Analisis kebutuhan luas lahan pertanian pangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan penduduk Kabupaten Lampung Barat

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN
PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN
PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT

SUMARLIN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Kebutuhan Luas Lahan
Pertanian Pangan dalam Pemenuhan Kebutuhan Pangan Penduduk Kabupaten
Lampung Barat adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.


Bogor, Februari 2009
Sumarlin
NRP. I.153070015

ABSTRACT
SUMARLIN. Food Agricultural Land Size Requirement Analysis in Fulfilling
Food Requirement of Population in Lampung Barat District. Under supervision
from YAYUK FARIDA BALIWATI and ERNAN RUSTIADI.
Food is the basic need of every people that has to be filled in order to create
food security. The different population growth can differ the food requirement
that has to be fulfilled by self production. Thus, this also differ food agricultural
land size requirement. The general objective of this research was to analyze food
agricultural land size requirement in fulfilling food requirement of population in
Lampung Barat District. This research was conducted by using retrospective
design and secondary data which then analyzed descriptively. The research used
some data, they were: 1) demography data year 2001-2007 from Central Bureau
of Statistics, 2) food balance sheet data year 2007 from Food Security Board of
Lampung Barat District, 3) food consumption data year 2007 from Agriculture
and Food Security Office of Lampung Province, 4) production data, productivity
data, and plant index year 2002-2007 from Crops and Horticulture Office of

Lampung Barat District, and 5) land potential of food agricultural development
year 2004 from National Mapping and Survey Coordination Board. The result of
the research indicates that rice requirement in Lampung Barat District until year
2012 can be fulfilled by production with land size utilized for rice planting in
2007. In other hand, to reach ideal cassava production, it needs 489 hectare land
size increasing with land productivity 20,22 ton/ha, per capita consumption 41,33
kg/year and population growth 1,683% per year.
Keywords: food requirement; agricultural land size requirement; staple food.

RINGKASAN
SUMARLIN. Analisis Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Pangan Penduduk Kabupaten Lampung Barat. Dibimbing
oleh YAYUK FARIDA BALIWATI dan ERNAN RUSTIADI.
Pangan merupakan kebutuhan dasar setiap penduduk yang harus dipenuhi
dalam mewujudkan ketahanan pangan yang mantap. Tinggi rendahnya laju
pertumbuhan penduduk suatu wilayah akan mengakibatkan perbedaan terhadap
tingkat kebutuhan pangan yang antara lain dapat dipenuhi melalui produksi
sendiri. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan terhadap kebutuhan luas lahan
pertanian pangan yang harus tersedia guna memproduksi pangan yang dibutuhkan
penduduk. Tujuan penelitian ini yaitu: 1) menganalisis kebutuhan produksi

pangan penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2008 – 2012, 2) menganalisis
kebutuhan luas lahan pertanian pangan dalam pemenuhan pangan penduduk
Kabupaten Lampung Barat tahun 2008 – 2012, dan 3) menganalisis pemenuhan
kebutuhan luas lahan pertanian pangan dari potensi lahan pertanian yang ada di
Kabupaten Lampung Barat.
Desain penelitian adalah retrospektif dengan menggunakan data sekunder.
Data diolah dengan menggunakan rumus matematis sederhana mengacu pada
metode penyusunan neraca bahan makanan (NBM) dan rumus produktivitas
lahan, kemudian dianalisis secara deskriptif. Data yang digunakan yaitu: 1) data
kependudukan 2001-2007 bersumber dari BPS, 2) data neraca bahan makanan
tahun 2007 bersumber dari Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Barat,
3) data konsumsi pangan tahun 2007 bersumber dari Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Lampung tahun 2007, 4) data produksi, produktivitas,
dan indeks pertanaman tahun 2002-2007 bersumber dari Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat, dan 5) data potensi lahan
pengembangan pertanian pangan tahun 2004 bersumber dari Bakosurtanal.
Kebutuhan produksi pangan didasarkan pada kebutuhan konsumsi dan
ketersediaan pangan ideal, diutamakan pada pangan pokok yaitu beras dan ubi
kayu. Kebutuhan ketersediaan beras ideal Kabupaten Lampung Barat tahun 2007
sebesar 47.456,08 ton di bawah kebutuhan ketersediaan beras aktual yang

mencapai 55.792,96 ton. Kebutuhan ketersediaan ubi kayu ideal Kabupaten
Lampung Barat tahun 2007 sebesar 18.674,21 ton lebih tinggi dari kebutuhan
ketersediaan ubi kayu aktual yang hanya 8.584,11 ton. Hal ini menunjukkan
tingginya ketergantungan penduduk Kabupaten Lampung Barat terhadap beras.
Kondisi ini dapat menghambat penganekaragaman konsumsi pangan.
Kebutuhan produksi pangan pokok padi ideal penduduk Kabupaten
Lampung Barat pada tahun 2012 dengan jumlah penduduk 446.468 jiwa mencapai
103.711 ton gabah kering panen (GKP) dan kebutuhan produksi ubi kayu ideal
Kabupaten Lampung Barat tahun 2012 mencapai 21.136 ton. Kebutuhan produksi
pangan ini membutuhkan luas lahan padi sawah guna memenuhi kebutuhan
produksi ideal yaitu 13.320 hektar dan kebutuhan luas lahan ubi kayu mencapai
1.054 hektar.
Pemenuhan kebutuhan ideal luas lahan padi sawah tahun 2012 yaitu 13.320
hektar masih dapat dipenuhi dari luas lahan padi sawah yang telah dimanfaatkan.

