Respon Pertumbuhan dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK (15:15:15) dan Pemangkasan Buah

(1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgarisSchard.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK

NPK (15:15:15) DAN PEMANGKASAN BUAH

SKRIPSI

Oleh :

JIMMI OKI PURBA 080301094 / BDP-AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus vulgarisSchard.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK

NPK (15:15:15) DAN PEMANGKASAN BUAH

SKRIPSI

Oleh :

JIMMI OKI PURBA 080301094 / BDP-AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(3)

Judul Skripsi : Respon Pertumbuhan dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK

(15:15:15) dan Pemangkasan Buah Nama : Jimmi Oki Purba

NIM : 080301094 Program Studi : Agroekoteknologi Minat : Agronomi

Disetujui Oleh

Ir. Asil Barus, MS. Ir. Syukri Ketua Anggota

Mengetahui,

Ir. T. Sabrina M. Agr. Sc. Ph.D Ketua Program Studi Agroekoteknologi


(4)

ABSTRAK

JIMMI OKI PURBA: Respon Pertumbuhan dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK (15:15:15) dan

Pemangkasan Buah, dibimbing oleh ASIL BARUS dan SYUKRI.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang tepat dan pemangkasan buah yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi semangka. Penelitian dilakukan di lahan masyarakat, Dusun Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, mulai bulan April sampai Juli 2013, menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah Dosis pupuk NPK (0, 40, 80, 120 gram) sedangkan faktor kedua adalah jumlah buah per tanaman (1, 2, 3 buah per tanaman). Parameter yang diamati adalah panjang sulur, jumlah cabang primer dan sekunder, berat buah, panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman, produksi per plot, produksi per hektar, dan mutu buah.

Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang sulur umur 3 – 8 MST, jumlah cabang primer dan sekunder umur 5 MST, panjang buah, diameter buah, berat per buah, produksi pertanaman, produksi per plot, produksi per hektar dan mutu buah kelas A, B dan C. Jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata panjang buah, diameter buah, berat buah, produksi pertanaman, produksi per plot, produksi per hektar dan mutu buah kelas A, B dan C. Sedangkan interaksi antara dosis pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman, produksi per plot dan per hektar.


(5)

ABSTRACT

JIMMI OKI PURBA : Response of Growth and Yield of Watermelon (Citrullus vulgaris Schard.) with giving of NPK fertilizer (15:15:15) and fruit

prunning, supervised by ASIL BARUS and SYUKRI.

The aim of this research was to obtain the right dosage of NPK fertilizer and the best fruit prunning suitabke for the growth and yield of watermelon. The research was conducted at the public land, Sei Mencirim, Sunggal, Deli Serdang from April to July 2013, using a randomized block design with 2 factors and 3 replications. The first factor was dosage of NPK fertilizer (0, 40, 80, 120 gram) and the second factor was number of fruit per plant (1, 2, 3 per plant). The parameters observed were the long tendrils, number of primary and secondary branches, ,fruit diameter, fruit lenght, harvest time, fruit heavy, production of plot, production of hectare, and fruit quality .

The result showed that dosage of NPK fertilizer significantly affected to length of plant, total of primary and secondary branch, weight of fruit, length of fruit, diameter of fruit, yield per plot, yield per plant, yield per hectare, fruit quality class A, B and C. Number of fruit per plant significantly affected weight of fruit, length of fruit, diameter of fruit, yield per plot, yield per plant, yield per hectare, fruit quality class A, B and C. Interaction between dosage of NPK fertilizer and number of fruit per plant significantly affected on production per plant, production per plot and production per hectare.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Jimmi Oki Purba dilahirkan di Sei Buaya pada tanggal 09 Desember 1990 dari ayahanda Jawalsen Purba dan ibunda Karyani Ginting. Penulis merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain tahun 1996 – 2002 menempuh pendidikan dasar di SDN 102010 Liberia, tahun 2002 – 2005 menempuh pendidikan di SMPN 1 Martebing, tahun 2005 – 2008

menempuh pendidikan di SMAN 2 Lubuk Pakam dan tahun 2008 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Mandiri pada Departemen Budidaya Pertanian Program Studi Agronomi.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di kebun Lonsum pada bulan Juni - Juli 2011.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respon Pertumbuhan dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard.)

Terhadap Pemberian Pupuk NPK (15:15:15) dan Pemangkasan Buah” yang

merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Asil Barus, MS selaku ketua dan Bapak Ir. Syukri selaku anggota komisi

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar di Program Studi Agroekoteknologi, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Februari 2014


(8)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Botani Tanaman ... 5

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim ... 5

Tanah ... 6

Pupuk NPK ... 7

Pemangkasan Buah ... 10

BAHAN DAN METODE ... 13

Tempat dan Waktu Percobaan ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Metode Percobaan... 13

Pelaksanaan Penelitian ... 16

Persiapan Lahan ... 16

Persiapan Lubang Tanam ... 16

Perendaman Benih ... 16

Perkecambahan Benih ... 16

Penanaman Kecambah ... 17

Pemeliharaan Tanaman ... 17

Aplikasi Pupuk... 17

Penyulaman ... 17


(9)

Penyiangan ... 17

Pemangkasan Buah ... 18

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 18

Panen ... 18

Pengamatan Parameter ... 18

Panjang Tanaman (cm)... 18

Jumlah Cabang Primer (cabang) ... 19

Jumlah Cabang Sekunder (cabang) ... 19

Berat Per Buah (kg)... 19

Panjang Buah (cm) ... 19

Diameter Buah (cm) ... 19

Mutu Buah ... 19

Produksi Per Tanaman (kg) ... 19

Produksi Per Plot (kg) ... 20

Produksi Per Hektar (ton) ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 21

Pembahasan ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 46

Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hlm

1. Panjang tanaman pada masing-masing dosis pupuk NPK dan

jumlah buahper tanaman pada 3 – 8 MST ...22 2. Jumlah cabang primer dan sekunder tanaman semangka pada

masing-masing dosis NPK dan jumlah buah per tanaman ...24 3. Berat rataan buah (kg) pada masing-masing dosis pupuk NPK

dan jumlah buah per tanaman ...26 4. Panjang buah (cm) pada masing-masing dosis pupuk NPK dan

jumlah buah per tanaman ...28 5. Diameter buah (cm) pada masing-masing dosis pupuk NPK

dan jumlah buah per tanaman ...30 6. Persentase mutu buah kelas A,B dan C tanaman semangka

pada masing-masing dosis pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman ...32 6. Produksi per tanaman (kg) pada masing-masing dosis pupuk

NPK dan jumlah buah per tanaman ...35 7. Produksi per plot (kg) pada masing-masing dosis pupuk NPK

dan jumlah buah per tanaman ...37 8. Produksi per hektar (ton) terhadap perlakuan aplikasi pupuk

NPK dan jumlah buah per tanaman ...38


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hlm

1. Hubungan Panjang tanaman dengan dosis pupuk NPK pada saat

8 MST ... 23

2. Hubungan jumlah cabang primer dengan dosis pupuk NPK ... 24

3. Hubungan jumlah cabang sekunder dengan dosis pupuk NPK ... 25

4. Hubungan berat rataan buah semangkadengan dosis pupuk NPK ... 27

5. Hubungan berat rataan buah dengan jumlah buah per tanaman ... 27

6. Hubungan panjang buah semangkadengan dosis pupuk NPK ... 29

7. Hubungan panjang buah dengan jumlah buah per tanaman ... 29

8. Hubungan diameter buah dengan dosis pupuk NPK ... 31

9. Hubungan diameter buah dengan jumlah buah per tanaman ... 31

10. Hubungan mutu buah dengan dosis pupuk NPK ... 34

11. Hubungan mutu buah dengan jumlah buah per tanaman... 34

12. Interaksi pemangkasan buah dan dosis pupuk NPK terhadap produksi per tanaman... 36

13. Interaksi pemangkasan buah dan dosis pupuk NPK terhadap produksi per plot... 37

14. Interaksi pemangkasan buah dan dosis pupuk NPK terhadap produksi per hektar ... 37


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hlm

1. Deskripsi Semangka Varietas Hitam Manis ... 49

2. Bagan Penelitian ... 50

3. Bagan Letak Tanaman pada Plot ... 51

4. Data panjang tanaman 3 MST (cm) ... 52

5. Data panjang tanaman 4 MST (cm) ... 53

6. Data panjang tanaman 5 MST (cm) ... 54

7. Data panjang tanaman 6 MST (cm) ... 55

8. Data panjang tanaman 7 MST (cm) ... 56

9. Data panjang tanaman 8 MST (cm) ... 57

10. Data jumlah cabang primer 5 MST (cabang) ... 58

11. Data jumlah cabang Sekunder 5 MST (cabang) ... 59

12. Data berat per buah (kg) ... 60

13. Data panjang buah (cm) ... 61

14. Data diameter buah (cm) ... 62

15. Data produksi per tanaman (kg) ... 63

16. Data produksi per plot (kg)... 64

17. Data produksi per hektar (ton) ... 65

18. Data persentase mutu buah kelas A (> 2,5 kg per buah) ... 66

19. Data persentase mutu buah kelas B ( 1,5-2,4 kg per buah) ... 67

20. Data mutu buah kelas C (< 1,4 kg per buah) ... 68

21. Hasil Analisis Tanah ... 69


(13)

(14)

ABSTRAK

JIMMI OKI PURBA: Respon Pertumbuhan dan Produksi Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK (15:15:15) dan

Pemangkasan Buah, dibimbing oleh ASIL BARUS dan SYUKRI.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang tepat dan pemangkasan buah yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi semangka. Penelitian dilakukan di lahan masyarakat, Dusun Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, mulai bulan April sampai Juli 2013, menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah Dosis pupuk NPK (0, 40, 80, 120 gram) sedangkan faktor kedua adalah jumlah buah per tanaman (1, 2, 3 buah per tanaman). Parameter yang diamati adalah panjang sulur, jumlah cabang primer dan sekunder, berat buah, panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman, produksi per plot, produksi per hektar, dan mutu buah.

Hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang sulur umur 3 – 8 MST, jumlah cabang primer dan sekunder umur 5 MST, panjang buah, diameter buah, berat per buah, produksi pertanaman, produksi per plot, produksi per hektar dan mutu buah kelas A, B dan C. Jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata panjang buah, diameter buah, berat buah, produksi pertanaman, produksi per plot, produksi per hektar dan mutu buah kelas A, B dan C. Sedangkan interaksi antara dosis pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman, produksi per plot dan per hektar.


(15)

ABSTRACT

JIMMI OKI PURBA : Response of Growth and Yield of Watermelon (Citrullus vulgaris Schard.) with giving of NPK fertilizer (15:15:15) and fruit

prunning, supervised by ASIL BARUS and SYUKRI.

The aim of this research was to obtain the right dosage of NPK fertilizer and the best fruit prunning suitabke for the growth and yield of watermelon. The research was conducted at the public land, Sei Mencirim, Sunggal, Deli Serdang from April to July 2013, using a randomized block design with 2 factors and 3 replications. The first factor was dosage of NPK fertilizer (0, 40, 80, 120 gram) and the second factor was number of fruit per plant (1, 2, 3 per plant). The parameters observed were the long tendrils, number of primary and secondary branches, ,fruit diameter, fruit lenght, harvest time, fruit heavy, production of plot, production of hectare, and fruit quality .

The result showed that dosage of NPK fertilizer significantly affected to length of plant, total of primary and secondary branch, weight of fruit, length of fruit, diameter of fruit, yield per plot, yield per plant, yield per hectare, fruit quality class A, B and C. Number of fruit per plant significantly affected weight of fruit, length of fruit, diameter of fruit, yield per plot, yield per plant, yield per hectare, fruit quality class A, B and C. Interaction between dosage of NPK fertilizer and number of fruit per plant significantly affected on production per plant, production per plot and production per hectare.


(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman semangka berasal dari Afrika dan saat ini telah menyebar ke seluruh dunia, baik di daerah subtropis maupun tropis. Tanaman semangka bersifat semusim dan tergolong cepat berproduksi. Semangka banyak dibudidayakan di negara seperti Cina, Jepang, India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia terdapat di Jawa Tengah D.I. Yogyakarta, Tegal, Pekalongan, Wonogiri, Magelang dan Kulonprogo; Jawa Barat: Indramayu, Karawang; Jawa Timur: Madiun, Banyuwangi, Malang, Madura; Sumatera Barat: Air Haji dan Balai Selasi; Lombok dan Lampung (Sobir dan Siregar, 2010).

Budidaya tanaman semangka di Indonesia, masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Banyak varietas unggul yang dikembangkan oleh petani, tetapi umumnya benih semangka masih diimpor dari luar negeri, seperti Jepang, Taiwan dan Eropa. Semangka utamanya dikonsumsi dalam keadaan segar sehingga harus segera dipasarkan setelah dipanen. Selain itu, tanaman ini memerlukan input yang tinggi dalam teknik budidaya (Syukur, 2008).

Tanaman semangka bisa menghasilkan banyak buah, tetapi biasanya hanya satu buah yang dipertahankan pada satu tanaman. Setiap tanaman semangka menghasilkan banyak bunga pada pertumbuhan. Sehingga persentase buah yang jadi pada setiap tanaman akan banyak juga, tetapi ukuran buah yang dihasilkan kecil dan rasa manis dari semangka akan berkurang karena fotosintat terbagi ke semua buah. Maka untuk menaikkan kualitas buah dilakukanlah


(17)

pemangkasan buah agar hasil produksi diharapkan memperoleh hasil yang maksimal pada setiap tanaman (Tim Redaksi, 2009).

Selain dari masalah pemangkasan, dosis pupuk pada tanaman semangka juga menjadi perhatian karena belum didapatkan dosis pupuk yang sesuai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wilastinova (2012) terhadap analisis

faktor-faktor produksi pada usaha tani semangka, menyebutkan bahwa dosis 100 kg/ha yang diaplikasikan tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Menurut

Raja (2012) menyebutkan bahwa dosis kebutuhan pupuk per 1000 buah semangka adalah 92 kg. Oleh sebab itu, penelitian tentang kebutuhan pupuk NPK pada tanaman semangka perlu dilakukan agar didapatkan dosis pupuk NPK yang sesuai untuk tanaman semangka.

Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro, kualitas pupuk dan harga perkilogramnya. Contoh cara mempertimbangkan pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20-20-20 memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi dari pada NPK 15-15-15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk seperti ini sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan (Novizan, 2005).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pemberian pupuk NPK serta pemangkasan buah yang tepat pada tanaman semangka sehingga diharapkan tanaman semangka dapat berproduksi dan berkualitas lebih tinggi.


(18)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap pemberian pupuk NPK (15-15-15) dan pemangkasan buah.

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi buah semangka.

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan untuk mendapatkan informasi tentang pemberian dosis pupuk yang tepat dan pemangkasan buah yang optimal.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Sharma (1993) sistematika tanaman semangka adalah sebagai berikut : kingdom: plantae, divisio: spermatophyta, subdivisio: angiospermae, class: dicotyledonae, ordo: cucurbitales, family: cucurbitaceae, genus: citrullus, spesies: Citrullus vulgaris Schard.

Tanaman semangka termasuk jenis tanaman menjalar atau merambat dengan perantara alat pemegang berbentuk pilin, dan hidupnya semusim. Sistem perakarannya menyebar ke samping dan dangkal. Batang tanaman semangka bersegi dan berambut. Panjang batang antara 1,5-5,0 meter dan Tanamannya bercabang menjalar di permukaan tanah atau dirambatkan pada turus dari bilah bambu (Rukmana, 2006).

Helaian daun menyirip kecil-kecil, permukaannya berbulu, bentuknya mirip jantung dibagian pangkalnya, ujungnya meruncing, tepinya bergelombang dan berwarna hijau tua. Letak daun bersebrangan satu sama lain dan tersusun

dalam tangkai berukuran dalam tangkai berukuran relatif panjang (Rukmana, 2006).

Semangka memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan (staminate), bunga betina (pistillate), dan bunga sempurna (hermaphrodite). Namun demikian, umumnya semangka memiliki bunga jantan dan bunga betina dengan proporsi 7 : 1. Bunga jantan memiliki tangkai sepanjang 12-45 mm, mahkota bunga sepanjang 10-25 mm, dan berwarna hijau kekuningan. Sementara bunga betina berbentuk tunggal dengan panjang tangkai 45 mm, lima helai mahkota bunga, dan


(20)

berwarna kuning kehijauan. Bunga tersebut keluar dari ketiak daun dan biasanya mekar pada pagi hari (Sobir dan Siregar, 2010).

Semangka tersedia dalam banyak bentuk, warna dan bermacam-macam ukuran. Bentuknya bervariasi mulai dari bulat hingga lonjong, dengan warna-warna yang berbeda mulai dari hijau muda hingga kehitaman. Warna kulit buah dapat mulus, bergaris-garis atau bercak-bercak. Warna daging buah ada yang kuning, merah cerah ataupun merah tua. Terdapat pula semangka berbiji maupun semangka tanpa biji (Gordon, 2007).

Syarat Tumbuh Iklim

Semangka berasal dari Afrika, suatu daerah tropika dengan cahaya penuh, sedangkan suhu udara tinggi dan kering. Iklim yang kering dan panas, sinar matahari dan air yang cukup merupakan kebutuhan tanaman yang utama. Apabila cahaya matahari kurang penuh bersinar, maka tanaman akan berbunga kurang baik, bunganya mudah gugur, dan akhirnya pembuahannya pun menjadi kurang baik (Kalie, 2008).

Untuk memperoleh panen semangka yang cepat dengan kualitas tinggi adalah suhu rata-rata harian berkisar 25-30o

Suhu yang lebih tinggi lagi masih diperlukan jika calon buah sudah terbentuk. Proses pemasakan buah yang baik membutuhkan panas yang berkisar pada suhu 30

C. Suhu ini umumnya dicapai di daerah dengan ketinggian hingga 300 m di atas permukaan laut (dpl). Penanaman di lahan yang lebih tinggi akan menyebabkan suhu udara menurun dan akan mengakibatkan umur panen yang lebih lama (Sobir dan Siregar, 2010).

o


(21)

didorong oleh suhu yang tinggi dan sinar matahari yang penuh. Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan bahwa semangka toleran

terhadap kelembaban rendah dan agak toleran terhadap kekeringan, tetapi peka terhadap genangan air.

Di samping sebagai pengangkut zat makan, air berfungsi sebagai penyusun tubuh tanaman dan pembentuk zat makanan. Semangka memerlukan banyak air karena 90% dari buah semangka adalah air tetapi semangka tidak perlu diairi atau

digenangi terus menerus. Akar tanaman akan mati karena kekurangan oksigen untuk respirasi bila di lingkungan perakarannya tergenangi air (Duljapar dan Setyowati, 2000).

Tanah

Tanaman semangka tampaknya dapat tumbuh pada berbagai tipe lahan, asalkan drainasenya baik. Tanaman semangka menyukai lahan yang gembur dan subur, mengandung banyak bahan organik, serta mempunyai drainase yang baik. Tanah yang berpasir atau tanah lempung berpasir yang banyak mengandung nitrogen cocok untuk lahan tanaman ini (Kalie, 2008).

Keasaman tanah (pH) yang diinginkan untuk pertumbuhan optimum semangka berkisar 5,8-7,2. Apabila pH tanah kurang dari 5,8 (tanah asam), perlu dilakukan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman. Selain itu, semangka agak sensitif terhadap kadar garam (Sobir dan Siregar, 2010).

Ketinggian tempat yang baik untuk areal penanaman semangka adalah 0-400 m dpl. Pada ketinggian 400-900 m dpl, pertumbuhan tanaman kurang baik. Pada ketinggian lebih dari 700 m dpl, tanaman menghasilkan buah bermutu rendah dan rasa kurang manis (Syukur, 2008).


(22)

Pupuk NPK

Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium

dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl). Kadar unsur hara N, P,

dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5) dan 15% kalium (sebagai K2

Aplikasi pupuk (pemupukan) sangat penting karena memperkaya tanah sehingga unsur-unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia dan dimanfaatkan oleh tanaman untuk menjalankan proses pertumbuhan dan perkembangannya (Murbandono, 2001).

O). Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam (Imran, 2005).

Nitrogen adalah komponen utama dari berbagai substansi penting didalam tanaman. Sekitar 40-50% kandungan protoplasma yang merupakan substansi hidup dari sel tumbuhan terdiri dari senyawa nitrogen. Senyawa nitrogen digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein. Nitrogen juga dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada saat pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan


(23)

vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Jika kekurangan (defisiensi) nitrogen tanaman tumbuh lambat dan kerdil. Daunnya berwarna hijau muda sedangkan daun-daun yang lebih tua menguning dan akhirnya kering. Jika terjadi kelebihan nitrogen, tanaman tampak terlalu subur, ukuran daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair (sekulensi) sehingga mudah diserang penyakit (Novizan,2002).

Bagi tanaman pupuk phosphor berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akan semai, memacu dan memperkuat pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi biji-bijian. Unsur P merupakan bahan pembentuk sel inti, selain itu mempunyai peranan penting bagi pembelahan sel serta perkembangan jaringan meristematik. Dapat membentuk ikatan fosfat yang dipergunakan untuk mempercepat proses-proses fisiologis. Kekurangan phosphor menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat dan kerdil, gejala daun menunjukan warna hijau tua mengkilap yang tidak normal, pematangan buah terhambat dan biji berkembang tidak normal (Sutedjo,2002).

Selanjutnya Hanafiah (2007) menyatakan bahwa Unsur K berfungsi meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga mempercepat penebalan dinding-dinding sel dan memberikan hasil produksi yang baik terhadap buah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kalium memegang peranan penting dalam peristiwa-peristiwa fisiologis seperti metabolime karbohidrat, pembentukan, pemecahan, dan translokasi pati, metabolisme protein dan sintesis protein, mengawasi dan mengatur aktivitas berbagai unsur mineral, mengaktifkan berbagai kerja enzim, mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik,


(24)

netralisasi asam-asam organiik bagi hasil fisiologis, mengatur membuka dan menutup stomata dan hal-hal yang berkaitan dnegan air (Damanik dkk ,2010).

Sementara itu, Jumin (1991) menyatakan bahwa unsur P dan K dapat mengurangi efek negatif dari pemupukan nitrogen dan dapat memperbaiki perakaran sehingga penyerapan unsur hara menjadi lebih baik lagi.

Unsur P berperan sebagai bahan dasar pembentukan protein untuk menghasilkan energi ATP dan ADP, dimana energi ini dibutuhkan dalam proses metabolisme untuk pembentukan asam amino, tepung, lemak dan senyawa organik lainnya. Fosfor bagi tanaman juga berguna untuk membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah sedangkan kalium berperan memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. Sedangkan unsur K berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat sekaligus memperkuat tubuh tanaman seperti daun, bunga dan buah sehingga tidak mudah gugur. Selain itu unsur hara K juga dapat meningkatkan kualitas hasil buah (Lingga, 1998).

Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengkerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul bercak-bercak merah cokelat. Selanjutnya daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak

sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan lama (Lingga dan Marsono,2000).

Unsur hara terutama N, P dan K merupakan faktor yang dapat meningkatkan jumlah percabangan pada pertumbuhan vegetatif tanaman. Karena


(25)

cabang merupakan batang lateral yang muncul akibat perkembangan meristem ujung batang induk yang sedang mengalami pertumbuhan (Gardner, et al., 1991).

Pemangkasan Buah

Pemangkasan buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan besar. Semakin banyak buah yang dipertahankan dalam satu pohon, ukurannya akan menjadi lebih kecil. Sebaliknya, bila hanya dipertahankan dua buah saja pertanaman, ukurannya akan semakin besar. Pemangkasan buah dapat dilakukan pada tanaman berumur 40 HST. Buah yang dipertahankan adalah buah yang memiliki pertumbuhan baik. Buah yang baik tampak dari penampilan fisiknya, yaitu ukurannya lebih besar dari lainnya, tidak cacat, dan bentuknya tidak memanjang (Duljapar dan Setyowati, 2000).

Dalam satu tanaman, sebaiknya buah semangka yang dipelihara maksimal 2 buah. Pemangkasan buah pada tanaman semangka dilakukan dengan cara memelihara buah yang terletak minimal 1 m dari pangkal percabangan atau pada ruas ke-13 dan ke-14. Bobot dari ruas ini akan mempunyai bentuk normal dan bobot optimal. Bila kondisi tanaman kurang sehat, sebaiknya jangan dipaksakan untuk memelihara lebih dari satu buah (Prajnata, 2003).

Bunga betina pertama pada tanaman semangka biasanya muncul diantara ruas ke-8 dan ke-13 pada batang utama. Bunga ini sebaiknya di buang (tidak di jadikan buah) dengan cara memangkasnya karena tumbuhnya kurang bagus dan batangnya belum kuat. Pembuahan pada batang utama sebaiknya di atur mulai ruas ke 20. Pemangkasan buah ini di lakukan pada saat tangkai buah dalam keadaan kering. Pisau yang di gunakan harus tipis, bersih dan tajam serta dijaga supaya tidak melukai batang tanaman (Kalie, 2008).


(26)

Para petani tradisional biasanya hanya memprioritaskan kuantitas buah dibandingkan kualitas buah. Pemangkasan dan penjarangan buah merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan kualitas buah. Pemangkasan dalam tanaman buah bertujuan untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengurangi kelembaban dalam tajuk tanaman. Hal tersebut akan mengurangi resiko terjadinya

serangan hama dan penyakit, serta merangsang tumbuhnya tunas–tunas produktif (Direktorat Tanaman Buah, 2004).

Pemangkasan pada tanaman merupakan suatu tindakan pengelolalaan tanaman dalam mengatur dan mengontrol pertumbuhan vegetatif, pembungaan dan pembuahan. Tujuan pemangkasan adalah untuk meningkatkan produksi karena pemangkasan akan dapat menyempurnakan pertumbuhan serta perkembangan buah. Pemangkasan dapat dilakukan pada fase vegetatif dan generatif. Pemangkasan pada fase generatif dapat mencegah persaingan kebutuhan

fotosintat antara bagian pucuk tanaman dengan organ-organ produktif (Dachlan, dkk. 2006).

Kualitas buah ditentukan oleh rasa manis (kandungan gula), tekstur daging buah yang tepat, aroma daging buah yang khas dan penampakan buah (bentuk

buah, bobot buah dan netting bagi varietas yang memiliki net). Rubatzky dan Yamaguchi, (1999) menyatakan bahwa padatan terlarut total

digunakan sebagai indikator tingkat kemanisan pada buah. Kandungan tersebut diperoleh dari mengurangi jumlah buah menjadi satu buah per tanaman.

Untuk mendapatkan buah yang besar dan produksi tinggi tanaman semangka membutuhkan pemangkasan. Pemangkasan pertama dilakukan setelah tanaman mulai bercabang, biasa tanaman semangka pada ruas pertama bercabang


(27)

sampai mencapai 4 cabang, peliharalah 1 – 2 cabang yang benar-benar sehat sedang cabang yang kurang sehat agar dibuang, dan selanjutnya pemangkasan dilanjutkan dengan membuang cabang-cabang yang tumbuh pada tunas utama yang dipelihara hingga menjelang keluarnya putik buah yang pertama, untuk mendapatkan kualitas buah yang baik usahakan buah pertama dibuang, pelihara buah kedua dan ketiga (Imran, 2005).

Pemangkasan erat kaitannya dengan pemanfaatan hasil fotosintesis, dengan melakukan pemangkasan maka diharapkan dapat meningkatkan hasil dengan cara fotosintat diarahkan untuk pembentukan buah. Hasil yang tinggi akan diperoleh bila seluruh proses kehidupan berjalan lancar dan seimbang. Sebagai contoh, bila respirasi berjalan lebih giat dibandingkan fotosintesis, maka lama-lama tanaman kehabisan gula. Akibatnya untuk memperoleh energi pati, lemak dan bahkan protein akan ditransformasikan ke gula dan direspirasikan. Sebaliknya bila respirasi tertekan, karena kurang O2 misalnya, tanaman juga

akan kehabisan tenaga. Akibatnya tanaman tidak lagi mampu menyediakan bahan untuk ditransformasikan ke produk yang diinginkan penanam (Harjadi, dkk., 2010).


(28)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Penelitian ini dilakukan di lahan masyarakat, Dusun Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, Medan dengan ketinggian ± 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Juli 2013.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih tanaman semangka sebagai objek percobaan, pupuk NPK 15:15:15, mulsa jerami.

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cangkul, gembor, bambu, knapsack, pacak sampel, meteran, buku data dan alat tulis.

Metode Percobaan

Adapun rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu:

Faktor I : Dosis pupuk NPK dengan 4 taraf perlakuan yang terdiri atas : N0

N1 = 40 g/tanaman = 0 g/tanaman

N2 = 80 g/tanaman N3

Faktor II: Jumlah buah per tanaman dengan 3 taraf perlakuan yang terdiri atas : = 120 g/tanaman

P1

P

= 1 buah/tanaman


(29)

P3

Sehingga di dapat 12 Kombinasi, yaitu: = 3 buah/tanaman

N0P1 N1P1 N2P1 N3P

N

1

0P2 N1P2 N2P2 N3P

N

2

0P3 N1P3 N2P3 N3P

Jumlah ulangan : 3

3

Jumlah plot : 36

Ukuran plot : 7 m x 2 m Jumlah tanaman sampel : 3 tanaman Jumlah tanaman per plot : 5 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 180 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 108 tanaman Luas lahan seluruhnya : 24 m x 30.5 m

Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut :

Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

i=1,2,3; j=1,2,3,4 k=1,2,3

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan pemberian berbagai dosis pupuk NPK pada taraf ke-j dan pemangkasan buah pada taraf ke-k

μ = Nilai tengah umum

ρi = Pengaruh blok ke-i

αj = Pengaruh perlakuan pemberian berbagai dosis pupuk NPK pada taraf ke-j


(30)

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara pemberian berbagai dosis pupuk NPK pada taraf ke-j dan pemangkasan buah pada taraf ke-k

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pemberian berbagai dosis pupuk NPK pada taraf ke-j dan pemangkasan buah pada taraf ke-k

Hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh nyata akan dilanjutkan

dengan uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5% (Steel and Torrie, 1995).


