BUKU SAKU KHUTBAH JUM’AT PILIHAN

KHUTBAH JUM’AT Mabuun Raya HP.081348840437

PILIHAN

Pencetak/Penerbit

Percetakan CV.PD.Sari Murni II

Jln. H.M.Syarkawi No.5 Barabai HST.

Kal-Sel Telp./Pax. (0517)41272-43152

Cetakan ke

I / 1426 H – 2006 M

iii iv

Aserani Kurdi, S.Pd

Kupersembahkan buat :

Almarhum ayahanda tercinta Haji Kurdi, Almarhumah Ibunda tersayang

Hajjah Djariah, Keluarga dekatku, Guru-guruku, Isteri dan anak-anakku tercinta : Rabiatul Adawiyah, Robby Cahyadi,

Lika Amalia Asrini, Risa Mutia Asrini, Nazwa Shalsabila Asrini,

Para pendidik Islam, Generasi Islam dan Ummat Islam

Kumpulan

KHUTBAH JUM’AT PILIHAN aaa

Cetakan Pertama

1426 H / 2006 M Hak cipta dilindungi Undang-undang All Righ Reserved

vi

K K A A T T A A masjid, maka melalui moment Peringatan P P E E N N G G A A N N T T A A R R

Hari Jadi Kabupaten Tabalong yang ke 40 dan menyambut Tahun Baru Islam (Hijri-

l dan menyusunnya serta menerbitkannya

yah) 1427 H. kami coba mengumpulkan

dalam bentuk buku.

Harapan kami, kiranya buku ini hamdulillah, atas izin

A SWT. dapatah kemba- rensi para khatib dalam melaksanakan

dapat digunakan sebagai salah satu refe- dan karunia Allah

tugasnya dan sebagai sarana pelengkap li kami menyajikan sebuah naskah buku

yang kami beri judul “Kumpulan Khutbah bagi pengurus masjid demi kelancaran pelaksanaan ibadah Jum’at, serta sebagai

Jum’at Pilihan”. bahan bacaan penambah wawasan keIs-

laman bagi masyarakat. Tulisan ini semula kami mak-

sudkan untuk memenuhi keperluan sendiri dalam hal penyiapan bahan teks khutbah

Kami haturkan banyak terimaka- sih dan penghargaan yang setinggi-tinggi-

sekaligus sebagai dokumen pribadi, na- nya kepada semua pihak, terutama bapak :

mun karena adanya permintaan dari seba-

1. Drs.H.Rachman Ramsyi, M.Si selaku gian kawan-kawan dan beberapa pengurus

Bupati Tabalong yang telah membe-

rikan dukungan dan bantuan dana vii

viii viii

kepada anda. Semoga ada manfaatnya.

2. Akhi H. Abadi, S.Ag yang telah mem- baca dan memberikan koreksi perbaik- an terhadap naskah buku ini, terutama teks arab dalam penggunaan nash Al- Qur’an dan Al-Hadits dan pemakaian kalimat muqaddimah yang tertera da-

Tanjung, Syawwal 1426 H lam buku ini;

Nopember 2005 M

Juga kami sampaikan terimakasih

Penyusun,

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para donator dan sponsor yang tu- rut berpartisipasi dalam pendanaan, se- hingga buku ini dapat disebarluaskan.

Akhirnya,tegur sapa dan saran per- baikan terhadap buku ini dari semua pi- hak, sangat kami dambakan dan diucapkan terima kasih.

eee

ix

D D A A F F T T A A R R I I S S 13. Silaturrahmi Dalam Masyarakat ....... 215 I I H H A A L L : :

CONTOH KHUTBAH KEDUA ............ 232 BAHAN RUJUKAN ............................... 240

RIWAYAT SINGKAT PENYUSUN ..... 246 KATA PENGANTAR ......................... vii

KATA SAMBUTAN BUPATI TABA-

LONG .................................................. xi

KATA SAMBUTAN KETUA MUI

TABALONG ........................................xiii

DAFTAR ISI ........................................xiv

1. Makna Sebuah Cita-cita ................... 1

2. Keutamaan Ilmu ............................... 18

FFFFF

3. Tiga Besaran Ni’mat Allah .............. 37

4. Eksistensi Tauhid dalam Kehidupan . 62

5. Iman dan Amal Shaleh ..................... 79

6. Petunjuk Jalan Lurus ........................ 95

7. Kekuatan Doa ...................................110

8. Tugad Da’wah ..................................125

9. Kebajikan dan Kejahatan .................145

10. Kufur Ni’mat ....................................163

11. Mengatasi Tekanan Jiwa ..................181

12. Jauhi Perbuatan Curang ...................199

xii xi

M M A A K K N N A A S S E E B B U U A A H H ُ Π ْ ∈ َ ±° ﱠ ⇑ ↓ َ

ُ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra- ® َ Π ْ ≡ َ ™

ُ ã ↓ ﱠ ⎨ ِ ↓ َ τ ⇔ ٰ ↓ ِ ⎢ ﱠ ◊ ْ ↓ َ ُ Π َ © ْ ⊗ َ ↓ َ σ ϖ ْ ِ ϕ ﱠ Φ ُ π ْ ν ِ ⇔ himakumullah.

lhamdulillah, kita ber- ُ ® ُ Π ْ Χ َ ⊂↓ ً Π ﱠ π Λ َ ُ ⇑ ﱠ ◊ ↓ َ ُ Π © َ ْ ⊗ ↓ َ َ ™ ُ τ َ ⇔ µ َ ْ ⎜Ρ ِ َ ⊗ َ ⎨ syukur ke khadirat Al-

ْ lah SWT. yang mana θ ِّ ν َ ℜ َ ™ ِّ ο ∅ َ θ ﱠ ©ν ُ ٰ ⇔ ّ َ ↓ ُ ® َ Π ْ ∈ َ ± َ ⎛Χ َ ⇓ ِ َ ⎨ τ ُ ُ ⇔ ْ υ ُ ℜ َ ℵ َ ™ atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga

1 dapatlah pada hari ini, kembali kita

bersama-sama berhimpun di majelis Jum- banyak sekali persoalan-persolanan yang ’at yang mulia ini, guna melaksanakan

kita alami dan rasakan. Semakin banyak serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang

berjalan, semakin banyak yang dilihat. Se- suci dan mulia ini.

makin panjang usia, semakin banyak yang dirasa. Begitulah hidup ini, ibarat sebuah roda. Selama kita masih hidup, roda itu te-

Muslimin Rahimakumullah.

rus berputar. Kadang-kadang kita berada di atas, terkadang pula kita berada di ba-

Hidup ini tak obahnya laksana se- wah. Jika suatu waktu kita berada di atas buah bahtera yang tengah berlayar di

atau pada posisi yang menyenangkan, ma- samudera luas. Bilamana cuaca baik dan

ka hendaklah kita bersyukur kepada Allah laut dalam keadaan tenang, maka berlayar

SWT. dan janganlah sekali-kali meremeh- merupakan sesuatu yang sangat menye-

kan orang lain yang kebetulan berada di nangkan. Tetapi sebaliknya, bilamana

bawah. Sebaliknya, jika suatu waktu kita cuaca jelek, angin bertiup kencang, badai

berada di bawah atau pada posisi yang ti- mengamuk dan menerjang, maka berlayar

dak menyenangkan, maka hendaklah kita merupakan sesuatu yang sangat mena-

bersabar serta rela menerima takdir Allah kutkan.

SWT. Karena kita hidup di dunia ini tidak ada yang kekal abadi. Semuanya silih ber-

Begitulah gambaran hidup ini, ter- ganti, seperti silih bergantinya siang dan kadang menyenangkan terkadang pula me-

malam. Tak ada kebahagiaan abadi, kecu- nyedihkan. Selama kita hidup di dunia ini,

ali di Sorga. Dan tak ada kesengsaraan ali di Sorga. Dan tak ada kesengsaraan

nya. Dan berbuat untuk kehidupan diperlu- kepada saudara-saudara kita yang kebetul-

kan perencanaan yang matang serta cita- an berada di atas. Namun, hendaklah kita

cita yang luhur. Tanpa itu semua, maka selalu berusaha semaksimal mungkin un-

boleh jadi suatu kehidupan akan menjadi tuk bangkit mendaki menuju cita-cita yang

kacau, tak tentu arah, bak sebuah perahu kita inginkan. Selama kita masih mau ber-

yang berlayar tanpa kemudi, terombang usaha, insyaAllah jalan selalu terbuka buat

ambing dihempas badai dan gelombang. kita. Bukankah pepatah telah mengatakan, “Banyak jalan menuju Roma. Dimana ada

Hidup ini laksana mengarungi la- kemauan, di situ ada jalan”.

utan lepas tak bertepi. Suatu pantai yang akan kita tuju, sebagai refleksi dari cita-

↓ cita kita, nampaknya masih jauh dan be- ً Ρ ْ Τ ُ ⎜Ρ ْ ِ Τ ُ ∈ ْ ⇔↓ َ ∉ َ ⇑

lum kelihatan. Apakah kita dapat mengga- pai tujuan yang kita cita-citakan, ataukah

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan mungkin kandas di tengah lautan, karam itu akan datang kemudahan. Sesungguh-

diterjang ombak dan gelombang, atau hilir nya dibalik kesulitan itu terdapat kemu-

mudik ke sana ke mari tak mencapai pulau dahan” (QS. An-Insyirah ayat 5 dan 6).

harapan. Entahlah, yang jelas kita harus punya tujuan, kita harus punya cita-cita.

