FAKTOR-FAKTOR KETERLIBATAN ALJAZAIR DALAM KONFLIK MAROKO - SAHARA BARAT PADA TAHUN 2000-2013

(1)

FAKTOR-FAKTOR KETERLIBATAN ALJAZAIR DALAM

KONFLIK MAROKO - SAHARA BARAT PADA TAHUN

2000-2013

FACTORS THAT CAUSE INVOLVEMENT ALGERIA IN

CONFLICT MAROKO-WESTERN SAHARA 2000-2013

SKRIPSI

Disusun Oleh : ARIFIN 20110510134

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA


(2)

i

PENEGASAN

FAKTOR-FAKTOR KETERLIBATAN ALJAZAIR DALAM

KONFLIK MAROKO - SAHARA BARAT PADA TAHUN

2000-2013

FACTORS THAT CAUSE INVOLVEMENT ALGERIA IN

CONFLICT MAROKO-WESTERN SAHARA 2000-2013

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studi pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Arifin 20110510134

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA


(3)

ii

FAKTOR-FAKTOR KETERLIBATAN ALJAZAIR DALAM

KONFLIK MAROKO - SAHARA BARAT PADA TAHUN

2000-2013

FACTORS THAT CAUSE INVOLVEMENT ALGERIA IN

CONFLICT MAROKO-WESTERN SAHARA 2000-2013

Arifin 20110510134

Telah dipertahankan, dinyatakan Lulus dan Disahkan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada:

Hari/tanggal : Selasa, 20 Desember 2016

Pukul : 08.00

Tempat : HI-C

Tim Penguji Ketua Penguji

Dr. Surwandono, S.Sos,M.Si.

Penguji I Penguji II

Dra. Mutia Hariati Hussin, M.Si. Drs. Djumadi M. Anwar, M.Si.


(4)

iii

SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS

Letter of Authenticity Statement

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul: Faktor-Faktor Keterlibatan Aljazair dalam Konflik Maroko-Sahara Barat Pada Tahun 2000-2013 adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar sarjana,

baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun perguruan tinggi lain. Dalam skripsi saya tidak terdapat karya, ide dan pendapat orang lain, terkecuali tertulis dengan jelas referensi yang dicantumkan dalam skripsi dengan disebutkan nama dan dicantukmkan di daftar pustaka.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 24 Desember 2016 Penulis,


(5)

iv

MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak, juga

jadilah ombak yang kuat dilautan untuk menghampas setiap karang.

Kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di

manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan

memohon.

Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban,

Jika itu hanya dipikirkan.

Sebuah cita-cita juga adalah beban,

Jika itu hanya angan-angan.

“Keep thinking the out of the box. Keep executing the inside of the

box!

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila

engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau


(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang maha mulia

Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13) Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : Al-Mujadilah 11)

Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan

Mu,

Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai Di penghujung awal perjuanganku

Segala Puji bagi Mu ya Allah,

Alhamdulillahirobbil’alamin.

Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku

merintih, menadahkan doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk My Lovely Mom Siti Asfiyah dan My Big bos Suprihadi, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, kasih sayang serta pengorbanan dan tak lupa materi yang begitu besar telah dicurahkan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepan.,,Bapak,.. Ibu...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbanan dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu Ayah,,, Ibu,, masih saja anakmu ini menyusahkanmu.

Dalam lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tangaku menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah


(7)

vi

kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,, mendidikku,, membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari sakitnya sakaratul maut, siksa kubur dan panasnya api nerakamu..

Untukmu Bapak (SUPRIHADI),,,Ibu (SITI ASFIYAH)...Terimakasih.... I always loving you... ( ttd.Anakmu)

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasihku kepada:

Kepada kakakku (Yunus) dan Adekku (Adib)..”Bro, Adekmu yang paling nakal ini bisa wisuda juga kan..[(^,^)> Makasih yaa buat segala dukungan doa, teguran-tegurannya dan khususnya makasih buat sering-sering transferannya.. hehehe sekarang giliran adekmu ini nyundul adek kecil (Adib) tinggal satu lagi... satu lagi broo... kebayangkan gimana bahagianya big-bos kita dirumah lihat foto tiga anaknya pakai toga semua.. hehee.. doakan selalu Arifin ini ya Mas Yunus dan dek Adib..

... I love you all” :* ...

"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan, keluarga, teman dan orang lain.

"Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”..

Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan Kosan AKS, dan Kontrakan-Kontrakan.

“Tanpamu teman aku tak pernah berarti,,tanpamu teman aku bukan siapa-siapa yang takkan jadi apa-apa”, buat saudara sekaligus sahabatku selama berada di Jogja, Haris, Rabar, Sesepuhku dan kita - Erwin (Mbah) dan Bandiano deh buruan dikebut yaa biar kayak aku. Wkwk. Juga buat, Risang, Eldy (Edot), Fajar (Gendot), Deden, Harvan, Fuad, Wahdana, dan sahabatku dari kecil-Satrio cepet disegerakan juga ya. Buat iyus juga sering-sering bawa makanan kekontrakan. Buat Lia kacamata pinter-pinter atur waktu yak. Buat sineh juga yang bawel gak pernah bisa meet-up. Buat bonet yang tak tahu kabarnya dimana.

Kalian semua bukan hanya menjadi teman dan Manusia “punug”, Tapi kalian juga adalah saudara bagiku!!

Spesial buat seseorang,,

Buat seseorang yang masih dan selalu mengisi, menceriakan, membantu, mendukung, mendoakan, berbagi lembaran-lembaran putih dan kosong selama hidup di Jogja, maupun susah duka yang sering ditanggung bersama hingga kini akhirnya kamu menemukan pasangan hidup yang pantas dan membanggakan. Terimakasih Lia


(8)

vii

Berpino. Terimakasih. Terimakasih.. Terimakasih Banyak akhirnya pencapaianku tuntas juga dikampus ini.. Selesei juga kan? :’

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus

sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya.

Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi. Never give up!

Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat

kupersembahkan kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan.. Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,

kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah. Skripsi ini kupersembahkan. -by” ArifinIpind.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Asalamualaikum Wr.Wb

Puji Syukur atas kenikmatan dan kesempatan yang selalu diberikan oleh Allah SWT serta atas kehadirat-Nya ditengah-tengah perjalanan hidup hamba-nya. Shalawat serta salam telah tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW yang cintanya senang tiasa terpancar sehingga terciptalah kedamaian dan ketentraman sebagaimana yang telah diajarkannya.

Atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR KETERLIBATAN ALJAZAIR DALAM KONFLIK MAROKO - SAHARA BARAT PADA TAHUN 2000-2013” untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

sarjana Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.Surwandono M.Si selaku pembimbing saya yang sangat sabar dalam membimbing penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang tak kenal lelah dalam berbagai kesempatan untuk bimbingan. Terimakasih yang sangat besar saya ucapkan dan berikan kepada Aktor utama dijajaran kampus yang paling berjasa menyemangati saya.

2. Bapak Prof. Dr. H Bambang Cipto, MA selaku Rektor UMY 3. Bapak Dr. Ali Muhammad, MA selalu dekan FISIPOL 4. Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si selaku Kepala Jurusan

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Hubungan Internasional UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

6. Serta jajaran di Tata Usaha Bapak Jumari, Pak Waluyo, Pak Ayub dan Pak Nur yang melayani kebutuhan mahasiswa mengenai administrasi. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah banyak membantu yang tidak biasa saya sebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Amin

Yogyakarta, 24 Desember 2016 Peneliti


(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENEGASAN. ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO. ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR. ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Pemikiran ... 6

D. Hipotesis ... 15

E. Tujuan Penelitian ... 15

F. Jangkauan Penelitian ... 16

G. Metode Penelitian... 16

H. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II DEMOGRAFI DAN DINAMIKA KONDISI SOSIAL-POLITIK ALJAZAIR A. Kondisi Geografis dan Demografi Aljazair. ... 18

B. Sejarah Negara Aljazair. ... 22

C. Sistem Politik dan Pemerintahan Aljazair... 25

D. Politik Dalam Negeri Aljazair. ... 28

E. Kebijakan Politik Luar Negeri Aljazair. ... 29

BAB III DINAMIKA KONFLIK MAROKO-SAHARA BARAT A. Profil Singkat Maroko dan Sahara Barat. ... 37

B. Latar Belakang Konflik Maroko-Sahara Barat. ... 43

C. Sejarah Konflik Perbatasan Maroko-Sahara Barat. ... 45

D. Awal Mula Perseteruan Aljazair-Maroko. ... 48


(11)

x

BAB IV FAKTOR-FAKTOR ALJAZAIR DAN KETERLIBATANNYA

DALAM KONFLIK MAROKO-SAHARA BARAT

A. Babak Baru Perseteruan Aljazair-Maroko. ... 59

B. Uni Afrika dan Kebijakan Luar Negeri Aljazair. ... 69

C. Kebijakan Luar Negeri Aljazair dan Dinamika Geopolitiknya di Afrika dan Sahara Barat. ... 71

D. OAU: Sebuah Panggung Kebijakan Luar Negeri Aljazair. ... 74

E. Perebutan Sumber Daya Mineral. ... 76

BAB V KESIMPULAN ... 81

... DAFTAR PUSTAKA ... 83


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

Gambar 1.1 Bendera Aljazair. ... 19

Gambar 1.2 Gambar Peta wilayah Maghribi dan Negara Aljazair. ... 20

Gambar 1.3 Skema Politik Luar Negeri oleh K.J. Holsti. ... 66

Gambar 1.4 Kerusuhan di Perbatasan Maroko-Aljazair. ... 87

Gambar 1.5 Raja Maroko, Muhammad Bin Al-Hassan atau Raja Muhammad VI. ... 87

Gambar 1.6 Kendaraan Tempur Pasukan Maroko di Perbatasan. ... 88

Gambar 1.7 Para Pengungsi di Tindouf. ... 88

Gambar 1.8 Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika. ... 89

Gambar 1.9 Presiden SDAR Mohamed Abdelaziz. ... 89

Gambar 2.0 Bendera SDAR. ... 90

Gambar 2.1 Tentara Wanita Front Polisario. ... 90

Gambar 2.2 Jalur Sahel. ... 91

Gambar 2.3 Sahara Barat. ... 92


(13)

(14)

ABSTRACT

Abstract

This article describe the Algerian involvement reasons of the Moroccan-western sahara conflict. Algerian as the main actor who has semi-active involvement in cases of colonization the western sahara region before the millennium have not a major influence in international politics, but later managed to become one of the country's with a foreign policy are well respected. Besides politics is strong in foreign policy toward colonization, Algeria also did not rule out the possibility of natural resources in Western Sahara.


