Hubungan Antara Karakteristik Komunikasi dan Sikap Komunitas Terhadap Perusahaan (Kasus Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Barat)

d

*.

%pd

Rv

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KOMUNlKASl
DAN SlKAP KOMUNITAS TERHADAP PERUSAHAAN
(Kasus Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Barat)

OLEH:
ERWIANTONO

SEKOLAHPASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK
ERWIANTONO. Hubungan Antara Karakteristik Komunikasi dan Sikap

Komunitas Terhadap Perusahaan (Kasus Pertambangan Tiinah di Kabupaten
Bangka Barat). Dibimbing oleh AIDA VITAYALA S. HUBEIS, MA'MUN
SARMA dan KRISHNARINI MATINDAS.
Kegiatan penambangan timah oleh PT. Timah Tbk selaku pernegang kuasa
penambangan di Yulau Bangka terkait dengan hampir keseluruhar~aktivitas sosial
ekonomi di pulau tersebut. S,aat ini fase kegiatan yang dijalmi adalah penyiapan
menjelang fase transisi penutupan usaha penambangan (mine closure) yang berarti
pengurangan kontribusi PT. Timah Tbk sebagai salahsatu sponsor utarna
pembangunan wilayah di pulau tersebut. Karena itu, isu penutupan tambang dan
transisi pola ekonomi daerah yang harus dijalani oleh PT. Timah Tbk dan
masyarakat Pulau Bangka telah menjadi perhatian bersama mengingat pengaruh
sosial ekonomi yang menyertainya amat luas, mulai dari tingkat global, nasional,
regional hingga tingkat lokal.
Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi faktor karakteristik sosial
ekonoini dan karakteristik komunikasi yang mempengaruhi persepsi komunitas
terhadap perusahaan penambangan, (2) mengidentifikasi faktor karakteristik
komunikasi yang mempengaruhi persepsi komunitas terhadap perusahaan
pen'mbangan, (3) mengetahui persepsi yang mempengaruhi sikap komunitas
terhadap perusahaan penambangan. Penelitian ini menggunakan metode survai
dengan lokasi penelitian yang ditentukan secara purposif, yaitu Kelurahan Sungai

Daeng, Kecamatan Muntok. Penentuan sampel dilakukan sccara acak sederhana
dengan junllah sampel 100 orang kepala keluarga. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif dan uji statistik korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) karakteristik sosial ekonoini komunitas
yaitu jenis pekerjaan dan status sosial berhubungan nyata positif dengan persepsi
tentang keberadaan perusahaan, (2) karakteristik komunikasi komunitas yait u
keterdedahan di bidang penerimaan informasi dan pemenuhan ekspektasi di
bidang penanganan lingkungan hidup ymg bijaksana berhubungan nyata positif
dengan persepsi tentang keberadaan perusahaan, (3) persepsi dan sikap komunitas
terhadap perusahaan menunjukkan pola sebaran yang negatif menuju netral dan
sedikit positif, (4) persepsi komunitas tentang keberadaan perusahaan dar, persepsi
komunitas tentang komunikasi publik perusahaan berhubungan nyata positif
dengan sikap komunitas terhadap pemenuhan tanggungjawab sosial oleh
perusahaan.

..

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan
dalam tesis saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KOMUNlKASl
DAN SlKAP KOMUNITAS TERHADAP PERUSAHAAN
(Kasus Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Barat)
Merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan
pembimbingan dari hasil komisi pembimbing, kecuali yang jelas ditunjukkan
rujukannya. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada
program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan inforrnasi yang
digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor,

September 2004

d

*.

%pd

Rv


HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KOMUNlKASl
DAN SlKAP KOMUNITAS TERHADAP PERUSAHAAN
(Kasus Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Barat)

OLEH:
ERWIANTONO

SEKOLAHPASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK
ERWIANTONO. Hubungan Antara Karakteristik Komunikasi dan Sikap
Komunitas Terhadap Perusahaan (Kasus Pertambangan Tiinah di Kabupaten
Bangka Barat). Dibimbing oleh AIDA VITAYALA S. HUBEIS, MA'MUN
SARMA dan KRISHNARINI MATINDAS.
Kegiatan penambangan timah oleh PT. Timah Tbk selaku pernegang kuasa
penambangan di Yulau Bangka terkait dengan hampir keseluruhar~aktivitas sosial
ekonomi di pulau tersebut. S,aat ini fase kegiatan yang dijalmi adalah penyiapan