Potensi lahan padi sawah yang sesuai yaitu 21.791,2 hektar merupakan peluang
bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk terus mengupayakan
peningkatan produksi padi sawah dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan
secara mandiri dan mendukung penyediaan lahan pertanian pangan berkelanjutan
di Kabupaten Lampung Barat. Potensi ini harus dilindungi agar tidak terkonversi

menjadi non sawah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Lampung Barat.
Pemenuhan kebutuhan ideal luas lahan ubi kayu tahun 2012 yaitu 1.054
hektar di atas luas lahan yang telah dimanfaatkan pada tahun 2007 (565 hektar)
dan masih dapat dipenuhi dari potensi luas lahan yang sesuai bagi pengembangan
ubi kayu di Kabupaten Lampung Barat (3.843,3 hektar). Luasnya potensi yang
dimiliki ini memberikan peluang bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Barat
untuk dapat meningkatkan produksi ubi kayu melalui perluasan areal tanam dalam
rangka mewujudkan kemandirian pangan. Tingginya kebutuhan lahan ubi kayu
dapar diperkecil dengan upaya penganekaragaman produksi dan konsumsi jenis
pangan dalam kelompok pangan umbi-umbian.
Kata Kunci: kebutuhan pangan; kebutuhan luas lahan pertanian; pangan pokok.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN
PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN
PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT

SUMARLIN

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Manajemen Ketahanan Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Dodik Briawan, M.C.N.


Judul Tesis : Analisis Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan dalam
Pemenuhan Kebutuhan Pangan Penduduk Kabupaten Lampung
Barat
Nama
: Sumarlin
NRP
: I153070015

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr.
Anggota

Dr. Ir. Yayuk Farida Baliwati, M.S.
Ketua

Diketahui,


Ketua Program Studi
Manajemen Ketahanan Pangan

Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Dr. Ir. Budi Setiawan, M.S.

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 13 Februari 2009

Tanggal Lulus : 3 Maret 2009

PRAKATA
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah ini
berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Analisis Kebutuhan Luas Lahan
Pertanian

Pangan


Pokok dalam Pemenuhan Kebutuhan Penduduk

Kabupaten Lampung Barat” yang dilaksanakan sejak Bulan November –
Desember 2008 di Kabupaten Lampung Barat.
Terpenuhinya kebutuhan pangan merupakan hak asasi seluruh manusia yang
harus dipenuhi melalui produksi dalam negeri maupun impor pangan. Peningkatan
produksi pangan harus dapat mengejar laju pertumbuhan kebutuhan pangan dan
gizi penduduk, serta laju degradasi dan konversi lahan yang kian marak terjadi.
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam peningkatan produksi pangan
seperti kebutuhan pangan, ketersediaan lahan, produktivitas lahan dan intensitas
tanam serta kemungkinan terjadinya gagal panen.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Yayuk F. Baliwati, MS dan
Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr selaku dosen pembimbing. Disamping itu, ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai dinas terkait di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat atas segala bentuk bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk
penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sanjungkan kepada bapak, ibu,
isteri serta anakku (Azzahrah dan Ghifary) tercinta, atas segala do’a dan dukungan
kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2009
Sumarlin

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Nakau Lampung Utara pada tanggal 11 Maret 1974
dari Bapak Syarkani Senuddin dan Ibu Yaurida Abdul Halim. Penulis merupakan
putra ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 1986, penulis lulus dari SD IV
Rantau Jaya, Bandar Jaya, Lampung Tengah dan lulus SMP Negeri 1 Poncowati,
Lampung Tengah tahun 1989. Penulis lulus SMA Negeri Poncowati, Lampung
Tengah tahun 1992 dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas
Bengkulu (UNIB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN)
di Program Studi Agronomi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Klimatologi
Dasar, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Kesuburan Tanah dan Rancangan Percobaan pada
tahun ajaran 1993/1994 sampai dengan 1996/1997. Pada tahun 2007 penulis
melanjutkan studi Program Magister Profesional di Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Manajemen Ketahanan Pangan
melalui izin belajar atas biaya Pemerintah Kabupaten Lampung Barat.

Sejak tahun 2000, penulis mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
pada Pemerintah Kabupaten Lampung Barat sebagai staf Kecamatan Balik Bukit.
Tahun 2004-2005 penulis menjabat sebagai Kepala Seksi Pemerintahan
Kecamatan Lemong, tahun 2005-2008 sebagai Kepala Seksi Perencanaan Dinas
Perkebunan, tahun 2008 sebagai Kepala Subbagian Perencanaan, Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Agustus
2008 hingga saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Pertanian, Kelautan
dan Perikanan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten
Lampung Barat.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................
Perumusan Masalah ..............................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................................
Kegunaan Penelitian ...............................................................................

1
4
4
5

TINJAUAN PUSTAKA
Ketahanan Pangan ..................................................................................
Kemandirian Pangan ...............................................................................
Kebutuhan Pangan .................................................................................
Lahan Pertanian Pangan ........................................................................
Kebutuhan Lahan Pertanian Pangan ......................................................