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aljazair merupakan sebuah negara di pesisir Laut Tengah, Afrika Utara. Nama negara ini yang berarti kepulauan (al-jazā’ir, dalam bahasa Arab) mengacu kepada 4 buah pulau yang terletak berdekatan dengan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan negara ini, Aljir. Aljazair adalah republik semi-presidensial yang terdiri dari 48 provinsi dan 1.541 komune (wilayah kecil). Dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa, Aljazair merupakan negara berpenduduk terbanyak ke-34 di Bumi. Dengan ekonomi yang mengandalkan sumber-sumber minyak. Sonatrach merupakan perusahaan minyak nasional yang menjadi perusahaan terbesar di Afrika.

Aljazair memiliki tentara terbesar kedua dengan anggaran pertahanan terbesar di Afrika. Aljazair memiliki Program Nuklir damai sejak dasawarsa 1990-an.1 Dengan luas keseluruhan 2.381.741 kilometer persegi, Aljazair merupakan negara terluas ke-10 di dunia dan terluas di Afrika, juga di Mediterania. Aljazair adalah anggota Uni Afrika, Liga Arab, OPEC, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Juga merupakan anggota pendiri Uni Arab Maghribi.

Sahara Barat merupakan sebuah daerah di bagian barat laut Afrika di tepi pantai Atlantik. Wilayah Sahara Barat adalah bekas wilayah koloni Spanyol yang

1 "The Nuclear Vault: The Algerian Nuclear Problem" [Kubah Nuklir: Persoalan Nuklir Aljazair] (dalam


(16)

2

berbatasan dengan Aljazair di sebelah timur laut, Maroko di sebelah utara dan dengan Mauritania di sebelah timur dan selatan. Luas wilayah Sahara Barat adalah 284.000 km2 dengan jumlah penduduk terbanyak berada di kota terbesar yaitu Laayoune yang juga merupakan ibukota dari Sahara Barat. Tanahnya hampir semua adalah gersang, tetapi kaya sumber mineral fosfat terutama di Bou Craa. Penduduk asli daerah ini menamakan diri Sahrawi.

Sengketa merupakan awal dari konflik antar negara, salah satu konflik berkepanjangan yang tak kunjung usai adalah konflik antara Maroko dan Sahara barat. Konflik Sahara Barat yang terjadi antara Maroko dan Gerakan Kemerdekaan Front Polisario menjadi persoalan yang menyita perhatian dunia, karena konflik sengketa tersebut melibatkan banyak peran negara lainnya seperti Aljazair yang mendukung Front Polisario memperjuangkan kemerdekaan Sahara Barat, serta Amerika Serikat (AS) maupun Prancis yang lebih pro terhadap Maroko. Konflik ini semakin meruncing, karena melibatkan negara muslim di Aljazair. Padahal Sahara Barat juga masih diakui oleh masyarakat internasional sebagai “pemerintahan sendiri” yang tidak diduduki oleh pemerintahan dari negara lain.

Hubungan Aljazair-Maroko cenderung fluktuatif, pada tahun 1912 gelombang kolonialisasi Eropa di benua Afrika pada akhir abad ke-19 Prancis dan Spanyol membagi dua wilayah kerajaan itu. Disaat Perang Dingin juga memberikan konsekuensi baru. Uni Soviet mendorong Aljazair untuk menguasai wilayah Sahara yang ditinggalkan Spanyol. Maroko sempat terlibat dalam perang panjang melawan Polisario yang didukung Aljazair dan negara-negara blok Timur di kawasan itu,


(17)

3

termasuk Libya. Tekanan Aljazair menurun setelah pada tahun 1991 bersamaan dengan kehancuran Uni Soviet.

Di lihat dari sudut subjek hukum internasional , kedua negara yang terlibat dalam sengketa diwilayah Sahara Barat termasuk subjek hukum internasional yaitu Belligerent. Negara Maroko dan Republik Demokratik Arab Sahrawi termasuk subjek Belligerent yaitu kedua negara tersebut terlibat dalam sengketa. Polisario yang menduduki wilayah Sahara Barat berhak untuk mendapat kekuasaan atas wilayah tersebut karena tanpa bantuan dari pihak Maroko Polisario mampu mengusir penjajah.

Pada bulan Oktober 1975, Mahkamah Internasional ICJ (International Court of Justice) mengatur pengesahan dari hak masyarakat Sahrawi untuk menentukan

nasib sendiri, tetapi Hassan II menolak referendum karena dia menegaskan bahwa daerah Sahara Barat merupakan daerah kekuasaannya.2 Raja Hassan II pun tidak puas dengan keputusan yang ditawarkan PBB, lalu ia mengadakan relokasi terhadap 350.000 relawan, tentara dan pemukim Maroko agar tinggal di Sahara Barat. Proyek besar ini pun dikenal sebagai Green March (Gerakan Hijau) karena sesuai dengan warna suci umat islam.3

Aljazair melihat langkah ini hanya sebagai manifestasi terbaru dari keinginan Maroko dalam masalah ekpansi teritorial dan Aljazair pun mulai mendukung Polisario dalam pelaksanaan referendum. Seperti yang selalu menjadi ciri dalam

2Yahia H. )ou ir, “tale ate i Wester “ahara: E di g I ter atio al Legality. Middle East Poli y,

14:4 (2007) 161-2

3 Eric Jensen, Western Sahara: Anatomy of a Stalemate. (Boulder, Colo: Lynne Reinner Publishers,


(18)

4

perselisihan wilayah, setiap pihak merasa paling eksklusif dan memiliki hak menguasai, menjadikan pembicaraan perdamaian semakin terasa sulit.4

Aljazair adalah negara yang mendukung gerakan Front Polisario. Namun, dukungan Aljazair terhadap Polisario dan Sahrawi tidak terbatas pada dukungan politik dan kerjasama saja, mereka membiarkan pengungsi dari Sahara Barat untuk menetap dalam perbatasan mereka. Aljazair juga sudah memberikan pendidikan, pelatihan militer serta bantuan ekonomi kepada orang-orang Sahara.

Selain itu, “Aljazair juga memberikan bantuan militer, diplomatik dan logistik kepada Polisario dan SADR (Zoubir, 1998: 150), termasuk penjualan senjata buatan Soviet (Hodges, 1983; Thompson & Adloff, 1980).5 Pemerintah Aljazair adalah sebagai pendukung tunggal di daerah Sahara Barat, (Pennel, 2000: 343),6 oleh karena itu ada keuntungan besar yang akan dibuat oleh Aljazair melalui monopoli ini.

Dalam kancah perpolitikan internasional, Aljazair diawal tahun 2000 bukanlah menjadi kekuatan politik utama diwilayah Maghribi, terlebih di Afrika. Aljazair dalam kaitannya dengan organisasi-organisasi internasional masih menjadi aktor yang belum mempunyai pengaruh kuat dalam menjalankan aksi-aksi diplomasinya, baik itu terkait dengan kebijakan geopolitiknya maupun Anti-kolonialismenya terhadap Sahara Barat dan juga bukan sebagai pelopor dalam pembuatan kebijakan yang menyangkut diplomasi-diplomasi di organisasi

4“te e R. Rat er, La d

Feuds and Their Solutions: Finding International Law beyond the Tribunal

Cha er The A eri a Jour al of I ter atio al La , : 4. O t. 6 8 5

Humphrey Susan, The Western Sahara dalam http://atlismta.org/online-journals/0809-journal-intervention/the-western-sahara-conflict/

6


(19)

5

internasional. Walaupun pernah menjadi inspirasi negara-negara lain karena pernah mengusir penjajah tanpa bantuan negara lain, tetapi menjadi di-underestimete oleh

lawan politiknya khususnya pada Maroko karena selalu mengungkit isu aneksasi Sahara Barat.

Namun, Aljazair pada abad ke-21 telah menjadi kekuatan dalam kerjasama kebijakan ekonomi dan keamanan di kawasan Mediterrania.7 Meskipun pengaruh di daerah ini meningkat, Aljazair masih belum dapat menegosiasikan dukungan Eropa untuk menghindari referendum panjang pada Rakyat Sahrawi.

Diawal zaman milenium ini Aljazair telah hadir sebagai aktor utama dalam Perang Melawan Teror dan telah menjadi pemain utama dalam Uni Afrika (AU) yang menginisiatif badan pembentukan anti-terorisme. Didalam Uni Afrika (AU), aljazair memfokuskan haluan negaranya untuk mendukung pembebasan gerakan nasional, persatuan Afrika dan bursa ekonomi global. Karena Aljazair mampu mendapatkan legitimasi yang diperoleh melalui keterlibatan mereka dalam perang anti-kolonial melawan Perancis nasionalis, maka ia mempunyai peran kepemimpinan dalam AU.

Uni Afrika (AU) adalah sebuah serikat benua yang terdiri dari 54 negara di Afrika. Didirikan pada tanggal 26 Mei 2001 di Addis Ababa, Ethiopia dan diluncurkan pada 9 Juli 2002 di Afrika Selatan,8 dengan tujuan menggantikan Organisasi Persatuan Afrika (OAU). Keputusan yang paling penting dari AU yang

7Yahia H. )ou ir The Resurge e of Algeria’s Foreig Poli y i the T e ty

-First Ce tury. The Journal of North African Studies. 9: 2 (2004) 174-6

8

Thabo Mbeki (9 July 2002). "Launch of the African Union, 9 July 2002: Address by the chairperson of the AU, President Thabo Mbeki". ABSA Stadium, Durban, South Africa: africa-union.org. Retrieved 8 February 2009.


(20)

6

dibuat oleh Majelis Uni Afrika, pertemuan semi-tahunan kepala negara dan pemerintahan negara-negara anggotanya. sekretariat AU, Komisi Uni Afrika, yang berbasis di Addis Ababa. Karena Aljazair mampu mendapatkan legitimasi yang diperoleh melalui keterlibatan mereka dalam perang anti-kolonial melawan Perancis nasionalis, maka ia mempunyai peran kepemimpinan dalam AU.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, pokok permasalahannya adalah : Mengapa Aljazair terlibat dalam konflik Maroko-Sahara Barat direntang tahun 2000 hingga 2013?