Muslimin yang berbahagia.

Tercapai atau tidak, itu bukan urusan kita.

Yang penting bagi kita adalah berusaha,

Hadirin.

sekali lagi berusaha, kendatipun memang kita cuma pandai berusaha, pandai beren-

Dalam hubungan ini, seorang Shufi cana, namun yang menentukan berhasil

pernah berkata :

atau tidaknya, itu urusan Allah. Yang je- “Sesungguhnya Allah memiliki beberapa las, dengan bekal cita-cita dan usaha yang

hamba. Jika hamba-hamba itu berkehen- keras, insyaAllah cepat atau lambat, pantai

dak melakukan sesuatu, maka Dia-pun tujuan yang kita cita-citakan tersebut akan

(Allah) juga berkehendak demikian, atau tercapai juga.

menghendakinya”.

Perkataan seorang Shufi ini seolah

Muslimin Rahimakumullah.

memberikankan pengertian yang keliru, di mana kehendak Allah seolah-olah dipe-

Dalam meraih suatu cita-cita tentu- ngaruhi oleh kehendak manusia. Tetapi nya diperlukan kemauan yang keras dan

bukan demikian yang dimaksudkan oleh usaha yang gigih untuk mencapainya. Di-

seorang Shufi tersebut. Maksud dari per- samping itu diperlukan pula ketabahan,

kataan ini tidak lain adalah membenarkan keuletan dan kesungguhan serta kesiapan

akan adanya hukum kausalitas, hukum berkorban baik tenaga, pikiran, perasaan,

sebab akibat, dimana Allah SWT. meng- harta, tahta, uang dan sebagainya. Inilah

hargai akan niat, usaha atau ikhtiar manu- prasyarat utama untuk mencapai keinginan

sia dalam mewujudkan segala yang dii- yang dicita-citakan.

nginkannya.

Penghargaan Allah ini terungkap “Sesungguhnya segala pekerjaan itu ter- dalam firman-Nya :

gantung akan niatnya, dan hasil yang akan diperoleh seseorang itu, tergantung

° apa yang diniatkannya” (HR.Bukhari- َ ⇑↓ ™ ْ ُ Ρ ّ ϖ ِ َ ® ُ ⎜⎛ ّ Φ َ ≡

ٍ ⇑ υ ْ َ ϕ± ِ ° َ ⇑ ُ Ρ ّ ϖ ِ َ ® ُ ⎜ َ ⎨ َ ã ↓ ﱠ ◊ ↓ ِ Muslim).

Dari firman Allah dan sabda Ra- sulullah ini, hadirin sekalian, mengharus-

kan kita agar segala yang kita inginkan da- “Sesungguhnya Allah tidak merubah kea- lam bentuk cita-cita ini, hendaknya disi- daan suatu kaum, sebelum mereka meru- sipkan niat yang mantap, usaha yang gigih bah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar- dan konsentrasi yang penuh, dalam upaya Ra’du ayat 11).

mewujudkannya.

Kemudian diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW. :

Marilah kita tanamkan dalam diri kita masing-masing semangat juang dan

disiplin yang tinggi, yaitu kepatuhan yang didasari atas kesadaran diri yang men-

dalam untuk melakukan tindakan dan usa-

ha dalam meraih cita-cita, dengan suatu ∑υ ⇓° َ ﱠ ⇑ ٍ ⁄∑Ρ ⇑ ِ ↓ ْ ِّ ο ُ λ ⇔ ِ keyakinan bahwa hari esok harus lebih baik daripada hari ini.

⎛ yang menjadi cita-citanya dan cita-cita ⇔  ْ ™ ُ ⎨ ْ ↓ َ σ ِ ⇑ َ µ ﱠ ⇔ ٌ Ρ ْ ϖ َ … ُ ≥ Ρ َ ِ … ْ ζ َ ⇔ َ ™

bangsanya.

“Dan hari esok (masa depan) itu lebih ba- Para pahlawan di dalam memper- ik dan utama daripada hari ini (seka-

juangkan cita-citanya, tidak mengenal le- rang)” (QS. Adh-Dhuha ayat 4).

lah dan tidak kenal kata menyerah apalagi putus asa, karena mereka mempunyai ha-

Itulah harapan, itulah keinginan rapan yang besar bahwa suatu saat apa dan itulah cita-cita. Kalau tidak karena

yang mereka cita-citakan pasti akan ber- adanya suatu harapan dan keinginan, maka

hasil, sehingga kehidupan mereka dan mustahil seseorang mau berusaha untuk

anak cucu mereka kelak akan lebih baik meraih cita-citanya.

daripada kehidupan sekarang. Kalaulah mereka sudah putus asa, tentulah mereka

akan mundur teratur dan menghentikan

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

perjuangan, atau menyerah begitu saja.

himakumullah.

Begitukah sikap mental pahlawan sejati?. Tidak, tentu saja tidak. Siapapun dia, yang

Dalam upaya meraih cita-cita ini, namanya pahlawan, atau orang yang diberi ada baiknya jika kita meneladani semangat

gelar pahlawan, bagaimanapun ia akan se- juang yang dimiliki oleh para pahlawan,

lalu konsekuen pada cita-cita yang luhur dimana umumnya mereka tidak mengenal

dari perjuangannya dan perjuangan bang- putus asa di dalam memperjuangkan apa

sanya, kendatipun ditebus dengan darah

ta mau bersabar sedikit saja, dan mencoba ting” demikian semboyan mereka.

berjiwa besar, sembari menyingkirkan se- gala kendala, rintangan dan halangan se- dikit demi sedikit, pasti segala halangan

Muslimin yang berbahagia.

dan rintangan itu akan hilang dan akan tersisih dengan sendirinya.

Mampukah kita mengikuti jejak para pahlawan ini? Entahlah. Yang jelas, mungkin tidak bisa kita pungkiri, bahwa

Muslimin Rahimakumullah. tidak sedikit diantara kita yang setelah melakukan usaha dan ikhtiar yang gigih

Orang yang berjiwa besar senanti- dalam upaya meraih cita-cita, namun ke-

asa bangun seketika ia terjatuh. Kejatuhan tika mendapat halangan dan rintangan,

yang pertama dijadikannya bekal dan cer- usahanya tiba-tiba menjadi kendur, patah

min untuk melangkah selanjutnya. semangat dan akhirnya bersaranglah pe- nyakit pesimistis dalam dirinya, sehingga

Ingatlah nasehat Buya HAMKA, semakin jauhlah ia dari cita-citanya. Kena-

“Janganlah takut menghadapi suatu kega- pa hal yang semacam ini bisa terjadi?

galan, karena dengan kegagalan itu kita Mungkin ini dikarenakan kebanyakan kita

akan dapat beroleh pengetahuan tentang kurang sabar, kurang tabah dan tidak ber-

segi-segi kelemahan atau kekuatan diri jiwa besar dalam menghadapi segala

kita. Yang ditakuti adalah, gagal dua kali

pada suatu hal yang serupa”. Kata bang kepada Allah SWT. agar diberikan kekuat-

H. Oma Irama, “Jangan kehilangan tong- an dan ketabahan di dalam memperjuang- kat dua kali”. Kenapa? Karena kalau kita

kan segala cita-cita yang kita inginkan. Se- mengalami kegagalan dua kali dalam hal

moga Allah selalu menyertai kita dan yang sama, artinya kita tidak menjadikan

memberikan pertolongan-Nya dalam upa- pengalaman yang berharga dari kegagalan

ya kita untuk meraih cita-cita. Amin. kita yang pertama, yang seyogyanya kita lebih berhati-hati dan penuh perhitungan

untuk melangkah berikutnya.

