Analisis Kesalahan dan Karakteristik Bentuk Pasif

9 786028 649766

ANALISIS KESALAHAN DAN KARAKTERISTIK BENTUK PASIF

Markhamah
Atiqa Sabardila

ANALISIS
KESALAHAN
dan

Karakteristik Bentuk Pasif

Analisis Kesalahan dan
Karakteristik Bentuk Pasif

Surakarta: Badan Penerbit FKIP UMS
X+248; 15 x 20,5 cm

ISBN: 978-602-8649-76-6


Cetakan pertama: Nopember 2010
Desain sampul & Layout: andi w

Penulis:
Markhamah, Prof. Dr., M.Hum.
Atiqa Sabardila, Dra., M.Hum.

KA
TA PENGANT
AR
KAT
PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang
telah memberikan rahmat dan hidayah, serta nikmat-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Tanpa petunjuk dan
pertolongan-Nya penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik.
Mudah-mudahan Allah memberikan ampunan atas segala kesalahan
dan dosa peneliti dan semoga apa yang telah penulis lakukan dicatat
sebagai amal ibadah yang mendapat ridha-Nya. Amin.

Bangsa Indonesia harus mempunyai sikap untuk mencintai
apa yang dimiliki, termasuk bahasa Indonesia yang diakui sebagai
bahasa pemersatu di Tanah Air. Salah satu sikap yang terus-menerus
dikembang adalah menjadikan generasi muda kita mencintai
bahasa Indonesia dan bangga menggunakannya.
Isi buku yang menganalisis kesalahan berbahasa ini memberi
pedoman berbahasa, khususnya dalam mengembangkan akal-budi
agar semakin mendapatkan kemantapan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran berbangsa dan bermasyarakat. Dengan kaidah
yang semakin mantap kita harus yakin dengan berbahasa Indonesia, yakni kita tetap dapat berdaya saing secara global. Tantangan
iii

sekarang adalah bagaimana membuat anak didik mampu memiliki
keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar.
Materi buku ini juga berisi tentang hasil penelitian yang
mengambil objek penelitian ini mengenai karakteristik klausa pasif
pada teks terjemahan al-Quran, kelanjutan penelitian Markhamah
(2008 – 2009) dan Sabardila, dkk. (2002 – 2003). Ketertarikan

peneliti pada objek ini terjadi setelah mencermati adanya bentuk
pasif yang khas dalam teks terjemahan al-Quran.
Pada kesempatan ini, selain bersyukur kepada Allah Swt,
peneliti mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Penelitian
dan Pengabdian pada Masyarakat, Dirjen Dikti, yang telah memberikan dana penelitian. Tanpa dana rasanya terlalu berat untuk
melaksanakan penelitian ini. Selain itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya
penelitian ini, baik langsung maupun tidak langsung.
Penulis telah berupaya maksimal, meskipun dengan waktu dan
kompetensi yang terbatas. Oleh karena itu, kekurangan pasti selalu
ada. Terhadap segala kekurang yang ada peneliti hanya dapat
berharap ada saran yang memperbaikinya.

Surakarta Nopember 2010

Markhamah

iv

DAFT

AR ISI
AFTAR

KATA PENGANTAR ……………………………………........
DAFTAR ISI ……………….........................………………….

iii
v

PENDAHULUAN ................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................
B. Permasalahan .................................................
C. Tujuan ............................................................
D. Road Map Kegiatan Penelitian .......................
E. Kegiatan yang Telah Dilakukan Tahun I dan II
F. Kegiatan yang dilakukan ................................
G. Metode Pelaksanaan dan Pendekatan Teoritik
1. Metode Pelaksanaan .............................
2. Pendekatan Teoretik ...............................


1
1
5
5
6
6
20
21
21
22

BAB I

BAB II LINGUISTIK, ANALISIS KONTRASITF, DAN
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA ......... 25
A. Pendahuluan ...………................................... 25
B. Hubungan antara Analisis Kesalahan
Berbahasa dengan Linguistik ……............... 27
C. Hubungan antara Analisis Kesalahan
dengan Analisis Kontrastif ............................. 30

v

D.
E.

Tujuan dan Prosedur Analisis Kontrastif ......... 36
Hipotesis yang mendasari Analisis Kontrastif.. 40

BAB III PENGERTIAN ANALISIS KESALAHAN
BERBAHASA DAN JENIS KESALAHAN
BERBAHASA .…………………………………….
A. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa .....
B. Jenis Kesalahan Berbahasa ..........................
1. Kesalahan Acuan ....................................
2. Kesalahan Register ..................................
3. Kesalahan Sosial ....................................
4. Kesalahan Tekstual .................................
5. Kesalahan Penerimaan ...........................
6. Kesalahan Pengungkapan .......................
7. Kesalahan Perorangan ............................

