KHUTBAH JUM’AT Mabuun Raya HP.081348840437

Kaum Muslimin Rahimakumullah. 101

Kita hidup di dunia ini laksana mengarungi perjalanan yang panjang. Kita hidup menuju mati. Kita sekarang ini da- lam perjalanan untuk kembali kepada Tu- han. Tak ada satu kekhawatiran yang kita takutkan, kecuali tersesat di jalan, karena tak seorangpun diantara kita yang ingin se- sat. Semua kita ingin selamat, ingin cepat- cepat sampai ke tujuan dan ingin lekas- lekas menggapai pulau harapan. Kita se- mua ingin meraih kesuksesan dari apa yang di-cita-citakan, yakni mencapai mar- dhatillah, keridhaan Allah SWT.

Muslimin Rahimakumullah.

Sesungguhnya jalan yang lurus, a- tau jalan yang diridhai Allah itu, hanyalah satu, sebab Dia memang satu (esa) dalam dzat-Nya, sifat dan perbuatan-Nya. Se- dangkan jalan yang berliku itu sangat

banyak dan beraneka ragam, karena ke- mungkaran memang sangat banyak jalan- nya dan beraneka ragam bentuknya.

Firman Allah SWT. :

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan- jalan (yang lain)” (QS. Al-An-am ayat- 153).

Hadirin.

Semenjak kita menginjakkan kaki di bumi persada ini, semenjak itu pulalah

pengembaraan kita mulai, manusia berte- baran dan berlalu lalang di muka bumi hendak menuju Allah SWT. Masa tempuh perjalanan kita adalah batas umur yang di- tetapkan Allah kepada kita. Dengan kata lain, umur kita adalah batas dan masa perjalanan menuju Allah itu sendiri. Se- dangkan perputaran antara siang dan ma- lam adalah sebagai fase dan jenjang dari suatu perjalanan yang harus ditempuh dari sati fase ke fase berikutnya hingga akhir- nya kita sampai ke batas tujuan. Orang yang cerdik adalah orang yang mampu menempatkan fase perjalanannya senanti- asa berada di hadapannya dan menempuh- nya dengan penuh kehati-hatian dan me- nempatkan maslahat di atas mudharat. Apabila satu fase telah diselesaikannya maka segeralah ia berkonsentrasi mengha- dapi fase berikutnya. Ia bersegera untuk menapaki kehidupan ini dengan ibadah dan amal shaleh.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Kalian tidak akan tersesat selama-lama- nya, bila kalian selalu berpegang teguh

Petunjuk jalan lurus meliputi setiap kepada keduanya. Dua pusaka itu adalah upaya yang dilakukan untuk mencapai ke-

Kitabullah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul- ridhaan Allah SWT. Hal-hal yang dapat

ullah SAW.”

dilakukan agar diridhai oleh Allah SWT. sesungguhnya sangatlah banyak dan ber- macam-macam bentuk dan caranya. Na-

Hadirin.

mun jalannya hanyalah satu, yaitu dengan menjalankan agama-Nya berdasarkan Al-

Berpegang kepada Al-Qur’an dan Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Sunnah Rasulullah SAW. artinya menjadi- kan Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadits)

Sabda Rasulullah SAW. : sebagai pedoman hidup kita, baik dalam hubungan kita dengan Allah (hablun

ْ ◊ ِ ↓° َ ⇑ ِ σ ْ ⎜ Ρ َ ⇑ ْ ↓ َ θ ْ ُ λ ϖ ْ ∏ ِ ُ Γ ْ ∧ َ Ρ × َ dengan sesama manusia (hablun minan Ε naas), termasuk hubungan kita dengan َ ﱠ

θ minallah) maupun dalam hubungan kita ْ ُ Φ ْ λ ﱠ Τ َ π َ ×

alam sekitar (hablun minal ‘alam).

Dengan memeluk agama Islam se-

cara konsekuen dan bertanggung jawab, “Kutinggalkan untuk kalian dua pusaka.

dalam artian mematuhi segala aturan-

aturan Allah yang tertera dalam kitab-Nya Al-Qur’an serta penjabarannya dalam ha-

dits Rasulullah SAW. dan ijma ulama, ma- ka insyaAllah jalan lurus yang kita ingin-

kan, yang kita dambakan dan kita mohon- kan dalam setiap shalat kita, akan dapat ki-

ta peroleh.

Akhirnya, marilah kita pegang te-

guh dua kitab pusaka tersebut, dalam arti- an kita baca, kita simak, kita pelajari, kita

hayati dan kita amalkan segala isi dan kan- dungannya.

⇐ ُ ْ υ ⋅ ُ ↓ َ ِ θ ϖ ْ ν ِ َ ∈ ْ rahkan taufik dan hidayah-Nya kepada ki- ُ ⇔↓ ∉ ϖ ْ π ِ ﱠ Τ⇔↓ َ υ 〈τ ُ ⇓ ﱠ ِ ↓ τ × َ َ ™ َ ζ ِ ×

Semoga Allah senantiasa mencu-

ta semua, sehingga kita mampu menem- puh jalan-Nya yang lurus. Amin.

⇐ bersama-sama berhimpun di majelis Jum- ِ ْ υ ُ ℜ ﱠ Ρ⇔↓ ™ َ ِ θ ⎜Ρ ْ ِ َ λ ْ ⇔↓ ⎡Χ ِّ ِّﱠ ρ⇔↓↓ َ Θ〈  ⎛ ν  َ ⊂ ’at yang mulia ini, guna melaksanakan τ± serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang ° ِ َ Λ ْ ∅ َ ↓ َ ™

τ⇔ ِ ↓  ⎛ν َ ⊂ ﱠ ™ ٍ Π ﱠ π َ Λ ُ ⇑ ِ θ ϖ ْ ِ φ َ ∈ ْ ⇔↓ suci dan mulia ini.

Π ُ ∈ ْ َ ±° ⇑ ﱠ َ ↓ ِ σ⎜ Π⇔↓ ِّ ِ ⇒ υ ْ ⎜ َ ⎛⇔  ↓ ِ τ ∈Χ َ َِ × ْ σ ⇑ َ ™ َ Muslimin Rahimakumullah.

َ ⎝° ⎜ ﱠ ↓ ِ َ ™ θ ْ ُ λ ْ ϖ ∅ ِ ™ ْ ↓ ُ ِ ã ↓ َ ⎯° Χ َ ⊂ƒ ِ َ ϖ َ ∏ Seorang Arab dusun datang meng- َ hadap Rasulullah SAW. Ia bertanya ten- ◊ υ ْ ُ ϕ ﱠ Φ π ُ ْ َ

tang Tuhan. Pertanyaannya, “Muhammad,

Tuhan itu jauh atau dekat? Apabila Tuhan itu jauh, maka akan saya panggil Dia de-

ngan suara keras! Tetapi, apabila Tuhan

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

itu dekat, maka akan saya panggil Dia de-

himakumullah.

ngan suara pelan saja”.

lhamdulillah, kita ber- Mendengar pertanyaan ini, kaum syukur ke khadirat Al-

A lah SWT. yang mana langsung memberikan jawaban. Kenapa?

Muslimin sekalian, Rasulullah SAW. tidak

atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga Karena apabila dijawab oleh Rasulullah dapatlah pada hari ini, kembali kita

bahwa Tuhan itu dekat,maka tentu seorang

Arab dusun ini akan balik bertanya dan Nya dalam keadaan ragu, dalam keadaan memberikan sanggahan, “Kok, tidak keli-

bimbang. Sehingga Dia sendirilah yang hatan” katanya. Atau apabila dijawab oleh

memberikan jawaban atas pertanyaan seo- Rasulullah bahwa Tuhan itu jauh, barang-

rang Arab dusun ini, yang jawaban terse- kali lantaran jauh ini, ada suatu kecende-

but sampai hari ini masih tersimpan rapi di rungan dari seorang Arab dusun ini untuk

dalam Al-Qur’anul kariem pada Surah Al- melakukan hal-hal yang bertentangan de-

Baqarah ayat 186, yang berbunyi : ngan ketentuan hukum agama, karena me- mang taraf berpikir atau tingkat intelektu- alitas seorang Arab dusun ini dibilang sa-

ngat rendah, sehingga tidak mampu me- nangkap atau memahami apa yang dimak-

sudkan oleh Rasulullah SAW. jika sekira- nya beliau memberikan jawaban.

◊ َ ْ ™ Π ُ ُ Muslimin Rahimakumullah. ْ ⊗ Ρ َ ⎜

Terhadap peristiwa ini, dialog anta- “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepa- ra seorang Arab dusun dengan Rasulullah

damu (hai Muhammad) tentang Aku. Ja- SAW. ternyata Allah tidak tinggal diam.

wab olehmu, sesungguhnya Aku adalah Allah SWT. tidak tega membiarkan Rasul-

dekat. Aku akan selalu memenuhi harapan

dan permohonan orang yang berdoa apa- mendekat kepadanya sehasta, dan jika ia bila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendak-

mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku lah mereka itu memenuhi (segala perin-

akan mendekat kepadanya sedepa, dan ji- tah)Ku, dan hendaklah mereka beriman

ka ia datang kepada-Ku dengan berjalan kepada-Ku, agar mereka selalu berada

kaki, maka Aku akan datang kepadanya dalam kebenaran”.

dengan berlari”.

Bahkan di dalam sebuah hadits ri- wayat imam Bukhari disebutkan :

Hadirin, Kaum Muslimin Rahimakumul- lah.

ُ Γ ± ْ ﱠ Ρ َ ϕ َ ×↓ ً Ρ Χ ْ ⊗ ِ ﱠ ⎛ َ ⇔ ِ ↓ Π ُ Χ ْ َ ∈ ْ ⇔↓ ″ َ Ρ ﱠ ϕ َ َ ×↓ ↵ َ ↓ ِ Dari jawaban ini, jawaban atas per- ° tanyaan seorang Arab dusun terhadap Ra- ⊂↓ ً ℵ َ ↵ ِ ﱠ ⎛ ⇔ َ ِ ↓

َ ″ Ρ ﱠ َ ϕ َ ×↓ َ ↵ ↓ ِ َ ™° ً ⊂↓ َ ℵ ِ ↵ ِ τ ْ ϖ ⇔ َ ِ ↓ sulullah SAW. yang kemudian dijawab ْ oleh Allah melalui firman-Nya, dan

diperkuat oleh hadits Rasulullah SAW.

nampak-nya terdapat suatu anjuran yang nadanya menantang kita, maunsia, agar

kita selalu memohon dan memohon kepa-

da Allah SWT. dalam bentuk doa. “Jika seorang hamba-Ku mendekat kepa-

da-Ku sejengkal, maka Aku akan Allah memang Maha Tahu apa

ting dalam ajaran Islam, sehingga dalam yang kita hajatkan, namun Allah minta

bentuk-bentuk kegiatan ritual keagamaan agar semua yang digetarkan oleh batin

kedudukan dan fungsi doa menempati kita, semua yang kita inginkan, yang kita

urutan yang teratas, bahkan dinyatakan : hajatkan tersebut kita ungkapkan, kita wujudkan dalam bentuk doa.

Janganlah ada terlintas dalam pi-

“Doa itulah ibadah”.

kiran kita perasaan malu untuk berdoa

kepa-da Allah SWT. Tidak perlu malu. Karena Allah justeru sangat suka kepada

hamba-Nya yang suka dan banyak berdoa, “Doa itu otaknya ibadah”.

dan Allah malah benci kepada hamba-Nya

yang malas berdoa. “Mintalah kepada-Ku, mintalah kepada-Ku, kata Allah, niscaya

akan Aku penuhi permintaanmu”.

“Doa itu senjata orang yang beriman, ti-

Muslimin Rahimakumullah.

ang tonggak agama, sinar cahaya langit

dan bumi”. disamping adanya jaminan dari Allah SWT. bahwa beliau terhindar dari dosa

Mengingat betapa pentingnya doa dan kesalahan, namun ternyata kehidupan tersebut, maka setiap bentuk-bentuk iba-

beliau senantiasa dihiasi oleh doa demi do- dah dalam Islam selalu terdapat di dalam-

a, permohonan demi permohonan kepada nya unsur doa. Seperti shalat umpamanya,

Allah SWT. Apatah lagi seperti kita yang banyak sekali di dalamnya unsur doa. De-

banyak memiliki kedhaifan. Kita sering mikian juga dengan bentuk-bentuk ibadah

berbuat dosa dan kesalahan. Maka sudah lainnya, seperti puasa, zakat, haji dan bah-

sepantasnyalah apabila kita senantiasa kan setiap aktivitas kehidupan kita sehari-

memperbanyak doa dan permohonan kita hari, dari bangun tidur hingga tidur lagi,

kepada Allah SWT. Apalagi di dalam ke- kita senantiasa dituntun dengan doa demi

hidupan yang serba modern dan konfleks doa.

ini, maka kehadiran doa berikut fungsinya, benar-benar membantu dalam kehidupan kita.

