Komunikasi Intrapersonal Pada Remaja Konversi Agama Di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL PADA REMAJA
KONVERSI AGAMA DI PESANTREN PEMBINAAN
MUALLAF YAYASAN AN-NABA’ CENTER INDONESIA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh
Zaki Yatunupus
NIM: 1112051000083

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

ABSTRAK

Nama : Zaki Yatunupus

NIM : 1112051000083
Komunikasi Intrapersonal Pada Remaja Konversi Agama di Pesantren
Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia
Konversi agama adalah perpindahan yang dilakukan seseorang dari
keyakinan satu ke keyakinan yang lain. Konversi agama telah menjadi fenomena
yang menarik dengan proses dan faktor yang berbeda-beda antar individu satu dan
lainnya. Walaupun demikian, tindakan yang dilakukan oleh pelaku konversi
agama pasti telah melewati proses komunikasi intrapersonal. Karena, mengambil
keputusan untuk melakukan konversi agama bukanlah sebuah tindakan yang
mudah. Memiliki konsekuensi yang besar, seperti terusir dari rumah dan jauh dari
kasih sayang orang tua dan kerabat. Terutama bagi remaja yang melakukan
konversi agama berbeda dengan agama kedua orangtuanya, dibutuhkan proses
berpikir yang panjang.
Muallaf yang hidup terlantar dan terusir jauh dari kasih sayang orangtua,
kini dapat bernaung dan mendalami Islam di Pesantren Pembinaan Muallaf
Yayasan An-Naba’ Center Indonesia yang didirikan oleh ustadz Syamsul Arifin
Nababan sejak 2007. Di pesantren ini muallaf akan dibina, dididik, dan disantuni
sampai muallaf mampu berdiri sendiri. Karena latar belakang tersebut, penelitian
ini ingin mengetahui bagaimana komunikasi intrapersonal pada remaja konversi
agama di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Indonesia?

Teori yang digunakan adalah teori konsistensi oleh Milton Rokeach. Teori
ini berasumsi bahwa tingkah laku manusia berdasarkan pada kepercayaan (belief),
sikap (attitudes) dan nilai (values). Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dengan teknik pengumpulan data
yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya dilakukan
proses analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Hubberman, yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dalam melakukan konversi agama, remaja telah melalui empat tahap
komunikasi intrapersonal, yaitu sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Stimuli
yang diterimanya diperoleh melalui dua sampai tiga alat indera, yaitu
pendengaran, penglihatan dan peraba. Kemudian stimuli tersebut dimaknai dan
disimpan didalam memori dan selanjutnya diolah dalam proses berpikir hingga
akhirnya mengahasilkan keputusan berkonversi agama. Dalam proses
komunikasinya, remaja menjadi komunikator sekaligus menjadi komunikan,
hingga akhirnya terbentuk pengetahuan yang baru.
Kepercayaan, sikap dan nilai telah mendasari tingkah laku remaja dalam
melakukan konversi agama. Kepercayaan remaja terhadap Islam yang akan
membawa kebaikan pada hidupnya, telah menggesar kepercayaan sebelumnya
sehingga membentuk sebuah sikap yang baru. Nilai kebaikan yang ada pada
Islam, menjadi nilai yang terpenting bagi remaja untuk melakukan konversi

agama, sebagai penuntun hidupnya di masa depan.
Kata kunci: Komunikasi intrapersonal, konversi agama, remaja, nilai, kepercayaan

i

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Agung, Pengasih dan Penyayang yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan atas Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabatsahabatnya, yang telah membawa umat dari zaman kebodohan hingga zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Alhamdulillah, selama perjalanan penulisan skripsi ini, penulis selalu
diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Adapun sebuah kendala, itu hadirnya dari
diri penulis pribadi yang menjadi tantangan tersendiri bagi penulis. Tetapi,
kendala tersebut bisa dilewati karena penulis dikelilingi orang-orang yang selalu
mendukung, memberikan dorongan semangat serta doa hingga akhirnya skripsi ini
dapat diselesaikan. Bantuan dalam bentuk apapun merupakan hal sangat berharga
bagi penulis. Karenanya dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Bapak Dr. Arif Subhan, M.Ag., Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D., selaku
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., selaku Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

ii

2. Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bapak Drs. Masran,
M.A., dan Ibu Fita Fathurrokhmah, M.Si., selaku sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Ibu Umi Musyarofah, MA., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membantu dan senantiasa selalu memberikan motivasi selama kuliah hingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang S1.
4. Ibu Artriarini Puspita Arwan M.Psi., selaku dosen pembimbing. Terima kasih
atas waktu, tenaga, pikiran, dan ilmu yang diberikan kepada penulis.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas
ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
6. Seluruh staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan

pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi untuk penulis.
7. Seluruh staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu penulis dari segi administrasi.
8. Terima kasih kepada Ustadz Syamsul Arifin Nababan dan seluruh staff
Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia, yang telah
memberikan izin dan arahan kepada penulis saat melakukan penelitian.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ahmad Maehi dan Ibu Maemunah,
terimakasih atas cinta, kasih, dan sayang yang selalu diberikan kepada penulis.
Serta doa yang selalu dipanjatkan untuk keberhasilan penulis, sehingga penulis
bisa sampai pada tahap ini. Semoga segala ketulusanmu dibalas oleh Allah
dengan Surga-Nya yang kekal. Kakak tercinta, Muhammad Ridha Haikal dan

