Pengaruh Kualitas Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas (SIM SP3) Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat dengan cepat. Kemajuan teknologi yang sangat pesat ini menyebabkan pengaruh sangat besar pada semua bidang, yaitu dapat kita lihat pada suatu instansi dalam mengolah data. Instansi yang menggunakan teknologi komputer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyampaikan atau mengirim data dalam bentuk informasi kepada pegawai maupun masyarakat luas. Hal ini harus didukung oleh perkembangan peralatan elektronika, seperti komputer dan software-softwarependukung, khususnya di bidang informasi.

Kebutuhan informasi yang dapat disajikan dengan cepat, tepat dan akurat sudah menjadi suatu tuntutan yang wajar dalam berbagai aspek kehidupan pada era globalisasi saat ini. Demikian pula dalam kaitannya dengan dunia kesehatan yang pada saat ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, khususnya yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh unit-unit pelayanan kesehatan, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan.

Sistem informasi adalah sejumlah komponen yang saling berhubungan antara manusia, komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja, dan diproses data menjadi informasi dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan. Sistem


(2)

informasi juga digunakan untuk mendukung didalam pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran efektivitas dalam suatu perusahaan. Pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan dan puskesmas harus selalu memperhatikan dengan seksama dan tanggap terhadap hal-hal apa saja yang diinginkan oleh masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan tersebut dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu yang memiliki fungsi sebagai Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan masyarakat dan Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Salah satu Sistem Informasi yang diperlukan dalam puskesmas adalah Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SIM SP3), karena pencatatan dan pelaporan sangat penting dalam suatu Puskesmas karena berkaitan dengan seluruh pegawai yang terlibat didalam Puskesmas. Tentu saja yang nantinya akan menggunakan SIM SP3 adalah pegawai tersebut.

Peningkatan kualitas dari penerapan Program Aplikasi Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SIM SP3) merupakan suatu cara yang cukup memiliki dampak positif yang besar bagi kemajuan semua aspek yang ada di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung. Dengan adanya penerapan SIM SP3 diharapkan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas pada Puskesmas tersebut dapat berjalan lebih efektif dan efisien.


(3)

Pada dasarnya SIM SP3 di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung sudah cukup baik, terlihat dengan adanya perubahan dari SP3 secara manual menjadi SIM SP3, dengan begitu tentunya para pegawai yang bekerja dengan mudah dalam pencatatan dan pelaporan. Sistem informasi tersebut berjalan dengan efektif dan memberikan pengaruh yang sangat kuat bagi pegawainya dalam peningkatan mutu dan kinerja kerjanya. Walaupun begitu, bukan tidak mungkin pegawai masih kesulitan dalam menggunakan sistem informasi tersebut dan membuat kesalahan dalam penginputan data ataupun dalam proses pelaporan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Kualitas Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SIM SP3) Terhadap Kinerja Pegawai Di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penyusun mengidentifikasikan masalah yaitu diantaranya terkadang masih terjadi kesalahan dalam penginputan data pasien sehingga mengakibatkan lambatnya proses pelayanan yang nantinya akan menghambat pada kinerja pegawai.

Adapun rumusan masalah yang peneliti buat adalah :

1. Bagaimana Program Aplikasi SIM SP3 yang berjalan di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung?


(4)

2. Bagaimana tanggapan responden atas kualitas Program Aplikasi SIM SP3 di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung?

3. Bagaimana kinerja pegawai setelah adanya program aplikasi SIM SP3 di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung?

4. Seberapa besar Pengaruh Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 terhadap kinerja pegawai di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memeroleh data dan informasi atau keterangan yang relevan dengan pemasalahan yang akan diteliti sebagai latihan untuk studi banding antara hal-hal yang telah dipelajari selama dibangku kuliah dengan kegiatan yang dilakukan dilapangan serta memberikan gambaran mengenai pengaruh Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 terhadap Kinerja Pegawai di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Program Aplikasi SIM SP3 yang berjalan di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.


(5)

2. Untuk mengetahui Tanggapan responden atas implementasi Program Aplikasi SIM SP3 di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 terhadap kinerja pegawai di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 terhadap kinerja pegawai di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini terbagi atas kegunaan praktis dan akademis.

1.4.1 Kegunaan Praktis

Peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam Pengaruh Program Aplikasi SIM SP3 terhadap kinerja pegawai khususnya di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dengan bidang kajian yang sama.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat memiliki kegunaan sebagai berikut:


(6)

1. Bagi Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan antara ilmu manajemen (teori) dengan keadaan yang terjadi langsung dilapangan (praktek). Sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu Manajemen Informatika yang sudah ada untuk dihadapkan pada dunia nyata dan dapat menguntungkan berbagai pihak.

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain atau para akademis yang akan mengambil skripsi dalam kajian yang sama sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.

3. Bagi Penulis

Berguna dalam menambah dan memperkaya wawasan pengetahuan baik teori maupun praktek, belajar mengolah data, menganalisa, menginterpretasikan dan melatih daya fikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan yang ada di suatu instansi Pemerintahan, khususnya di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.