Kemudian kata buya HAMKA pu- la, “Jangan takut jatuh, karena yang tidak

↓ Ρ ً ْ Τ ُ ⎜Ρ ْ ِ Τ ∈⇔ ُ ↓ ْ ∉ َ َ ⇑ ﱠ ن ↓ ↓ ِ Ρ ً Τ ْ ⎜Ρ ُ ِ Τ ْ ُ ∈ ْ ⇔↓ َ ∉ ⇑ َ ِ ن ﱠ ° ∏ َ pernah memanjatlah yang tak pernah ja-

tuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak

pernah mencoba melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang per-

tama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada

langkah yang ke dua”.

Akhirnya, marilah kita berdoa

ُ ® َ Π ْ ≡ َ ™ ُ ã ↓ ﱠ ⎨ ِ ↓ َ τ⇔ ِ ↓ ّ ⎢ ◊ ْ ↓ َ ُ Π َ © ْ ⊗ َ ↓ lhamdulillah, kembali

pada siang ini, kita di-

ُ ® Π ُ Χ ْ ⊂↓ َ Π ً ﱠ π َ Λ ⇑ ُ ﱠ ◊ َ ↓ ُ Π َ © ْ ⊗ َ ↓ ™ َ τ ُ َ ⇔ َ µ ْ ⎜ ِ Ρ َ ⊗ َ ⎨ beri kesempatan oleh

Allah SWT. untuk bisa menunaikan fardhu Jum’at di masjid yang mulia ini, sebagai

salah satu perwujudan pengabdian kita kepada-Nya.

τ ⇔↓ ِ  ⎛ ν  ⊂ َ ﱠ ™ Π ِ π ﱠ Λ َ ⇑ ُ θ ِ ϖ ْ ِ φ ∈⇔ َ ↓ ْ Muslimin Rahimakumullah.

  Π ُ ∈ ْ ±° َ ⇑ ﱠ ↓ َ ِ σ ْ ⎜ ِّ Π⇔↓ ِ ⇒ υ ْ ⎜ َ ⎛ ⇔  ↓ ِ τ ∈Χ َ َ ِ × σ ْ َ ⇑ ™ َ Seperti biasanya, pada suatu hari

Nabiullah Musa ‘alaihis-salam memberi- kan ceramah kepada kaumnya Bani Israil.

Kali ini ia tampil begitu bersemangat, de- ngan tata bahasa yang sangat fashih dan

◊ َ υ ْ ُ π ِ ν ْ Τ ⇑ ُ θ ْ ُ Φ ْ ⇓ ↓ َ ™ َ ﱠ ⎨ ↓ ِ σ ﱠ ُ × υ ْ ُ π × َ tersusun rapi, sehingga enak di dengar dan mudah dipahami. Ia menjelaskan tentang

keagungan dan kesucian Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

himakumullah.

Banyak diantara pendengarnya

bongan, bukan jawaban keangkuan, teta- a.s ini.

pi memang berdasarkan realita yang ada ketika itu, hanya Nabi Musalah orang satu-

Setelah selesai menyampaikan u- satunya yang berhasil membimbing kaum- raian dan petuah-petuah agama, Nabi Mu-

nya Bani Israil ke jalan yang benar. Dialah sa a.s selanjutnya memberikan kesempat-

yang dapat mengalahkan kelicikan Fir- an kepada yang berhadir untuk bertanya.

’aun, dan hanya dengan tongkatnya saja, Mungkin ada hal-hal yang belum atau ku-

Musa telah dapat membelah lautan, juga rang jelas dan minta penjelasan lebih

telah dapat memojokkan tukang-tukang si- lanjut. Karenanya maka tampillah seorang

hir ulung ketika itu. Dan terakhir ia dapat lelaki setengah baya menghampiri beliau

mengungkap rahasia pembunuhan terha- dan bertanya. “Adakah orang lain yang

dap salah seorang kaumnya Bani Israil. lebih pandai daripada engkau ya Nabi

Kendati memang semuanya atas karunia, Musa”. Dengan tegas Nabi Musa menja-

kehendak dan pertolongan Allah SWT. wab, “Tidak ada”.

Dan Musapun sadar akan hal ini.

Hadirin sekalian. Muslimin Rahimakumullah.

Perlu digarisbawahi, bahwa jawab- Baru saja Nabi Musa mengeluar- an tidak ada yang dikemukakan Nabi

kan jawaban tersebut, tiba-tiba turunlah

wahyu Allah kepadanya yang seolah-olah tak punya arti apa-apa jika tidak mendapat meluruskan jawaban Nabi Musa tersebut,

karunia dan pertolongan Allah SWT. yang menurut penilaian Allah SWT. ku- rang tepat dan dapat menjadikannya som-

Atas kejadian ini, maka tergeraklah bong dan takabbur, kendatipun Nabi Musa

hatinya dan berkeinginan untuk menjum- tidak ada niatan dan perasaan demikian.

pai orang yang lebih pandai daripadanya, sehingga segeralah ia mengadu kepada

Melalui firman-Nya, yang termuat Allah SWT. seraya berkata : di dalam Kitab Taurat, Allah SWT. menje-

“Ya Allah, berilah hamba petunjuk, sia- laskan bahwa ilmu pengetahuan itu luas

pakah orang yang lebih pandai dariku. Di sekali dan tidak hanya dimiliki oleh satu

manakah ia berada. Rasanya hamba tak orang saja, kendatipun ia seorang Nabi dan

sabar lagi ingin segera menemuinya dan Rasul, tetapi mungkin orang lainpun juga

menimba ilmu darinya”. Kemudian Allah memilikinya, malah mungkin ia lebih pan-

menjawab, “Dia itu adalah seorang Syekh dai, karena lebih banyak menuntut ilmu

yang shaleh, Khaidir namanya. Engkau dan mendapat ilham dari Allah SWT.

dapat menjumpai orang itu di tempat ber- temunya dua lautan, yaitu antara lautan

Mendengar sindiran Allah yang se- Roma dan lautan Parsi”. Kemudian Musa perti ini, Nabi Musa nampaknya malu juga

memohon petunjuk Allah, “Tunjukkilah dan timbul kesadarannya akan keberada-

hamba ya Allah, jalan menuju tempat an dirinya sekarang, yang tak lebih hanya-

tersebut”. Allah berfirman, “Bawalah see- lah sebagai manusia biasa yang

kor ikan yang besar untuk mengiringimu

nya.

dengan Khaidir”.

Setelah mendapat petunjuk Allah

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at

SWT. kemudian Musa minta bantuan ke-

Rahimakumullah.

pada seorang pemuda dari Bani Israil agar

mencarikan seekor ikan besar, kemudian Adegan Singkat di atas menggam- mengajaknya pula agar ikut serta mene-

barkan kepada kita betapa keutamaan il- maninya di perjalanan.

mu. Sehingga nabi Musa sendiripun seke- tika diberi tahu oleh Allah SWT. bahwa

Bertahun-tahun Nabi Musa bersa- ada orang yang lebih pandai daripadanya, ma seorang pemuda dan seekor ikan besar

maka ia segera menemui orang tersebut mengarungi lautan yang sangat luas dan

untuk menimba ilmu darinya. dalam. Tidak sedikit halangan dan rintang- an mereka temui selama diperjalanan. Ra- sa penat dan lelah cukup mengganggu

Muslimin Rahimakumullah.

perjalanan mereka, namun demikian, me- reka tetap terus berlayar, hingga akhirnya

Islam tak bosan-bosannya meng- bertemulah Nabi Musa a.s dengan sese-

anjurkan kepada pengikutnya, agar selalu orang yang bernama Syekh Khaidir itu,

menuntut ilmu. Di dalam Al-Qur’an mau- yang sebagian ulama menyebutnya Nabi

pun Al-Hadits, sangat banyak pernyataan

yang mengungkapkan tentang hal ini. Se- “Barang siapa yang menempuh jalan un- perti misalnya yang terdapat pada surah

tuk menuntut ilmu, maka Allah akan me- Al-Mujadalah ayat 11, Allah SWT. berfir-

mudahkan jalan baginya untuk menuju man :

Sorga”.

