Produksi, Kriopreservasi dan Penentuan Jenis Kelamin Embrio Hasil Fertilisasi in vitro Menggunakan Sumber Sel Telur Anak Sapi

(1)

L A P O P ! PENELITIAN

HISAH BERSAING V1114 PERGURUAN TlNGGl TAHUN AF4GGARAN 2001

PRODUKSI, KRlOPRESERVAS1 DAN PENENTUAN JENIS KEtAMIN EMBRIO HASIL FERTILISASI IN WTRO MENGGUNAKAN SUMBER SEL TELUR ANAK SAP1

8. PENANGGUNGJAWAB PENELlTlAN

1. Nama lengkap : Drh. Bambang Purwadara, MSc. PhD. 2. Jenis Kelarnin : Pria

3. JabatanfGolongan : tektor Kepala Madydlllc

4. NIP : 131404216

5. Bidang Keahtian : Fisiologi dan Bioteknologi Reproduksi

6. FakultasfJurusan : Fakultas Kedokteran HewanlReproduksi dart Kebidanan 7. Perguruan Tinggi : lnstitut Pertanian Bogor

Nama

Bambang Purwantara tman Supriatna Tuty L. Yusuf

M. Agus Setiadi

Bidang Keahlian Fisiologi dan Bioteknologi

Reproduksi Fisiologi Reproduksi

dan Kriopreservasi Manipulasi Embrio

dan I0 Fertilisasi in wtro

Fa kultas' Jurusan KedoMeran Hewan

Kedoktetan Hewan Kedokteran Hewan Kedokteran Hewan

l n st dlrsi IPB IPB IPB IF8

8 . PENDANAN DAN JANGKA WAKTU PENELlTlAN :

1. Jangka waktu penelitian yang diusulkan : 4 tahun

2. Biaya tahun IV yang disetujui : Rp. 40.000.000

as Kedoktefan Hewan Peneliti Utama

5 Dr.

Bamban~ Puwantara, MSc NIP. 131 404 216

(2)

WATA PENGANTAR

Laporan penelitian dengan judul "PRODUKSI, KRIGPRESERVASI DAN PENENTUAN JENIS KELAMIN EMBRIO HASIL FERTlLlSASl IN ViTRO MENGGUNAKAN SUMBER SEL TELUR ANAK SAPI" ini disampaikan kepada Pimpinan Proyek Peningkatan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Fakultas Kedokteran Hewan lnstitut Pertanian Bogor.

Tujuan dari laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang beberapa aspek stirnulasi hormonal melalui pemberian hormon gonadotropin (FSH) dan kombinasinya dengan

progesteron

implant (CIDR) temadap daya tanggap ovariurn anak sapi untuk menghasilkan folikel. Teknik panen sel telur melalui pembedahan (laparotomi) pada daerah

linea

alba

telah pula berhasil diidentifikasi

kelebihan

dan kekurangannya.

Pada tahun ke empat kegiatan penelitian

ini

telah berhasil dilakukan identifikasi beberapa faktor yang mempenganrhi kemampuan individu anak sapi merespons stimulasi hormonal. Data yang diperoleh akan sangat bermanfaat bag! penelitian tahun ke terakhir yang akan dititikberatkan pada penyempumaan sistem stimulasi hormonal, pengembangan medium pematangan, fertilisasi dan

kultur embrio disamping pembekuan embrio

dan

penentuan gender.

Bantuan dari berbagai pihak khususnya rekan-rekan staf pengajar dan pegawai di lingkungan Bagian Reproduksi dan Kebidanan FKH-IPB telah memungkinkan terselenggaranya rangkaian penelitian pada

tahun

pertama ini. Kepada semua pihak yang tela h banyak memban tu, khususnya kepada penyandang dana, penulis mengucapkan terima

kasih.

Penghargaan dan ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Pimpinan Fakultas Kedokteran Hewan clan Lembaga Penelitian IPB yang

telah

memberikan fasititas dan mengijinkan terselenggaranya kegiatan penelitian

ini.

Bogor, 18 Oktober 2001

(3)

l n t e ~ a l antar

generasi

merupakan salah satu unsur penentu efisiensi program perbaikan mutu genetis

temak. Dengan

mempendek interval antar generasi, mutu genetis induk dan pejantan dievaluasi dengan cepat. Dibandingkan dengan inseminasi buatan (161, program transfer embrio

(TE)

pada program pernbibibn dianggap lebih efisien karena kemampuannya mernperpendek Interval antar generasi tersebut

Dengan

TE, evaluasi dapat dilakukan terhadap saudara seibu (sister sibling) dibandingkan

1B

yang harus menunggu anaknya berproduksi (daughter). Dengan ET, bila dibandingkan dengan

Is,

waktu evaluasi dapat dihernat sekitar 4 tahun untuk

setiap

generasi

(Lohuis, 1995). -

Pemendekan

intenral generasi diharapkan dapat ditingkatkan dengan rnemanfaatkan anak sapi betina prapubefias, sebagai penghasil el telur. Sel telur tersebut kemudian ditumbuhkan secara in vitm untuk selanjutnya dapat rnenghasilkan embrio (Tervit, et al., 1994, Revel et at, 1995). Dengan pemanfaatan oosit atau embrio yang berasal dari anak sapi yang beiurn dewasa kelamin, interval antar generasi diharapkan dapat dikurangi secara nyata. Hal ini dapat menghemat waktu

dan

biaya, sehingga rnemiliki keunggulan ekonornis bag1 industri peternakan disamping sebagai

pendukung

bagi pengembangan ilmu dan teknologi. Dengan teknologi inseminasi buatan

(In)

dan transfer ernbrio (TE) saja misalnya, laju perbaikan mutu genetis

terhadap

efisiensi perturnbuhan diperkirakan meningkat dari 1.4 menjadi 2.6% per tahun. Laju perbaikan mutu temak diperkirakan meningkat sekltar 12% apablla cadangan bibit yang dihasilkan melatui MOET dapat digantikan dengan jantzn dan betina prapubertas (Lohuis, 1995).

Teknik

rekayasa

garnet (spermatozoa dan sel telur)

dan embrio

telah mernberikan kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang ieproduksi. Teknologi tersebut diantaranya meiiputi produksi embrio in

vitro

(PIEV), kriopresewasi (sperma, msit dan ernbrio), rnikrornaniputasi dan penentuan jenis kelamin embrio (embryo sexing).

Dalam bidang

peternakan

negara-negara maju,

ter~tama dl negara- negara Amerika

Utara

(AS dan

Kanada),

Eropa dan Jepang, TE bersama insern~nasi buatan (IB) telah digunakan secara luas

dalam

sistem pemuliaan

(4)

6ue!unuau urelep nleq uejeyapuad ueyedruau (13flr/ja~sue~j ovquta

WJ!A u! al!uahn!,) ~des yeue Jnlal las Jaqwns ut36uap ouqlua !synpoJd (€661

'-je

ja e~eluemnd) yeAueq qlqq 6ueh o!Jqua l!seq uep yapuad y!qa: 6ueA ueuauecuad ImJalu! u~6uap dnp!~ q!sew 6ueh 1n66un ynpu!

!nlelaur ~edep !delal '(966 1

'uezzsl

uep !1le3) Guolod!p 6ueA uemaq u ~ p Jnlal

!as ueylepue6uatu dueq yep9 ~ 3 1 6 InqasJaJ y!uyal enpay uey6unqe66ua1.u ue6uaa '(€66~

'wquemnd)

dnp!q

u m a y

uep Jnlal las uauewau ynlun ge~6ouose~~lri njucq 1eje

ueeun66uad

uep ( ~ q l d ] OJ!!A- u! ouqwa

Isynpojd y~uya: yelepe Gunynpualu 6u!les Guuas 6ueA y!uya~

ens

qeund

~ue~ue~al6ueA ewes !sehlasuoy cue-16o~d ynlun 'seyxpal

yelun!

welep euas

'(juaura~elda~)

yue66uad ynpu! uedqliuad usp yq!q !synpo~d

e p ~ d

se)eq.ma u!sew oyqwa !6olouyal u~eejueuad dasuoy

eyew '6ue)ew 6ueA

ueeumua~ad

ueynpaualu uep leqeut 6uolo6~al q!secu 6ueL 16ojouyal !e6eqas -)nqasq I=J~LFJ

uals!s

luelEp (vuanhl) yeuelepnlu ueMay !se~oldsye nele

usleejueurad

t6eq rueq 6uenlad-6uenlad ~Au(n3unu uesuep lenyad!p uep Gunynp~p lnqas_ral leH -yapuadad!p p d s p yeural uee!lnluad ua)s!s Luelep !se~aua6 lemaau! 'pmy snapnu wajs!s !nleyalry -81 lue~6old

!nlelaul

uelue!ad

ueyleq!lalu

ehueq

6ueh (iua6old !In) Iwo!suaAuoy ueee!lnwed ruals!s !6eq j!lguallB riles

yeles

1e6eqas eAul!s~q

ueyyn[unuau

!elnu

Uqar

n!~w

e~e6au 1e6eqaq !p s!yuu~p 4elal6ueL 1 3 0 ~ wu60~d

'(966

1 'seloq=r!~) ue]~ySu!uad !sua~od ueyyntunuaw

Guruapua:,

6u!paarqu!

ey6ue ,pa4 snq~nu,, nlens

ruetep

31 y!uyal

!nleyaw ouqua !synpo~d tua$s!s nlens

wepp

EM~E~ l ~ i m p nvad 'ue!y!wap unlueN '(9661 "je

-Ja

uasallea)

ehuueurunlay

gep

q e ~

-eIw

snaua6

uendur~way uey)ey6u!uatu ueyE

ehu!yye

~ped 6ueA

'!syalas

seysualu!

uey~ey6u!uatu

uqe

Inqasdal wa~s!s

's!laua6

EJW~S -Iwo!suanuoy ueut~eylad uefiuap

uey6u!pueq!p

EI!~ )!y!pas q!qal qne!

6ueh

enlel u~y np&p eheq ueurunlaq y slunias uey l!seqbau y

njun

'jnqas~al tuapour y!uyal ue6uaa 'I966 1 'seloyq~) yeulal !synwda~ !sua)od

ueypy6u1uau

y n w

qelepe

!u!