8. Kesalahan Kelompok ..............................
9. Kesalahan Menganalogi ..........................
10. Kesalahan Transfer..................................
11. Kesalahan Guru ......................................
12. Kesalahan Lokal......................................
13. Kesalahan Global ....................................
BAB IV BIDANG KESALAHAN BERBAHASA DAN
PENYEBABNYA ...............................................
A. Bidang Kesalahan Berbahasa .......................
1. Kesalahan Bidang Fonologi ....................
2. Kesalahan Bidang Morfologi ..................
3. Kesalahan Bidang Sintaksis ...................
4. Kesalahan Bidang Semantik ..................
B. Penyebab Kesalahan Berbahasa ....................
1. Penyebab Kesalahan Berbahasa yang
Berasal dari Peserta Didik .....................

vi

43

43
51
51
53
54
55
56
57
57
58
59
60
61
62
63

67
67
69
70

72
74
76
77

2.

BAB V

Penyebab Kesalahan Berbahasa yang
Berasal dari Luar Peserta Didik ............. 78

KESALAHAN BERBAHASA BIDANG
FONOLOGI .........................................................
A. Kesalahan Penggunaan Huruf .......................
1. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital ....
2. Kesalahan Penggunaan Huruf Miring .....
B. Kesalahan Penulisan Partikel, Klitik, dan
Lambang Bilangan ….....................................
1. Penggunaan partikel ...............................

2. Penulisan Klitik .......................................
3. Penggunaan Lambang Bilangan ............
C. Kesalahan Penyukuan ...................................
1. Kesalahan Penyukuan Kata yang
Bersuku Dua ...........................................
2. Kesalahan Penyukuan Konsonan Rangkap
3. Kesalahan Penyukuan Dua Konsonan
Berurutan di Tengah Kata .......................
4. Kesalahan Penyukuan Tiga Konsonan
atau lebih di Tengah Kata .......................
5. Kesalahan Penyukuan Kata yang
Berimbuhan dan Berpartikel ...................
6. Kesalahan Penyukuan Nama Orang .....
D. Kesalahan Penulisan Penggabungan Kata ......
1. Kesalahan Penulisan Gabungan Kata
Bahasa Indonesia ..................................
2. Kesalahan Penulisan Gabungan Kata dari
Unsur Indonesia dan Asing .....................
3. Kesalahan Penulisan Unsur Serapan ......


87
87
87
95
97
97
99
100
106
106
108
108
109
110
110
111
111
112
114

LATIHAN .............………………………………… 116

vii

BAB VI KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI ..........
A. Kesalahan Penulisan Afiks .............................
1. Penulisan Prefiks meN- ...........................
2. Penulisan Gabungan Prefiks meNdengan - kan ..........................................
3. Penulisan Prefiks ter- ..............................
4. Penulisan Gabungan Prefiks didengan Sufiks –kan ...............................
5. Penulisan Sufiks –wan ...........................
6. Pemakaian Prefiks ber- ..........................
7. Pemakaian Sufiks –ir .............................
8. Pemakaian Sufiks –an ...........................
9. Pemakaian Sufiks –kan .........................
10. Pemakaian Sufiks –asi atau -isasi ...........
11. Pemakaian Sufiks –nya ..........................
12. Pemakaian Simulfiks ke-/-an .................
13. Pemakaian Simulfiks per-/-an ................
14. Pemakaian Simulfiks peng-/-an ..............
15. Pemakaian Gabungan Prefiks mengdengan Sufiks –i .....................................
16. Penghilangan Prefiks meN- ....................
17. Kesalahan karena Kerancuan Kata ........
18. Kesalahan Penulisan Kata Depan ..........
19. Kesalahan karena Pleonasme .................
BAB VII KESALAHAN BERBAHASA DALAM
BIDANG SINTAKSIS ........................................
A. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
dalam Bidang Sintaksis
B. Sebab-sebab Terjadinya Kesalahan Bidang
Sintaksis .........................................................
1. Kalimat Berstruktur Tidak Baku .............
2. Kalimat Ambigu .....................................

viii

117
117
117
120
121
122
122
123
123
124
125
125
126
127
127
128
129
130
131
132
132

137
137
138
138
140

3.
4.

