5
dikembalikan ke dalam proses penggilingan milling dan peluruhan leaching dalam pengolahan emas. Lumpur tailing dipompakan ke unit backfill cyclone
untuk mendapatkan fraksi kasar ± 10 µ yang selanjutnya digunakan sebagai material pengisi rongga di dalam tambang dan ditampung juga di tailing dump
Antam, 2002. Sedangkan tailing merupakan residu yang berasal dari sisa pengolahan bijih setelah target mineral utama dipisahkan dan biasanya terdiri atas
beraneka ukuran butir, yaitu: fraksi berukuran pasir, lanau, dan lempung. Secara mineralogi tailing dapat terdiri atas beraneka mineral seperti silika, silikat besi,
magnesium, natrium, kalium, dan sulfida. Dari mineral-mineral tersebut, sulfida mempunyai sifat aktif secara kimiawi, dan apabila bersentuhan dengan udara akan
mengalami oksidasi sehingga membentuk garam-garam bersifat asam dan aliran asam mengandung sejumlah logam beracun seperti As, Hg, Pb, dan Cd yang dapat
mencemari atau merusak lingkungan Herman, 2006. Tailing yang digunakan harus memenuhi baku mutu lingkungan
berdasarkan PP No. 851999 seperti ditunjukkan pada tabel di bawah.
Tabel 1. Persyaratan Tailing Terhadap Baku Mutu Lingkungan
No. Parameter
Satuan Metode Analisis
Baku Mutu 1.
Timbal, Pb mgL
US EPAD D 1311 5,0
2. Tembaga, Cu
mgL US EPAD D 1311
10,0 3.
Kadmium, Cd mgL
US EPAD D 1311 1,0
4. Kromium, Cr
mgL US EPAD D 1311
5,0 5.
Seng, Zn mgL
US EPAD D 1311 50,0
6. Perak, Ag
mgL US EPAD D 1311
5,0 7.
Arsen, As µgL
US EPAD D 1311 5000
8. Selenium, Se
µgL US EPAD D 1311
1000 9.
Merkuri, Hg µgL
US EPAD D 1311 200
2.2. Sludge Industri Kertas
Sludge industri pulp dan kertas merupakan lumpur yang berasal dari loss fiber yang mengendap dalam sistem instalasi pengolah airlimbah IPAL. Indiustri
kertas menghasilkan limbah sludge sebanyak 10 dari total produksi pulp.
6
Industri kertas skala besar mampu memproduksi pulp 6 juta ton per tahun. Dalam satu hari industri menghasilkan minimal 200 ton sludge dengan kadar air 20-
25. Perusahaan memerlukan lahan untuk opened dump dan land fill mencapai luasan 80 hektar untuk menampung sludge yang dihasilkan setiap hari Widyati,
2006. Di sektor industri kertas, limbah industri kertas sludge dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif sumber bahan organik tanah BOT. Sludge dapat dijadikan sumber BOT karena berasal dari proses industri yang menggunakan
bahan baku kayu. Sehingga sludge dapat menjadi sumber C bagi mikrob tanah yang berperan dalam proses pembentukan tanah Widyati, 2006.
Menurut Widyati 2006, dalam sludge juga diduga koloni oleh mikrob, salah satu diantaranya adalah bakteri pereduksi sulfat BPS. Aktivitas
metabolisme BPS dapat mereduksi sulfat menjadi H
2
S. Gas ini akan segera berikatan dengan logam-logam yang banyak terdapat pada lahan bekas tambang
dan dipresipitasikan dalam bentuk logam sulfida yang reduktif. Hasil penelitian Widyati et al. 2005 menyebutkan bahwa sludge dapat meningkatkan KTK dan
pH serta dapat menurunkan SO
4 2-
dan S total pada lahan bekas tambang.
2.3. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk alam yang berasal dari kotoran padat dan cair dari hewan yang tercampur dengan sisa-sisa makanan maupun alas
kandang. Pupuk kandang merupakan pupuk yang murah dan mempunyai kemampuan yang dapat meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah
melalui perbaikan fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk kandang banyak mengandung unsur hara makro seperti Ca, Mg, dan S, namun pengaruh yang
cepat dan nyata dari pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman adalah adanya penambahan unsur N, P, dan K Junita et al., 2002. Pupuk kandang juga
dapat membentuk senyawa kompleks dengan Al dan Fe sehingga hara P lebih tersedia bagi tanaman Nursyamsi et al., 1995. Pemberian pupuk kandang pada
berbagai dosis mampu menurunkan Al-dd sekaligus meningkatkan pH tanah. Peningkatan pH tanah diikuti oleh peningkatan P tersedia tanah Barchia Faiz et
al., 2007.
7
Pupuk kandang merupakan salah satu sumber bahan organik tanah. Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang
mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan
struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Penambahan bahan organik
akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat Atman, 2006.
Kotoran sapi adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak sapi dan urinenya, serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan. Kotoran
sapi banyak digunakan sebagai sumber bahan organik tanah yang memberikan dampak sangat baik bagi pertumbuhan tanaman karena adanya penambahan unsur
hara dan perbaikan sifat tanah Firlana, 2011. Pemberian bahan organik dapat mengubah sifat-sifat kimia tanah
misalnya pH, ketersediaan unsur P, meningkatkan kandungan asam humat dan asam fulvat dalam tanah, menekan bahaya keracunan Al. Kesemua hal tersebut
berkaitan erat dengan ketersediaan unsur hara khususnya fosfor. Penambahan masukan organik akan meningkatkan pH tanah masam dan meurunkan pH tanah
alkalis. Meningkatnya pH tanah masam akan menyebabkan turunnya kelarutan ion-ion Al dan menurunkan konsentrasi Al dapat ditukar karena asam organik
mampu mengkhelasi ion-ion logam. Sebagai akibatnya akan terjadi pembebasan ion-ion fosfor anorganik ke dalam larutan tanah yang akan diserap tanaman.
Selain itu, penambahan masukan organik tanah sama halnya dengan penambahan fraksi fosfor organik yang juga merupakan salah satu fraksi fosfor yang akan
diserap tanaman. Peningkatan kandungan asam humat dan asam fulvat akan meningkatkan jumlah muatan pada tapak pertukaran sehingga memungkinkan
pertukaran hara lebih baik, berpengaruh langsung meningkatkan perkembangan akar dan bahan kering tanaman Bertham, 2002.
2.4. Logam Berat