ْ Begitulah para jamaah sekalian, θ ُ λ ْ ρ ⇑↓ ِ υ ْ ُ ρ ⇑↓ َ َ σ ْ ⎜ ِ Θ ⇔↓ ﱠ ُã ↓ ِ ∉ َ ∏ ْ Ρ ⎜ َ

betapa mulianya ilmu, betapa utamanya il-

ٍ mu, sehingga pantaslah kiranya, Allah me- Γ÷ َ ℵ َ

nurunkan wahyu-Nya yang pertama kepa-

da Rasulullah SAW. dengan kata iqra’,

bacalah , karena dari kata iqra’ inilah “Niscaya Allah akan meninggikan orang- terpancar benih-benih ilmu yang mengil- orang yang beriman diantara kamu dan hami manusia kepada kehidupan yang le- orang-orang yang berilmu pengetahuan bih baik, kehidupan yang di Ridhai oleh itu, beberapa derajat”.

Allah SWT.

Kemudian sabda Rasulullah SAW. :

Muslimin Rahimakumullah.

Prof. Dr. Haji Mukti Ali, mantan menteri agama kita dulu, beliau pernah

Ε ِ ρ ﱠ ϑ َ ْ ⇔↓⎛ َ ⇔♠ ِ ° ϕ ً ْ ⎜Ρ ِ َ β τ ⇔ َ ُã ↓ berkata : “Dengan ilmu, kehidupan

Melalui ilmulah kita mampu mem- baca dan menulis. Dengan ilmulah kita

mampu berhitung. Dengan ilmulah kita mampu memanfaatkan sumber kekayaan

alam untuk kemanfaatan manusia. Dengan ilmulah kita mampu menjelajahi alam se-

mesta ini dan menyingkap rahasia yang “Barang siapa menghendaki kesuksesan terkandung di dalamnya. Pendeknya ilmu,

hidup di dunia, maka ia wajib menuntut il- termasuk teknologi di dalamnya, akan

mu. Dan barang siapa yang menghendaki memberikan kemudahan-kemudahan da-

kenikmatan hidup di akhirat, maka ia ha- lam arti yang seluas-luasnya kepada kita,

rus menuntut ilmu. Dan barang siapa manusia.

menghendaki kebahagiaan keduanya (du- nia dan akhirat), maka ia mesti menuntut

Betapa pentingnya ilmu ini,

ilmu”.

sampai-sampai Rasulullah SAW. menilai

bahwa sukses tidaknya seseorang dalam Begitulah kaum Muslimin sekalian mengarungi bahtera hidup ini, ditentukan

betapa pentingnya menuntut ilmu. Dan ka- oleh kualitas dan keluasan ilmu yang

rena saking pentingnya menuntut ilmu ini,

sehingga Allah mensejajarkan orang-orang

tengah masyarakat.

yang berilmu pengetahuan itu dengan orang-orang yang beriman dengan mem- berinya beberapa derajat kemuliaan, seper-

Hadirin

ti yang ditunjukkan oleh ayat yang telah kami bacakan di atas tadi.

Ilmu sebagai benda abstrak, tentu tidak memerlukan tempat yang luas di otak kita. Betapapun banyaknya ilmu yang

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at

masuk ke otak kita, otak kita akan selalu

Rahimakumullah.

sanggup menampungnya. Berbeda dengan harta kekayaan, semakin banyak kita me-

Kalau hanya menuntut ilmu sema- miliki harta, maka semakin repot kita men- ta, apalagi kalau hanya ilmu-ilmu kedunia-

carikan wadah untuk menyimpannya. an, tentu saja belumlah cukup. Menuntut ilmu keduniaan (umum), hendaknya diim-

Dalam hubungan ini, maka paling bangi pula dengan menuntut ilmu agama,

tidak terdapat lima keutamaan ilmu penge- ilmu-ilmu keIslaman. Sebab agama Islam

tahuan dibandingkan dengan harta keka- yang kita anut, tidak cukup hanya diimani

yaan :

semata, tetapi ia harus kita ilmui, dalam arti kita gali dan pelajari, kita hayati dan

1. Ilmu apabila disebarkan menjadi sema- kita amalkan, serta kita da’wahkan untuk

kin banyak, sedangkan harta apabila mengembangkan risalah Islam ke tengah-

disebarkan semakin sedikit;

2. Ilmu tidak bisa dicuri, sedangkan harta lembaga pendidikan non formal seperti bisa dicuri;

diklat, kursus dan sebagainya, dan tak ter-

3. Ilmu tidak memerlukan ruangan khu- kecuali juga di tempat-tempat lain yang sus untuk menyimpannya, sedangkan

memungkinkan kita untuk menimba ilmu, harta memerlukan tempat khusus;

seperti di masjid-masjid, mushalla, di ru-

4. Ilmu bisa menolong pemiliknya dari mah-rumah guru/ustadz, di majelis ta’lim ancaman atau gangguan pihak lain, se-

atau di tempat pengajian, dan sebagainya. dangkan harta memerlukan pertolong-

Ingatlah bahwa menuntut ilmu itu tidak an pemiliknya dari gangguan atau an-

mengenal usia, tak mengenal waktu dan caman pihak lain;

tak mengenal tempat. Menuntut ilmu itu

5. Ilmu merupakan pembawa keselamat- dapat dilakukan sepanjang masa/seumur an, sedangkan harta dapat membawa

hidup. Selama kita masih bisa bernapas, malapetaka.

selama itu pula kita wajib menuntut ilmu.

Akhirnya, mengingat betapa pen- Ingatlah sabda Rasulullah SAW. : ting dan utamanya ilmu bagi kehidupan kita, maka kami mengajak kepada para

jamaah sekalian, marilah kita bersama-

sama untuk meningkatkan usaha-usaha di- “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga dalam menuntut ilmu. Marilah kita manfa-

ke liang kubur”.

atkan semaksimal mungkin sarana-sara- na sekolah, pondok pesantren, lembaga-

Kemudian, sabda beliau pula :

“Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke ne-

geri Cina”.

θ Marilah kita berdoa kepada Allah ُ λ ْ ρ ِ ⇑ َ ™ ْ ⎛ ِّ ρ ِ ⇑ َ ο ﱠ Χ َ ϕ َ × َ ™ ِ θ ϖ ْ ِ λ َ Λ ْ ⇔↓Ρ ِ ْ ∧ Θ⇔↓ ِّ َ ™

SWT. semoga kita diberi-Nya kekuatan,

sehingga kita mampu menggali ilmu pe-

ngetahuan sebagai bekal kita hidup di dunia ini, dan terlebih-lebih sebagai bekal

kita untuk menempuh hidup kita di akhirat

nanti.

T T I I G G A A B B E E S S A A R R A A N N ِ ã ↓ ⎯° َ َ Χ ⊂ƒ ِ ϖ َ ∏ َ ُ Π ْ ∈ َ ±° ⇑ ﱠ َ ↓ ِ σ ⎜ ْ ِّ Π⇔↓ ⇒ ِ ْ υ ⎜ َ ⎛ ⇔  ↓ ِ

Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang ◊ ° ِ π َ ْ ⎜ ِ ⎨ ْ ↓ ِ Ε َ π ْ ∈ ِ ρ± ِ ° َ ρ َ π َ ∈ ⇓ ْ َ ↓ ْ ⎝ ِ Θ ﱠ ⇔↓ ِ ãُِ Π ْ π َ Λ ْ ⇔ َ ↓ dirahmati Allah SWT.

ُ ã ↓ ﱠ ⎨ ↓ ِ τ⇔ َ ِ ↓ ⎢ ّ ْ ◊ َ ↓ ُ Π َ © ْ ⊗ َ ↓ ِ ⇒ ζ َ ℜ ْ ِ ⎨ ْ ↓ َ ™ lhamdulillah, kita ber- ↓ syukur ke khadirat Al- ً Π ﱠ π َ Λ ُ ⇑

ﱠ ◊ َ ↓ ُ Π َ © ْ ⊗ ↓ َ ™ َ τ A ُ َ ⇔ َ µ ْ ⎜Ρ ِ َ ⊗ َ ⎨ ُ ® Π َ ْ ≡ َ ™ lah SWT. yang dengan

⎛ izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita  ν َ ⊂ ْ θ ِّ ν َ ℜ َ ™ ِّ pada siang ini kembali menunaikan fardhu ο ∅ َ ﱠ θ ُ © ّ ν  ⇔ ↓ َ ُ τ ⇔ ُ υ ْ ُ ℜ ℵ َ َ ™ ُ ® Π ُ ْ Χ ⊂ َ

Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata da- Dalam hubungan ini, maka wajar- ri taqwa kita kepada Allah SWT.

lah kiranya, jika Allah SWT. menantang kita dan mempersilakan kepada kita, kalau memang kita mau dan mampu melakukan

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

penghitungan terhadap ni’mat-ni’mat Al- lah tersebut. Namun pasti, kata Allah, se-

Sudah tidak dapat kita pungkiri, kali lagi pasti, kita tidak akan mampu un- bahwa dalam kehidupan ini, kita selalu

tuk menghitungnya.

menerima ni’mat Allah yang melimpah ruah. Karena saking banyaknya, tidak ada

Firman Allah dalam Al-Qur’an : satu mesin atau teknologi secanggih apa- pun yang mampu mencatat berapa banyak ni’mat Allah tersebut. Sehingga jika sean-

dainya ranting-ranting kayu yang ada di permukaan bumi ini di jadikan pena, dan

“Dan jika sekiranya kamu ingin menghi- seluruh lauatan yang luas dan dalam ini,

tung-hitung ni’mat Allah, niscaya kamu dijadikan tinta, untuk menuliskan ni’mat-

tidak akan mampu untuk menghitungnya” ni’mat Allah, niscaya ranting-rangting ka-

(QS. Ibrahim ayat 34).

yu itu akan hancur atau musnah dan lau-

tan itu akan kering, namun ni’mat-ni’mat

Allah masih banyak yang belum tertulis-

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

kan.