(31)

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari gulma, kemudian lahan penelitian dibagi menjadi 3 blok dengan jarak antar blok 50 cm, panjang plot 7 m sedangkan lebar plot 2 m. Setelah itu, dilakukan penggemburan dan penambahan dolomit terhadap tanah dengan tujuan untuk meningkatkan pH tanah.

Persiapan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat seminggu sebelum melakukan penanaman. Tanah diolah secara sempurna hingga menjadi remah dan gembur, kemudian diratakan. Pada masing-masing titik penanaman dibuat koakan tempat menanam semangka dengan jarak antar tanaman 150 cm.

Perendaman Benih

Perendaman benih diakukan untuk seleksi benih dan imbibisi. Perendaman benih dilakukan selama kurang lebih 10 menit, benih yang memiliki viabilitas dan vigoritas benih yang baik akan tenggelam, sedangkan benih yang buruk atau rusak akan mengapung.

Perkecambahan Benih

Pada proses perkecambahan benih dilakukan tahapan sebagai berikut: 1. Benih yang telah direndam ditiriskan beberapa saat, kemudian benih

diletakkan diatas kertas koran secara merata jangan sampai tumpang tindih. 2. Hamparan benih tersebut ditutup lagi dengan kertas koran yang basah

sebanyak 3 lapis.


(32)

4. Benih yang sudah berkecambah (dengan radikula sepanjang 2 – 3 mm) dapat segera ditanam di lapangan.

Penanaman Kecambah

Kecambah ditanam dalam posisi tegak dengan posisi akar kebawah dan ditutup dengan tanah kemudian disiram. Lalu diberi naungan berupa pelepah pisang untuk menghindarkan cahaya matahari dan air hujan secara langsung. Waktu penanaman kecambah adalah sore hari.

Pemeliharaan Tanaman Aplikasi Pupuk

Aplikasi pupuk dilaksanakan dengan dua kali pemupukan. Tahap pertama dilakukan pada saat seminggu sebelum tanam, sebanyak 60% dari dosis yang diuji dan tahap kedua dilakukan pada saat 5 MST, sebanyak 40% dari dosis yang diuji.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan setelah kecambah ditanam 3 – 5 hari setelah tanam. Tanaman yang tidak sehat diganti dengan tanaman yang baru. Penyulaman dilakukan pada sore hari.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dengan menggunakan gembor agar air yang keluar merata dan dilakukan pada permukaan tanaman.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual pada saat gulma mulai tumbuh di areal penanaman.


(33)

Pemangkasan Buah

Pemangkasan buah dilakukan sesuai dengan perlakuan. Pemangkasan tanaman dilakukan pada waktu tanaman berumur 37 hari setelah tanam sampai waktu panen. Kriteria buah yang dapat dipangkas adalah buah sudah terbentuk sebesar bola pimpong.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida dengan konsentrasi 1 ml/liter air sedangkan pengendalian penyakit dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dengan konsentrasi 1 ml/liter air. Masing-masing disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan dengan menggunakan knapsack.

Panen

Panen dilakukan setelah semangka mencapai kriteria matang yang ditandai dengan warna kulit buah yang terang, bentuk buah bulat berisi, Tanaman dibelakang tangkai sudah berwarna cokelat tua, sedikit bergetar bila diketuk, serta umur panen yang sudah mencukupi. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau tajam.

Pengamatan Parameter Panjang Tanaman (cm)

Panjang tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung tanaman dengan menggunakan meteran yang dilaksanakan pada minggu ke dua setelah tanam (2 MST) sampai 8 MST.


(34)

Jumlah Cabang Primer (cabang)

Jumlah cabang primer dicirikan dengan pertumbuhan dari pangkal batang utama, dihitung dari pangkal batang dan diamati pada saat 5 MST.

Jumlah Cabang Sekunder (cabang)

Jumlah cabang sekunder dicirikan dengan pertumbuhan cabang dari pangkal cabang primer, dihitung dari awal cabang primer dan diamati pada saat 5 MST.

Berat Buah (kg)

Dihitung berat buah dengan menggunakan timbangan setelah buah dipetik dari pohonnya pada umur tanaman 67 HST.

Panjang Buah (cm)

Diukur mulai dari pangkal sampai ujung buah dari masing-masing sampel. Dilaksanakan pada 10 MST.

Diameter Buah (cm)

Diameter pada buah dilakukan pengukuran pada pertengahan buah atau sisi buah terbesar dari masing-masing sampel. Dilaksanakan pada 10 MST.

Mutu Buah

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengumpul dan petani semangka, mutu buah semangka dibagi ke dalam 3 kelas yaitu :

1. Kelas A, buah memiliki berat >

2. Kelas B, buah memiliki berat 1,5 – 2,4 kg, berbentuk sempurna menurut varietas, tidak cacat.

2,5 kg, berbentuk sempurna menurut varietas, tidak cacat.


(35)

3. Kelas C, buah memiliki berat < 1,4 kg, buah cukup masak dan layak untuk dikonsumsi.

Produksi Per Tanaman

Produksi per tanaman dilakukan dengan menghitung berat rata-rata seluruh buah pada tanaman sampel yang ada pada masing-masing plot perlakuan.

Produksi Per Plot (kg)

Produksi per plot dilakukan dengan menghitung berat buah dari seluruh tanaman pada setiap plot.

Produksi Per Hektar (ton)

Produksi per hektar dapat diketahui setelah produksi per plot didapat. Kemudian, hasil produksi per plot dikonversikan ke dalam satuan ton/hektar.


(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 4 – 18) diketahui bahwa pemberian pupuk NPK dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman umur 3 – 8 MST, jumlah cabang primer dan sekunder umur 5 MST, panjang buah, diameter buah, berat buah, produksi pertanaman, produksi per plot, produksi per hektar dan mutu buah kelas A, B dan C. Perlakuan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap panjang buah, diameter buah, berat buah, produksi pertanaman, produksi per plot, produksi per hektar dan mutu buah kelas A, B dan C. Interaksi antara pemberian pupuk NPK dengan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman, per plot dan per hektar.

Panjang Tanaman (cm)

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman pada umur 3 – 8 MST dapat dilihat pada Lampiran 4 – 9. Sedangkan jumlah buah per tanaman dan interaksi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman.

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah ditinggal per tanaman terhadap panjang tanaman pada umur 3 – 8 MST dapat dilihat pada Tabel 1.


(37)

Tabel 1. Panjang tanaman (cm) pada masing-masing dosis pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman pada umur 3 – 8 MST

Umur Tanaman

Dosis NPK (g/tan)

Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Rataan

1 2 3

3 MST

N0 ( 0 ) 37,56 28,11 23,44 29,70c

N1 ( 40 ) 37,56 29,11 29,44 32,04bc

N2 ( 80 ) 38,44 39,89 34,67 36,67ab

N3 (120) 41,89 39,22 39,00 40,04a

Rataan 38,86a 34,08a 31,64a

4 MST

N0 ( 0 ) 43,56 31,78 35,11 36,81 d N1 ( 40 ) 87,22 75,56 80,11 80,96 c N2 ( 80 ) 92,56 101,11 97,11 96,93 b N3 (120) 123,11 141,22 116,11 126,81 a

Rataan 86,61a 87,42a 82,11a

5 MST

N0 ( 0 ) 79,89 76,33 76,00 77,41 d N1 ( 40 ) 174,22 142,11 142,22 152,85 c N2 ( 80 ) 187,67 178,33 171,50 179,17 b N3 (120) 201,78 199,44 185,89 195,70 a

Rataan 160,89a 149,06a 143,90a

6 MST

N0 ( 0 ) 147,89 148,33 147,78 148,00 c N1 ( 40 ) 277,44 255,89 254,78 262,70 b N2 ( 80 ) 294,11 285,78 287,83 289,24 ab N3 (120) 307,89 293,22 292,33 297,81 a

Rataan 256,83a 245,81a 245,68a

7 MST

N0 ( 0 ) 208,00 229,00 219,56 218,85 b N1 ( 40 ) 359,44 335,11 359,56 351,37 a N2 ( 80 ) 373,22 372,67 368,78 371,56 a N3 (120) 402,22 395,00 363,33 386,85 a

Rataan 335,72a 332,94a 327,81a

8 MST

N0 ( 0 ) 297,11 325,22 310,67 311,00 b N1 ( 40 ) 445,78 456,56 461,78 454,70 a N2 ( 80 ) 463,67 449,00 457,78 456,81 a N3 (120) 490,89 470,33 452,22 471,15 a

Rataan 424,36a 425,28a 420,61a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa panjang tanaman pada umur 3-8 MST tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram dan terendah pada tanpa pemberian pupuk NPK. Pada pengamatan terakhir 8 MST dapat dilihat bahwa panjang tanaman tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (471,15 cm) berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk NPK (311,00 cm). Panjang


(38)

tanaman tertinggi pada perlakuan 2 buah per tanaman (425,28 cm) dan yang terendah terdapat pada perlakuan 3 buah per tanaman (420,61 cm).

Hubungan antara pemberian pupuk NPK pada dosis yang berbeda terhadap panjang tanaman pada saat umur 8 MST dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan Panjang Tanaman terhadap dosis pupuk NPK pada saat 8 MST

Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka panjang tanaman semakin panjang.

Jumlah Cabang Primer dan Sekunder

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer dan sekunder (Lampiran 9 dan 10). Sedangkan pemangkasan buah dan interkasi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer dan sekunder.

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman terhadap jumlah cabang primer dan sekunder dapat dilihat pada Tabel 2.

Y = -0,020x2+ 3,632x + 338,6 R² = 0,930

0,00

150,00

300,00

450,00

0 40 80 120

P

an

jan

g T

an

am

an

(

cm

)


(39)

y = 0,067x + 1,972 r = 0,913

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00

0 40 80 120

Jum la h C a ba ng pr im e r (ca ba ng )

Dosis Pupuk NPK (g/tan.)