Kalimat yang Tidak Jelas .......................
Diksi yang Tidak Tepat dalam
Membentuk Kalimat ...............................
5. Kontaminasi Kalimat ..............................
6. Koherensi ...............................................
7. Penggunaan Kata Mubazir ......................
8. Kata Serapan yang Digunakan dalam
Kalimat ..................................................
9. Logika Kalimat ......................................
LATIHAN ………………………………………….
BAB VIII KAJIAN MENGENAI KONSTRUKSI PASIF
A. Sebutan Verba Berawalan di- ........................
B. Sebutan Verba Transitif Berbentuk ter- ..........
C. Sebutan Kalimat Bentuk Zero Verba
(Konstruksi Pasif Personal) .............................
BAB IX KARAKTERISTIK MORFOLOGIS
BENTUK PASIF PADA TEKS TERJEMAHAN
AL-QURAN .........................................................
A. Pasif di-V- dengan Berbagai Variasi ...............
1. Pasif di-V ................................................
2. Pasif Bentuk di-V-kan .............................
3. Pasif di-V-i .............................................
4. Pasif diper-/-kan ......................................
5. Pasif Bentuk di-R ....................................
6. Pasif Bentuk di-R-kan ............................
B. Pasif Bentuk ter- ............................................
C. Pasif Bentuk Zero ...........................................
D. Pasif Bentuk Persona .....................................
1. Pasif Bentuk Persona I + Pokok Kata
Kerja .......................................................
2. Pasif Bentuk Persona II + Pokok Kata
Kerja ......................................................
ix

141
144
145
146
148
150
151
152
153
157
159
160

183
183
183
185
190
191
192
193
194
195
195
195
197

3.

BAB X

Pasif Bentuk Persona III + Pokok Kata
Kerja ...................................................... 202

PERILAKU SINTAKSIS BENTUK PASIF
DALAM TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN ..
A. Bentuk Pasif yang Menduduki Fungsi Predikat
1. Konstruksi S-P .........................................
2. Konstruksi P-S ........................................
3. Konstruksi P-K .........................................
4. Konstruksi P-K-S .....................................
5. Konstruksi S-P-K .....................................
6. Konstruksi P-S-K ....................................
7. Konstruksi S-P-PEL .................................
8. Konstruksi S-P-PEL-K ..............................
9. Konstruksi K1-S-P-K2 ..............................
10. Konstruksi P-S-K1-K2...............................
B. Bentuk Pasif yang Menduduki Atributif ...........
1. Pasif sebagai Atribut Subjek ...................
2. Pasif sebagai Atribut Predikat .................
3. Pasif sebagai Atribut Pelengkap...............
4. Pasif sebagai Atribut Keterangan ............
5. Pasif sebagai Atribut Objek ................

206
206
207
208
211
215
215
216
217
218
219
219
221
221
225
228
229
230

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 235
BIODATA PENULIS ............................................................. 245

x

235

DAFT
AR PUS
TAKA
PUST
AFTAR

Abdurrahman Sa’adi, Syaikh. 2008. Bacalah Quran Seolah-olah
Ia Diturunkan Kepadamu. Bandung: Mizan.
Alieva, N.F. dkk. 1991. Bahasa Indonesia: Deskripsi dan Teori.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Alwi, Hasan, dkk. (ed.). 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, Syamsul; Suwadji; Gina; Sutrisno Wibowo. 1996. “Kalimat
Pasif dalam Bahasa Jawa”. Proyek Pembinaan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Aziz, E. Aminudin. 2003. “Theorizing Linguistic Politeness In
Indonesian Society” dalam Linguistik Indonesia. Tahun ke21, Nomor 2. Agustus. pp. 167-186.
Bachari, Andhika Dhuta. 2007. “Mengungkap Bentuk Fatis dalam
Bahasa Sunda” dalam Linguistik Indonesia. Tahun ke-25,
Nomor 2. Agustus. pp.47-54.
Bakry, Oemar. 1983. Tafsir Rahmat. Jakarta: Bentara.
235

236

Bernstein, B. 1972. “Social Class, Language ang Socialization”.
Dalam Pier Paolo Giglioli (ed.). Language and Social
Context. Baltimore: Penguin Books.
Brown, Roger and Albert Gilman. 1972. “The Pronouns of Power
and Solidarity”. In Joshua A. Fishman (ed.). Reading in The
Sociology of Language. The Huge-Paris: Mouton.
Brown, P. and Levinson, S.C. 1978. “Universals in Language Usage:
Politeness Phenomen”. Dalam E. Goody (ed.), Questions
and Politeness:Strategies in Social Interaction, pp. 56-311.
Cambridge Papers in Social Anthropology 8. Cambridge
University Press.
Cartier, Alice. 1988. “Culioli Mengenai Pemasifan”. Dalam Soenjono
Dardjowidjojo (Ed.) Pellba I. Jakarta: Lembaga Bahasa
Unika Atma Jaya.
Casmir , Fred L. Ed. Ethics in Intercultural and International
Communication. Lawrence Erlbaum Associates : Mahwah,
NJ. Publication. Questia Media America, Inc. www.
questia.com
Cumings, Luise (Penerjemah Eti Setiawati dkk.). 2007. Pragmatik:
Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Dardjowidjojo, Soenjono. 1983. Beberapa Aspek Linguistik
Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Darmojuwono, Setiawati. 2007. “Peran Stereotipe dalam
Komunikasi Lintas Budaya: Kasus Indonesia-Jerman”. In
Linguistik Indonesia. Tahun ke-25, Nomor 1. February, pp.
98-105.