Walaupun ada sebuah hadits Ra- telah diturunkan Allah dan dibagi-bagikan sulullah SAW. yang menyatakan :

Nya kepada jin, manusia dan binatang. Dengan ni’mat yang satu tersebut, maka

semua makhluk akan saling sayang me- ° َ © ْ ρ ِ ⇑ َ ⇐ Σ َ ⇓ ْ ↓ َ ٍ Ε َ π ْ ≡ َ ℵ َ Ε َ ← َ ° ⇑⎛ ِ  ⇔° ∈ َ × َ ã َ ↓ ﱠ ◊↓ ِ

nyayangi dan kasih mengasihi. Dengan

Υ ni’mat yang satu itu pulalah, seekor kele- ِ ْ ⇓ ⎧ ِ ↓ ْ ™ َ ِّ σ ϑ ِ ْ ⇔↓ َ σ ϖ ْ ± َ ً ≥ Π َ ≡↓ ِ ™ ﱠ ً Ε π َ ْ ≡ َ ℵ

dai liar mengasihi anaknya. Adapun ni’- mat (rahmat) yang lainnya (99) itu, digu- nakan Allah untuk mengasihi hamba-Nya

◊ َ ْ υ ُ η β° َ ∈ َ َ Φ َ ⎜° َ © ْ Χ ∏ ِ ِّ ⇒↓ َ υ َ © ⇔↓ ْ ™ َ ِ θ ِ ←° َ © َ Χ ⇔↓ ْ َ ™ di akhirat (pada hari kiamat) kelak”.

° Muslimin Rahimakumullah. ً ∈ ْ Τ ×⎛ ِ ⇔°  ∈ َ × َ ã ُ ↓ Ρ َ … ﱠ ↓ َ ™ َ ° 〈 َ Π ِ ⇔ َ ™⎛ َ ν  ⊂ َ

Memang, kalau dilihat dari segi prosentasi, kelihatannya sangat sedikit.

Dari 100 ni’mat yang dimiliki Allah, ha-

ِ nya 1 ni’mat yang diperuntukkan-Nya bagi Ε ⇑° َ َ ϖ ِ ϕ ⇔↓ ْ

makhluk di dunia ini. Sementara yang 99 ni’mat lainnya, Allah persiapkan untuk

“Sesungguhnya Allah memiliki seratus makhluk-Nya yang hidup di akhirat kelak. ni’mat (rahmat). Satu ni’mat diantaranya

Sepertinya ini tidak sebanding, tidak

balans. Ya, memang kalau dilihat dari segi mengelompokkan ni’mat Allah ini ke da- pembagiannya jelas tidak seimbang. Na-

lam tiga kelompok besar. mun, kalau kita lihat dan rasakan dari segi nilainya, tentu tidak dapat kita bayangkan

Kelompok besar yang pertama a- betapa besarnya. Walaupun ni’mat yang

dalah ni’mat hidup dan kehidupan. Ni’mat diturunkan Allah ke dunia ini hanya 1%

ini diberikan oleh Allah SWT. Kepada se- saja, akan tetapi bagi ukuran kita, atau

luruh makhluk-Nya, tanpa terkecuali. Ti- bagi ukuran duniawi, sudah merupakan

dak saja kepada manusia, tetapi binatang ni’mat yang sangat banyak, karena dari sa-

dan tumbuh-tumbuhan pun juga diberikan tu sumber ni’mat inilah terpancar ni’mat-

oleh Allah ni’mat hidup dan kehidupan, ni’mat lainnya yang beraneka ragam jenis

bahkan kepada malaikat dan jin, termasuk dan macamnya dan sangat banyak jumlah-

si durjana iblis dan syetan, semuanya dibe- nya, sehingga wajar jika tak seorangpun

rikan ni’mat hidup dan kehidupan oleh diantara kita yang mampu untuk menghi-

Allah SWT.

tungnya.

Muslimin rahimakumullah. Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at yang berbahagia.

Tahukah kita, bahwa yang menye- babkan kita bisa hidup di permukaan bumi Kendatipun ni’mat Allah itu sangat

ini, dikarenakan bumi ini berputar. Dalam banyak. Namun para ulama sepakat untuk

satu kali putaran memakan waktu 24 jam

an.

siang. Sebaliknya, bagi belahan bumi yang membelakangi matahari, maka di sana ter-

Bagi belahan bumi yang mengala- jadi malam. Demikian seterusnya silih ber-

mi siang terus-terusan, maka menurut pra- ganti, hingga hari kiamat nanti.

kiraan para ahli, bahwa dalam jangka wak- tu 100 jam saja, maka suhu udara yang ada

Dengan berputarnya bumi, maka di permukaan bumi tersebut akan menca- terjadilah siang dan malam. Di sinilah se-

pai 100 derajat celsius. Ini berarti seluruh benarnya rahasia kehidupan kita. Dengan

zat cair, baik itu air laut, air sungai, air perputaran bumi inilah, kita bisa hidup di-

danau air kali, air sumur dan sebagainya, permukaan bumi ini. Coba kalau kita ba-

semuanya akan mendidih, Bahkan perse- yangkan, bagaimana dan apa yang terjadi

diaan air yang ada dalam tubuh kita, ter- jika sekiranya bumi kita ini tidak berpu-

masuk darah kita, karena darah juga meru- tar?.

pakan zat cair, juga ikut mendidih. Kalau sudah demikian keadaannya, maka sudah dapat dipastikan, tidak akan ada kehidupan

Hadirin.

di permukaan bumi ini, bahkan lama kela- maan bumi ini hangus dan hancur lebur

Seandainya bumi ini tidak berpu-

jadi debu.

tar, berarti ada belahan bumi yang meng- alami siang terus-terusan dan ada belahan

Muslimin Rahimakumullah.

Sebaliknya, bagi belahan bumi selalu stabil atau konstan, tidak terlalu yang mengalami malam terus terusan, ma-

panas, tidak pula terlalu dingin. ka menurut prakiraan para ahli, bahwa dalam jangka waktu 100 jam saja, maka

Cukup banyak ayat Al-Qur’an suhu udara yang ada di permukaan bumi

memberikan pernyataan, betapa ke Maha- tersebut menjadi 0 derajat celcius. Ini ber-

besaran Allah SWT. yang dengan kuasa- arti seluruh benda cair akan menjadi beku.

Nya telah menciptakan langit dan bumi Air laut beku, air sungai beku, air danau

serta mengatur silih bergantinya siang dan beku, air kali beku, air sumur beku, dan

malam.

seterusnya. Demikian juga cairan yang ada ditubuh kita, termasuk darah kita, ikut-

ikutan beku. Kalau sudah demikian kea- Firman Allah dalam Al-Qur’an :

daannya, maka sudah dapat dipastikan, ti- dak akan ada kehidupan dipermukaan bu-

mi ini.

Subhaanallah, Begitulah, dengan

Rahman dan Rahim-Nya, Allah SWT. telah menjadikan bumi ini berputar, se-

hingga terjadilah siang dan malam secara

silih berganti, yang karenanya maka suhu “Sesungguhnya dalam penciptaan langit udara yang ada di permukaan bumi akan

dan bumi, dan silih bergantinya malam

kaan. Sekali lagi, ni’mat kebebasan ber- (QS. Ali ‘Imran ayat 190).

pikir atau kemerdekaan ini, hanya dianu- gerahkan Allah SWT. kepada manusia saja.

Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia.