1.5 Batasan Masalah

Sesuai dengan uraian dalam latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka untuk mempermudah arah dan proses pembahasan, peneliti membatasi masalah:


(7)

1. Data yang digunakan adalah data cross section, artinya data yang dipakai adalah setelah adanya program aplikasi SIM SP3.

2. Indikator kualitas program aplikasi yang dikemukakan mc call yang dikutip oleh Roger Pressman ada 11 indikator tetapi dalam penelitian ini hanya 6 indikator yang digunakan karena disesuaikan dengan keadaan di lapangan/ tempat penelitian.

1.6 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

Berikut adalah kerangka pemikiran dan hipotesis yang terdapat di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung :

1.6.1. Kerangka Pemikiran

Program Aplikasi merupakan serangkaian kegiatan dan hasil yang berhubungan dengannya, yang menuju pada dihasilkannya produk perangkat lunak. Kegiatan ini dapat mencakup pengembangan perangkat lunak mulai dari awal, walaupun kenyataannya makin sering terjadi bahwa perangkat lunak yang baru dikembangkan dengan memperluas dan memodifikasi sistem yang telah ada. SIM SP3 adalah satu kesatuan yang terdiri dari komponen yang saling berkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu yang yang merupakan gabungan berbagai macam kegiatan upaya pelayanan kesehatan Puskesmas, sehingga dapat dihindarkan adanya pencatatan maupun pelaporan lain yang akan memperberat beban kerja petugas Puskesmas.


(8)

Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 merupakan fungsi auditing dan pelaporan manajemen, tujuan jaminan kualitas adalah untuk memberikan data yang diperlukan oleh manajemen untuk menginformasikan masalah kualitas produk, sehingga dapat memberikan kepastian dan konfidensi bahwa kualitas produk dapat memenuhi sasaran. Jika data yang diberikan melalui jaminan kualitas mengidentifikasi adanya masalah, maka adalah tanggung jawab manajemen untuk menetapkan masalahnya dan mengaplikasikan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah kualitas tersebut.

Dalam penelitian ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kebenaran yaitu Tingkat dimana program memenuhi spesifikasinya dan memenuhi sasaran misi pelanggan

2. Reliabilitas yaitu Tingkat dimana program dapat diharapkan melakukan fungsi yang diharapkan dengan ketelitian yang diminta.

3. Efisiensi yaitu Jumlah sumber daya penghitungan dan kode yang diperlukan oleh program untuk melakukan fungsinya.

4. Integritas yaitu Tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yang tidak berhak di kontrol.

5. Usabilitas yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input dan menginterprestasikan output suatu program .


(9)

6. Maintainabilitas yaitu usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program.

Adapun keterkaitan antara variable X yaitu Kualitas Program Aplikasi Sistem Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SIM SP3) dengan Variabel Y yaitu Kinerja Pegawai, berdasarkan Jurnal Bill Andreopoulos yaitu :

“Kami mengusulkan sebuah metodologi umum untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas sistem software. Untuk menggambarkan bagaimana metodologi bekerja, pekerjaan kami berfokus pada kualitas perangkat lunak pemeliharaan dan kinerja. Persyaratan Non-Fungsional (NFR) kerangka diadopsi untuk mewakili dan menganalisa kualitas perangkat lunak dari pemeliharaan dan kinerja. Secara khusus, kami menganalisis atribut perangkat lunak yang mempengaruhi baik kualitas, heuristik yang dapat diimplementasikan dalam kode sumber untuk mencapai kualitas baik dan bagaimana konflik dua kualitas satu sama lain. Hasil penelitian dibahas untuk menentukan pengaruh berbagai heuristik pemeliharaan dan kinerja. metodologi adalah dijelaskan untuk memilih heuristik yang akan meningkatkan kualitas perangkat lunak.”

Dalam penelitian ini teori penghubung yang di dapat dari Internet dalam jurnal yang ditulis oleh Bill Andreopoulos yang berjudul Software Quality Framework Performance, menyatakan bahwa Kinerja Pegawai tergantung pada kualitas suatu program aplikasi, semakin tinggi kualitas program yang dihasilkan


(10)

program aplikasi maka akan semakin meningkatkan kinerja pegawai, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :

Bill Andreopoulos

Department of Computer Science York University

Toronto, Ontario, M3J 1P3, Canada

[1] Lawrence Chung, "Non-Functional Requirements in Software Engineering", PhD thesis, University of Toronto, Toronto, Ontario, Canada, 1993.

[2] J. R. Hagemeister, “A Metric Approach to Assessing the Maintainability of Software”, Master’s thesis, University of Idaho, Moscow, Idaho, 1992.

Gambar 1.1


(11)

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan teori keterkaitan antara variabel X yaitu Kualitas Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatan dan Pelaporan Puskesmas (SIM SP3) dengan Variabel Y yaitu kinerja pegawai dapat dirumuskan paradigma mengenai Pengaruh Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas(SIM SP3) berdampak terhadap kinerja pegawai pada Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

Dalam rangka mewujudkan dan mengoptimalkan kinerja pada Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung terutama dalam pengolahan data pasien dan data penyakit. Peran Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung secara optimal memenuhi kebutuhan masyarakat dengan kualitas aplikasi program SIM SP3 yang efektif. Penilaian terhadap kinerja pegawai dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Dengan adanya program aplikasi ini juga diharapkan kinerja dari para pegawainya akan semakin meningkat. Adapun pengertian dari kinerja menurut para ahli adalah:

a. Kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

b. Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.