6
16
18
20
25

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran ..............................................................................

28

METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu.....................................................................
Jenis dan Cara Pengumpulan Data .........................................................
Pengolahan dan Analisa Data .................................................................
Keterbatasan dan Asumsi dalam Penelitian ............................................
Definisi Operasional ...............................................................................

30
30
31
39
41

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian ..........................................................
Kebutuhan Produksi Pangan Pokok .......................................................
Kebutuhan Luas Lahan Pertanian Pangan .............................................
Rasio Pemenuhan Kebutuhan Luas Lahan ............................................

43
50
61
64

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ................................................................................................
Saran .....................................................................................................

72
72

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

74

LAMPIRAN .....................................................................................................

80

x

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian .........................

30

2

Faktor Pengali Sprague (FPS) untuk memecah kelompok umur
demografi menjadi umur tunggal ...............................................................

32

3

Pengelompokkan umur kecukupan gizi ....................................................

33

4

Luas wilayah, jumlah rumah tangga, penduduk dan kerapatan per
kilometer ...................................................................................................

44

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2001 – 2007
menurut jenis kelamin ................................................................................

45

Rata-rata pertumbuhan produksi, produktivitas lahan, dan luas panen
komoditas pangan padi sawah, padi ladang dan jagung di Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2002 - 2007 ...........................................................

48

Rata-rata pertumbuhan produksi, produktivitas lahan, dan luas panen
komoditas pangan ubi kayu, ubi jalar dan kentang di Kabupaten
Lampung Barat tahun 2002 - 2007 ............................................................

49

Pemanfaatan dan potensi lahan untuk pengembangan pertanian di
Kabupaten Lampung Barat ........................................................................

50

Komposisi penduduk Kabupaten Lampung Barat menurut jenis kelamin
dan kelompok umur tahun 2007 ................................................................

51

10 Angka kecukupan dan ketersediaan energi menurut kelompok pangan
berdasarkan angka kecukupan energi (AKE) regional Kabupaten
Lampung Barat tahun 2007 .......................................................................

52

11 Selisih antara ketersediaan energi (aktual) terhadap ketersediaan energi
regional (ideal) menurut kelompok pangan Kabupaten Lampung Barat
tahun 2007 .................................................................................................

52

12 Selisih antara konsumsi energi (aktual) terhadap kecukupan energi
regional (ideal) menurut kelompok pangan Kabupaten Lampung Barat
tahun 2007 .................................................................................................

53

13 Kontribusi konsumsi energi masing-masing komoditas pangan pada
kelompok pangan padi-padian dan umbi-umbian penduduk Kabupaten
Lampung Barat tahun 2007 ........................................................................

55

14 Perhitungan kebutuhan konsumsi pangan pokok : beras dan ubi kayu
ideal maupun aktual tahun 2007 dalam gram/kapita/hari ......................... .

56

15 Perhitungan kebutuhan ketersediaan pangan pokok beras dan ubi kayu
untuk konsumsi tahun 2007 .......................................................................

57

5
6

7

8
9

xi

16 Kebutuhan produksi padi gabah kering panen Kabupaten Lampung
Barat tahun 2007 ........................................................................................

60

17 Penyediaan kebutuhan luas lahan padi sawah Kabupaten Lampung Barat
tahun 2012 ..................................................................................................

68

18 Penyediaan kebutuhan luas lahan ubi kayu Kabupaten Lampung Barat
tahun 2012 ..................................................................................................

70

xii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan .........................................

10

2 Skema kerangka pemikiran penelitian analisis kebutuhan luas lahan
pertanian pangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan penduduk
Kabupaten Lampung Barat ..........................................................................

29

3 Grafik pertumbuhan penduduk tahun 2001 – 2007 Kabupaten Lampung
Barat ............................................................................................................

45

4 Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 – 2012
(laju pertumbuhan 1,683%) .........................................................................

46

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 berdasarkan
usia kebutuhan gizi ......................................................................................

80

2 Penyediaan kebutuhan luas lahan pertanian pangan padi sawah
Kabupaten Lampung Barat tahun 2008 – 2012 (skenario I) .......................

81

3 Penyediaan kebutuhan luas lahan pertanian pangan padi sawah
Kabupaten Lampung Barat tahun 2008 – 2012 (skenario II) .....................

82

4 Penyediaan kebutuhan luas lahan pertanian pangan padi sawah
Kabupaten Lampung Barat tahun 2008 – 2012 (skenario III)....................

83

5 Penyediaan kebutuhan luas lahan pertanian pangan padi sawah
Kabupaten Lampung Barat tahun 2008 – 2012 (skenario IV) ...................

84

6 Penyediaan kebutuhan luas lahan pertanian pangan ubi kayu Kabupaten
Lampung Barat tahun 2008 – 2012 (skenario I dan II) ...............................

85

7 Penyediaan kebutuhan luas lahan pertanian pangan ubi kayu Kabupaten
Lampung Barat tahun 2008 – 2012 (skenario III dan IV) ...........................