C. Kerangka Dasar Teori

1. Teori Kebijakan Luar Negeri

Menurut Joshua Goldstein mengatakan bahwa pengertian Kebijakan Luar Negeri adalah strategi-strategi yang diambil oleh pemerintah dalam menentukan aksi mereka di dunia internasional.9 Sedangkan menurut K.J. Holsti, kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang untuk memecahkan masalah atau membuat perubahan dalam suatu lingkungan. 10

9 Joshua Goldstein, International Relations (New York: Longman, 1999), 147. 10


(21)

7

Tiap negara memiliki perbedaan tujuan kebijakan luar negerinya. Namun, negara mengeluarkan kebijakannya untuk memenuhi dan mencapai kepentingan pribadi maupun kolektifnya. Pada umumnya kebijakan luar negeri suatu negara dilakukan agar dapat mempunyai pengaruh terhadap negara lain, menjaga keamanan nasional, memiliki prestise, serta benefit untuk negaranya. Mereka bertindak berdasarkan sumber daya yang ada. Menurut Rosenau tujuan dari kebijakan luar negeri sebenarnya merupakan fungsi dari proses dimana tujuan negara disusun. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang dilihat dari masa lalu dan aspirasi untuk masa yang akan datang.11 KJ. Holsti membagi tujuannya menjadi tiga kriteria utama, sebagai berikut:

1. Nilai, yang diletakkan pada tujuan negara, sebagai faktor utama mendorong pembuat kebijakan, hal itu dilakukan berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan.

2. Unsur Waktu, jangka waktu untuk mencapai tujuan.

3. Jenis tuntutan tujuan, negara tujuan akan dibebankan dari negara yang mengeluarkan kebijakan luar negeri.12

Menurut KJ. Holsti, dua tujuan yang lebih dominan dalam negara adalah, tujuan jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka menengah adalah meningkatkan

11

James N. Rosenau. International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and Theory, (New York: The Free Press, 1969), 167.

12


(22)

8

prestise negara dalam sistem itu, indikator ini dinilai berdasarkan industri, teknologi bantuan dana, dan militer.13

Sedangkan Tujuan jangka panjang adalah rencana, impian dan pandangan mengenai organisasi politik atau ideology terakhir dalam sistem internasional, ideologi tersebut merupakan aturan yang mengatur tindakan negara dalam sistem internasional.14 Bagi Rosenau tujuan jangka panjang adalah untuk perdamiaan, kekuasaan dan keamanan.15

2. Konsep Geopolitik

Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka, pengertian geopolitik tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik. “Geo” artinya Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.

Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor: dari nasional, internasional,

13

Ibid., 146

14 Ibid., 147 15


(23)

9

sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal. Pengertian geopolitik dapat disederhanakan lagi, geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut.

Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.

Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal. Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang mereka tempati. Hal yang paling utama dalam mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-negara yang berada di sekitar (negara tetangga) memiliki pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan suatu negara.

Peranan-Peranan Geopolitik. (Menurut Preston E. James)

1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia.

2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi alam.

3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri.


(24)

10

5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori negara sebagai organisme, dan teori-teori geopolitik lainnya.

6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.

Geopolitik menurut Para ahli: 1. Friedrich Ratzel

Friedrich Ratzel (1844-1904), seorang ahli geografi Jerman, menciptakan istilah anthropogeography yang berarti suatu sintesa dari geografi, antropologi dan

politik. Dari situ, disiplin baru geografi dan politik lahir di Jerman pada abad ke-19. Disiplin baru geografi politik itu diarahkan untuk mempelajari manusia, negara dan dunia sebagai unit-unit organis.16 Ratzel menyatakan bahwa negara dalam hal-hal tertentu dapat disamakan dengan organism, yaitu mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua atau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut dan mati. Inti ajaran Ratzel adalah teori ruang yang ditempati oleh kelompok-kelompok politik (negara-negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan, perutusan maupun produk.

Untuk membuktikan keunggulan yakni negara harus mengambil dan menguasai satuan-satuan politik yang berkaitan terutama yang bernilai strategis dan ekonomis. Ratzel memprediksi bahwa pada akhirnya di dunia ini hanya tinggal negara unggul bisa bertahan hidup dan menjamin kelangsungan hidupnya.

16 E.Dougherty James, Robert L.Pfaltzgraff Jr. Teori-Teori Hubungan Internasional; Sebuah Survay


(25)

11

Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan/mirip) dengan pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang memerlukan ruang hidup, melalui proses,lahir, tumbuh,berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati.

Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang). Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng. Semakin tinggi budaya bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi).

2. Rudolf Kjellen (1864 – 1922)

Rudolf Kjellen, seorang geographer Swedia pertama kali menggunakan istilah “geopolitik”, ketika melukiskan basis geopolitik kekuatan nasional. Berpegang pada teori organis tentang Negara, ia berpendapat bahwa Negara, seperti hewan dalam teori Darwin, terlibat dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup. Negara-negara mepunyai batas-batas, sebuah ibukota, jalur-jalur komunikasi, maupun suatu kesadaran dan kebudayaan. Walaupun Kjellen menulis secara metafisis dan melekatkan pada Negara itu sifat-sifat organisme hidup, ia berkesimpulan bahwa


(26)

12

“pada akhirnya kehidupan Negara ada ditangan individu-individu”.17 Ia menganggap munculnya beberapa Negara besar sebagai akibat adanya usaha Negara kuat untuk berekspansi.

Dalam periode antara dua perang dunia, pengikut Kjellen dan Retzel menggunakan geopolitik untuk mengembangkan suatu kerangka ekspansi nasional Jerman. Karl Haushofer (1869-1946) seorang pensiunan opsir mendirikan Akademi Jerman di Munich pada tahun 1925, bersama jurnal Zeitschrift fur Geopolitik. Keduanya memperoleh bantuan aktif dari Reich ketiga (Third Reich).18 Pengaruh Haushofer cukup besar dikalangan militer dan dianggap menjadi salah satu penasehat politik Hitler yang sangat menentukan.

3. Karl Houshoffer (Teori Ekspansionisme : 1896-1946)

Karl Houshoffer mengajarkan paham geopolitik sebagai ajaran ekspansionisme dalam bentuk politik geografi yang menitikberatkan pada soal-soal strategi perbatasan, ruang hidup bangsa dan tekanan rasial, ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan dunia. Inti paham geopolitik Houshoffer pada dasarnya adalah penyempurnaan teori Kjellen, yaitu : (a) Kekuasaan imperium daratan pada akhirnya menguasai imperium lautan (b) Akan timbul negara-negara besar di Eropa, Asia dan Afrika. Prediksi Houshoffer tersebut,

17

Sidney Verba, Klaus Knorr, Woodrow Wilson School of Public and International Affairs. Center oof International Studies. Princeton, New Jersey. The International System: Theorytical Essays (Princeton University Press, 1961), hal. 77-92

18

Kenneth N. Waltz, Man, The State, and War: ATheorytical Analysis (New York Columbia University Press, 1959 dan oleh pengarang yang sam, Theory of International Politics (Reading Mass: Addison Wesley Publishing Company, 1979), khususnya bab 4.


(27)

13

dalam banyak hal telah mendorong lahirnya Nazi Jerman di bawah Hitler yang bersemboyan Jerman Raya di atas semua Negara, sedangkan di Asia lahir chauvinisme Jepang dengan semboyan Hako I Chiu yaitu menjadikan Jepang sebagai pemimpin Asia, cahaya Asia dan pelopor Asia (Tiga A).

Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman dibawah kekuasan Aldof Hitler, juga dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Pokok– pokok teori Haushofer ini pada dasarnya menganut teori Kjellen, yaitu sebagai berikut :

Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim untuk menguasai pengawasan dilaut. Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia timur raya.

Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan ruang hidup (wilayah). Saat Maroko ingin menyatukan kembali wilayahnya, setting politik global sudah berubah. Dunia berada di tengah Perang Dingin antara blok Timur dan blok Barat yang masing-masing ingin mempertahankan dan memperluas wilayah pengaruhnya.

Dalam kaitannya teori Kebijakan luar negeri dan konsep geopolitik, maka bisa dijabarkan bahwa, ketika Aljazair bergabung dengan blok Timur berusaha untuk mendapatkan wilayah yang baru ditinggalkan Spanyol sehingga bisa memiliki


(28)

14

pengaruh di Afrika dan akses ke Samudera Atlantik. Untuk mencapai keinginan tersebut, Aljazair sejak secara aktif memberikan dukungan kepada kelompok Polisario yang mereka tampung di kamp Tindouf di Aljazair.

Revolusi Aljazair dan komitmennya untuk menentukan nasib sendiri dan nasionalisme secara historis dipengaruhi kebijakan luar negerinya. Berjanji untuk menegakkan dan memajukan revolusi melawan imperialisme, Aljazair telah menjadi pemimpin terkemuka di kedua wilayah dan negara berkembang.

Disaat itu pula Aljazair mendapatkan peluang lebih baik ketika mampu mendukung Polisario dalam bentuk politik maupun dalam mengambil hati masyarakat Sahrawi dan juga negara internasional. Ketika dukungan politik menjadi lebih kuat dikawasan Maghribi maupun Afrika, terdapat peluang lebar dalam mengambil hati Front Polisario maupun rakyat Sahrawi hingga akan menjadikan Aljazair dipercaya dalam hubungan bilateral yang lebih intens. Aksi ini akan menguntungkan Aljazair karena selama ini sumber daya alam Sahara Barat yang bertahun-tahun telah dieksplorasi oleh Maroko akan menjadikan peralihan kegiatan ekonomi khususnya bahan hasil bumi menjadi milik Aljazair. Hasil bumi yang cukup besar di Afrika ini akan membuat Aljazair menjadi pemilik Fosfat dan Gas alam terbesar di Afrika.

Menjadi persolan dimasa sekarang (2000-2013) dimana satu-satunya kolonisasi terakhir di Afrika masih terjadi di wilayah southwest Aljazair, yaitu Sahara


(29)

non-15

terrorist menjadi salah satu kebijakan populer mereka dalam memperjuangkan pengaruh politiknya di Afrika. Sehingga mampu menjadi panutan negara-negara lain dalam menolak berbagai intervensi maupun penganeksasian wilayah oleh negara atau bangsa lain.

D. Hipotesa

Setelah menganalisis berbagai data-data yang dikumpulkan oleh peneliti sebelumnya dan mengarah pada rumusan masalah yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Aljazair terlibat dalam konflik Maroko-Sahara Barat direntang tahun 2000 hingga 2013 karena:

1. Memperkuat pengaruh politik yang lebih kuat di kawasan Maghribi-Afrika. 2. Mendapatkan akses terhadap sumber daya alam dan gas di Sahara Barat.

E. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu: 1. Menjabarkan konflik antara Maroko dengan Sahara Barat

2. Untuk mengetahui mengapa Aljazair terlibat dalam konflik Maroko-Sahara Barat.


(30)

16

3. Sebagai upaya memenuhi syarat Tugas Akhir dalam menyelesaikan program Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

F. Jangkauan Penelitian

Penelitian ini akan menjelaskan mengenai keterlibatan Aljazair dalam konflik Maroko-Sahara Barat. Penelitian ini menyangkup dua hal: yaitu dibatasi dari tahun 2000-2013 dan ruang lingkupnya yaitu Aljazair sebagai aktor utama, dan negara Maroko dengan Sahara Barat sebagai pihak yang berkonflik. Dan yang menjadi pihak berkepentingan yaitu Aljazair dalam mendapatkan pengaruh politik yang kuat di Afrika, menjadi negara yang anti dekolonisasi di wilayah Afrika khususnya pada daerah Sahara Barat dan Dikarenakan Aljazair melihat adanya peluang mendapatkan kandungan sumber daya alam dan gas di Sahara Barat..

G. Metode Penelitian

Didalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif. Yaitu dengan teknik pengumpulan data dengan mencari studi pustaka dan dokumentasi data dengan cara melalui dokumen, buku, makalah, jurnal internasional dan sumber

website yang terpercaya sebagai acuan dan kerangka pedoman teori untuk mengkaji


(31)

17 H. Sistematika Penulisan

Bab I: Berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, kerangka dasar teori, hipotesa, tujuan penelitian, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang demografi dan dinamika kondisi sosisal-politik Aljazair

yang terdiri dari sub bab kondisi geografis dan demografi Aljazair, sejarah negara Aljazair, sistem politik dan pemerintahan Aljazair, politik dalam negeri Aljazair serta kebijakan luar negeri Aljazair.

Bab III berisi tentang Dinamika konflik Maroko-Sahara Barat. Dengan

sub-bab sebagai berikut; Profil singkat Maroko-Sahara Barat, latar belakang konflik Maroko-Sahara Barat, sejarah konflik perbatasan Maroko-Sahara Barat, awal mula terjadinya konflik Aljazair-Maroko, dan terlibatnya PBB dalam konflik ini.

Bab IV berisi tentang keterlibatan Aljazair dalam konflik Maroko-Sahara

Barat dengan sub bab sebagai berikut, babak baru perseteruan Aljazair-Maroko, Uni Afrika dan kebijakan luar negeri Aljazair, dan Perebutan sumber daya mineral di Sahara Barat.

Bab V berisi kesimpulan yang merupakan rangkuman-rangkuman dari

penjelasan-penjelasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya dari bab II hingga bab IV, sekaligus merupakan penutup dalam skripsi ini.


(32)

1

BAB II

DEMOGRAFI DAN DINAMIKA KONDISI SOSIAL-POLITIK

ALJAZAIR

Sebelum mengetahui lebih jauh mengenai keterlibatan Aljazair dalam konflik Maroko-Sahara Barat, pada bab ini akan terlebih dahulu membahas tentang kondisi geografis dan demografi Aljazair serta kondisi sosial-politik Aljazair. Menceritakan sejarah negara Aljazair yang menganut sistem pemerintahan Republik Semi-Presidensial, serta kebijakan politik luar negeri dan kebijakan dalam negerinya.

A. Kondisi Geografis dan Demografi Aljazair

Aljazair (bahasa Arab: ر ئازج لا, /al-jaza-ir/), resminya Republik Demokratik Rakyat Aljazair, merupakan sebuah negara di pesisir Laut Tengah, Afrika Utara. Nama negara ini yang berarti kepulauan (al-jazā’ir, dalam bahasa Arab) mengacu kepada 4 buah pulau yang terletak berdekatan dengan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan negara ini, Aljir.1 Aljazair adalah republik semi-presidensial yang terdiri dari 48 provinsi dan 1.541 komune. Dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa, Aljazair merupakan negara berpenduduk terbanyak ke-34 di Bumi. Dengan ekonomi yang mengandalkan sumber-sumber minyak. Sonatrach, perusahaan minyak nasional, merupakan perusahaan terbesar di Afrika. Aljazair memiliki tentara terbesar

1


(33)

2

kedua dengan anggaran pertahanan terbesar di Afrika. Aljazair memiliki Program Nuklir damai sejak dasawarsa 1990-an.2

3

Gambar 1.1: Bendera Aljazair

Dengan luas keseluruhan 2.381.741 kilometer persegi, Aljazair merupakan negara terluas ke-10 di dunia dan terluas di Afrika, dan di Mediterania.4 Negara ini berbatasan dengan Tunisia di sebelah timur-laut; Libya di sebelah timur; Maroko di sebelah barat; Sahara Barat, Mauritania, dan Mali di sebelah barat-daya; Niger di sebelah tenggara; dan Laut Tengah di sebelah utara. Aljazair adalah anggota Uni Afrika, Liga Arab, OPEC, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan anggota pendiri Uni Arab Maghribi.

2

"The Nuclear Vault: The Algerian Nuclear Problem" [Kubah Nuklir: Persoalan Nuklir Aljazair] (dalam Inggris). Gwu.edu. Diakses tanggal 2013-03-14.

3

https://id.wikipedia.org/wiki/Aljazair

4 "Country Comparison: Area" [Perbandingan Negara: Luas] (dalam Inggris). CIA World Factbook.


(34)

3

5

1.2 Gambar Peta wilayah Maghribi dan Negara Aljazair

Wilayah yang kini bernama Aljazair pernah menjadi rumah bagi banyak kebudayaan prasejarah kuno, termasuk kebudayaan Ateria dan Kapsia. Wilayah ini dikenali memiliki banyak imperium dan wangsa, termasuk Numidia Berber, Kartaginia, Romawi, Vandal, Bizantium, Umayyah Arab, Fatimiyah Berber, Muwahidun Berber, dan terakhir Turki Usmani.

Negara beribu kota Alger ini mayoritas penduduknya Aljazair beragama Islam dengan etnis Arab, Kabylie, Chaoui, Tuareg, dan Beni Mizab. Bahasa yang

5https://www.google.co.id/maps/place/Algeria Diakses pada 29 November 2016 pada pukul 18:14


(35)

4

digunakan di Aljazair adalah bahasa Arab (83%), Amazigh/Berber (17%), dan Perancis.6

Perekonomian Aljazair cukup maju dengan GDP US$ 253, 4 Milyar (2006) dan tingkat pertumbuhan ekonomi 5,2% (2007) serta laju inflasi 2,5% (2007). Pendapatan perkapita Aljazair US$ 4500 (2007) dengan pemasukan dari minyak sebesar US$ 52 Milyar (2006) dan cadangan devisa sebesar US$ 110 Milyar (Des 2007). Ekspor utama Aljazair adalah minyak mentah, gas alam, fosfat, zaitun dan korma. Nilai ekspor Aljazair (Jan-Juli) sebesar US$ 32,14 Milyar (2007) dan nilai impornya (Jan-Juli) sebesar US$ 15 Milyar (2007) sehingga Aljazair surplus sebesar US$ 17,14 Milyar.7

Sedangkan iklim yang terdapat di Aljazair yaitu 3 musim. Musim semi, musim panas, dan musim dingin. Wilayah didominasi oleh dataran tinggi dan padang pasir, pegunungan, pinggiran pantai; mempunyai daratan minus 40 meter dibawah permukaan laut dan 3.003 meter diatas permukaan laut. Jika melihat ancaman bentang alam, Aljazair dapat dikategorikan sebagai negara rawan bencana, gempa bumi, banjir, disertai lumpur pada musim hujan, menjadi bahaya yang terus mengancam. Sumber daya alam yang dimiliki Aljazair adalah minyak bumi, gas alam, bijih besi, phosphate, uranium, timah dan seng.8

6

"Constitution of Algeria; Art. 3". Apn-dz.org. 28 November 1996. Archived from the original on 25 July 2013. Retrieved 17 January 2013.

7

IMF World Economic Outlook (WEO), October 2015 http://knoema.com/IMFWEO2015Oct/imf-world-economic-outlook-weo-october-2015?tsId=1000880

8


(36)

5 B. Sejarah Negara Aljazair

Bangsa pengembara Berber, adalah penduduk asli Aljazair dengan wilayah kekuasaan seluas 2,4 juta km2 di jazirah Afrika sejak tahun 3000 SM. Penduduk asli Berber di Aljazair telah berada di bawah kekuasaan asing selama lebih dari 3000 tahun. Mereka di bawah kekuasaan orang-orang Fenisia (1000 SM) dan Republik Romawi (200 SM), hingga datangnya orang-orang Arab di abad ke-8. Namun pada di masa pemerintahan Fatimiyah Berber, Aljazair pernah menguasai Mesir meski hanya sementara.

Aljazair pernah masuk wilayah Turki Ottoman saat dipimpin oleh Khair ad-Din dan saudaranya Aruj. Saat itu Aljazair mencapai puncak kejayaannya di Aljir pada tahun 1600an, walau kemudian pusat kegiatan dipindahkan ke Tripoli, Libya. Agama Islam masuk ke sana pada masa Khalifah al-Rasyidin, sekitar abad ke-7 M. Islam mempunyai pengaruh yang kuat karena berada di bawah kekuasaan Turki Ottoman hingga abad ke-19 M.9

Pada tahun 1830 Perancis menyerang Aljir. Kemudian puluhan ribu imigran dari Perancis, Italia, Spanyol, dan Malta masuk ke Aljazair untuk bertani dan berhasil menduduki kota-kota penting di Aljazair. Mereka mendapatkan keuntungan dari penyitaan tanah bersama yang juga dimiliki oleh pemerintah Perancis.

Pada tahun 1954, Front Pembebasan Nasional (FLN) melakukan perang gerilya selama hampir satu dekade di kota dan desa, dan akhirnya mereka berhasil

9


(37)

6

mengusir Perancis pada tahun 1962. Pada 25 September 1962, Ferhat Abbas terpilih menjadi presiden dari pemerintahan provinsional, dengan Ahmed Ben Bella sebagai perdana menteri. Presiden pertama Aljazair, pemimpin FLN Ahmed Ben Bella, didepak oleh mantan sekutunya dan juga PM, Houari Boumédiènne pada 1965. Negara itu kemudian menikmati hampir 25 tahun yang relatif stabil 1 partai sosialis milik Boumedienne dan para penggantinya.