237

Djadjasudarm , T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik: Ancangan
Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Eresco.
Eelen, Gino. 2002. A Critique of Politeness Theory. Manchester,
UK: St. Jerome Publishing.
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.
Yogyakarta: LKIS
Erni Siti Nurlina, Wiwin. 2000. Anti-Aktif dan Anti-Pasif dalam
Bahasa Jawa. Balai Bahasa Yogyakarta. Pusat Bahasa.
Departemen Pendidikan Nasional.
Ervin-Tripp, Susan M. 1972. “Interaction of Language, Topic, and
Listener”. Dalam Joshua A. Fishman (ed.). Reading in The
Sociology of Language. The Huge-Paris: Mouton.
Geertz, Clifford. 1972. “Linguistic Etiquette”. In Joshua A. Fishman
(ed.). Reading in the Sociology of Language. The Huge-Paris:
Mouton.
Goddard, Angela and Lindsey Mean Patterson. 2000. Language and
Gender. London and New York: Routledge.
Grice. 1975. “Logic and Conversation”, dalam P. Cole and J. J.
Morgan, eds., Syntax and Semantics III: Speech Acts. New
York: Academic Press.
Gunawan Hasyim, Aris. 2007. Metode Revolusioner dalam
Memahami Al-Quran. Surabaya: Graha Pustaka Media
Utama.
Halliday, M.A.K., Angus McIntosh, and Peter Strevents. “The Users
and Usages of Language”. Dalam Joshua A. Fishman (ed.).
Reading in The Sociology of Language. The Huge-Paris:
Mouton.

238

Hanfling, Oswald. 2003. “Learning About Right and Wrong: Ethics
and Language” in Philosophy 78. pp. 25-45.
Harun, Karim. 2007. “Pronomina Persona Bahasa Melayu Abad
Ketujuhbelas” dalam Linguistik Indonesia. Tahun ke-25,
Nomor 2. Agustus. Hal. 9-19.
Heryanto, Ariel. 1996. “Bahasa dan Kuasa: Tatapan Posmodernisme”. Dalam Latif Yudi and Idi Subandi Ibrahim (ed.).
Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di Panggung Orde
Baru. Bandung: Mizan.
Hikam, Muhammad A.S, 1996. “Bahasa dan Politik: Penghampiran
’Discursive Pratice”. In Latif Yudi dan Idi Subandi Ibrahim
(ed.) . 1996. Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di
Panggung Orde Baru. Bandung: Mizan.
Hooker, Virginia Matheson. 1996. “Bahasa dan Pergeseran kekuasaan di Indonesia: Sorotan terhadap Pembakuan Bahasa
Orde Baru”. Dalam Latif Yudi dan Idi Subandi Ibrahim (ed.).
Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di Panggung Orde
Baru. Bandung: Mizan.
Holmes, Janet. 1993. An Introduction to Sociolinguistics. London
and New York: Longman.
Jerniayati, I. 2007. “Penyulihan dalam Wacana Terjemahan AlQuran Surat Yaasiin” dalam Linguistik Indonesia. Tahun ke25, Nomor 2. Agustus. Hal. 65-76.
Kadarusman, A.Effendi. 2008. “Hipotesis Saphir Worf dan Ungkap
–Verbal Keagamaan” dalam Linguistik Indonesia. Tahun ke26, Nomor 1. Februari. Hal. 1-21.
Karlieni, Eni. 2005. “Verba Berpelengkap dalam Bahasa Indonesia
Suatu Kajian Struktur dan Semantik” dalam Litera: Jurnal

239

Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol. 4, Nomor.
1. Januari 2005.
Kartomihardjo, Soeseno. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Keraf, Gorys. 1978. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Ende Flores:
Nusa Indah
Khaerunissa. 2008. “Metafora dalam Bahasa Mandailing: Persepsi
Masyarat Penuturnya” dalam Linguistik Indonesia. Tahun
ke-26, Nomor 1. Februari. Hal. 75-87.
Koopman, Colin. 2007. Language is a Form of Experience: Reconciling Classical Pragmatism and Neopragmatism. Bufflo:
Indiana University Press.
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguisti. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. (ed.). Penyelidikan Bahasa dan Perkembangan Wawasannya. Jakarta. Masyarakat Linguistik
Indonesia.
Labov. W. 1972. “The Study of Language in its Social Context”.
Dalam Pier Paolo Giglioli (ed.). Language and Social
Context. Baltimore: Penguin Books.
Latif Yudi dan Idi Subandi Ibrahim (ed.) . 1996. Bahasa dan
Kekuasaan: Politik Wacana di Panggung Orde Baru. Bandung.
Mizan.