iii

adik tersayang, Ahmad Fauzan Hafidzul Haj. Terima kasih sudah menjadi
kakak dan adik yang baik bagi penulis.
10. Kepada sosok pria yang selalu ada dan sabar dalam menemani perjalanan
penulis. Senantiasa selalu memberikan motivasi dan dorongan demi kebaikan
penulis, terima kasih Halim Pratama, S.Sos.
11. Teman-teman KPI angkatan 2012, khususnya keluarga besar KPI C, seluruh

teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunkasi angkatan 2012,
teman-teman KKN Active 2015, keluarga besar alumni Al-Azkiya, keluarga
besar HMI KOMFAKDA, terima kasih atas semangat, doa, dukungan, dan
telah menemani perjalanan belajar penulis selama kuliah.
12. Terima kasih kepada Syifa Inayah dan Hafshah Salsabila yang telah
memberikan pelajaran yang berharga bagi penulis. Semoga selalu
diistiqamahkan berada dijalan Allah.
13. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang pernah berjumpa,
membantu, serta berkomunikasi dengan penulis. Semoga Allah SWT
senantiasa membalas kebaikan kalian semua.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga hasil
skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan kontribusi pada
penelitian selanjutnya.
Jakarta, 19 September 2016

Zaki Yatunupus

iv


DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABLE .................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 6
D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 7
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 12
F. Pedoman Penulisan ............................................................................... 12
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 18

BAB II LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Intrapersonal ..................................................................... 20

1.

Pengertian Sensasi ......................................................................... 20

2.

Pengertian Persepsi ........................................................................ 22

3.

Pengertian Memori ........................................................................ 26

4.

Pengertian Berpikir ........................................................................ 28

B. Konversi Agama ................................................................................... 30
1.

Pengertian Konversi Agama .......................................................... 30


2.

Proses Konversi Agama ................................................................. 30

3.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama .. 32

4.

Perkembangan Jiwa Keagamaan Terhadap Remaja ...................... 36

v

5.

Konflik dan Keraguan Remaja dalam Beragama .......................... 37

C. Teori Kepercayaan, Sikap dan Nilai ................................................... 40


BAB III GAMBARAN UMUM PESANTREN PEMBINAAN MUALLAF
YAYASAN AN-NABA’ CENTER INDONESIA DAN PROFIL
REMAJA KONVERSI AGAMA
A. Gambaran Umum Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia ................................................................ 44
1.

Sejarah Berdirinya Pesantren Pembinaan Muallaf
Yayasan An-Naba’ Center Indonesia .......................................... 44

2.

Visi dan Misi Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia ......................................................... 45

3.

Rencana Strategis Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia ......................................................... 47


4.

Program Kerja Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’Center Indonesia .......................................................... 48

5.

Kegiatan Santri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AnNaba’ Center Indonesia ............................................................... 49

6.

Sarana dan Prasarana Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Indonesia .................................................................... 56

7.

Pengajar Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’
Center Indonesia .......................................................................... 57

B. Profil Informan I ................................................................................. 58
C. Profil Informan II ............................................................................... 62

BAB IV HASIL ANALISIS DATA
A. Konversi Agama Syifa Inayah............................................................ 67
1.

Pengalaman Syifa Inayah Sebelum Melakukan Konversi
Agama ......................................................................................... 67

2.

Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama............ 71

3.

Hambatan dan Tantangan Sebelum dan Setelah Konversi
Agama ......................................................................................... 73

vi

B. Komunikasi Intrapersonal Syifa Inayah dalam Melakukan Konversi
Agama................................................................................................. 76
1.

Sensasi ......................................................................................... 76

2.

Persepsi ........................................................................................ 79

3.

Memori ........................................................................................ 83

4.

Berpikir ........................................................................................ 85

C. Analisis Teori Kepercayaan, Sikap dan Nilai..................................... 89
D. Konversi Agama Hafshah Salsabila ................................................... 91
1.

Pengalaman Hafshah Salsabila Sebelum Melakukan Konversi
Agama ......................................................................................... 91

2.

Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Konversi Agama ........... 95

3.

Hambatan dan Tantangan Sebelum dan Sesudah Konversi
Agama ......................................................................................... 97

E. Komunikasi Intrapersonal Hafshah Salsabila dalam Melakukan
Konversi Agama ................................................................................. 102
1.

Sensasi ......................................................................................... 102

2.

Persepsi ........................................................................................ 104

3.

Memori ........................................................................................ 107

4.

Berpikir ........................................................................................ 108

F. Analisis Teori Kepercayaan, Sikap dan Nilai..................................... 111
G. Analisis Komunikasi Intrapersonal Antar Subjek Konversi Agama .. 113

BAB V

PENUTUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 128
B. Saran-Saran......................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABLE
1.

Table 1 Kegiatan Santri Putra Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia ............................................................................... 49

2.

Table 2 Kegiatan Santri Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia ................................................................................ 53

3.

Table 3 Tenaga Pengajar Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’
Center Indonesia ................................................................................................. 57

4.

Table 4 Analisis Konversi Agama Antar Subjek ................................................ 118

5.

Table 5 Analisis Komunikasi Intrapersonal Syifa Inayah dalam Melakukan
Konversi Agama ................................................................................................. 122

6.

Table 6 Analisis Komunikasi Intrapersonal Hafshah Salsabila dalam
Melakukan Konversi Agama .............................................................................. 123

7.