Kondisi politik Aljazair pada waktu itu sangat kacau. Selepas dari cengkraman kolonialisme Perancis, Aljazair mengalami konflik dalam negeri. Dimulai saat pemerintahan pertama Aljazair di bawah presiden Muhammad Ben Bella. Pemerintahannya digulingkan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Houari Boumedienne dan akhirnya Boemedienne pun menjadi presiden aljazair ke 2 pada 1975 M dan memenjarakan Muhammad bin bella. Boumedienne berkuasa selama 16 tahun. Pada 1978 M Boumedienne meninggal karena sakit. Posisinya digantikan oleh Benjedid, Sekjen Front Pembebasan Nasional, Front de Libération Nationale (FLN).

Pada waktu itu FLN adalah satu-satunya partai di Aljazair yang di bentuk oleh Boumedienne dan Chadli Benjedid. Benjedid melakukan reorientasi perekonomian dari industrialisasi yang sentralistis ke pertanian. Benjedid juga membebaskan Muhammad bin Bella. Pada masa pemerintahan Benjedid, terjadi pemberontakan rakyat. FLN ditentang di mana-mana. Hal ini memaksa Benjedid menggelar pemilu multipartai untuk pertama kalinya pada 20 Juni 1990. Diluar dugaan, partai Front Penyelamat Islam (FIS) memenangkan 54% suara, sementara FLN hanya mendapat


(38)

7

28% suara, dan sisanya golput. Kegagalan FLN dalam pemilu memaksa Benjedid mengundurkan diri dari pemilu.

Namun secara sepihak hasil pemilu pun dibatalkan. Pada tahun 1990-an, Aljazair dilanda perang saudara yang berkepanjangan karena militer menghalangi partai politik Islam, yaitu Front Keselamatan Islam untuk mengambil alih kekuasaan saat pemilihan umum multipartai pertama di Aljazair. Lebih dari 100.000 orang terbunuh, kebanyakan dalam pembantaian penduduk sipil yang tak beralasan, oleh kelompok gerilyawan seperti Kelompok Islam Bersenjata.10

Dengan alasan keamanan negara, kekuasaan diambil alih Badan Penasehat Presiden (HCS) yang menunjuk Mohammed Boudiaf sebagai presiden baru. Namun Boudiaf tewas di tengah perundingan damai dengan FIS. FLN tampil lagi sebagai partai berkuasa. Saat ini Aljazair dipimpin Presiden Abdelaziz Bouteflika dan kepala pemerintahan dijalankan PM Ali Benflis.

Meski kerap dirundung pertikaian, Aljazair punya pengaruh diplomasi kuat di kawasan Afrika. Aljazair pernah diminta Iran menjadi negosiator dengan Amerika Serikat dalam kasus penyanderaan 52 warga AS di Iran pada 1980. Aljazair juga dikenal sebagai pendukung kemerdekaan bangsa-bangsa, termasuk Palestina.

Pada bulan Desember 1990, Majelis Rakyat Nasional mengesahkan aturan penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi Aljazair dan melarang perusahaan-perusahaan swasta dan partai politik menggunakan bahasa Perancis dan Berber.

10 "Country Profile: Algeria". Foreign and Commonwealth Office. Archived from the original on 13


(39)

8

Undang-undang baru ini dianggap sebagai sikap tidak toleran pemerintah terhadap sejumlah masyarakat yang berlatar pendidikan barat serta masyarakat Berber. Hal ini kemudian menyebabkan sekitar 500.000 orang turun ke jalan untuk memprotes diskriminasi agama dan politik.

Penduduk Aljazair saat ini mayoritas merupakan keturunan Arab-Berber. secara kultural, masing-masing mengembangkan tradisi yang berbeda. Selain itu terdapat suku Tuareg yang tinggal di nomaden. Dalam segi perekonomian nya, Aljazair mempunyai bisnis utama yaitu minyak dan bahan tambang yang memberi kontribusi 30% terhadap pendapatan negara. Walaupun minyak dan bahan tambang menjadi kontribusi utama, tetapi tingkat penyerapan tenaga kerjanya hanya 2%. Sedangkan dalam sektor industri pertanian, seperti gandum, minyak zaitun, buah-buahan dan hewan ternak memberi kontribusi pada negara sekitar 25% dengan penyerapan tenaga kerja 30 %. Tingginya angka pengangguran ini menjadi salah satu pemicu penentangan rakyat terhadap FLN yang terjadi pada tahun 1988.

C. Sistem Politik dan Pemerintahan Aljazair

Bentuk negara Aljazair adalah Republik Demokratik dengan sistem pemerintahan parlemen bicameral (sistem parlemen dua kamar). Negara ini dipimpin

oleh seorang Presiden, yang dipilih untuk satu periode selama lima tahun dan dapat diperpanjang kembali selama satu periode. Presiden ialah kepala Dewan Menteri dan Dewan Keamanan Tinggi. Ia mengangkat Perdana Menteri yang merupakan kepala pemerintahan. Perdana Menteri mengangkat Dewan Menteri. Aljazair memiliki hak


(40)

9

pilih bersama. Parlemen Aljazair berbentuk bikameral yang terdiri dari majelis rendah dan majelis tinggi. Majelis rendah yaitu Majelis Rakyat Nasional (APN) mempunyai 380 anggota yang dipilih setiap lima tahun, sedangkan majelis tinggi yaitu Dewan Negara (The National Council) yang mempunyai 144 anggota.

Sistem Pemerintahan Aljazair: 1. Sistem Hukum

Hukum merupakan seperangkat peraturan yang dibuat oleh pihak tertentu yang memiliki kekuasaan (authority) dan dimana pelanggaran terhadap peraturan

tersebut berupa sanksi tertentu. Setiap negara di dunia ini pasti memiliki suatu peraturan atau hukum tertentu yang dijadikan sebagai pedoman bagi negaranya, tak terkecuali dengan sebuah negara yang termasuk salah satu negara yang terletak di kawasan timur tengah (middle east) ini, yaitu Aljazair. Konstitusi Aljazair pertama

kali disahkan melalui referendum pada tanggal 8 Agustus 1963. Konstitusi Aljazair telah beberapa kali diamandemen melalui referendum dan terakhir kali diamandemen pada tanggal 28 November 1996. Falsafah negara Aljazair adalah demokrasi dan sosialisme yang berdasarkan nilai-nilai Islam dan Arab. Dewan Konstitusi bertanggung jawab atas terjaminnya pelaksanaan ketetapan-ketetapan konstitusi. Dewan Konstitusi beranggotakan 9 orang, yaitu 3 (tiga) orang diangkat oleh Presiden, 2 (dua) orang dipilih oleh Parlemen/Majelis Rakyat Nasional, 2 (dua) orang dipilih oleh Senat, 1 (satu) orang dipilih oleh Mahkamah Agung dan, 1 (satu) orang lagi dipilih oleh State Council.


(41)

10

2. Lembaga Eksekutif

Aljazair menganut sistem semi-presidential. Presiden dipilih Iangsung oleh rakyat sebagai kepala negara untuk masa jabatan 5 tahun. Presiden memilih kepala pemerintahan/perdana menteri untuk memimpin kabinet.

3. Lembaga Legislatif

Aljazair menganut sistem dua kamar (bicameral system), yang terdiri dari:

a. The National People’s Assembly (Majelis Asya’biyah

Alwathani)/APN yang dipilih melalui Pemilu Parlemen setiap 5 tahun dengan sistem distrik. APN beranggotakan 389 orang sesuai dengan jumlah distrik di Aljazair. Ketua APN Aljazair saat ini adalah Abdelaziz Ziari (2007-2012).

b. The Council of The Nation (Majelis Al Ummah/Senat) yang

beranggotakan 144 orang yang 2/3 anggotanya dipilih secara tidak langsung dan rahasia oleh anggota DPRD Tk. I dan DPRD Tk. II untuk masa bakti 6 tahun, sedangkan 1/3 anggota lainnya diangkat oleh Presiden. Ketua Senat Aljazair saat ini adalah Abdelkader Bensalah (2007-2012).

4. Lembaga Yudikatif

Di Aljazair terdapat 3 tingkat peradilan, yaitu Mahkamah Agung (The Supreme Court), tingkat Banding (Appeal Court) berjumlah 31 pengadilan, tingkat

Distrik berjumlah 183 pengadilan, sedangkan lembaga kejaksaan terdapat di tingkat distrik sampai Kejaksaan Agung. Pada amandemen Konstitusi tahun 1996, telah


(42)

11

diperkenalkan “The High State Court” yang bertugas untuk mengadili presiden dan

pejabat tinggi lainnya apabila terlibat penyelewengan atau tindak kriminal. Terdapat pula 3 peradilan khusus yang dibentuk menteri kehakiman guna menangani kasus-kasus kejahatan ekonomi yang merugikan negara.11

5. Partai politik

Sistem kepartaian yang dianut Aljazair adalah multipartai dengan 22 partai politik. Adapun 6 partai politik besar di Aljazair, yaitu Front de Liberation Nationale/FLN (136 kursi), Rassemblement National Democratique/RND (62 kursi), Mouvement pour la Societe pour la Paix/MSP (51 kursi), Independants (33 kursi), Parti des Travaileurs (26 kursi), dan Rassemblement pour la Culture et la Democratie (19 kursi).

D. Politik Dalam Negeri Aljazair

Aljazair mempunyai system multi partai, tapi partai-partai yang dibentuk harus mendapatkan persetujuan untuk membentuk partai oleh Menteri dalam negeri Aljazair. Aljazair terbagi dalam 48 wilayah yang kemudian dibagi dalam desa-desa. Setiap wilayah dan desa mempunyai majelis pemilihannya sendiri.

Pada tahun 1976 diperkirakan sekitar 90% rakyat pemilih menyetujui suatu charter yang menetapkan bahwa Sosialisme Islam dijadikan sebagai prinsip bernegara, serta dipakai sebagai landasan bagi pembentukan suatu konstitusi baru menggantikan konstitusi lama yang tak dipakai lagi menyusul kudeta tak berdarah

11


(43)

12

oleh Kolonel Houari Boumedienne tahun 1965. Masih pada tahun yang sama 99,2% dari sekitar 93% rakyat pemilih menyetujui suatu kontitusi baru yang didalamnya mengakui seuatu negara sosialis dengan sistem satu partai, islam sebagai agama negara dan bahasa arab sebagai bahasa resmi negara. Partai tunggal yang diakui negara itu adalah National Liberation Front (Front de Liberation Nationale) FLN,

yang berfungsi sebagai guide atau pengatur rakyat menuju suatu masyarakat sosialis.12

E. Kebijakan Politik Luar Negeri Aljazair

Beberapa elemen tentang kebijakan luar negeri Aljazair:

Aljazair mempunyai kesamaan dengan negara-negara lain di kawasan timur tengah, yaitu mempunyai karakteristik khas dari menjadi seorang Arab, Islam, negara Afrika dan Mediterania. Hal ini memberikan gambaran langsung tentang di mana prioritas kebijakan luar negeri Aljazair. Mereka telah dibentuk oleh geografi dan berbagai budaya peradaban dan tradisi Aljazair.