(12)

c. Malayu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai yang menjalankan tugas penuh tanggung jawab, dapat mempermudah arah penataan organisasi pemerintahan. Akibatnya akan tercapai peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. Aspek-aspek standar kinerja menurut A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2005:18-19) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.

a. Aspek Kuantitatif meliputi :

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan perkerjaan, 3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. b. Aspek Kualitatif meliputi :

a. Ketepatan dan kualitas pekerjaan, b. Tingkat kemampuan dalam bekerja, c. Kemampuan menganalisis data/informasi,

d. Kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan e. Kemampuan mengevaluasi (keluahan/keberatan konsumen).


(13)

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas maka dirumuskan paradigma mengenai pengaruh kualitas program aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas ( SIM SP3) terhadap Kinerja Pegawai di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 1.2

Paradigma Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 dengan Kinerja Pegawai Variabel bebas (Y)

Kinerja Pegawai di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung Hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 1. Kualitas Kerja

a. Ketepatan Kerja.

b. Tingkat Kemampuan dalam bekerja.

c. Kemampuan menganalisis data/informasi.

d. Kemampuan mengevaluasi. 2. Kuantitas Kerja

a. Proses Kerja dan kondisi pekerjaan

b. Waktu yang dipergunakan. c. Jumlah kesalahan dalam

melaksanakan pekerjaan. d. Jumlah dan jenis pemberian

pelayanan. A.A. Anwar prabu

Mangkunegara (2005:18-19) Variabel Terikat (X)

Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 1. Kebenaran 2. Reliabilitas 3. Efisiensi 4. Integritas 5. Usabilitas 6. Maintainabilitas

Menurut Mc Call yang dikutip oleh Roger Presman dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak (2002 : 610)


(14)

1.6.3 Hipotesis

Menurut Prof Dr. Sugiyono dalam Bukunya Metode Penelitian Bisnis ( 2008 : 93 )

“Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik.”

Hipotesis perlu dilakukan dengan penjelasan logis jika tidak ada teori yang dapat digunakan untuk membantu memecakan masalah yang sedang dihadapi oleh peneliti. Hipotesis juga dapat dikembangkan dengan maksud supaya tujuan dari penelitian untuk memperbaiki hipotesis terdahulu yang kurang akurat dalam menyelesaikan penelitian.

Pada penelitian ini penulis mencoba untuk membuat hipotesis untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :

H1 : Kualitas Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SIM SP3) berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung.

1.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Padasuka Pemerintah Kota Bandung di Jl. Padasuka No. 3 Tlp. (022) 772113 Bandung. Adapun lamanya penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini :


(15)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penngajuan Proposal UP x 2. Metode Pengumpulan Data : a. Observasi b. Wawancara c. Kuesioner d. Studi literatur e. Dokumentasi x x x x x x x x x x x x x x 3.

Langkah

langkah riset :

a. Mencari teori variabel x b. Mencari teori

variabel y c. Mencari teori

penghubung variabel x dan y d. Pembuatan kuesioner x x x x x x

x x x x

4. Seminar x

5. Revisi Seminar x x

6. Penyebaran kuesioner

x x x x

7. Pengolahan data :

a. Uji validitas dan reliabilitas b. Uji korelasi,

regresi dan determinasi c. Uji hipotesis

x x x x x x x x x x x x


(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kualitas Software/Perangkat Lunak

Software pada saat ini menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan

manusia. software digunakan untuk mempermudah pekerjaan-pekerjaan yang

memerlukan keakuratan, ketepatan dan efisiensi waktu yang tinggi.

2.1.1. Konsep Kualitas

Menurut Roger S.Pressman (2002:108), “Kualitas sistem, aplikasi atau produk

merupakan persyaratan yang menjelaskan masalah, desain model solusi, kode yang

membuat program dapat dieksekusi dan pengujian yang menguji perangkat lunak

untuk menemukan kesalahan”.

Perekayasa perangkat lunak yang baik menggunakan pengukuran untuk

menilai kualitas model analisis dan desai, kode sumber, dan test case yang dibuat

ketika perangkat lunak direkayasa. Untuk mencapai penilaian kualitas real-time,

perekayasa harus menggunakan pengukran teknis untuk mengevaluasi kualitas dalam

cara-cara yang obyektif.

2.1.2. Konsep Software/Perangkat Lunak

Menurut Roger S.Pressman (2002:10), “Software adalah perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan”.


(17)

Perangkat lunak merupakan kumpulan beberapa perintah yang dieksekusi oleh

mesin komputer dalam menjalankan pekerjaannya. perangkat lunak ini merupakan

catatan bagi mesin komputer untuk menyimpan perintah, maupun dokumen serta

arsip lainnya.