Table 7 Analisis Komunikasi Intrapersonal Antar Subjek dalam Melakukan
Konversi Agama ................................................................................................. 124

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

Lampiran 3

Surat Keterangan Penelitian di Pesantren An-Naba’

Lampiran 4

Surat Keterangan Wawancara Syifa Inayah

Lampiran 5

Surat Keterangan Wawancara Hafshah Salsabila

Lampiran 6

Data Pribadi Syifa Inayah

Lampiran 7

Data Pribadi Hafshah Salsabila

Lampiran 8

Transkip Wawancara Syifa Inayah

Lampiran 9

Transkip Wawancara Hafshah Salsabila

Lampiran 10

Hasil Observasi

Lampiran 11

Foto-Foto Bukti Wawancara

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas yang selalu dilakukan oleh setiap
manusia, verbal maupun nonverbal. Dengan komunikasi, seseorang dapat
terhubung dengan semua kehidupan kemanusiaan. Dimana seseorang saling
berinteraksi dan memberikan informasi dalam masyarakat yang budaya, suku,
ras dan agamanya berbeda. Semakin banyak berkomunikasi, maka akan
banyak pula informasi yang diterima. Karena banyaknya informasi yang
diterima, terutama tentang agama, maka tak heran banyak kita jumpai pelaku
konversi agama.
Secara kodrati manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya,
karena agama berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat normanorma tertentu. Secara umum norma-norma tertentu menjadi kerangka acuan
dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan yang
dianutnya.1 Dalam Islam, manusia menurut fitrahnya adalah beragama tauhid.
Sebagaimana tertulis dalam al-Quran:
                
        

1

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), h. 273.

1

2

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia
menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (itulah) agama
yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum,
30:30).2
Ini berarti manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama. Allah
menciptakan demikian, karena agama merupakan kebutuhan hidupnya.
Memang manusia dapat menangguhkan sekian lama boleh jadi sampai
dengan menjelang kematian, tetapi pada akhirnya sebelum ruh meninggalkan
jasad, ia akan merasakan kebutuhan itu.3
Kebutuhan akan agama dapat dibuktikan dengan banyaknya pelaku
konversi agama di masyarakat. Konversi agama (religious conversion) secara
umum diartikan dengan berubah agama ataupun masuk agama.4 Konversi
agama ini dapat terjadi pada siapa saja, remaja maupun orang dewasa. Proses
konversi agama yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda, karena
banyak faktor yang mempengaruhinya mulai dari pendidikan sampai
lingkungan sekitarnya.
Berbicara mengenai konversi agama yang terjadi pada remaja, tidak
sedikit remaja yang mengalaminya. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi
oleh faktor perkembangan jasmani dan rohaninya. Sehingga pertumbuhan
pikiran dan mental membuat remaja kritis terhadap ajaran agama. 5 Menurut
Zakiah Darajat, umur remaja adalah umur peralihan dari anak menjelang
Al-Qur’an dan Terjemahan untuk Wanita, (Jakarta: Wali Oasis Terrace Recident,
2010), h. 407.
3
M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996) cet. 3, h. 376.
4
Jalaludin, Psikologi Agama, h. 297.
5
Jalaludin, Psikologi Agama, h. 74.
2

3

dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan
kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa.6
Memang proses konversi agama yang terjadi berbeda antara satu yang
lainnya, dan sebab yang mendorong terjadinya bermacam pula tingkatannya.
Ada yang terjadi sekejap mata (mendadak) ada pula yang berangsur-angsur
(bertahap). Tetapi setiap tindakan yang dilakukan individu pasti melewati
komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi yang berlangsung dalam diri
seseorang, orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai
komunikan.7
Dalam proses komunikasi intrapersonal, seseorang akan memberikan
pemahaman dan pemaknaan dari apa

yang diterimannya sebelum

menghasilkan sebuah tindakan. Begitu juga yang terjadi pada Syifa Inayah
dan Hafshah Salsabila yang telah melalui proses komunikasi intrapersonal
sebelum melakukan konversi agama. Mereka menerima berbagai informasi
mengenai

Islam

kemudian

mengolahnya

hingga

akhirnya

mereka

memutuskan untuk menjadi seorang muallaf. Seseorang yang semula kafir
dan baru memeluk Islam disebut muallaf.8 Keputusan tersebut membuat
agama mereka berbeda dari agama kedua orangtua dan sanak keluarganya.
Mengambil keputusan untuk melakukan konversi agama berbeda dari
agama kedua orangtua bukanlah sebuah tindakan yang mudah, dibutuhkan
sebuah keberanian dan tekad yang bulat, karena remaja tidak mengikuti atau
mewarisi agama kedua orangtuanya. Kebebasan beragama merupakan hak
6

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), h. 76.
Onong Uchajana Effendy, Ilmu dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003) cet, ke-2, hal. 57.
8
Ahmad Roestandi, Ensiklopedi Dasar Islam, (Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993) h.
173.
7