Langkah-langkah utama yang diambil sejak tahun 1999 untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas setelah perang dilancarkan oleh Djihadists untuk menggulingkan institusi hukum Aljazair. Dari periode yang mengerikan, sebuah pelajaran telah ditarik sebelum peristiwa 9/11 di Amerika Serikat bahwa terorisme

12


(44)

13

merupakan ancaman global. Ini adalah alasan mengapa terorisme transnasional dan memeranginya menjadi prioritas utama dalam diplomasi Aljazair.

1. Aljazair dan Terorisme

Selama "dekade hitam" atau "tragedi nasional", orang-orang Barat dan khususnya anggota Uni Eropa secara drastis menurunkan hubungan mereka dengan Aljazair. Mereka mengambil sikap bersama untuk mengurangi jumlah dan tingkat delegasi mereka mengunjungi Aljazair, mencegah maskapai penerbangan mendarat di Aljazair, dan memberlakukan hambatan ekspor untuk mencegah perusahaan eropa melakukan bisnis di Aljazair. Tapi mereka memberikan suaka politik sehingga teroris dapat mengumpulkan uang dan mengatur aksinya dari Eropa.

Pembatalan putaran kedua pemilu tahun 1992 di Aljazair dinilai melanggar demokrasi. Namun mereka menyadari bahwa kelompok jihad terpaksa melakukan kekerasan sebelum pemerintah Aljazair mengambil keputusan untuk menghentikan proses pemilu, yang akan selalu harus mengarah pada akhir demokrasi. Proses pemilihan dilanjutkan setelah masa transisi selama terorisme berada di puncaknya. Presiden Bouteflika terpilih pada tahun 1999 dan terpilih kembali selama lima tahun pada tahun 2004. Programnya meliputi pemulihan perdamaian dan keamanan sebagai prasyarat bagi pembangunan berkelanjutan dan untuk Aljazair untuk menegaskan kembali posisinya secara internasional.


(45)

14

Perdamaian dan keamanan telah dipulihkan melalui proses bertahap dari rekonsiliasi nasional. Hukum tentang kerukunan sipil dan perjanjian tentang perdamaian dan rekonsiliasi disetujui oleh mayoritas 2/3 di parlemen telah secara besar-besaran didukung oleh referendum yang diselenggarakan pada tahun 1999 dan 2005. Aljazair mempunyai peran lain yaitu sebuah suksesi seluruh orang-orang yang masuk ke Aljazair: kepala negara atau pemerintah, menteri luar negeri, menteri atau departemen lainnya, anggota parlemen, pemimpin bisnis dari berbagai negara.

Keinginan rakyat tercermin dalam partisipasi aktif dari Aljazair dalam aksi global melawan terorisme di forum regional, internasional dan bilateral. Perlu disebutkan dalam hal ini bahwa markas dari Pusat Afrika untuk studi dan penelitian tentang terorisme terletak di Algiers dan bahwa Aljazair adalah salah satu promotor utama dari Juli 1999 Algiers konvensi tentang pencegahan dan pemberantasan terorisme.

2. Integrasi Mahgreb: Pilihan strategis.

Tiga partai di Afrika Utara, yang mewakili FLN Aljazair, yang belum merdeka, seperti The-Neo destour dari Tunisia dan Istiqlal dari Maroko, mengadakan

konferensi di Tangiers dari 27-30 April 1958 dan berkomitmen untuk bekerja dalam integrasi Maghreb. Tiga puluh satu tahun kemudian konvensi Marrakesh ditandatangani oleh kepala negara Aljazair, Maroko, Tunisia, Libya dan Mauritania.

Aljazair menekankan pentingnya integrasi Maghreb dan mencoba bertindak sesuai dengan semangat perjanjian Maghreb Arab. Dengan pemikiran ini, pemerintah


(46)

15

Aljazair mengambil opsi untuk memasok gas ke Eropa melalui Maroko dan Tunisia sehingga memberikan kontribusi dengan cara yang cukup besar untuk pengembangan dan kesejahteraan kedua negara.

Selain itu sebanyak 1,5 juta warga Aljazair pergi berlibur ke Tunisia setiap tahun dan menghasilkan sekitar lima puluh persen dari total pendapatan yang dihasilkan oleh industri pariwisata Tunisia. Akhirnya, perusahaan publik dan swasta dari kedua negara telah membentuk usaha patungan yang sukses terutama di industri sektor energi, konstruksi dan makanan.

Sayangnya integrasi Maghreb telah terhenti selama lebih dari 30 tahun karena masalah Sahara Barat. Seperti contoh dari Israel di Timur Tengah, sikap Maroko yang keras kepala mengabaikan resolusi Dewan Keamanan tanggal 28 April 2006, dan menyerukan "solusi politik yang adil, langgeng dan saling diterima, yang akan memberikan untuk penentuan penduduk Sahara Barat ". Selain bahwa pemerintah Maroko telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di kota-kota Laayoune di Sahara Barat, yang menegaskan ketidakmampuan untuk menghambat, kecuali dengan cara melanggar hukum, aspirasi rakyat Saharawi.

3. Afrika: Aljazair Alter Ego

Selama perang kemerdekaan Pembebasan Front Nasional (FLN), terdapat pula dedikasi rakyat dan pemerintah dari Tunisia, Maroko, Libya dan Mesir untuk membantu Aljazair. Tidak heran kemudian Aljazair menjadi tempat bernanung bagi gerakan-gerakan pembebasan, termasuk ANC. Dalam hal ini, Presiden Nelson


(47)

16

Mandela pernah tinggal di Aljazair dan menerima pelatihan militer. Hal ini juga penting untuk menyebutkan bahwa Aljazair memainkan peran penting dalam mediasi antara pemerintah Mali dan gerakan Azawed di pertengahan tahun 1990an dan antara Ethiopia dan Eritrea pada tahun 2000.

Aljazair bersama-sama dengan empat negara Afrika lainnya termasuk Afrika Selatan adalah salah satu pendiri NEPAD. Gagasan utama yang mendasari inisiatif baru ini adalah kemandirian, yang berarti bahwa semua negara anggota Uni Afrika harus mengandalkan sumber daya mereka sendiri dan menggunakannya dengan benar untuk kepentingan rakyat. Konsep ini juga mencakup kemandirian kolektif oleh berkat integrasi regional untuk menghindari duplikasi dan pemborosan.

Hubungan bilateral Aljazair dengan negara di wilayahnya, selain konvensi Marrakesh yang mengikat Maghreb negara-negara Arab, Aljazair juga telah melakukan perjanjian kerja sama dengan Mali dan Niger. Aljazair dan Afrika Selatan adalah negara penting di daerah masing-masing dan memiliki peran untuk kebangkitan Afrika seperti yang digambarkan oleh sentralitas Afrika dalam kebijakan eksternal dari kedua negara. Sebuah komisi bi-nasional diketuai oleh kedua kepala negara telah dibentuk pada tahun 2000. Pada bidang politik terjadi hubungan sangat baik antar dua negara. Hubungan ekonomi yang terus maju karena kedua pihak telah memutuskan untuk fokus pada beberapa sektor unggulan demi kepentingan bersama.


(48)

17

4. Aljazair dan Eropa

Karena kedekatan geografis dan sejarah, Aljazair telah menjalin hubungan politik dan ekonomi yang kuat dengan sisi eropa. Hubungan persahabatan dan kerjasama telah dilakukan dengan Spanyol dan Italia. Aljazair dan Perancis juga akan mengadakan kerjasama setelah mereka mengatasi adanya memori tentang masa lalu mereka. Dalam Uni Eropa, terdapat perjanjian yang komprehensif tentang pembentukan zona perdagangan bebas. Aljazair adalah pemasok gas utama di sekitar Eropa dan membeli sebagian besar kebutuhan dalam hal peralatan modal. Tetapi juga perlu dilihat bahwwa Uni Eropa sangat prihatin dengan imigran ilegal. Banyak imigran yang memilih Aljazair untuk menetap atau sebagai negara transit sebelum berlari untuk tujuan yang berbeda, sehingga Aljazair tertarik dengan Eropa dalam mencari solusi untuk masalah imigran.

Berkat perlawanan penduduk dan penentuan pasukan keamanan, Aljazair telah mengatasi terorisme sendiri dengan mengingat bahwa aksi global dapat membendung ancaman global. Aljazair mendidedikasikan negaranya untuk perdamaian, keamanan dan pembangunan di wilayahnya dan di dunia.

Aljazair juga menjalin hubungan antar negara-negara maghribi dan Afrika dalam meningkatkan kekerabatan antar warga arab-afrika, serta turut andil dalam menjaga stabilitas keamanan timur tengah, khususnya wilayah Afrika utara, dan di wilayah rawan seperti daerah Sahel. Dengan politik luar negerinya yang kuat, dan dibantu dengan pasukan militer yang mumpuni, Aljazair dan dibantu negara lain


(49)

18

mampu meredam gejolak-gejolak pertikaian, sehingga menjadikannya cukup disegani oleh negara lain.


(50)

1

BAB III

DINAMIKA KONFLIK MAROKO-SAHARA BARAT

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sengketa adalah segala sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat, pertikaian atau perbantahan.1 Kata sengketa, perselisihan, pertentangan di dalam Bahasa Inggris sama dengan “conflict” atau “dispute”.2 Keduanya mengandung pengertian tentang adanya perbedaan

kepentingan diantara kedua belah pihak atau lebih, tetapi keduanya dapat dibedakan. Kosa kata “conflict” dalam Bahasa Indonesia diserap menjadi konflik, sedangkan kosa kata “dispute” diterjemahkan dengan kata sengketa.