Perangkat lunak juga dapat disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu

sendiri, data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan

dijalankan oleh perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer

untuk menjalankan perintah yang dijalankannya.

Untuk mencapai keinginannya tersebut dirancanglah suatu susunan logika,

logika yang disusun ini diolah melalui perangkat lunak, yang disebut juga dengan

program beserta data-data yang diolahnya. Pengolahan pada software ini melibatkan

beberapa hal, diantaranya adalah sistem operasi, program, dan data. Software ini

mengatur sedemikian rupa sehingga logika yang ada dapat dimengerti oleh mesin

komputer.

2.1.3 Karakteristik Software/perangkat Lunak

Untuk memperoleh pemahaman tentang software/perangkat lunak, penting

juga untuk meneliti karakteristik software/perangkat lunak yang membuat software

berbeda dari hal-hal lain yang dibangun oleh manusia. Ketika software dibuat, proses

kreatif manusia (analisis, desain, konstruksi, pengujian) diterjemahkan ke dalam


(18)

Software/Perangkat Lunak lebih merupakan elemen logika dan bukan

merupakan elemen fisik. Dengan demikian, software memliki cirri yang berbeda dari

hardware/perangkat keras, yaitu :

1. Software dibangun dan dikembangkan, tidak dibuat dalam bentuk yang klasik.

Meskipun banyak kesamaan di antara pabrik software dan hardware, aktivitas

keduanya secara mendasar sangat berbeda. Dalam kedua aktivitas tersebut,

kualitas yang tinggi dicapai melalui perancangan yang baik, tetapi di dalam

fase pembuatan hardware, selalu saja ditemukan masalah kualitas yang tidak

mudah untuk disesuaikan dengan software. Kedua aktivitas itu tergantung

pada manusia (brainware), tetapi hubungan antara penerapan yang dilakukan

manusia dengan usaha yang diperoleh sangat berbeda.

2. Software/Perangkat Lunak tidak pernah usang

Software/Perangkat Lunak tidak rentan terhadap pengaruh lingkungan yang

merusak yang menyebabkan hardware/perangkat keras menjadi usang.

3. Sebagian besar software/Perangkat Lunak dibuat secara custom-built, serta

tidak dapat dirakit dari komponen yang sudah ada

Pengembang desain menggambar sebuah skema sederhana dari rangkaian

digital, melakukan serangkaian analisis dasar untuk memastikan bahwa fungsi

yang tepat dapat dicapai serta kemudian menyesuaikan ke katalog komponen

digital. Setiap IC (chip) mempunyai nomor bagian tersendiri, sebuah fungsi

yang sudah terdefinisi dan tervalidasi, interface yang didefinisikan dengan


(19)

2.2 Pengertian Kualitas Software

Menurut Roger Presman dalam bukunya Rekayasa Perangkat Lunak

(2002 : 610) “ Kualitas software/ perangkat lunak didefinisikan sebagai

konfirmasi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang dinyatakan secara

eksplisit, standar perkembangan yang didokumentasikan secara eksplisit dan

karakteristik implisit yang diharapkan bagi semua perangkat lunak yang

dikembangkan secara profesional.”

“ Kualitas perangkat lunak adalah keberadaan karakteristik dari suatu

produk yang dijabarkan dalam kebutuhannya, artinya kita harus melihat terlebih

dahulu karakteristik-karakteristik apa yang berhubungan atau tidak dengan

kebutuhankebutuhan yang diiinginkan oleh pemakai. Karakteristik yang

dimaksud yaitu contra-productive characteristics dan neutral characteristic. “

Menurut McCall yang dikutip oleh Roger Pressman dalam bukunya

Rekayasa Perangkat Lunak (2002 : 611) mengusulkan kategori yang berguna

mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi perangkat lunak. Berfokus pada 3

hal penting produk perangkat lunak karakteristik operasional, kemampuannya

untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Faktor – faktor kualitas

perangkat lunak McCall terdiri dari :

1. Kebenaran adalah tingkat dimana program memenuhi spesifikasinya dan


(20)

2. Reliabilitas adalah tingkat dimana sebuah program dapat diharapkan

melakukan fungsi yang diharapkan dengan ketelitian yang diminta.

3. Efisiensiadalah jumlah sumber daya penghitungan kode yang diperlukan oleh

program untuk melakukan fungsinya.

4. Integritas adalah tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh

orang yang tidak berhak dapat di kontrol.

5. Usabilitas adalah usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,

mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengintrepretasikan output suatu

program.

6. Maintanabilitas adalah usaha yang diperlukan untuk mencari dan

membetulkan kesalahan pada sebuah program.

7. Flexibilitas adalah usaha yang diperlukan untuk memodifikasi program

operasional.

8. Testabilitas adalah usaha yang diperlukan untuk menguji sebuah program

untuk memastikan apakah program melakukan fungsi – fungsi yang

dimaksudkan.

9. Portabilitas adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan program dari

satu perangkat keras dan atau lingkungan.

10. Reusabilitas adalah tingkat dimana sebuah program ( bagian dari suatu

program ) dapat digunakan kembali di dalam aplikasi lain.