240

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Terjemahan Oka.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Leech, Geoffrey 2005. “Politeness: Is there an Eas-West Divide?”
in Journal of Foreign Languages, November 2005, pp. 1-29.
Lie, Anita. 2003. “Peran Bahasa Inggris dalam Pembentukan
Identitas Sosiokultural dan Implikasinya bagi Desain dan
Implementasi Kurikulum Bahasa Inggris” dalam Linguistik
Indonesia. Tahun ke-21, Nomor 2. Agustus. Hal. 187-202.
Lounsbury, Floyd G. 1972. “Linguistics and Psychology”. Dalam
Joshua A. Fishman (ed.). Reading in The Sociology of
Language. The Huge-Paris: Mouton.
Love, H.W. 1992. “Communication, Accountability and Professional
Discourse: The Interaction of Language Values and Ethical
Values” in Journal of Bisness Ethics. 11, 11. Hal. 883-892.
Low, Douglas. 2001. “Merleu-Ponty on Truth, Language, and Value”
in Phylosophy Today. 45, 1. Academic Research Library.
Hal. 45-76.
Mahyuni, 2007. “Social Change and The Sasak Traditional Speech
Conventions” dalam Linguistik Indonesia. Tahun ke-25,
Nomor 2. Agustus. Hal. 1-9.
Markhamah. 2000. “Transformasi Budaya Spiritual ke Budaya
Material” dalam Transformasi Budaya. Surakar ta:
Muhammadiyah University Press.
Markhamah. 2000a. Etnik Cina: Kajian Linguistik Kultural.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Markhamah. 2002. “Moralitas Qurani: Pencegah Disintegrasi
Bangsa”. In Simiyati As. Et al. (ed.). Integrasi, Moral Bangsa,

241

dan Perubahan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Markhamah. 2006. Etika dan Sikap dalam Berbahasa. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Pidato Pengukuhan Sebagai
Guru Besar Bidang Sosiolinguistik.
Markhamah. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Moeliono, Anton M. dkk. (ed.). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka.
Nader, Laura. 1972. “A Not on Attitudes and the Use of Language”.
Dalam Joshua A. Fishman (ed.). Reading in the Sociology
of Language. The Huge-Paris: Mouton.
Nugroho, Garin. 2005. Seni Merayu Massa. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
Nurlina, Wiwin Erni Siti. 2000. Anti-Aktif dan Anti-Pasif dalam
Bahasa Jawa. Balai Bahasa Yogyakarta. Pusat Bahasa.
Departemen Pendidikan Nasional.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Ende Plores: Nusa
Indah.
Padmadewi, Ni Nyoman. 2006. “Analisis Percakapan dalam Bahasa
Bali: Suatu Kajian Bahasa dan Gender” dalam Linguistik
Indonesia. Tahun ke-24, Nomor 2. Agustus. Hal. 221-232.
Poerwadarminto, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: PN Balai Pustaka.
Quraish Shihab, M. 2000. Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Rahardi, Kunjana.2006. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa
Indonesia: Jakarta: Erlangga.

242

Ramlan, M. 1992. Bahasa Indonesia Yang Salah dan Yang Benar.
Yogyakarta: Andi.
Ramlan, M. 1993. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta:
C.V. Karyono.
Ramlan, M. 1996. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta:
C.V. Karyono.
Rintaningrum, Ratna. 2008. “Analisis Kesalahan-Kesalahan
Pembentukan Kalimat Pasif dalam Bahasa Inggris Khusus
(ESP)”. http:/digilib.its.ac.id/bookmark/1756 /Kalimat%
20pasif%bahasa%20 Inggris.
Sabardila, Atiqa; Sangidu; Hindun, Andi Haris Prabawa; Adyana
Sunanda. Markhamah. 2003. “Etika Berbahasa dalam Islam:
Kajian secara Sosiolinguistik”. Laporan Penelitian Hibah
Pekerti Nomor Kontrak 332/P4TDPPM/PHP/2003.
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang: Sastra
Hudaya.
Shin, Chong. 2007. “Masyarakat Tionghoa Kalimantan Barat:
Tinjauan Pemilihan Bahasa di Kota Sekadau” dalam Linguistik
Indonesia. Tahun ke-25, Nomor . Februari. Hal. 19-34.
Soedjito. 1988. Kalimat Efektif. Bandung: Remadja Karya
Sudaryanto. 1993. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia:
Keselarasan Pola Urutan. Jakarta: Penerbit Djambatan
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa:
Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis.
Yogyakarta: Muhammadiyah University Press.
Sugihastuti. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

