Evaluasi Keragaman Fenotipik Sapi Pasundan Di Kabupaten Ciamis Jawa Barat Dalam Rangka Standarisasi Produksi

EVALUASI KERAGAMAN FENOTIPIK SAPI PASUNDAN
DI KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT DALAM
RANGKA STANDARISASI PRODUKSI

NURLIANI ERNI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Keragaman
Fenotipik Sapi Pasundan di Kabupaten Ciamis Jawa Barat dalam Rangka
Standarisasi Produksi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2016

Nurliani Erni
NIM D151150031

RINGKASAN
NURLIANI ERNI. Evaluasi Keragaman Fenotipik Sapi Pasundan di Kabupaten
Ciamis Jawa Barat dalam Rangka Standarisasi Produksi. Dibimbing oleh RUDY
PRIYANTO dan JAKARIA.
Tujuan pengembangan sapi pasundan belum efektif dan masih terdapat
beberapa permasalahan baik dari segi sumber daya genetik, breeding, manajemen,
produksi dan keragaman seperti keragaman ukuran kerangka tubuh. Hal ini
dimungkinkan karena masih minimnya informasi mengenai sapi pasundan dan
belum ada evaluasi mengenai keragaman fenotipik sapi pasundan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji perbandingan ukuran dan bentuk sapi pasundan dengan
sapi bali dan peranakan ongole (PO), menganalisis dan mengevaluasi keragaman
fenotipik sapi pasundan pada berbagai umur.
Penelitian ini menggunakan 92 ekor sapi pasundan, 72 ekor sapi bali dan 74
ekor sapi PO. Variabel yang diamati adalah ukuran tubuh (thoraxic vertebrae,

lumbar vertebrae, sacral vertebrae, scapulla, humerus, radius ulna, metacarpus,
femur, tibia fibula, metatarsus, panjang badan, tinggi badan, dalam dada dan
tinggi hip). Data diolah dengan software imageJ, sebelum data ukuran tubuh di
analisis komponen utama (AKU) menggunakan program MINITAB 16 untuk
mengetahui komponen ukuran dan bentuk tubuh sapi pasundan dengan
pembanding sapi bali dan PO maka terlebih dahulu data dikoreksi kesalah satu
umur terbanyak yaitu umur I3. Data ukuran tubuh dianalisis menggunakan
ANCOVA program statistic analysis system (SAS) ver 9.1.3 untuk koreksi umur
sapi pasundan GP (bergelambir dan berpunuk), GNP (bergelambir dan non
punuk) dan NGNP (non gelambir dan non punuk).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kesamaan peubah penciri
utama ukuran tubuh sapi bali, pasundan dan PO jantan dan betina yakni panjang
badan dengan nilai eigen pada sapi jantan masing-masing sebesar (0.563, 0.596
dan 0.576), nilai eigen pada sapi betina masing-masing sebesar (0.505, 0.600 dan
0.554). Penciri bentuk tubuh ketiga bangsa berbeda, perbedaan tersebut
disebabkan oleh peubah penentu yaitu tinggi badan sapi bali, pasundan dan PO
jantan dengan nilai eigen (0.255, 0.341 dan 0.392), penciri bentuk tubuh sapi bali
yaitu tibia fibula (0.673), sapi pasundan dan PO yaitu tinggi hip (0.719 dan
0.259). Sapi pasundan lebih kearah sapi PO berdasarkan ukuran dan bentuk tubuh.
Secara umum keragaman fenotipik sapi pasundan pada berbagai umur masih

beragam, dengan koefisien keragaman besar (>10%). Sapi pasundan NGNP
berbeda dengan sapi pasundan GP dan GNP, sapi pasundan GP memiliki ukuran
tubuh lebih besar dari sapi pasundan NGNP.
Kata kunci: gelambir, keragaman fenotipik, punuk, sapi pasundan, ukuran tubuh

SUMMARY
NURLIANI ERNI. Evaluation of Phenotypic Diversity Pasundan Cattle in Ciamis
West Java in order to Standardize Production. Supervised by RUDY PRIYANTO
and JAKARIA.
The objective of development of pasundan cattle has not been effective yet,
due to some problem concerning with cattle, genetic resources, breeding,
management, production and diversity, including variation of body frame size.
The phenotypic data of pasundan cattle would be very important since the usage
of these data for breeding and production objective. This study was aimed to
compare body size and shape of pasundan, bali and ongole crossbred (PO) cattle,
to analyze and evaluate the phenotypic diversity of pasundan cattle at various
ages.
These reasearch were used 92 heads of pasundan cattle, 72 heads of bali
cattle and 74 heads of PO cattle. The body size including thoraxic vertebrae,
lumbar vertebrae, sacral vertebrae, scapulla, humerus, radius ulna, metacarpus,