Besaran ni’mat yang ke dua adalah

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at

ni’mat kebebasan berpikir atau kemerde-

yang berbahagia.

kaan. Ni’mat yang ke dua ini nampaknya

lebih selektif dibandingkan dengan ni’mat Dengan ni’mat kebebasan berpikir yang pertama.

atau kemerdekaan ini, manusia dipersila- kan oleh Allah untuk memilih apa saja

Kalau ni’mat hidup dan kehidupan yang ia mau. Ketika ia sedang haus, di dianugerahkan oleh Allah kepada seluruh

sebelahnya tersedia air teh manis, air susu, makhluk-Nya, tanpa terkecuali, maka ni’-

air kopi, air es dan sebagainya, tentu ia mat kebebasan berpikir atau kemerdekaan

bebas memilih yang mana yang ia suka. ini justeru hanya diperuntukkan Allah ke-

pada manusia saja. Tidak diberikan kepada Demikian juga dalam kehidupan binatang, tidak pula diberikan kepada tum-

beragama, Allah dengan jelas dan tegas te- buh-tumbuhan, bahkan kepada malaikat

lah memberikan petunjuk-Nya kepada kita sekalipun, Allah SWT. tidak memberikan

manusia, melalui Al-Qur’an dan Sunnah

Nabi-Nya, baik mengenai perintah atau Karena Allah telah memberikan kewajiban yang harus dijalankan maupun

kemerdekaan dan kebebasan berpikir ke- berbagai larangan yang harus dihindar-

pada manusia, untuk memilih, untuk kan. Namun Allah sama sekali tidak me-

menentukan dan sebagainya, maka inilah maksa kita, mau dilaksanakan kewajiban

barangkali pangkalnya, mengapa manusia itu, atau tidak. Mau dilanggar atau dipa-

kalau diberi yang baik, malah justeru me- tuhi larangan itu, Allah tidak perduli.

milih yang jelek. Diajak kepada ketaq- Yang jelas, Allah sudah memberikan ga-

waan, malah melakukan kefasikan. Diajak risan-garisan-Nya yang tegas dan jelas,

berdamai, malah bermusuhan. Begitulah, yang kesemuanya tentu ada risiko atau

manusia diberikan kebebasan oleh Allah konsekuensinya. Demikianlah, memang

untuk memilih, apakah ta’at kepada-Nya kebebasan memilih selalu diiringi dengan

atau durhaka kepada-Nya. penghargaan atau hukuman. Bagi yang ra- jin menjalankan perintah-Nya dan selalu

Firman Allah SWT. :

menjauhi larangan-Nya, maka ia akan di- berikan penghargaan oleh Allah berupa pahala sorga. Sebaliknya, bagi yang malas

mejalankan perintah-Nya dan tidak meng-

indahkan larangan-Nya, maka ia akan di- “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa berikan hukuman berupa siksa neraka.

itu (jalan) kefasikan atau ketaqwaannya” (QS. Asy-Syams ayat 8).

Muslimin Rahimakumullah.

Muslimin Rahimakumullah.

Besaran ni’mat yang ketiga, atau ni’mat yang terakhir adalah ni’mat hida-

Dengan ni’mat kebebasan berpikir yah atau ni’mat Iman dan Islam. atau kemerdekaan, manusia diberikan ke- bebasan oleh Allah untuk memilih jalan hidup dan lapangan hidup yang ia ingin-

Hadirin.

kan. Manusia diberikan kebebasan dan ke- merdekaan untuk mempertahankan hak a-

Ni’mat ini lebih selektif lagi dibe- zasinya dan fitrahnya sebagai manusia.

rikan oleh Allah SWT. Karena ni’mat ini hanya Ia berikan kepada manusia tertentu

Tak seorangpun diantara kita yang

saja yang Ia kehendaki.

rela kalau kebebasan kita dibelenggu, ka- lau kemerdekaan kita diganggu. Oleh ka-

Firman Allah SWT. :

renanya wajar, jika para pejuang kita tem- po dulu bertekad, “Merdeka atau Mati!!!”,

maksudnya, mereka rela mati demi mem-

pertahankan kemerdekaan.Demikianlah ni- “Dia memberi Hidayah kepada siapa yang lai kebebasan berpikir atau kemerdekaan,

dikehendaki-Nya ke jalan yang benar” kedudukannya lebih tinggi dari nilai hidup

(QS. Al-Baqarah ayat 142). dan kehidupan.

Kaum Muslimin Rahimakumullah. Muslimin Rahimakumullah.

Hidayah adalah mutlak milik Al- beliau, paman Nabi yang bernama Abu lah. Wewenang sepenuhnya ada di tangan-

Thalib ini, tidak sempat mengucapkan dua Nya. Rasulullah sendiri tidak diberikan

kalimat syahadat, kenapa?, karena tidak hak oleh Allah SWT. untuk memberikan

mendapat hidayah Allah SWT. Padahal hidayah kepada orang lain, sekalipun ke-

sebelumnya Rasulullah SAW. sudah ber- pada keluarga, sahabat atau orang yang

usaha sebisa-bisanya membujuk dan mem- beliau cintai.

bimbing beliau, namun malah justeru tidak dihiraukan oleh beliau, sehingga hampir-

Sebagai contoh, seperti Abu Tha-

hampir Nabi putus asa.

lib, paman Nabi. Beliau adalah orang yang sangat mencintai Rasulullah. Beliau adalah

ã ُ ↓ ⎨↓ ﱠ ِ َ τ⇔ ↓⎢ ِ َ َ ⇐ ْ υ ُ ϕ ﱠ ⎜◊ ↓⎛ َ ± َ ↓ َ َ ™ ِ ↓ Π َ ρ ْ Rasulullah. Beliau adalah orang yang pa- ِ ã ⊂° ©± َ ِ

orang yang sangat berjasa terhadap kebe- radaan Islam dan kaum Muslimin di masa

ling setia mendampingi dan melindungi “Wahai paman (kata Rasulullah), ucap-

perjuangan Rasulullah. Beliau adalah o- kanlah kalimat LAA ILAAHA ILLA AL- rang yang setiap saat menyaksikan betapa

LAH. Kalimat ini nantinya akan aku ja- kemuliaan, kejujuran dan keindahan budi

dikan argumentasi terhadapmu di hadap- pekerti Rasulullah. Beliau adalah orang

an Allah. Tetapi Abi Thalib menolak untuk yang senantiasa menyaksikan betapa kebe-

mengucapkan kalimat LAA ILAAHA ILLA saran mu’jizat Rasulullah. Namun apa

ALLAH tersebut” (HR.Bukhari Dan Mus- hendak dikata, ternyata di akhir hayat

lim).

Melihat keadaan pamannya yang kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan sedemikian ini, tak dapat dielakkan lagi,

Allah lebih mengetahui orang-orang yang berlinanglah air mata beliau, Rasulullah

mau menerima petunjuk” (QS. Al-Qashash benar-benar sedih hatinya, sehingga ter-

ayat 56).

ucaplah permohonan sekaligus pengaduan beliau untuk meminta pertimbangan Allah

Mendengar teguran Allah ini, Ra- terhadap keadaan pamannya ini. Namun

sulullah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, justeru pengaduan Rasulullah tersebut

kecuali diam dan pasrah. mendapat teguran keras dari Allah SWT. sebagaimana firman-Nya : Rasulullah menyadari akan kele-

σ mahan dirinya di hadapan Allah SWT. ﱠ λ⇔ ِ ™ َ Γ َ Χ ْ َ Χ ≡ ْ َ ↓ σ ْ ⇑ َ ⎝ ْ Π ِ © ْ × َ ⎨ َ µ َ ⇓ ﱠ ↓ ِ Beliau tidak bisa berbuat banyak tanpa ُ izin Allah, tanpa kehendak Allah. Dan Al-

lah Maha Tahu serta Maha Bijaksana ter-

hadap apa yang menjadi keputusan-Nya kendati menurut kacamata manusia mung-

kin dirasa kurang adil.

“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) ti-

dak akan dapat memberi petunjuk (hida-

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

yah) kepada orang yang kamu kasihi, te-

tapi Allah memberi petunjuk (hidayah) Beruntunglah kita saat ini, karena

telah ditakdirkan Allah menjadi orang- walaupun nasib dan lapangan penghidupan orang yang dianugerahi ni’mat Hidayah

serta rezeki yang kita terima cukup berva- atau ni’mat Iman dan Islam, sebab tidak

riasi. Kemudian, kita dalam keadaan bebas semua orang dapat memperolehnya. Lagi

merdeka, bangsa kita adalah bangsa yang pula, Rasulullah dalam sebuah hadits be-

merdeka, dan yang terakhir alhamdulillah, liau pernah bersabda, kata beliau : “Sangat

ni’mat hidayah, Iman dan Islam pun juga berbahagia sekali, orang yang pernah ber-

senantiasa menyertai kehidupan kita hing- temu dengan aku, kemudian ia beriman”.

ga sampai di akhir hayat nanti. Akan tetapi justeru Nabi mengulanginya sampai tiga kali, kata beliau : “Lebih ber-

bahagia lagi, lebih berbahagia lagi, lebih berbahagia lagi, orang yang tak pernah

bertemu dengan aku, namun ia beriman, ia percaya”. Alhamdulillah kita termasuk

golongan ini.