11. Interperabilitas adalah usaha yang diperlukan untuk merangkai satu sistem


(21)

2.3. Program Aplikasi SIM SP3

SIM SP3 adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data

pasien, pengolahan data pasien, penyajian informasi, penyimpulan informasi yang

dibutuhkan untuk kegiatan puskesmas. Maka dengan SIM SP3 yang menggunakan

sistem komputerisasi di dalam mengaplikasikan segala data-data akan menjadi lebih

mudah dikerjakan, sehingga pencatatan data lebih cepat, akurat dan efisien. Sehingga

dapat mengurangi waktu pengerjaan dan menghindari kesalahan-kesalahan yang

diakibatkan kesalahan dalam pencatatan data-data pasien.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.63/Menkes/SK/II/1981 Di Lingkungan Puskesmas :

”Pengunaan Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Puskesmas (SIM SP3) secara tepat dan optimal dalam menyelesaikan pekerjaannya

yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai sehingga berperan penting

dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi Pencatatan dan Pelaporan

Puskesmas (SIM SP3) tersebut dalam menyelesaikan pekerjaanya sesuai yang telah

ditetapkan oleh perusahaan”.

2.4. Konsep Kinerja

Konsep kinerja merujuk kepada tingkat pencapaian pegawai atau organisasi

terhadap persyaratan pekerjaan.


(22)

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan

secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Disamping itu, kinerja (performance) diartikan sebagai hasil kerja seseorang

pegawai, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana

hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat diukur

(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).

Mangkunegara (2001:67) mendifinisikan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah

hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan

tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.(Rivai & Basri, 2004: 14 ).

Menurut Veithzal Rivai (2006:309), Kinerja merupakan perilaku nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001:34), Kinerja (prestasi kerja) adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan


(23)

Penentuan tujuan setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan

kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya

perilaku kerja yang diharapkan organisasi dari setiap personel. Tetapi ternyata tujuan

saja tidak cukup, sebab itu diperlukan ukuran apakah seseorang personel telah

mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu penilaian kuantitatif dan kualitatif

standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personel memegang peranan yang

penting. Akhir dari proses kinerja adalah penilaian kinerja itu sendiri yang dikaitkan

dengan proses pencapaian tujuan. Dimensi-dimensi yang dijadikan ukuran kinerja,

menurut Nawawi (2000:97) adalah:

1. Tingkat kemampuan kerja (kompetensi) dalam melaksanakan pekerjaan baik

yang diperoleh dari hasil pendidikan dan pelatihan maupun yang bersumber dari

pengalaman kerja.

2. Tingkat kemampuan eksekutif dalam memberikan motivasi kerja, agar pekerja

sebagai individu bekerja dengan usaha maksimum, yang memungkinkan tercapainya

hasil sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005:9), mengemukakan bahwa

“kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kuantitas dan kulaitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab


(24)

Dan kinerja juga merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan di

konfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu

instansi yang dihubungkan dengan visi yang digunakan suatu organisasi atau

perusahaan serta mengetahui damapk positif dan negatif dari suatu kegiatan

operasional.

Berdasarkan pengertian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja

merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun

kelompok dalam suatu aktivitas tertentu, yang di akibatkan oleh kemampuan alami

atau kemampuan yang diperoleh dari dari proses belajar serta keinginan untuk

berprestasi.

2.4.1. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan suatu proses menilai hasil karya personel dengan

menggunakan instrumen penilaian kinerja dengan membandingkanya dengan standar

baku. Melalui penilaian itu kita dapat mengetahui apakah pekerjaan itu sudah sesuai

atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah disusun sebelumnya.

Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ), penilaian kinerja adalah suatu

evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau

jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya. Sedangkan

menurut Henry Simamora (2004:338) penilaian kinerja adalah proses yang dipakai


(25)

1. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja mencakup faktor-faktor :

a) Pengamatan, yang merupakan proses menilai dan menilik perilaku yang

ditentukan oleh sistem pekerjaan.

b) Ukuran, yang dipakai untuk mengukur prestasi kerja seorang personel

dibandingkan dengan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk personel

tersebut.

c) Pengembangan, yang bertujuan untuk memotivasi personel mengatasi

kekurangannya dan mendorong yang bersangkutan untuk mengembangkan

kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya.

2. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan Penilaian kinerja secara umum:

a) Menilai kemampuan personel

Penilaian ini merupakan tujuan yang mendasar dalam menilai personel secara

individu, yang dapat digunakan sebagai informasi untuk menilai efektivitas

manajemen sumber daya manusia.

b) Pengembangan personel

Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan


(26)

Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 : 187 ) secara teoritis tujuan penilaian

dikategorikan sebagai suatu yang bersifat evaluation dan development. Yang bersifat

evaluation harus menyelesaikan : Hasil penilaian digunakan sebagai dasar pemberian

kompensasi, Hasil penilaian digunakan sebagai staffing decision, Hasil penilaian

digunakan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi. Sedangkan yang bersifat

development penilai harus menyelesaikan : Prestasi riil yang dicapai individu,

Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat kinerja dan prestasi- pestasi yang

dikembangkan.