86

xiv

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Wilayah Administrasi
Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa merupakan salah satu
dari sebelas kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung
Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1991 tanggal 16
Agustus 1991. Secara geografis Kabupaten Lampung Barat terletak di wilayah
bagian Barat Provinsi Lampung, terletak pada koordinat antara 40 47’ 16” – 50 56’
42” Lintang Selatan dan 1030 35’ 8” – 1040 33’ 51” Bujur Timur.

Secara

administratif Kabupaten Lampung Barat memiliki batas wilayah antara lain
adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan-Provinsi
Bengkulu dan Kabupaten Ogan Komering Ulu-Provinsi Sumatera Selatan.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten
Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Selat Sunda.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
Luas wilayah Kabupaten Lampung Barat sebesar 4.950,40 km2 atau
13,99% dari luas wilayah Provinsi Lampung dengan mata pencaharian pokok
sebagian besar penduduknya sebagai petani. Wilayah Kabupaten Lampung Barat
secara administratif meliputi 17 (tujuh belas) kecamatan dan terdiri dari 195
pekon (desa) serta 6 kelurahan. Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung
Barat yaitu: Kecamatan Balik Bukit, Batu Brak, Belalau, Bengkunat, Karya
Penggawa, Lemong, Pesisir Selatan, Pesisir Tengah, Pesisir Utara, Sekincau,
Sukau, Sumber Jaya, Suoh, Way Tenong, Gedung Surian, Ngambur dan
Bengkunat Belimbing (BPS, 2008).
Kepadatan penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 belum merata
pada setiap kecamatan yang ada. Hal ini terlihat dengan selisih tingkat kepadatan
penduduk antar kecamatan terpadat mencapai 284,73 jiwa per km2 (Kecamatan
Pesisir Tengah) dan ada kecamatan yang hanya 12,69 jiwa per km2 (Kecamatan
Bengkunat) (Tabel 4).

44
Tabel 4 Luas wilayah, jumlah rumah tangga, penduduk dan kerapatan per
kilometer tahun 2007
Luas
Jumlah
Wilayah
Rumah
(Km2)
Tangga
1.
Pesisir Selatan
699.52
4.520
2.
Bengkunat
634,44
4.139
3.
Pesisir Tengah
110.01
7.114
4.
Karya Penggawa
62.46
2.496
5.
Pesisir Utara
307.18
2.021
6.
Lemong
327.25
4.056
7.
Balik Bukit
195.50
8.441
8.
Sukau
218.48
6.587
9.
Belalau
395.06
10.382
10. Sekincau
270.90
10.623
11. Suoh
231.62
12.483
12. Batu Brak
189.67
2.944
13. Sumber Jaya
95,12
10.049
14. Way Tenong
185.48
10.492
15. Gedung Surian
61,34
3.696
16. Ngambur
131,99
5.348
17. Bengkunat Belimbing
634,44
4.139
Jumlah
4.950.40
107.192
Sumber : BPS, Lampung Barat Dalam Angka 2008.
No

Kecamatan

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
20.231
8.049
31.323
13.181
9.024
14.580
31.497
25.770
36.160
35.064
44.113
12.259
37.422
39.194
13.560
17.621
21.675
410.723

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
28,92
12,69
284,73
211,03
29,38
44,55
161,11
117,95
91,53
129,44
190,45
64,63
126,80
211,31
221,06
133,50
34,17

Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2001 –
2007 sangat berfluktuasi. Hal ini terlihat dengan adanya laju pertumbuhan tahun
2005 ke 2006 mencapai 4,4% sementara pada tahun 2006 ke 2007 terjadi
penurunan jumlah penduduk sebesar 0,03% (Tabel 5). Tingginya peningkatan
jumlah penduduk tahun 2006 lebih disebabkan karena tingginya pendatang akibat
membaiknya produksi dan harga komoditas perkebunan (kopi). Luas lahan
perkebunan kopi robusta Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 mencapai 60.435
hektar atau 53% dari luas lahan budidaya yang ada (114.947,63 hektar).
Membaiknya pendapatan penduduk bermata pencaharian di subsektor perkebunan
juga terlihat dengan sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan daerah
regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2007 yang mencapai
62,56% dan didominasi oleh subsektor perkebunan sebesar 42,41%, diikuti oleh
subsektor tanaman bahan makanan pada posisi kedua dengan menyumbang
39,08%, selanjutnya adalah subsektor perikanan 8,37% pada posisi ketiga,
subsektor kehutanan pada posisi keempat sebesar 6,00% dan terkecil berasal dari
subsektor peternakan sebesar 4,14% (BPS, 2008).

45
Tabel 5 Pertumbuhan penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2001 – 2007
menurut jenis kelamin
No

Tahun

Jumlah Penduduk

Laki-laki
Perempuan
2
3
4
1
2001 *)
194.765
177.022
2
2002**)
196.837
178.905
3
2003**)
204.675
179.061
4
2004**)
204.643
183.470
5
2005**)
207.261
186.259
6
2006**)
219.856
190.992
7
2007**)
220.213
190.510
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata
Sumber : *) BPS, Lampung Barat Dalam Angka Tahun 2006
**) BPS, Lampung Barat Dalam Angka Tahun 2007
1

Total
5
371.787
375.742
383.736
388.113
393.520
410.848
410.723

Laju
Pertumbuhan (%)
6
1,06
2,13
1,14
1,39
4,40
-0,03
1,683

Laju pertumbuhan rata-rata penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun
2001 – 2007 sebesar 1,683% (Gambar 3). Angka pertumbuhan ini di atas angka
pertumbuhan penduduk nasional yang hanya 1,49% (BPS, 2008).