4

asasi manusia, Indonesia juga telah memberikan hak kebebasan beragama
kepada setiap individu, sebagaimana tertulis dalam UU pasal 28 ayat 1 dan
pasal 29 ayat 1 dan 2.9
Walaupun kebebasan beragama sudah diatur dalam Undang Undang,
namun penolakan dan berbagai tekanan tetap saja mereka rasakan baik dari
keluarganya, karib kerabat dan kawan-kawan non muslim yang menentang
keputusan mereka. Sehingga banyak dari mereka terusir dari lingkungannya
dan hidup terlantar.
Dilatarbelakangi oleh fenemona tersebut, didirikanlah Pesantren
Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia oleh ustadz
Syamsul Arifin Nababan. Pesantren ini telah berdiri pada tahun 2007
bertempat di kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat Kabupaten
Tangerang Banten, yang berfungsi untuk membina, mendidik, dan
menyantuni muallaf sampai mampu berdiri sendiri.10 Di pesantren An-Naba’
Syifa Inayah dan Hafshah Salsabila tinggal dan belajar Islam. Kebaikan yang
ada pada agama Islam membuat Syifa dan Hafshah memutuskan untuk
berpindah agama. Karena keputusannya tersebut, mereka hidup terpisah dari
orang tua, kerabat dan teman-temannya.
Melihat fenomena di atas, pemahaman dan pemaknaan yang dilakukan
remaja dalam melakukan konversi agama ke Islam menarik perhatian peneliti.
Dalam komunikasi intrapersonal ini dapat terlihat bagaimana sensasi,
9

Pasal 28 ayat 1: Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya. Pasal 29 ayat 1: Negara
berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat 2: Menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya
dan kepercayaannya itu. UUD Negara RI Tahun 1945, Badan Pekerja Pusat Majlis Tao
Indonesia, 2006, h. 25-27
10
Tim MSC, “An-Naba’ Center Pesantrennya Para Muallaf”, Muallaf News:
Inspiration for Muallaf News, Juli 2012, h. 2.

5

persepsi, memori dan cara berpikir muallaf remaja dalam melakukan konversi
agama ke Islam sehingga berbeda dengan agama kedua orangtuanya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Komunikasi Intrapersonal Pada Remaja Konversi Agama
di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah
1.

Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
peneliti membatasi penelitian agar lebih jelas, terarah dan tidak meluas.
Adapun fokus penelitiannya adalah pada komunikasi intrapersonal yang
meliputi empat tahap, yaitu sensasi, persepsi, memori dan berpikir yang
terjadi pada muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia dalam melakukan konversi agama.

2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, untuk melihat bagaimana
komunikasi intrapersonal yang terjadi pada remaja sebelum memutuskan
melakukan konversi agama, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Sensasi apa saja yang diterima muallaf remaja di Pesantren
Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia sebelum
melakukan konversi agama?

6

2. Bagaimana persepsi yang dibentuk muallaf remaja di Pesantren
Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia sebelum
melakukan konversi agama?
3. Bagaimana proses memori yang terjadi pada muallaf remaja di
Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia
sebelum melakukan konversi agama?
4. Bagaimana proses berpikir muallaf remaja di Pesantren Pembinaan
Muallaf

Yayasan An-Naba’ Center Indonesia dalam melakukan

konversi agama?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.

Tujuan penelitian
Terkait dengan permasalah yang telah dirumuskan oleh peneliti,
maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui sensasi yang diterima muallaf remaja di
Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia
sebelum melakukan konversi agama.
b. Untuk mengetahui persepsi yang dibentuk muallaf remaja di
Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia
sebelum melakukan konversi agama.
c. Untuk mengetahui proses memori yang terjadi pada muallaf remaja
di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan

Indonesia sebelum melakukan konversi agama.

An-Naba’ Center

7

d. Untuk mengetahui proses berpikir yang terjadi pada muallaf remaja
di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan

An-Naba’ Center

Indonesia sebelum melakukan konversi agama.

2.

Manfaat Penelitian
a.

Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu
komunikasi dan dapat dijadikan rujukan atau referensi dalam kajian
komunikasi intrapersonal untuk mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khusunya mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

b.

Manfaat Praktis
Adanya

penelitian

ini

diharapkan

mampu

memberikan

kontribusi yang positif dalam perkembangan studi psikologi
komunikasi. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu
menginspirasi dan menambah wawasan pembaca dan khalayak pada
umumnya dengan mengetahui bagaimana komunikasi intrapersonal
yang terjadi pada remaja dalam melakukan konversi agama.

D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma, menurut bogdan dan biklen (1982) adalah kumpulan
longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau

8

proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.11 Pada penelitian
ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme. Realitas itu ada
merupakan hasil konstruksi dari kemampuan berpikir seseorang.12 Antara
peneliti dan subjek yang diteliti perlu tercipta empati dan interaksi
dialektis agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode
kualitatif.13 Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian langsung dengan
muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’
Center Indonesia agar mampu merekonstruksi realitas yang ada.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Bogdan dan Taylor (1990)
mendefenisikan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar
dan individu secara holistik (utuh).14 Maka pada penelitian ini peneliti
akan mengamati yang berhubungan dengan komunikasi intrapersonal
muallaf remaja dalam melakukan konversi agama melalui teknik
pengumpulan data dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi
langsung pada muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia.

11

Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 30.
12
Imam Gunawaan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013), h. 48.
13
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Teori, Paradigma. dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006),
h. 242.
14
Imam Gunawaan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 82.