Aspek-aspek standar kinerja menurut A.A.Anwar Prabu Mangkunegara

(2005:18-19) terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.

a. Aspek Kuantitatif meliputi :

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan perkerjaan,

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.

b. Aspek Kualitatif meliputi :

a. Ketepatan dan kualitas pekerjaan,

b. Tingkat kemampuan dalam bekerja,

c. Kemampuan menganalisis data/informasi,


(27)

e. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen).

2.5. Keterkaitan variabel X (Kualitas Program Aplikasi SIM SP3) dengan variabel Y (Kinerja Pegawai)

Software adalah perintah (program komputer) yang bila dieksekusi

memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan.

Kualitas Program Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan

dan Pelaporan (SIM SP3) yang dipakai di Puskesmas Padasuka Bandung saat ini

bertujuan memberikan jawaban untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi

perusahaan / instansi dalam meningkatkan kinerja para pegawai sehingga mencapai

tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan oleh perusahaan.

Adapun keterkaitan antara variabel (X) yaitu Kualitas Program Aplikasi SIM

SP3 dengan variabel (Y) yaitu Kinerja Pegawai berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981 Di Lingkungan Puskesmas :

”Pengunaan Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Puskesmas (SIM SP3) secara tepat dan optimal dalam menyelesaikan pekerjaannya

yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai sehingga berperan penting

dalam merancang dan mengembangkan sistem informasi Pencatatan dan Pelaporan

Puskesmas (SIM SP3) tersebut dalam menyelesaikan pekerjaanya sesuai yang telah


(28)

2.6 Pengertian Hipotesis

Menurut Prof Dr. Sugiyono dalam Bukunya Metode Penelitian Bisnis ( 2008 : 93 )

“ Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian, belum jawan empirik.”

“ Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya. “

http://www.google.com/Pengertian Hipotesis/ 02 April 2010

2.7 Pengertian Populasi, Sampel, dan Sampling

Menurut Prof Dr Sugiyono dalam Bukunya Metode Penelitian Bisnis ( 2008 : 115 )

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

“ Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek, objek atau sesuatu yang

ada, bisa orang, bisa hidup, bisa mati,jajaran kartu katalog,huruf - huruf di surat

kabar,dsb. “

http://www.google.com/Pengertian populasi, sampel, dam metode penelitian / 02 April 2010


(29)

Menurut Prof Dr Sugiyono dalam Bukunya Metode Penelitian Bisnis (2008 : 116)

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang diambil oleh penulis adalah simple random sampling yaitu pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk semua anggota populasi yang diambil secara acak dari populasi tersebut secara sederhana.”

“ Pengertian Sampel, adalah himpunan bagian atau bagian dari populasi.”

http://www.google.com/Pengertian populasi, sampel, dam metode penelitian / 02 April 2010

Menurut Prof Dr Sugiyono dalam Bukunya Metode Penelitian Bisnis ( 2008 : 116 )

“ Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”.

Menurut Prof Dr Sugiyono dalam Bukunya Metode Penelitian Bisnis ( 2008 : 122 )

“ Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. “

2.8 Skala Pengukuran

Menurut Umi Narimawati dalam Bukunya Analisis Multivariat Untuk Riset Ekonomi ( 2008 : 70 )


(30)

Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal,

ordinal, interval dan ratio.

1. Nominal

Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek,

individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin,

agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal – hal di

atas digunakan angka – angka sebagai symbol.

2. Ordinal

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah

relative karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu.

3. Interval

Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala

nominal dan ordinal ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval

yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan

karakteristik antara satu individu atau obyek dengan lainnya.

4. Ratio

Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai

oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini


(31)

2.9 Pengertian Flow Map

Flow Map adalah peta (map) yang menunjukan alir (flow) di dalam

program atau prosedur sistem secara logika. Peta alir digunakan terutama untuk

alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Peta alir merupakan bagian dari

informasi yang menerangkan proses-proses sistem informasi tersebut.

2.10 Diagram Konteks

Merupakan model grafis yang memperlihatkan sistem dalam bentuk

paling umum/global dan digunakan untuk mendefinisikan serta memperlihatkan

lingkup atau batas sistem yang akan ditelaah (area studi), di samping mempunyai

hubungan dengan sistem lain. Diagram konteks menunjukan data yang mengalir

dari dan ke terminator (asal data).

2.11 Diagram Alir Data (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang

dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang

keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data

tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan

pada data tersebut. Data Flow Diagram dapat menggambarkan penyimpanan

data dan proses yang mentransformasikan data juga dapat menunjukan hubungan


(32)

Data Flow Diagram ini pertama kali digunakan pada rekayasa perangkat

lunak sebagai notasi untuk mempelajari desain sistem, dengan menggunakan

notasi Graph Theory yang selanjutnya menjadi notasi yang

mengimplementasikan model kebutuhan pemakai sistem. Model ini tidak hanya

dapat digunakan untuk memodelkan sistem pemrosesan informasi tetapi bisa juga

sebagai jalan untuk memodelkan keseluruhan organisasi. DFD terdiri dari empat

komponen, yaitu :

a. Entitas Eksternal (External Entity), merupakan kesatuan lingkungan luar sistem

yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada dilingkungan

luarnya yang akan memberikan masukan atau menerima keluaran dari sistem.