menjelang fase transisi penutupan usaha penambangan (mine closure) yang berarti
pengurangan kontribusi PT. Timah Tbk sebagai salahsatu sponsor utarna
pembangunan wilayah di pulau tersebut. Karena itu, isu penutupan tambang dan
transisi pola ekonomi daerah yang harus dijalani oleh PT. Timah Tbk dan
masyarakat Pulau Bangka telah menjadi perhatian bersama mengingat pengaruh
sosial ekonomi yang menyertainya amat luas, mulai dari tingkat global, nasional,
regional hingga tingkat lokal.
Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi faktor karakteristik sosial
ekonoini dan karakteristik komunikasi yang mempengaruhi persepsi komunitas
terhadap perusahaan penambangan, (2) mengidentifikasi faktor karakteristik
komunikasi yang mempengaruhi persepsi komunitas terhadap perusahaan
pen'mbangan, (3) mengetahui persepsi yang mempengaruhi sikap komunitas
terhadap perusahaan penambangan. Penelitian ini menggunakan metode survai
dengan lokasi penelitian yang ditentukan secara purposif, yaitu Kelurahan Sungai
Daeng, Kecamatan Muntok. Penentuan sampel dilakukan sccara acak sederhana
dengan junllah sampel 100 orang kepala keluarga. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif dan uji statistik korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) karakteristik sosial ekonoini komunitas
yaitu jenis pekerjaan dan status sosial berhubungan nyata positif dengan persepsi
tentang keberadaan perusahaan, (2) karakteristik komunikasi komunitas yait u

keterdedahan di bidang penerimaan informasi dan pemenuhan ekspektasi di
bidang penanganan lingkungan hidup ymg bijaksana berhubungan nyata positif
dengan persepsi tentang keberadaan perusahaan, (3) persepsi dan sikap komunitas
terhadap perusahaan menunjukkan pola sebaran yang negatif menuju netral dan
sedikit positif, (4) persepsi komunitas tentang keberadaan perusahaan dar, persepsi
komunitas tentang komunikasi publik perusahaan berhubungan nyata positif
dengan sikap komunitas terhadap pemenuhan tanggungjawab sosial oleh
perusahaan.

..

SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan
dalam tesis saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KOMUNlKASl
DAN SlKAP KOMUNITAS TERHADAP PERUSAHAAN
(Kasus Pertambangan Timah di Kabupaten Bangka Barat)
Merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan
pembimbingan dari hasil komisi pembimbing, kecuali yang jelas ditunjukkan
rujukannya. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada

program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan inforrnasi yang
digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor,

September 2004

Sejak diambil alih oleh pemerintah RI, perusahaan penambangan timah di
Pulau Bangka dan sekitarnya beberapa kali mengalami perubahan struktur
organisasi perusahaan dan nama. Sebelum dinasionalisasi, sejak 2 Agustus 1976
dibentuk PT Tambang T i a h (Persero) sebagai otoritas penambangan timah di
pulau Bangka dan sekitamya dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pada 19 Oktober 1995 struktur serta nama perusahaan berubah kembali menjadi
PT. T i a h Tbk sebagai holding company dengan status go public. Struktur
perusahaan PT. Timah Tbk dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Struktur Perusahaan PT. Timah Tbk
PT. T

i Tbk dirancang sebagai perusahaan pertambangan terpadu,


mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan (tarnbang semprot di darat dan kapal
keruk di laut), pencucian bijih timah, peleburan dan pemasaran. Kegiatan utama
tersebut ditunjang oleh berbagai unit kegiatan lainnya seperti keteknikan, logistik,
surnberdaya manusia, kesehatan, keuangan, keselamatan dan lingkungan hidup.
Beberapa anak pemsahaan atau unit penunjang PT. Timah Tbk diantaranya adalah

PT.Tambang T i a h yang bergerak khusus di bidang pertambangan, PT. T i a h
Eksplomin yang bergerak di bidang eksplorasi, PT.T i a h industri yang bergerak
di bidang keteknikan, PT. Koba Tin yang me~ptIkanproyek kerja sama dengan

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian clan Kuasa Penambangan PT. Timah Tbk

Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian dm Sebaran Tambang Inkonvensional (Tambang Rakyat)

terungkap dalam paparan Erwin dalam rapat koordinasi Tim PET1 di Gedung Panti Wangka, Senin
(2614). "Dari 16.1 15 tambang tersebut tidak sernuanya memiliki izin, yang biasanya kita konal dengan
TI," tutu Erwin. "Ironisnya TI tersebut tak jelas KP-nya. Apalagi pengelola TI ternyata tidak semua
orang tidak mampu, ada pengusaha, PNS, aparat desa, aparat kecamatan, orang Timah sendiri, bahkan
ada aparat kepolisian," ungkap Kapolda. Namun diakui Erwin masalah TI saat ini sangat I< mpleks dan

bukan hanya tanggung jawab pcmda tetapi juga pengusalia. Selain itu persoalan TI menci E up bcrbagai
aspek di antaranya, mengenai persoalan lingkungan hidup, kesempatan kerja, penyelundu~an,
peningkatan ekonomi masyarakat serta masalah penegakan hukum. "Ada TI dengan sistern pasti ada
penyelundupan," tegas Erwin. Setnentara untuk melakukan pengawasan penyelundupan kbususnya
terhadap pasir timah, aparat terkendala sarana. "Polisi tidak mempunyai kapal laut untuk pzngawasan
serta keterbatasan personil. Walaupun sudah mengerahkan suluruh personil, tidak dapat rnangantisipasi
secara tuntas. Pasalnya hampir semua pantai di Bangka landai, sehingga mempermudah kegiatan itu,"
tandas kapolda. Sebelumnya Ketua Tim PETI Provinsi Babel yang juga Kepala Dinas Pertambangan dan
Energi Amir Syarifuddin SH dalam laporannya menjelaskan realisasi kerja Tim PET1 Babel yang
dibentuk berdasarkan SK Gubernur No 88.44/238/DPDl2003 tanggal 30 Mei 2003 antara :sin melakukan
pertemuan dengan tim pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten. Selain itu penertiban dan
sidak langsung oleh gubemur di aliran DAS Kace.
Rugi Rp 3,3 Triliun
Sementara itu Ketua Tim TP3 PETI pusat Yosep mengatakan, negara menderita kerugian akibat
pertambangan ilegal sekitar Rp 3,3 triliun setiap tahun. Persoalan ini hams diaamidengan melakukan
pemberantasan penyelundupan. Sementara ini telah terdapat larangan ekspor pasir timah sehingga dengan
cara apapun legal atau ilegal tidak terdapat pasir timah keluar dari wilayah hukum Provillsi Bangka
Belitung. Sedangkan untuk mengantisipasi TI, terlebih dahulu harus merubah pola pikir. pola sikap dan
pola tindak masyarakat. Sehingga tidak muncul tambang baru setelah petugas melakukan penertiban.
"Jika muncul tambang baru setelah petugas melakukan penertiban, maka harus dicari jawabanya. Karena

kebanyakan penambang merupakan masyarakat pra sejahtera," ungkap Y osef. (f6lf I)
Pasokan Air PDAM Mentok Dihentikan. Sumber Air Pasokan Air PDAM Meotok Dihentikan,
Sumber Air Tercemar L u m ~ u rTI
Sabtu, 24 April 2004 07:03:41
MENTOK -Terhitung sejak Jumat (2314), PDAM Tirta Bangka Cabang Mentok secars resmi
menghentikan aliran air ke rumah pelanggan. Akibatnya sekitar 2.300 lebih pelanggan aktif PDAM
terancam tidak mendapatkan suplai air sampai batas waktu yang belum ditentukan. Alasdn penghentian
operasi PDAM ini karena kondisi operasional terutama mengenai kualitas sumber air baku PDAM yang
diperoleh dari aliran air Sungai Babi Mentok, sudah tercemar berat akibat tercampur lurnpur hasil
buangan limbah TI (Tambang Inkonvensional) yang beroperasi di bagian hulu sungai. Al.ibat terlalu
banyak menghisap air lumpur ini, menyebabkan pompa intake mudah terbakar. "Kualitas air sudah sangat
membahayakan akibat tercemar aktifitas TI yang beroperasi di bagian hulu aliran Sungai Rabi sebagai
sumber air baku PDAM," kata Kepala PDAM Tirta Bangka Cabang Mentok Cecep Gunawan Gafar yang
ditemui Grup Bangka Pos di ruang kerjanya, Jumat (2314). Ditambahkamya, alasan penElientian ini
karena dari segi kegiatan operasional juga sudah tidak memungkinkan lagi. Sebab pompa intake bekerja
bukan lagi mengisap air melainkan lumpur. "Pompa intake disini memang ada empat, satu ponipa
kemarin sudah rusak terbakar karena mengisap lumpur. Kalau kondisi ini terus dipaksakan untuk
dioperasikan, maka ada kemungkinan akan menyebabkan pompa intake lainnya ikut juba terbakar.
Sehingga kami melihat kondisi operasional saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk diopeiasikan,
jadi terpaksa mulai hari ini tidak dioperasikan lagi," tegas Cecep. Menurutnya, secara k m i s cara kerja