9

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
fenomenologi. Edmund Husserl (1859-1938) mendefiniskan bahwa
fenomenologi merupakan suatu studi tentang kesadaran dari persfektif
pokok dari seseorang.15 Fenomenologi berusaha memahami perilaku
manusia dari segi kerangka berpikir maupun bertindak orang-orang itu
sendiri.16 Fenomenologi berupaya untuk memahami makna yang
sesunggguhnya atas suatu pengalaman yang menekankan pada kesadaran
yang disengaja atas pengalaman, karena pengalaman mengandung
penampilan keluar dan kesadaran di dalam, yang berbasis pada ingatan,
gambaran dan makna.17
Metode ini meneliti secara lebih mendalam terhadap fenomena yang
terjadi. Sesuai dengan metode fenomenologi, penelitian ini bermaksud
untuk membahas komunikasi intrapersonal muallaf remaja di Pesantren
Pembinaan Muallaf

Yayasan

An-Naba’ Center

Indonesia

dalam

melakukan konversi agama, sehingga dapat mengetahui bagaimana
sensasi, persepsi, memori dan cara berpikir muallaf remaja dalam
melakukan konversi agama.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 17-20 tahun
yang telah melakukan konversi agama sehingga berbeda dari agama kedua
orang tuanya. Menurut Zakiah Darajat, bahwa masa remaja akhir, dari
15

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007) h. 15.
16
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 31.
17
Imam Gunawaan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 71-72.

10

segi jasmani dan kecerdasan telah mendekati kesempurnaan. Beberapa
tokoh juga membagai remaja ke dalam tiga tahap, yaitu masa remaja awal
(usia 10 sampai 13 tahun), masa remaja tengah (usia 14 sampai 18 tahun)
dan masa remaja akhir (usia 19 sampai 22 tahun).18 Muallaf remaja
tersebut akan menjadi sumber bagi peneliti untuk memperoleh keterangan
dan data. Sedangkan objek penelitiannya adalah bagaimana komunikasi
intrapersonal muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia dalam melakukan konversi agama .
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di asrama putri Pesantren Pembinaan
Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia, Jl. Cenderawasih IV No 1
RT 02 RW 03, Kelurahan Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kabupaten
Tangerang, Banten 15413. Dimulai dari bulan April 2016 hingga bulan
Agustus tahun 2016.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian penting yang memiliki
beberapa teknik. Teknik dibawah ini dilakukan dengan tujuan peneliti
mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini. Berikut
beberapa teknik dari pengumpulan data yang digunakan:
a.

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang
yang

digunakan

untuk

menghimpun

data

penelitian

melalui

pengamatan dan pengindraan.19 Observasi dalam penelitian ini bersifat

18

19

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, h. 136.

Burhan Burngin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Preneda Media Group,
2007), h. 115.

11

langsung, yaitu peneliti melakukan kunjungan langsung ke kantor
asrama putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center
Indonesia berbincang langsung dengan muallaf remaja, yaitu Syifa
Inayah dan Hafshah Salsabila.
b.

Wawancara mendalam (in-dept interview) adalah sebuah proses
memeroleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman

(guide)

wawancara.20

Karena

penelitian

kualitatif

memfokuskan pada kedalaman dan proses, maka dalam penelitian ini
peneliti lebih menekankan kepada kedalaman dan kekayaan informasi
dari informan. Oleh karena itu, dalam wawancara ini peneliti
mewawancarai dua muallaf remaja yang berada di Pesantren
Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia dengan
tujuan untuk menggali keterangan yang mendalam dan kekayaan
informasi seputar topik yang terkait dengan permasalahan ini sehingga
terkumpul informasi yang diperlukan oleh peneliti.
c.

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data
historis.21 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Disini peneliti akan mengumpulkan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan muallaf remaja, serta yang
melengkapi data penelitian.

20
21

Burhan Burngin, Metode Penelitian Kualitatif, h. 108.
Burhan Burngin, Metode Penelitian Kualitatif, h. 121.

12

E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
analisis Miles dan Huberman (1994), terdiri dari tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data
(data reduction), paparan data (data display), dan penarikan kesimpulan
(conclusion drawing/verification).22 Berikut penjelasannya:
1.

Reduksi data, yaitu kegiatan merangkum, memilah hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan polanya.23

2.

Paparan data, adalah pemaparan data sebagai sekumpulan informasi
tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.24

3.

Penarikan kesimpulan, yaitu kesimpulan disajikan dalam bentuk
deskriptif dengan berpedoman pada kajian penelitian.

F. Pedoman Penelitian
Pedoman dalam penulisan penelitian ini adalah buku pedoman
penelitian karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karangan Hamid
Nasuhi, dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development
and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

22

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara:
2007), h. 104-106.
23
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007), h. 92.
24
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif: buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 17.

13

G. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang mengakaji tentang komunikasi intrapersonal tentu
sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, tetapi setelah
peneliti menelusuri Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM)
dan Perpustakaan Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah, masih jarang
ditemukan penelitian yang serupa. Berdasarkan hasil tinjauan yang telah
dilakukan peneliti, peneliti meninjau dari beberapa skripsi terdahulu yang
mempunyai kesamaan dan perbedaan dengan topik penelitian. Diantaranya:
Pertama, skripsi milik Leli Nurhidayah mahasiswi UIN Sunan Kalijaga
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
dengan judul “Proses Komunikasi Intrapersonal Pada Produser Dalam
Program Sentuhan Qalbu Di TVRI Stasuin D.I Yogyakarta” tahun 2015.
Penelitian

