BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Biaya dan Akuntansi Biaya Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan
utamanya memproduksi barang agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan ini melakukan aktivitas membeli bahan, mengolah
menjadi barang jadi dan menjual barang jadi tersebut. Bahan yang dibeli berbeda spesifikasinya dengan barang yang dijual. Dengan harapan dapat
memperoleh laba dari hasil penjualan barang atau jasa yang telah diproduksi tersebut. Agar perusahaan memperoleh laba yang diinginkan,
maka perusahaan harus menetapkan harga jual yang dapat menutup semua biaya produksi dan tetap mendapatkan laba sesuai yang diharapkan
dengan cara pengolahan biaya cukup baik. Biaya produksi merupakan unsur terpenting dalam penentuan harga pokok produksi. Agar penentuan
harga pokok produksi tepat, maka semua elemen biaya yang diperhitungkan dalam proses produk harus dicatat secara tepat, sistematis,
dan terperinci. Menurut Mulyadi 1993 biaya dalam arti luas adalah sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
yang siap dijual. Menurut objek pengeluarannya secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Menurut Baridwan 1999 biaya adalah aliran keluar pemakaian lain
aktiva atau timbulnya utang atau kombinasi keduanya selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa,
atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
Sedangkan menurut Sri Hanggono 2007 biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat sejumlah barang dalam suatu produk.
Menurut Rayburn 1999 akuntansi biaya adalah mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur, melaporkan, dan menganalisis berbagai unsur
biaya langsung dan tidak langsung yang berkaitan dengan produksi serta pemasaran barang dan jasa.
Mulyadi 1993 Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan
produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Menurut Supriyono 1982 akuntansi biaya adalah salah satu cabang
akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi
biaya dalam bentuk laporan biaya.
Tujuan atau manfaat akuntansi biaya menurut Supriyono 1982 adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam
mengelola perusahaan yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk: a. Perencanaan dan pengendalian biaya
b. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti
c. Pengambilan keputusan manajemen 2. Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur
Akuntansi biaya membantu manajemen dalam masalah klasifikasi biaya, yaitu proses pengelompokan biaya ke dalam kelompok tertentu
menurut persamaan yang ada untuk memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Dalam perusahaan manufaktur, biaya diklasifikasikan ke dalam tiga unsur biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik. a. Biaya Bahan Baku
Bahan adalah sesuatu benda berwujud yang digunakan untuk membuat barang jadi. Bahan pasti menjadi bagian yang integral, tidak
terpisahkan, atau menempel menjadi satu dengan barang jadi. Bahan dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan baku direct materials dan
bahan penolong atau bahan pembantu indirect materials. Pengelompokan ini bertujuan untuk pengendalian bahan dan
pembebanan biaya ke harga pokok produksi. Pengendalian bahan
diprioritaskan pada bahan yang nilainya relatif tinggi, yaitu bahan baku. Bahan yang mempunyai nilai yang relatif tinggi dibebankan
secara langsung, sedangkan bahan yang nilainya relatif kecil dapat dibebankan secara langsung maupun tidak langsung.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja adalah semua karyawan perusahaan yang
memberikan jasa kepada perusahaan. Biaya tenaga kerja langsung direct labor menurut Supriyono 1982 adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tetentu yang
dihasilkan perusahaan. Sri Hanggono dalam Vanderbeck biaya tenaga kerja langsung
merupakan upah yang dibayarkan kepada pekerja yang secara langsung dapat diidentifikasikan ke suatu job atau barang jadi. Upah
tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan jam kerja maupun berdasarkan unit hasil produksi.
c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah unsur biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling
kompleks dan tidak dapat diidentifikasikan pada produk jadi. Biaya overhead pabrik dapat dibebankan ke harga pokok produksi dengan
cara langsung maupun tidak langsung. Biaya overhead pabrik
dibebankan langsung jika menggunakan metode proses costing, sedangkan biaya overhead pabrik yang dibebankan tidak langsung jika
menggunakan metode job order costing Biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan manjadi lima, yaitu :
1 Biaya bahan pembantu Bahan pembantu adalah bahan yang menempel menjadi satu
dengan barang jadi dan mempunyai nilai relatif rendah dibandingkan nilai bahan yang lain dalam pembuatan barang jadi.
Biaya bahan pembantu adalah nilai bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi.
