1: Pengumpulan Data Hidrologi, Meteorologi, dan Izin Pengambilan air dan Pembuangan Air Limbah oleh Kabupaten/Kota
Langkah 3-1: Pengumpulan Data Hidrologi, Meteorologi, dan Izin Pengambilan air dan Pembuangan Air Limbah oleh Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota mengumpulkan data dan informasi berikut. (1) Data Hidrologi (2) Data Meteorologi (3) Izin Pengambilan Air dan Pembuangan Air Limbah (4) Pengguna Air
(1) Data Hidrologi
1) Debit Air
Debit air adalah data hidrologi yang dikumpulkan dari Instansi Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum. Data debit air harian selama 10 tahun terakhir (setidaknya 5 tahun terakhir) dibutuhkan untuk menentukan debit rencana. Sebagian besar data dikumpulkan dalam Langkah 2-1-1: Pengumpulan Data Awal diperlukan Debit air adalah data hidrologi yang dikumpulkan dari Instansi Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum. Data debit air harian selama 10 tahun terakhir (setidaknya 5 tahun terakhir) dibutuhkan untuk menentukan debit rencana. Sebagian besar data dikumpulkan dalam Langkah 2-1-1: Pengumpulan Data Awal diperlukan
2) Kecepatan Aliran Air
Data kecepatan aliran air sungai adalah parameter untuk menetapkan koefisien pemurnian ( self purification ). Data ini dapat diperoleh dari survei lapangan dengan alat current meter .
Tanda Batas Di Bagian Hulu Upstream Marker Tanda Batas Di Bagian Hilir Downstream Marker
Pengukuran Jarak dan Waktu
Gambar 1.9. Metodologi Pengukuran Kecepatan sungai
(2) Data Meteorologi
Data meteorologi seperti curah hujan, suhu udara, kelembaban, arah dan kecepatan angin dikumpulkan dari Badan Meteorologi dan Geofisika. Data bulanan selama 5 tahun terakhir dibutuhkan untuk menetapkan kondisi meteorologi. Sebagian besar data dikumpulkan dalam Langkah 2-1-1: Pengumpulan data awal diperlukan dalam Inventory.
(3) Izin Pengambilan Air dan Pembuangan Air Limbah
Pengambilan air dan pembuangan air limbah seperti industri, irigasi, dan air minum memerlukan perizinan dari Instansi Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum, dan Instansi Lingkungan Hidup. Data Izin Pengambilan Air dan Pembuangan Air Limbah
dikumpulkan dari intansi-instansi tersebut di atas. Sebagian besar data dikumpulkan seperti Langkah 2-1-1: Pengumpulan data awal diperlukan dalam Inventory.
(4) Pengguna Air
Informasi mengenai pengguna air merupakan data dasar untuk identifikasi stakeholder dan menetapkan Kelas Air. Informasi ini dapat diperoleh dari survei lapangan seperti wawancara terhadap penduduk lokal dan lembaga setempat yang relevan.
Langkah 3-2: Pengumpulan Data Hidrologi, Meteorologi, dan Izin Pengambilan air dan Pembuangan Air Limbah oleh Provinsi Propinsi akan mendukung Kabupaten/Kota untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai hidrologi, meteorologi, dan Izin Pengambilan Air dan Pembuangan Air Limbah, serta pengguna air sebagaimana dimaksud pada Langkah 3-1.
Langkah 3-3: Perkiraan Daya Tampung Beban Pencemaran Air (Penentuan Beban Total Maksimum Harian) oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat membuat Perkiraan Daya Tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA) dan Menentukan total beban maksimum harian sesuai langkah-langkah berikut.
1) Studi Keseimbangan Air (Langkah 3-3-1)
2) Perkiraan Beban Pencemaran sampai ke Sungai (Langkah 3-3-2)
3) Simulasi Kualitas Air dengan Model (Langkah 3-3-3)
4) Perkiraan DTBPA (Langkah 3-3-4)
(1) Neraca Air
Pelaksanaan kajian simulasi kualitas air, memerlukan informasi debit air. Biasanya di musim kemarau debit air sungai kecil dan kondisi kualitas air memburuk, sehingga direkomendasikan untuk melaksanakan analisis karakteristik debit air sungai dan simulasi kualitas air pada musim kemarau untuk memahami kondisi kualitas air sungai pada kondisi terburuk dalam setahun.