ini

menganalisis

tentang

bagaimana

proses

komunikasi

intrapersonal produser dalam memahami programnya. Hasil penelitian ini
ditemukan bahwa produser telah melalui empat tahap komunikasi
intrapersonal, yaitu sensasi, persepsi, memori dan berpikir dalam memahami
program acara Sentuhan Qalbu di TVRI stasiun D.I Yogyakarta.25
Persamaan pada penelitian tersebut adalah bahasan mengenai
komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal menjadi fokus dan objek
kajiannya. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek dan objek
penelitian. Subjek penelitian ini yaitu produser dalam program Sentuhan
Qalbu di TVRI stasiun D.I Yogyakarta dan objeknya bagaimana komunikasi
intrapersonal pada produser dalam memahami program Sentuhan Qalbu di
Leli Nurhidayah, “Proses Komunikasi Intrapersonal pada Produser dalam
Program Sentuhan Qalbu Di TVRI Stasiun D.I Yogyakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogjakarta, 2015), h. 89.
25

14

TVRI stasiun D.I Yogyakrata. Sedangkan subjek pada penelitian yang akan
dilakukan adalah muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan
An-Naba’ Center Indonesia, dan objeknya adalah bagaimana komunikasi
intrapersonal muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AnNaba’ Center Indonesia dalam melakukan konversi agama.
Kedua, skripsi milik Anggelia Putri Hapsari, mahasiswi UIN Sunan
Kalijaga Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Jurusan Ilmu Komunikasi,
dengan judul “Komunikasi Intrapersonal Anak Muda dalam Penggunaan
Bahasa Jawa Krama pada Kelompok Sosial (Studi Fenomenologi pada
Kalangan Anak Muda Dusun Sari Rejo II RT 07 RW 02 Singosaren
Banguntapan

Bantul

D.I Yogyakarta)”

tahun

2015.

Penelitian

ini

menganalisis tentang mengapa anak muda tidak berbahasa Jawa Krama dalam
berkomunikasi pada kelompok sosial.
Ditemukan ada beberapa faktor mengapa penggunaan bahasa Jawa
Krama dalam berkomunikasi mulai ditinggalkan anak muda. Pertama,
kebiasaan atas penggunanaan bahasa Jawa Ngoko maupun bahasa Indonesia
sebagai bahasa sehari-hari. Kedua, lingkungan sosial yang memiliki pengaruh
cukup kuat, ketiga faktor keakraban yan menjadi alasan anak muda untuk
menggunakan bahasa Jawa Ngoko dalam berkomunikasi dengan orang yang
lebih tua.26

Anggelia Putri Hapsari, “Komunikasi Intrapersonal Anak Muda dalam Penggunaan
Bahasa Jawa Krama pada Kelompok Sosial (Studi Fenomenologi pada Kalangan Anak
Muda Dusun Sari Rejo II RT 07 RW 02 Singosaren Banguntapan Bantul D.I Yogyakarta),”
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogjakarta, 2015), h. 82-84.
26

15

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode
kualitatif-fenomenologi, serta membahas kajian komunikasi intrapersonal.
Namun berbeda dari obyek dan subjek penelitiannya. Dalam penelitian ini
objek penelitiannya yaitu mengetahui faktor yang mendorong para anak muda
tidak berbahasa Jawa Krama dalam berkomunikasi pada kelompok sosial
dengan rentang usia 16-25 tahun di dusun Sari Rejo II RT 07/RW 02
Singosaren Banguntapan Bantul Yogyakarta. Sedangkan dalam penelitian
yang akan dilakukan objek penelitiannya adalah bagaimana komunikasi
intrapersonal muallaf remaja dalam melakukan konversi agama dan
subjeknya dua muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan AnNaba’ Center Indonesia.
Ketiga, skripsi milik Abdul Fatah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, dengan judul “Interpersonal Needs dalam Komunikasi
Kelompok Kecil antara Pengurus dan Mualaf (Studi Kasus Yayasan Karim
Oei Jakarta) tahun 2015. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa tahap
kebutuhan interpersonal sangat penting untuk digunakan pengurus terhadap
para muallaf dan sangat berpengaruh pada perubahan pandangan dan adanya
penambahan pengetahuan tentang keislaman. Interaksi yang langsung antara
pengurus dengan muallaf dalam komunikasi kelompok kecil sangat perlu,
dengan komunikasi maka pesan yang disampaikan pengurus kepada muallaf
dapat terealisasikan dengan baik.27

Abdul Fatah, “Interpersonal Needs dalam Komunikasi Kelompok Kecil antara
Pengurus dan Muallaf (Studi Kasus Yayasan Haji Karim Oie Jakarta),” (Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta), h. 72
27

16

Penelitian Abdul Fatah dengan penelitian ini memilki perbedaan dari
kajian

penelitiannya.