Muslimin Rahimakumullah.

Dengan banyak berdoa, dalam arti- Rasulullah SAW. walaupun beliau

an menyadari sepenuhnya akan kelemahan berpredikat sebagai rasul pilihan yang se-

diri dan ketidakberdayaan di hadapan Al- nantiasa mendapat ma’unnah, pertolongan

lah SWT. sembari mengharapkan perto- Allah dan dilengkapi dengan berbagai

longan-Nya, insyaAllah pikiran kita akan mu’jizat atau keistimewaan yang luar biasa

menjadi tenang, jiwa kita akan menjadi

Segala usaha dan aktivitas yang dilakukan hidupan yang kita alami dapat kita atasi

tanpa berdoa, maka usaha dan aktivitasnya dengan baik, karena kita yakin akan kebe-

akan menjadi rapuh. Sebaliknya, berdoa saran dan kekuasaan Allah SWT. Karena

saja tanpa berusaha, ibarat roh tanpa jasad. kita yakin akan keMaharahmanan dan ke-

Oleh karena itu, berusahalah dan ber- Maharahiman Allah SWT. Dan kita yakin

doalah, Ora et Labora. Ketahuilah, doa se- pula bahwa bagaimanapun rumitnya suatu

sungguhnya mempunyai kekuatan dan ke- masalah, pasti terdapat jalan keluarnya.

ajaiban tersendiri yang bersifat abstrak, Tak ada persoalan hidup dan kehidupan

dan pada saat-saat tertentu, doa dapat ber- yang tak dapat diatasi. Bukankah pepatah

peran lebih jauh dan lebih besar dari amal- telah mengatakan, Banyak jalan menuju

an-amalan yang nyata.

Roma. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.

Akhirnya, marilah kita tingkatkan munajat kita kepada Allah SWT. Dan sei- ring dengan itu kita tingkatkan pula kegi-

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

atan-kegiatan ibadah kepada Allah, kegiat- an-kegiatan amal shaleh, sehingga apa

Ingatlah bahwa berdoa adalah da- yang kita harapkan, apa yang kita inginkan lam rangka menjalankan perintah Allah,

dan apa yang menjadi doa dan permohon- karena Dialah yang memerintahkan kita

an kita, kiranya dapat diijabah oleh Allah untuk berdoa. Orang yang angkuh dan

SWT. Amin ya Rabbal ‘alamin.

ِ ِ   ِ ِ T T U U G G A A S D A ’ W A H ْ σ ⇑ َ ™ َ τΧ ْ Λ َ ∅ ™ َ τ⇔ ↓ ⎛ ν ⊂ َ َ ™ ã ↓ ⇐ ْ υ ُ ℜ ℵ S َ D A ’ W A H

Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at

yang dirahmati Allah SWT.

َ ζ َ ∏ ُ τ ν ْ ِ ν Ζ ْ ⎜ ﱡ ْ σ َ ⇑ َ ™ τ ُ َ ⇔ ﱠ ο ِ Ζ ُ ⇑ َ ζ َ ∏ ُ ã ↓ ertama-tama dan uta-

ُ ma, marilah dalam ke- ® َ Π ْ ≡ َ ™

sempatan ini kita ber-

sama-sama memanjatkan puji dan syukur

ke khadirat Allah SWT. yang mana atas perkara dagang misalnya. Mungkin lantar- izin-Nya jualah sehingga dapatlah pada si-

an kurang hati-hati, kurang perhitungan, ang ini kita bersama-sama menunaikan

sehingga seseorang mengalami kerugian. fardhu Jum’at di masjid yang mulia dan

Namun kerugian ini akan dapat kita tutupi terhormat ini.

manakala kita melakukan kegiatan perda- gangan lagi di masa-masa yang akan da- tang, dan mungkin saja justeru kita mem-

Muslimin Rahimakumullah.

peroleh keuntungan, sehingga kerugian se- belumnya dapat kita tanggulangi, karena

Ada suatu sinyalimen yang kuat, memang, untung rugi merupakan persoal- yang menyatakan bahwa manusia itu pada

an biasa dalam jual beli.

umunya mengalami kerugian. Sinyalimen ini ditujukan kepada manusia pada umum-

Namun, hadirin sekalian, kerugian nya.

yang dimaksudkan di sini, yang disinyalir ini, bukan kerugian dalam hal perkara da-

Kami khawatir, jangan-jangan di- gang dan bukan kerugian yang ada di du- antara kita atau sebagian besar kita ini ter-

nia ini saja, tetapi kerugian yang akan di- golong orang yang rugi tersebut.

bawa mati, atau kerugian yang diderita se- seorang sejak di dunia kini hingga di akhi-

Hadirin.

rat nanti, dan tidak ada kesempatan lagi untuk menebusnya.

Seseorang yang rugi, dalam hal

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

mengandalkan dirinya, menyandarkan di- rinya atau menggantungkan dirinya, kepa-

da sesuatu yang tidak dapat diandalkan, ti- yang ingin rugi, kita semua ingin untung.

Saya yakin, kita semua tidak ada

dak dapat diharapkan.

Apapun status, profesi dan jabatan kita, apakah kita sebagai pegawai, karyawan, pengusaha, buruh, tani, nelayan, pedagang

Ξ ∈ َ ⇔↓ ™ َ

“Demi masa (waktu)”

seniman dan sebagainya, semua ingin un-

tung, semuanya berusaha agar mempero- Allah bersumpah dengan masa. Allah ber- leh keuntungan, baik keuntungan yang

sumpah dengan waktu. Karena perkara bersifat material dan atau keuntungan yang

waktu inilah, kadang-kadang manusia itu bersifat non material, keuntungan yang

lalai. Karena perkara waktu inilah, terka- bersifat jasmani dan atau keuntungan yang

dang manusia itu salah hitung, salah perhi- bersifat rohani. Tetapi, kenapa sinyalimen

tungan. Betapa mudahnya kita menghabis- ini menyatakan bahwa manusia itu pada

kan waktu begitu saja. Betapa cepatnya ki- umumnya mengalami kerugian, padahal

ta dimakan oleh waktu. Namun, sayangnya tak seorangpun diantara kita yang ingin ru-

banyak diantara kita yang belum menyada- gi, dan ini sudah merupakan tabi’at dan

rinya. Umur kita yang semakin setahun se- naluri manusia sepanjang zaman. Betapa

makin bertambah, pada hakikatnya justertu tidak, hadirin sekalian, orang-orang yang

semakin berkurang semakin berkurang. dinyatakan oleh Allah sebagai orang-orang

Hitungannya memang bertambah, namun yang rugi itu adalah, lantaran mereka

jatahnya berkurang.

129

130

Oleh karenanya tidaklah berlebihan jika

Kaum Muslimin rahimakumullah.

Rasulullah SAW. memperingatkan : Orang-orang yang tidak mampu

َ memanfaatkan minimal lima perkara yang µ ×° َ ϖ َ ≡ َ ٍ Υ π ْ َ … ο َ Χ ْ َ ⋅° Τ ً π ْ َ … ْ θ ِ ρ َ Φ ْ ∠ ↓ ِ diperingatkan oleh Rasulullah ini kepada َ hal-hal yang diridhai oleh Allah SWT. µ π ِ َ ϕ َ ℜ

َ ο ْ Χ َ ⋅ َ µ Φ َ ﱠ Λ ∅ ِ ™ َ َ µ ِ × ْ υ ⇑ َ َ ο ْ Χ ⋅ َ maka orang-orang inilah yang dinyatakan oleh Allah sebagai orang-orang yang rugi, seperti yang dinyatakan Allah :

َ ο ْ Χ َ ⋅ µ َ َ ±° Χ َ َ ⊗ َ ™ َ µ ν ِ ® ْ ⊗ ُ ο َ Χ ْ ⋅ َ َ µ ∠↓ َ َ Ρ ∏ َ َ ™

∨ َ Ρ ِ ْ ϕ َ ∏ ο َ ْ Χ َ ⋅ ∨° َ ρ َ ∠ ِ ™ َ µ َ ⇑ َ Ρ َ َ

ٍ Ρ Τ ْ … ُ ⎛ ْ η ِ ⇔ َ َ ◊° Τ َ ⇓ ْ ⎨ ِ ↓ ْ ◊ ﱠ ↓ ِ

“Perhatikanlah lima perkara ini, sebelum “Sesungguhnya manusia itu benar-benar datang lima perkara, yaitu : hidupmu se-

berada dalam kerugian”(QS. Al-Ashr ayat belum datang ajalmu, jagalah kesehatan-

2).

mu sebelum datang sakitmu, manfaatkan

sebaik-baiknya kesempatanmu sebelum

datang kesempitanmu, manfaatkan masa

Hadirin.

mudamu sebelum datang masa tuamu,

manfaatkan kekayaanmu sebelum datang Ada orang yang mengandalkan masa fakirmu”.

dirinya atau menggantungkan harapannya

131

132

kepada harta. Tiap pagi hingga petang, bahkan sampai malam, kesehariannya se- lalu disibukkan oleh usaha-usaha mencari harta. Dia sangka, hartanya itulah harapan segala-galanya. Dia berharap, dengan har- tanya ini, dapat membawa hidupnya ba- hagia. Dengan hartanya ini, kehormatan dirinya akan bertambah. Status sosialnya akan menjadi lebih baik. Dan seterusnya, dan seterusnya. Pada mulanya ia ingin menguasai harta, namun tanpa disadarinya ia sendiri justeru yang dikuasai oleh har- tanya. Sering ia tak dapat tidur, lantaran terlalu memikirkan harta. Akal dan pikir- annya hanya tercurah untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta, sehingga tak jarang melalaikan ia untuk mengingat Allah dan melalaikan ia untuk berbuat baik terhadap sesama, bahkan melalaikan ia untuk bersilaturrahmi dengan keluarga, tentangga dan masyarakat. Waktunya nya- ris tak tersisa sedikitpun, karena telah

habis untuk kepentingan bisnis dan bisnis.

Muslimin Sidang jum’at Rahimakumul- lah.

Manusia hidup memang memer- lukan harta. Bahkan harta merupakan se- suatu yang sangat penting dalam kehidup- an. Namun demikian, Islam mengarahkan agar harta yang kita peroleh, hendaknya kita pergunakan sebagai bekal dan sarana bagi kesempurnaan ibadah dan pengabdian kita kepada Allah semata.

Cinta kepada harta boleh saja, te- tapi hati yang kelewat cinta pada harta pada gilirannya akan memperbudak dan menjajah diri kita sendiri. Kalau sudah begini keadaannya, maka tidak ayal lagi harta akan menjadi cikal bakal sumber malapetaka, tidak saja di dunia kini, tetapi

juga sampai ke akhirat nanti. Tengoklah sekeliling kita, tidak sedikit nilai yang tinggi dan luhur dapat dikalahkan oleh nilai yang rendah dan tak terpuji, karena harta. Persaudaraan terputus, terjadi saling menyakiti, saling menganiaya, saling men- dhalimi, sikut menyikut, terjadinya perti- kaian perselisihan, perkelahian bahkan bu- nuh membunuh, disebabkan karena harta. Jika sudah demikian keadaannya, maka harta tidak lagi menjadi kebanggaan, tidak lagi menjadi tumpuan kebahagiaan, namun harta justeru akan membuat hidup seng- sara, tidak aman dan tidak tenteram.

Kaum Muslimin yang berbahagia.

Ada lagi sementara orang yang mengandalkan dirinya kepada pangkat dan jabatan. Dia pikir dengan pangkat dan jabatan inilah akan memberikan

kesejahteraan dan menentukan nasib diri- nya, sengsara atau bahagia.

Dia kira dengan pangkat dan jabat- an inilah yang menentukan wibawa dan kehormatan dirinya di mata orang lain. Sayang, ia lupa bahwa yang menyebabkan ia sejahtera, sengsara atau bahagia, berwi- bawa atau terhormat adalah bukan karena jabatannya itu, tetapi justeru terletak pada bagaimana ia menyikapi pangkat dan ja- batannya itu. Sama halnya mungkin, seo- rang aktor sinetron, dipuja tidaknya dia oleh penggemarnya, oleh penontonnya, bukan karena perannya, tetapi justeru ter- letak pada bagaimana ia memainkan peran tersebut dengan baik. Walaupun ia hanya berperan sebagai si Cecep, seorang anak kampung yang logo, namun karena ia sa- ngat bagus memerankannya, sehingga An- jasmara, orang yang memegang peran ini, mendapat sambutan dan jempolan para

merugi dan merugikan.