Dan dilambangkan dengan symbol kotak, dimana eksternal entity ini

diidentifikasikan dengan nama entitasnya dengan cara menuliskan di dalam kotak

tersebut.

b. Arus Data (Data Flow), dilambangkan dengan tanda panah dan arus data ini

mengalir diantara proses, simpanan data atau media penyimpanan dan kesatuan

luar. Arus data ini menunjukkan arus data yang berupa masukan untuk sistem dan

keluaran hasil proses sistem

c. Proses (Process), merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan

arus data yang keluar proses. Proses dilambangkan dengan ujung-ujung tumpul


(33)

dengan memberikan nomor proses dan nama proses yang ditulis didalam

lingkaran atau segi empat tumpul.

d. Simpanan Data (Data Store), merupakan simpanan data yang berupa:

1. File atau database di sistem komputer

2. Arsip atau catatan manual .

Dilambangkan dengan sepasang garis pararel horizontal yang ujungnya

tertutup dan diidentifikasikan dengan nama data store atau nomor/kode yang


(34)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Umar Husain dalam Bukunya Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis ( 2007 : 303 )

“ Objek penelitian ini menjelaskan apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.”

3.1.1. Sejarah Puskesmas Padasuka Bandung

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, karena itu lingkup dan jangkauan upaya kesehatan sangat luas, mencakup berbagai sektor pembangunan dan berjenjang dari tingkat individu, keluarga dan masyarakat dalam berbagai tingkat administratif.

Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar primer diharapkan dapat mengayomi setiap orang agar dapat meningkatkan kemampuan hidup sehat. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu yang memiliki fungsi :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat.


(35)

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Hal ini harus sejalan dengan Visi pembangunan Kesehatan Kota Bandung yang telah ditetapkan, yaitu masyarakat Kota Bandung : hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemapuan hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil, merata, dan memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Namun sampai saat ini belum dapat tercapai dengan optimal.

Visi pembangunan kesehatan tersebut juga diharapkan mendukung terwujudnya Visi Kota Bandung yaitu : “ Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat “ (Bersih, Makmur, Taat dan bersahabat). Sehingga mendukung tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan Republik Indonesia yaitu : “ Indonesia Sehat 2010”.

Untuk menunjang upaya pembangunan kesehatan tersebut maka diperlukan data, informasi dan evaluasi kegiatan agar dapat diketahui sampai sejauh mana hasil pembangunan kesehatan ini telah tercapai. Pemantauan hasil kegiatan ini salah satunya melalui laporan tahunan Puskesmas. Hasil dari laporan itu diolah menjadi data dan informasi sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya. 3.1.2. Visi dan Misi Puskesmas

Untuk dapat mencapai visi dan misi “ Indonesia Sehat 2010” sebagaimana diuraikan diatas, maka Puskesmas Padasuka juga mempunyai visi dan misi sebagai berikut :


(36)

“ Puskesmas Dengan Layanan Kesehatan Terbaik di Kota Bandung dan Dengan Kinerja Yang Efektif dan Efisien”.

Misi UPT Puskesmas Padasuka :

1. Melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan

3. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat.

4. Melaksanakan pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat 5. Menyediakan informasi yang actual dan memberikan manfaat kepada

masyarakat.

Untuk itu maka Puskesmas harus efektif dan responsif, dimana Puskesmas mampu membuat perencanaan yang spesifik local, berdasarkan pada analisa yang tajam mengenai situasi kesehatan dan masalah kesehatan setempat untuk mendukung semua Visi dan Misi sebagaimana yang diuraikan diatas.

Mengacu kepada maksud diatas, maka Puskesmas Padasuka menyusun laporan tahunan yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam merencanakan program kegiatan di Puskesmas pada tahun berikutnya.

Adapun penyusunan Laporan Tahunan Puskesmas ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum

Tersedianya laporan tahunan seagai wujud pertanggung jawaban (akuntabilitas) kinerja Puskesmas selama 1 (satu) tahun.


(37)

a. Mengetahui kepatuhan sistematika penulisan laporan tahunan Puskesmas.

b. Mendapatkan gambaran wilayah kerja Puskesmas.

c. Mendapatkan informasi penyusunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun.

d. Mendapatkan informasi perincian pelaksanaan selama 1 (Satu) tahun. 3.1.3. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi adalah suatu rangka kerja yang menyatakan berbagai fungsi menurut pola yang dikehendaki. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap pegawai akan lebih mudah mengetahui tentang tujuan dan wewenang masing-masing bagian. Berikut adalah gambar dari struktur organisasi di Puskesmas Padasuka Bandung.


(38)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi UPT PUSKESMAS PADASUKA

3.1.4. Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas merupakan suatu uraian tentang tugas-tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing bagian berdasarkan kebijakan dari suatu Instansi Pemerintahan . Berikut adalah deskripsi tugas pada Puskesmas Padasuka.