!6olwyaj ueeun66uad

cum

JeeJuEur

B~UIBSBP ~ p d

'!des ehsnsnqy yewal ueqlnwad

uals!s

uep ue!6eq !ebeqes sen1 e~-s ueyeun6!p

uleye

eOnP?p

(3~1)

WWa

JnllW

UeP

'(JAJ)

!==!lW04

'(WAI~ Jnlal

las ue6ue1ewad

(5)

-#qq

!syalas

uals!s

ynlun

!se~auaf3

lehlalu! ue~apuaw~d u~p

uouuoy

ueeundbuad uqewaq6uad

wedas

aAuu!el ~nsun-~nsun

urqqeqluw!p

ey!! ~pue6 ~ed!paq ueye IU! ue6un~una)l .EseMap ynpu!

ulebuap

uey 6u!pueq!p

a~d!l

!ley

e6~

owua

uey~sey6uaw nduew !des yeue qelu (~66~

"le

ja

6wsuv ) n66u!ur E uqep !Ieqas Bueln!p

aedsp

!des

ywe eped

mle)

tas !syaloy uep !selnnmadns w e q !surnse ue6ua~

'(566

c

's!nyol) 6uefued sy 6ueUaq q!qal

uep

[eslemap pdmuaur

u m q

n66unuaw edue))

!u!p

wqal eJms ueynyel!p ~ ~ d e p

;n66un

yq!q !suo@sya yqsslea y!uyel ueOua~]

'!synpadw !6qouyalo!q

(6)

ti. TUJUAN DAN MANFAAT PENEUTIAN

2.1. Tujuan Penelitran

Tujuan umurn dari penelitian

ini

adalsh:

1. Penyempurnaan teknik stimulasi hornon dan koleksi set telur anak sapi serta produksi ernbrb in vitro,

2. ldentifikasi faktor-faktor pznghambat perkembangan sel telur anak sapi dan pertumbuhan embrionya,

3. Perbaikan teknik kriopreservasi embrio hasil fertilisasi in vitro sel telur anak sapi,

Penentuan

jenis kelamin embrio yang diproduksi dengan sumber sel telur anak sapi melalui teknik biopsi dan PCR.

Tujuan khusus dari penelltian pada Tahun 1V adalah:

1 .

Mengoptimalkan

pernanfaatan bibit

unggul

melalui eksploitasi

anak

sapi sebagai penghasil sel telur untuk program fertilisasi in vitro.

2. ldentifikasi faktor-faktw

penyebab

rendahnya angka kebuntingan melalui kajian stnrktur ultra sel embrio.

3. Modifikasi sistem kultur menggunakan alat inkubast sedet-hana.

4. Mengotimalkan potensi genetis sapi-sapi Indonesia melalui teknik

terbanr

kriopreservasi embrio.

5. Penggunaan teknik biopsi dan PCR untuk penentuan

jenis kelamin embrio

pra

pem bekuan (kriopreservasi).

Penelitiar! ini diharapkan dapat hemanfaat bagi:

1. Pengembangan sistem pemuliaan melalui pendekatan bioteknologi reprodu ksi modern, khususnya dalam rangka rnemperpendek interval generasi,

2. Upaya

membangun

pengertian yang lebih integtatif tentang aspek-aspek biolog! reproduksi, utamanya pada berbagai fungsi organ reproduksi betina pra-pubertas,

(7)

(8)

k ~ g r a m transfer embrio (TE) pada sapi,

khususnya

sapi perah betina dewasa (induk maupun dara), telah 'dimanfaatkan dalarn

rangka

meningkatkan mutu bibit (Nicholas dan Smith, 1983). lnduk sapi yang dalam Proses reproduksi konvensknal hanya mampu rnenghasilkan seekor anak per hhun, dengan program TE mampu menghasilkan 30 embrio atau 15-20 ekor

anak pertahun (Purwantara, 1991). Oengan

cara

ini,

induk

unggul dapat ditingkatkan potensinya untuk dapat rnemperpendek

jarak

generasi dan mempercepat seleksi (Nicholas, 1 996).

Pada

sistem

seteksi

konvensional (uji progeni) sesuai

konsep

Robertson-Rendel untuk

menetapkan

tolok ukur

produksi

perfu

menunggu

ana k

(daughters)

meng hasiikan

susu,

sedangkan dengan TE prcduksi dapat diukur melalui saudara betinanya (sisters/sibs). Dibanding kan cara konvensional,

perbaikan

mutu genetis

rnelalui

program TE dapat dtperpendek sampai dua kali lipat (Nicholas, 1996),

Calksen et at. (1996) melaporkan bahwa program yang kini dikenal

sebagai

multiple

ovulation and embryo.

tmnsfer

(MOET) tetah diterapkan secara sisternatis pada kelompok sapi betina elit sekurang-kurangnya di

enam negara Eropa dan Amerika, melalui

konsep

"nucleus

h e d . Pernerintah

Indonesia telah rnengantisipasi perkembangan tekno-logi tersebut dengan introduksi TE pada tahun 1984 (Purwantara, 1990)

dan

diperkuat dengan pengoperasian Balai Embrio Temak (BET) di Cipeiang Bogor yang melibatkan tim JlCA Jepang dan perguman tinggi (Purwantara, 1995). Meskipun demikian, operasi~natisasi BET tersebut sejauh ini

masih

jauh

dari

konsep

"nucleus

her#.

Program MOET pada induk sapi masih dihadapkan pada berbagai kendata. Kendala utama yang dihadapi adalah

pembatasan panen

ernbrio hanya 6 kali koleksi per tahun atau dengan intervai koleksi

2

bulan (Purwantara et

at.,

1995). Oisarnping itu, betina induk sapi perah tidak

setalu

be

respon

secara konsi sten terhadap s~pero~~ulasi

(Purwantara et

at,

990),

meskipun ultrasonografi telah rnulai banya k digunakan sebagai alat bantu

seleksilpenapisan

donor

(Purwantara et a)., 1 992; Greve

dan

Purwantam, 1993). Ha I tersebut mendorong usaha agar sistern produksi embriolanak 3.1. Produksi embrio

rnelalui

program MQET

dan

lVEP

(9)

ueurunlay ueyl!sey!p ueye !u!

me3

u~6uag -]euo!suanuoy

urals!s ueeun66uad

S ~ J E !p OhZZ ~ehwps nsns

!synpo~d

depey~a~

s!laua6

nlnu uey~ey6u!uau~

j e d ~ p uslnq

s-c

Jnun !des y eue Jntal las Jaqulns

ue6uap d 3 ~ 1

pep uqj!seq!p 6ueA eseMap Ides yep 1 3 0 ~ luals!s

ue6uap

6unqe6!p ey!!

!~a60~d

!In

(566 C) S!n401 lrunuaW '(566

L

'K6L ''IF la He3

1086

L

"'le !a uasnW1WCl) W u O P yeue eped

e6nI

uewod~(!p

mlal

las

uaued

(~61 '~66~ "le la 6uo~lsuuy) ! d ~ s yeue eped Guidwes!~ '(g6~& '~[Mal) c.J]!A u! oyqua !synpo~d ynlun Jnlel 1% 11seyBuad !ebqes (altuaAn0 uemq yeue ueeun66uad yelepe l e d a y!qa( e~e3as ln66un

q!yauaB

uajeu ueleeluewad wqep ruecpal ueleyapuad

-uollyala

d o y s t u y ! ~

ue6uap

win Anlyruls !6olo~~oul ~pnls !nlelaw !nyelay!p npad

ueqenqurad

~r(ule6e6

was

!sejnAo uep mlal ;as ure6uequayad

!sualaduoy

ehuyepua 1eua6uau Jesepuau 6ueA !pnlS

'!pebal

InqasJal !s!puoy ede6uaw dey6uruai wnlaq !u! lees !edweS , 1 3 0 ~ ue~6o>d u ~ p p

~ouop

!pe[uau

yehq

yepn

!des yeue wqeq ueqyn!unuaw 6ueA (1~61 'le la lap!aS $961 'a~ooj uep

ewnuo) ehuurn~aqas

uenwq

ueysefiaueur

!u!

I!seH -!qenq!p

yep9 6ueL Jnlal }as 9.0 ueyl!seqbuaw

ehueu

Q E L U ~ I

jnqaaal !selnno ey6~ '(!selnno 1 'E)

sslewaJ~e6ues

!p&al 6ueh !sslnho !delal (lay!loj 6.0 1) yeAueq J!JelaJ erIuunlun ueyl!seq!p 6ueA lay!lol mqeq ueqodq!~

- C L ~ M ~ )

jajsueJ1

ohqua

~JJ!A u! al!ua~nL !eBeqas leuay!p

InqasJal

y!uyal

' ( ~ ~ u 3 )

auoumq

6u!seqar v!dar)opeuo6 ue p (HS~ auouuo y 6uye/nws ap!llol '(~3a)

u!dw

-0peuo6

quww3

au!nb

'm13

ue6uap

!ses!uoJqu!s!p/!se]nhoJadns!p

6ueA uelnq

E

Jnun !d~s ywle uwl!sewaqay

uey~odepu

(~661)

'ie )a yfclel

'(~661

"le

la wquemnd) yerlueq 4!qq 6uerC ouqura l!seq uep yapued yqal 6ue6 ueuawuad leiuaau! ueBuap (nb6un ynpu! uep Buqwaq wmas qalwad!p jedep !dqq

'(966~

'uenq

uep

!lle3) Guolod!p 6ueh uehay yep Jnlat bas ueylepuebuaul @hey yepy! d q ~ InqaaaJ quyal snpay ueq6unqe66ueul

ueSuaa

'(~66b

'wquemnd) dnp!y uwq

uep

Jnlal las

uaueulaur

ynlun

!#w6ouosqn wueq JelE ueeeun6Bued uep ( d 3 ~ 1 ) wgn

u!

ouqura

!synpo~d

y!uyal

qeppe

lnqasla

jgeurallE

ywaw ynaun u~Euruapuemq

Guc~opuaw

(10)

ue6ueqwaylad

!sualaduoy

6uelual qne! y!qa! 6ueh ue!!sy ueynpatuelu

!u!