pompa ini akan menjadi lebih berat karena bukan lagi mengisap air tapi lumpur. Sebab pompa ini
digerakkan motor dan untuk menggerakkan motor digunakan listrik. Jumlah putaran powpa (rpm) sudah
ditentukan yaitu 1.500 rpm untuk mengisap air, bila yang masuk lumpur berarti putaran (rpm) akan PXWI
atau dibawah 1.500 rpm. Karena putarannya dibawah standar otomatis akan menyebabkan korsleting lalu
pompa terbakar. "Kondisi ini memang sudah kita laporkan kepada Kantor Pusat PDAM 'Tirta Bangka di
Sungailiat dan Bupati Bangka Barat. Kita berharap pemda bisa membantu PDAM bagainana jalan
keluarnya, supaya masyarakat disini tetap bisa menikmati aliran air PDAM ini," harap Cecep. Cecep
mengaku PDAM memang pernah mengusulkan kepada pemda untuk mencari sumber air baku yang lain

guna mengganti sumberair baku aliran Sungai Babi. Namun dengan begitu harus menyiapkan instalasi
PDAM baru di lokasi yang baru pula. "Kita memang meminta perhatian dan bantuan dari pemerintah
daerah untuk membantu mengatasi persoalan hi. Mungkin juga dilakukan razia operasi T1 di hulu
Sungai. Apalagi pekerja TI sudah mulai berani bahkan sekitar 50 meter dari sumber intake PDAM juga
mereka sudah berani mengoperasikan TI disini," imbuh Cecep. Secara terpisah pelaaggan air PDAM,
Firman warga Sungai Daeng Mentok sangat me~lyayangkandihentikannya operasi PDAM Cabang
Mentok ini. Sebab masih banyak warga Mentok yang tergantung dari aliran air sebagai bahan kebutuhan
sehari-hari, terutama bagi warga yang tidak mampu membangun sumur sendiri. "Saya menang sempat
kesal tadi kenapa air PDAM tidak mengalir seperti biasanya dan kita juga semula tidak tahu apa
sebabnya. Rupanya memang sengaja dihentikan karena kondisi air bakunya sudah sangat lcrccmar karcna
operasi TI," kata Firman. Kendati demikian warga berharap agar kondisi P D A M ' ~cepat
~ ~ diatasi oleh
pihak-pihak terkait seperti bantuan perhatian dari pemerintah daerah sangat dibutuhkan, sehingga aliran
air tetap bisa dinikmati pelanggan. "Mungkin sementara ini terpaksa mencari air angkut pakai jerigen
dulu ke daerah Pal Dua. Kita kasihan sama anak-anak terpaksa mandinya mengungsi agak jauh dari
rumah apalagi pagi-pagi mau berangkat ke sekolah," keluh Firman. (edw)
Tim Jarine 15 Truk Pasir Timah
Rabu. 07 April 2004 03:18:09
MENTOK -Tim Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat terdiri dari dinas pendapiitzn d~erah
(Dispenda), dinas pertambangan dan energi, satpol ~ ~ , d Polsek
a n Kelapa dalam sepuluh hari terakhir
berhasil menjaring 15 truk mengangkut pasir timah di Pos Penjagaan Simpang Bulin Kecamatan Kelapa.
Kepala Dispenda Kabupaten Bangka Barat, Oscar Darmasetiawan yang ditemui Grup Barlgka Pos di
ruang kejanya, Selasa (614) mengatakan, tim tersebut dibentuk Pemda Bangka Barat u n t ~ kmengawasi
perdagangan pasir timah dengan pusat penjagaan di Pos Simpang Bulin. Oscar menjelaskan, ke-15 truk
i
mengambil
tersebut mengangkut pasir timah berkisar antara 6-7,5 tonltruk. Tujuan penjaringan i r ~ untuk
pajak pertambangan umum darl mineral ikutannya. "Jadi sekarang ini I'enida Barigka Barat baiu
membentuk satu pos pengawasan di daerah Simpang Bulln Kecarnatari Kclapa. Sernua kerdaraan
terutama niobil truk yang mengangkut timah keluar dari wilayah Bangka Barat akan ditahr n dengan
Uangka 13aral ini, katit
tujuan untuk dipungut pajakriya," kata Oscar. Tim I'engawasan I'cmda Kabupatc~~
Oscar, sudah mulai bertugas sejak sepuluh hari yang lalu, terdiri dari dinas pertambangan, dispenda,
satpol PP, dan anggota Polsektif Kelapa. Tim melakukan penjagaan selama 24 jam di pos tersebut. Hasil
temuan selama hi, kata Oscar, umumnya yang membawa pasir timah itu keluar dari wilzyah Kabupaten
Bangka Barat adalah pengusaha-pengusaha yang legal dan sudah punya SIUP (Surat Izin Ilsaha
Pertambangan) di Bangka Barat. "Jadi kita melakukan sistem bayar pajak hasil pertambarigan di tempat
atau mulut tambang. Tim sudah berhasil menahan sebanyak 15 truk pengangkut pasir timah, dimana satu
truk muatannya antara 6 sampai 7,5 ton," ujar Oscar. Menurutnya, kalau dalam pcmeriksaan tim
pengawasan itu ternyata pasir timah yang dibawa oleh para kolektor liar atau pengusahanya tidak
terdafhr di Bangka Barat, maka pasir timah itu bisa disita Pemda Bangka Barat. Namun kalau berasal
dari kolektor timahlpengusaha yangmemiliki SIUP dari dinas pertambangan, maka dispenda hanya akan
mengenakan pajak sebesar Rp 500kg pasir timah yang dibawanya keluar daerah. Biaya tersebut untuk
pungutan pajak pertambangan umum dan mineral ikutannya.
Tunggu SK Bupati
Secara terpisah Drs Alamsyah Arsyad MPA, Pjs Kepala Disperindag Koperasi. UKM, dan Penanaman
Modal Kabupaten Bangka Barat kepada harian ini mengatakan, pihaknya juga telah menernpatkan
petugas di lapangan untuk menerapkan Perda No 20 Tahun 2002 tentang Perdagangan Barang Strategis.
Salah satu pasal dalam perda itu menyimpulkan bahwa barang strategis yang diangkut kcluar daerah
kabupaten asalnya, dikenakan pajak Rp 1001kg. (edw)