Gambar 3 Grafik pertumbuhan penduduk tahun 2001 – 2007 Kabupaten
Lampung Barat.
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat berdasarkan laju
pertumbuhan 1,683% maka pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten
Lampung Barat menjadi 446.468 jiwa (Gambar 4).

46

Gambar 4 Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2007
sampai dengan tahun 2012 (laju pertumbuhan 1,683%).
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Kabupaten Lampung Barat menurut Bakosurtanal (2004)
terdiri dari kondisi iklim, geomorfologi, geologi, tanah, topografi dan pertanian
sebagai berikut:
Iklim
Menurut Oldeman akibat pengaruh dari rantai pegunungan Bukit Barisan,
maka Kabupaten Lampung Barat memiliki 2 (dua) zone iklim yaitu:
a. Zone A (jumlah bulan basah + 9 bulan) terdapat di bagian Barat Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan termasuk Krui dan Bintuhan.
b. Zone B (jumlah bulan basah 7 – 9 bulan) terdapat di bagian timur Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan.
Berdasarkan curah hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika, curah
hujan Kabupaten Lampung Barat berkisar antara 2.500 – 3.000 milimeter per
tahun atau 140 – 221 milimeter per bulan. Secara umum Kabupaten Lampung
Barat beriklim tropis humid dengan angin laut lembab yang bertiup dari Samudera
Indonesia dengan 2 (dua) angin/musim setiap tahunnya. Pada bulan November –
Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut, bulan Juli – Agustus angin
bertiup dari arah Timur dan Tenggara dengan kecepatan angin rata-rata 70
km/hari. Temperatur udara maksimum 33C dan temperatur minimum 22C.
Rata-rata kelembaban udara sekitar 80-88C, akan lebih tinggi pada daerah yang
lebih rendah.

47
Geomorfologi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat merupakan daerah
perbukitan dan pegunungan dengan kelerengan curam hingga terjal. Fisiografi
wilayah Kabupaten Lampung Barat terdiri dari dataran rendah, perbukitan dan
pegunungan. Wilayah sepanjang pantai pesisir Barat umumnya mempunyai
topografi datar hingga berombak, dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%.
Geologi
Berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1 : 250.000 yang disusun
oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi Mangga (1989) diacu dalam Bakosurtanal (2004),
Lampung Barat terdiri dari batuan Vulkan Tua (Old Quarternary Young), Formasi
Simpang Aur, Formasi Ranau, Formasi Bal, dan Batuan Intrusive. Litologi yang
dominan adalah jenis vulkanik, seperti

Andesit – Basaltik. Jenis batuan ini

menyebar hampir di semua kecamatan, kecuali di Kecamatan Karya Penggawa
yang mempunyai jenis batuan gamping. Batuan sedimen (alluvium) menyebar di
sepanjang pantai Barat, yaitu di kaki lereng bukit barisan.
Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Lampung Barat cukup bervariasi, seperti Podsolik
(Tropudults,

Dystropepts,

Humitropepts),

Latosol

(Eutropepts),

andosol

(Dystrandepts), Aluvial (Trapaquepts, Tropofluvents), Gleisol (Hydraquents,
Sulfaquents), dan Regosol (Tropopsamments). Jenis tanah Podsolik dan Latosol
yang dijumpai mempunyai kedalaman efektif >100 cm, dan sesuai untuk budidaya
tanaman kelapa sawit, lada, kopi robusta, dan damar. Jenis tanah Andosol sesuai
untuk budidaya tanaman kopi robusta dan hortikultura (wortel, kol, tomat, cabe,
dll). Jenis tanah aluvial yang menyebar di kaki lereng bukit umumnya bertekstur
halus, mempunyai kedalaman efektif >100 cm, berdrainase terhambat, dan sesuai
untuk budidaya tanaman padi sawah. Jenis tanah regosol bertekstur kasar dan
sesuai untuk budidaya tanaman kelapa.
Topografi
Kabupaten Lampung Barat dibagi menjadi 3 (tiga) unit topografi, yaitu:
a. Daerah dataran rendah (ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan
laut).

48
b. Daerah berbukit (ketinggian 600 sampai 1000 meter dari permukaan
laut).
c. Daerah pegunungan (ketinggian 1000 sampai dengan 2000 meter dari
permukaan laut).
Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai
berombak dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%.
Pertanian
Wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki potensi sumberdaya alam dan
iklim yang secara umum sangat mendukung untuk pengembangan kegiatan bidang
ekonomi terutama di sektor pertanian. Keadaan sumberdaya alam yang sangat
mendukung untuk pengambangan kegiatan sektor pertanian mengakibatkan
perluasan penggunaan lahan pertanian semakin meningkat sampai pada lahanlahan marginal dengan kelerengan diatas 25%. Sektor pertanian yang diusahakan
di Kabupaten Lampung Barat terdiri dari pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, serta perkebunan (Tabel 6 dan 7).
Tabel 6 Rata-rata pertumbuhan produksi, produktivitas lahan, dan luas panen
komoditas pangan padi sawah, padi ladang dan jagung di Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2002 – 2007
No
1

2

3

Uraian Komoditas

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Rata-rata
Pertumbuhan

Komoditas Padi Sawah
a.