~ipuoy -yo€ snslah

yOm

!uyeA ep-aq qnel d n y m 6ueA ue6u!gunqey

ey6ue ueylodyaiu ( ~ 6 6 1) ye

)a

lanat; '!des ywe

mlal

p s uep ynpu! \as

lese

oyqwa uebu!lunqay I!sey emue ueylelel!p

q!r

'(~66 1 "ie

la

sedao)l) nyaq ouque yryun y,6 uep ~ebas ouquta ynwn ~hcp uep ( ~ 6 6 1 "le la sFa7

:

166~ '-p

la

e~eq!?~)

%EE

'(5665 "ie la I ! N ~ L ) %EZ '(~665 '-ie la 6~4s~)

%EL

!edmuaw ehey yeue ue>r(!seybuaur

ynjun

I n q w @ES y ~ u e ouqwa

usr~dursuray e~yeq uewadal!p 't?Auu~fUl!~unqay IJSE~ uqey welea

y!p opqwa ue6uleqwaylad

uep

3oS1z

']!so0

leq6up eppd

daln)as

s!s!leus. uey ~unSBua

w

ueBuap ueje)ad!p npad !u! s!so~sqq ey 5ue

ueumnuad ue6uwapua~y

b u e ~ u a ~

welepuaw 6ueA !pnls 'LaGeneap,) IEME

ueyepquad

deqel

!edues y!eq ue6uap Gueq~uay~aq ndureul yslalas

s!solselq !pejuaur 6ueqwayleq ysoo !sua~adwoy ueurunwd

uey~odelaur

e6nl

(~661)

+le

ja

lahau

'(ese~ap uwy) ynpy

lese

~ ~ s o o

ueduap

uey6u!pu~q!p s!so)sqq !edmacu

~des

y8ue )!so0 Guequaylaq uendureway ehuqepua

llele3uavJ 6ue4 (~61) Ruled U~P (~66~) ' I P ja e ~

't

166 1) 'YYP d e~ecl!!~

*lo

Gunynp~p y

epg

sep !p

lnqaslal

uel!seyraqay 'ue!q!wap

unueN

'qq!q !syalas luals!s ynlun !se~aue6 Gualas ueyapuauad uep uowoq ueeun6Euad ueleuaqDuad

yadas

eLuu!el ~nsun-~nsun uey yequellp

ey!! epu~b ledjpaq ueye !u! ue6unlunay -eseMap ynpu! usduap uey6u!pueq!p lady !ley e6!1 oywa ueyf!ssq6uaw

ndweur

!des yeue eyew (~61

'ye ja 6uor~suuv ) n 6 6 u y g uepp !(eyas Gueln!p jedep !des yeue

eped

Jnla) (as !sya{oy uap !sejn~o~adns

mqeq !swnse

ue6ua~ - ~ d & j !p Guolod!p BwrC

ides

Jnlaa

las

Jaqwns

uduap

d 3 ~ 1 u~qeun66uau nwe (~61

'e~~ue~nd)

HuopjuuqLua

L-P

eJelue lEs!yJaq 6ueA esemp ynpu! sped !seln~o~adns

!nye]au opqua

!synpo~d ue6uap eJelas !u! I!seH

's!solselqptmur

-22

leyyas

ueyl!seq6uaur

n w

(936

c

'-/e

la

swe~o)o Japuejl yellel ouquJa I;-S uep a!soo 8-zz '(~661

'-la

swl)

slsolsetq

C-z

u~p

st

uebuap

'(~661

"le

_wall

_~y!t~_0s-ob

_{Jewas uey1!seu6uaw ~edep}

_uetnq

c-

_mwue_mrun ule6uap

Ides

y w e

degas

' a r p

u!

o!Jqlua !S~~POJ~ uep

!sep~o~adns

uenyapad degas uep ouqua 9-2 emue ueyl!seq6uaw pdep !des yew

'(~66

t 'l!~eL) uewund~y qqapuaul

Buell

Je!l ewes

uqetue(aAuad i6eq tapou uey!pel!p eBnf ~ e d e p

uqeqapued

-(qqe~eadar)

(11)

eped ueysepuq!p sqe !p jnqawal u~leyapuad ueynrn1asa)l 'J!e sesueuad

nep ese!q Jo$Eqnqu! welep ay ueyynseu!p uep n,?laual

203

ue6unpuey ue6wp

sa6

uwndwm

ue6uap

uzy6unqua61p 6ueA un!u!wnle Bun~uey u~eun86uad

ueylodelaul(~s6~)

'IB la W!EA 'nl! Gu!dues!o '(266

c

'aAaJ3

UeP

h a ~ v ) !u!u loleqnyu!

ueeun66uad uep

203 u!)e!p 6ueA saldol ueeun66uad

'!seqnyu!

6usm

uweyalluad

wadas

!seqnyu! ue~s!s ueyl!qasualu

uep

qjecpeduraur ynlun

ueynyel!p

yeAueq

qep+ s k d n

!e6eqreg

-oyqtua Jnltny ue6uny8u!l sq!leny

ytunqadwau

elnd ledep wngolemqel ulejep !p mepn uep

ue:eund!p

Bueh se6 uwndum

eped ueu!weluoy ektq~d~p~a)

'ny

Gu!dlues~]

-opqua

ueqnqunyad

uen66ueB

u~qq~qartuaur

ledep

Q3

ulebunpuey uep nyns

ule6uequr!asay usynwe6uau

~ ~ d e p dnlnl-eynq sasmd 1we(e6uaw 6uuas 6ueA JolPqnyu! nlu!d 'u!q !s!s -!66ug 6ueh ~euo!swado de!q ueyynlnqwau uep leyw 203 Joleqnyu! ehuunrun 'snsn yy

6ueh

ue!~ewad

uey

y nlnquatu uep 6uguad 1eDues !seqnyu!

urals!s

sel!\!qe!laJ uep sg!l!qelS 'e!)etueur ouqua

uep

Jnlal [as WJ!A u! ue6uequawad !sue$aduoy !qru~Brraduau lelualsya JOJYEJ qeA~eg

=ua9 203 p!oxo Jowgnyu!

ue6uap Jnj(nq

uraqs?~

'ems

.uey leuaylad!p nuad !des yeue ep~d {eu!Bmsue4 u ~ p leu!uropqe

suw

!syaloy y!uyal

ynlun 1~~~6ouosea)n uqe~jueluad 'fiseAu!-Uau q!uyaa ~leweale !eSeqaS

.uwodel!p

qetuad wnpq

Ides

yeuo ynlun erluutllaelueluad

!dlela~

(€661 'eJeluEmnd

1~66~

'qe

as~ala!d)

y~~buosea~n

nlueq

ue6uap

uwnyepp

yela1 Ides y npu!

eped

qsoo !SR~!~SB und!ysan .y!lewal uey !lid ueyledruaur !luqoJ~del

yyuyal e y w 'n66u!w

E

ny(eM

fiuqas

ueBuap !syaloy u~6ueln6uad

u!cuefuatu

eun3 '(566

c

" p

la lama)

ue6uolouad

qelaaas

!syaloy uep ( ~ 6 6 1

"le

la 1!Nal

!zm1

"le

la 6~orlsw) !doyso~adel

'(~66~

"YYP

s~al)

!uqo~edel

qelepe !des ywe eped uleyeun6!p

w!mt

5uek Jn(al las !syaloy y ! u y ~ i

'(~65~

"le

Ja

Aassts) eqln Jnlynrls !6olovo~u uep !sdo!q ueesyusurad uefi~~p Uey!SEUNUoy!P

~edep

'(~66~ '266

c

'WWU~M~~ u ~ p

f ~ m

L "le la wquwnd) ~Auuebuledur!Auad ueu!y6unway uep ue6u~unqay uessyMawd

ynlm

ywBwosqn ueeunBBllad -!up

wqum

usiSueqtuayrad

saso~d welep eAusnsnq4 !se)ue!du!

yetalas

ouqwa

(12)

pngalifm mmpuran gas

ke

dalam

ruangan

(toples atau inkubator) untuk memenuhi

kebutuhsn

kandungan gas dan

suhu

yang dikehendaki. Pada studi

yang dilakukm

oleh S~izuki et al. (d999). COz

disediakan

secar in situ melalui penggunaan butiran effervescent

yang

berisi asam tartarat, hidrogen

natrium yang terkarbonasi dan

air.

Avery at

al.

(2000) menggunakan sistem kultur AnaeroJarrM , sebagai alternatif bagi penggunaan inkubator GO2 biasa. Kondisi optimum dapat dicapai dengan rnenernpatkan sachet CQGenTM dengan asam askorbat di dalam AnaeroJarTM. Setela h berkontak dengan udara, C02GenTM a kan bereaksi untuk menghasilkan kandungan

udara

dengan komposisi 1 54002 dan 6% COz yang diangap wkup untuk rnengkultur ernbrio sapi. Penggunaan sachet ini diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dengan

menekan

pengadaan inkubat~r C02 , men yediakan udara

yang

bebas toksik, terukur kandungannya, meskipun bertekanan O2

yang

lebih rendah dari

tekanan

udara normal yang mencapai 20%. Studi tersebut

mernbuktikan

kemampuan sistem ini untuk rnempertahankan kultur embrio

yang

dapat

berlangsung selarna satu mlnggu.

3.4. Aspek selulo-molekuler dan tekni k-teknik kriopreservasi

Dalam

proses

pembekuan atau kriopreservasi, embrio menghadapi beberapa resiko kerusakan sel-selnya oleh beberapa faktor diantaranya : I ) toksisitas krioprotektan, 2) cedera akibat "chilling", 3) cedera fisik akibat es ekstraseluler, 4) toksisitas akibat elektrolit yang mengenial,

5)

pembentukan

dan perkembangan es intraseluler,

6)

kerusakan beiupa "fraktur" dan 7 ) pembeng-kakan osmotis (Kasai, 1996). Oengan mengunakan

teknik

pembekuan lambat yang diperkenatkan oteh Whittingham et a/. (1972) embrio hams dibekukart secara lambat sehingga

isi

selulemya terkonsentrasi dengan dehidrasi bertahap karena pem bentukan es

e

kstraseluler (Kasai,

1996).

Rall dan Fahy (1985) mengembangkan vitrifikasi, suatu pendekatan baru pembekuan pada embrio msncit. Teknik ini tidak saja menyedefianakan proses tapi juga mengurangi kemungkinan cedera sel akibat es ekstraseluler. Teknik ini diduga mengurangi cedera 'chilling" dengan jalan melewati masa

(13)

kiitis

ternperatur

secara -pat (Kasai, 1996j. Namun demikian embrio masih berpeluang

untuk

menghadapi Crentsakan

akibat

toksisitas, pemkntukan es intraseluter, frakturdan ekses osmosis. Studi yang rnendalam tenfang kondisi seluler embrio dengan sumber sei telur anak sapi terhadap berbagai teknik pembekuan belum banyak dilaporkan.

3.5. Penentuan jenis kelamin embrio

Terdapat

2 tujuan penting dari peditian mengenai penentuan jenis

kelarnin

embrio yakni : 1) viabilitas sel embrio yang rnenjalani biopsi yang dilakukan

dengan

card mikroaspirasi Mastome r dan mikroseksi

sel

embrio, 2 )

efisiensi

teknik PCR

dalam

menentukan jenis

kelamin

ernbrio

(Peippo dan Bredbacka, 1 997).

