Gambaran Umum Keluarga Dampingan

BAB I Gambaran Umum Keluarga Dampingan

1.1 Profil Keluarga Dampingan Keluarga I Gusti Ngurah Wjaya 27 tahun terdiri dari empat anggota di antaranya seorang istri yang bernama I Gusti Ayu Ratih 26 tahun, anak perempuan pertama yang bernama Gusti Ayu Ceria Jayanti Putri 7 tahun, dan anak kedua yang berjenis kelamin laki – laki bernama Gusti Ngurah Panji Wijaya 4 tahun. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah bersama keluarga besarnya di Dusun Santi, Desa Selat, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem Bali. Ceria nama panggilan anak pertamanya, adalah seorang siswi kelas 2 di SDN 4 Duda. Sedangkan anak keduanya, Panji baru akan memulai pendidikan anak usia dini tahun depan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Ngurah Wijaya bekerja sebagai seorang buruh bangunan, sedangkan sang istri tidak memiliki perkerjaan yang pasti, dan lebih sering menghabiskan waktu untuk mengurus anak – anak di rumah. Keluarga ini tinggal bersama – sama di atas sebuah tanah milik keluarga besarnya. Rumah yang ditempatnya saat in termasuk sudah layak huni karena sudah mendapat bantuan bedah rumah dari gubernur pada tahun 2012 lalu. 1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan Dari pekerjaannya sebagai seorang buruh bangunan, Ngurah wijaya berhasi mengumpulkan penghasilan sejumlah Rp 70.000 elama sehari. Namun penghasilan tersebut tidaklah tetap, tergantung pada ada atau tidaknya proyek pembangunan yang ada di desa. Keluarga ini mengaku seringkali kekurangan uang dalam memnuhi kebutuhan hidup sehari – harinya. 1.2.1 Sumber Penghasilan Penghasilan rata – rata yang mampu dikumpulkan oleh Ngurah Wijaya, yang merupakan seorang buruh bangunan adalah sejumlah Rp 70.000. Namun, penghasilan tersebut tidak bisa setiap hari ia kumpulkan, dikarenakan proyek pembangunan yang ada di desa tidak terus menerus ada. Dalam satu kali proyek pembangunan yang dikerjakannya, diperlukan rata 25 hari pekerjaan. Jadi secara penghasilan keluarga ini sangat bergantung nant ada tidaknya pembangunan di desa. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan Sehari – Hari Jumlah pengeluaran untuk kebutuhan sehari – hari dari keluarga ini, adalah sekitar Rp 40.000. biaya tersebut di antaranya untuk urusan dapur, dan urusan rumah tangga lainnya. Namun selain itu pengeluaran yang juga cukup banyak adalah pada saat ada iuran kegiatan adat. Setiap kali ada kegiatan adat berupa upacara keagamaan warga yang ada di dusun Santi setiap keluarga diwajibkan membayar iuran mulai dari uang hingga barang perlengkapan upacara. Disanalah pengeluaran keluarga terasa berat. b. Pendidikan Untuk pendidikan kedua anaknya, keluarga ini tidak terlalu mempunyai pengeluaran yang besar, karena anak pertamanya yang sedang duduk di kelas 2 SD tidak dikenakan biaya apapapun di sekolah. Selain tu, anaknya tersebut mendapat beasiswa kurang mampu sejumlah Rp 250.000 setiap semesternya. Sedangkan anak keduanya,Panji, belum menempuh pendidikan karena usianya yang baru 4 tahun. c. Kesehatan Dalam hal kesehatan, keluarga Ngurah Wijaya tidak memiliki pegeluaran yang cukup signifikan, dikarenakan telah memiliki kartu jaminan kesehatan nasional yang mampu membiayai pengobatan sewaktu sakit.

BAB II Identifikasi dan Prioritas Masalah

2.1 Permasalahan Keluarga 2.1.1 Masalah Perekonomian Kesediaan lahan proyek pembangunan yang tidak menentu di desa, menjadi tantangan dan permasalahan bagi keluarga Ngurah Wijaya. Pasalnya keluarga ini hanya menggantungkan sumber pemasukannya dari pekerjaan tersebut. Pada waktu – waktu tertentu, bahkan pembangunan sama sekali tidak ada, hal tersebut berakibat pada menganggurnya Ngurah Wijaya bahkan hingga sampai hitungan bulan. Selain itu, keluarga ini juga mengaku bahwa penghasilan yang selama ini diterimanya belum cukup untuk menutupi seluruh kebutuhan sehari – harinya. Selain biaya dapur, dan rumah tangga, biaya yang dikeluarkan untuk keperluan adat, juga memperburuk kondisi perekonomian keluarga kecil ini. Jumlah penghasilan yang tidak menentu dan tuntutan kebutuhan yang besar menjadi tantangan yang harus dipecahkan oleh keluarga ini. 2.1.2 Masalah Pendidikan Dalam hal pendidikan kendala yang dialami oleh anak pertama dalam keluarga in, yakni Ceria adalah masih belum terlalu lancar dalam membaca dan menulis serta kesulitan dalam menghitung. Tingkat pendidikan yang sudah memasuki kelas 2 SD, seharusnya sudah menjadikan anak lancar membaca, menulis dan menghitung, namun agak berbeda dengan Ceria, anak pertama dari keluarga ini. 2.1.3 Masalah Kesehatan, Kebersihan dan Kerapian Keluarga Ngurah Wijaya tidak memiliki riwayat penyakit yang berbahaya. Meskipun Bapak Ngurah pada tahun 2015 lalu sempat terdeteksi mempunyai tumor jnak di bagian otak, namun kini sudah dioperasi atas tanggungan biaya menggunkan Kartu Indonesia Sehat. Dalam beberapa kesempatan wawancara, Ibu Ayu Ratih sempat menjelaskan bahwa anaknya, Ceria seringkali mengeluh sakit pada kakinya, hinga terkadang tidak sanggup berjalan. Hal itu terjadi jika Ceria mandi menjelang malam. Namun, oleh keluarganya keluhan tersebut belum pernah diperiksakan ke petugas kesehatan, karena dianggap penyakit yang ringan. Selain itu pada kaki Ceria juga terlihat banyak bekas luka. Hal tersebut sangat menonjol terlihat kurang baik. Namun, keadaan tersebut tidak pernah ditindaklanjuti oleh pihak keluarga. 2.1.4 Masalah Penataan Ruang Dalam hal penataan ruang, keluarga ini tidak memiliki permasalahan yang signifikan. Dikarenakan telah mengikuti program bedah rumah, ktempat tinggal yang meliputi ketersediaan kamar, dapur, dan jamban termasuk telah layak huni.