Produksi (ton GKP)

90.088

96.075

102.682

104.883

113.184

145.977

11.177,8

b.

Luas panen (ha)

20.154

21.350

23.605

24.111

26.019

33.328

2.634,80

c.

Luas lahan (ha)

d.
e.

Gagal panen (%)
Produktivitas
(ton/ha/musim)

22.174
4,78

16.019
8,57

16.291
1,24

27.322
10,81

20.542
-20,50

20.289
15,80

2.260,60
3,45

4,47

4,50

4,35

4,35

4,35

4,38

0,03

f.

Indeks pertanaman (%)

0,91

1,33

1,45

0,88

1,27

1,64

0,15

Komoditas Padi Ladang
a.

Produksi (ton GKP)

4.043

4.553

5.507

5.585

5.246

4432

308,40

b.

Luas panen (ha)

c.

Gagal panen (%)

1.617
10,17

1.751
35,15

2.257
1,78

2.289
-12,81

2.010
-10,80

1831
14,44

134,40
6,32

d.

Produktivitas (ton/ha)

2,50

2,60

2,44

2,44

2,61

2,42

0,04

Produksi (ton)

2.595

2.932

2.584

2.504

3.126

3647

228,60

Luas panen (ha)

961
23,06

1.047
0,00

953,6
17,22

924
-16,67

977
15,63

1011
39,42

24,60
13,11

2,71

2,71

3,20

3,61

0,18

Komoditas Jagung
a.
b.

c.
Gagal panen (%)
2,70
2,80
d.
Produktivitas (ton/ha)
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 2003 – 2008

49
Tabel 7 Rata-rata pertumbuhan produksi, produktivitas lahan, dan luas panen
komoditas pangan ubi kayu, ubi jalar dan kentang di Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2002 – 2007
No

Uraian Komoditas

2002

2003

2004

Komoditas Ubi Kayu
3.202
4.020
6.261
a.
Produksi (ton)
317
445
482
b.
Luas panen (ha)
0,64
0,00
-0,63
c.
Gagal panen (%)
10,10
9,03
12,99
d.
Produktivitas (ton/ha)
2
Komoditas Ubi Jalar
2.755
4.463
3.623
a.
Produksi (ton)
295
478
381
b.
Luas panen (ha)
21,33
4,40
9,93
c.
Gagal panen (%)
9,34
9,34
9,51
d.
Produktivitas (ton/ha)
3
Komoditas kentang
305
805
693
a.
Produksi (ton)
52
68
63
b.
Luas panen (ha)
8,77
4,23
25,88
c.
Gagal panen (%)
5,87
11,84
11,00
d.
Produktivitas (ton/ha)
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun 2003 – 2008

2005

2006

2007

Rata-rata
pertumbuhan

1

6.339
488
-10,91

7.999
441
14,22

10.369
565
1,74

1.433,40
49,60
0,84

12,99

18,14

18,35

1,86

3.409
359
6,99

4.000
400
1,72

4.295
419
9,31

341,60
36,60
8,95

9,50

10,00

10,25

0,18

978
60
1,64

601
42
32,26

1271
84
-6,33

193,20
8,40
11,07

16,30

14,31

15,13

2,09

Komoditas padi sawah di Kabupaten Lampung Barat memperlihatkan
bahwa tahun 2007 terjadi penurunan luas lahan seluas 1.115 hektar dari tahun
2002 yang disertai dengan adanya peningkatan indeks pertanaman padi sawah dari
0,91 menjadi 1,64 mampu meningkatkan produksi padi sawah sebesar 62,04%
dari 90.088 ton Gabah Kering Panen (GKP) menjadi 145.977 ton GKP dengan
produktivitas lahan yang cenderung stabil (4,35 ton/ha) serta rata-rata persentase
gagal panen sebesar 3,45% (Tabel 6). Sementara itu peningkatan produksi ubi
kayu tahun 2007 disebabkan adanya peningkatan produktivitas lahan 22,28% dari
10,10 ton/ha tahun 2002 menjadi 18,35 ton/ha tahun 2007 serta bertambahnya
luas lahan seluas 145 hektar (45,74%). Selain itu rata-rata persentase gagal panen
ubi kayu sebesar 0,84% turut mempengaruhi membaiknya produksi ubi kayu
(Tabel 7).
Potensi lahan merupakan suatu arahan hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk
dikembangkan dari segi biofisik, dengan mempertimbangkan komoditas unggulan
daerah. Kesesuaian lahan Kabupaten Lampung Barat menurut Bakosurtanal
(2004) dapat dikembangkan untuk beberapa komoditi pertanian yaitu: tanaman
perkebunan (lada, kopi, kelapa sawit, kelapa, dan kakao), tanaman pangan (padi
sawah, padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi jalar, dan ketela pohon), dan tanaman
hortikultura(wortel, kubis, tomat, cabe merah, kentang, dan kacang panjang)
(Tabel 8).