Oleh

karen itu perlu dicatat beberapa parameter penting seperti: 1 )

perkembangan

embrio setelah menplani proses mikromanipulasi,

2)

angka

kebuntingan

setelah transfer dan 3 ) ketepatan diagnosa jenis kelamin dengan

rnetode

PCR tersebut (Carbonneau et al., 1997). Teknik mikroseksi pada tahap perkembangan embrio yang lebih lanjut ternyata rnemberikan

angka

efisiensi

yang

kbih tinggi, disamping

angka

kebuntingannya lebih tinggi.

(14)

IV. MATERt DAN METOOE PENELITIAN

4.1. Materi Penelitian 4.j.f.

Hewan P e r m b a n

Enam ekor anak sapi betina Frisian Holstein

(FH)

berurnur sekitar 3-4

bulan

dengan

berat

badan antara

60-70

kg dan tinggi badan antara

7C75

ern

direncanakan akan digunakan dalam penelitian ini. Pada saat

kedatangan

(sekitar

satu

Wan

sebetum percobaan dirnulai) hewan

tersebut

baru bemmur

2-3 bulan

dengan

berat badan antara

50-60

kg. Hewan dipeljhara dalarn kandang bersama

dengan

masing-masing

kelompok

terdiri atas

3

ekor.

4.1.2. Ovarilrm sapi dewasa

Ovarium diperoleh dari jenis sapi

potong

PO dan Brahman cross yang

dipotong

pada Rumah Potong Hewan (RPH) dilingkungan Fakultas

Petemakan

IPB, Kecamatan Cibinong

Kabupaten

Bogor dan Kabupaten Cianjur.

Ovarium

dilepaskan dari penggantung ovarium

segera

setelah pernotongan dan dimasukkan

ke

dalam

temos

dengan suhu

37°C

dan sesegera mungkin dibawa ke laboratorium.

4.2.

Bahan

dan Feralatan 4.2.7. Bahan

Honnon untuk stimulasi folikef: FSH (Anttin@, Japan) dan progesteron dalarn bentuk

Controlled

Intravaginal Drug Release (CIDRm, New Zealand); bahan untuk bedah: xylazin (Xylaza-2m), atropin sulfat, desinfektan dan antibiotika; medium pembilasan dan pematangan oosit: PBS, TCM 199,

fetal

calf serum

(FCS), Penisilin-Streptomisin; medium

fertilisasi:

Medium Brackett-Oiiphan

(BO),

kafein,

BSA; dan medium kultur perkernbangan embrio:

CR

I aa, BSA.

4.2.2. Peralatan

Perangkat bedah: skalpel,

klem

arteti, gunting. ne&k holder, dl!: slat evatuasi dan kufur perkembangan

sel

tetur: Inkubator, toples (flask) inkubasi,

(15)

(bu!quewq~op yn~un) 1 1 % ~ 8 ~ 1 3 9 yod~otay eped 'ma3 las !sya(oy ujnlaqas gw P !elnu!? 111 dew1 ynwn

nv

wol

nele

n~

z

'c

'v

'p '9 '9 uep 'I dew1

y w u n

nv

02 lelw

nele nv

z

' Z

'c

'E

' S '5) leybuwaq umnl s!sop

ue6uap

Irun)-lrunveq uey

E

ewelas (a~os-!6ed) uqas !ley

enp

ueynyelip

#sj

ueygunAuad -(II uep 1 d e q e l ynjun

mya

~u!selu-bu!seul 'g yodwolay) HS~

nt,

sz

nqe

oz

uep

dq13

!seu!quay uep '(11

uep

I dey

el

ynqun

Joya

E

6u1selu

-6u!sleu

'v

'yoduolax) F:SJ

(ny)

6u

sz

n q e 02

u!darlopeuo6

ueqqunhad qalaaduraur 6u!seu-6u!sau~ uekqm~ad

umaH

-11

uep

I unqel ueplauad uep

y!eqal

!uy

a1 !e8eqas uey lndw!s!p euelu!~beqas H~JD-HSJ !seu!qcuoy

uep

HSJ

ueyeun66uau

uebuap ueynyel!p jeuouuoq !sejnurgS

'u~ylq6u!i!p ~ndurru

!s!sodu~oy uep !6us~ny!p !lue6Euad nsns 'dleue~aq

wmas

'uelnq I etuelas

( ~ o y a

lad

6 y

9 s

~~!yas) ellunpedas ~nduru uep

mya

ad 6y yeAueqas (mpaa#opul) JeJluasuoy ueyed uep Oa~elda y~w) gue66uad nsns ial!l

s-P

qa]o~aduIaw ue6u~epay

lees eped

uqnq

c-z

Jnluruaq q!seur 6u eh ueeqmad uemH -(@xo~ng) ~!swedo~a d~peyaa !=sew

ueqe6a~uad

ju~eqo6uad U E ~

(wjweleso!g

uep

wedojerua~)

u!w eyA!l]nlu u~vaquad

'(~uazeqle~)

6upm u~eqo6uad u ~ ~ o J ~ ~ L I ~ u ueeqmad

umaq 'Buapuey

!p !~dures qelales 'uelnq riles y!qq Buwny ewelas !sqdepe uep uedquad epopad -e[uaw uwaq 6u!seurdu!s~lu 'ueeqmad

ueeuesyelad

eAu!qnu!p wnlaqas -yeualad l e y 6 u ~ !p ue~~ey!geulad eseu euelas nsns ueuequad ynseutlal y!eq 6ueA !s!puay !y!l!urau uq~e~~As~ad!p

znqawal

ue~qmad ue~aq-ue~a~

-qeJaep

lenl

uep uey6u~~p!p nele ~obq

~e$!yes!p

E~E 6ueA IEQEJ qe~ad Ides

(16)

ue6uep m y n a p sny!l!qcun uep

fiu~qwe

eAelue u~luopq~

ue!paw

ue!6eq

eped nlna -ynqnj 6ueyepq ue16eq uesuap ueyEu!pueq~p y~puar q!qal yelauaj 4nqnl usdap ue!6q

uep

epday !s!sod ue6wp ~qluop/6u!quey uemy

n

,,ajpen,,

ssle

!p ueyledwayp uwpnuay uenzaH -iuncun w e m s !salseueJal nele Jnpwal e~a6as uEye uma4 'ue!pnuray I!ualu edwaqaa

'(ee6hmm)

mya

Buelnl ewevad seru uep uruyas Buqnl ejque elas -elas sped

%z

u!lEueJpe

u!ayop!(

m 2 ueyaqurd

ueBuap

ueynyel!p pnp!da

Isalseue 'unueho

u ~ p sruqn !selnd!uelu yspnuadwaw s(nlun .lw 5 . Jelqas eluuauaw Joya degas '61

$L+L

w y a s uspeq I E J ~ ue~~lyrad ue6utq~q~ad

ueBuaa

'wnwn

uesnlqurad

saso~d ynlun

ueyguns!p

uepeq lmaq

6916~ 0 ~ - Q 5

1-0

yeheqas (mz-j(zelAx)

%OZ

eu!ze!Ax .urnLun

!salseue

Wqge !ebeqas

qelunw suodsa~ qebmuad uep !sey!paufa~d !e6eqas

-u'!

emas

ueyy!$unstp

IUI 0 18

yehueqas

lejlns

u!doqe u~jrue( 'urny!lajseue uey!gunAuad

ulnlaqas

I!uaur

01

JEl!yaS '$w$uasuoy uep uenef!y ueyed ueyuayp eduel we! 81 emetas ueyesend!p eAwrrlal {as

!sya/oy!p

ueye

B u d

!des yeuv

wnurn eJe9as !sa)seuwal uep

6ueual ynlun

uey!s!puoy!p

u~wq '!ulojo~edel ueynyel!p lunlaqas '(m61 uep €166 1 ' e ~ q u ~ l ~ n d ) 111

uap

11 unyel uemde7

eped urey!wn!p euew!eBeqas

(eqp

eau!]) uauopqe ue!pa

w

y waep ~ p e d

utr~epaqluad

!nje)alu !wo$aredel y!uy a) ueyeun66uaw ue6uap uey nyeyp mjal jas uaued

'(666i "te 13 e~auewnd) W w

E uep y!qal Jalaurs!p ue6uap

~ay!loj

yelunlas u~qnqlunyad

(€1

'(eAuu!el eu!gaq qeue qalo !y!eu!p

uep)

pay

5upuejs

uep (~Auu!ei eu!yeq yeue !y!eua~u)

m!junour 'Bueua~ yepg elejaS edruaq nye~uad ueueqruad (2) '~!pual !sayas

lueyn~uaqulad uep

e!ua~ad!v 'Enlnn ueyeybuaqurad edruaq y!sy ueyeqruad

( 1) :ywuaq uqep !n~untu ~ e d e p

lay!loj ueqnqurnvad depewal ~!do~lopeuoB

uowoy u~y eun66uaul ue6uap.

leuouuoq

!selnulns

depewal suodsaa

(17)

-uepAes

ueeynwad

ey nmueu yum!p uqpnway y!W81 wdep B u ~ h ulnyeno -eu!&n tuelep ay ueyynseup 6ueA Jelaley !nlelaLu

eAu!ses~leyo!

nlueqlp ue6uap ungeho yqal umuau

ue!pnuay

~ole~adg

'(eqle ew!!) ueBuuel eped ueyln!uel!p uaeAeAuad 'I!lnq leAehuau qelalas -6u1qwe ~eiualay uep ~esnd wye !p uauopqe ler,uah ~ie!Beq !p

m

0

1-8 JEl!yas Gule[uadas ueqnyeltp uepA~Auad -uelshes

ywaep

.~q!yas

e p ~ d

eqnqJal 6ueA u!ey ue6uap dnlnyp !swado m!yas

ywaea '~leyed lnlyu!a lun!poA uebuap

!sa]o!p uep

loqoyle us6uap sq!q!p du

-1nfuelas

ynaun unqes us6uap ueyq!sJaq!p uep Jnyntr!p !swado qeJesg

'q!e~!p ~ e d e p

urnymo weLClapas

~selnd!uetu

ue6uap ~66u!qas yapuad

qqal

fielaJ

ua~hes

ay ulnpeho ywa! !u! y!uyal u~6uaa

- u ~ q e ~ e p ~ a d usylnqu!uau !leyas I!y!pas ehuueyepaqaluad saso~d eBBu!qas qaep qnlnqluad 6unpue6uau

yy!pas

wwe uep s!dg ne(a @q/e eauq ~ ~ y y a s ! p ley! ue6uuel uep #lny

uebuue!