Tabel 2. Jumlah Cabang Primer dan Sekunder Tanaman Semangka pada Masing-Masing Dosis Pupuk NPK dan Jumlah Buah per Tanaman

Dosis NPK (g/tan.)

Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)

Cabang Primer

N0 ( 0 ) 0,67 0,44 0,44 0,52c

N1 ( 40 ) 6,56 6,33 6,33 6,41b

N2 ( 80 ) 10,72 7,67 6,56 8,31ab

N3 (120) 9,56 8,89 8,33 8,93a

Rataan 6,88a 5,83a 5,42a

Cabang Sekunder

N0 ( 0 ) 2,00 1,77 1,67 1,81 b

N1 ( 40 ) 2,22 2,44 2,33 2,33 ab

N2 ( 80 ) 2,44 2,44 2,44 2,44 a

N3 (120) 2,61 2,58 2,44 2,54 a

Rataan 2,32a 2,30a 2,22a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah cabang primer tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK sebanyak 120 gram (8,93 cabang) berbeda nyata dengan tanpa pemberian NPK (0,52 cabang). Jumlah cabang primer tertinggi pada perlakuan 1 buah per tanaman (6,88 cabang) dan yang terendah terdapat pada perlakuan 3 buah per tanaman (5,42 cabang).

Hubungan antara pemberian pupuk NPK terhadap jumlah cabang primer dapat dilihat pada Gambar 2.


(40)

y = 0,005x + 1,939 R² = 0,83

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

0 40 80 120

Ju

m

lah

C

ab

an

g

Se

k

unde

r

(C

ab

an

g)

Dosis Pupuk NPK (g/tanaman)

Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka jumlah cabang primer semakin meningkat.

Pada parameter jumlah cabang sekunder tertinggi terdapat pada pemberian pupuk NPK sebanyak 120 gram (2,54 cabang) berbeda nyata dengan tanpa pemberian NPK (1,81 cabang). Jumlah cabang sekunder tertinggi terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (2,32 cabang) dan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (2,22 cabang).

Hubungan antara dosis pupuk NPK terhadap jumlah cabang sekunder dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan jumlah cabang sekunder semangkadengan dosis pupuk NPK

Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka jumlah cabang sekunder semakin meningkat.

Berat Per Buah (kg)

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap berat per buah (Lampiran


(41)

11). Sedangkan interkasi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap berat per buah.

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman terhadap berat per buah dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Berat per buah (kg) pada masing-masing dosis NPK dan jumlah buah per tanaman

Dosis NPK (g/tan) Jumlah Buah per Tanaman (buah) Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)

N0 ( 0 ) 1,65 1,29 1,14 1,36d

N1 ( 40 ) 2,80 2,51 2,23 2,51c

N2 ( 80 ) 3,09 2,62 2,58 2,77b

N3 (120) 3,35 2,97 2,61 2,97a

Rataan 2,72a 2,35b 2,14c

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 3 menunjukkan bahwa berat per buah tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (2,97 kg) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK lainnya dan terendah terdapat pada tanpa pemberian pupuk NPK (1,36 kg). Tabel 3 juga menunjukkan berat per buah tertinggi pada perlakuan jumlah buah per tanaman terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (2,72 kg) dan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (2,14 kg).

Berat per buah semangka pada masing-masing dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 4.


(42)

2,72 2,35 2,14 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50

1 2 3

B er at R at aan B u ah ( k g)

Jumlah Buah per Tanaman (buah) b

c y = 0,012x + 1,637

R² = 0,832

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50

0 40 80 120

B er at R at aan B u ah ( k g)

Dosis Pupuk NPK (g/tanaman)

Gambar 4. Hubungan berat per buah dengan dosis pupuk NPK

Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka berat per buah semakin meningkat.

Hubungan berat per buah semangka dengan jumlah buah per tanaman buah dapat dilihat pada Gambar 5.


(43)

Gambar 5. Hubungan berat per buah dengan jumlah buah per tanaman Gambar 5 menunjukkan bahwa berat per buah tertinggi terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman. Hal ini berarti semakin sedikit jumlah buah yang per tanaman maka berat per buah semakin meningkat.

Panjang buah (cm)

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap panjang buah (Lampiran 12). Sedangkan interkasi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap panjang buah.

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman terhadap panjang buah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Panjang buah (cm) semangka masing-masing dosis NPK dan jumlah buah per tanaman

Dosis NPK (g/tan) Jumlah Buah per Tanaman (buah) Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)

N0 ( 0 ) 21,02 19,42 18,17 19,54a

N1 ( 40 ) 27,17 24,73 23,35 25,08b

N2 ( 80 ) 27,28 25,67 25,04 26,00c

N3 (120) 28,02 27,30 25,45 26,93d

Rataan 25,87a 24,28b 23,00c

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa panjang buah tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (26,93 cm) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK

lainnya dan terendah terdapat pada tanpa pemberian pupuk NPK (19,54 cm). Tabel 3 juga menunjukkan panjang buah tertinggi pada perlakuan

jumlah buah per tanaman terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (25,87 cm) dan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (23,00 cm).


(44)

25,87 24,28 23,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

1 2 3

P an jan g B u ah ( cm )

Jumlah Buah per Tanaman (buah) a

b

c

y = 0,057x + 20,92 R² = 0,806

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

0 40 80 120

P an jan g B u ah ( cm )

Dosis Pupuk NPK (g/tanaman)

Panjang buah semangka pada masing-masing dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan panjang buah semangkadengan dosis pupuk NPK

Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka panjang buah semakin panjang.

Hubungan panjang buah semangka dengan jumlah buah per tanaman dapat dilihat pada Gambar 7.


(45)

Gambar 7 menunjukkan bahwa berat panjang buah tertinggi terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman. Hal ini berarti semakin sedikit jumlah buah yang per tanaman maka panjang buah semakin meningkat.

Diameter Buah (cm)

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap diameter buah (Lampiran 13). Sedangkan interkasi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap diameter buah.

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman terhadap diameter buah dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Diameter buah (cm) pada masing-masing dosis NPK dan jumlah buah per tanaman

Dosis NPK (g/tan) Jumlah Buah per Tanaman (buah) Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)

N0 ( 0 ) 10,96 10,85 10,57 10,79d

N1 ( 40 ) 14,48 13,36 12,00 13,28c

N2 ( 80 ) 15,62 13,69 13,70 14,34b

N3 (120) 16,47 15,03 13,71 15,07a

Rataan 14,38a 13,23b 12,50c

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 5 menunjukkan bahwa diameter buah tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (15,07 cm) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK

lainnya dan terendah terdapat pada tanpa pemberian pupuk NPK (10,79 cm). Tabel 5 juga menunjukkan diameter buah tertinggi pada perlakuan

jumlah buah per tanaman terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (14,38 cm) dan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (12,50 cm).


(46)

14,38 13,23 12,50 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00

1 2 3

D iam et er B u ah ( cm )

Jumlah Buah per Tanaman (buah) a

b

c

y = -0,0008x2+ 0,2031x + 32,541

R² = 0,9943

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00

0 40 80 120

D iam et er B u ah ( cm )

Dosis Pupuk NPK (g/tanaman)

Diameter buah semangka pada masing-masing dosis pupuk NPK dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan diameter buah dengan dosis pupuk NPK

Gambar 8 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka panjang buah semakin meningkat.

Hubungan diameter buah semangka dengan jumlah buah per tanaman dapat dilihat pada Gambar 9.


(47)

Gambar 9. Hubungan diameter buah dengan jumlah buah per tanaman Gambar 9 menunjukkan bahwa diameter buah tertinggi terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman. Hal ini berarti bahwa semakin sedikit jumlah buah per tanaman maka diameter buah semakin meningkat.

Persentase Mutu Buah Kelas A,B, dan C Tanaman Semangka pada Masing-Masing Dosis NPK dan Jumlah Buah per Tanaman

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan dengan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap mutu buah kelas A (Lampiran 17), mutu buah kelas B (Lampiran 18) dan mutu buah kelas C (Lampiran 19). Sedangkan interkasi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap ketiga mutu kelas buah.

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman terhadap mutu buah kelas A, B dan C dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Persentase Mutu Buah Kelas A,B, dan C Tanaman Semangka pada Masing-Masing Dosis NPK dan jumlah buah ditinggal per tanaman

Dosis NPK (g/tan)

Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)

Kelas A (>2,5 kg/buah)

N0 ( 0 ) 13,33 0,00 0,00 4,44d

N1 ( 40 ) 93,33 40,00 22,22 51,85c

N2 ( 80 ) 100,00 56,67 57,77 71,48b

N3 (120) 100,00 96,67 73,33 90,00a

Rataan 76,67a 48,33b 38,33c

Kelas B (1,5-2,4 kg/buah)

N0 ( 0 ) 80,00 43,33 26,67 50,00a

N1 ( 40 ) 6,67 56,67 57,77 40,37b

N2 ( 80 ) 0,00 43,33 42,22 28,52c

N3 (120) 0,00 3,33 24,44 9,26d

Rataan 21,67b 36,67a 37,78a


(48)

N0 ( 0 ) 6,67 56,67 73,33 45,56a

N1 ( 40 ) 0,00 6,67 20,00 8,89b

N2 ( 80 ) 0,00 0,00 0,00 0,00c

N3 (120) 0,00 0,00 0,00 0,00c

Rataan 1,67c 15,83b 23,33a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase mutu buah kelas A tertinggi terdapat pada pemberian pupuk NPK sebanyak 120 gram (90,00 %) berbeda nyata dengan dosis lainnya dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK (4,44%). Persentase mutu buah kelas A tertinggi pada perlakuan 1 buah per tanaman (76,67 %) sedangkan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (38,33%).

Persentase mutu buah kelas B tertinggi terdapat pada tanpa pemberian pupuk NPK (50,00%) berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK lainnya dan terendah pada pemberian pupuk NPK sebanyak 120 gram (9,26%). Rataan persentase mutu buah kelas B tertinggi pada perlakuan 3 buah per tanaman (37,78%) dan terendah pada perlakuan 1 buah per tanaman (21,67%).