50
Tabel 8 Pemanfaatan dan potensi lahan untuk pengembangan pertanian di
Kabupaten Lampung Barat
Simbol

Uraian (lahan potensi pengembangan
komoditas)

Luas (Ha)
Terpakai

Potensi

Total

Tanaman Perkebunan
Pl
Lada
Pkp
Kopi
Pks
Kelapa sawit
Pk
Kelapa
Pkk
Kakao
Tanaman Pangan
Pps
Padi sawah

348,8
7.495,0
0
39
62,9

26.817,2
4.148,8
25.005,6
76.831,4
19.306,9

27.166,0
11.643,8
25.005,6
76.870,9
19.369,8

19.154

2.637,2

21.791,2

Ppg
Padi gogo
1.617
2.241,7
Pj
Jagung
961
2.233,3
Pkc
Kacang tanah
306
2.372,5
Puj
Ubi jalar
295
2.323,6
Pkt
Ketela pohon
317
3.525,3
Tanaman Hortikultura
Pw
Wortel
299
4.255,4
Pkb
Kubis
376
4.255,3
Pt
Tomat
203
4.255,3
Pcm
Cabe merah
667
2.372,5
Pkn
Kentang
73
2.372,5
Pkp
Kacang panjang
249
2.372,5
Sumber : **) Bakosurtanal, Data tematik Kabupaten Lampung Barat tahun 2004.

3.858,7
3.149,3
2.678,5
2.618,6
3.842,3
4.554,4
4.631,3
4.458,3
3.039,5
2.445,5
2.621,5

Kebutuhan Produksi Pangan Pokok
Kebutuhan Pangan dan Gizi Penduduk Lampung Barat. Kebutuhan
pangan dan gizi penduduk wilayah dipengaruhi oleh komposisi jumlah penduduk
berdasarkan usia kebutuhan gizi, kegiatan yang dilakukan dan jenis kelamin. Hal
ini dikarenakan setiap tingkatan usia penduduk memiliki kebutuhan energi yang
berbeda untuk dapat beraktivitas, produktif dan sehat.
Pengelompokkan usia penduduk berdasarkan data demografi berbeda
dengan kelompok usia kecukupan gizi, sehingga dalam menghitung kebutuhan
energi penduduk, data demografi penduduk perlu dipecah ke dalam jumlah
penduduk berdasarkan usia kecukupan gizinya dengan menggunakan metode
multiple sprague dengan faktor pengali sprague (FPS) (Lampiran 1).
Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sebesar 410.723
jiwa dengan kelompok usia terbanyak pada usia 5 – 49 tahun (Tabel 9). Hal ini
memiliki kebutuhan pangan dan gizi sesuai dengan jumlah dan komposisi
penduduk menurut jenis kelamin dan usia kecukupan gizinya.

51
Tabel 9 Komposisi penduduk Kabupaten Lampung Barat menurut jenis kelamin
dan kelompok umur tahun 2007
Kelompok Umur
Laki-laki (jiwa)
0-4
9.450
5-9
22.449
10 - 14
22.397
15 - 19
22.702
20 - 24
21.387
25 - 29
22.100
30 - 34
21.192
35 - 39
19.255
40 - 44
16.145
45 - 49
13.390
50 - 54
9.912
55 - 59
7.019
60 - 64
4.704
65 - 69
3.323
> 70
4.788
Total
220.213
Sumber : BPS. Lampung Barat Dalam Angka, 2008.

Perempuan (jiwa)
8.998
21.371
20.650
19.868
18.389
20.437
19.026
15.846
14.124
10.183
7.137
4.750
3.584
2.426
3.721
190.510

Jumlah
18.448
43.820
43.047
42.570
39.776
42.537
40.218
35.101
30.269
23.573
17.049
11.769
8.288
5.749
8.509
410.723

Angka Kecukupan Energi (AKE) regional Kabupaten Lampung Barat
berdasarkan jumlah penduduk, jenis kelamin dan usia tahun 2007 yang dihitung
berdasarkan usia kecukupan gizinya dengan menggunakan Unit Kecukupan
Energi (UKE) adalah 2071 kkal/kap/hr dengan angka ketersediaan energi sebesar
2278 kkal/kap/hr (110% dari 2071). Angka kecukupan energi Kabupaten
Lampung Barat berada di atas AKE nasional yang hanya 2000 kkal/kap/hr dan
angka ketersediaan energi sebesar 2200 kkal/kap/hr. Berdasarkan komposisi
pangan standar nasional maka didapatkan komposisi pangan untuk memenuhi
kecukupan energi penduduk Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 sebagaimana
disajikan pada Tabel 10.
Angka kecukupan energi penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2007
pada kelompok pangan pokok sumber karbohidrat padi-padian sebesar 1036
kkal/kap/hr (50% dari 2071 kkal/kap/hr) dan angka ketersediaan energinya
sebesar 1139 kkal/kap/hr (50% dari 2278 kkal/kap/hr) dan pada kelompok pangan
umbi-umbian angka kecukupan energinya sebesar 124 kkal/kap/hr (6% dari 2071
kkal/kap/hr) serta angka ketersediaan energinya 137 kkal/kap/hr (6% dari 2278
kkal/kap/hr).

