Dewan Perwakilan Rakyat DPR Badan Pemeriksa Keuangan BPK

136 Pemerintahan Indonesia 137 j. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Pre- siden Pasal 16 UUD 1945; k. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara Pasal 17 2 UUD 1945; l. mengajukan rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara Pasal 23 2 UUD 1945.

3. Dewan Perwakilan Rakyat DPR

Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum Pasal 19 1 UUD 1945. Sedangkan susunan keanggotaan DPR diatur melalui undang-undang Pasal 19 2 UUD 1945. Dalam UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilian Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD ditentukan jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang yang berasal dari anggota partai politik peserta pemilihan umum Pasal 7 dan Pasal 21 UU No. 10 Tahun 2008. Fungsi DPR ditegaskan dalam Pasal 20A 1 UUD 1945, bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi angga- ran, dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi DPR antara lain diwujudkan dalam pembentukan undang-undang ber- sama Presiden. Fungsi anggaran DPR berupa penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diajukan Presiden. Sedangkan fungsi pengawasan DPR dapat meli- puti pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, dan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945. Gambar 8 Suasana Sidang DPR keti- ka mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia. Sumber: www.dpr.go.id 136 Pemerintahan Indonesia 137 Dalam menjalankan fungsi-fungsinya seperti di atas, anggota DPR dilengkapi dengan beberapa hak, seperti hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat Pasal 20A 2 UUD 1945. Di samping itu, anggota DPR juga memiliki hak mengajukan pertanyaan, hak menyam- paikan usul dan pendapat, hak imunitas Pasal 20A 3 UUD 1945.

4. Badan Pemeriksa Keuangan BPK

BPK merupakan lem- baga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara Pasal 23 E 1 UUD 1945. Kedudukan BPK yang bebas dan mandiri, berarti terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah, kare- na jika tunduk kepada peme- rintah tidaklah mungkin dapat melakukan kewajibannya dengan baik. Namun demikian, BPK bukanlah badan yang berdiri di atas pemerintah. Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang me- minta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badaninstansi pemerintah, atau badan swasta sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang. Pembentukan BPK pada hakikatnya memperkuat pelaksanaan pemerintahan yang demokratik, sebab pe- ngaturan kebijaksanaan dan arah keuangan negara yang dilakukan DPR belum cukup. BPK dalam hal ini mengawa- si apakah kebijaksanaan dan arah keuangan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai dengan tujuan semula dan apakah sudah dilaksanakan dengan tertib. Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya Pasal 23 E 2 UUD 1945. Gambar 9 Lambang BPK Sumber: www.bpk.go.id 138 Pemerintahan Indonesia 139 5. Mahkamah Agung MA MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping Mahkamah Kons- titusi di Indonesia Pasal 24 2 UUD 1945. Dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman, MA membawa- hi beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu Pera- dilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara Pasal 24 2 UUD 1945. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan Pasal 24 1 UUD 1945. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas- nya, MA terlepas dari pengaruh pemerintah dan pe- ngaruh-pengaruh lembaga lainnya. Sebagai lembaga judikatif, MA memiliki kekuasaan dalam memutuskan per- mohonan kasasi tingkat banding terakhir, memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili, dan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah mem- peroleh kekuatan hukum tetap. MA juga berwenang untuk menguji peraturan perundang-undangan di bawah un- dang-undang terhadap undang-undang serta mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. MA merupakan lembaga peradilan umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menganut sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Lembaga yang melaksanakan pera- dilan umum tersebut adalah Pengadilan Negeri, Pengadi- lan Tinggi, dan Mahkamah Agung. Kedudukan peradilan umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi pada umumnya. Pengadilan Negeri sebagai pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi sebagai pengadilan tingkat banding. Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum berpuncak pada Mahkamah Agung. Pe- ngadilan Negeri berkedudukan di Kota atau Kabupaten yang daerah hukumnya meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota Propinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Propinsi. Gambar 10 Lambang Mahka- mah Agung. Sum- ber: www.mah- kamahagung.go.id 138 Pemerintahan Indonesia 139 6. Mahkamah Konstitusi UUD 1945 menyebutkan adanya Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk 1 mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD, 2 memutus seng- keta kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, 3 memutus pembuba- ran partai politik, dan 4 memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum Pasal 24 C 1, serta 5 wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden danatau Wakil Presiden menurut UUD Pasal 24 C 2 UUD 1945. Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan ha- kim konstitusi, di mana tiga anggota diajukan oleh MA, tiga anggota diajukan oleh DPR, dan tiga anggota diajukan oleh Presiden Pasal 24 C 3 UUD 1945. Hakim konstitusi ha- rus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketata- negaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara Pasal 24 C 5 UUD 1945. Di samping itu, Pasal 16 UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi mene- rangkan, bahwa calon hakim konstitusi harus memenuhi syarat: a. warga negara Indonesia; b. berpendidikan sarjana hukum; c. berusia sekurang-kurangnya 40 tahun pada saat pe- ngangkatan; d. tidak pernah dijatuhi pidana penjara dengan hukuman lima tahun atau lebih; e. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan; f. mempunyai pengalaman kerja di bidang hukum sekurang-kurangnya 10 tahun; Gambar 11 Sembilan Hakim Mahkamah Konstitusi Sumber: www.mahkamah konstitusi.go.id 140 Pemerintahan Indonesia 141 g. membuat surat pernyataan tentang kesediaannya un- tuk menjadi hakim konstitusi.

7. Dewan Perwakilan Daerah DPD