femur, tibia fibula, metatarsus, body length, body high, chest depth and height of
hip were observed. Data were analyzed using imageJ software. Before, data were
analyzed using principal component analysis (PCA) by MINITAB 16 program to
get body size and shape of pasundan, bali, PO so data were corrected to I3. Data
were analyzed using ANCOVA by statistic analysis system (SAS) ver 9.1.3. for
correction age pasundan GP (dewlap and hump), GNP (dewlap and non hump)
and NGNP (non dewlap and non hump).
The result showed that bali, pasundan and PO cattle have same body size
identifier, that was body lenght eigen value of male cattle (0.563, 0.596 and
0.576), eigen value of female cattle (0.505, 0.600 and 0.554). Bali, pasundan and
PO cattle have a different body shape identifier, that was body height of eigen
value of male cattle (0.255, 0.341 and 0.392), while female bali cattle has eigen
value of tibia fibula (0.673), pasundan and PO cattle have eigen value of body
height (0.719 and 0.259). Pasundan cattle more directed to PO cattle based on
size and body shape. In general, phenotypic diversity at various ages still vary,
with a large varriation coefficient (>10%). Pasundan NGNP cattle different to
pasundan GP and GNP cattle, pasundan GP cattle (dewlap dan hump) had larger
body frame size than NGNP cattle (non dewlap and non hump).
Keywords: body size, dewlap, hump, pasundan cattle, phenotypic diversity


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

EVALUASI KERAGAMAN FENOTIPIK SAPI PASUNDAN
DI KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT DALAM
RANGKA STANDARISASI PRODUKSI

NURLIANI ERNI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada

Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Henny Nuraini, MSir Drajat
Martianto, MS

Penguji pada Ujian Terbuka: Prof Dr Ir Marimin, MS
Dr Ir Naresworo Nugroho, MS

Judul Tesis

: Keragaman Fenotipik Sapi Pasundan i Kabupaten Ciamis Jawa

Nama

: Nurliani Eni


NIM

: D151150031

Barat dalam Rangka Standarisasi Produksi

Disehtjui oleh
Komisi Pembimbing

Drlr

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Produksi dan
Tenologi Petenakan

Si


Tanggal Ujian: 14 November 2016

Tanggal Lulus:

1 3 DEC 2016

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Salawat dan salam
kepada jujungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Dr Ir Rudy
Priyanto selaku ketua pembimbing dan Dr Jakaria, SPt MSi selaku anggota
pembimbing. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Dr Ir Henny
Nuraini, MSir selaku Penguji dan kepada Ketua Program Studi Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan Dr Ir Salundik, MSi, seluruh dosen Fakultas Peternakan,
dan staf karyawan, kepada Prof Dr Drh Agik Suprayogi, MSc dan Bramada
Winiar Putra, SPt MSi yang telah membantu tahap persiapan penelitian ini,
terlebih lagi kepada lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM) dan
balai pengembangan pembibitan ternak (BPPT) sapi potong Cijeungjing Ciamis
Jawa Barat atas bantuan fasilitas penelitian serta kepada lembaga pengelola dana

pendidikan (LPDP) atas financial support penelitian ini. Penulis ucapkan
terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan mahasiswa pascasarjana
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan angkatan 2015 dan tidak
lupa penulis sampaikan terimakasih kepada orang tua dan saudara penulis, Bapak
Helmi (Ayah) dan Ibu Aluh Kartini (Mama), Rahma Mauliani Elni (Adik), Taufik
Rahman (Adik), Maman Hilman (Abang) dan semua pihak yang telah membantu
selama penelitian.
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan tesis ini, semoga tesis ini bisa bermanfaat bagi
pembaca.
Bogor, Desember 2016

Nurliani Erni

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

i

DAFTAR TABEL


ii

DAFTAR GAMBAR

ii

DAFTAR LAMPIRAN

ii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1

2
2
3
3

2 METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Prosedur Penelitian
Penentuan dan Penarikan Sampel
Keragaman Fenotipik Sapi Pasundan
Pengelompokkan Sapi Pasundan
Analisis Data

3
3
3
3
4
5
5

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Ukuran dan Bentuk Sapi Pasundan, Bali dan PO
Keragaman Fenotipik Sapi Pasundan
Pengelompokkan Sapi Pasundan

