atau penyewa, pengrajin dan pemberi modal, dan
lainnya.
Pengrajin batik tradisional di Wilayah Desa Kowel Kecamatan Pamekasan
Kabupaten Pamekasan mengalami berbagai hambatan, dan dihadapkan dengan
berbagai kendala yang menyebabkan mereka kesulitan dalam mengembangkan
usaha batiknya tersebut terutama pada era modern ini, para perajin batik
tradisional belum mampu bersaing dengan para perajin batik modern. Perajin
batik tradisional di Kecamatan Pamekasan berusaha untuk bertahan dengan

13

berbagai cara diantaranya meminta bantuan pemerintah daerah setempat dalam hal
permodalan, pelatihan, dan pemasaran.7
Akan tetapi usaha yang mereka lakukan tidak dapat serta merta dapat
meningkatkan usaha para perajin batik tradisional di Kecamatan Pamekasan.
Khususnya di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten pamekasaan Maka
dari itu Peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “ Pergeseran
Eksistensi Perajin Batik Tradisional pada Industri Rumah Tangga di Desa Kowel
Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pergeseran eksistensi pengrajin batik tradisional pada industri
rumah tangga di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten
Pamekasan?
2. Bagaimana gambaran relasi sosial antara pengrajin batik tradisional dan
pengrajin batik modern eksistensi pengrajin batik tradisional tersubtitusi
oleh pengrajin batik modern?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui pergeseran eksistensi pengrajin batik tradisional pada industri
rumah tangga di Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten
Pamekasan.
7

Sumber :7DISPERINDAG Kabupaten Pamekasan,2010

14

2. Mengetahui gambaran relasi sosial antara pengrajin batik tradisional dan
pengrajin batik moderndi Desa Kowel Kecamatan Pamekasan Kabupaten
Pamekasan.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian terhadap masalah ini diharapkan nantinya
dapat memberikan hasil manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian tentang relevansi teori
modernisasi

dalam

kontekspergeseran

eksistensi

perajin

batik

tradisional Madura.
b. Hasil Penelitian inidapat menambah wawasan akademik tentang batik
Madura, pengrajin batik tradisional Madura,dan untuk pengembangan
keilmuan dalam bidang Ilmu Sosial
2. Secara Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan
khususnya bagi masyarakat Kabupaten Pamekasan tentang pergeseran
eksistensi perajin batik tradisional pada industri rumah tangga.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan peneliti dalam menerapkan ilmu
yang telah didapatkan selama kuliah dan sebagai prasyarat guna
memperoleh gelar sarjana S1 Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

1.5 Definisi Konsep

15

Definisi konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan
klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu
istilah atau rangkaian kata.Dari judul di atas, maka terdapat beberapa konsep atau
kata kunci yang harus dijelaskan dalam pembahasannya tidak melebar dan mudah
dimengerti. Adapun konsep-konsepnya antara lain:
1. Pergeseran

Pergeseran dapat pula diartikan sebagai berubahnya struktur atau tatanan
didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat,
Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang
mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat
lainnya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol
atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan.Juga terdapat adanya
perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping
itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat,& perubahan yang
berlangsung dengan cepat.8
2. Eksistensi

Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada.
Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya
keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan
8

oerjono Soekanto.2006.Sosiologi Suatu Pengantar: Jakarta.

16

terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau
sebaliknya kemunduran,tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan
potensi-potensinya”9
Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada,
timbul, memiliki keberadaan aktual. Existere disusun dari ex yang artinya keluar
dan sistere yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang
eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian yaitu pertama, eksistensi adalah
apa yang ada. Kedua, eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga,
eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu
ada.Keempat, eksistensi adalah kesempurnaan.
3. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga (Home industri) merupakan salah satu unit usaha
yangterdapat di desa.Industri rumah tangga atau industri rumahan merupakan
industri dalam skala kecil. Dalam kondisi terbatas seperti itu, maka out put yang
dihasilkan oleh industri rumah tangga juga relatif kecil.Industri rumah tangga,
yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri
industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota
keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu
sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan,
industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.10
4. Pengrajin Batik Tradisional