Konflik atau sengketa adalah sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat antara dua pihak atau lebih yang berselisih perkara dalam pengadilan.3 Konflik atau sengketa terjadi juga karena adanya perbedaan persepsi yang merupakan penggambaran tentang lingkungan yang dilakukan secara sadar yang didasari pengetahuan yang dimiliki seseorang, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik maupun sosial.4 Sebuah konflik berkembang menjadi sengketa bila pihak yang merasa dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atau keprihatinannya, baik secara langsung kepada pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian atau pihak lain.

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1990, hal 643.

2 John.M. Echlos dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia dan Indonesia Inggris, Penerbit

Gramedia, Jakarta, 1996, hal. 138.

3 Sudarsono, Kamus Hukum, Cetakan ke-3, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, 2002, hal. 433. 4 Koentjaraningrat, Kebudayaan Metaliteit dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 1982, hal 103.


(51)

2

Pertikaian atau sengketa, keduanya adalah yang dipergunakan secara

bergantian dan merupakan terjemahan dari “dispute”. John G. Merrils5 memahami

persengketaan sebagai terjadinya perbedaan pemahaman akan suatu keadaan atau obyek yang diikuti oleh pengklaim oleh satu pihak dan penolakan di pihak lain. Karena itu, sengketa internasional adalah perselisihan yang tidak secara eksklusif melibatkan negara, dan memiliki konsekuensi pada lingkup internasional. Dilihat dari konteks Hukum Internasional, sengketa dapat diartikan sebagai ketidaksepakatan salah satu subyek mengenai sebuah fakta, hukum, atau kebijakan yang kemudian dibantah oleh pihak lain atau adanya ketidaksepakatan mengenai masalah hukum atau fakta-fakta atau konflik mengenai penafsiran atau kepentingan antara 2 bangsa yang berbeda. Berbagai metode penyelesaian sengketa telah berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Metode penyelesaian sengketa dengan kekerasan, misalnya perang, invasi, dan lainnya.

A. Profil Singkat Maroko dan Sahara Barat

Sebelum masuk pada pokok pembahasan, penulis menjabarkan terlebih dahulu profil masing-masing negara secara singkat. Sahara Barat yang menjadi daerah utama dalam konflik teritori ini menjadikan kondisi perpolitikan wilayahnya naik-turun dan tidak ada jaminan terhadap damainya kondisi wilayah mereka. Meskipun beragam cara pernah dilakukan dalam meredakan konflik dan berbagai

5 Dapat dilihat dalam, Jawahir Tantowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer,


(52)

3

negara mencoba untuk menyatukan pikiran dalam konferensi tingkat tinggi, tetap saja belum menemukan kata sepakat yang memuaskan berbagai pihak.

1. Maroko

Maroko (Bahasa Arab: برغ م لا al-Maghrib, Perancis: Maroc), secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Maroko adalah sebuah negara berdaulat yang terletak di wilayah Maghreb di Afrika Utara. Secara geografis, Maroko ditandai dengan pegunungan yang besar dan kasar dari padang pasir. Memiliki Laut Atlantik dan Laut Mediterania di sepanjang garis pantainya.

Maroko memiliki populasi lebih dari 33.800.0006 dan luas 446.550 Km2. Ibukotanya adalah Rabat dan kota terbesar adalah Casablanca. Kota-kota besar lainnya termasuk Marrakesh, Tangier, Tetouan, Salé, Fes, Agadir, Meknes, Oujda, Kenitra, dan Nador. Sebuah kekuatan sejarah regional yang menonjol, Maroko memiliki sejarah kemerdekaan yang tidak dimiliki oleh tetangganya.

Karena dasar dari negara Maroko pertama dengan Idris I pada 789, negeri ini telah diperintah oleh serangkaian dinasti independen, mencapai puncaknya di bawah Almoravid dan Almohad dinasti, mencakup bagian dari Iberia dan Afrika Barat Laut. Mariniyyah dan Saadi dinasti melanjutkan perjuangan melawan dominasi asing, dan Maroko satu-satunya negara Afrika

6 "Note sur les premiers résultats du Recensement Général de la Population et de l'Habitat 2014".


(53)

4

Utara yang terhindar dari pendudukan Ottoman. Pada tahun 1912 Maroko dibagi menjadi protektorat Perancis dan Spanyol, dengan zona internasional di Tangier, dan kembali merdeka pada tahun 1956. Budaya Maroko merupakan perpaduan Arab, adat Berber, Sub-Sahara Afrika, dan pengaruh Eropa.

Maroko mengklaim wilayah non-pemerintahan sendiri, Sahara Barat sebagai Provinsi disebelah selatannya. Maroko menganeksasi wilayah pada tahun 1975, yang mengarah ke perang gerilya dengan pasukan Sahara sampai pada gencatan senjata di tahun 1991. Proses perdamaian sejauh ini gagal untuk memecahkan kebuntuan politik.

Maroko adalah sebuah monarki konstitusional dengan parlemen yang dipilih. Raja Maroko memegang kekuasaan eksekutif dan legislatif yang luas, terutama dalam militer, kebijakan luar negeri dan urusan agama. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh pemerintah, sedangkan kekuasaan legislatif dipegang baik pemerintah dan dua kamar parlemen, Majelis Perwakilan Rakyat dan Majelis Anggota Dewan. Raja dapat mengeluarkan dekrit yang disebut dahirs yang memiliki kekuatan hukum. Dia juga bisa membubarkan parlemen setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri dan Presiden Mahkamah Konstitusi.

Kota-kota besar yang terdapat di Maroko diantaranya: Rabat, Marrakesh, Casablanca, Fes dan Tangier. Seperti Aljazair, Maroko juga dihuni oleh orang-orang berkebangsaan Arab dan Berber. Negeri ini


(54)

5

didominasi oleh dataran pesisir, gurun dan pegunungan. Islam merupakan agama mayoritas di Maroko, dimana islam datang ke Maroko pada abad ke-7. Jumlah penduduk Maroko berkisar 31.968.361 orang dengan luas wilayah 710.850 Km (estimasi Juli 2011), dan mengalami kemajuan signifikan sejak dipimpin oleh Raja Mohammed VI. Penduduk asli Maroko adalah suku Berber.7

Maroko merupakan negara satu-satunya di Afrika yang tidak tergabung didalam African Union, tetapi negara tersebut mrupakan anggota organisasi lainnya seperti Liga Arab, Arab Maghreb Union, OKI, Mediterania Dialogue, Group 77 dan Major Non-NATO Ally of USA. Maroko merdeka dari Perancis 18 November 1956 dengan bahasa resmi negara arab dan Perancis.8 Dan Maroko bersebelahan dengan Mauritania dan Sahara Barat di selatan, Aljazair di timur dan disebelah utara Spanyol dan Portugal yang dibatasi laut Mediteranian.

2. Sahara Barat

Sahara Barat (Listeni / ˌwɛs.tərn səhɑː.rə, -hɛərə, -hærə /; Bahasa Arab: ءارحص لا ةي برغ لا As-Sahra 'al-Gharbiyah; Berber: Taneẓroft Tutrimt) adalah wilayah yang disengketakan di wilayah Maghreb, Afrika utara. Berbatasan dengan Maroko di utara, Aljazair di timur laut, Mauritania di

7 http://www.kemlu.go.id/rabat/Pages/CountryProfile.aspx/I=id 8 Kemlu.go.id, ibid


(55)

6

sebelah timur dan selatan, dan Samudra Atlantik di barat. Luas daratannya sebesar 266.000 kilometer persegi. Ini adalah salah satu wilayah yang paling jarang penduduknya di dunia, terutama terdiri dari dataran gurun. Populasi diperkirakan lebih dari 500.000,9 yang hampir 40% hidup di Laayoune, kota terbesar di Sahara Barat.

Diduduki oleh Spanyol pada akhir abad ke-19, Sahara Barat telah terdaftar di PBB menjadi wilayah non-pemerintahan sendiri sejak tahun 1963 karena permintaan Maroko. Pada tahun 1965, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi pertama pada Sahara Barat, meminta Spanyol untuk mendekolonisasi wilayah itu.10 Satu tahun kemudian, resolusi baru disahkan oleh Majelis Umum yang meminta referendum diselenggarakan oleh Spanyol untuk penentuan nasib sendiri.

Pada tahun 1975, Spanyol melepaskan kontrol administratif di wilayah tersebut untuk dijadikan satu administrasi bersama oleh Maroko (yang telah secara resmi mengklaim wilayah Sahara Barat sejak tahun 1957)11 dan Mauritania12. Perang pun meletus diantara negara-negara sekitar Sahara. Sahrawi gerakan pembebasan nasional, Front Polisario, yang

9

Department of Economic and Social Affairs Population Division (2009). "World Population Prospects, Table A.1" (PDF). 2008 revision. United Nations. Retrieved 12 March 2009.

10 United Nations General Assembly (16 December 1965). "RESOLUTIONS ADOPTED BY THE GENERAL

ASSEMBLY DURING ITS TWENTIETH SESSION, resolution 2072 (XX), QUESTION OF IFNI AND SPANISH SAHARA

11González Campo, Julio. "Documento de Trabajo núm. 15 DT-2004. Las pretensiones de Marruecos

sobre los territorios españoles en el norte de África (1956–2002)" (PDF) (in Spanish). es:Real Instituto Elcano. p. 6.


(56)

7

memproklamasikan Republik Demokratik Arab Sahrawi (SADR) dengan pemerintah di pengasingan di Tindouf, Aljazair. Mauritania mundur pada konflik ini di tahun 1979 dan Maroko akhirnya mengamankan kendali atas asas de facto dari sebagian besar wilayah, termasuk semua kota-kota besar dan sumber daya alamnya.

Sejak perjanjian gencatan senjata yang dipelopori oleh PBB pada tahun 1991, dua pertiga dari wilayah (termasuk sebagian besar pantai Atlantik) telah berada di bawah kendali de facto Maroko, didukung oleh Perancis juga Amerika Serikat, dan sisanya oleh SADR yang didukung sepenuhnya oleh Aljazair.13 Kedua pihak yaitu Maroko dan Polisario telah berusaha untuk meningkatkan klaim mereka dengan mendapatkan pengakuan formal, pada dasarnya dari Afrika, Asia, dan negara-negara Amerika Latin di negara berkembang.

Front Polisario telah memenangkan pengakuan formal untuk SADR dari 37 negara, dan telah diperpanjang keanggotaan dalam Uni Afrika. Maroko telah memenangkan pengakuan atau dukungan untuk posisinya dari beberapa pemerintah Afrika dan dari sebagian besar Liga Arab.14 Pada tahun 2006, tidak ada negara anggota lain dari PBB yang telah mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.

13

Baehr, Peter R. The United Nations at the End of the 1990s. 1999, page 129.