7
7
9
10

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

15
15
16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6

Rincian sampel yang digunakan pada penelitian
Penciri ukuran dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO
Deskriptif ukuran tubuh sapi pasundan jantan pada berbagai umur
Deskriptif ukuran tubuh sapi pasundan betina pada berbagai umur
Ukuran performa umum sapi pasundan berdasarkan gelambir dan punuk
Ukuran sumbu tubuh dan alat gerak sapi pasundan berdasarkan gelambir
dan punuk

3
8
9
10
11
12

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kerangka pemikiran dan gambaran penelitian
Ilustrasi pengukuran ukuran tubuh ternak
Contoh pengukuran parameter menggunakan imageJ
Ukuran dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO jantan
Ukuran dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO betina
Pengelompokan ukuran dan bentuk performa umum sapi pasundan jantan
Pengelompokan ukuran dan bentuk sumbu tubuh dan alat gerak sapi
pasundan jantan
Pengelompokan ukuran dan bentuk performa umum sapi pasundan betina
Pengelompokan ukuran dan bentuk sumbu tubuh dan alat gerak sapi
pasundan betina

2
4
5
8
8
13
13
14
15

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5

Gambar sapi pasundan berdasarkan gelambir dan punuk
Penciri ukuran dan bentuk tubuh sapi jantan hasil analisis komponen utama
Penciri ukuran dan bentuk tubuh sapi betina hasil analisis komponen utama
Analisis ANCOVA pengelompokkan sapi pasundan jantan (GP, GNP
dan NGNP)
Analisis ANCOVA pengelompokkan sapi pasundan betina (GP, GNP
dan NGNP)

20
21
21
22
23

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jawa Barat memiliki kekayaan sumber daya genetik ternak lokal yang
dikenal dengan nama sapi pasundan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian Nomor: 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tanggal 13 Oktober 2014 tentang
penetapan rumpun sapi pasundan. Sapi pasundan merupakan hasil adaptasi dan
persilangan lebih dari sepuluh generasi dari Bos sondaicus (sapi bali) dengan Bos
indicus (sapi peranakan ongole dan sapi sumba ongole) serta sapi madura
(Kementan 2014). Populasi sapi pasundan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 52
540 ekor dengan wilayah ada di beberapa kabupaten yakni Ciamis sebanyak 535
ekor, Pangandaran 5 130 ekor, Tasikmalaya 7 231 ekor, Cianjur 10 346 ekor,
Sukabumi 12 897 ekor, Garut 1 842 ekor, Purwakarta 2 788 ekor, Kuningan 7 218
ekor dan Majalengka 4 553 ekor (Disnak Jabar 2016). Keunggulan dari sapi
pasundan adalah efisien pada pemeliharaan ekstensif atau semi intensif,
perkandangan relatif sederhana, tahan penyakit/parasit, tahan haus, tahan terhadap
cekaman perubahan cuaca, siklus reproduksi pendek, efisiensi pakan cukup tinggi
dan persentase karkas yang tinggi (Indijani et al. 2012). Sapi pasundan mampu
berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan daging sapi khususnya wilayah Jawa
Barat sebesar 20 persen dari 515 ribu ekor per tahun (Disnak Jabar 2016).
Mempelajari komponen-komponen keragaman pada ternak sangat penting
artinya, karena akan membantu dalam perencanaan pemuliaan untuk memperbaiki
mutu genetik (Liu dan Makarechian 1990). Peubah pada sifat kualitatif antara lain
warna tubuh, ada/tidaknya punuk dan tanduk (FAO 2012). Ukuran kerangka
tubuh sapi dapat dikelompokkan berdasarkan tinggi badan diantaranya kerangka
kecil (dari 106.93 sampai 117.21 cm), sedang (117.22 sampai 123.88 cm) dan
besar (lebih dari 123.88 cm) (Ismail et al. 2014). Bangsa ternak yang besar, akan
mempunyai ukuran kerangka tubuh yang besar dari pada bangsa ternak yang kecil
(Erni 2013). Beberapa penelitian mengenai keragaman sapi lokal antara lain
keragaman sapi katingan (Utomo et al. 2010), sapi pesisir (Sarbaini 2004) dan
sapi aceh (Abdullah et al. 2007).
Pengembangan dan pelestarian sapi pasundan di Jawa Barat sudah menjadi
perhatian pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat,
namun tujuannya belum terarah masih terdapat beberapa permasalahan baik dari
segi sumber daya genetik, breeding, manajemen, produksi maupun keragaman
sapi pasundan seperti keragaman ukuran kerangka tubuh sapi pasundan. Hal ini
karena masih minimnya informasi mengenai sapi pasundan dan belum ada
evaluasi mengenai keragaman fenotipik sapi pasundan. Oleh karena itu, perlu
adanya evaluasi keragaman fenotipik mengingat sapi pasundan sebagai kekayaan
sumber daya genetik ternak lokal Indonesia yang perlu dikembangkan,
dilestarikan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan sebagai ternak unggul yang
memenuhi standarisasi.