9

Abidin Zaenal .2007:16.
Sumber : Badan Pusat Statistik

10

17

Pengrajin tradisional adalah orang yang pekerjaannya membuat barang-barang
kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan yang berkaitan dengan
kerajinan membatik, barang kerajinan yang dibuat atau di hasilkan tidak
menggunakan alat atau mesin yang canggih tetapi di buat oleh tangan atau alat
dan bahan yang sangat sederhana, keahlian para perajin tradisional di dapatkan
dari nenek moyang secara turun-menurun. Para perajin ini biasanya memiliki
modalyang minim dan menggunakan bahan baku yang berasal dari alam, mereka
belum dipengaruhi oleh modernisasi atau globalisasi.11
5. Relasi Sosial Pengrajin Batik Tradisional dan Modern

Hubungan antara individu dengan masyarakat sangat berkaitan erat karena
dalam kehidupan manusia saling membutuhkan antara yang satu dengan yang
lain, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, manusia
membutuhkan hubungan sosial di masyarakat untuk memenuhi segala
kebutuhannya. Relasi sosial atau hubungan sosial yang terjalin antara individu
yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama akan membentuk suatu pola,
pola hubungan ini juga disebut sebagai pola relasi sosial.12
Perkembangan industri batik Madura menciptkan relasi sosial antara pengrajin
batik tradisional dan modern dapat terjalin dengan baik, meskipun terdapat
persaingan dan terdapat kesenjangan sosial di antara mereka yang disebabkan
karena beberapa faktor struktural dan kultural dari masyatrakat, akan tetapi
mereka mampu untuk hidup dengan usaha masing-masing. Pengrajin modern
memandang pengrajin tradisional sebagai pengrajin yang masih ketinggalan
11
12

sumber :Pegawai Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
pradley dan McCurdy, 1975 dalam Ramadhan,2009 : 11

18

zaman dan tidak akan mampu eksis di dunia industri modern, sedangkan pengrajin
tradisional memandang pengrajin modern tidak dapat mempertahankan kualitas
yang baik, hanya mengutamakan keuntungan dalam hal produksi. Pandangan
seperti ini yang terkadang mempengaruhi hubungan sosial di antara mereka.
1.6. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.13
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Metode
deskriptif bertujuan untuk:
a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada,
b. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku,
c. membuat perbandingan atau evaluasi,
d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan pada waktu yang akan dating. 14
Dalam penelitian kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data pada
waktu peneliti berada di lapangan maupun setelah kembali dari lapangan baru
dilakukan analisis. Pada penelitian ini analisis data telah dilaksanakan bersamaan
13
14

Moleong, Lexy,2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PTGrasindo, Jakarta
Hasan, M. Iqbal (2002).Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya.

19

dengan proses pengumpulan data. Alur analisis mengikuti model analisis
interaktik, teknis yang digunakan dalam menganalisis data yang dapat
divisualisasikan.15
1.7 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian
tersebut akan dilakukan, Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis
mengambil lokasi sesuai dengan judul yang diangkat yaitu di Desa Kowel
Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan, yakni suatu Desa tempat perajin
batik tulis tradional Madura. Dalam upaya mengumpulkan data yang yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis membutuhkan waktu penelitian
kurang lebih satu bulan Subyek Penelitian
1.8 Teknik Penentuan Subyek
Subyek penelitian adalah sumber utama dari data penelitian, yaitu yang
memiliki data tentang variabel yang akan diteliti. Dalam sebuah penelitian
kualitatif data yang di dapat harus sesuai dengan fakta atau gejala sosial yang
sedang terjadi, sangat diperlukan guna menunjang keberhasilan sebuah penelitian.
Dalam penelitian kualitatif peneliti mempergunakan teknik purposive sampling.
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang
diharapkan.
Sampel sudah ditentukan tidak dipilih secara acak, sehingga mempermudah
peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang diteliti, yang menjadi

15

Miles dan Huberman 1984: 23.