Selain data pemantauan aliran sungai, diperlukan juga informasi neraca air yang menunjukkan penggunaan air saat ini untuk domestik, pertanian dan industri. Gambar 1.10 menunjukkan contoh neraca air sungai Cisadane dalam satu bulan musim kemarau dalam 10 tahun terakhir
Gambar 1.10. Contoh Peta Sumber Pencemaran Air Timbunan Sampah Sepanjang Sungai
Cisadane
(2) Perkiraan Beban Pencemaran Yang Masuk Sungai
Beban pencemaran yang masuk sungai dihitung dengan mengalikan beban pencemaran pada masing-masing sumber dengan koefisien pengaliran ( run-off ratio ) seperti ditunjukkan pada rumus berikut.
Beban Pencemaran (BL) = Beban Pencemaran pada Sumber (BPS) x koefisien pengaliran ( α )
Domestik Domestic Septic Tank/ Pit Larine Septik Tank/ Pit Latrine - Point Sources
Facility Fasilitas Sistem Pengolahan Air Limbah Sewerage Treatment System
Sumber - Factory
Titik /
− Husbandry Pertambangan
Sistem Pengolahan Treatment System
− Rumah Sakit −
Sungai / Tangan
SW Dumping Industri Kerajinan
Non Peternakan Livestock
Point Sources
Non
Point
Source Perkotaan Urban
Pertanian Hutan
1) Beban Pecemaran
Mungkin Untuk Diperkirakan
Inventarisasi Sumber Emisi
Pada Sumber
2) Beban Pencemaran
Yang Masuk Sungai
Efek Run off -
Gambar 1.11. Skema Beban Pencemar Masuk Sungai
(3) Simulasi Kualitas Air dengan Model
1). Prosedur Umum
1. Pemilihan Simulasi Model Kualitas Air
Informasi Debit Air Sungai Beban Pencemaran Masuk ke Sungai
2. Kalibrasi Model Kualitas Air dengan Data Pemantauan Kualitas Air Menggunakan Koefisien self-purification
3. Menghitung Kualitas Air Sungai tanpa Mempertimbangkan Target Tahun Rencana PPA & PPA
Gambar 1.12. Prosedur Simulasi Kualitas Air
2). Pemilihan Model
Menurut PERMEN LH No.114 tahun 2003, perhitungan DTBPA sungai didasarkan pada penggunaan rumus Keseimbangan Massa dan rumus Streeter Phelps. Namun, jika memerlukan hasil pemodelan yang lebih lengkap dapat menggunakan perangkat lunak (software) pemodelan misalnya QUAL2K, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.10 dan Gambar 1.13 sampai 1.15..
Tabel 1.10. Model Simulasi Terpilih
Items
Keseimbangan
Streeter Phelps
Software
massa
Kompleks Kerumitan
a. Debit air selama musin kemarau diperlukan
Data yang
a. Debit air selama
a. Debit air selama
musim kemarau atau
musin kemarau atau
atau pada saat debit minimum
pada saat debit
pada saat debit
b. Data Hidrolis, kemiringan
minimum
minimum
sungai, debit sungai, karakteristik
b. Data beban
b. Koefisien Self-
dasar sungai (batuan, pasir,
c. Data beban
c. Koefisien penguraian materi
pencemaran
organik (terutama BOD) dan parameter lainnya
d. Data beban pencemaran
Q 1 C 1 (Hulu Titik Pertemuan Limbah)
Q 2 C 2 (Sumber Pencemar)
Penurunan Kadar
Pencemar oleh
Self Purification
C 3 = (Q 1 C 1 +Q 2 C 2 ) / (Q 1 + Q 2 )
Jika C 3 >C BM (Kelas XX) : Tidak ada Sisa DTBPA Jika C 3 < Cstd (Kelas XX) : Ada Sisa DTBPA