2
Perumusan Masalah
Untuk memperjelas perumusan masalah yang ingin diteliti maka akan
disampaikan tentang kerangka pemikiran dari penelitian ini. Kerangka pemikiran
digambarkan dalam Gambar 1 sebagai berikut:
Sapi pasundan sebagai sapi lokal Jawa Barat

 Sudah terbentuk rumpun sapi pasundan
 Data keragaman fenotipik sapi pasundan masih minim dan terbatas
 Belum ada standarisasi produksi sapi pasundan
Keragaman Fenotipik
GP
GNP
NGNP

Ukuran Tubuh
Besar
Kecil

Ukuran Kerangka Tubuh
(Besar dan Kecil)

Standarisasi

Strategi Pengembangan, Pelestarian, dan Pemanfaatan
Gambar 1 Kerangka pemikiran dan gambaran penelitian

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji perbandingan ukuran dan bentuk
sapi pasundan, bali dan peranakan ongole (PO), (2) menganalisis dan
mengevaluasi keragaman fenotipik sapi pasundan pada berbagai umur.

3
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi informasi data
dasar keragaman fenotipik sapi pasundan dalam rangka penentuan kebijakan
pengembangan, pelestarian dan pemanfaatan sapi pasundan berkelanjutan di
Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengindentifikasi keragaman ukuran
dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO menggunakan metode digital dan
mengelompokkan sapi pasundan berdasarkan ada/tidaknya gelambir dan punuk.

2 METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2016. penelitian
dilaksanakan di BPPT (Balai Pengembangan Perbibitan Ternak) sapi potong
Cijeungjing Ciamis Jawa Barat sedangkan data sapi bali dan sapi peranakan
ongole untuk perbandingan diambil dari data sekunder (data koleksi Laboratorium
Ruminansia Besar) tahun 2015.

Prosedur Penelitian
Penentuan dan Penarikan Sampel
Penentuan titik lokasi pengamatan dilakukan di balai pengembangan sapi
pasundan. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sapi pasundan
sebanyak 92 ekor, sapi bali sebanyak 72 ekor dan sapi PO sebanyak 74 ekor.
Tabel 1 Rincian sampel yang digunakan pada penelitian
Umur

Jenis kelamin









I0
I1
I2
I3
Jumlah

Jenis sapi (ekor)
Sapi pasundan
Sapi bali
5
6
7
5
8
15
16
10
5
7
18
5
8
11
25
13
92
72

Sapi PO
5
11
10
9
8
10
11
10
74

4
Sampel terdiri dari sapi rentang umur baru lahir hingga lepas sapih, sapi
rentang umur lepas sapih hingga dewasa kelamin, sapi rentang umur dewasa
kelamin hingga dewasa tubuh dan sapi rentang umur diatas dewasa tubuh.
Penentuan umur dengan melihat/menghitung jumlah gigi seri dan poel yaitu gigi
seri (I0) umur 0 sampai 6 bulan, poel satu (I1) umur 6 sampai 18 bulan, poel dua
(I2) umur 18 sampai 30 bulan, dan poel tiga (I3) umur diatas 30 bulan.

Keragaman Fenotipik Sapi Pasundan
Keragaman fenotipik dilakukan pengambilan gambar menggunakan kemera
DSLR (Digital Single Lens Reflex) dengan resolusi 18 MP kemudian dilakukan
pengamatan terhadap ukuran-ukuran tubuh sapi pasundan. Pengukuran ukuran
tubuh/morfometrik digital dilakukan dengan menggunakan pengukuran tubuh
berdasarkan standar WAVA (World Association of Veterinary Anatomist) (2012)
pada Gambar 2, yang dimodifikasi dengan menggunakan metode pengukuran citra
digital yaitu dengan menggambil foto ternak pada jarak tertentu menggunakan
kamera digital dengan suatu acuan ukuran tongkat ukur (FHK stainless) ketelitian
0.1 cm yang telah dibuat sesuai dengan proporsi dari gambar yang akan diambil.
Data hasil pengukuran parameter keragaman fenotopik akan diolah dengan
metode Putra et al. (2016) menggunakan software ImageJ. Program ini dipilih
karena dapat menghasilkan pengukuran lebih akurat dan menampilkan data secara
otomatis tanpa harus melakukan kalkulasi matematis. Sehingga, kendala dari
waktu dan kesulitan dalam penanganan ternak selama pengukuran dapat
dikurangi.