Ingatlah bahwa, disadari atau tidak, pangkat dan jabatan sewaktu-waktu akan

Muslimin Rahimakumullah.

meninggalkan kita. Apalah artinya sebuah pangkat atau jabatan, kalau kita tidak

Banyaklah lagi contoh-contoh lain mampu menyikapinya dengan baik dan

sikap dan pendirian serta prilaku orang- bijaksana, yang pada gilirannya akan

orang yang dinyatakan oleh Allah sebagai mengucilkan kita di mata masyarakat.

orang-orang yang rugi, yang kiranya tidak mungkin kita uraikan secara detil pada

Berupaya untuk memperoleh suatu

kesempatan ini.

pangkat dan jabatan memang dianjurkan. Namun Islam memperingatkan agar ja- ngan sampai lantaran punya pangkat dan

Hadirin.

jabatan, lalu membuat kita sombong, ang- kuh dan takabbur, sehingga tak kenal lagi

Sekarang timbullah pertanyaan ki- mana yang hak mana yang bathil. Ter-

ta. Jika Allah menyatakan bahwa manusia jadilah kasus penyalahgunaan jabatan, ko-

itu pada umumnya mengalami kerugian, rupsi, manipulasi, suap/ sugok dan seba-

tentu tidak semuanya kan? Ya memang, gainya serta hal-hal lainnya yang tidak

tidak semuanya manusia itu mengalami dibenarkan oleh Islam. Jika sudah demi-

kerugian, tentu ada kecualinya, seperti kian maka orang yang seperti ini akan

yang dinyatakan Allah selanjutnya :

ِ 2. “Wa’amilush shaalihaati”, yaitu bera- ΓΛ ν ِ ّ Ξ  ⇔↓↓υ ُ ν ِ π َ ⊂ َ ™

mal shaleh, yakni melakukan tindakan

ِ sosial atau kemanusiaan yang kemanfa- Ρ ْ Χ Ξ⇔°± ﱠ ِ ↓ υ ْ َ ∅↓ υ َ َ × َ ™

κ ِّ َ Λ ⇔°± ْ ِ ↓ ْ υ َ ∅↓ َ υ × َ َ ™ atannya dapat dirasakan oleh orang banyak;

3. “Tawaa shaubil haqqi, wa tawaa shau- “Kecuali orang-orang yang beriman dan

bil shabri, dalam hal ini amar ma’ruf beramal shaleh serta nasehat menasehati nahi munkar. Yang terakhir inilah yang di dalam menegakkan kebenaran dan na- dikenal dalam Islam sebagai Tugas sehat menasehati di dalam melakukan ke-

Da’wah.

sabaran” (QS. Al-Ashr ayat 3).

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

Hadirin sekalian.

himakumullah.

Tugas da’wah adalah tugas kita Jika kita ingin terhindar dari tu-

semua. Janganlah ada diantara kita yang duhan Allah sebagai manusia yang rugi,

beranggapan bahwa tugas da’wah itu ha- tentu harus mampu memenuhi minimal ti-

nyalah tugasnya para Da’i, para Ustadz-

ga persyaratan. Tiga persyaratan tersebut Ustadzah, para Ulama dan para Kiyai, adalah :

tetapi tugas da’wah adalah tugas kita

1. “Aamanu”,yaitu beriman kepada Allah semua secara pribadi, tanpa terkecuali. dengan sebenar-benar iman;

Rasulullah SAW. pernah bersabda : menyanyi, maka lakukanlah da’wah mela- lui pesan-pesan syair lagu yang kita nya-

Ε nyikan. Bagi kita yang bekerja sebagai ً ⎜↓ َ υ ْ َ ⇔ َ ™ ْ ⎛ ِّ ρ َ ⊂↓ υ ْ ® ُ ِّ ν َ ± pedagang, maka lakukanlah da’wah me-

lalui kegiatan-kegiatan jual beli, dengan “Sampaikanlah (ilmu yang kau dapat) da-

mengedepankan segi-segi kejujuran. Bagi riku, walau hanya satu ayat sekalipun”.

kita yang berstatus sebagai pegawai atau karyawan, maka lakukanlah da’wah de-

ngan menunjukkan etos kerja yang baik

Hadirin sekalian.

dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang dilarang agama, seperti menipu, korupsi

Berda’wah itu tidak saja dilakukan dan sebagainya. Pendeknya, apapun pe- melalui ucapan lisan di atas mimbar misal-

kerjaan kita, apapun status dan jabatan nya, tetapi berda’wah itu mengandung arti

kita, semuanya itu dapat kita manfaatkan dan pengertian yang amat luas.

untuk kepentingan da’wah Islamiyah.

Bagi kita yang punya keterampilan Sebagai seorang seniman, tunjuk- melukis, maka lakukanlah da’wah melalui

kanlah kepada penggemarmu, bagaimana lukisan yang kita buat, misalnya melukis

menjadi seniman yang baik, yang men- masjid, melukis kaligrafi Al-Qur’an dan

junjung tinggi nilai-nilai Islam. Sebagai membuat lukisan-lukisan lainnya yang

seorang pedagang, tampakkanlah kepada bernuansa Islami. Bagi kita yang pandai

pembeli-pembeli anda bagaimana seorang

muslim berdagang. Sebagai seorang pega- wai atau karyawan, jadilah seorang pega-

wai/karyawan yang menjunjung tinggi na- ma baik instansi atau perusahaannya, juga

nama baik dirinya dan keluarganya. De- mikianlah seterusnya. Jadi, kegiatan da’-

wah itu sangat luas bidang dan jangkau- annya yang meliputi da’wah bil lisan (da’-

wah dengan lisan/kata-kata) dan da’wah

bil hal (da’wah dengan perbuatan).

Akhirnya, marilah kita bermohon

kepada Allah agar diberi-Nya kekuatan

dan kemampuan untuk menyampaikan risalah suci ini ke tengah-tengah ummat,

sehingga kehadirannya betul-betul menjadi

“rahmatan lil ‘alamin”.

K K E E J J A A H H A A T T A A N N ã ِ ↓ ⎯° َ Χ َ ِ ⊂ƒ َ ϖ َ ∏ Π ُ ∈ ْ َ ±° ﱠ ⇑ ↓ َ َ σ ∈ ِ َ π ْ ÷ َ ↓τΧ ِ  ْ Λ َ ∅ َ ™ ِ ã ↓∑ َ υ ْ ϕ َ Φ± ِ َ ⎝° ﱠ ⎜↓ ِ َ ™

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at

yang dirahmati Allah SWT.

lhamdulillah, kita ber- syukur ke khadirat Al-

↓ Π ً ﱠ π َ Œ ُﱠ ◊ َ ↓ Π ُ © َ ⊗ ْ ↓ َ ™ َ ُ τ ⇔ َ َ µ ْ ⎜Ρ ِ َ ⊗ َ ⎨ ُ ® َ Π ْ ≡ َ ™ A lah SWT.yang mana

atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga

dapatlah pada hari ini, kembali kita ber-

berbakti kepada-Ku”.

sama-sama berhimpun di majelis Jum’at yang terhormat ini guna melaksanakan serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang

Muslimin Rahimakumullah.

suci dan mulia ini. Salah satu upaya sekaligus wujud nyata dari mengabdi kepada Allah adalah

Muslimin Rahimakumullah.

berbuat kebajikan (al-ma’ruf).

Sebagai seorang Muslim, kita ten- Mengerjakan kebajikan, tentu tidak tunya menyadari bahwa manusia tercipta

sebatas kegiatan-kegiatan yang bersifat hanyalah untuk mengabdi dan berbakti ke-

ibadah ritual semata, tetapi berbuat ke- pada Allah SWT. Hal ini seiring dengan

bajikan juga termasuk perbuatan-perbu- firman Allah SWT. :

atan amal shaleh serta segala perbuatan, sikap dan tindakan yang baik atau men-

َ datangkan kebaikan kepada orang lain atau Υ ْ ⇓ ِ ⎨ ْ ↓ َ ™ σ ﱠ ِ ϑ ْ ⇔↓ ُ Γ ْ ϕ َ ν …° َ ⇑ َ ™ َ masyarakat, sehingga dalam pengertian ِ ini, mengesampingkan atau membuang ◊ ْ ™ ُ

Π Χ ُ ∈ ْ ϖ⇔ َ ⎨ ﱠ ِ ↓ ِ duri yang bertabur di tengah jalan dengan maksud agar orang lain yang akan lewat

“Dan tidaklah Aku menjadikan Jin dan nanti tidak terkena durinya, juga termasuk Manusia melainkan supaya mereka

perbuatan kebajikan.

Di dalam Al-Qur’an ditemukan le- “Tolong-menolonglah kamu dalam berbu- bih dari dari 400 kali perkataan yang

at kebajikan dan taqwa”(QS.Al-Maidah menyuruh kita agar berbuat kebajikan.

ayat 2)

Bahkan salah satu fungsi Nabi dan Rasul yang diutus Allah ke permukaan bumi ini adalah untuk menyampaikan dan meng-

Muslimin Rahimakumullah.

ajak ummat manusia agar gemar berbuat kebajikan.

Perbuatan kebajikan, hasilnya tidak saja dirasakan oleh kita selama hidup di Firman Allah SWT. :

dunia ini, tetapi juga perbuatan kebajikan

ْ akan meno-long kita dari siksa Allah di θ ُ © ُ Ζ ْ ∈ ± َ

ِ ∝° َ ρ ⇑ ِ Α ْ π ُ ⇔↓ ْ ™ َ ◊ َ ْ υ ُ ρ ِ ⇑ ْ Α ُ π ْ ⇔↓ ™ َ akhirat kelak.

⁄ ُ ۤ ° ϖ َ ِ ⇔ ™ ْ َ ↓ Orang-orang yang gemar berbuat kebajikan, baginya selalu tercurah ni’mat “Dan orang-orang Mu’min, laki-laki dan

Allah yang dapat dijadikan suluh penerang wanita, sebagian mereka (adalah) peno-

bagi kehidupannya dan mampu menun- jukkan jalan yang lurus. Selain itu juga,

long bagi sebagian yang lain” (QS. At- perbuatan kebajikan merupakan gambaran

Taubah ayat 71). akhlak yang mulia. Sebab orang yang

berbuat kebajikan cenderung berhati mu-

lia, penyantun dan rendah hati.

Apabila seseorang mengerjakan dibayar cukup oleh Tuhan pahalanya, ser- kebajikan, maka nilai kebajikannya digan-

ta ditambah lagi dengan beberapa karu- jar oleh Allah dengan ganjaran yang ber-

nia-Nya yang lain (QS. An-Nisa ayat 173). lipat ganda. Ini tentunya tergantung kadar keikhlasan pelakunya. Juga kadar manfaat yang dirasakan oleh orang lain. Ada kala-

nya satu berbanding sepuluh, satu berban- ding tujuh puluh satu berbanding seratus,

“Dan siapa yang mengerjakan kebajikan bahkan satu berbanding tujuh ratus.

akan Kami tambahkan baginya kebajikan pada kebaikannya itu” (QS. Asy-Syuura

Firman Allah dalam Al-Qur’an :

ayat 23).

↓ υ ْ ُ ρ َ ⇑↓ َ σ ⎜ ْ Θ ِ ﱠ ⇔↓° ﱠ ⇑ َ ° ∏ َ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at

ِ yang dirahmati Allah SWT. τν ِ ْ Ζ َ ∏

Disamping perbuatan kebajikan,

terdapat pula perbuatan kejahatan. Perbu- “Adapun orang-orang yang beriman dan

atan kejahatan tidak saja merugikan di- mengerjakan kebajikan, nanti akan

rinya sendiri, tetapi juga sering merugikan

orang lain.

Seseorang yang melakukan perbu- atan kejahatan, pasti tidak akan merasakan

ketenangan. Ia telah menyiksa hatinya sen- diri, jiwanya dikukung oleh kecemasan

dan ketakutan.

