Gambar 2.14. ISP- Flash Programmer
Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk mengisikan hasil
kompilasi tersebut ke mikrokontroller.
2.3. Metode Pemodulasian
Metode pemodulasian berbasis amplitudo merepresentasikan kode bit sebagai gelombang amplitudo tertentu. Metode yang dilakukan yaitu dengan menjaga suatu
gelombang agar berada pada frekuensi yang konstan, tetapi memiliki amplitudo yang
Universitas Sumatera Utara
bervariasi guna mewakili data yang akan dikirimkan. Amplitudo tersebut harus terjaga minimal sampai dengan satu sklus gelombang terpenuhi, sehingga dapat diterjemahkan
dengan benar oleh sang penerima. Metodelogi pemodulasian berbasis amplitudo ini sering disebut dengan amplitudo shift keying ASK
Metode pemodulasian berbasis frekuensi dilakukan dengan meragamkan frekuensi dari gelombang pembawa sementara amplitudonya tetap. metodelogi
pemodulasian berbasis frekuensi ini sering disebut dengan frequency shift keying FSK.
Metode pemodulasian fase ini secara endasar memang berbada dengan metode dua metode pemodulasian yang terdahulu. Lingkungan dari gelombang sinus
memang memungkinkan untuk menjaga fase sebagai harga yang konstan. Tetapi fase dapat digunakan uutk merepresentasikan sinyal, yaitu dengan membuat pergeseran yang
cepat dalam fase sebuah sinyal atau dengan menukar dengan cepat antara dua sinyal dari duafase yang berbeda. Peergeseran yang mendadak dalam fase sinyal dapat dideteksi
danditerjemahkan sebagai data. Metode pengkodean data ini disebut phase shift modulation atau phase shift keying PSK.
Multilevel coding adalah sebuah tehnik untuk menanamkan bit-bit kedalam sebuah karakter gelombang tunggal, seperti frekuensi atau amplitudo . Sekumpulan bit
diperlakukan sebagai suatu unit tunggal guan pengkodean sinyal. Sebagai contoh dua bit dapat di kombinasikan sebagai satu tingkat amplitudo jika sebelumnya sudah ada empat
tingkat gelombang yang telah termodulasi.
Universitas Sumatera Utara
Pulse Width Modulation PWM adalah sebuah cara memanipulasi lebar sinyal atau tegangan yang dinyatakan dengan pulsa dalam suatu perioda, yang akan digunakan
untuk mentransfer data pada telekomunikasi ataupun mengatur tegangan sumber yang konstan untuk mendapatkan tegangan rata-rata yang berbeda.
Penggunaan PWM sangat banyak, mulai dari pemodulasian data untuk tele, audikomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang masuk ke beban, regulator
tegangano effect dan penguatan, serta aplikasi-aplikasi lainnya.
Gambar 2.15. Square - Wave Terlihat pada gambar, bahwa sinyal PWM adalah sinyal digital yang
amplitudonya tetap, namun lebar pulsa yang aktif duty cycle per periodenya dapat diubah-ubah. Dimana periodenya adalah waktu pulsa high 1 T on ditambah waktu
pulsa low 0 T off.
Duty cycle adalah lamanya pulsa high 1 Ton dalam satu perioda. Pada grafik PWM teratas terlihat bahwa sinyal high per periodenya, sangat kecil hanya 10. Pada
Universitas Sumatera Utara
grafik PWM ditengah terlihat sinyal highnya hampir sama dengan sinyal low 50. Dan pada gambar paling bawah terlihat bahwa sinyal high-nya lebih besar dari sinyal low-nya
90. Maka jika dimisalkan tegangan input yang melalui rangkaian tersebut sebesar 10 V. Maka jika digunakan PWM teratas, nilai tegangan output rata-ratanya sebesar 1 V
10 dari Vsource, jika digunakan PWM yang tengah, maka tegangan output rata- ratanya sebesar 5V 50. Begitu pula jika menggunakan PWM yang paling bawah,
maka tegangan output rata-ratanya sebesar 9V 90.
Untuk mendapatkan sinyal PWM dari input berupa sinyal analog, dapat dilakukan dengan membentuk gelombang gigigergaji atau sinyal segitiga yang diteruskan ke
komparator bersama sinyal aslinya. Namun berbahagialah bagi para pengguna mikrokontroler, sebab pada beberapa tipe mikrokontroler telah tersedia fasilitas
pembangkit PWM. Jadi tidak perlu bingung-bingung lagi Dimana sinyal input analog berwarna hijau dimodulasikan dengan sinyal gigi gergaji berwarna biru, sehingga
didapatkan sinyal PWM seperti gambar dibawahnya berwarna merah
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PERANCANGAN ALAT DAN CARA KERJA
3.1. Diagram Blok