Gambar 2 Ilustrasi pengukuran ukuran tubuh ternak (WAVA 2012)
Variabel ukuran tubuh yang diukur berdasarkan standar WAVA (2012)
sebagai berikut :
1. Panjang kelompok tulang thoracic vertebrae. Diukur dari pangkal leher
hingga titik tengah tubuh bagian dorsal.
2. Panjang kelompok tulang lumbar vertebrae. Diukur dari titik tengah tubuh
bagian dorsal hingga processus spinosus pertama tulang sacrum.
3. Panjang kelompok tulang sacral vertebrae. Diukur di sepanjang tulang
sacrum.

5
4. Panjang tulang scapulla. Diukur dari titik tertinggi tubuh (untuk sapi berpunuk
diukur dari pangkal punuk) hingga tuber humerus.
5. Panjang tulang humerus. Diukur dari tuber humerus hingga di titik tengah
tuber radius-ulna.
6. Panjang tulang radius-ulna. Diukur dari tuber radius-ulna hingga os carpal.
7. Panjang tulang metacarpus. Diukur dari os carpal hingga pangkal os phalank.
8. Panjang tulang femur. Diukur dari tuber illium hingga tuber femoris.
9. Panjang tulang tibia-fibulla. Diukur dari tuber femoris hingga tuber calcis.
10. Panjang tulang metatarsal. Diukur dari pangkal os tarsus hingga os phalank.
11. Panjang badan. Diukur dari tuber humerus hingga tuber ischium.
12. Tinggi badan. Diukur tepat di belakang os scapulla dari titik dorsal hingga
tanah.
13. Dalam dada. Diukur tepat di belakang os scapulla dari titik dorsal hingga
ventral.
14. Tinggi hip (pinggul). Diukur lurus dari os coxae hingga tanah.

Gambar 3 Contoh pengukuran parameter menggunakan imageJ
Hasil pengukuran tubuh sapi pasundan dilakukan perbadingan terhadap sapi
bali dan PO untuk ukuran sumbu tubuh dan alat gerak yang menyebabkan
perbedaan pada ketiga bangsa tersebut.
Pengelompokan sapi pasundan
Pengelompokan sapi pasundan berdasarkan ciri fenotipik yang terlihat
(ada/tidaknya gelambir; ada/tidaknya punuk). Pengelompokkan sapi pasundan
antara lain sapi pasundan bergelambir dan berpunuk (GP), bergelambir dan tidak
berpunuk (GNP) dan tidak bergelambir dan tidak berpunuk (NGNP).

Analisis Data
Data dikoreksi ke salah satu umur terbanyak yaitu umur I3 sebelum
dilakukan analisis komponen utama (AKU), menurut Salamena (2006); Gunawan
dan Sumantri (2008) rumus yang digunakan adalah:

6

Keterangan:
Xi-terkoreksi
Xumur standar
Xumur pengamatan
Xpengamatan ke-i

: ukuran ke-i yang dikoreksi
: rataan sampel umur I3
: rataan sampel umur yang diamati
: ukuran pengamatan ke-i

Data dianalisis menggunakan AKU untuk mengetahui ukuran dan bentuk
tubuh sapi pasundan, bali dan PO. Menurut Gasperz (1995) model matematika
yang digunakan adalah:
YP = a1pX1+ a2pX2+... + appXp
Keterangan:
YP
: komponen utama ke-p
a1p-app : vektor ciri atau vektor eigen ke-p untuk p = TV, LV, SV, SC,
HM, RU, MC, FM, TF, MT, PB, TB, DD dan TP.
Xp
: ukuran tubuh ke-p untuk p = TV, LV, SV, SC, HM, RU, MC,
FM, TF, MT, PB, TB, DD dan TP.
Data ukuran tubuh berbagai umur dianalisis ANCOVA menggunakan
statistic analysis system (SAS) 9.1.3. Model matematika yang digunakan adalah:
Yij = µ + Ti + Ij + εij
Keterangan :
Yij
: hasil pengamatan terhadap perlakuan ke-i dan tingkat umur ke-j
µ
: nilai rataan umum
Ti
: pengaruh perlakuan ke-i untuk i = GP, GNP dan NGNP
Ij
: pengaruh tingkat umur ke-j untuk j = 0,1,2,3
εij
: pengaruh galat dari perlakuan ke-i dan tingkat umur ke-j
Data ukuran tubuh berbagai umur dianalisis menggunakan statistic analysis
system (SAS) 9.1.3 untuk mendapatkan nilai koefisien keragaman (KK), rumus
KK yang digunakan adalah:

Keterangan :
SD
: standar deviasi
X
: rataan
Hasil analisis yang menunjukkan perbedaan nyata diuji lanjut dengan
DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf α = 0.05.