Perbuatan kejahatan yang dikerja- kan oleh seseorang, nilai ganjarannya se-

µ َ Β ِ ۤ ⇔ ™  imbang. Maksudnya, setiap kejahatan di- ↓ ُ ° π ً ν ِ φ ْ ⇑ ُ ِ ο ْ ϖ ﱠ ⇔↓ َ σ ⇑° ِّّ ∈ ً χ َ ⋅ ِ

balas satu siksaan. Bila kejahatannya be- rat, maka berat pula siksanannya. Bila ke-

jahatannya ringan, maka ringan pula sik-

saannya. “Dan orang-orang yang mengerjakan ke- jahatan (mendapat) balasan yang setimpal

Orang yang selama hidupnya sela- dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada lu diliputi oleh perbuatan jahat, dilukiskan

bagi mereka seorang pelindungpun dari oleh Allah laksana malam yang gelap

(azab) Allah, seakan-akan muka mereka gulita, tak ada cahaya sedikitpun. Bagi

ditutupi kepingan-kepingan malam yang mereka tak lain hanyalah siksaan yang

gelap gulita. Mereka itulah penghuni ne- teramat pedih.

raka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Yunus ayat 27).

Firman Allah SWT. :

Muslimin Rahimakumullah. Setiap kita dianugerahi oleh Allah berupa hati dan nafsu. Konon dikatakan Selama kita masih berada di per-

bahwa di setiap hati manusia terdapat mukaan bumi ini, selama itu pula kita se-

malaikat yang selalu membisikkan keba- lalu berhadapan dengan dua alternatif ini,

jikan. Sedangkan pada nafsu manusia ber- perbuatan baik dan perbuatan jahat. Ke-

tengger iblis atau syetan yang selalu mem- duanya saling menawarkan jasa dan ma-

bisikkan kejahatan. Dikatakan pula bahwa sing-masing punya sponsor. Sponsor per-

setiap suara hati yang muncul pertama kali buatan baik adalah malaikat dan hati, se-

merupakan bisikan malaikat, sedangkan dangkan sponsor perbuatan jahat adalah

suara hati yang berikutnya, merupakan syetan dan hawa nafsu. Pengaruh kedua-

suara hati yang sudah dipengaruhi oleh nya sama-sama kuat. Hanya kitalah yang

nafsu dan bisikan syetan. menyudahinya, dengan berbekal akal pi- kiran, agama dan hati nurani yang dalam,

Coba saja kalau kita renungkan dan kita akan mampu mempertimbangkan, kita

telusuri bersama, misalnya pada saat men- akan mampu memilih dan memilah, apa-

jelang subuh. Ketika kita enak-enaknya ti- kah kita memilih yang baik, atau meng-

dur, tiba-tiba terdengar suara adzan di se- ambil yang jahat.

buah masjid atau surau. Seketika kita ter- bangun, dan pada saat terbangun itulah, muncul suara hati kita yang pertama. Apa Hadirin. bunyi suara hati kita ketika mendengar adzan tersebut?,“waktu shalat subuh tiba”

Kalimat ini merupakan bisikan malaikat terus terlelap dalam mimpi-mimpi yang yang mengingatkan kita bahwa shalat su-

indah, hingga shalat subuh terabaikan. buh sudah sampai. Namun, begitu suara hati yang pertama selesai, tiba-tiba muncul

Contoh lain, ketika kita sedang lagi suara hati yang kedua dan seterusnya,

berjalan-jalan, tiba-tiba terlihat oleh kita yang cenderung menyanggah atau ber-

sebuah dompet berisi uang tepat berada di usaha mencegah kita untuk berbuat baik

depan kita. Pada saat kita melihat dompet atau melakukan ibadah. Apa bunyi suara

tersebut, hati kita akan berkata, “punya hati yang kedua?, “nanti sajalah shalat-

siapa ini?”, “dompet ini punya orang lain, nya, waktu masih ada, hari masih gelap,

jangan diambil, karena dilarang agama”. dingin” dan berbagai alasan-alasan lain-

Begitu suara hati yang pertama selesai, nya yang datang bertubi-tubi, seolah-

muncul suara hati yang kedua, “ah, lu- olah tidak memberikan kesempatan kepa-

mayan, kebetulan ngga ada orang, ambil

da akal pikiran untuk mempertimbangkan.

sajalah”.

Di sinilah keberadaan iman seseorang di- uji. Apakah dengan imannya, dia mampu menaklukkan bisikan hawa nafsu, atau

Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati

memperturutkan ajakan hati nurani yang

Allah SWT.

dalam, sehingga ia segera bangun dan mengambil air wudlu, yang selanjutnya

Marilah kita berusaha semaksimal mengerjakan shalat subuh, ataukah kita

mungkin untuk selalu berbuat kebajikan. terlena oleh kehangatan selimut, sehingga

Janganlah dicampur adukkan antara yang haq dengan yang bathil. Jika sekiranya kita

terlanjur berbuat kejahatan, maka sege- ralah minta ampun dan bertobat kepada

Allah SWT. dan iringilah perbuatan jahat

tersebut dengan perbuatan baik. Marilah “Dan tidaklah sama perbuatan baik de- kita sibukkan diri kita untuk selalu berbuat

ngan perbuatan jahat. Maka tolaklah ke- kebajikan. Sebab kalau tidak, menurut

jahatan itu dengan kebaikan (cara-cara seorang ahli hikmah dikatakan :

yang baik)” (QS. Fushshilat ayat 34).

Perbuatan kebajikan, sekecil apa-

pun, pasti akan diperlihat oleh Allah SWT. Demikian juga perbuatan kejahatan, seke-

Ρ ِّ ς⇔°± ﱠ ِ َ µ ْ Φ َ ν َ ® َ ⊗ cil apapun, pasti akan diperlihatkan oleh Allah SWT.

“Dirimu bila tidak engkau sibukkan de- ngan kebajikan, maka ia akan menyibuk- kan kamu dengan kejahatan”.

Firman Allah SWT. :

“Barangsiapa berbuat kebajikan walau sedikit, maka ia akan melihatnya. Dan ba-

rangsiapa berbuat kejahatan walau sedi- kit, tentu ia akan melihatnya pula” (QS.

Az-Zalzalah ayat 7 dan 8).

Akhirnya, marilah kita bermohon ke-pada Allah SWT. semoga diberi-Nya

kekuatan untuk melakukan amal-amal ke- bajikan dan dihindarkan-Nya kita dari per-

buatan-per-buatan yang jahat.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at ◊ ِ ° π َ ⎜ ْ ⎨ ِ ْ ↓ Ε ِ َ π ∈ ْ ρ± ِ ° ِ ρ َ ََ π ∈ َ ⇓ ْ َ ↓ ْ ⎝ Θ ِ ﱠ ⇔↓ ãُِ ِ Π ْ π َ Λ ْ ⇔ ↓ َ yang dirahmati Allah SWT.

ã ُ ↓ ﱠ ⎨ ِ ↓ τ⇔ َ ِ ↓ ﱠ ⎢ ◊ ْ ↓ َ ُ Π © َ ْ ⊗ ↓ َ ِ ⇒ ζ َ ْ ℜ ِ ⎨ ْ ↓ َ ™ lhamdulillah, kita ber- syukur ke khadirat Al-

↓ ً Π π ﱠ Λ َ ُ ⇑ ﱠ ◊ َ ↓ ُ Π © َ ْ ⊗ َ ↓ َ ™ τ ُ ⇔ َ µ َ ْ ⎜Ρ ِ َ ⊗ َ ⎨ ® ُ Π َ ْ ≡ َ ™ lah SWT. yang dengan

izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita pada siang ini kembali menunaikan fardhu

Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata

Muslimin Rahimakumullah.

banyak.

Suatu ketika terlihat seorang pemu-

da sedang duduk dengan khidmat di depan

Hadirin.

Ka’bah. Bibirnya terlihat sedang meng- ucapkan sepotong doa. Doa tersebut ber-

Ketika Khalifah Umar r.a tengah bunyi :

melakukan thawaf, beliau juga ternyata mendengar ucapan doa seorang anak muda

ο ini, sehingga mengundang hasrat beliau ِ ϖν ْ َ ϕ ِ ْ ⇔↓ σ َ ⇑ ِ ⎛ ْ ِ ρ ْ ν َ ∈ ÷↓ ْ θ ﱠ © ُ ّ ν  ⇔ ↓ َ untuk bertanya. “Apakah yang anda mak-

sudkan dengan golongan orang yang se- “Ya Allah, masukkanlah aku ke dalam go-

dikit itu, wahai anak muda?”, tanya kha- longan orang-orang yang sedikit”.

lifah. Pemuda itu menjawab, “bukankah Amirul Mu’minin kerap kali membaca

Doa ini ia ucapkan berulang-ulang.

ayat :

Beberapa orang pengunjung Ka-

’bah yang kebetulan juga berada di situ “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku sempat terheran-heran mendengar ucapan

yang bersyukur” (QS. Shaba’ ayat 13).

Kemudian ia katakan pula, “berda- masih saja melakukan perbuatan maksiat. sarkan ayat ini, maka saya ingin agar

Kata syukur rupanya hanya sekedar basa- Allah SWT. memasukkan saya ke dalam

basi, hiasan mulut, tanpa adanya peng- golongan orang-orang yang sedikit, ka-

hayatan yang mendalam, tak membekas ke rena golongan inilah merupakan golongan

dalam relung hatinya, sehingga sulit untuk yang banyak bersyukur ke khadirat Allah

merealisasikan ke dalam amal nyata. Per- SWT.

cuma saja kita berkata, “alhamdulillah, terima kasih ya Allah”, tetapi perkataan

Demi mendengar jawaban anak ini tidak seirama dengan amal perbuatan muda ini, Khalifah Umar tersenyum gem-

kita. Percuma saja kita berkata, “saya bira dan puas hatinya.

hamba Allah”, namun dalam prakteknya justeru kita menjadi hamba selain Allah, seperti hamba harta, hamba dunia, hamba

Hadirin sekalian.

hawa nafsu dan lebih tragis lagi kalau kita menjadi hamba syetan.

Bersyukur adalah suatu kata yang mudah mengucapkannya tetapi sulit mem- buktikannya. Banyak orang berkata, “syu-

Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumul-

kur, alhamdulillah, terimakasih ya Allah”

lah.

ketika mendapatkan ni’mat, namun setelah itu, dalam prakteknya, ia masih saja mem-

Memang sudah menjadi tabiat bangkang terhadap perintah Allah SWT,

manusia, apabila memperoleh ni’mat yang

Hadirin.

ni’mat, yaitu Allah SWT. Semakin banyak ia memperolehnya, semakin lupa daratan-

Pada hakikatnya segala ni’mat lah ia, sehingga ni’mat yang begitu banyak

yang diberikan Allah kepada hamba-Nya itu menjadikannya bukan semakin dekat

hanyalah merupakan batu ujian untuk dengan Allah SWT. namun malah seba-

mengukur sampai sejauh mana kemam- liknya, jauh dengan Allah, semakin lupa

puan manusia dapat mengendalikan diri. akan perintah-perintah Allah dan semakin

Apabila segala ni’mat yang ia terima, ia tak memperdulikan larangan-larangan Al-

sambut dengan syukur, dalam arti yang lah. Firman Allah dalam Al-Qur’an

sebenar-benarnya, maka orang ini dicap oleh Allah sebagai orang yang bersyukur

θ atau syukur ni’mat. Namun, jika segala ْ ُ λ َ ⇔° َ ρ ْ ν َ ∈ َ ÷ َ ™ ِ ⊃ ℵ ْ ⎨ َ ↓⎛ ْ ∏ ِ ْ θ λ ُ ّ ρ ﱠ λ َ ⇑ ْ Π َ ϕ ⇔ َ ™ َ ni’mat yang ia terima, ia sambut dengan ُ sikap angkuh dan takabbur, maka orang ini λ ُ ς ْ ×° َ

dicap oleh Allah sebagai orang yang kufur ni’mat. Golongan yang terakhir inilah

merupakan golongan yang terbanyak. “Sesungguhnya telah Kami teguhkan ke-

kuasaanmu di muka bumi ini, dan Kami Tidak sedikit Al-Qur’an mengung- jadikan di sana lapangan penghidupanmu. kapkan betapa tragisnya orang yang kufur Tapi ternyata, sedikit sekali diantara kamu akan ni’mat Allah. Akhir dari drama yang bersyukur” (QS. Al-A’raf ayat 10). kesombongannya tidak lain hanyalah siksa

yang amat sangat yang Allah tampakkan

di dunia ini dan terlebih-lebih di akhirat nanti.