243

Sugono, Dendy. 1991. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta:
PT Priastu
Suhandono, 2002. “Konstruksi Objek Ganda dalam Bahasa
Indonesia” dalam Humaniora. Volume XIV, No. 1/2002.
Suharti. 2004. “Pendidikan Sopan Santun dan Kaitannya dengan
Perilaku Berbahasa Jawa Mahasiswa” dalam Diksi: Jurnal
Ilmiah, Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol. 11. No. 1
Januari. Hal. 57-71.
Supriatin, Yeni Mulyani. 2007. “Kesantunan Berbahasa dalam
Mengungkapkan Perintah” dalam Linguistik Indonesia. Tahun
ke-25, Nomor 1. Februari. Hal. 53-62.
Suratidjo, Sukamti. 1993. “Pembentukan Pasif Adjektival dalam
Bahasa Indonesia”. ...
Suryawinata, Zuchridin dan Imam Suyitno. 1991. Bahasa Indonesia
untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Malang: YA3 Malang.
Suseno, Franz Magnis. 2001. Etika Jawa: Sebuah Analisisa Falsafi
tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Syaamil Al-Qur’am: The Miracle 15 in 1. Jakarta: P.T. Sygma
Examedia Arkanleema.
Thomas, Jenny. 1995. Meaning in Interaction: an Introduction to
Pragmatics. London: Longman.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Pustaka Phoenix. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
P.T. Media Pustaka Phoenix.

244

Trudgill, Peter. 1983. Sociolinguistics an Introduction to Language
and Society. England Penguin Books.
Usman. 2008. “The Agent-Verba-Patient System of The Gorontalo
L anguage: A Typological Semantic-Syntactic Role
Approach” dalam Linguistik Indonesia: Jurnal Ilmiah
Masyarakat Linguistik Indonesia. Tahun ke-2, No. 2 Agustus
2008. Hal 253-262.
Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Wojowasito. 1976. Pengantar Sintaksis Indonesia. Bandung: Shinta
Darma.
Yusuf, Muhammad. 2007. “Struktur Kalimat Pasif Bahasa Indonesia
dan Bahasa Jepang”. USU Repository.

245

BIOD
ATA PENULIS
BIODA

P rof. Dr
Dr.. Markhamah, M.Hum. dilahirkan di Karanganyar,
14 April 1958. Tamat Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Karangturi,
Gondangrejo tahun 1970. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP)
diselesaikan pada tahun 1973 di SMP N Kebakkramat Karanganyar.
Lulus Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri (SMEA) III Surakarta
tahun 1976. Tahun 1977 mulai kuliah di Universitas Negeri Sebelas
Maret dan lulus sarjana muda pada tahun 1980 dengan gelar B.A.
Pada tahun 1982 lulus S-1 dengan gelar dokteranda. Pendidikan
pascasarjana (S-2) ditempuh tahun 1991 dan lulus tahun 1994 dengan
gelar Magister Humaniora (M.Hum.). Adapun pendidikan S-3
ditempuh mulai Februari tahun 1996 dan lulus Februari 2000 dengan
mempertahankan disertasi yang berjudul Bahasa Jawa Keturunan Cina
di Kotamadya Surakarta..
Prof. Dr. Markhamah, M.Hum. mulai mengajar (sambil kuliah)
tahun 1978 sebagai guru tidak tetap di SMP Muhammadiyah Nangsri
Kebakkramat dan M.Ts. Gondangrejo vilial di Bulak, Kragan,
Gondangrejo, Karanganyar. Tahun 1980 – 1984 menjadi guru di SMA
Muhammadiyah I Surakarta. Sejak tahun 1984 sampai sekarang
menjadi dosen Kopertis Wilayah VI dipekerjakan pada Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan

246

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain
sebagai tenaga pengajar, sejak tahun 2001 sampai sekarang diamanati
untuk mejadi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tugas sampingan
lainnya adalah menjadi pemimpin redaksi Jurnal Penelitian Humaniora
(tahun 2000 – sekarang), pernah sebagai pemimpin redaksi Jurnal
Mibas (sekarang kajian Kajian Linguistik dan Sastra) dan Jurnal
Akademika. Selain itu, juga sebagai anggota dewan redaksi Jurnal
Humanity. Sejak tahun 2001 sampai sekarang Markhamah menjadi
ketua Masyarakat Lingustik Indonesia (MLI) Komisariat UMS.
Karya-karya yang sudah terbit, antara lain: Bahasa Jawa
Keturunan Cina: Kajian Linguistik Kultural (2001), Ilmu Budaya Dasar
(2001), Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah (2000), Ragam dan
Analisis Kalimat dalam Bahasa Indonesia (2000, dicetak ulang 2008),
“Transformasi Budaya Spiritual ke Budaya Material” dalam Transformasi
Budaya (2000), Etika dan Sikap Dalam Berbahasa (Pidato
Pengukuhan) (2006), dan Pengembangan Model Revitalissi Seni
Pertunjukan Wayang Wong (2006), Kompendium Kumpulan Ayatayat Quran tentang Etika Berbahasa, Kompendium Kumpulan Hadis
tentang Etika Berbahasa. Selain itu, beliau aktif menulis di beberapa
jurnal, seperti Jurnal Penelitian Humaniora, Akademika, Varidika,
Profetika.
Di bidang penelitian, beliau selama lima tahun terakhir meraih
dana penelitian dari Ditjen Dikti seperti Hibah Pekerti, Penelitian Fundamental, Hibah Pascasarjana, Hibah Bersaing, dan Hibah Kompetensi.
Selain itu, juga memperoleh hibah dana penelitian dari Kementerian
Riset dan Teknologi, dan Pemerintah Daerah.
Dra. Atiqa Sabardila, M. Hum. lahir di Surakarta, 21 Juni
1964. Sekolah Dasar dilaksanakan di SD Tempursari 1 Ketandan Klaten,
SMP Al-Islam 1 Surakarta, SMA Tunas Pembangunan 2 Surakarta dan