20

kepedulian dalam pengambilan sampel penelitian kualitatif adalah tuntasnya
pemerolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan pada banyak
sampel sumber data.16
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Pengrajin batik tradisional
Pengrajin batik tradisional dijadikan sampel karena mereka sebagai
subyek yang diteliti dapat menunjang keakuratan data yang sebenarnya
dilapangan dan dapat menghemat waktu penelitian karena data yang
diberikan cepat sampai kepada peneliti.
b. Pengrajin batik modern yang berasal dari pengrajin batik tradisional
Pengrajin batik modern dijadikan sampel penelitian karena mereka
pernah menjadi pengrajin batik tradisional sebelumnya, data yang
didapatkan dari mereka dapat menunjang keakuratan data Pengrajin
batik modern
Pengrajin batik modern dijadikan sampel penelitian karena mereka
pernah menjadi pengrajin batik tradisional sebelumnya, data yang
didapatkan dari mereka dapat menunjang keakuratan data dan
membantu ketelitian peneliti dalam memperoleh data.
Dari kriteria di atas, maka peneliti menentukan subyek penelitian sebanyak 7
orang yang terdiri dari pengrajin batik tradisional dan pengrajin batik modern
yang berada di Desa Kowel Kabupaten Pamekasan.

16

Lexy J. Moleong, 2006, “ Metodologi Penelitian Kualitatif”. edisi revisi,Remaja
Rosdakarya : Bandung.

21

1.9 Sumber Data
Data yang dihimpun oleh penulis dengan menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil
pengamatan di lapangan, termasuk dengan hasil wawancara yang
dilakukan para informan yang dipilih. Data akan diperoleh melalui
wawancara langsung dengan informan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah dipersiapkan. Dengan pengumpulan data jenis ini diharapkan
dapat memberikan informasi guna mengetahui secara jelas apa kasus
yang diteliti.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari beberapa sumber referensi
yang terkait dengan objek penelitian. Artinya.data yang dikumpulkan
merupakan suatu data yang telah ada sebelumnya dan tidak melalui
penelitian langsung pada objek penelitiannya. Studi kepustakaan
dimaksudkan untuk memperoleh teori, konsep, maupun keteranganketerangan melalui buku-buku, majalah, atau bahan bacaan yang terkait
dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan demi memperkaya
informasi dan tingkat validitas dari penelitian akan dapat dipertanggung
jawabkan.

22

1. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga teknik yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan data
penelitian ini , yaitu:17
a. Wawancara
Salah satu sumber informasi studi kasus yang sangat penting
adalah wawancara. Wawancara merupakan sumber informasi yang
esensial bagi studi kasus..Wawancara atau interview merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara bertatap muka secara langsung antara
pewawancara dengan informan. Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara studi kasus bertipe open-ended yang
artinya peneliti dapat bertanya langsung kepada responden kunci
tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini mereka mengenai
peristiwa yang ada.Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara
dengan Kepala Desa Kowel dan pengrajin batik yang ada di Desa
Kowel.
b. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung yaitu observasi yang dapat dilakukan dengan membuat
kunjungan langsung ke lapangan yaitu sentra industri batik di Desa
Kowel Kecamatan Pamekasan. Beberapa pelaku dan kondisi
lingkungan sosial yang relevan akan tersedia untuk observasi, yaitu

17

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984.Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

23

para pengrajin batik. Observasi ini dapat terbentang mulai dari
kegiatan pengumpulan data yang formal hingga yang kausal.
c. Dokumentasi
Manfaat dari tipe dokumen ini adalah untuk mendukung dan
menambah bukti dari sumber lain. Karena nilainya secara keseluruhan,
dokumen memainkan peran yang sangat penting dalam pengumpulan
data studi kasus, penelusuran yang sistematis terhadap dokumen yang
relevan sangat penting bagi rencana pengumpulan data. Dalam
penelitian ini dokumen yang menjadi sumber data mencakup dokumen
resmi dari Kantor Desa Kowel Kecamatan Pamekasan tentang data
pengrajin batik.
2. Teknik Analisis Data
Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu:18
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi
dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu deskriptif
dan reflektif.
Catatan deskriptif adalah catatan alami, (catatan tentang apa yang dilihat,
didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya
pendapat dan penafsiran dari peneliti terhadap fenomena yang dialami.
Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan, komentar, pendapat, dan