Bacalah, bagaimana sejarah kelabu “Maka Kami benamkanlah Qarun beserta yang menimpa ummat sebelum kita lan- rumahnya ke dalam perut bumi. Maka ti- taran kesombongan, takabbur dan kufur dak ada baginya suatu golongan manapun ni’mat, sehingga Allah menukar kekayaan yang mampu menolongnya terhadap a- mereka, kesejahteraan dan stabilitas kea- zab Allah. Dan tiadalah ia termasuk manan yang mereka miliki, dengan kemis- orang-orang yang dapat membela dirinya kinan, ketakutan dan kekacauan. sendiri” (QS. Al-Qashash ayat 81).

Perhatikanlah bagaimana nasib si Ingatlah, betapa Allah telah ber- Qarun dengan hartanya yang melimpah ulang kali memberi ni’mat, rahmat dan ruah, seketika terbenam di telan bumi kemuliaan pada Bani Israil, namun ber- lantaran ia lupa bersyukur, bahkan berani ulang kali pula mereka mengingkarinya, berbuat sombong dan takabbur. sesat dan durhaka terhadap ajaran Allah.

Pada mulanya Allah selalu memberikan Firman Allah SWT. : ampunan kepada mereka berkat doa dan

τ permohonan para Nabi dan Rasul yang ⇔ َ َ ◊° َ ∧° π َ ∏ َ ⊃ َ ْ ℵ َ ⎨ ↓ ْ ®ℵ ↓ َ Π± َ ™ τ± ° َ ρ η ْ َ Τ َ Ν َ ∏

diutus untuk mereka. Namun lama

ga. Selama empat puluh tahun mereka latif singkat, kekayaan berubah menjadi Allah biarkan terombang ambing dalam

kefakiran, kenikmatan berbalik menjadi kesesatan. Hidup mereka tak obahnya lak-

kesengsaraan, persatuan pecah dan mun- sana sebuah perahu yang berlayar tanpa

cullah perceraiberaian.

kemudi, terombang ambing diterpa angin, badai dan gelombang, sehingga kehidupan

Terhadap peristiwa ini,Allah SWT. mereka tak tentu arah, kemiskinan, keme-

berkomentar melalui firman-Nya dalam laratan dan kebodohan selalu menghantui

Al-Qur’an :

mereka.

Ingatlah pula, tentang negeri Saba’.

Sebelumnya negeri ini merupakan negeri yang kaya raya dengan hasil buminya

yang melimpah. Namun, tatkala mereka berpaling dan enggan bersyukur kepada

Allah SWT. maka Allah mendatangkan kepada mereka banjir besar yang meneng-

gelamkan rumah-rumah dan menghanyut- “Maka Kami jadikan mereka buah mulut kan seluruh harta benda dan binatang ter-

dan Kami hancurkan mereka sehancur- nak mereka. Seluruh lahan perkebunan

hancurnya. Sesungguhnya pada yang yang mereka miliki pun porak poranda tak

sedemikian itu benar-benar terdapat

tanpa-tanda kekuasaan Allah bagi setiap sebagai peringatan bagi orang-orang yang orang yang sabar lagi banyak bersyukur”

kufur akan ni’mat Allah SWT. (QS. Saba’ ayat 19). Sungguh, tidaklah sulit bagi Allah Kemudian, betapa siksaan yang

untuk mengubah keadaan suatu bangsa, menimpa raja Namrud, raja yang lalim

dari kehidupan yang aman tenteram men- itu. Begitu pula kehinaan yang teramat

jadi kehidupan yang kacau-balau, dari ke- sangat terhadap Fir’aun.

hidupan yang kaya raya menjadi kehi- dupan yang miskin papa. Semuanya ter-

Begitulah beberapa contoh sejarah gantung kita, bersyukur atau kufur?. tentang nasib manusia yang kufur terhadap ni’mat-ni’mat Allah.

Firman Allah SWT. :

Ingatlah, Allah tidak akan segan- segannya menurunkan azab dan siksa, se-

lama manusia tidak segan-segannya ber- buat kejahatan dan kesesatan. Bukankah

kita sering mendengar bahkan menyak-

sikan berbagai bencana alam melanda ma- “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti

nusia. Apakah itu, gunung meletus, gempa akan Kami tambah (ni’mat) kepadamu.

bumi, banjir, tanah longsor, kebakaran dan Dan jika kamu tidak mensyukurinya (kufur sebagainya. Semua itu terjadi tidak lain

ni’mat), maka sesungguhnya azab-Ku

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

merasa senang, dan tidak mustahil, karena

himakumullah.

saking senangnya mungkin ia akan me- nambah pemberiannya tersebut kepada ki-

Hakikat syukur adalah menampak- ta. Sebaliknya, jika seseorang yang setelah kan ni’mat dengan cara menggunakan ni’-

diberikan sesuatu oleh orang lain, kemu- mat tersebut secara proporsional atau se-

dian pemberian tersebut tidak ia gunakan suai dengan kehendak si pemberi ni’mat,

dengan sebaik-baiknya, bahkan berterima- yaitu Allah SWT. serta mengingat, menye-

kasihpun tidak, tentu si pemberi akan me- but dan memuji pemberinya tersebut, se-

rasa kesal, mungkin juga marah, sehingga dangkan hakikat kufur adalah menyem-

ia tidak akan memberinya lagi, bahkan ada bunyikannya atau tidak tahu menahu (ma-

kemungkinan pemberiannya yang sudah ia sa bodoh) terhadap si pemberinya (Allah

berikan tersebut ditariknya atau diambil- SWT.), disamping juga tidak mengguna-

nya kembali.

kan ni’mat tersebut dengan semestinya. Jadi, salah satu indikator apakah Dalam pergaulan sehari-hari saja

kita pandai bersyukur atau tidak terhadap kalau suatu ketika kita diberi sesuatu oleh

ni’mat-ni’mat Allah, adalah bagaimana orang lain, kita tentu minimal akan meng-

upaya kita menggunakan ni’mat dan pem- ucapkan terimakasih kepada si pemberi

berian Allah tersebut kepada hal-hal yang

diridhai-Nya. Jika kita diberikan oleh Al- lah anugerah berupa harta kekayaan, maka

pergunakanlah harta kekayaan tersebut se- suai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Jika

kita diberikan anugerah oleh Allah berupa anak dan keturunan, maka pelihara dan di-

diklah anak-anak kita agar menjadi anak

yang shaleh-shalehah, yang selalu meng- abdi kepada Allah dan berbakti kepada

kedua orangtuanya serta bermanfaat bagi sesamanya. Demikinlah seterusnya.

Akhirnya, marilah kita berdoa ke-

pada Allah, semoga kita terhindar dari sikap kufur, dan memasukkan kita ke da-

lam kelompok hamba-hamba-Nya yang

senantiasa mensyukuri ni’mat-ni’mat-Nya. Amin ya Rabbal álamiin.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

himakumullah.

A dirat Allah SWT. yang hanya sekedar duduk-duduk tanpa melaku-

lhamdulillah, kembali jam sepagi itu mestinya tidak akan ada kita bersyukur ke kha-

orang berada di masjid, terlebih-lebih jika

mana dengan izin-Nya jualah sehingga kan ibadah, seperti dzikir, baca Qur’an dapatlah siang ini kembali kita bersama-

atau shalat sunnah. Apatah lagi dia se- sama menunaikan fardhu Jumát sebagai

orang lelaki yang semestinya pada jam- salah satu perwujudan dari taqwa kita ke-

jam tersebut dia sedang sibuk bekerja pada Allah SWT. sekaligus merupakan

mencari nafkah.

moment yang cukup kondusif di dalam upaya menjalin ukhuwah Islamiyah.

Begitu melihat lelaki tersebut, Ra- sulullah kemudian menghampirinya seraya bertanya kepadanya : “Hai Abu Usamah,

Muslimin Rahimakumullah.

mengapa engkau duduk termenung seperti itu?. Mengapa engkau masih berada di

Ketika Rasulullah SAW. mema- sini?. Saat ini kan bukan waktu shalat?” suki sebuah masjid, beliau dapati ada seo-

Abu Usamah menjawab : “Kesusahan se- rang lelaki sedang duduk sambil terme-

dang menimpa diriku hai Rasulullah, se- nung. Wajahnya nampak muram sebagai

hingga aku berbuat begini”. ekspresi betapa dia dalam keadaan berse- dih dan duka cita yang amat dalam. Saat itu udara memang cukup panas kendati

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah

hari masih pagi. Seyogyanya memang, jam

SWT

Memang, sepanjang hidupnya ma- nusia itu selalu berhadapan dengan ber- bagai kesulitan dan kesusahan. Sejak lahir hingga akhir hayatnya, kesulitan dan kesu- sahan itu selalu ada dan menimpa manusia silih berganti, karena memang susah payah merupakan kodrat manusia yang sudah di- takdirkan oleh Allah SWT. sebagaimana firman-Nya :

“Sesungguhnya telah Kami ciptakan ma- nusia itu, berada dalam susah payah”(QS. Al-Balad ayat 4).

Kemudian dalam ayat lain Allah menyata- kan :

“Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan sifat yang berkeluh kesah. Apabila ditimpa kesusahan ia sangat gelisah”(QS. Al-Maárij ayat 19 dan 20).

Muslimin Rahimakumullah.

Selama kita masih bisa bernafas, kesulitan dan kesusahan hidup selalu ada. Hanya saja mungkin kadarnya yang berva- riasi. Kadang-kadang kesulitan dan kesu- sahan itu kadarnya masih rendah, terka- dang pula kadar kesulitan dan kesusah- annya cukup tinggi bahkan mungkin ter- lampau tinggi. Disamping itu, kesulitan dan kesusahan tersebut datangnya sering tiba-tiba dan tidak menentu serta sulit di- deteksi. Kadang-kadang sering kita alami,

terkadang pula hanya sesekali kesulitan dan kesusahan itu menimpa kita. Jika ke- sulitan dan kesusahan itu hanya sesekali menimpa kita, tidak terus menerus, ba- rangkali masih bisa kita tolelir, namun apabila kesulitan dan kesusahan itu datang secara bertubi-tubi dan terus menerus, se- akan tak ada kesudahannya, tak ada jalan keluarnya, tentu keadaan seperti ini mem- buat orang yang ditimpanya menjadi kalut, resah dan gelisah. Dadanya terasa sesak, pikirannya menjadi kosong, jiwanya men- jadi hampa. Persoalan hidupnya selalu da- tang tindih menindih. Semua jalan keluar terasa buntu. Kalau sudah demikian, maka tidak mustahil seseorang akan menjadi nekad untuk berbuat hal-hal yang tidak di- inginkan, seperti bunuh diri,atau sekurang- kurangnya jiwa dan pikirannya menjadi tertekan sehingga timbullah penyakit mo- dern yang kita kenal dengan stress.

Muslimin Rahimakumullah.

Menurut Dr. Dadang Hawari, se- orang psikiater dan Lektor Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokter- an Universitas Indonesia, beliau membe- dakan stress itu ke dalam enam tingkat. Tingkat I dan II merupakan stress ringan dimana si penderita mengalami ketegang- an jiwa yang pada umumnya dapat diatasi oleh si penderita itu sendiri. Pada tingkat ini ditandai dengan adanya gangguan se- perti susah tidur, badan terasa lesu, tidak bersemangat, tidak bisa tenang, gelisah dan sebagainya, yang apabila keadaannya semakin parah, dimana tingkat keletihan si penderita semakin meningkat dan ia mulai sulit mengatasinya, berarti tingkat stress sudah memasuki tingkat III.

Selanjutnya stress pada tingkat IV merupakan stress yang cukup serius,

2. Ia cepat berprasangka buruk dan ber- an kemampuan untuk merespon keadaan

pandangan negatif serta sukar sekali un- dan situasi, tidur semakin susah dan ke-

tuk diluruskan;

mampuan berkonsentrasi menurun tajam.

3. Orang yang mengalami tekanan jiwa Keadaan ini jika tidak cepat diatasi akan

biasanya mudah sekali tersinggung. Ia semakin parah hingga masuk ke stress

sangat perasa (emosional) dan sering tingkat V dan seterusnya ke tingkat VI, di-

marah-marah yang tak beralasan secara mana sipenderita sudah kehilangan kese-

logis;

imbangan yang pada akhirnya si penderita

4. Setiap ada masalah, ia nampak gega- jatuh pingsan dan ada kemungkinan terke-

bah, salah tingkah, tegang dan tidak na gangguan jiwa serius.

bisa santai;

5. Bagi perokok, biasanya ia suka me- rokok secara berlebihan;

Maásyiral Muslimin Sidang Jumát Ra-

6. Dalam kesehariannya, ia lebih suka himakumullah.

menyediri;

7. Makan dan minumnya sering tidak ter- Seseorang yang mengalami tekan-

atur;

8. Daya konsentrasinya menurun. Mudah rikut :

an jiwa dapat dilihat ciri-ciri sebagai be-

lupa, malas dan lamban dalam berpikir;

9. Ada kecenderungan ingin berontak, na- asanya sukar untuk berpikir normal dan

1. Orang yang mengalami tekanan jiwa bi-

mun enggan untuk berbuat. rasional;

Demikianlah sembilan ciri orang meningkatkan ibadah-ibadah lainnya. yang mengalami tekanan jiwa menurut beberapa para ahli ilmu jiwa.