eweq yelepe !u! y!uqal ueln66uney -unueno

!s!sod u~y qe~e6uau aedep ~66u1qas !seu!uasu! un6 neie Jalaley uq6ussed!p xya3 uep eu!6e~ sped

'!swuauo

ueyqepnwaur ynlun .!selnd!u~w ue!ey6uaas

mynpad!p

'snleq snsn y!lsq!p !hunquaslal ~Auese!q BueA

wnueno y!wau ynwn

'nu

euaxy qalO -Jesaq snsn uep

snjeq

snsn

!se~nOguoy

y!pq !p epwaq !synpoda~ uwnles uap unyeno '6uquqal ysod

urelea

'!66u!g

q!qal 6ueA !s!sod eped ueyyelal!p 6ueyetaq uq6eq ynqnl euas 6ue~uapal

ueepeal WeP ueMay !s!sod ueyqnlnquau !u!

y!uyal

+6u!qu~

~~ruatay

uep sny!l!Wn WQue !s!sd e~ed uep

(Wje eau!l)

ugnd sue6 eped yduruaq

ynqnl

Gue[ueuaur nqwns ue6uap ~e!~[as y eMeq u@eq

mad

6u!pu!p ue~eA~Auad

!nl&rn

ueynyel!p

ue!pew

ueqepaqwad lua)s!s

ue8uap

Jnlal las

uaued

'!se~ado

u~erles

lel!yas

Gunpu!lad u!ey

ue6uap

dn~n~!p u~p

am-

urn!p@

uebuap

!salo!p anqaaal

wpau

qwaep uleyBuuay!p qqaps 'palyleq ! l u ~ !pueLu

unqes ueduep

pm!p

uEp usyq!sJaq!p uwpnuay lnqaslal JnytMJalqelal 6ueA yeJaea 'Jegal

w

s

Jwyas

uep Bu~rued lurr 02s~ mgas uwnynmad

sen1

(18)

4.3.2. Aspirasi folikel dan koleksi sel telur 4.3.2.1. Ovarium

anak

sapi

Folikel yang

terse

bar di permukaan ovarium diaspirasi dengan meng-

gunakan

jarum

ukuran

21 G yang dihubungka&dengan alat suntik

plastik

ukuran

cc

yang berisi

2-3

cc

larutan

phosphate

buffer saline (PBS). Untuk menghindari pembekuan cairan medium akibat teraspirasinya

darah

bersama dengan cairan folikel pada medium ditambahkan 10 1U heparinlrnl larutan PBS. Teknik aspirasi

dilakukan

dengan pendekatan aspirasi funggai yakni penyedotan cairan folikel satu

persatu

melalui permukaan masing-masing folikei (teknik terbaik sesuai Purwantara et

al.,

1 999). Cairan

hasil

aspirasi yang berisi sel telur ditempatkan pada filter ernbrio dan dibilas dengan PBS guna mengurangi campuran darah di dalarn medium koleksi. Caimn

yang

telah tersaring

tersebut

kemudian dipindahkan

ke

dalam cawan petri besar.

Sel

telur yang ditemukan di daIam cawan petri besar kemudian dipindahkan

ke

daJam cawan pew kecil (ukuran 3 cm) yang berisi

larutan

TCMI 99. Sel telur yang

telah

terkumpul kernodian dicuci dua

sampai

tiga kali dengan menggunakan larutan TCM199

yang

diperkaya dengan

5%

fetal

calf

4.3.2.2. Ovarium

sap;

dewasa dari RPU

Kompleks oosit-kumulus (COC) dikoleksi dari folikel berdiameter 2-8 milimeter yang terdapat di ovarium dengan menggunakan jarum ukuran 18 G dengan

sisj

miring (bevel) yang pendek

yang

dihubungkan dengan spuit plastik steril. Dengan rnenggunakan

conical

t u k ,

seluruh

cairan

folikel

yang

teraspirasi dishpan dan disatukan untuk beberapa ovarium yang tersedia. Se! telur yang dikoleksi kemudian dibilas dengan medium pembilas TCMt99.

4.3.3. Evaluasi

dan

penentuan. kualitas sel telur ...

Sel

telur

yang terkdeksi -dievaluasi terhadap kualitasnya metalui

dua

indikator yang

lazirn

digunakan yakni jurnlah lapisan

dan

integritas set-sel

k u m i h s serta integritas sel-set ooplasmanya.

Rincian

indikator dan klasifikasi kualitas

sel

telur yang dievaluasi sesuai dengan kriteria

Loos

al.

(1989) dan

(19)

6ueA

(le~au!ur

yellu!u! dnlnyp uep In

OOL

uesalal

edruaq) !ses!l!gral lunlpau

uepp ay uewynssup ue!pnulay Jnlal

las

'~u~eozo~ewads ,OL x S ' Z ~ qqepe u~yeun6!p 6ueh eoto~eltlleds iseJluasuoy 'uuedaq uep u!ajey

'u!s!u

-ojda)s-u!l!s!uad

')ehn~~d urnlpos

w6uap

!squalualdns!p

6u~h

~a

urn

!paw uegp fseqny u!!p eozojewads '!se)!sedey saso~d y

nlun

-!ley

edwaqaq uepnmad

!n(e(aw

erCrua~uaBuad uP$nJe( yep uey!wnw!p qalo~ad!p 6ueL eozo~euads -eAusel!l!ua4 !ny etay !p 6ueA ny aq uauias ue~eun6Busu

ue6uep

uqnytyp OJ~A u! !seu!cuasu! nwe !ses!(!yad -VS~ uehap !se~uauraidns!p

6ueh Og un!pau !uyeA

pimuad

wn!pauJ ue6uap !3n3!p Jnlaa las 'y!6ologour eJezes uEynyel!p 6u~h Jnlal !as ue6uepway !sen(ena qelalas

'yrunlasluaw

exgas

ehuralnlas seluSalu!

uep

eLueluseldoo

sw!leny

'snlnuny las-las !susdsya

ednraq

eueln ~ol~ypu! eped

nae6uacu

ua6uap

!senle ha!p IISOO ue6uslewad - UE! JQMas nayam ey 6uej

Luelep

s~e !p InqasJal ~s~puoy

urelep

6unsbuepaq JnlaJ

las

ue6ue~eurad

Jnlln)(

'r;lua!3z03

pox0 Joleqnyu! uey~un66uau nep 2 0 3 %S ue6unpuey uep (0/o~6) leur~syeur ueqequratay '30~.0f: nqns

uehap

Jojeqnyu! w q e p !p

u~yl~dural!p

l!soo

!suaq

6ueh

uln!pan

.we!

z

lel!yas euelas

ueyiseq -ny u!!p nlnqep y!qal~al

4qa~

6ueh

ue6ueleuad

urn!paur

esala]

deyas eped Anla1 las 0z-01 uey~edwauau u~6uap ueynyel!p Jnlat !as us6u~s~ued

-!s=!lvals!p

uelaj

6ueA leJau!lu

yehu!ur

ueyeun6tSuaw

ue6uap

ehuueqnuuad uednlnuad ueynye(!p usden6uad ueputy 6uaw

ynlun

-(tu:, g

~alau~~p)

6uepas

uemyn !qad

umm

sme!p In

00

ysheqas S3-J %S

uefjuap !selualualdns!p

6ueA 661~31 wn!paw ueselal

qenq

p

IEnquraur ue6uap u e y d ~ ! a a d ! p mlaj jas u~6ue)euad urnjpapy

.uw!se)wlunyoD!p uep )wer>!p

a

uep

sw!leny

u ~ 6 u a p

303

'!sya(oycai 6ueA Jnfal las 1~101 ueliun~!qBuad FURS

-eAqnyuaq

ue!!n6uad

evas ue6ueqwaylad deqea-deqe] wp ue6uqecuad saso~d wslep ue@un@p ynlun yeAq u~yqehu!p 6ueA eles

a

u~p

v

sel!(sny.lsq 6ueA

303

eXue~

' t

um!duel

eped leq!l!p ledep I unyel u~~odq eped Jenuual wadas

(LB~.)

ye ~a aqsad

(20)

40 ~ r t 02 ueyequeuad uep

vsg

ue6uap !squaualdns!p 6ueA 661~31

uqruel

ep~d uede!s~ad ue6uap au!p!Jn !seqnyu! (e) :uede!s~ed deqelA ede~aqaq ue6uap jn~ymas'ell\n ueesy!~awad

ynlun

u~yd~!aad!p !syaloylal 6uerC )!so0

-ese!q 203 Jolpqnyu!

uals!s

nae6uaw ue6tiap

ueynyellp

Jnljny S~SOJ~

qrunlas -rueq ~,uaD

qaq3Es ueynpawau 6ueh 3~1 uep 3~1 'WAI ueynyelalu lees !uyeA nlyeM uau6as

epe

eAui(ep!gas

ny

eualey

Val0 'qnq!p YEP!$ said01 6ue[uedss 6unsSuel.laq eAuu!el se0 uep

203 uePunpuc3y

ueyu!y6unwaw wa~s!s ueeun66uad

.lede~ qequleuaq u ~ p ley 6ue~al

ye6e dnln] e66u!yas 'sa~do~ uJe)ep !p j!l!sod ueucyal eAu6uequaylaq ~tqu!y6unwau ueye

punfiuad

d~ly 'pun6uad dyy

y ~ n q

ue6uap !sesyy

6ueh

eAudnln1 GuesecuaLu

ue6uap

)edw dnj~q!p ue!pnluay

saldol

'saldol ulelep ay ueyyelat!p uep eynq!p

awes

' s a l d o ~ welep ay ueyyejal!p o!~quran!soo

!suaq ue~er, yelalas

'3&9

UBP 41qal ye)

la~pes

~nl~ladura]

us6uap

y!wajosya Iej!smq

yerepe

expn ue8uap qeqmyse wese !syeaa wepn

ue6uap ye~uoylaq

qe]aJas

NYE ueqe

pwes

'~Aul~nqurad yqed us6uap !ensas *o!lquran!soo myny ureiep ueyeunE!p JewoysE uesa !suaq wlua3 203

lau3es

uep ,,jeraJaeuv ]at!/ S'Z awn run ~euoqey

!lad

sqdoj qenqas

,,uagz03 p ! o x ~ JoJeqnyu! uey euri66uaw mqny

'S-E-P

I

.s!soJsejq

ueBusqcuayrad

deqe]

eped

lew!syeu ueynqurnuad eped !edtues Fey

de!las

geue!p

ekuln!uelas ue6ueqluayad 'uayenqurad elIu!pepal

!sq!pu! !e6eqas (a6e~eap)

ueqelaquad

erluepe ley!lacu ynaun qny

ehu!elnul!p yqalas WE! gp

~ped

!1Eure!p ouqura ueSueqluaylad - 2 0 3

%s

u~6unpu~y uep wnlulsyelu

ueqeclulalay

ue6usp

'305'QE

nyns

eped ele CU=) uln!palu

uesaial

sped uley~~duraualu us6uap uqnysl!p ~06!z JnIlny -QS~ uebuap !squauraldns!p 6ueK 0q wn!paw ue6uap !ley edwqaq pm!p

uep

snlnluny ]as-las y~p ueqy !s~aq!p lnlal 1%

'!ses!lwaj

sasosd qqa$as

-I.uE~~

leuelas

203

ue6unpuq u~p

urnlw!syeur

ueqeqlualaq

(21)