7

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Ukuran dan Bentuk Sapi Pasundan, Bali dan PO
Sapi pasundan merupakan hasil adaptasi lebih dari sepuluh generasi antara
Bos sundaicus/banteng/sapi bali, dengan sapi jawa, sapi madura dan sapi sumba
ongole (Kementan 2014). Sapi pasundan merupakan sapi lokal yang termasuk sapi
potong dan berkembang di masyarakat buffer zone hutan sepanjang wilayah
Priangan Utara. Sapi pasundan memiliki kesamaan karakter dengan sapi Bos
sondaicus atau banteng jawa. Pernyataan tersebut dapat diperjelas dari dugaan
berdasarkan kesamaan tipe dan tanda-tanda khas yang terdapat pada sapi bali dan
banteng liar (Muthalib 2003). Ciri-ciri sapi pasundan yaitu warna tubuh sapi
pasundan dominan merah bata, terdapat warna putih pada bagian pelvis dan
keempat kaki bagian bawah (tarsus dan carpus) dengan batasan yang tidak
kontras dan sapi pasundan jantan dapat mengalami perubahan warna dari merah
bata menjadi hitam sesuai dengan dewasa kelamin (perubahan hormon androgen),
sapi pasundan ada yang bepunuk dan tidak berpunuk, ada yang bergelambir dan
tidak bergelambir (Kementan 2014).
Sapi bali adalah salah satu bangsa sapi asli Indonesia, hasil domestikasi
langsung dari banteng liar (Martojo 2003; Hikmawaty et al. 2014). Ciri-ciri sapi
bali betina, anak dan jantan muda antara lain berwarna coklat muda dengan garis
hitam tipis di sepanjang tengah punggung, sedangkan warna bulu jantan setelah
pubertas akan berubah menjadi agak gelap dan hitam pada saat dewasa. Pada sapi
bali terdapat warna putih di bagian belakang paha kaki, bagian bawah perut dan
keempat kaki sampai atas kuku (Payne dan Rollinson 1973; Murwanto 2008).
Sapi bali jantan pada usia dewasa, warna merah tubuhnya berubah menjadi hitam
karena adanya pengaruh sex-linkage gene dengan pigmentasi warna bulu (Sandhi
et al. 1990; Talib 2002). Berdasarkan SNI 7355 tahun 2008 bahwa sifat kualitatif
sapi bali betina memiliki warna bulu merah dan pada jantan warna bulu hitam,
sapi bali tidak memiliki gelambir dan punuk.
Sapi peranakan ongole (PO) merupakan sapi lokal Indonesia yang sering
disebut sapi jawa dengan ciri-ciri mempunyai gelambir yang lebar, berpunuk,
warna bulu putih, profil muka segitiga lurus, dan telinga agak menggantung
(Trifena et al. 2011). Standar dan persyaratan sapi PO berdasarkan SNI 7356
tahun 2008 bahwa sifat kualitatif sapi PO memiliki warna bulu putih abu-abu,
berbadan besar, gelambir longgar bergantung dan punuk besar.
Hasil penelitian penciri ukuran dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO
disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya
kesamaan peubah penciri utama ukuran tubuh sapi bali, pasundan dan PO jantan
yakni panjang badan dengan nilai eigen masing-masing sebesar (0.563, 0.596 dan
0.576), penciri utama sapi bali betina yakni tinggi hip (0.563), penciri utama
pasundan dan PO betina yakni tinggi badan (0.600 dan 0.554). Skor bentuk tubuh
ketiga bangsa berbeda, perbedaan tersebut disebabkan oleh peubah penentu,
penciri bentuk sapi bali jantan dan betina yaitu tibia fibula (0.307 dan 0.673), sapi
pasundan jantan dan betina yaitu tinggi hip (0.529 dan 0.719), sapi PO jantan dan
betina yaitu tinggi badan dan femur (0.392 dan 0.312). Panjang badan merupakan
penciri ukuran pada sapi bali, pasundan dan PO, sehingga panjang badan dapat

8
dijadikan sebagai parameter seleksi untuk meningkatkan skor ukuran tubuh ketiga
bangsa. Menurut Malewa dan Salmin (2008), bahwa penciri ukuran tersebut
memberikan konstribusi yang besar terhadap skor ukuran tubuh.
Tabel 2 Penciri ukuran dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO
Jenis
Peubah penciri
Nilai
Peubah penciri
Nilai
Bangsa
n
kelamin
ukuran
v.eigen bentuk
v.eigen
Bali
39 Panjang badan 0.563
Tibia fibula
0.307

Pasundan 26 Panjang badan 0.596
Tinggi hip
0.529
PO
34 Panjang badan 0.576
Tinggi badan
0.392
Bali
33 Tinggi hip
0.532
Tibia fibula
0.673

Pasundan 66 Panjang badan 0.600
Tinggi hip
0.719
PO
40 Panjang badan 0.554
Femur
0.312
Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa terjadi tumpang tindih antara sapi
pasundan jantan dengan sapi PO jantan, dan terjadi distinct atau pemisahan antara
plot sapi bali jantan dengan sapi pasundan dan PO jantan.