TI akan Ditcrtibkan
Kamis. 25 Maret 2004 06:35:13
PANGKALPINANG -Rencananya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bangka Belitung tersama
pemerintah di kabupatenlkota akan melakukan penertiban terhadap keberadaan tambang inkonvensional
(TI). Terhadap persoalan ini, ada upaya pemprov untuk mengirimkan surat kepada tim penanggulangan

penambangan inkonvensional (Peti) pusat. Kepala Dinas Pertambangan Provinsi Bangka Belitung, Amir
Syarifbdin SH kepada Grup Bangka Pos mengatakan, untuk melakukan penertibarl TI, pihaknya sudah
melakukan koordinasi antara daerah di Provinsi Bangka Belitung. Langkah lebih lanjut, setelah pemilu
legislatif terdapat rencana untuk mengirim surat kepada tim peti pusat, dirjen GSM untuk menanggulangi
keberadaan tambang tersebut. "Nanti kita akan melakukan pertemuan dengan bupati, walikota serta dinas
terkait. Kegiatan itu kernungkinan dilaksanakan sekitar bulan April. Penanggulangan masalah TI,
merupakan persoalan bersama. Sehiigga dengan adanya pertemuan dapat mencari jalan keluar," ujar
Amir, Rabu (24f3). Untuk menertibkan tambang tersebut, pemerintah telah rnempunyai dasar hukum
berupa peraturan daerah (perda). Amir mengatakan, seharusnya TI dilengkapi izin. Sedangkan kapasitas
pemprov terhadap persoalan ini, hanya memberikan pembinaan kepada kepala duerah serta dinas terkait.
Amir menambahkan dalam rapat si~kronisasiprogram dinas pertambangan, Wakil Gubemur Suryadi
Saman mengatakan, pertambangan sekarang tidak lagi menjadi sektor unggulan, namun sebagai sektor
pendukung. Adapun program unggulan ditujukan pada sektor kelautan, perikanan serta sektor parawisata.
(f6)