5-1. PElV anak

sapi

Produksi ernbrio in vitro dengan rnenggunakan sumber sel telur anak sapi barn akan dilaksanakan (dimulai) pada awal November 2001 oleh karena adanya kesulitan sinkronisasi waktu pindah dari fasilitas lama di Bogor ke

karnpus baru

di Darmaga. Oleh

karena

itu

pada

tahap

ini

belum

dapat

ditaporkan produksi ernbrio anak sapi yang dijadwalkan berlangsung selama

2 bulan (sampai dengan

akhir

Desember 20Ollawal Januari 2002)

5.2. PEIV sapi dewasa

Produksi embrio sapi dewasa dengan sumber ovariurn dari RPH diperoleh dengan tujuan untuk dapat memenuhi jumlah embrio

yang

dapat dibekukan. Dan pengajaman peneiitian tahap atau tahun sebelumnya, jumlah embrio

yang

dihasilkan

oleh

PlEV

pada

anak sapi sangat tidak mernungkinkan untuk dapat dilakukannya percobaan pembekuan embrio dan penentuan jenis kelamin embrio. Oleh

karena

itu atas kesepakatan tim

pembahas pada evaluasi Tahun ke 111, percobaan pernbekuan dan penentuan jenis kelamin

ernbrio

dapat nenggunakan embrio hasil PEIV pada sapi

dewasa.

5.2. I. Kondisi ovan'um dari RPH

Kondisi ovarium dari sapi betina dewasa yang dipotong di RPH, tidak semuanya rnenunjukkan kondisi normal. Dari 24 pasang ovarium

yang

yang tekh dikoleksi hanya 16

pasang

(67%)

rner~unjukkan kondisi ovarium normal sedangkan 8 pasang sisanya (33%) rnenunjukkan kondisi buruk dan tidak

layak

untuk

digunakan.

Kelainan

tersebut rneliputi atropi, hipofungsi, hipoplasia dan kista ovarium. Kelainan

tersebut

dapat merefleksikan gangguan fungsional

dan

abnormalitas perkembangan struktur

ovarium

yang dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan seperti malnutrisi, suhu dan cahaya yang erat hubungannya dengan

musim

(Tozlih,ore, 1385). Dari ovarium yang dianggap normal, 10 pasang (62.5%) memiliki siklus reproduksi

(22)

' 1

law1

eped

!leurqp ledep ~nqasml oyqlua ue6uequawad dew !edmuaw

ueI!sswaqay

ey6~

-s!sqselq

uep elmou '13s

9)

!edues '8 Uep opqwa ueywuaquad yelepe

!u!

ueg8uad yep geue!p 6ueA

opqtua

ule6uequaylad

ouqura uetjuequtaqmd -pmz-s

'%S8 s W ! P U e W W nele

%SL

!edmaw

ajw

a6eneq~ iwmueiu 6ueA

(0002)

'le la

haw

yap ueynysl!p

6ueA !pnls yep lq~p

Bueh

l!seq

qeMeq!p u~p % g ~ ' g p

~'p~-wel

a6meap

E ~ B U B

u~qodelaui

6ueh

(~661)

upuaH

uep y!eq wqa( I!y!pas

!u!

~!ss~ - 0 h p q ~ s qe)epe ju! u~!g!lauad Luelep (las lenp ay riles yep

las

ueyelaqurad

ey6ue) a)w a6eneap uesuap m y y n[unl!p 6ueA !ses!gyaj ey 6uv

.!des

srulsa

luntpejs !e6eq~aq pep

ullruas

ueyleq!(aw 6ueL myny wa~s!s !e6ecpaq ynjun

~80.1~ e)e~-qw !ede~au

6 u d

(~661)

FpuaH

qajo ueyysey!p 6ueA

ue6uap

wwos JnqesJal ue6u~1ewad ley6w

~,OC'ZL

ae-1-e)~~ !edmuaur sntnuny 13s-]as !suedsya

u ~ 6 u a p

!epuq)p 6ueA Anla1 \as

ue6ueleurad

ey6uv

!s~s!l!~aj

ely6ua uep

mlaa

las ue6uer wad -&-~g

'wnueno

lad

qsoo 8-b mque uep ~ t ' p 6u!seru

-Bu!seur 8

uep

s q l e n y

)!soo

psey

JwmuauJ

6ueh (586

1) 'le la a6pallna -pauJq!al u~p (~661) UpuaH Yale ue+l!seq!p

6ueh

ue6uap weles

u n w w

(~86~ "te la ~1) wnyeno Jad $!so0 6.9 !uyd sy66ul !p qalojad!p

6ush

l!seq ue6uap uey6u!puleq!p ey!! qepua~ JgelaJ

!u!

!s!puo)(

.a

uep 3

l!soo

sel!leny ueyedruauj

erlues!s

uzy6uepas

a

uep

v

ysoo sEl!leny

!y!l!uraur

0 p . l T 6 9 ' ~ elel-qw InqasJa) l-lelunr

pea

'cunuEnofi!soo

08-1

T ~5.5 WEJ-~EJ uebuap

Lungeho ad qenq 01 ledrues 1 eJmue Jes!waq !sw!ds~~al 6ueA ]!so0

7 3

ueqncuayp eduq

!de~

lay!(o~

uebueqluaylad

ueyqn[~nuau

ehuey

[%S-LE) eAues!s hased g

ueysuepas

'urnuleno enp ay neie

(23)

ey6uv .s!solselq ueynluaqurad uel!seWaqay ey6ue uEyunJnuau eind ledep

ualyeq uep (wnyole~oqel uep ~opqnyu!) ue6uny6u!l eJepn !seu!lusluoy elnd

ue!y(urag 'u!syolopua uedeura yep seqaq 6ueA ecue)ma) J!e se)!jeny ye]epE

usy!ae~ad!p ynjun 6u1luad le6ues 6ue.rl

~olye4

rilles qeles .!epetuaul Gue~ny

j!le!aJ 6ueh Jnllny

uals!s

qelepe

s!so$salq ueynluaqwad

ey6ue ehuyepua~

qeqahuad

!~6eqas

de66ue!p

ledsp e6np!p 6ueh eAuu!el

jolyej

'ua6au Jenl uep !des-!des ueySu!pueq!p yrunq y!qal ~hcunwn

e!sauopul

!d~s-!des 4alo !y!t!u!p 6ueA !s!llnu snlws qel !s!s

!a

'qspua~ 4iqal qe~-eje~ ~lmas eAu!synpojda~

utlndueuray

e6np!p

e6Eu!yas

en)

Jnun eped

Guo$od!p eAulunun Eyuatuv uep ed0~3 !des-!des ue6uap epaqaq

'e!sauopul

!p Guolod!p 6u~h !des-!des '(~66~

"le

)a poll!w~afl) !des np!n!pu! !se!Jeh

UEp ( 166

L

' ' 1 ~ la I!I~[OQ-E!~E~) !S!JflU '(~66 1 'UO~JO~) !~ES ES~UE~ '(166 L "le la 6 u e y ~ ) !des

Jnwn

qelepe u!et ejelue Inqawal !yrue6uaduaw 6ueh Jo3ye-J

-epaqJaq 6ueL !synpo~da~ 6ueyelaq me1

!seueh

eKuepe

ue6uap uqeylaq elnd ledep 6uns6uel yep1 n e p 6uns6uel eJwas

Inqasw

ueepaqJad

.uey eun6!p

6uerC

ueMaq

sel!leny

~Auqepua~ 4ap ueyleq!y e!p qepuad

lje(ad

6ueA ]!SOD ss)!lBny ue6uap uei!ayraq e6np!p !u! lees epE 6ueA

uals!s

u~6uap

!depeq!p BueA ueqewalay

'ueyl!seq!p

ledep s!so~sqq

eduel

uep %26+~1

lesaqas

elmow

ey6ue aeae3uau 6ueh (~661)

upuaH

yep y ! ~ q ylqaj q ~ s ~ u r

InqasJal

eybue ue!y!uap unlueN

-%OE

sele!p s!solselq ey6ue le~e~uau~

6ueA

(000~)

'le

la

&any

qalb !edeg!p 6ueh I!sey us6uap uey6u!pueq!p el!qeds qepuaj 1~6~s qsew

)!lelaj

s~s~~sslq deqel

eped

!@dues

)!so0 jsynpo~d uendueuay m q p q leq!~!p ~edep se$e !p 1 laqel peg

s!so~selq

deqw

!edues ouqwa uep (ysoo)

Jnlaj

ps ue6uequlayrad .1

lwei

I

( % z E - ~ )

o!JWa

11 (%~6'91) o!Jqwa 02

(%SO'S€)

o!JWa

(%PS'ZS)

otlqwa

29 (UJn~eho~!soo

69.~18

L 1

SISO~S el8

elruolrJ

las 9 1-8 a6e~~a(3

0 'JeP

sel!l@ny

Us00 ase$uas~ad uep UEE~EJ

'lqoa

yellunr

(24)

-qepuad nuns

uep u!6u!p

usweya9 ueu1y6unway

IeEeqaq

depeual

ueyel l~!qal jge(aA s!solselq

deqq

wed

ouqlua mqeq

uey!sey!pu!Buacu

!u! I!seH .uey 2-1 Jnllny ~uele6uaw qelalas ewes 6uel; un!pels eped d e w

ynluawa4

6ueA s!soase]q ~ $ 1 Jeyyas nl! eleluautag -1se~a6ap

1ueye6uaur

6ud 546

ekuey

ue6uap

(%EL)

!66u!1

J!IE~~J ,,6u!~e41, uep

uenyaqwad

e ~ s e d

lnllny!p

6ueh

ouqua ueheqwaylad ey Bus ueyynfunuaul s!solselq uln!pels epsd ouqura uenyaqurad nt!