Muslimin yang berbahagia.

Bersyukurlah kita kepada Allah SWT. karena kita semua telah dianuge-

rahkan-Nya ni’mat hidup dan kehidupan,

ِ θ ْ ϖ ِ ≡ ﱠ Ρ⇔↓ ٌ ℵ ْ υ ُ η َ ® ْ ⇔↓ َ υ ُ 〈τ ⇓↓ ﱠ ِ ُ ® ْ ™ ُ Ρ η ِ ® ْ Φ َ ْ ℜ° ∏ َ E E K K S S I I S S T T E E N N S S I I T T A A U U H H I I D D

® Allah SWT. yang mana atas kodrat dan ُ Π ُ Χ َ ⊂↓ ً Π ﱠ π َ Œ ° ُ َ ⇓ َ ⎨ ْ υ َ ⇑ َ ™° َ ⇓ َ Π ّ ϖ َِ ℜ ◊ ﱠ َ ↓ Π ُ َ © ْ ⊗ َ ↓ َ ™ iradat-Nya jualah, sehingga dapatlah pada ْ siang ini kembali kita bersama-sama me- Ρ ς َ َ Χ ⇔↓ ْ َ ™

ِ κ ← ِ َ ζ Ν َ ْ ⇔↓ ُ Π ّ ϖ ℜ َ ِ τ ⇔ ُ ْ υ ُ ℜ َ ℵ َ ™ nunaikan perintah-Nya, melaksanakan far- dhu Jum’at, di masjid yang mulia dan ter- hormat ini.

Muslimin Rahimakumullah.

ُ ℘° ρ⇔↓° ﱠ © َ ﱡ ϖ⇔ ↓° َۤ ϖ َ ∏ َ Π ُ ∈ ْ َ ±° ⇑ ﱠ ↓ َ ْ ℵ Ρ َ ُ ®⇔ ْ ↓ Μ ِ ْ ϖ± ° ِ َ Ξ َ ⇑ Sebagai seorang Muslim, kita ten- ⎨ tunya yakin dengan kepercayaan yang ﱠ ِ ↓

ﱠ σ ُ ×υ ُ π × َ َ ⎨ َ ™ ِ τ ِ ×° ϕ َ × ُ κ ﱠ َ ≡ َ ã ↓↓υ ϕ ُ ﱠ × ِ ↓ bulat, kokoh dan kuat, bahwa agama Islam َ yang kita anut ini, merupakan agama yang

monotheisme, yang mengajarkan bahwa

Tuhan itu Esa, Tuhan itu satu, Tuhan itu

Tunggal. Tidak berbilang. Tidak dua, ti-

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at

dak tiga, tidak empat dan seterusnya.

yang dirahmati Allah SWT.

Allah SWT. berfirman : lhamdulillah, kembali

kita memanjatkan puji

dan syukur ke khadirat

“Katakanlah, Dia Allah itu esa (satu)” dan tujuan semata-mata hanya ingin mera- (QS.Al-Ikhlas ayat 1).

ih Ridha Allah SWT.

ُ Dengan demikian, sebagai konse- ⇒ υ ْ ϖ ﱡ ϕ⇔ َ ↓ ْ ﱡ ⎡ َ Λ ⇔↓ ْ υ َ 〈 ُ ﱠ ⎨↓ ِ َ τ⇔  ↓ ِ ⎢  ُãَ ↓

kuensi dari konsep ini, pada gilirannya a- kan mencetak karakter agung, jujur, suci

“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, dan teguh memegang amanah. Dengan a- yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri

danya tauhid dalam Islam merupakan ke- sendiri” (QS. Ali ‘Imran ayat 2).

kuatan yang besar, yang mampu mengatur secara tertib segala macam aktivitas kehi- dupan seluruh manusia yang ada di permu-

Muslimin yang berbahagia.

kaan bumi ini.

Dokrin tauhid yang kita pelajari,

kita hayati dan kita amalkan selama ini

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

tentunya diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi kehidupan kita,

Sebagai ilustrasi dalam pembahas- terutama di dalam melaksanakan segala

an tentang tauhid ini, kami ingin menge- aktivitas sehari-hari, dengan satu sandaran

mukakan sebuah cuplikan sejarah di za- yang kokoh, bahwa aktivitas yang kita lak-

man khalifah Umar bin Khathab r.a. sanakan itu semata-mata hanya karena Al- lah SWT. “Lillaahi ta’ala” dengan maksud

Muslimin yang berbahagia.

Suatu ketika, khalifah Umar bin Mendengar bujukan Umar ini, sang Khathab r.a bertemu dengan seorang anak

anak terdiam dan ia nampak berpikir. Dia gembala yang sedang menghalau seka-

berpikir bukan mau menjual kambing ter- wanan kambing di padang rumput. Kepada

sebut, atau menggunakan kesempatan di anak gembala tersebut Umar menanyakan,

dalam kesempitan. Tetapi ia berpikir dan siapa pemilik kambing-kambing yang ia

bingung terhadap sikap Umar yang menu- gembalakan tersebut. Sang anak menja-

rutnya tidak pantas diucapkan oleh orang wab dengan jujur bahwa kambing-kam-

yang beriman. Akhirnya sang anakpun ba- bing tersebut adalah milik majikannya.

lik bertanya kepada Umar, “Kalau begi- Kemudian Umar mencoba menawarkan ja-

tu”, katanya : “Fa-aina Allah?”, di mana sa untuk membeli kambing tersebut barang

Allah berada?”.

satu ekor. “Sudilah wahai anak muda ka-

mu menjualnya untuk saya, barang satu

ekor”, kata Umar. Sang anak menjawab,

Muslimin Rahimakumullah.

“Maaf saya tidak bisa melakukannya, ke- cuali jika tuan berhubungan langsung de-

Bagi Umar bin Khathab r.a perta- ngan majikan saya, si pemilik kambing-

nyaan yang demikian ini, kendatipun da- kambing in”. Umar terus membujuknya,

tangnya dari seorang bocah, seorang bu- “Kan tidak apa-apa, cuma satu ekor koq. dak kecil. Walaupun pertanyaannya sangat

Lagi pula, majikanmu tidak akan menge- pendek, sederhana dan polos, seperti la- tahuinya. Bilang saja nanti, kambing ter-

yaknya seorang anak berta-nya. Namun sebut telah dimakan srigala”.

demikian, bagi Umar cukup menggugah

heran jika Umar bin Khathab r.a ketika itu sempat mencucurkan air mata, lantaran

Di balik pertanyaan singkat terse- terharu menyaksikan teguhnya keimanan but, sang anak seakan-akan berkata, “Me-

sang anak gembala. Lantaran itu, pada ke- mang”, katanya, “saat ini seolah saya

sempatan lain beliau temui anak tersebut yang memiliki kambing-kambing tersebut. dan mengajak untuk menemui sang maji-

Saya yakin, majikan saya akan memper- kan untuk memerdekakannya dari perbu- cayai begitu saja alasan yang saya buat.

dakan, sehingga terbebaslah sang anak ini Majikan saya dapat saya tipu. Dia tidak

dari belenggu perbudakan. Kata Umar, melihat apa yang saya lakukan di sini. Dia

“Kalimat FA-AINA ALLAH inilah yang tidak akan tahu, sebab tak seorangpun

memerdekakan kamu di dunia ini. Dan se- yang melihatnya. Dia tidak mempunyai

moga dengan kalimat ini pula akan me- spion (mata-mata) buat menyelidiki/me-

merdekakan kamu di akhirat kelak”. mantau aktivitas saya. Akan tetapi?, sang anak berpikir,”bagaimana mungkin saya dapat menipu Allah. Bukankah Allah itu

Hadirin.

Maha Meliha,t yang tentunya tahu apa yang saya lakukan”.