Firman Allah dalam Al-Qurán :

Muslimin Rahimakumullah.

Selanjutnya, apa yang harus kita

lakukan agar terhindar dan terbebas dari

bahaya stress? Tak ada resep yang paling “Hai orang-orang yang beriman, jadikan- mujarab untuk mencegah dan mengobati lah sabar dan shalat sebagai penolongmu. stress, kecuali dengan iman dan taqwa ke- Sesungguhnya Allah beserta orang-orang pada Allah SWT. dan mensyukuri segala yang sabar”(QS. Al-Baqarah ayat 153). ni’mat Allah secara apa adanya (qanaáh).

Maásyiral Muslimin Rahimakumullah. Kaum Muslimin yang berbahagia.

Shalat merupakan media komuni- Sebagai wujud nyata dari iman dan

kasi yang paling efektif antara manusia taqwa yang terpenting adalah dengan

dengan Allah dalam segala situasi dan mendirikan shalat dan menyempurnakan-

kondisi, baik diwaktu senang maupun nya. Memperkuat kesabaran dan

diwaktu susah.

Seseorang yang secara tertib dan besaran Allah SWT. bukan untuk me- disiplin menjalankan shalat, pasti akan ia

nakut-nakuti manusia, bukan untuk menin- temukan ketenteraman jiwa, karena di da-

das manusia, tetapi untuk melindungi, lam ibadah shalat tertanam kebulatan te-

mengayomi dan mengasihi manusia de- kad bahwa hanya Allahlah penguasa tung-

ngan sifat rahman dan rahim-Nya. Oleh gal yang tak ada tolok bandingnya. Bahwa

karenanya, kita tak perlu takut, tak usah hanya Allahlah satu-satunya dewa peno-

gentar dan jangan bersusah hati, tak perlu ong manusia dan tempat berserah diri ma-

dirisaukan segala kesusahan yang sedang nakala ditimpa kemalangan dan penderita-

menimpa diri kita. Serahkanlah semuanya an.

bulat-bulat kepada Allah dan mohonlah pertolongan-Nya sambil kita berusaha,

Di dalam ibadah shalat tertanam berikhtiar semampu-mampunya untuk kesadaran yang kuat dimana seorang ham-

mengatasi segala kesusahan yang kita de-

ba yang sedang bersujud di hadapan Allah rita. Marilah kita berdayakan shalat kita SWT. menyadari sepenuhnya akan kele-

yang tidak hanya sekedar kewajiban rutini- mahan diri, ketidakberdayaan di hadapan

tas, tetapi energi shalat dapat kita man- Allah yang Maha Perkasa. Dengan kalimat

faatkan sebagai penolong kita dan kehi- “Allahu Akbar” Allah Maha besar, kali-

dupan kita, tidak saja di dunia kini, tetapi mat ini dapat menekan si hamba yang te-

juga di akhirat nanti. Rasulullah SAW. ngah bersujud ke posisi yang sekecil-ke-

menyatakan, “Dan aku jadikan shalat itu cilnya dan menempatkan al-khaliq ke

untuk menyejukkan hatiku”.

posisi yang setinggi-tingginya. Ke-Maha

Melalui shalat kita dapat memohon berubah-ubah dan silih berganti. Ada sedih pertolongan kepada Allah dari ujian za-

ada senang, ada cinta ada benci, ada per- man, tekanan-tekanan orang lain dan keke-

temuan ada perpisahan, ada sehat ada jaman para durjana. Rasulullah SAW. ke-

sakit dan sebagainya. Mungkin ada seba- tika menghadapi persoalan genting, beliau

gian manusia yang ditakdirkan Allah men- selalu berlindung melalui shalat. Ruku’

derita berbagai macam cobaan. Maka tidak dan sujud dalam shalat dapat membawa

ada jalan lain yang ditempuh kecuali ber- kita serasa lebih dekat kepada Allah, se-

sabar dan pasrah menerima takdir Allah. hingga rasa percaya diri, penuh keyakinan,

Inilah cara yang tepat untuk lulus dari rasa damai dan tenteram semakin dapat

ujian dan cobaan Allah.

kita rasakan. Melalui, shalat, sabar dan menger- jakan ibadah-ibadah lainnya. InsyaAllah

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

kita akan menemukan ketenangan, keten- teraman dan kedamaian, sehingga segala

Disamping shalat, sarana lain yang persoalan hidup yang cenderung membuat dapat kita jadikan penolong kehidupan kita

orang stress dapat kita atasi dengan baik. agar terhindar dari tekanan jiwa adalah “sabar”.

Rasulullah SAW. melalui hadits qudsi pernah bersabda :

Allah SWT. menjadikan kehidupan di dunia ini di atas kodrat yang cenderung

“Hai Bani Adam, sempatkanlah dirimu

untuk beribadah kepada-Ku, maka akan Aku penuhi dadamu dengan ketenteraman

jiwa”.

θ ِ ϖ ْ ِ φ َ ∈ ْ ⇔↓◊ ∞ ِ Ρ ْ ϕ⇔ ُ ْ ↓⎛ ِ ∏ ْ θ λ ُ ⇔ َ َ ™ ْ ⎛ ِ ⇔ ُ ã ↓ ∨ َ ℵ° َ ± Ahirnya, marilah kita tingkatkan َ

amal ibadah kita, terutama ibadah shalat. Semoga dengan shalat yang rajin dan di-

siplin, dapat mempertebal mentalitas kita, sehingga akan menjadi seorang yang tahan

uji dan militansi. Disamping itu jangan lu- pa pula untuk selalu melatih kesabaran, se-

moga dengan dua kekuatan tersebut dapat mengatasi semua persoalan hidup yang ki-

θ ِ ϖ ْ ≡ ta alami dan insyaAllah kita akan terhindar ِ ﱠ Ρ⇔↓ ُ ℵ ْ υ ُ η َ ®⇔ ْ ↓ υ َ ُ 〈τ ⇓↓ ﱠ ِ ُ ® ْ ™ Ρ ُ η ِ ْ ® َ Φ ْ ℜ° َ ∏

dari penyakit stress.

J J A A U U H H I I P P E E R R B B U U A A T T A A N N ٍ Π π ﱠ َ Λ ُ ⇑ ِ θ ْ ϖ φ ِ ∈ َ ⇔↓ ْ ِ ⇐ υ ْ ℜ ُ Ρ⇔↓ ﱠ ™ َ ِ θ ⎜Ρ ْ λ َ ِ ⇔↓ ْ

Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

himakumullah.

ersyukurlah kita kepa-

B telah memberikan

da Allah SWT. yang

yang, hadirin sekalian, ternyata keluarga sebagai salah satu upaya kita untuk lebih

ini tidak jujur atau melakukan kecurangan mendekatkan diri kepada-Nya, sekaligus

pada setiap penjualan susu yang mereka juga sebagai ajang silaturrahmi dan ukhu-

lakukan, dimana setiap susu yang akan wah Islamiyah antar sesama kita.

dijual selalu dicampur dengan air, se- hingga tidak murni lagi.

Muslimin Rahimakumullah. Muslimin Rahimakumullah.

Ada sebuah hikayat yang cukup jenaka yang menceritakan tentang sebuah

Dari sisi omzet penjualan dan ke- keluarga dimana sumber mata pencaharian

untungan yang diperoleh dalam beberapa keluarga ini adalah sebagai penjual susu

tahun berselang nampaknya tidak begitu perah yang diperoleh dari perahan sapi pe-

berpengaruh, tidak menurun drastis, bah- liharaan mereka.

kan jumlah pembeli dan langganan cen- derung semakin bertambah dan hasil ju-

Sapi perah yang mereka miliki ha- alan mereka lancar-lancar saja. Ini mung- nya satu ekor, namun hasil perahan dari

kin barangkali lantaran keahlian mereka sapi ini cukup banyak sehingga dapat

dalam hal campur mencampur susu se- mencukupi segala kebutuhan mereka se-

hingga tidak terasa bahwa susu tersebut hari-hari. Begitulah karunia Allah yang sudah bercampur air.

Hadirin. kesedihan yang amat sangat tersebut, tiba- tiba anaknya yang paling bungsu berkata,

Setahun, dua tahun, tiga tahun dan “Ayah, saya khawatir jangan-jangan air seterusnya, Allah masih memberi kesem-

yang telah kita pakai u-tuk mencampur su- patan kepada keluarga ini menikmati hasil

su bertahun-tahun lamanya kemudian usaha tidak jujurnya. Namun lama kela-

menjadi satu sehingga menjadi banjir be- maan ternyata Allah ingin memberikan pe-

sar yang menimpa kita dan penduduk desa ringatan kepada keluarga ini dengan me-

kita ini”. Sang ayah hanya terdiam dan ngirimkan banjir besar yang melanda desa

memandangi anaknya yang masih polos tempat tingga mereka. Akibat banjir ini

itu, sembari menengok dirinya dan per- rumah-rumah penduduk banyak yang

buatannya selama ini, ada juga rupanya tenggelam dan hanyut di bawa arus yang

rasa penyesalan dalam hatinya. Namun sangat deras. Ternak peliharaan banyak

apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. yang mati, termasuk sapi perah yang di- miliki keluarga ini.

Maasyiral Muslimin Sidang Jumát Ra-

Sungguh tak dapat dibayangkan,

himakumullah.

betapa berdukacitanya mereka, karena ru- mah, harta benda dan sapi perah yang me-

Dari cerita ini, mungkin kita dapat rupakan satu-satunya sumber mata penca-

mengambil pelajaran bahwa bagaimana- harian mereka, ternyata lenyap seketika

pun juga, mencari keuntungan dengan dan musnah begitu saja. Di tengah-tengah

melakukan kecurangan pada hakikatnya

akan ada berkatnya. Perhatikanlah sabda Rasulullah SAW. :

Ingatlah, Allah sangat mengutuk orang-orang yang berbuat curang :

“Dari Hakim bin Hizam ra. Bahwa Rasu- lullah SAW. bersabda : Dua orang yang

σ melakukan transaksi jual beli. Jika mereka َ ϖ ْ η ِ η ِّ َ χ ُ π ν ْ ِّ ⇔ ٌ ο ⎜ ْ َ ™ jujur (menjelaskan apa adanya kondisi ba-

rang yang akan dijual), maka Allah akan “Kecelakaan yang bersar bagi orang-

memberikan keberkatan pada barang ter- orang yang curang”(QS. Al-Muthaffifiin

sebut. Namun apabila mereka melakukan ayat 1).

kecurangan, maka boleh jadi mereka men- dapat untung, namun keberkatan pada ba-

Disamping itu, Rasulullah SAW. rang tersebut sudah hilang. Sumpah palsu juga sangat melarang ummatnya melaku-

(kecurangan) dapat melariskan jual beli kan kecurangan. Cukup banyak hadits be-

barang, namun dapat pula memusnahkan liau yang menyatakan tentang bahaya per-

keuntungan” (HR. Bukhari dan Muslim) buatan curang ini. Sampai-sampai beliau

mengatakan bahwa Allah akan mencabut

berkat-Nya bagi orang-orang yang suka

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

berbuat curang. Harta yang diperoleh dari

Apa yang dapat kita harapkan dari

barang yang tidak punya berkat itu. Apa kalau di akhirat sengsara. Lebih baik hidup artinya semua harta kekayaan yang kita

sederhana di dunia asal di akhirat bahagia. miliki jika semuanya kita peroleh dari hasil kecurangan kita. Dan ingatlah, harta yang diperoleh dari hasil usaha yang tidak

Muslimin Rahimakumullah.

benar ini akan menjadi bumerang yang ba- kal mencelakakan kita dan keluarga kita.