52
Tabel 10 Angka kecukupan dan ketersediaan energi menurut kelompok pangan
berdasarkan angka kecukupan energi regional Kabupaten Lampung
Barat tahun 2007
No

Kelompok Pangan

% Komposisi
Pangan
Nasional

Kecukupan Energi
(kkal/kap/hr)

Ketersediaan Energi
(kkal/kap/hr)

1

Padi-padian

50

1036

1139

2
3

Umbi-umbian
Pangan hewani

6
12

124
249

137
273

4

Minyak dan Lemak

10

207

228

5

Buah/Biji berminyak

3

62

68

6

Kacang-kacangan

5

104

114

7

Gula

5

104

114

8

Sayur dan Buah

6

124

137

9

Lain-lain

3

62

68

100

2071

2278

Total

Perbandingan ketersediaan pangan di Kabupaten Lampung Barat tahun 2007
dalam Neraca Bahan Makanan (BKP, 2008) terhadap pemenuhan kebutuhan
ketersediaan ideal (berdasarkan AKE Regional 2007) secara umum menunjukkan
kinerja produksi yang sangat baik, terlihat dengan persen pemenuhannya
mencapai 134% dari kebutuhan ketersediaan energi (Tabel 11).
Tabel 11 Selisih antara ketersediaan energi (aktual) terhadap ketersediaan energi
regional (ideal) menurut kelompok pangan Kabupaten Lampung Barat
tahun 2007
No

Kelompok Pangan

Ketersediaan Energi
ideal*)
Aktual**)
(kkal/kap/hr)
(kkal/kap/hr)
1139
2175

(kkal/kap/hr)

%

122
85

1036
-15
-188

191
89
31

228

437

209

192

68

0

-68

0

Kacang-kacangan

114

17

-97

15

Gula

114

85

-29

74

137

0

100

1

Padi-padian

2
3

Umbi-umbian
Pangan hewani

137
273

4

Minyak dan Lemak

5

Buah/Biji berminyak

6
7
8

Selisih

Sayur dan Buah

137

-68
0
Lain-lain
68
0
Total
2278
3059
781
134
Keterangan :
*) = Ketersediaan energi berdasarkan AKE Regional Lampung Barat 2007
**) = Ketersediaan energi berdasarkan Neraca Bahan Makanan Lampung Barat 2007; sumber
Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lampung Barat
9

53
Namun demikian berdasarkan pemenuhan kebutuhan ketersediaan pada
setiap kelompok pangan masih terdapat kinerja produksi yang masih kurang (di
bawah 90% kebutuhan ketersediaan) yaitu pada : umbi-umbian 89%, pangan
hewani 31%, buah/biji berminyak 0%, kacang-kacangan 15%, gula 74% dan lainlain 0%. Sebagai upaya percepatan diversifikasi produksi pangan pokok, maka
Kabupaten Lampung Barat harus mengupayakan peningkatan ketersediaan
kelompok pangan umbi-umbian sebagai subtitusi pangan padi-padian.
Berdasarkan survei konsumsi pangan tahun 2007 Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, konsumsi energi penduduk Kabupaten
Lampung Barat baru mencapai 1947 kkal/kap/hr di bawah kecukupan energi ideal
yaitu 2071 kkal/kap/hr atau 94%. Pada kelompok pangan pokok padi-padian dan
umbi-umbian terlihat bahwa konsumsi penduduk Lampung Barat untuk padipadian sebesar 118% dari kecukupan energi ideal asal padi-padian (Tabel 12).
Dengan mengacu pada klasifikasi tingkat konsumsi energi Depkes (1996) diacu
dalam Hardinsyah et al. (2001) yaitu: TKE < 70% tergolong defisit berat, TKE 70
– 79% tergolong defisit tingkat sedang, TKE 80 – 89% tergolong defisit tingkat
ringan, TKE 90 – 119% tergolong normal dan TKE >120 tergolong kelebihan,
maka konsumsi pangan padi-padian masih dalam kategori normal (TKE 90 –
119%).
Tabel 12 Selisih antara konsumsi energi (aktual) terhadap kecukupan energi
regional (ideal) menurut kelompok pangan Kabupaten Lampung Barat
tahun 2007
No

Kelompok Pangan

1

Padi-padian

2

Umbi-umbian

Kecukupan
Energi*)
(kkal/kap/hr)

Konsumsi
Energi**)
(kkal/kap/hr)

1036

1218

182

118

124

57

-67

46

Defisit berat

65

Defisit berat

102

Selisih
(kkal/kap/hr)

%

Kategori
Normal

3

Pangan hewani

249

162

-87

4

Minyak dan Lemak

207

211

4

5

Buah/Biji berminyak

62

14

-48

23
107

Normal

Normal
Defisit berat

6

Kacang-kacangan

104

111

7

7

Gula

104

94

-10

90

Normal

77

-47

62

Defisit berat

8

Sayur dan Buah

124

-59
5 Defisit berat
Lain-lain
62
3
Total
2071
1947
-124
94
Keterangan:
*)
= Kecukupan konsumsi energi berdasarkan AKE Regional Lampung Barat 2007
**)
= Konsumsi energi berdasarkan survei konsumsi pangan Lampung Barat 2007; sumber Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung
9

54
Sedangkan pada kelompok pangan pokok umbi-umbian terlihat bahwa
konsumsi penduduk Kabupaten Lampung Barat tergolong defisit berat (TKE