2 Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah semua upah yang
dibayarkan kepada karyawan bagian produksi yang mempunyai pekerjaan tidak berhubungan dengan proses produksi, sehingga
jika pekerjaan itu tidak dilakukan, maka barang juga akan selesai. Tenaga kerja tidak langsung bertugas membantu kelancaran
produksi. 3 Biaya listrik, air, dan telp
Biaya listrik, air, dan telp meliputi biaya yang dikeluarkan untuk keperluan membayar listrik, air, dan telp yang dikonsumsi
oleh bagian produksi. 4 Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan meliputi biaya reparasi dan pemeliharaan bangunan pabrik, mesin, dan inventaris kendaraan.
5 Biaya penyusutan Biaya penyusutan meliputi biaya penyusutan bangunan pabrik,
biaya penyusutan mesin, dan biaya penyusutan peralatan pabrik. Adapun tujuan dari klasifikasi biaya tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan laba melalui penganggaran b. Pengawasan biaya melalui akuntansi pertanggungjawaban
c. Penilaian laba tahunan atau berkala termasuk penilaian persediaan d. Membantu dalam menetapkan harga jual dan kebijaksanaan harga
3. Pengertian Harga Pokok Produksi Dalam penentuan harga pokok produksi yang benar, perlu dipahami
proses pembuatan produk. Menurut Mulyadi 1993 harga pokok produksi adalah suatu istilah untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi
dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Menurut Supriyono 1982 harga pokok adalah jumlah yang dapat
diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan atau nilai aktiva lainnya yang diserahkan dikorbankan atas utang yang timbul
tambahan modal dalam rangka pemilihan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan baik pada masa lalu harga perolehan maupun masa yang
akan datang harga perolehan yang akan terjadi.
Informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk :
a. Menentukan harga jual produk b. Memantau realisasi biaya produksi
c. Menghitung laba atau rugi periodik d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca 4. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Menurut Supriyono 1982 metode pengumpulan harga pokok produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode, yaitu metode harga
pokok pesanan dan metode harga pokok proses. Penetapan metode tersebut pada suatu perusahaan tergantung pada sifat atau karakteristik
pengolahan bahan menjadi produk selesai yang akan mempengaruhi metode pengumpulan harga pokok yang digunakan.
a. Metode harga pokok pesanan job order cost method Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga
pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau jasa terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya.
Pada harga pokok pesanan, harga pokok dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang dibutuhkan oleh setiap
pesanan. Jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada saat pesanan selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya
produksi pesanan tertentu dibagi jumlah produksi pesanan yang bersangkutan.
b. Metode harga pokok proses process cost method Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga
pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu.
Pada metode harga pokok proses, perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk produk bersifat standar, dan tidak
tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan produksi perusahaan ditentukan oleh budget produksi atau skedul produksi
untuk satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Tujuan produksi untuk
mengisi persediaan yang selanjutnya akan dijual kepada pembeli. Kegiatan produksi dapat dilaksanakan secara terus-menerus.
Jumlah total biaya pada harga pokok proses dihitung setiap akhir periode dengan menjumlah semua elemen biaya yang dibutuhkan
untuk membuat suatu produk dalam satuan waktu yang bersangkutan. Untuk menghitung biaya, jumlah total biaya produksi pada satuan
waktu tertentu dibagi jumlah produk yang dihasilkan pada satuan waktu yang sama.
5. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan
Menurut Mulyadi 1993 perbedaan diantara kedua metode pengumpulan biaya produksi tersebut adalah terletak pada :
a. Pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi
menurut pesanan. Metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per
periode akuntansi. b. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk
pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat
pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per
satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi, biasanya akhir bulan.
c. Penggolongan biaya produksi Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus
dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak
langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, biaya produksi tidak
langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi tidak dipisahkan terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam
produk. Karena harga pokok per satuan produk hanya dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan
kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi. d. Unsur yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik
Metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi
lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang
ditentukan. Dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri
dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar
biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
6. Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode Harga Pokok Proses Menurut Supriyono 1982 prosedur dalam menentukan harga pokok
produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses, yaitu sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data produksi dalam periode tertentu untuk menyusun laporan produksi dan menghitung produksi ekuivalen dalam rangka
menghitung harga pokok per satuan. Produksi ekuivalen yaitu tingkatan atau jumlah produksi dimana pengolahan produk dinyatakan dalam
ukuran produk selesai. b. Mengumpulkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik periode tertentu. Apabila produksi diproses melalui beberapa departemen, elemen biaya tersebut dikumpulkan untuk setiap
departemen. c. Menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya, yaitu jumlah
elemen biaya tertentu dibagi produksi ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
d. Menghitung harga pokok produksi selesai yang dipindahkan ke gudang atau ke depatemen berikutnya dan menghitung harga pokok produk
dalam proses akhir.
B. ANALISIS DATA