Pembuatan SOP Bidang Indonesia Melayani

3 para pegawai staff desa. Pelatihan ini diberikan pada saat jam kerja dengan mencontohkan secara langsung bagaimana pengoprasian computer yang baik dan benar. Mahasiswa juga memberikan pelatihan penggunaan internet seperti cara membuat e- mail, cara menyimpan data secara online cloud dan google drive dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan program ini ada beberapa kendala yang dihadapi seperti jam pengajaran, dan juga usia para pegawai kantor desa. Usia menjadi masalah dikarenakan pegawai Kantor Desa Gubug tidak terlahir di era melek teknologi, sehingga sulit untuk membiasakan diri bersentuhan dengan teknologi. Mereka lebih nyaman menggunakan pulpen, kertas dan lainnya untuk menyimpan data, padahal kemungkinan data hilang sangatlah besar. Dengan kemauan keras untuk belajar maka kemampuan pegawai desa menjadi lebih baik dari hari ke hari. Untuk panduan di hari depan, mahasiswa telah menyiapkan buku pendukung agar apabila nanti ada kendala ataupun hal yang kurang dipahami, para pegawai Kantor Desa bisa lebih mudah mencari solusi dan mempelajarinya. Gambar 3.2 Mahasiswa sedang membantu staff kantor desa dalam bidang IT

3.1.3. Pembuatan SOP

– Keterbukaan Administrasi Publik SOP Standar Operasional Prosedur merupakan sarana bagi warga untuk mendapatkan informasi. SOP harus terbuka dan bermanfaat, terbuka artinya jujur dan mudah di akses. Pembuatan SOP diawali dengan koordinasi bersama Kepala Desa dan Sekretaris Desa terkait alur pembuatan KTP, KK dan SKTT. Ketiga alur tersebut merupakan alur wajib dan dirasa sebagai alur yang paling diperlukan oleh masyarakat Desa Gubug. Setelah berkoordinasi, menghubungi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tabanan untuk meminta poster alur administrasi pembuatan KTP, KK dan SKTT. Permintaan dilakukan secara formal dengan mengirimkan surat. Pihak Dinas 4 Kependudukan dan Catatan Sipil sangat kooperatif sehingga tidak ada kendala yang berarti. Tahap selanjutnya adalah berkoordinasi dengan seluruh kepala dusun untuk menempelkan poster-poster tersebut di masing-masing bale banjar dan wantilan. Tahapan yang kurang lebih sama ditempuh untuk membuat spanduk atau banner. Untuk pembuatan spanduk, tahap pertama ialah berkoordinasi dengan Kepala Desa Gubug dan Sekertaris Desa Gubug. Setelah melakukan koordinasi, mahasiswa membuat design untuk spanduk. Kendala yang dihadapi tidaklah banyak, utamanya hanyalah sekitar penempatan poster, tidak adanya papan informasi disetiap bale banjar yang menyulitkan penempelan poster-poster. Setelah berkoordinasi lagi dengan kepala dusun setiap banjar, ditemukanlah solusi untuk permasalahan tersebut. Mahasiswa akhirnya memilih letak strategis agar SOP tersebut mudah dibaca. Manfaat dari program ini sudah langsung bisa dirasakan oleh masyarakat Desa Gubug, masyarakat yang tadinya tidak mengetahui alur pembuatan KTP Kartu Tanda Penduduk, KK Kartu Keluaraga dan SOP lainnya kini dengan mudah bisa mendapat informasi. Gambar 3.3 X-Banner AlurAdministrasi Pembuatan KTP dan Kartu Keluarga Gambar 3.4 Penempelan Poster Alur Administrasi di Banjar-Banjar 5

3.1.4 Melengkapi Administrasi Database