Persentase mutu buah kelas C tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK (45,55%) berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK lainnya dan terendah pada perlakuan pemberian pupuk NPK sebanyak 80 dan 120 gram (0,00%). Persentase mutu buah kelas C tertinggi pada perlakuan 3 buah per tanaman (23,33%) dan yang terendah pada perlakuan 1 buah per tanaman (1,67%%).

Mutu buah A, B dan C pada pemberian pupuk NPK dengan dosis yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 10.


(49)

76,67 21,67 48,33 36,67 38,33 37,78 23,33 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 M ut u K el as B uah ( % )

P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah) y = 0,690x + 13

R² = 0,939 y = 0,690x + 13

R² = 0,939

y = 0 R² = #N/A y = -0,708x + 73,33

R² = 0,897

-20,00 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

0 50 100 150

P er se nt as e M ut u B uah ( % )

Dosis Pupuk NPK (g/tanaman)

Kelas A Kelas B

Gambar 10. Hubungan dosis pupuk NPK dengan persentase mutu buah (%) Berdasarkan Gambar 10 dapat diketahui bahwa semakin tinggi dosis pupuk NPK yang diberikan maka akan meningkatkan persentase mutu buah kelas A, sedangkan hal yang sebaliknya terjadi pada mutu buah kelas B dan kelas C. Berdasarkan hasil ini membukt ikan bahwa pemberian pupuk NPK akan meningkatkan bobot buah sehingga mempertinggi persentase mutu buah kelas A.

Hubungan pemberian pupuk NPK dengan jumlah buah per tanaman terhadap mutu buah A, B dan C dapat dilihat pada Gambar 15.


(50)

Gambar 11. Hubungan jumlah buah per tanaman dengan persentase mutu buah (%)

Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui ada pengaruh jumlah buah per tanaman terhadap persentase mutu buah kelas A, kelas B dan kelas C. Semakin sedikit jumlah buah pada satu tanaman maka mutu kelas buah semakin baik. Begitu sebaliknya, semakin banyak buah yang tertinggal pada tanaman maka mutu buah semakin menurun. Berdasarkan hasil ini membuktikan bahwa pemangkasan buah dengan meninggalkan buah sedikit pada tanaman akan menentukan bobot buah sehingga mempertinggi persentase mutu buah kelas A.

Produksi Pertanaman (kg)

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman serta interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman (Lampiran 14).

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman terhadap diameter buah dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Produksi pertanaman (kg) pada masing-masing dosis NPK dan jumlah buah per tanaman

Dosis NPK (g/tan) Jumlah Buah per Tanaman (buah) Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)


(51)

P1 : y = 0,0135x + 1,9127 R² = 0,8603 P2 : y = 0,0258x + 3,1487

R² = 0,8236 P3 : y = 0,0357x + 4,273

R² = 0,7944 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

0 40 80 120

P rod uk si pe r T an am an ( k g )

Dosis Pupuk NPK (g/tanaman)

P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)

N1 ( 40 ) 2,80e 5,03d 6,69b 4,84

N2 ( 80 ) 3,09e 5,25d 7,74a 5,36

N3 (120) 3,35e 5,94c 7,82a 5,70

Rataan 2,72 4,70 6,42

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada dosis NPK 0 g/tanaman dengan 1 buah pertanaman produksi per tanaman sebesar 1,65 kg, dan produksi per tanaman akan meningkat dengan bertambahnya dosis NPK dan jumlah buah per tanaman. Produksi per tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan dosis NPK 120 gram dengan 3 buah per tanaman (7,82 kg) dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK dengan 1 buah per tanaman (1,65 kg).

Interaksi jumlah buah per tanaman dengan pemberian pupuk NPK terhadap produksi per tanaman disajikan pada Gambar 12 berikut.

Gambar 12. Kurva interaksi jumlah buah per tanaman dengan pemberian pupuk NPK terhadap produksi per tanaman


(52)

Berdasarkan kurva interaksi (Ganbar 12) diketahui bahwa semakin tinggi dosis NPK yang diberikan dan semakin banyak jumlah buah per tanaman menyebabkan produksi per tanaman semakin meningkat.

Produksi Per Plot (kg)

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman serta interaksi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap produksi per plot (Lampiran 15).

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman terhadap produksi per plot dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Produksi per plot (kg) semangka pada masing-masing dosis NPK dan jumlah buah per tanaman

Dosis NPK (g/tan) Jumlah Buah per Tanaman (buah) Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)

N0 ( 0 ) 8,23g 12,87f 17,05e 12,72

N1 ( 40 ) 14,00e 25,13d 33,45b 24,19

N2 ( 80 ) 15,47e 26,23d 38,70a 26,80

N3 (120) 16,73e 29,70c 39,10a 28,51

Rataan 13,61 23,48 32,08

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 8 menunjukkan bahwa pada dosis NPK 0 g/tanaman dengan 1 buah pertanaman produksi per plot sebesar 8,23 kg, dan produksi per plot akan meningkat dengan bertambahnya dosis NPK dan jumlah buah per tanaman. Produksi per plot tertinggi terdapat pada perlakuan dosis NPK 120 gram dengan 3 buah per tanaman (39,10 kg) dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK dengan 1 buah per tanaman (8,23 kg).


(53)

P1 : y = 0,0674x + 9,5633 R² = 0,8603 P2 : y = 0,129x + 15,743

R² = 0,8236 P3 : y = 0,1785x + 21,365

R² = 0,7944 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00

0 40 80 120

P rod uks i p er P lot ( kg )

Dosis Pupuk NPK (g/tan)

P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah) Interaksi jumlah buah per tanaman dengan pemberian pupuk NPK terhadap produksi per plot disajikan pada Gambar 13 berikut.

Gambar 13. Kurva interaksi jumlah buah per tanaman dengan pemberian pupuk NPK terhadap produksi per plot

Berdasarkan kurva interaksi (Ganbar 13) diketahui bahwa semakin tinggi dosis NPK yang diberikan dan semakin banyak jumlah buah per tanaman menyebabkan produksi per tanaman semakin meningkat.

Produksi Per Hektar (ton)

Data analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK dan dengan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap produksi per hektar (Lampiran 16). Sedangkan interaksi antara kedua perlakuan belum berpengaruh nyata terhadap produksi per hektar.

Data pengaruh pemberian pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman buah terhadap produksi per hektar dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Produksi per hektar (ton) semangka pada masing-masing dosis pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman

Dosis NPK (g/tan) Jumlah Buah per Tanaman (buah) Rataan P1 (1 buah) P2 (2 buah) P3 (3 buah)


(54)

P1 : y = 0,0599x + 8,5007 R² = 0,8603 P2 : y = 0,1147x + 13,994

R² = 0,8236 P3 : y = 0,1587x + 18,991

R² = 0,7944 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00

0 40 80 120

P rod u k si p er h ek ta r ( ton )

Dosis Pupuk NPK (g/tanaman)

P1 P2 P3

N0 ( 0 ) 7,32g 11,44f 15,16 11,30

N1 ( 40 ) 12,44e 22,34d 29,73b 21,51

N2 ( 80 ) 13,75e 23,32d 34,40a 23,82

N3 (120) 14,87e 26,40c 34,76a 25,34

Rataan 12,10 20,87 28,51

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom/baris yang sama berbeda nyata menurut Uji Duncan pada taraf uji 5%.

Tabel 8 menunjukkan bahwa pada dosis NPK 0 g/tanaman dengan 1 buah pertanaman produksi per hektar sebesar 7,32 ton, dan produksi per hektar akan meningkat dengan bertambahnya dosis NPK dan jumlah buah per tanaman. Produksi per hektar tertinggi terdapat pada perlakuan dosis pupuk NPK 120 gram dengan 3 buah per tanaman (34,76 ton) dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK dengan 1 buah per tanaman (7,32 ton).

Interaksi jumlah buah per tanaman dengan pemberian pupuk NPK terhadap produksi per hektar disajikan pada Gambar 14 berikut.

Gambar 14. Kurva interaksi jumlah buah per tanaman dengan pemberian pupuk NPK terhadap produksi per tanaman


(55)

Berdasarkan kurva interaksi (Gambar 15) diketahui bahwa semakin tinggi dosis NPK dan semakin banyak jumlah buah per tanaman maka produksi per hektar semakin meningkat.

Pembahasan Dosis pupuk NPK

Pengaruh pemberian pupuk NPKterhadappanjang Tanaman (cm)

Pemberian pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman 3 – 8 MST, jumlah cabang primer dan sekunder. Pada parameter panjang tanaman, panjang tanaman tertinggi pada 8 MST terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (471,15 cm) dan terendah tanpa pemberian pupuk NPK (311,00 cm). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan dosis pupuk NPK akan meningkatkan panjang tanaman. Hal ini dikarenakan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan memberi suplai pada pertumbuhan. Hal ini sesui dengan pernyataan Sutedjo (2002) yaitu pupuk NPK mengandung unsur hara N berfungsi meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman sehingga panjang tanaman akan meningkat sejalan dengan pertambahan ukuran ruas. Sedangkan unsur P berfungsi mempercepat proses differensiasi sel.

Pengaruh pemberian pupuk NPK terhadap jumlah cabang primer dan sekunder (cabang)

Pada parameter jumlah cabang, jumlah cabang primer tertinggi pada dosis pupuk NPK 120 gram (8,93 cabang) dan terendah tanpa pemberian NPK (0,52 cabang) sedangkan jumlah cabang sekunder tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (2,54 cabang) dan terendah tanpa pemberian NPK (1,81 cabang). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan dosis pupuk NPK akan jumlah


(56)

cabang primer dan cabang sekunder. Hal ini dikarenakan pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan memberi suplai pada pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gardner, et. al, (1991) yaitu unsur hara terutama N, P dan K merupakan faktor yang dapat meningkatkan jumlah percabangan pada pertumbuhan vegetatif tanaman. Karena cabang merupakan batang lateral yang muncul akibat perkembangan meristem ujung batang induk yang sedang mengalami pertumbuhan.