Gambar 4 Ukuran dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO jantan

Gambar 5 Ukuran dan bentuk tubuh sapi bali, pasundan dan PO betina

9
Plot pada Gambar 4 menunjukkan bahwa sapi pasundan dan PO jantan
memiliki ukuran dan bentuk yang tidak berbeda, sedangkan sapi bali memiliki
ukuran dan bentuk tubuh yang berbeda dengan sapi pasundan dan sapi PO,
sehingga sapi pasundan jantan lebih mengarah pada sapi PO jantan. Menurut
Hammond (1961); Hakim (2016) bahwa perbedaan bangsa sapi dapat
menyebabkan keragaman ukuran kerangka tubuh.
Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan bahwa terjadi tumpang tindih antara
sapi pasundan dengan sapi PO betina, dan terjadi distinct antara plot sapi bali
dengan sapi pasundan dan PO betina. Terdapat perbedaan ukuran dan bentuk
tubuh antar ketiga bangsa, ukuran dan bentuk sapi pasundan betina lebih
mengarah pada sapi PO. Menurut hasil penelitian Hilmia (2013), bahwa ukuran
tubuh sapi lokal Ciamis Jawa Barat berada diantara sapi bali dan sapi PO, hal ini
diduga sapi lokal Ciamis merupakan hasil keturunan sapi bali dan sapi PO.
Menurut Malewa dan Salmin (2008), bahwa perbedaan bentuk tubuh ternak
berbeda lokasi pemeliharaan disebabkan perbedaan peubah yang menjadi penentu
bentuk tubuh disetiap lokasi pemeliharaan.

Keragaman Fenotipik Sapi Pasundan
Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien keragaman sapi pasundan jantan
disajikan dalam Tabel 3. Nilai koefisien keragaman sapi pasundan jantan berkisar
6.14% sampai 23.29%, kisaran nilai koefisien keragaman tertinggi pada ukuran
sumbu tubuh yaitu lumbar vertebrae pada umur I0, dibandingkan ukuran tubuh
lain dan umur lainnya.
Tabel 3 Deskriptif ukuran tubuh sapi pasundan jantan pada berbagai umur
Variabel
Sumbu Tubuh
Thoraxic vertebrae
Lumbar vertebrae
Sacral vertebrae
Alat Gerak Depan
Scapulla
Humerus
Radius Ulna
Metacarpus
Alat Gerak Belakang
Femur
Tibia-Fibulla
Metatarsal
Performa Umum
Panjang badan
Tinggi badan
Dalam dada
Tinggi hip

I0

I1

I2

I3

28.71±4.21(14.67) 43.96±6.64(15.10) 48.04±7.23(15.05) 53.38±11.21(21.00)
14.09±3.28(23.29) 22.48±3.54(15.75) 26.89±3.99(14.85) 32.91±5.70(17.31)
15.21±2.68(17.64) 19.69±1.91(9.68) 22.99±3.44(14.94) 25.81±5.38(20.84)
25.15±5.13(20.39)
20.37±4.00(19.63)
22.41±4.14(18.50)
15.04±2.62(17.40)

38.37±4.54(11.83) 42.06±3.95(9.39) 49.08±5.92(12.05)
28.47±3.87(13.60) 33.05±3.45(10.45) 35.03±4.35(12.43)
29.10±4.37(15.02) 33.72±6.18(18.31) 37.29±7.17(19.24)
18.61±1.93(10.34) 20.19±1.47(7.29) 24.02±2.88(11.97)

21.27±3.93(18.45) 28.28±4.45(15.73) 30.34±2.68(8.83) 36.14±5.17(14.30)
29.21±5.95(20.36) 39.91±6.97(17.46) 41.53±4.74(11.41) 47.12±5.99(12.70)
19.63±3.23(16.43) 26.80±1.87(6.97) 28.92±4.78(16.54) 31.75±3.81(12.00)
63.54±9.38(14.76)
70.38±9.67(13.73)
31.36±6.52(20.79)
74.54±14.76(19.80)