Demikianlah contoh pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh adanya

Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-

tauhid yang kuat. Ia dapat membentuk pri-

himakumullah.

badi seseorang menjadi pribadi yang

militan dan terpuji. Tak peduli apakah oleh seseorang akan bebas dari berbagai ke- kalangan atas, kalangan menengah mau-

melut keluh kesah, kebingungan dan rasa pun kalangan bawah. Tidak peduli anak-

putus asa. Dengan tauhid yang tinggi. se- anak maupun orang dewasa.

orang muslim akan memiliki jiwa besar, tidak berjiwa kerdil. Kenapa demikian?, karena dengan tauhid yang tinggi akan

Muslimin Rahimakumullah.

memberikan dampak terhadap keikhlasan seseorang, yang selalu menyandarkan diri-

Tauhid yang kuat dapat membe- nya semata-mata hanya kepada Allah, ha- baskan manusia dari seribu satu macam

nya untuk Allah. Shalatnya, ibadahnya, se- belenggu kejahatan duniawi. Dengan tau-

pakterjangnya sehari-hari, bahkan hidup hid yang kuat dapat membebaskan manu-

dan matinya, hanya semata-mata diper- sia dari penjajahan, perbudakan dan peng-

sembahkan kepada Allah rabbul ‘alamin, hambaan, baik oleh sesama manusia mau-

sehingga ia tidak akan tertarik atau ter- pun oleh keganasan hawa nafsu. Dengan

pengaruh sedikitpun terhadap buaian-bu- jiwa tauhid yang tinggi seseorang akan

aian duniawi dan tidak akan memper- bebas dari berbagai belenggu ketakutan

dulikan kepahitan hidup duniawi. Hal ini dan duka cita, baik dalam kemiskinan

sesuai dengan pernyataan seorang muslim harta, kemiskinan jabatan, kemiskinan ke-

manakala ia melakukan shalat, yang ter- dudukan dsb.

ungkap dalam doa iftitah :

Dengan jiwa tauhid yang tinggi,

dengan kekuatan musuh, terutama dari segi jumlah”, jawab Musafir bin Auf.

“Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hi- “Tidak perlu takut dan gentar saudaraku, dupku dan matiku, adalah untuk Allah,

Allah bersama kita” . Pasukan terus berge- Tuhan yang memelihara alam semesta”.

rak, dan berkat Tauhid yang kuat, Ali bin Abi Thalib bersama pasukannya, terus

maju dan maju terus bertempur di medan

Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang

laga, dengan semangat yang menyala-nya-

berbahagia.

la, sambil bertawakkal kepada Allah, hing-

ga akhirnya sejarah membuktikan, Ali bin Tatkala Sayyidina Ali bin Abi Tha-

Abi Thalib dan pasukannya berada di lib r.a sudah siap dengan pasukannya un-

pihak yang menang.

tuk berangkat ke medan perang Nahrawan,

datanglah seorang lelaki bernama Musafir

bin Auf. Ia berharap kepada Ali bin Abi

Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahima-

Thalib agar menunda keberangkatannya ke

kumullah.

medan perang. “Kenapa harus ditunda?”,

tanya Sayyidina Ali.“Kalau berangkat se- Dari uraian singkat khutbah ini, karang juga, saya khawatir pasukan kita

dapatlah kita simpulkan bahwa tauhid me- akan mengalami kekalahan yang hebat,

rupakan kepercayaan mutlak tentang kee- karena kekuatan kita tidak berimbang

saan Allah SWT. yang berurat berakar

dalam hati sanubari muslim dan merupa-

2. Tauhid dapat menanamkan keper- kan cerminan untuk mengukur tingkat ke-

cayaan terhadap diri sendiri dan ikhlasan seseorang dalam menjalani hidup

tahu harga diri;

dan kehidupan di dunia ini.

3. Tauhid dapat menumbuhkan sifat rendah hati dan khidmat;

4. Tauhid dapat membentuk manusia dasan sekaligus pokok ajaran Islam yang

Tauhid adalah akar, dasar dan lan-

menjadi jujur dan adil; mau tidak mau harus dipegangi dengan

5. Tauhid dapat menghilangkan sifat erat kuat oleh setiap muslim.

murung dan putus asa dalam meng- hadapi setiap persoalan dan situasi;

6. Tauhid dapat membentuk pendirian

Hadirin.

yang teguh, sabar/tabah dan opti- mis;

7. Tauhid dapat menanamkan sifat Abul A’la Al-Maududi menyimpulkan,

Seorang pemikir Islam terkemuka,

kesatria dan semangat berani ber- bahwa eksistensi tauhid dalam kehidupan

korban, tidak gentar menghadapi seorang muslim sehari-hari, antara lain

berbagai risiko, bahkan tidak takut adalah :

terhadap mati;

8. Tauhid dapat menciptakan sikap

1. Tauhid dapat menjauhkan manusia hidup yang damai dan penuh ridha; dari pandangan yang sempit dan

9. Tauhid dapat membentuk manusia picik;

menjadi patuh, taat dan disiplin

Akhirnya, izinkanlah dalam ke-

sempatan ini kami mengajak kepada para jamaah sekalian, marilah kita bersama-

sama menjaga dan meningkatkan nilai-

nilai ketauhidan kita masing-masing, agar kita benar-benar menjadi hamba Allah

yang senantiasa tunduk dan patuh hanya kepada-Nya semata.

I M A N D D A A N N A A M M A A L L τ ⇔↓ ⎛ ν ⊂ ™ Π π Λ ⇑ θ ϖ φ ∈ ⇔↓ ⇐ υ ℜ Ρ⇔↓ ™  S S H H A A L L E E H H ِ σ ْ ⎜ ِّ Π⇔↓ ⇒ ِ υ ْ َ ⎜ ⎛⇔ ِ ↓ ُ τ َ ∈Χ ِ َ × ْ σ َ ⇑ َ ™ τ± ِ

◊ ِ ° َ π ْ ⎜ ⎨ ِ ْ ↓ ِ Ε َ π ْ ∈ ρ± ِ ِ ° َ ρ َ π َ ∈ ْ ⇓ َ ↓ ْ ⎝ ِ Θ⇔ ﱠ ↓ ِ ãُِ Π ْ π َ Λ ْ ⇔ َ ↓ ُ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at ã ↓ ﱠ ⎨ ِ ↓

τ⇔ َ ِ ↓ ⎢ ﱠّ ْ ◊ َ ↓ ُ Π © َ ⊗ ْ َ ↓ ِ ⇒ َ ζ ْ ℜ ⎨ ِ ْ ↓ ™ َ yang dirahmati Allah SWT.

↓ ً Π ﱠ π َ Λ ُ ⇑ ◊ ﱠ ↓ َ ُ Π © َ ⊗ ْ ↓ َ ™ َ τ ُ ⇔ َ µ َ ⎜Ρ ْ ⊗ َِ ⎨ َ ® ُ َ Π ْ ≡ ™ َ lhamdulillah, kita ber-

syukur ke khadirat Al-

lah SWT. yang dengan

da siang ini, kembali menunaikan fardhu bermacam-macam barang dagangan yang Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata da-

didatangkan dari negeri Syam”, yang lain ri taqwa kita kepada Allah SWT.

memberikan penjelasan. “Kalau begitu”, kata Siti Aisyah, “benarlah apa yang per- nah dikatakan oleh Rasulullah, bahwa

Muslimin Rahimakumullah.

Abdurrahman bin Auf akan masuk Sorga dengan merangkak”.

Pada suatu hari, penduduk Madi- nah dikejutkan oleh kedatangan serombo- ngan kafilah yang membawa bermacam-

Hadirin sekalian.

macam barang dagangan yang datang dari negeri Syam.

Rupanya, apa yang dikatakan oleh Siti Aisyah ini sampai juga ke telinga Ab- “Bunyi apakah itu?”, Siti Aisyah

durrahman bin Auf, sehingga iapun segera bertanya kepada orang-orang yang berada

menemui isteri Rasulullah ini untuk me- di dekatnya. “Itu adalah bunyi derap lang-

mastikan berita tentang dirinya tersebut. kah unta kepunyaan Abdurrahman bin

Siti Aisyah pun kemudian menceritakan Auf”, salah seorang diantara mereka mem-

kembali apa yang didengarnya dari Rasu- berikan jawaban. “Berapa jumlahnya?,

lullah tentang nasib Abdurrahman bin Auf kedengarannya banyak sekali”, tanya Siti

di akhirat kelak. Tak ayal lagi, maka ge- Aisyah selanjutnya. “Banyaknya kurang

metarlah sekujur tubuh Abdurrahman bin

Dadanya terasa sesak dan raut mukanya Iman adalah bagian yang paling nampak pucat. Dengan serta merta iapun