247

PGAN Surakarta – hingga naik ke kelas 3 lalu memutuskan berhenti
karena alasan kesehatan. Pendidikan S-1 (Sastra UGM) lulus tahun
1987 dan S-2 (Linguistik UGM) lulus tahun 1997. Diangkat menjadi
dosen UMS tahun 1989. Pada tahun 1089-1995 pernah mengajar di
PPMI Assalaam dan pada tahun 1999 – sekarang mengajar di Sekolah
Tinggi Perhotelan (STP) Sahid Surakarta. Dari tahun 2004-2010
mengetuai Laboratorium Pelayanan Bahasa Indonesia.
Topik penelitian yang sudah dikerjakan antara lain: “Ungkapan
Geng di Kota Madya Surakarta Ditinjau dari Sosiolinguistik” (Ketua)
(1997), “Penelitian tentang Bentuk dan Makna Wacana Sticker”
(Anggota) (1998), “Kode Ringkas dalam Spanduk Demo Mahasiswa
Tahun 1998” (Anggota) (1998), “Etika Pemberitaan: Menghindari
Judul Pemicu Konflik” (Anggota) (2001), “Pemberian Gelar
(Kekancingan) di Keraton Kasunanan Surakarta: Kasus pada Ilmuwan,
Pejabat, dan Konglomerat” (Ketua) (2001), Sumber Konflik NUMuhammadiyah (Anggota) (2001), Radikalisme Keagamaan dan
Perubahan Sosial (Anggota) (2002), “Perubahan pada Tradisi Upacara
Mahesa Lawung di Karaton Surakarta” (Anggota) (2001), “Gaya
Pengungkapan Langsung dalam Penulisan Judul Berita” (Anggota)
(2003), “Proses Pembentukan Judul serta Penggalian Tema Wacana
Humor Ketawa ala Bangkit” (Anggota) (2003), “Etika Berbahasa dalam
Islam: Kajian Sosiolinguistik” (Ketua) (2003), “Etika Berbahasa dalam
Hadis-hadis Nabi” (Ketua) (2004), “Efektivitas Rangkaian Pemberian
Tugas, Pelatihan, dan Tanya Jawab dalam Matakuliah Analisis Ragam
Bahasa” (PTK) (Ketua) (2006), “Ungkapan Kampanye Presiden dan
Wakil Presiden dalam Spanduk: Tinjauan Kategorial dan Sintaksis”
(Ketua) (2006),” Keterampilan Membatik sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah di Surakarta” (Ketua) (2007),
“Model Penggalian Potensi Menulis melalui Penulisan Otobiografi” (2
tahun) (Ketua) (2008; 2009), dan “Peribahasa Berkonteks Kekinian:

248

Kasus pada Surat Kabar Kompas” (Anggota) (2009).
Selain mengajar, kegiatan yang disukai adalah mengasah potensi
mahasiswa dalam bidang tulis-menulis agar tumbuh jiwa entrepreneurship dan peka penalaran mereka. Abad tulis-menulis dan informatika
yang menandai kerasulan Muhammad Saw., mari kita semarakkan terus
agar tercapai kualitas keimanan dan keislaman kita.

1

BAB I

UAN
PEND
AHUL
PENDAHUL
AHULU

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Sebagai makhluk
yang berbudaya, manusia perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi diperlukan norma-norma dan etika agar
hubungan manusia satu dengan lainnya harmonis, tidak terganggu,
dan tidak ada masalah. Hampir setiap suku bangsa atau etnik memiliki aturan, norma, atau etika dalam pergaulan dan etika dalam
berbahasa. Hal ini berlaku secara umum. Tak terkecuali, apakah
mereka itu etnik Jawa, Sunda, Minangkabau, Cina, Sasak, atau
lain-lain.
Manusia adalah hamba Allah yang termulia yang melebihi
makhluk mana pun di dunia ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi yang berkembang pesat dan berpengaruh sangat luas menghanyutkan manusia yang kurang mantap kepribadiannya. Manusia yang termulia
itu berubah menjadi hamba teknologi, menjadi konsumeris, dan
harga dirinya disangkutkan pada dunia materi yang dengan satu
perkataan oleh Prof. Dr. Sartono disebut sebagai dehumanisasi.
Manusia menjadi hamba dan tergantung pada teknologi dan materi.
Manusia hanya merupakan onderdeel dari dunia teknologi
1