Perbuatan curang identik dengan Berapapun banyaknya harta yang dimiliki

penipuan.

namun diperoleh dari hasil kecurangan, pasti tidak akan memperoleh manfaat se-

Pada suatu hari pernah Rasulullah cara hakiki. Tidak akan membawa keba-

SAW. berkunjng ke sebuah pasar. Beliau hagiaan dan ketenteraman hidup.

menghampiri seorang penjual makanan. Rasulullah tertarik pada sebuah keranjang

Apalah gunanya memperoleh laba yang beirisi sejumlah barang makanan besar kalau itu kita dapatkan dari hasil ke-

yang akan dijual. Setelah melihatnya, ke- curangan kita. Lebih baik memperoleh la-

mudian beliau periksa dengan memasuk-

ba meskipun kecil namun kita dapatkan kan tangan ke dalamnya dan ternyata be- dari usaha yang baik, halal dan jujur. Buat

liau temukan ada makanan yang rusak. apa harta berlimpah kalau akhirnya men-

“Kenapa ini?” , tanya Rasulullah, sambil datangkan musibah. Biar sedikit jadilah

memperlihatkan barang tersebut. “Kena asal membawa berkah.Apa gunanya mem-

hujan”, jawab pedagang itu, sedikit peroleh keuntungan yang besar di dunia

lian, kami mengajak, marilah kita hindari di atas, agar kelihatan. Atau seharusnya

dan kita jauhi perbuatan curang, baik cu- engkau pisahkan barang ini dengan ba-

rang dalam hal jual beli atau usaha mau- rang yang lain”, tanya beliau lagi dan

pun curang dalam pergaulan sehari-hari. sedikit memberikan saran. Pedagang itu terdiam, ia nampak malu di hadapan Ra-

Ingatlah, kejujuran akan membawa sulullah. Kemudian Rasulullah memper-

kita kepada kebajikan, dan kebajikan akan ingatkan, “Ingatlah, barangsiapa yang

mengantarkan kita ke sorga. melakukan kecurangan (tipuan), dia bukan golongan kami”.

Sabda Rasulullah SAW. :

Muslimin sekalian.

Begitu tegas tindakan Rasulullah

terhadap orang-orang yang curang. Tidak

ada kompromi bagi Rasulullah terhadap “Sesungguhnya jujur itu membawa ke ja-

yang satu ini. Bahkan dengan ekstrem be- lan kebajikan dan sesungguhnya kebajikan

liau menyatakan “Bukan golongan kami itu membawa ke jalan sorga.....” (HR. Bu- orang yang melakukan kecurangan”.

khari Muslim).

Kemudian, betapa indahnya per- dijauhi dan dimusuhi temannya. Sekarang nyataan Rasulullah SAW. :

zaman edan, jujur tidak makan. Biarlah, biarlah mereka mau bilang apa, yang pen-

∉ ting bagi kita adalah kita tetap istiqamah َ ⇑ َ θ ُ ِ ν Τ ْ π ُ ⇔↓ ْ ُ ¬ ْ ™ ُ Π ﱠ Ξ⇔↓ σ ُ ْ ϖ ِ ⇑ َ ⎨ ↓ ْ ُ Ρ ÷° ِ ﱠ Φ⇔ َ ↓ mempertahankan yang benar dan diber- ِ kahi oleh Allah SWT. Bukan kekayaan Ε َ ⇑° َ ϖ ِ ϕ ⇔↓ ْ

⇒ َ υ ْ ⎜ َ ِ ⁄↓ َ Π َ © ς⇔↓ ﱡ harta yang kita kejar, bukan pangkat ja- batan yang kita inginkan, sebab ia hanya

sementara. Tetapi yang kita dambakan, “Pedagang yang dapat dipercaya, jujur

yang kita butuhkan adalah keberkahan dari dan muslim, dia nanti di hari qiamat ber-

sama para syuhada” (HR. Ibnu Majah). harta, pangkat dan jabatan tersebut. Kita boleh senang memiliki sejumlah harta ke-

kayaan, tetapi kita harus lebih senang apa- Akhirnya, izinkanlah dalam ke-

bila harta kekayaan tersebut membawa ke- sempatan ini kami mengajak kepada para

jamaah sekalian, marilah kita senantiasa berkahan bagi hidup kita. Kita tidak perlu berupaya untuk menjauhi segala kecurang-

bangga dengan pangkat dan jabatan dan an, dalam hal apapun dan dalam bentuk

segala atribut duniawi lainnya, kalau se- muanya itu ternyata tidak memberikan ke-

apapun. Biarlah orang bilang pedagang berkahan bagi hidup kita. Jadi, kita bukan

atau pengusaha yang jujur itu tidak akan cepat kaya. Pejabat yang jujur itu akan

takut tidak memiliki harta, kita bukan ta- kut tidak mempunyai pangkat dan jabatan,

tetapi kita sangat takut kalau apa yang kita

akan menjebloskan kita ke neraka. Na’u- dzubillaahi min dzaalika.

Tidak sedikit kita lihat dan saksi- kan dalam kehidupan masyarakat, banyak orang yang justeru merasa sengsara hi-

dupnya dengan segala apa yang dimi- likinya. Kita lihat misalnya, sebuah rumah

tangga yang selalu dilanda percekcokan. Kita boleh curiga, jangan-jangan prosedur,

Ε ٌ λ َ ν ُ ْ © ﱠ Φ⇔↓⎛⇔ ↓  ِ ْ θ ُ λ ْ ⎜ ِ Π ْ ⎜ َ °± ِ ↓ ْ υ ُ ϕ ν ْ × ُ َ َ keilmuan dan etika yang dijalankan dalam ⎨ ™

berumah tangga tidak cocok dengan yang disyari’atkan Allah dan Rasul-Nya. Ada

orang yang punya uang banyak, tapi malah membuat pusing si pemiliknya. Ada orang

yang ‘alim, punya ilmu yang luas, tapi jus- teru malah menghinakan dirinya sendiri.

Banyaklah lagi contoh nyata yang ada di masyarakat. Ingatlah, kejujuran akan me-

nunjukkan kita kepada kebaikan, dan ke- baikan akan menggiring kita ke sorga. Se-

baliknya, kecurangan akan menggiring

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra- τ ⊂° َ َ β َ ↓ ْ σ َ ⇑ َ Π َ ⊂ ™ َ ْ ∑ ِ Θ ﱠ ⇔↓ ِ ãُِ Π π ْ Λ َ ⇔ ْ ↓ َ himakumullah.

lhamdulillah, kembali

A beri kesempatan oleh

pada siang ini, kita di-

Allah SWT. untuk bisa menunaikan fardhu

Jum’at di masjid yang mulia ini, sebagai Disamping itu, aku juga punya dua orang salah satu perwujudan pengabdian kita

isteri, jika kau bersedia, ambillah salah kepada-Nya.

satunya untuk kau jadikan isteri dan aku segera menceraikannya”.

Muslimin Rahimakumullah.

Mendengar tawaran baik ini, Ab- durrahman bin Auf cukup tercengang dan Adalah suatu kebiasaan bagi Ra-

merasakan suatu anugerah yang luar biasa, sulullah SAW. dimana pada tahun-tahun

suatu pengorbanan yang tiada taranya. pertama beliau hijrah ke Madinah, usaha

Dan ia bersyukur seraya menjawab, “Al- pertama yang beliau lakukan adalah hamdulillah, terimakasih atas tawaran b-

menjalin ukhuwah Islamiyah antara sesa- aik saudara, semoga SWT. memberkahi ma Muslim, baik dari kalangan kaum Mu-

keluarga dan harta kekayaanmu. Maáf, hajirin maupun dari kalangan kaum An-

bukan maksudku menolak budi baikmu shar melalui jalinan perkawinan.

saudara, namun aku hanya bermaksud agar saudara menunjukkan kepadaku di

Suatu ketika, berkatalah Saád bin mana lokasi pasar di kota ini, sehingga Rabi’kepada Abdurrahman bin Auf, “Wa-

aku dapat melakukan perniagaan”. hai saudaraku, aku termasuk salah seo- rang penduduk Madinah yang cukup ba-

Demikianlah sikap Abdurrahman nyak memiliki harta kekayaan. Jika sau-

bin Auf. Ia tidak ingin memberatkan dara suka, ambillah sebagiannya.

saudaranya. Ia ingin berusaha sendiri

kendati Saád bin Rabi’menawarkan jasa baik kepadanya.

Maasyiral Muslimin Rahimakumillah.

“Perumpamaan orang-orang yang ber- Pragmen di atas merupakan gam-

iman itu di dalam menjalin persaudaraan baran umum hati seorang Muslim di dalam

sesama mereka adalah laksana satu tubuh menjalin persaudaraan antar sesama. Per-

yang kokoh. Apabila salah satu anggota saudaraan mereka tak obahnya seperti satu

tubuh tersebut menderita sakit, maka se- tubuh yang saling ketergantungan. Salah

luruh tubuh (anggota tubuh yang lain) tu- satu saja tidak berfungsi, maka yang lain

rut merasakan sakitnya”

akan merasakan akibatnya. Salah satu saja

menderita sakit, maka yang lainnyapun

merasakan sakitnya. Keadaan ini seiring

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

dengan pernyataan Rasulullah SAW. da-

lam hadits beliau : Menurut Al-Qur’an dinyatakan

θ ْ © ِ ِ π ُ ≡↓ َ Ρ َ × َ ™ ْ θ ِ 〈 ⎯↓ ِ َ υ × َ ْ  ِ َ σ ْ ϖ ِ ρ ِ ⇑ ْ Α ُ π ْ ⇔↓ ο ُ َ Η َ ⇑ perti yang diungkapkan Al-Qur’an surah ⎛ Al-Ambiya ayat 92 , yang berbunyi : λ َ Φ َ ْ ⊗↓↓ َ ↵ ِ ↓ ِ Π َ Τ ϑ َ ْ ⇔↓

bahwa kaum Muslimin itu merupakan um- mat yang satu, “Ummatan wahidah”, se-

θ mempunyai ikatan jiwa yang begitu kokoh ْ λ ُ ﱡ ± َ ℵ َ °⇓ َ ↓ َ ™ ً ≥ Π َ ِ ≡↓ ﱠ ™ ً Ε ﱠ ⇑ ُ ↓ θ ْ λ ُ Φ ُ ﱠ ⇑ ُ ↓ ® ِ ̝ Θ〈 ﱠ ◊ ↓ ِ dan teraplikasi dalam amal perbuatan se- ِ hari-hari be-rupa saling bantu membantu, ◊ ْ ™ ُ Π ُ Χ ْ ∏

⊂° tolong menolong dan sebagainya. Dari si- َ

kap dan tindakan ini pada gilirannya akan

membentuk suatu masyarakat yang sejah- “Sesungguhnya ummat ini adalah ummat

tera, rukun dan damai, penuh marhamah yang satu. Dan Akuilah Tuhan kamu. Oleh lahir dan batin. Ideal cita seiring dengan sebab itu hendaklah kamu menyembah ke-

anjuran Allah SWT. yang tertera dalam pada-Ku”.

Al-Qurán pada surah Al-Maídah ayat 2

yang berbunyi :

Muslimin Rahimakumullah.

∑υ ϕ ْ ﱠ Φ⇔↓ َ ™ ِّ ΡΧ ⇔↓⎛ ِ ْ ν  َ ⊂↓ ْ υ ُ ⇓ َ Dalam hubungan ini, A.Yusuf Ali ™° ∈ َ × َ ™ َ

dalam bukunya, The Holy Qur’an menya-

takan bahwa, perkataan ummatan waahi-

dah dalam konteks ayat di atas lebih tepat diartikan sebagai brotherhood atau persau-

daraan.

“Hai orang-orang yang beriman, hen- Bertolak dari pernyataan ini, maka

daklah kamu saling tolong menolong kaum Muslimin sesungguhnya telah

dalam mengejakan kebaikan dan memeli- bumi ini, maka selama itu pula tanggung hara diri dari kejahatan. Dan janganlah

jawab untuk menjalin persaudaraan dan saling bantu membantu dalam menger-

ukhuwah Islamiyah tetap melekat di tiap- jakan dosa dan permusuhan. Dan patuh-

tiap pribadi kaum muslimin. lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras sisksa-Nya”.

Kaum Muslimin yang berbahagia.

Muslimin Rahimakumullah.