eleluauras

*!swaBap

nbuau

nele jas ue!leway

!ulel~6ue~

elnd

yela1

Epe Gulerl ainralu qeyede

uelepualu

q!qa(

u e ! l ~ y

nuad -ewes 6ueA wn!pejs eped ue6ueqwayrad !seu6~~s ueyyn!unuaur

%0~

Je)!yas uey6uepas '!se~aua6ap !ueleBuaru 6ud %OZ ehueq uea -jsA30js~~q papuedxa

uep s~solsqq

!pe!uau 6uequaylaq

n d u w

uqnyaq!p 6u~A

elruow

%OL

uep 4!qal -,,6u!ME#,, uep

uenyaquad

!welebuaur

yqalas

IU! uau~!~adsya eped ueypseylp 6usA

s!sopelq

uep slruout eAu6uequaylaq uap ynqulnl uendweuray ueyyniunualu

z

-uenyaqluad leq!ye ueueya:, !depeu6ualu n d u w usp ledep smey -JM ww0o~d !nielau uayl!seq!p 6 u ~ h ouqur3

utrnqaq

w

e~s~d

opqwa

segl!q~!~ -5 -2-s

.(a6eneap) ueqejaqwad

w6ue

ehuqepua~

qalo

ueyu!uuaqp he4 !ses!l!yaJ

eAuyepua~

ueyqwqahuaw qnd ~~dep luoso~ys uwqwacu ueyesruay uep seylgow

~husqepuau

-!u!

uwygeuad

uelEp

ueyeuns!p

BueA

ilauras

nlrtu

(25)

Analisis stnrktur

uttra

sel telur dan embrio

Analisis

struktur

ultra

guna

me!inat perkernbangan dan hambatan yang dihadapi oleh sel telur

dan

embrio dalam upayanya tumbuh dan berkembang

I

merupakan unsur penting y a y dikerjakan dalarn penelitian ini. Penge jaan

(

preparat dan analisis menggunakan mikroskop elektron transmisi, akan dike jakan di Jurusan Anatorni dan Fisiologi, Royal Veterinary and Agricultural University (RVAU), Kopenhagen

Denmark.

Para peneliti a kan mengoleksi sei

I

telur dan

embrio

sebegaimana protukol yang dijelaskan secara garis besar di

depan

dan sebagaimana secara rinci dijelaskan pada Lampiran.

Kesepakatan dengan pihak RVAU Denmark memungkinkan sampel baik berasal

dari

set telur anak sap; dan sapi dewasa dapat

dike

jakan

pada

bulan

Februari 2002. Gambaran dari analisis struktur ultra diharapkan dapat

I

menjelaskan kondisi sel telur anak sapi secara ultra

rnikro

pada taraf seluler dan molekuler,

guna

menjawab

rendahnya angka pembentukan embrio dari sel telur yang

berasal

dari anak sapi.

(26)

KESIMPULAN OAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasit sernentara yang dapat diperoleh

dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Produksi embrio dengan sumber set telur sap1 dewasa dapat beqalan

pada

kondisi laboratoriurn

yang

terbatas, rneskipun masih relatif rendah dibandingkan dengan yang dicapai di negara maju.

2. Dengan berbagai upaya perbaikan sistem kultur angka keberhasiian berupa produksi embrio yang layak transfer dapat dicapai.

3. Embria hasil PEW dapat dibekukan dengan kemampuan berkembang pasca pernebekuan yang relatif tinggi.

Saran

I. Perlu improvisasi penggunaan

alaf kultur yang

lebih murah

dan

sederhana

agar

hasil

yang

dicapai reta tif memadai rneskipun dikerjakan pada labaratorium yang serba terbatas.

2. Guna mengetahui kondisi seluler dan

molekuler

pada

tingkat

oosit

dan

embrio tahap perkembangan dini pedu analisis

struktur

ultra.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, D.T., Holm P., lmine B., Petersen, B.A., Stubbing, R.8., Mclean, B., Stevens, G., and Seamark, R.F.,

1992.

Pregnancies and live

birth

from in vitro fertilization of calf oocytes collected by laparoscopic follicular aspiration. Theriogenotogy, 38: 667-678.

Armstrong, D.T., lrvine

B.,

Earl, C.R.,

McLead, D. and Seamark, R.F., 1994. Gonadotropin stimulation regimen for follicular aspiration and in vitro embryo production from calf oocytes. Theriogenology, 42: 1227-1 236. Armstrong, D. T., Kotaras, P. J., and €ad,

C.

R . 1997. Advances in

production of embryos in vitro from juvenile and prepubertal oocytes from the calf and tamb. Reproduction, Fertility and Development. 9 :

333 339.

Assey , R.J. Hyttel, P.: Greve, T., Purwantara, B. 1994. Oocyte morphology in dominant and subordinate follicles. Molecular Rerproduction and Development 37, 335-344.

Avery, B., Melsted, J.K., Greve, T. 2000. A novel approach for in vitro production

of

bovine embryos; use of the oxoid atmosphere generating

system.

Theriogenology 54: 1259-1 268.

Bedirian,

K.N.,

and

Baker, R.D. 1975. Follicular development , oocyte

maturation and ovulation in gonadotropin treated prepuberal calves. Canadian Journal of Animal Science 55, 1 93-1 99.

Betteridge, K.J. 1977. Embryo transfer in farm animals : A review of techniques and applicaltion. Monograph No 16. Agriculture Canada. pp 34-41 .

Brackett. I?. B., Bousquet, D., Boice, M. L.. Donawick, W. J., Evans, J. F., and Dressel, M. A. 1982. Normal devetopment following in vitro fertilization in the cow. Biol. Reprod. 27 : 147 - 158.

Brogliatti G.M. and Adarns, G. P. 1 996. Ultrasound-guided transvaginal oocyte

co:lection in prepubertal calves. Theriogenotogy 45, 1 163-1 1 76

Callesen,

H.

Libohussen, T., Greve, T., 1996. Practical aspects of multiple ovulation

-

transef in cattle. Animal Reproduction Science 42: 21 5- 226.

Dahlhausen,

R.

D.,Dresser, B. L.,and Ludwick,

T.

_M. _1980.

_In

_vitro

maturation

of

prepubertal lamb oocytes and preliminary report on fertilisation and cleavage. Theriogenology (vo1.13): 93

(1)

Earl, C. R., Armstrong, D. T.,and !wine, 8. J. 1994b. Juvenile

in

vitro fertilization-emixyo transfer

(3

WET): the in vitro production of viable embryos from m y t e s obtain

from

gonadotropin-s timula

tct

juve n i k calves and Lambs. Proc. Aust. Assoc. Anim. Artif. Breeders.

7:2527.

Earl,

C.

R., Irvine,

0.

J.,Kely, J. M., Rowe, J. +,,and Amstrong, D. T. 1995.

Ovarian stimulation protocols for oocyte collection and in vitro embryo production from 8 to 9 week old lambs. Theriogenology

. 43:

203. Galli, C., and

G.

Lazrari. 1996. Practical .4spects oi IVMAVF in cattle.

Animal Reproduction Science. 42; 371 -379.

Garcia,

M.

1988. An abbattoit survey of reproductive organ abnormalities from female zebu cattle. ACTA Vet. Scandinavian (Suppl. 83). 3 4 4 5 . Garcia-Bojalil, C. M., C. R.

Staples.,

J. D. Savio.,

M.

Drost., and W. W.

Tatcher. 1991. Effect of

dietary

protein on follicle growth and embryo development of superovula ted non-laming

Holstein

cows. J. Dairy Sci. 74 (suppl. 1) : 95.

Gardner, D.K., Lane, M, and Batt, P.A. 1994. 1994. Numefit uptake and enzime activity of the preattachment goat embryo developed in

vivo.

Theriogenology 41 : 204.

Gordon, 1. 1994.

Laboratory

production of cattle embryos. CAB International. Wallingford.

640 p.

Greve, T. and

8.

Punvantara. 1992.

Ultrasonography

in embryo transfer

practice.

A Review. Proceeding

8th Scientifk

Meeting,

European

Embryo Transfer Association,

Lyon

France.

Greue, T.

and

8.

Purwantara. 1993. Ultrasonography in embryo transfer

practl~e..

A Review. Proceeding gth Scientific Meeting, European Embryo Transfer Association, Lyon France. 137-1 47.

Hendri. 1997. Efektifitas penambahan berbagai jenis dan konsentrasi serum serta kokultur sel-sel epitel tuba fallopii dan kumulus pada TCM-199

dalam

produksi embrio sapi in vitm. D1se;tasi. Program Pascasaqana

lflstitut pertanian

Bogor.

Bogor. 140 p.

Kajihara, Y., Blakewood, E.

G.,

Myers,

M.

?rV., Kometani, N., Goto, K., and Godke, I?. A. 1991. In vitro maturation and vertilization of

f~llic~lar

oocytes

obtained

from calves. Theriogenology.

35: 220.

Kotaras. P. J., Earl, C. R., Kelly, J.

M.,

Rowe, J. P., de Barro, T. M., and Amstrong. 1995. Pregnancies from in vitro

matured

and fertilised prepubertal catf oocytes. Serono Int. Symp. on Superovulation and

(2)

Leibfried-Rutledge, M. L., E. S. Critser., and N.

i.

First. 1985. Fertilization potential of follicular owytes classified by stage of cyds

and

size

of follicle. Theriogenology.

23 753-759.

Lewis, I., Owens, J.,

and

Prime, P. 1995. The commercial production of offspring

from

two to five

mor?ths

heifers and

the effects

on

later

fertility. Proc. Aust. Soc. Reprod. Biol. 27: 29.

Lohuis, M. M. 1995. Potential benefits of bovine embryo-manipulation technologies to genetic improvement programmes.

fheri~~enology.

43: 51-60.

Looney,

C.

R., Oamiani, P., Lindsey, B. R., Long, C. R., Gonseth,

C. L.,

Johnson, D.

t..,

and Duby R, T. 1995. Use of prepubertal heifers as OoCyte donors for 1VF: effect of age and gonadotrop~n treatment. Therbgenology. 43 : 269 (abstra~t),

Loos

de,

F.A.M., van Wiet ,

C,

van

Maurick, P and Kruip, T.A.M. 1989. Morpho!ogy ~f immature bovine oocytes. Garnet Research 24: 797- 204.

Metmillod. P.,

C.

Baccart., C. Wils., A massip., and F. Dessy. 1992. Effect

of

oviduct-condi

tion

medium

and of cumulus

celb

on bovine

embryo

development

in

viiro. Theriogenology. 37 : 256.