Pengaruh pemberian pupuk NPKterhadapProduksi Semangka

Pemberian pupuk berpengaruh nyata terhadap parameter berat per buah, panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman, produksi per plot dan produksi per hektar dan mutu buah. Berat per buah tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (2,97 kg) dan terendah terdapat pada tanpa pemberian pupuk NPK (1,36 kg). Panjang buah tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (26,93 cm) dan terendah terdapat pada tanpa pemberian pupuk NPK (19,54 cm). Diameter buah tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (15,07 cm) dan terendah pada tanpa pemberian pupuk NPK (10,79 cm). Produksi per tanaman tertinggi terdapat pada dosis pupuk NPK 120 gram (5,70 kg) dan terendah pada tanpa pemberian pupuk NPK (2,64 kg). Persentase mutu buah A tertinggi sebesar 90% pada dosis pupuk NPK 120 gram, mutu buah B tertinggi sebesar 50% dan mutu buah C tertinggi sebesar 45,56% pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin ditambah dosis pupuk NPK yang diberikan maka dapat meningkatkankualitas dan kuantitas dari buah semangka. Hal ini disebabkan unsur P dan K yang terkandung di dalam pupuk


(57)

NPK dapat membantu proses pembungaan. Bunga yang baik akan dihasilkan untuk proses penyerbukan dan pembentukan buah yang maksimal sehingga berat

buah yang dihasilkan akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga (1998) yaitu fosfor bagi tanaman berguna untuk membantu asimilasi dan

pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah sedangkan kalium berperan memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

Jumlah Buah per Tanaman

Pengaruh jumlah buah per tanaman terhadap parameter berat rataan buah, panjang buah, diameter buah, produksi (per tanaman, plot, hektar) dan mutu buah semangka (C. vulgarisSchard.)

Perlakuan jumlah buah per tanamanberpengaruh nyata terhadap parameter berat per buah, panjang buah, diameter buah, produksi per tanaman, produksi per plot dan produksi per hektar dan mutu buah. Berat per buah tertinggi terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (2,72 kg) dan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (2,14 kg). Panjang buah tertinggi terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (25,87 cm) dan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (23,00 cm). Diameter buah tertinggi terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (14,38 cm) dan terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (12,50 cm). Produksi per tanaman tertinggi pada perlakuan pemangkasan terdapat pada perlakuan 3 buah per tanaman (6,42 kg) dan terendah pada perlakuan 1 buah per tanaman (2,72 kg). Produksi per plot tertinggi pada perlakuan 3 buah per tanaman (32,08 kg) dan terendah pada perlakuan 1 buah per tanaman (13,61 kg). Produksi per plot tertinggi pada perlakuan 3 buah per tanaman (28,01 kg) dan terendah pada perlakuan 1 buah per tanaman (12,10 kg). Persentase mutu buah A tertinggi


(58)

sebesar 76,67% terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman, mutu buah B tertinggi sebesar 37,78% dan mutu buah C tertinggi sebesar 23,33% pada perlakuan 3 buah per tanaman.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan jumlah buah ditinggal per tanaman dengan meninggalkan 1 buah di tanaman selalu menghasilkan berat yang lebih tinggi dengan perlakuan lebih dari satu buah per tanaman. Pemangkasan buah dengan meninggalkan satu buah pada tanaman menunjukkan berat yang tertinggi. Hal ini dikarenakan distribusi hasil fotosintat yang berarti jika buah yang ditinggalkan semakin sedikit maka tanaman tersebut akan memperoleh hasil fotosintat yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan 2 buah atau lebih per tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prajnata (2000) yaitu pemangkasan buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan besar. Semakin banyak buah yang dipertahankan dalam satu pohon, ukurannya akan menjadi lebih kecil.

Hal ini dapat dikaitkan dengan kualitas buah bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlakuan pemangkasan berpengaruh nyata terhadap mutu buah kelas A, B dan C karena secara agronomis pemangkasan cenderung meningkatkan mutu buah meskipun tidak nyata secara statistik. Perlakuan jumlah buah per tanaman tertinggi terhadap mutu buah kelas A terdapat pada perlakuan 1 buah per tanaman (P1) dan yang terendah pada perlakuan 3 buah per tanaman (P3). Hal ini dikarenakan pemangkasan erat kaitannya dengan pemanfaatan hasil

fotosintesis, dengan melakukan pemangkasan maka diharapkan dapat meningkatkan hasil dengan cara fotosintat diarahkan untuk pembentukan buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harjadi dkk (2010) yaitu pemangkasan


(59)

diharapkan mampu meningkatkan hasil dengan cara fotosintat diarahkan untuk pembentukan buah. Hasil produksi yang tinggi akan diperoleh bila seluruh proses berjalan lancar dan seimbang. Sebagai contoh, bila respirasi berjalan lebih banyak dibandingkan fotosintesis, maka lama-lama tanaman kehabisan gula. Akibatnya untuk memperoleh energi pati, lemak dan bahkan protein akan ditransformasikan ke gula dan direspirasikan. Sebaliknya bila respirasi tertekan, karena kurang O2

Interkasi pemberian pupuk NPK dengan jumlah buah per tanaman

misalnya, tanaman juga akan kehabisan tenaga. Akibatnya tanaman tidak lagi mampu menyediakan bahan untuk ditransformasikan ke produksi tanaman.

Pengaruh interaksi pemberian pupuk NPK dengan jumlah buah per tanaman terhadap produksi per tanaman dan produksi per hektar

Interaksi antara pemberian pupuk NPK dengan jumlah buah per tanaman berpengaruh nyata terhadap produksi per tanaman, per plot dan per hektar. Produksi terdapat pada perlakuan dosis NPK 120 gram dengan 3 buah per tanaman (6,42 kg) dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK dengan 1 buah per tanaman (1,65 kg). produksi per tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan dosis NPK 120 gram dengan 3 buah per tanaman (39,10 kg) dan terendah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk NPK dengan 1 buah per tanaman (8,23 kg). Produksi per hektar tertinggi terdapat pada perlakuan dosis pupuk NPK 120 gram dengan 3 buah per tanaman (34,76 ton) yang berbeda nyata dengan dosis pupuk NPK lainnya dan terendah pada tanpa pemberian pupuk NPK dengan 1 buah per tanaman (7,32 ton). Hal ini dikarenakan unsur hara yang terkandung dalam pupuk yang mampu menyediakan nutrisi bagi proses metabolisme tanaman sehingga semakin banyak dosis yang diberikan mampu meningkatkan produksi selain itu pada perlakuan dengan produksi tertinggi, jumlah buah per tanaman


(60)

lebih banyak, sehingga total berat buah menjadi lebih besar. Akan tetapi, apabila dilihat dari segi bobot dan kualitas setiap buahnya, produksi per plot dan per hektar lebih rendah bila dibandingkan perlakuan 1 buah per tanaman. Hal ini dikarenakan, unsur hara dari pupuk NPK dan hasil fotosintat harus terbagi ke dalam tiga buah tersebut. Berbeda dengan 1 buah per tanaman, semua unsur hara dan hasil fotosintat terpusat untuk satu buah, sehingga bobot dan kualitas buah yang terbentuk lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rubatzky dan Yamaguchi (1999) yaitu kualitas buah ditentukan oleh rasa manis (kandungan gula), tekstur daging buah yang tepat, bentuk buah, bobot buah. kandungan tersebut diperoleh dari mengurangi jumlah buah menjadi satu buah per tanaman.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dosis pupuk NPK terbaik adalah perlakuan N3 (120 gram/tanaman) yang dapat menghasilkan berat rataan buah 2,97 kg, mutu buah kelas A 76,67% produksi per tanaman 5,70 kg, produksi per plot 28,51 kg dan produksi per hektar 25,34 ton.

2. Jumlah buah per tanaman terbaik adalah perlakuan P3 (3 buah per tanaman) dengan hasil produksi per tanaman 6,42 kg, produksi per plot 32,08 kg dan produksi per hektar 28,51 ton sedangkan berat rataan buah tetinggi (2,97 kg) dan mutu buah kelas tertinggi (76,67%) terdapat pada perlakuan P1 (1 buah per tanaman).


(61)

3. Interaksi dosis pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman adalah perlakuan N3P3 (dosis pupuk NPK 120 gram/tanaman dengan 3 buah per tanaman) dengan hasil produksi per tanaman 7,82 kg, produksi per plot 39,10 kg dan produksi per hektar 34,76 ton.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian untuk mendapatkan kualitas buah semangka yang baik disarankan menggunakan dosis pupuk NPK sebanyak 120 gram/tanaman dan pemangkasan buah dengan 1 buah per tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Dachlan, A., Dahliana, D. dan Kamaruddin. Pengaruh Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kapas Transgenik. J. Agro. 49(3): 420-427.

Damanik, M.M.B., Bactiar, E.H., Fauzi, Safruddin dan Hamidah, H. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupuka n. USU Press. Medan.

Direktorat Tanaman Buah, 2004. Standar Pelaksanaan Pemupukan Tanaman Melon. Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura. Departeman Pertanian. Jakarta.

Duljapar, K. Dan R. N. Setyowati, 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem Turus. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal : 71-74.

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta. Hal : 71-83.

Gardner, F.P., R. B. Pearc dan Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press, Jakarta. Hal : 87-91.

Gordon, A, 2007. How To Grow Watermelon. Diakses dari

www.geocities.com/green-cacle/watermelon.html. Pada Tanggal 23 Juni 2013.


(62)

3. Interaksi dosis pupuk NPK dan jumlah buah per tanaman adalah perlakuan N3P3 (dosis pupuk NPK 120 gram/tanaman dengan 3 buah per tanaman) dengan hasil produksi per tanaman 7,82 kg, produksi per plot 39,10 kg dan produksi per hektar 34,76 ton.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian untuk mendapatkan kualitas buah semangka yang baik disarankan menggunakan dosis pupuk NPK sebanyak 120 gram/tanaman dan pemangkasan buah dengan 1 buah per tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Dachlan, A., Dahliana, D. dan Kamaruddin. Pengaruh Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kapas Transgenik. J. Agro. 49(3): 420-427.

Damanik, M.M.B., Bactiar, E.H., Fauzi, Safruddin dan Hamidah, H. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupuka n. USU Press. Medan.