Dalam rangka upaya menjalin per- saudaraan dalam Islam, kita dianjurkan Tolong menolong merupakan salah

untuk senantiasa meningkatkan kegiatan- satu wujud dari sikap dan tindakan per-

kegiatan silaturrahmi dengan sesama mus- saudaraan dalam Islam. Tolong menolong

lim.

dalam Islam merupakan tanggung jawab setiap pribadi seorang Muslim. Tanggung

Firman Allah SWT. : jawab tersebut tentu sifatnya tidak semen- tara atau insidentil belaka, namun sikap

dan rasa tanggung jawab ini terus ber- langsung dan berkesinambungan, dari

waktu ke waktu, dari masa ke masa, bah- kan dari generasi ke generasi. Selama ka-

um muslimin masih ada di permukaan “Dan bertaqwalah kepada Allah, yang

Muslimin Rahimakumullah.

satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu

Dengan meningkatnya kegiatan si- menjaga dan mengawasi kamu”(QS. An-

laturrahmi dalam masyarakat Islam, berarti Nisaa ayat 1)

ikatan persaudaraan dan kasih sayang terus terjalin dengan erat dan kuat, sehingga ke-

Bahkan dalam salah satu hadits Ra- hidupan kaum muslimin akan terasa indah sulullah SAW, beliau mensejajarkan atau

damai, aman dan tenteram. menyetarakan antara pentingnya atau per- lunya beriman kepada Allah dan hari akhir

Dengan terjalinnya kasih sayang dengan pentingnya atau perlunya menjalin

dan persaudaraan sesama muslim, insya- silaturrahmi.

Allah kehidupan kita akan terhindar dari segala dosa dan kesalahan, kenapa?, ka-

ِ rena sesama muslim kita bersaudara, yang Ρ ِ …⎢  ْ ↓ ِ ⇑ υ ْ َ ϖ ⇔↓ ْ ™ َ ِ ã °± ِ σ ُ ⇑ ِ Α ْ ⎜ ُ َ ◊° َ ∧ ْ σ َ ⇑ tentunya kita selalu ingat mengingatkan, ُ tegur menegur dan nasehat menasehati τ π َ ≡ ِ ℵ َ ْ ο ِ Ξ ϖ َ ْ ν ∏ َ yang tentu saja dengan cara-cara yang baik

dan bijak.

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah Dengan terjalinnya kasih sayang dan hari akhir, maka hendaklah selalu me- dan persaudaraan sesama muslim, insya- nyambung tali kasih sayang (silaturrah- Allah kehidupan kita akan terjaga dari mi)”.

kesesatan, kenapa?, karena sesama muslim pembawa kedamaian bagi muslim lainnya. kita saling betul membetulkan dan saling

Seorang muslim yang baik merupakan sempurna menyempurnakan.

pencegah bagi setiap usaha dan bentuk perbuatan dosa dan kemungkaran. Ingatlah

Dengan terjalinnya kasih sayang pesan Rasulullah SAW. : dan persaudaraan sesama muslim, insya- Allah kehidupan kita akan terbebas dari kedzaliman, kenapa?, karena sesama mus-

lim kita saling menjaga dan kita saling membela saudara kita.

Seorang muslim yang baik, tentu

tidak akan membiarkan saudaranya larut dalam amukan dosa dan kemaksiatan. Seo-

rang muslim yang baik, tentu tidak akan “Barangsiapa diantara kamu melihat ke- mungkaran, hendaklah kamu segera men-

membiarkan keluarganya, tetangganya, cegahnya (merubahnya) dengan tanganmu

bahkan masyarakat lingkungan sekitarnya, terbuai dalam mimpi-mimpi duniawi yang

(kekuasaan). Kalau kamu tidak mampu de- memabukkan, sehingga lupa segala-gala-

ngan tangan (kekuasaan), maka cegah/ru- nya. Seorang muslim yang baik merupa-

bahlah dengan perkataanmu. Kalau tidak mampu juga, maka cegah / rubahlah de-

kan penolong bagi sesama muslim lainnya. ngan hatimu ( setidak-tidaknya hatimu

Seorang muslim yang baik merupakan

jing menggunjing, saling curiga, saling selemah-lemah iman”.

tuduh dan sebagainya.

Oleh karena itu, izinkanlah kami

Maásyiral Muslimin Rahimakumullah.

melalui mimbar yang mulia ini, mengajak para jamaah sekalian, marilah kita bersa-

Kalau diibaratkan dengan sebuah ma-sama meningkatkan kegiatan silatur- mikropon, maka silaturrahmi adalah kabel-

rahmi antar sesama muslim, agar jalinan nya. Dengan kabel yang baik, akan dapat

ukhuwah Islamiyah akan menjadi kekuat- menghantarkan suara yang jelas dan jernih

an spritual yang melahirkan rasa kasih sa- ke sebuah speaker. Sebaliknya, jika kabel

yang, kecintaan dan saling mempercayai kurang baik atau terputus, maka suara

yang diwujudkan dengan adanya sikap dan yang ditimbulkan akan kedengaran jelek

tindakan positif seperti tolong menolong, atau tidak terdengar sama sekali. Demiki-

hormat menghormati, pema’af, pemurah, an juga silaturrahmi. Bila silaturrahmi ter-

setia kawan dan lain sebagainya. jalin dengan baik, maka persaudaraan muslim akan semakin baik pula. Sebalik-

Semoga Allah memberikan kekuat- nya, jika silaturrahmi kurang terjalin

an dan kemampuan kepada kita semua un- bahkan terputus, maka terputuslah pula

tuk menjalin dan memperkokoh tali per- persaudaraan sesama muslim, sehingga

saudaraan sesama muslim, sehingga kita yang muncul adalah suara-suara yang

betul-betul menjadi ummat yang satu,

yang tak mudah di ombang ambingkan,

tak mudak di cerai beraikan. Amin, ya Rabbal áalamiin.

Contoh 1 :

⎛ Contoh 2 : ِ ® ْ َ Χ ْ ⇔↓ َ ™ ِ Ρ λ َ ْ ρ ُ π ْ ⇔↓ َ ™

B A H A N R U J U K A N ْ θ ∧ ُ ⎯ ْ ِ Σ ⎜ َ τ π ِ ̝ َ ∈ ِ ⇓⎛ ν  ⊂ َ ® ُ ْ ™ ُ Ρ λ ُ ْ ⊗↓ ™ َ B A H A N R U J U K A N θ ْ ∧ ُ Ρ ْ ∧ ُ ْ Θ َ ⎜

. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departe- ُ Ρ َ Χ ∧ ْ َ ↓ ِ ã ↓ men Agama RI, 1984;

Artani Hasbi, Zaitunah, H.Drs, Memben- tuk Pribadi Muslim, Bina Ilmu,

Surabaya, 1987;

Aspihan Djarman, H.Drs, Panggilan Al-

lah Kepada Orang-orang Yang

Beriman, Kalam Mulia, Jakarta, 1992;

Abdullah bin Jarullah; Ed. Fenomena Syukur (Berdzikir dan Berpikir),

Risalah Gusti, Surabaya, 1994;

Abdullah Gymnastiar, KH. Kedahsyatan Fakhruddin Nur Syam, Lc. Kiat Sukses Doa, MQ Publishing, Bandung,

Dakwah Di Perjalanan, Al-I’ti- 2004;

shom Cahaya Umat, Jakarta,

Al-Ghazali, Imam, Syukur Menambah Nikmat, Dua Putra Press, Yog-

Fathi Yakan, Dr. Mabusia Antara Hi- yakarta, 2002;

dayah Allah dan Tipu Daya Se-

tan, Gema Insani Press, Jakarta, Anwar Harjono, Dr. Da’wah dan Ma-

salah Sosial Kemasyarakatan, Media Da’wah, Jakarta, 1987;

Husin Naparin, H. MA, Bunga Rampai Dari Timur Tengah, Bina Ilmu Choiruddin Hadhiri, SP, Klasifikasi Kan-

Surabaya, 1989;

dungan Al-Qur’an, Gema Insani Press, Jakarta, 2002;

HAMKA, Prof.Dr. Tasauf Modern, Ya- yasan Nurul Islam, Jakarta, 1980; Fuad Amsyari, Dr.Phd, Prinsip-prinsip Dasar Konsep Sosial Islam, Bina

-----------------------. Lembaga Budi, Ya- Ilmu, Surabaya, 1984;

yasan Nurul Islam, Jakarta, 1976;

Fadhil Ilahi, Dr. Menggapai Hidayah, Darul Falah, Jakarta, 2003;

Hasbi Ash Shiddieqy, Prof.Dr.TM. Pedo-

man Dzikir dan Doa, Bulan Bintang, Ja- Sinar Baru Algensindo, Bandung, karta, 1956;

M. Yunan Nasution, Khutbah Jum’at, Subhi As-Shalih, Dr. Membahas Ilmu- Bulan Bintang, Jakarta, 1984;

ilmu Al-Qur’an, Pustaka Firdaus Jakarta, 1993;

Mutawalli Sya’rawi, M. Prof.Dr. Doa Yang Dikabulkan, Pustaka Al-

Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, Keisti- Kautsar, Jakarta, 2000;

mewaan-keistimewaan Al-Qur’an,

Mitra Pustaka Yogyakarta, 2001; Nurcholish Majid, Dr. dkk. Serial Khut-

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Al-Ma’arif Zikrul Hakim, Jakarta, 2000;

bah Beragama di abad Dua Satu,

Bandung, 1997;

Salman bin Fahd Al-Audah, Dr. Agar Syamsul Rijal Hamid, Ridho Allah Ter- Bahtera Tak Tenggelam, Risalah

gantung Ridha Orangtua, Cahaya Gusti, Surabaya, 1995;

Salam Jakarta, 2001

Sufyana M. Bakri, Khutbah Pilihan Seri Saifuddin Aman, H. MBA. Membangun

A, Sinar Baru Algensindo, Masyarakat Madani, Al-Mawardi Prima Jakarta, 2000;

---------------------, Khutbah Pilihan Seri C

Syamsul Rijal Hamid, Petuah-petuah

RIWAYAT SINGKAT

Rasulullah Seputar Etika, Penebar Salam Jakarta, 1999;

PENYUSUN

Tutty Alawiyah AS, Dra.H. Membangun Aserani Kurdi, S.Pd dila- Kesadaran Beragama, Yayasan

hirkan di Barabai HST. Kal- Alawiyah Jakarta, 1999;

Sel tanggal 03 Februari 1963. Pendidikan formal yang ia

Usep Romli, HM, Percikan Hikmah, Ber- tempuh : SDN Seroja Barabai dialog Dengan Hati Nurani, Re-

tamat tahun 1977; SMEP Negeri Ganesya maja Rosdakarya, Bandung, 2000;

Barabai, tamat tahun 1981; SMEA Negeri

1 Barabai, tamat tahun 1984; FKIP UN- Yusuf Qardhawi, Dr. Kenapa Kita Islam,

LAM Program Studi Pendidikan Dunia Gema Insani Press Jakarta, 1997;

Usaha Banjarmasin, selesai tahun 1993. Selain pendidikan formal, ia juga gemar

Z.S. Nainggolan, MA. Pandangan Cende- mengikuti pendidikan nonformal berupa

kiawan Muslim Tentang Moral

penataran, kursus dan diklat. Ilmu-ilmu

Pancasila, Moral Barat dan Mo-

keIslaman ia peroleh melalui berbagai ral Islam, Kalam Mulia Jakarta,

pengajian, belajar ke rumah guru, literatur 1997

Islam dan berbagai organisasi Islam diantaranya PII (Pelajar Islam Indonesia),

IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah),

245

246

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan Kualitas Ibadah Puasa) dan sejumlah dik- Muhammadiyah. Organisasi yang aktif ia

tat pelajaran untuk siswa SMK Negeri 1 ikuti sekarang adalah Muhammadiyah

Tanjung. Tugasnya kini adalah sebagai pada Majelis Tarjih dan Pengembangan

Guru pada SMK Negeri 1 Tanjung, sejak Pemikiran Islam Pimpinan Daerah Mu-

Maret 1994.

hammadiyah Tabalong. Disamping gemar menulis, ia juga aktif dalam da’wah Is- lamiyah di daerahnya. Karya Tulis yang sudah dan sedang digarapnya antara lain : Apresiasi Juz ‘Amma; Petunjuk Jalan Lu-

rus (Kumpulan Bahan Kultum Praktis); Menyingkap Misteri Lailatul Qadar (Se-

buah Upaya Pemahaman); Marhaban Ya Ramadhan, Kumpulan Bahan Kultum Se- kitar Ramadhan; Kumpulan Khuthbah Jum ’at Pilihan; Kumpulan Khuthbah Jum’at Tanjung Bersinar yang digarap bersama

dengan Drs.H.Birhasani (Kabag Sosial

PEMDA Tabalong); 6 M Sebuah Konsep

Dalam Menyikapi Islam; Konsep Mena-

han Diri Dalam Puasa Ramadhan (Sebuah

Upaya Pemahaman Ke arah Peningkatan

247

248