18

Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

24

tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai, dan merupakan bahan
rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.
2. Reduksi Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat reduksi data, guna memilih
data yang relevan dan bermakna, memfokuskan data yang mengarah untuk
memecahkan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Kemudian menyederhanakan dan menyusun secara
sistematis dan menjabarkan hal-hal penting tentang hasil temuan dan
maknanya. Pada proses reduksi data, hanya temuan data atau temuan yang
berkenaan dengan permasalahan penelitian saja yang direduksi. Sedangkan
data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian dibuang. Dengan
kata lain reduksi data digunakan untuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak penting, serta
mengorganisasikan data, sehingga memudahkan peneliti untuk menarik
kesimpulan.
1.1 Skema Proses Analisis Penelitian

25

3. Penyajian Data
Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik
dan tabel. Tujuan sajian data adalah untuk menggabungkan informasi
sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Dalam hal ini, agar
peneliti tidak kesulitan dalam penguasaan informasi baik secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian, maka peneliti
harus membuat naratif, matrik atau grafik untuk memudahkan penguasaan
informasi atau data tersebut. Dengan demikian peneliti dapat tetap
menguasai data dan tidak tenggelam dalam kesimpulan informasi yang
dapat membosankan. Hal ini dilakukan karena data yang terpencar-pencar
dan kurang tersusun dengan baik dapat mempengaruhi peneliti dalam
bertindak secara ceroboh dan mengambil kesimpulan yang memihak,
tersekat-sekat daan tidak mendasar. Untuk display data harus disadari
sebagai bagian dalam analisis data.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan selama proses penelitian berlangsung
seperti halnya proses reduksi data, setelah data terkumpul cukup memadai
maka selanjutnya diambil kesimpulan sementara, dan setelah data benarbenar lengkap maka diambil kesimpulan akhir.

Sejak awal penelitian, peneliti selalu berusaha mencari makna data yang
terkumpul. Untuk itu perlu mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal
yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Kesimpulan yang diperoleh

26

mula-mula bersifat tentatif, kabur dan diragukan akan tetapi dengan
bertambahnya data baik dari hasil wawancara maupun dari hasil observasi dan
dengan diperolehnya keseluruhan data hasil penelitian. Kesimpulan–
kesimpulan itu harus diklarifikasikan dan diverifikasikan selama penelitian
berlangsung.
Data yang ada kemudian disatukan ke dalam unit-unit informasi yang
menjadi rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip holistik
dan dapat ditafsirkan tanpa informasi tambahan. Data mengenai informasi
yang dirasakan sama disatukan ke dalam satu kategori, sehingga
memungkinkan untuk timbulnya ketegori baru dari kategori yang sudah ada

27

Dokumen yang terkait

STUDI PERAWATAN BAYI TRADISIONAL DI DESA PADEMAWU BARAT KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

0 9 1

STRATEGI DESTINATION BRANDING PAMEKASAN SEBAGAI KOTA BATIK (Studi pada Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Pamekasan)

12 42 50

PENGARUH UPAH TERHADAP KINERJA BURUH PENGRAJIN BATIK TULIS DI KELURAHAN KOWEL KABUPATEN PAMEKASAN

9 54 30

NASKAH PUBLIKASI Perlindungan Hukum terhadap Rahasia Dagang pada Pengrajin Batik Tradisional (Studi di Desa Wisata Kerajinan Batik Natural Desa Jarum Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten).

0 2 17

SKRIPSI Perlindungan Hukum terhadap Rahasia Dagang pada Pengrajin Batik Tradisional (Studi di Desa Wisata Kerajinan Batik Natural Desa Jarum Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten).

0 2 13

PENDAHULUAN Perlindungan Hukum terhadap Rahasia Dagang pada Pengrajin Batik Tradisional (Studi di Desa Wisata Kerajinan Batik Natural Desa Jarum Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten).

0 6 17

PENGRAJIN BATIK DI ERA MODERNISASI (Studi Industri Kecil Batik Dewi Brotojoyo di Desa Pilang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen).

0 0 16

STUDI TENTANG KERAJINAN BATIK KARYA PENGRAJIN TUNJUNG BIRU MILIK SURYANTO DI DESA GUMELEM KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA.

0 0 18

BUDAYA KERJA PADA PENGRAJIN BATIK BAKARAN (Studi Kasus Di Desa Bakaran Kecamatan Juwana Kabupaten Pati) -

0 1 46

Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Budaya Lokal (Studi tentang Program Pemberdayaan Pengrajin Batik Dalam Rangka Meningkatkan Komoditi Ekonomi di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan-Madura)

0 1 12