65 Persen Reklamasi PT Timah Rusak Berat
Jum'at, 19 Maret 2004 07:42:19
PANGKALPMANG - PT Timah Tbk sejak tahun 1992 hingga 2000 s ~ ~ d mereklamasi
ah
lahan eks
tambang tirnah di Provinsi Bangka ~elitungseluas 4.662 hek&. Untuk rnereklamasi eks tambang timah
tersebut, PT Timah rnenghabiskan dana sebesar Rp 13,835 miliar. Tetapi saat ini, 65 persen lahan
reklamasi rusak berat akibat beroperasinya tarnbang rakyat atau tambang inkonvensional (TI). Hal itu
diungkapkan Kepala Humas PT Timah Tbk Abrun Abubakar ketika ditemui harian ini di kantornya,
Kamis (1 813). "Dana untuk rnereklamasi eks tambang tirnah berasal dari dana rehabilitasi lingkungan
yang telah di accrued dalam accounting reserve yang diaudit dan dipublikasikan bersama laporan tahunan
perusahaan. Total dana untuk reklamasi dari tahun 1992 hingga 2000 mencapai Rp 13,835 miliar yakni,
Pulau Bangka sebesar Rp 9,005 miliar, Belitung Rp 4,706 miliar dan Singkep Rp 124jutti. Sedangkan
luas lahan yang direklamasi yakni 4.662 hektar. Untuk Pulau Bangka 3.133 hektar dan Belitung 1.529
hektar," kata Abrun ditemui di kantomya, Kamis (813). Menurutnya, tahun 200 1 lalu PT Timah untuk
sementara tidak rnelakukan reklamasi. Hal ini disebabkan maraknya aktivitas TI baik di etcs tambang
timah yang menyebabkan rusaknya 65 persen lahan reklamasi. Tetapi dana untuk reklamasi masih ada
dan akan digunakan jika kondisi sudah memungkinkan. "Kita sangat menyesalkan pengrusakan ini,
padahal sudah kita pasang papan peringatan. Karena pada prinsipnya kita ingin mengajak rnerangkul
mereka supaya menambang berdasarkan aturan yang ada. Tahun 2004 ini kita sedang rnelalrukan survey
untuk mengadakan reklamasi lagi. Dan kita berharap kepada semua pihak agar menegakkan aturan yang
ada, karena kita sendiri sulit untuk rnengawasinya," katanya. Labih lanjut Abrun mengatakan,
berdasarkan data hasil penelitian Universitas Sriwijaya Palembang tahun 2001 lalu, yalali terkait
pemanfaatan kolong eks tambang timah, jumlah kolong di Pulau Bangka sebanyak 544 kolong dengan
luas 1,036 hektar atau 0,l persen dari luas Pulau Bangka. Sedangkanjumlah kolong di Eselihlng sebanyak
343 kolong dengal luas 677 hektar atau O,1 persen luas Pulau Belitung. (f7)
TNI AL Amankan Tuiuh Truk Pasir Timah
Jumat, 13 Februari 2004.05:lO WIB
Operasi gabungan Satuan Intelijen dan Satuan Patroli Terbatas dari Pangkalan Utama Tl4I AL (Lantamal
11) akhir pekan lalu di perairan sekitar pulau Damar teluk Jakarta berhasil rnengamankan tujuh truk yang
mengangkut pasir timah. Menurut siaran pers Dinas Penerangan TNI AL di Jakarta, Ka~nis(1212),
ketujuh truk tersebut berada di KM Srikandi dan KM Senopati. Sebanyak empat truk pasir timah
diternukan di KM Srikandi pada Sabtu (7/2), sedangkan tujuh truk pasir timah dan satu truk yang
mengangkut kayu olahan di temukan di KM Senopati pada Minggu pagi (812). Menurut Asintel Lantamal
11, Letkol Marinir Widad, pasir timah tersebut berasal dari Pulau Bangka, dan diduga ke-l I truk itu
rnemuat pasir timah secara ilegal. Sejak Juni 2003 sampai sekarang, Lantamal I1 telah berhasil
menangkap dan menggagalkan upaya penyelundupan pasir timah sebanyak 3 I truk. Truk-truk yang
mengangkut pasir timah itu saat ini diamankan di Lantamal I1 untuk diproses lebih lanjut. (AnUedj)