2

(Suhardjo, 2005: 199). Kasus seperti ini oleh Lury (1998:14) disebutnya sebagai masyarakat yang berbudaya material. Dalam budaya
material (Markhamah, 2000: 14) kebanyakan orang menggambarkan barang-barang miliknya menjadi citra dirinya. Featherstone
(2001: 63) menyebutnya sebagai budaya konsumen. Dalam budaya
konsumen pakaian dan benda-benda milik manusia sebagai simbol
status kelas untuk mengklasifikasikan status pemakainya. Budaya
konsumen kontemporer tampaknya memperluas konteks dan situasi
yang menganggap bahwa tingkah laku semacam itu dianggap tepat
dan dapat diterima.
Berkomunikasi dengan bahasa dan berkomunikasi dengan
sesama orang Jawa tidak sekadar memahami dan bisa berbicara
dalam bahasa Jawa, tetapi ada prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah kerukunan dan
prinsip hormat. Prinsip kerukunan bertujuan untuk mempertahankan
masyarakat dalam keadaan yang harmonis (Suseno, 2001: 39).
Prinsip hormat menyatakan bahwa setiap orang dalam cara
berbicara dan membawa diri selalu harus menunjukkan sikap hormat
terhadap orang lain sesuai dengan derajat dan kedudukannya.
Apabila dua orang Jawa berkomunikasi, bahasa, pembawaan, dan
sikap mesti mengungkapkan suatu pengakuan terhadap kedudukan
mereka masing-masing dalam suatu tatanan sosial yang tersusun
dengan terperinci. Prinsip ini didasari pendapat bahwa semua
hubungan dalam masyarakat teratur secara hierarkis. Keteraturan
itu bernilai pada diri sendiri. Oleh karena itu, orang Jawa wajib
mempertahankannya dan wajib membawa diri sesuai dengan nilai
tersebut. Prinsip hormat ini dapat disejajarkan dengan prinsip sopansantun dalam pengertian yang luas, baik dalam bahasa maupun
dalam pergaulan sehari-hari. Sopan-santun berbahasa dalam
bahasa Jawa menyangkut dua hal, yaitu tingkah laku atau sikap
dalam berbahasa penutur dan wujud tuturannya (Suwadji, dalam
Suharti, 2004: 62).

3

Berkomunikasi dengan bahasa tidak sekadar memahami dan
dapat berbicara dalam bahasa yang digunakannya, tetapi ada
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah kerukunan dan prinsip hormat. Prinsip kerukunan
bertujuan untuk mempertahankan masyarakat dalam keadaan yang
harmonis (Suseno, 2001: 39). Prinsip hormat menyatakan bahwa
setiap orang dalam cara berbicara dan membawa diri selalu harus
menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain sesuai dengan
derajat dan kedudukannya. Apabila dua orang Jawa ber-komunikasi,
bahasa, pembawaan, dan sikap mesti mengungkapkan suatu
pengakuan terhadap kedudukan mereka masing-masing dalam suatu
tatanan sosial yang tersusun dengan terperinci. Prinsip ini didasari
pendapat bahwa semua hubungan dalam masyarakat teratur secara
hierarkis. Keteraturan itu bernilai pada diri sendiri. Oleh karena itu,
orang Jawa wajib mempertahankannya dan wajib membawa diri
sesuai dengan nilai tersebut. Prinsip hormat ini dapat disejajarkan
dengan prinsip sopan-santun dalam pengertian yang luas, baik dalam
bahasa maupun dalam pergaulan sehari-hari. Sopan-santun berbahasa dalam bahasa Jawa menyangkut dua hal, yaitu tingkah laku
atau sikap dalam berbahasa penutur dan wujud tuturannya
(Suwadji, dalam Suharti, 2004: 62; Markhamah, 2006: 2).
Selain prinsip hormat dalam berbahasa, pemakai bahasa juga
perlu mentaati kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada
bahasa yang bersangkutan, baik secara sintaktis, morfologis, maupun secara fonologis. Secara sintaktis, setiap bahasa memiliki kaidah
sintaktis tersendiri yang tidak dapat diabaikan oleh pemakai bahasa
yang bersangkutan. Salah satu kaidah di antaranya adalah kaidah
yang mengatur jenis kalimat tertentu, misalnya kalimat aktif dan
kalimat pasif. Dalam kalimat aktif, misalnya bahasa Gorontalo terdapat kaidah urutan dasar AVP (Agen-Verba-Pasien) yang berkorelasi dengan preposisi dan nomina-adjektiva (AVP