14 Arab League Withdraws Inaccurate Moroccan maps", Arabic News, Regional-Morocco, Politics, 17


(57)

8

B. Latar Belakang Konflik Maroko-Sahara Barat

Maroko seperti diketahui adalah sebuah negara yang termasuk dalam kawasan Timur Tengah. Namun, Maroko telah menyimpan konflik selama lebih dari 30 tahun dengan Sahara Barat. Sahara Barat yang luasnya sama dengan Inggris terletak di barat laut benua Afrika. Sahara Barat merupakan peninggalan kolonialisme Eropa tahun 1880 sampai dengan tahun 1990 dimana pada era tersebut, negara-negara utama di Eropa saling bersaing untuk mendapatkan wilayah Afrika.

Ketika zaman penjajahan itu, Spanyol mendapatkan wilayah Sahara Barat dan melakukan kolonisasi di Sahara Barat. Namun, saat itu Spanyol sebagai negara Eropa yang paling lemah, sehingga Spanyol hanya mendapatkan separuh dari wilayah Sahara Barat, sedangkan Perancis mendapatkan Maroko, Mauritania, dan Aljazair yang berada di sekitar Sahara Barat. Sahara Barat memiliki banyak sumber-sumber mineral termasuk fosfat dan bijih besi, wilayah ini pun merupakan salah satu lahan perikanan terbaik di dunia sehingga spanyol pun mendapatkan keuntungan ketika menguasai Sahara Barat.

Karena kolonialisme yang dilakukan oleh Spanyol, maka kelompok yang mendukung kemerdekaan di Sahara barat pada tahun 1973 mendirikan gerakan Polisario sebagai gerakan pembebasan Sahara Barat yang bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan kawasan Sahara Barat dari koloni Spanyol.gerakan ini mendapat dukungan yang sangat besar dari rakyat setempat dan karena kuatnya


(58)

9

dukungan masyarakat pada gerakan Polisario, maka membuat tentara Spanyol mundur dari Sahara Barat pada tahun 1975.

Dengan demikian, perjuangan gerakan Polisario yang telah membuat mundur Spanyol berakhir dan gerakan Polisario kemudian memproklamirkan berdirinya Republik Demokratik Arab Sahrawi (SADR). Namun, dengan berdirinya SADR ternyata belum membuat masalah di Sahara Barat berakhir karena ternyata Spanyol menyerahkan koloni tersebut pada Maroko dan Mauritania dengan imbalan tertentu termasuk mengeksploitasi ikan di lepas pantai dan menambang fosfat, tetapi kesepakatan tersebut terlampau rahasia sehingga publik dan media pun tidak mengetahui isi kesepakatan tersebut.

Beberapa tahun kemudian, karena tekanan dari sejumlah pihak luar pada tahun 1979 Mauritania mundur dari Sahara Barat, sehingga hanya Maroko saja yang menjadi koloni tunggal di Sahara Barat. Rakyat Sahara Barat kembali mengalami penjajahan akibat pendudukan Maroko di Sahara Barat dimana Maroko melakukan invasi yang brutal pada rakyat Sahara Barat yang tetap tinggal di tanah air dimana mereka senantiasa ditahan, dipenjara, dan diculik oleh angkatan pendudukan Maroko. Mereka yang ingin melarikan diri dihalangi oleh tembok sepanjang 2.700 Km yang membelah Sahara Barat dalam zona pesisir yang diduduki Maroko dan bagian dalam yang dikuasai Republik Saharawi. Selain itu, ditanam lebih dari 3 juta ranjau darat dan ditempatkannya Peran PBB dalam Penyelesaian Konflik antara Maroko dan Sahara Barat 120.000 tentara Maroko di Sahara Barat.


(1)

2

International Politics (Reading Mass: Addison Wesley Publishing Company, 1979), khususnya di bab 4

K.J. Holsti. 1983. International Politics : A Framework for Analysis. New Jersey: Prentice-Hall. 107.

Koentjaraningrat. 1982. Kebudayaan Metaliteit dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. hal 103.

Reza.Sihbudi. 1995. Profil Negara-Negara Timur Tengah, Pustaka Jaya. hal. 26

Seran Selviana. 2003. Upaya Sahara Barat Menjadi Negara Sendiri..

Sidney Verba, Klaus Knorr. Woodrow Wilson School of Public and International Affairs.

Sudarsono. 2002. Kamus Hukum. Jakarta: Cetakan ke-3, Penerbit Rineka Cipta. hal. 433.

Internet:

Country Profile: Algeria. Foreign and Commonwealth Office. Archived from the original on 08 Desember 2016.

"Constitution of Algeria; Art. 3". Apn-dz.org. 28 November 1996. Archived from the original on 25 July 2013. Retrieved 17 January 2013.


(2)

3

https://www.google.co.id/maps/place/Algeria Diakses pada 29 November 2016 pada pukul 18:14 WIB.

http://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/view/kerrys-visit-to-morocco-and-algeria-navigating-between-competitors diakses pada 12-5-2016 jam 1.12 am

http://www.un.org/africarenewal/magazine/december-2013/sahel-one-region-many-crises diakses pada 12-5-2016 jam 12.56 am

http://www.washingtoninstitute.org. diakses pada 04-12-2016 pukul 22.05

http://katehon.com/article/geopolitics-algeria. Diakses pada 04-12-2016 pukul 22.15

http:/ww.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/pub1152.pdf hal 21. Diakses pada 06-12-2016

http://www.arena.uio.no/publications/wp99_8.html. diaskses pada 01-12-2016

http://www.sahara-developpement.com/Western-Sahara/The-%C2%AB-Polisario- %C2%BB-is-an-Algerian-invention-to-divert-the-attention-of-its-internal-problems--Spanish-expert--91-483-5494.aspx

IMFWorld Economic Outlook (WEO), October 2015

http://knoema.com/IMFWEO2015Oct/imf-world-economic-outlook-weo-october 2015?tsId=1000880 diakses pada 01-12-2016

The Nuclear Vault: The Algerian Nuclear Problem [Kubah Nuklir: Persoalan Nuklir Aljazair] (dalam Inggris). Gwu.edu. Diakses tanggal 2016-12-01.


(3)

4

"The Nuclear Vault: The Algerian Nuclear Problem" [Kubah Nuklir: Persoalan Nuklir Aljazair] (dalam Inggris). Gwu.edu. Diakses tanggal 2016-12-03.

www.ciagov.com/algeria. Diakses 28 November 2016 jam 20.30 WIB.

Jurnal:

Arab League Withdraws Inaccurate Moroccan maps", Arabic News, Regional-Morocco, Politics, 17 December 1998. Retrieved 24 August 2006

Chamber” The American Journal of International Law, 100: 4. (Oct. 2006) 811

Democratic and Popular Algerian Republic. National Charter (Algiers: Ministry of Culture

and Information, 1981).

Department of Economic and Social Affairs Population Division (2009). "World Population Prospects, Table A.1" (PDF). 2008 revision. United Nations. Retrieved 12 March 2009.

Djella Smaine. professor, permanent researcher in CRASC, Algeria. The Economist “Polisario’s Sinking Hopes: Promises, promises, never kept.” 361: 8251. (Dec. 8, 2001)

Eric Jensen, Western Sahara: Anatomy of a Stalemate. (Boulder, Colo: Lynne Reinner Publishers, Inc.,2005) 27.


(4)

5

González Campo, Julio. "Documento de Trabajo núm. 15 DT-2004. Las pretensiones de Marruecos sobre los territorios españoles en el norte de África (1956–2002)" (PDF) (in Spanish). es:Real Instituto Elcano. p. 6.

Hodges (1983) 161; Maria J. Stephan and Jacob Mundy, “A Battlefield Transformed: From guerilla resistance to mass nonviolent struggle in the Western Sahara.” Journal of Military and Strategic Studies, 8, no. 3, (Spring 2006), 19

Humphrey Susan, The Western Sahara dalam http://atlismta.org/online-journals/0809-journal-intervention/the-western-sahara-conflict/

Issaka K. Souaré, “Western Sahara: Is there light at the end of the tunnel?” Institute for Security

Imbroglio: Balancing Interests in Algeria, Morocco, and the Western Sahara” Mediterranean Politics 10: 2 (2005) 185-6

Journal of North African Studies. 9: 2 (2004) 174-6

Journal of North African Studies. 9, 2 (2004) 171

"Milestones in the Western Sahara conflict". Archived from the original on 27 February 2012.

"Note sur les premiers résultats du Recensement Général de la Population et de l'Habitat 2014". Baehr, Peter R. The United Nations at the End of the 1990s. 1999, page 129.


(5)

6 Polisario Front, quoted in: Hodges (1983) 163

“Polisario’s Sinking Hopes: Promises, promises, never kept.” The Economist. 361: 8251. (Dec. 8, 2001)

“Role Conceptions and the Politics of Identity in Foreign Policy”. Department of Political Science: University of Stockholm. ARENA Working Papers, 1999

Steven R. Ratner, “Land Feuds and Their Solutions: Finding International Law beyond the Tribunal.

Slimane Chikh, “L’Algérie et l’Afrique: 1954–1962,” Revue Algérienne des Sciences juridiques, politiques et économiques, 3 (1968):703–46.

Slimane Chikh, “La politique africaine de l’Algérie,” in Hubert Michel and Maurice Flory (eds), Annuaire de l’Afrique du Nord, Vol. 17 (Paris : CNRS/CRESM, 1979):3. This article is one of the most thorough on Algeria’s relations with Africa.

Thabo Mbeki (9 July 2002). "Launch of the African Union, 9 July 2002: Address by the chairperson of the AU, President Thabo Mbeki". ABSA Stadium, Durban, South Africa: africa-union.org. Retrieved 8 February 2009.

Tony Hodges, Western Sahara: The Roots of a Desert War. (Westport, Conn: Lawrence Hill & Co., Publishers, Inc., 1983) 158.

Yahia H. Zoubir, and Karima Benabdallah-Gambier, “The United States and the North African


(6)

7

Yahia H. Zoubir “Stalemate in Western Sahara: Ending International Legality.” Middle East Policy, 14:4 (2007) 168

Yahia H. Zoubir, “The Resurgence of Algeria’s Foreign Policy in the Twenty-First Century.”

Yahia H. Zoubir, “Stalemate in Western Sahara: Ending International Legality.” Middle East Policy, 14:4 (2007) 161-2

Zoubir (2007) and Zoubir and Benabdallah-Gambier (2005) for discussion on France’s explicit