Dalam

penelitian

Fatah

membahas

tentang

interpersonal needs dalam komunikasi kelompok kecil dan objeknya adalah
proses interpersonal needs dalam komunikasi kelompok kecil antara penguurs
dan muallaf. Sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan membahas
tentang komunikasi intrapersonal, serta objeknya adalah bagaimana
komunikasi intrapersonal muallaf remaja dalam melakukan konversi agama
dan yang menjadi subjeknya adalah dua muallaf remaja di Pesantren
Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia.
Keempat, skripsi milik Nadya Intan Permatasari, mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, dengan judul “Persepsi Mahasiswa Komunikasi
dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Citra
Kepemimpinan Joko Widodo Pada Kasusu KPK dan Polri” tahun 2005.28
Dalam penelitian ini, Intan meneliti mengenai persepsi positif dan persepsi
negatif terhadap citra Joko Widodo pada kasus KPK dan Polri ini dapat
mempertahankan citra baik Joko Widodo yang sudah terbangun terhadap
khalayak.
Hasil penelitianya ditemukan ada tiga indikator persepsi mahasiswa
terhadap citra Joko Widodo. Indikator pertama adalah persepsi mahasiswa
terhadap citra joko widodo sebagai pemimpin. Pada indikator ini, mahasiswa
dianggap sudah dapat mengenal sosok Joko Widodo seperti apa. Lalu,
Nadya Intan Permatasari, “Persepsi Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Citra Kepemimpinan Joko Widodo Pada Kasus
KPK dan Polri,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Jakarta), h. 72
28

17

indikator yang kedua adalah persepsi mahasiswa terhadap citra Joko Widodo
dalam menentukan kebijakan. Pada indikator ini, mahasiswa melihat bahwa
Joko Widodo merupakan pemimpin yang melihat kepentingan dan kebutuhan
rakyatnya dalam menentukan kebijakan. Indikator yang ketiga adalah
persepsi mahasiswa terhadap citra Joko Widodo pada kasus KPK dan Polri.
Pada indikator ini, mahasiswa memberikan persepsi positif terhadap sosok
Joko Widodo.
Metode
menggunakan

yang

digunakan

metode

Intan

penelitian

dalam

kuantitatif.

penelitiannya

adalah

Sedangkan

peneliti

menggunakan kualitatif. Selain itu, terdapat juga perbedaan pada kajiannya,
pada penelitian Intan mengenai persespi mahasiswa Komunikasi Penyiaran
Islam, sedangkan penelitain yang akan dilakukan adalah mengenai sensasi,
persepsi, memori dan berpikir remaja konversi agama.
Kelima, skripsi milik Try Presetyo Aprianto, mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, dengan judul “Strategi Komunikasi Penyuluhan
Pada Pembinaan Mu’alaf di Yayasan An-Naba’ Center Sawah Baru Ciputat”
tahun 2016. Penelitian ini menganalisis mengenai strategi Komunikasi
penyuluhan dan proses Komunikasi yang di lakukan oleh pembina dalam
rangka melakukan pembinaan terhadap para muallaf, baik ketika masa
perekrutan muallaf ataupun ketika para muallaf sudah berada dalam
yayasan.29

Try Presetyo Aprianto, “Strategi Komunikasi Penyuluhan Pada Pembinaan Mu’alaf
di Yayasan An-Naba’ Center Sawah Baru Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta).
29

18

Perbedaan penelitian Try Prasetyo dengan penelitian yang dilakukan
peneliti adalah pada objek dan subjek kajiannya. Objek pada penelitian Try
Presetyo adalah mengenai strategi komunikasi dan subjeknya yaitu pembina
yang melakukan pembinaan muallaf dan para muallaf yang mendapatkan
pembinaan. Sedangkan objek penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu
mengenai komunikasi intrapersonal dan subjek penelitiannya adalah muallaf
remaja yang melakukan konversi agama di Pesantren Pembinaan Muallaf
Yayasan An-Naba’ Center Indonesia. Persamaan penelitian adalah samasama menggunakan pendekatan kualitatif dan sama-sama meneliti di
Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia.

H. Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian ditujukan untuk memudahkan pemahaman
tentang penelitian, maka peneliti membagi skripsi ini menjadi lima bab dan
pada tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya sebagai
berikut:
BAB I

: Pendahuluan
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan secara sistematis
mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
teknik analisis data, pedoman penelitian, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan.

BAB II

: Kerangka Teoritis

19

Dalam bab ini penulis akan memaparkan teori-teori yang
menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian
ini,

diantaranya

pengertian

komunikasi,

komunikasi

intrapersonal; sensasi, persepsi, memori dan berpikir, konversi
agama; pengertian konversi agama, proses konversi agama,
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konversi agama,
perkembangan jiwa keagamaan pada remaja, konflik dan
keraguan pada remaja. Dan penulis juga akan memaparkan
teori kepercayaan, sikap dan nilai milik Milton Rokeach.
BAB III

: Gambaran Umum
Dalam bab ini penulis akan menggambarkan profil Pesantren
Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center Indonesia dan
profil remaja konversi agama.

BAB IV

: Hasil Analisis Data
Bab ini akan membahas temuan-temuan data dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai konversi
agama dan komunikasi intrapersonal muallaf remaja di
Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba’ Center
Indonesia dalam melakukan konversi agama.

BAB V

: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, serta saran-saran yang berkaitan dengan komunikasi
intrapersonal muallaf remaja di Pesantren Pembinaan Muallaf
Yayasan An-Naba’ Center Indonesia.

BAB II
KERANGKA TEORI
A. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam
diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai
komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri, dia berdialog dengan
dirinya sendiri. Dia bertanya kepada dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya
sendiri.1 Komunikasi intrapersonal dapat disebut juga proses pengolahan
informasi yang meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir.2 Berikut
penjelasannya:
1.