96.82±9.28(9.58)
101.72±9.14(8.99)
46.16±3.48(7.53)
108.05±9.73(9.00)

120.12±10.3(8.57)
111.09±12.7(11.45)
51.78±6.10(11.79)
112.43±8.86(7.88)

131.02±9.80(7.48)
130.75±8.03(6.14)
53.86±4.58(8.50)
116.65±12.3(10.54)

(...) : koefisien keragaman (%)
Nilai koefisien keragaman sapi pasundan betina disajikan dalam Tabel 4
menunjukkan bahwa nilai koefisien keragaman sapi pasundan betina berkisar

10
3.77% sampai 26.63%, kisaran nilai koefisien keragaman tertinggi pada ukuran
sumbu tubuh yaitu sacral vertebrae pada umur I0, dibandingkan ukuran tubuh lain
dan umur lainnya. Bedasarkan nilai koefisien keragaman tersebut menunjukkan
bahwa keragaman ukuran tubuh sapi pasundan jantan dan betina berkisar kecil
hingga besar antara 3.77% sampai 26.63%. Secara umum, keragaman sapi
pasundan masih besar (>10%).
Tabel 4 Deskriptif ukuran tubuh sapi pasundan betina pada berbagai umur
Variabel
Sumbu Tubuh
Thoraxic vertebrae
Lumbar vertebrae
Sacral vertebrae
Alat Gerak Depan
Scapulla
Humerus
Radius Ulna
Metacarpus
Alat Gerak Belakang
Femur
Tibia-Fibulla
Metatarsal
Performa Umum
Panjang badan
Tinggi badan
Dalam dada
Tinggi hip

I0

I1

I2

I3

33.92±1.88(5.54) 39.77±4.18(10.51) 48.70±6.53(13.40)
13.54±2.04(15.05) 22.12±3.90(17.63) 23.00±3.10(13.50)
16.48±4.39(26.63) 18.89±4.31(22.82) 22.68±3.23(14.24)

56.19±7.06(12.57)
23.41±3.78(16.14)
24.44±2.32(9.48)

27.13±2.40(8.85) 37.36±3.42(9.15) 38.26±3.59(9.39)
20.79±4.75(22.85) 27.93±2.60(9.32) 29.26±4.13(14.11)
23.87±3.73(15.64) 28.99±3.38(11.68) 32.56±3.07(9.42)
15.72±1.61(10.22) 20.40±2.09(10.23) 22.25±3.16(14.21)

43.10±4.57(10.61)
33.63±5.11(15.21)
34.95±3.84(10.99)
23.09±3.68(15.94)

21.67±1.44(6.63) 26.76±2.06(7.70)
31.31±3.98(12.71) 39.89±4.79(12.00)
22.34±1.47(6.58) 27.64±2.29(8.29)

34.31±5.45(15.87)
45.06±4.88(10.83)
30.17±3.02(10.02)

28.06±2.71(9.67)
40.89±3.34(8.16)
28.08±2.50(8.90)

70.15±8.00(11.40) 98.12±3.70(3.77) 105.71±7.96(7.53) 124.20±8.11(6.53)
74.33±6.56(8.83) 101.67±8.93(8.79) 102.64±8.54(8.32) 115.20±10.32(8.96)
33.54±4.69(13.99) 44.72±2.35(5.25) 46.95±4.82(10.27) 54.01±4.53(8.38)
78.44±8.17(10.42) 105.63±6.51(6.16) 110.53±7.24(6.55) 118.78±10.73(9.03)

(...) : koefisien keragaman (%)
Menurut Hanafiah (1991), bahwa keragaman besar apabila koefisien
keragaman >10%, sedang 5% sampai 10% dan kecil F
0.6041
0.0041

Dependent Variable: Scapulla
Source
KELOMPOK
UMUR
Error
Corrected Total

DF
2
1
22
25

Sum of Squares
45.5542311
452.1348046
633.674175
2359.707330

Mean Square
22.7771155
452.1348046
28.803372

F Value
0.79
15.70

Pr > F
0.4660
0.0007

Dependent Variable: Humerus
Source
KELOMPOK
UMUR
Error
Corrected Total

DF
2
1
22
25

Sum of Squares
44.4173706
162.8304056
364.422332
1079.715159

Mean Square
22.2086853
162.8304056
16.564651

F Value
1.34
9.83

Pr > F
0.2822
0.0048

Dependent Variable: Radius ulna
Source
KELOMPOK
UMUR
Error
Corrected Total

DF
2
1
22
25

Sum of Squares
26.7532083
187.2998757
704.520586
1466.147333

Mean