Moreno, J. F., C. J. Turczynski., G. Flores-Foxworth., and 13. C. Craemer. 1992. Influence of parity of donor and presence of a C t on quality of bovine oocytes from

ovarian

follicles aspirated post-mortem. Biol. Reprod. 46

(suppl. I).

65 (Abs.

60).

hicholas, F. W., and Smith, C. 1983, Increased retes of

genetic change

in dairy cattle by embryo transfer and splitting. Anim. Prod. 36: 341-353.

Nicholas, F. W. Genetic irnprovem~nt through reproductive technology. I T . Animal Reproduction Science. 42: 205-214.

Onuma, H., and Foote,

R. H.

1969. In vitro development of ova from pubertal cattle. .I. Dairy Sci. 52: 1065-1087.

Palma,

G.

A.,

Uernent-Sengevald

., and

Krem,

H. 1993. In

vitro

production of cattle embryos from calf oocytes. f heriogenology. 39: 278.

Palma, G. A. 1994. Effects of FSH and Estradiol-17p for maturation of calf mcytes on the in vilro development to blastocyst. Theriogenolog y. 41. 267.

Pieterse, M.C. 1990. Clinical

use

of ultrasound

in

bovine reproduction. Thesis. '

(3)

'0002

'Atnr

9-Z UaPaMS 'W!OYY~OIS

'uoqmpo~da~ ~euj~uv uo ssa~6uo3 leuo!leualul 1

.al!uannr

auinoq u! asuodsa~ hol~lnw!ls ue!Jeno uo uo!leAls!ulupe auouuoq pue abe

pag3

-0002 -!zo~wv pus 1!6v 'fl ' jnsnA

'1

_'euiel~dns_{.I 'g}_'e~elusnzlnd

W

l l A 6u!es~a€I Wq!

H

ue!g!gauad

ue~odel

*!des yeus JnlaJ Jas laquns ueyeun66uaw olyn

UI !ses!g!yad

pseH oyqu13 u!luelay

quay uenluauad uep '!se~asa~douy

,!synpoJd -0~02 A ! z o ~ ~ y uep 4nsnA '7 '1 'euleudns '1 '8 'meluewnd

'~11111 Bu!es~aa 4 ~ 1 4

ue!g!lauad u~~odq '!des ysue m(al (as Jaqurns ueyeun66uau oq!~ u! !ses!y!yD;t ~!se~ o~qu13 u!urelay sluar uenluauad uep 'Isshlasa~douy

'!synpold ,6661 ':!6~ 'VI) uep

InsnA

'7 '1

'euleydns

.I '8 '~~e~uewnd

' 26-68 'EE 'puex PA ~ 1slaj!aH 3 ~u! suo!~~afu! HSJ 8 snsJan E 6u!~o1lo~

ha~o5aa

ohqua pue luacudop~ap ~eln3!lloj '~66~ 'aha3

'1

_'uasalpg

_'H

_'~p!luy~s

'a

_me$uemnd

- ' 126% t 6 : o ~ A6oloua6opayl sjaj!aH

u!

uo!geln~o~adns 6 u u n ~

pue

~oud

w!weuAa

~elnD!llod -6661.

'uasa(le3

'H Pue

aha~9

'1

'lp!uq~S 'W

'8

'e~~~uenund

'nn

'a6puque3 'uo!ye!~oss~ Jajsuejl ohqur3

ueadoing

'6u!gaaly ~~ygua~s yl~ du!paa3o~d

*slue:,

u!

1uau~!6w

uo!leyn~o~adns IuaJagp oy u! aleJ 1Cta~o~a~

ohqua

pue

sa6ueq3

ueuelza

erlu(

,166~ 'ahad3

'1

'1pturr(3~

-w

"8

'e~que~fld

'zg~ '11 'OA

~1t)v

'sJaj!aq

u!

asuodsa

ho)ejn~o~dns

aq1

uo

st-q~s

ueueno

qu! 40 wfi3 '~661 'aha19

-1

pue

-a

'E~quewnd

'OFL

'11 {on

viay

'sJaJ!ay

u!

uogeln~o~adns 6uunp pue 01 ~oud

uo!lelndod JEI~!HGJ

ueueno

40 s!weuAg 1661 -aAaJg -1 pue -8 'e~muwund

'z6E

- 98E : 'uo!g~npcxlday 40

A6010!8

'sanlerr

;waqndaJd

u!

s!saua60hqtua

JO;

a=>ualaduo=,

ehoo 40 uog!s!nboa 40 auapuadap leuouuoq pus a6v ' ~ 6 6 1 'X '6u~~ Dus

(4)

Revel, F.,Mermillod, P., Peynot, N., Benard, J.

P.

and Heyman. 1995. Low developmental capacity of in vitro matured and fertilised omytes from calves compared to that of cows. J. Reprod. Fertil. 103 : 115120.

Seidel,

G , E., Larson,

C. H.,

SpiIman, C. H, Hahn, J., and Foote, R.

H.

1971.

Culture and transfer of calf ova. J. Dairy Sci. 54: 923-926.

Supriatna, I., T.L. Yusuf, 8. Purwantara, D. G. Moekti, L.P. Hemomoadi. A study on the purification of anti-PMSG and its neutralization dose against PMSG on superovulation in dairy cattle. Proceeding 13th International Congress on Animal Reproduction. Vol 3. P19-27 (1 996). Tervit, R. , Mc Millan, W., Mc Gowan, L., Smith, J., Voges,

H.,

Lynch, P.,

Larsen, J., and Hall, D. 1995. Follicle development, superovulation and in vitro embryo producytion from calves. Proc. Aust. Soc. Reprod.

Biol.

27:1

Tervit. H. I?. 1996. Laparoscopyllaparotomy oocyte recovery and juvenile breeding. Animal Reproduction Science. 42: 227-238.

Thompson, J.

G.

1997. Comparison between in vivo-derived and in vitro- produced pre-elongation embryos

from

domestic rumunants. Reprod. Fertil. Dev. 9: 341-354

Vajta G, P. Holm, T. Greve, H. Callesen. f 997. The submarine incubation system, a new tool for in

vitm

embryo culture. A technique report. Theriogenology. 48 : 1379-1 385.

(5)

Lampiran 1.

Tabel I.

Kualitas sel

felur

sesuai

dengan

parameter rnorfdogis Kategori

Kualitas A

Kondisi cumulus oocyfe complex (COC)

1 Sel-sel

~ U ~ U ~ U S

tersusun

kornpak terdiri atas beberapa lapis, 1 \ ooplasma nampak homagen dan

kornpleks

kumulus-#sit

,

(COC) nampak wrah

dan

transparan.

i

_I Sel-sel kumulus tersusun kompak terdiri atas 2-4 lapis,

1

ooplasma narnpak hornogen tetapi terdapat

daerah

gelap pada

1

permukaan oosit,

COC

nampak lebih gelap dan kurang

!

transparan.

Sel-sel kumulus hanya 1 lapis danlatau tidak terlalu kompak, I

_i

ooplasma kurang beraturan dengan "clustet'

yang

gelsp, COC I

nampak tidak beraiuran dan gelap. i

Setsel kumulus mengalami e kspansi (pernekaran) atau

,

1

terserak dalam matriks bertendir yang beraspek gelap atau !

sama sekali tidak ditemukan adanya $el-sel kurnulus (gundul),

i

COC nampak gelap dan tak

beraturan.

_i

(6)

Y P ' I Q @ ) U ~ ~ :I!eu-3 LPSZ

8ZSE

SP+

:xEzl IPS2 8ZGE SP+

:auoqdalai

weuuaa

3 GJaqsy u a p a ~ j OLQ

L-ya

' L !~AS~JE~~~UU~OJ~

h!wa~!un

lwnllngu6v

pue

Asuuals~

K60lo!sA&j pu~

Luo~euv

40

~uawedaa DSAa '04d

'Ma

' I ~ U ~ H lnod ~ossawd

101 wa42 I!ecll pue Jaynq

aleqdsoqd-e~

fl 1-0 41!~ pallU Alapldwo3 SMEJJS o~u! so~qwa]sa~o8~z ayl peal 'Jagnq

aleydsoqd-e~

1 ,O

u!

sohqwajs3~o6Az ayl sols

'3,P 1E '4 1 Jagnq aleydsoyd-BN

w

1'0 u! aplIqeple~e~nj6

%E

sa106hz

aqi x!d

'3,P

5%

%0~

q y ~

paluawalddns

sad

u! a ! ~

soA~qcua/salobhz

a41 qseM '%P Je u ! ~

OG

JOJ

( E O O E ~

' ~

' ~ W S )

3 w p y n pallaqelun lo 1u/6urs

pus

s3j

%OL 411~ pa~uaualddns sfld u!

sohquralsa]o6Az

all) PIOH

' 3 o P l e ( ~ 3 4 uJn1as 41-

lelaj %O 1 411~ pa~uawalddns

sad

u!

aqw so&qua/sa~o6Az a q qsem .suo!ypum pauo!luau, anoqle aql lapun u!w

oz

lo4

(le~u!ue lad laidup ~ r l 001 auo) sohqluapa~o6Az aql a~eqn~ul 'ld 00 t $0 ~la\do~p ayl 40 aulnloh leu9 e u! 6u!llnsa~ urn!paw 1rl 0 1 u! slaldo~p

ayl

ow!

paJJapueJ3 uayl

ax

sohqwa/salo6Az ayl 'u!w OE jseal 3a JOJ J!B payp!luny

u! 203

u!

a 0 6 ~

w

pa~wq!l!nba aq plnoqs sla~do~p

aql -~lu~=)rl 002 40 au!pyn-H, 40 uo~~e~~uaum leuy e

u!

sllnsaJ sly1 '(lW3u~ I ' 1/09

LOSS

'Ue 'ueqs~au~

'au!PYl

(lick) au!P!Jn-H, 40 ld OZ

PP~ AIIE~!~ pue NI~OJP aul 01 VSB OX, L q~vn pa~~aluaiddns

66 L

~ 3 1

29 ppe '( ~ 9 1 ~ 0 1 -I= '>t=,Jan ~osenn) ~!o

uue~ed

4 1 ! ~

Jan03 'us!p!glnu

lla~ P e

40

llam 43~a u! jaldo~p ~ r l 5 e a~eda~d '(616~~ -qm ' ~ ~ 6 1 s

'VSB) U!wnq]E wruas au!noq y, I

4 1 ~

pa~uatualddns 661~31 paagnq

aleuowmq flu

sz

u! uolleqmu! au!pun JO~ slaldo~p p uo!~e~~da~d -nits

u~

6u!qsn~ A\an!yeu~aye 'uoq auyaln 40