Sensasi
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi.
Sensasi berasal dari kata, sense, yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya.3 Sensasi adalah
proses menangkap stimuli melalui alat indera. Penerimaan sensasi terjadi
saat alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf yang
dimengerti oleh otak.4
Menurut Benyamin B. Wolman, sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal,
1

Onong Uchjana Effendy, Ilmu dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003) cet, ke-2, h. 57.
2
Syaiful Rahim, Teori Komunikasi; Persfektif, Ragam dan Aplikasi, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2009), h. 59.
3
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 49.
4
Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi,
(Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 41.

20

21

simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera.5 Sedangkan definisi sensasi lainnya menurut Myear
(2004) adalah pengalaman indrawi yang bersifat segera yang diterima
indra berdasarkan stimulus yang diterima.6
Sensasi melibatkan lima alat indra, kita dapat mengelompokkannya
pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi.
Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari
dalam diri individu sendiri (internal). Informasi dari luar diindera oleh
eksteroceptor (telinga, mata, hidung, lidah, dan kulit). Informasi dari
dalam diindera oleh interoceptor (sistem peredaran darah). Selain itu
gerakan tubuh kita sendiri diindera proprioceptor (misalnya, organ
vestibular).7
Sensasi antara seseorang dan orang lainnya akan berbeda-beda.
Misalnya suara kran bocor dimalam hari dapat membangunkan Ny.
Indra, tetapi Tn. Indra yang tidur bersebelahan dengan Ny. Indra tetap
tidur nyenyak dan sama sekali tidak menangkap suara itu. Pak Budi
sampai harus mengeluarkan air mata dan mendesah kepedasan ketika
memakan gado-gado buatan istrinya. Sebalinya, Bu Budi terang-terangan
saja memakannya.8
Dari contoh diatas, walaupun stimula sama, tetapi masing-masing
individu mengalami sensasi yang berbeda-beda. Perbedaan sensasi dapat
5
6

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 49.
Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi,

h. 41.
7

Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi,

h. 42.
8

Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2005), h. 4.2.

22

disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: kapasitas alat indera, perbedaan
pengalaman, dan lingkungan budaya. Semuanya itu adalah faktor-faktor
personal. Selain itu, proses sensasi juga dapat dipengaruh oleh faktor
luar. Stimuli yang menghampiri alat indera harus cukup kuat untuk bisa
ditangkap manusia. Keras dan lembutnya suara, tajam dan halusnya
bebauan, terang dan buramnya cahaya, dan sebagainya dapat
mempengaruhi proses sensasi.9
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sensasi,
fungsi alat indera sangatlah penting dalam menerima informasi dari
lingkungan. Malalui alat indera, manusia dapat memahami bagaimana
dengan keadaan fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat
inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan dari pengetahuan itu
manusia mampu untuk berinterakasi dengan dunianya.

2.

Persepsi
Menurut Jalaludin Rakhmat, persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.10 Definisi lain menurut
Robins (2003) yang mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan
lingkungan, yaitu proses dimana individu-individu mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan indra mereka agar memberi makna kepada
lingkungan mereka.11 Dengan demikian persepsi mengacu pada proses

9

Siti Mutmainah dan Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, h. 4.3.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 51.
11
Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan
Persuasi, h. 44.
10

23

interpretasi terhadap apa yang telah didapatkan pada tahapan sensasi.12
Seperti juga sensasi, persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor
situasional. Salah satu faktor penting dalam mempengaruhi persepsi
adalah perhatian.13
a.

Perhatian
Menurut Kenneth E. Andersen (1972), perhatian adalah proses
mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.14 Perhatian
terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera
kita, dan m

Dokumen yang terkait

Peran pembimbing agama dalam pembinaan akhlak santri remaja di Pondok Pesantren Yatim Nurul Amanah Jagakarsa

1 19 95

Metode dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam membina aqidah santri muallaf di pondok pesantren pembinaan muallaf annaba center Tangerang Selatan Banten

1 31 0

Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya (Studi Etnografi Komunikasi tentang Aktivitas Komunikasi Penyandang Tunanetra di Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia Majalaya)

1 43 93

Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Penguatan Keimanan Muallaf Di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

5 47 159

KONVERSI AGAMA DARI KRISTEN KE ISLAM(Studi Kasus Pengakuan Muallaf-Muallaf di Surakarta) KONVERSI AGAMA DARI KRISTEN KE ISLAM (Studi Kasus Pengakuan Muallaf-Muallaf di Surakarta).

0 2 11

PENDAHULUAN KONVERSI AGAMA DARI KRISTEN KE ISLAM (Studi Kasus Pengakuan Muallaf-Muallaf di Surakarta).

0 1 15

KOMUNIKASI PERSUASIF PENGURUS MASJID DALAM PEMBINAAN MUALLAF ETNIS CINA MELALUI KEGIATAN DAKWAH.

0 0 1

TAFSIR FI ZHILALIL-QUR’AN Bahasa Indonesia an naba indon

0 1 13

KONVERSI AGAMA PARA MUALLAF DI MASJID RAHMAT KEMBANG KUNING SURABAYA : STUDI KRITIS PEMIKIRAN SIGMUND FREUD.

1 3 89

BAB IV MANAJEMEN DAKWAH DAN PEMBINAAN MUALLAF A. Implementasi Fungsi Perencanan, Pengorganisasian, Penggerakan dan Pengawasan Pembinaan Muallaf - MANJEMEN DAKWAH DALAM PEMBINAAN MUALLAF (Studi Kasus Pada Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Provinsi Lampung)

0 0 12