Direktorat Tanaman Buah, 2004. Standar Pelaksanaan Pemupukan Tanaman Melon. Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura. Departeman Pertanian. Jakarta.

Duljapar, K. Dan R. N. Setyowati, 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem Turus. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal : 71-74.

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta. Hal : 71-83.

Gardner, F.P., R. B. Pearc dan Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press, Jakarta. Hal : 87-91.

Gordon, A, 2007. How To Grow Watermelon. Diakses dari

www.geocities.com/green-cacle/watermelon.html. Pada Tanggal 23 Juni 2013.


(63)

Harjadi, S.S., Winarso, d.w. Ketty, s. 2012. Aspek-aspek Penting Budidaya Tanaman Buah-Buahan. Dihimpun oleh G. A. Wattimena. Diakses pada tanggal 20 November 2012.

Imran, A., 2005. Budidaya Tanaman Semangka (Citrus vulhgaris Schrad). Informasi Penyuluhan Pertanian. Kabupaten Labuhan Batu.

Jumin, H. B. 1991. Dasar-Dasar Agronomi. Rajawali Press, Jakarta. Hal : 167-169.

Kalie, M. B., 2008. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal : 199-205.

Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal : 256-267.

Lingga P. dan Marsono, 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal : 234-238.

Murbandono LHS. 2001. Membuat Kompos. Ed Rev. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal : 56-59.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia. Jakarta. Hal: 189-198.

Novizan, 2005. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Edisi Revisi. Agromedia, Jakarta. Hal : 167-172.

Prajnata, F. 2003. Agribisnis Semangka Non-biji. Penebar Swadaya. Yogyakarta. Hal : 89-84.

Purbiati dan S. Yuniastuti. 1992. Pengaruh Macam Pemangkasan Terhadap Pertunasan dan Buah Mangga. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Buah-buahan 1991/1992. Sub Balai Penelitian Hortikultura. Malang.

Raja, 2012. Anjuran Pemupukan pada Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schard.). diakses dari : http://raja-jempol.com. Diakses pada tanggal 15 November 2013.

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia 3: Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi ke- 2. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hal : 78-86. Rukmana, R., 2006. Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. Hal :

45-47.

Sharma, O. P., 1993. Plant Taxonomy. Tata Mc. Graw hill Publishing Company Limuited, New Delhi.

Sobir dan F. D. Siregar, 2010. Budidaya Melon Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal : 34-36.


(1)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

N0P1 10,00 7,80 6,90 24,70 8,23

N0P2 12,40 13,10 13,10 38,60 12,87

N0P3 15,60 17,25 18,30 51,15 17,05

N1P1 13,85 14,05 14,10 42,00 14,00

N1P2 27,00 25,80 22,60 75,40 25,13

N1P3 35,10 36,90 28,35 100,35 33,45

N2P1 15,20 16,10 15,10 46,40 15,47

N2P2 27,30 26,80 24,60 78,70 26,23

N2P3 38,40 39,30 38,40 116,10 38,70

N3P1 16,50 17,10 16,60 50,20 16,73

N3P2 31,20 28,10 29,80 89,10 29,70

N3P3 41,40 36,90 39,00 117,30 39,10

Total 283,95 279,20 266,85 830,00

Rataan 23,66 23,27 22,24 23,06

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 12,99 6,49 2,11 3,44 tn

Perlakuan 11 3623,77 329,43 107,23 2,26 *

Pemangkasan 2 2049,40 1024,70 333,54 3,44 *

NPK 3 1367,76 455,92 148,40 3,05 *

linear 1 1124,50 1124,50 366,02 4,3 *

Kuadratik 1 214,62 214,62 69,86 4,3 *

Kubik 1 28,64 28,64 9,32 4,3 *

Interaksi 6 206,61 34,44 11,21 2,55 *

Galat 22 67,59 3,07

Total 35 3704,35

FK = 19136,1

KK = 8%

Lampiran 17. Data Produksi Per Hektar (ton)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

N0P1 7,14 5,57 4,93 17,64 5,88


(2)

N0P3 3,71 4,11 4,36 12,18 4,06

N1P1 9,89 10,04 10,07 30,00 10,00

N1P2 9,64 9,21 8,07 26,93 8,98

N1P3 8,36 8,79 6,75 23,89 7,96

N2P1 10,86 11,50 10,79 33,14 11,05

N2P2 9,75 9,57 8,79 28,11 9,37

N2P3 9,14 9,36 9,14 27,64 9,21

N3P1 11,79 12,21 11,86 35,86 11,95

N3P2 11,14 10,04 10,64 31,82 10,61

N3P3 9,86 8,79 9,29 27,93 9,31

Total 105,72 103,86 99,36 308,93

Rataan 8,81 8,65 8,28 8,58

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 1,78 0,89 2,85 3,44 tn

Perlakuan 11 207,84 18,89 60,52 2,26 *

Pemangkasan 2 26,72 13,36 42,79 3,44 *

NPK 3 179,69 59,90 191,83 3,05 *

linear 1 149,56 149,56 479,00 4,3 *

Kuadratik 1 25,84 25,84 82,76 4,3 *

Kubik 1 4,29 4,29 13,74 4,3 *

Interaksi 6 1,43 0,24 0,76 2,55 tn

Galat 22 6,87 0,31

Total 35 216,49

FK = 2651,13

KK = 7%

Lampiran 18. Persentase Mutu Buah Kelas A (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

N0P1 40,00 0,00 0,00 40,00 13,33

N0P2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N0P3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N1P1 100,00 80,00 100,00 280,00 93,33

N1P2 50,00 40,00 30,00 120,00 40,00

N1P3 13,33 53,33 0,00 66,66 22,22


(3)

N2P2 70,00 70,00 30,00 170,00 56,67

N2P3 60,00 66,66 46,66 173,32 57,77

N3P1 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

N3P2 100,00 90,00 100,00 290,00 96,67

N3P3 86,66 66,66 66,66 219,98 73,33

Total 719,99 666,65 573,32 1959,96

Rataan 60,00 55,55 47,78 54,44

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 918,55 459,27 2,69 3,44 tn

Perlakuan 11 50051,44 4550,13 26,60 2,26 *

Pemangkasan 2 9490,18 4745,09 27,74 3,44 *

NPK 3 36548,78 12182,93 71,23 3,05 *

Linear 1 34351,00 34351,00 200,84 4,3 *

Kuadratik 1 1877,78 1877,78 10,98 4,3 *

Kubik 1 320,00 320,00 1,87 4,3 tn

Interaksi 6 4012,48 668,75 3,91 2,55 *

Galat 22 3762,81 171,04

Total 35 54732,80

FK = 106707

KK = 24%

Lampiran 19. Persentase Mutu Buah Kelas B (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

N0P1 60,00 80,00 100,00 240,00 80,00

N0P2 30,00 30,00 70,00 130,00 43,33

N0P3 0,00 40,00 40,00 80,00 26,67

N1P1 0,00 20,00 0,00 20,00 6,67

N1P2 60,00 60,00 50,00 170,00 56,67

N1P3 73,33 46,66 53,33 173,32 57,77

N2P1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N2P2 30,00 30,00 70,00 130,00 43,33

N2P3 40,00 33,33 53,33 126,66 42,22

N3P1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N3P2 0,00 10,00 0,00 10,00 3,33

N3P3 13,33 33,33 26,66 73,32 24,44


(4)

Rataan 25,56 31,94 38,61 32,04

Tabel Sidik Ragam

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 1022,75 511,38 2,69 3,44 tn

Perlakuan 11 22605,55 2055,05 10,82 2,26 * Pemangkasan 2 1942,83 971,41 5,12 3,44 *

NPK 3 8310,31 2770,10 14,59 3,05 *

linear 1 8089,58 8089,58 42,60 4,3 *

Kuadratik 1 208,61 208,61 1,10 4,3 tn

Kubik 1 12,12 12,12 0,06 4,3 tn

Interaksi 6 12352,42 2058,74 10,84 2,55 *

Galat 22 4177,29 189,88

Total 35 27805,60

FK = 36947,2

KK = 43%

Lampiran 20. Persentase Mutu Buah Kelas C (%)

Perlakuan Blok Total Rataan

1 2 3

N0P1 0,00 20,00 0,00 20,00 6,67

N0P2 70,00 70,00 30,00 170,00 56,67

N0P3 100,00 60,00 60,00 220,00 73,33

N1P1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N1P2 0,00 0,00 20,00 20,00 6,67

N1P3 13,33 0,00 46,66 59,99 20,00

N2P1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N2P2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N2P3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N3P1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N3P2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

N3P3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Total 183,33 150,00 156,66 489,99

Rataan 15,28 12,50 13,06 13,61

Tabel Sidik Ragam


(5)

Blok 2 51,85 25,92 0,15 3,44 tn Perlakuan 11 20563,76 1869,43 10,91 2,26 *

Pemangkasan 2 2905,36 1452,68 8,48 3,44 *

NPK 3 12719,54 4239,85 24,74 3,05 *

linear 1 9533,74 9533,74 55,63 4,3 *

Kuadratik 1 3025,18 3025,18 17,65 4,3 *

Kubik 1 160,61 160,61 0,94 4,3 tn

Interaksi 6 4938,86 823,14 4,80 2,55 *

Galat 22 3770,06 171,37

Total 35 24385,67

FK = 6669,17


(6)

Lampiran 16. Jadwal Kegiatan Penelitian

Rencana Penelitian Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

rsiapan Lahan X

rsiapan Lubang Tanam X

rendaman Benih X

rkecambahan Benih X

nanaman Kecambah X

meliharaan Tanaman X

Aplikasi Pupuk X X

Penyiraman

Disesuaikan dengan Kondisi di Lapangan Penyiangan

Penyulaman X

Pemangkasan X X X X X X

Pengendalian Hama dan Penyakit Disesuaikan dengan Kondisi di Lapangan

nen X

engamatan Parameter

njang Tanaman (cm) X X X X X X X

Jumlah Cabang Primer (cabang) X X X

Jumlah Cabang Sekunder (cabang) X X X

Berat Buah (kg) X

Panjang Buah (cm) X

Diameter Buah (cm) X

Produksi Per Plot (kg) X

Produksi Per Hektar (ton) X