(39)

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

b. Memberikan bimbingan kepada koordinator SIM SP3 dan para pelaksana program di Puskesmas.

(2) Kepala Subbag Tata Usaha

a. Merekap dan mendokumentasikan laporan bulanan penerimaan dan pengeluaran retribusi Puskesmas.

b. Membuat dan mendokumentasikan perencanaan anggaran dan realisasi penggunaan dana operasional puskesmas

c. Membuat dan mendokumentasikan daftar hadir mini lokakarya. d. Membuat SPJ atas realisasi penggunaan dana operasional puskesmas. e. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan keuangan

Puskesmas mingguan. f. Membuat laporan bulanan.

g. Melakukan kegiatan imunisasi di posyandu (jurim)

h. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan posyandu. (3) Bagian Keuangan

a. Mencatat arus penerimaan dan pengeluaran keuangan puskesmas dalam buku kas umum.

b. Menerima dan mencatat hasil penerimaan retribusi dari unit-unit pelayanan puskesmas.


(40)

c. Menyetorkan hasil penerimaan retribusi puskesmas kepada Bendahara Kabupaten.

d. Membuat dan mendokumentasikan perencanaan anggaran dan realisasi penggunaan dana perasional puskesmas.

e. Membuat laporan harian.

f. Melakukan waskat terhadap arus keuangan Puskesmas tiap triwulan. (4) Bagian Umum

a. Meng-agendakan surat masuk dan surat keluar b. Mengetik surat

c. Mengirim surat

d. Melakukan kegiatan pengarsipan

e. Pencatatan sarana perlengkapan yang rusak untuk keperluan perbaikan atau penghapusan

f. Membuat laporan puskesmas.

(5) Pelaksana Operasional 1 Balai Pengobatan a. Melakukan pemulihan pasien

b. Melakukan dan menerima konsultasi pasien dan masyarakat c. Menerima konsultasi atau pembinaan kegiatan puskesmas (6) Pelaksana operasional 2 balai pengobatan gigi

a. Melakukan asuhan perawatan pada pasien. b. Mencatatat register kunjungan


(41)

a. Melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil

b. Mencatat kegiatan pada : kartu Ibu, KMS Ibu hamil, Kartu anak,kartu KB, KMS Balita

c. Membuat pencatatan dan pelaporan (8) Pelaksana operasional 4 P2M, Kusta

a. Melaksanakan Kesmas

b. Melaksanakan analisis untuk diagnosa c. Membuat pencatatan dan pelaporan (9) Pelaksana operasional 5 Imunisasi

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan bayi dan anak b. Mencatat register kunjungan

c. Membuat pencatatan dan pelaporan (10) Pelaksana operasional 6 Jiwa dan Mata

a. Melaksanakan pelayanan kepada orang lansia b. Mendampingi pasien UGD ke RS

c. Membuat pencatatan dan pelaporan (11) Pelaksana operasional 7 Aids/HIV

a. Membuat pencatatan dan pelaporan b. Membuat jadwal pusling

(12) Pelaksana operasional 8 Kesling dan Posyandu a. Melaksanakan puskesmas keliling


(42)

c. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan posyandu (13) Pelaksana operasional 9 Gizi

a. Melaksanakan pelayanan gizi b. Menerima konsultasi di bidang gizi c. Membuat laporan kegiatan bulanan (14) Pelaksana operasional 10 Laboratorium

a. Memberikan konsultasi atas hasil pemeriksaan laboratorium b. Membuat pencatatan dan pelaporan

(15) Pelaksana operasional 11 Farmasi dan Alat Kesehatan a. Merencanakan kebutuhan obat dan vaksin

b. Membuat pencatatan dan pelaporan (16) Pelaksana operasional 12 Pendaftaran

a. Mempersiapkan peralatan di loket b. Membuat laporan kunjungan pasien c. Membuat kartu berobat pasien d. Memuat laporan kegiatan bulanan

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan, memperoleh data, baik berupa data primer maupun sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang


(43)

berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Menurut Sugiyono (2002:11) menyatakan bahwa :

“ Metode deskriptif analisis adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain.”

Sedangkan menurut Jonathan Sarwono (2006:258) pendekatan kuantitatif adalah :

“Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel – variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variable masing – masing. Raliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukkan kualitas hasil penelitian.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta – fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.


(44)

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Proses penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.

”Proses penelitian dapat dibagi menjadi lima macam diantaranya yaitu sumber masalah, rumusan masalah, konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan, pengajuan hipotesis, metode penelitian, menyusun instrumen penelitian, dan kesimpulan.” (Sugiyono 2008 : 18)

Berdasarkan proses penelitian diatas, maka desain penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber Masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian yang terdapat di Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

2. Rumusan Masalah

Agar permasalahan jelas dan tidak menimbulkan keraguan-keraguan atau tafsir yang berbeda-beda maka diperlukan rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah digunakan sebagai dasar pengajuan teori dan hipotesis, metode analisis dan penarikan kesimpulan. Adapun rumusan masalah yang


(45)

terdapat di Puskesmas Padasuka Kota Bandung tentang Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 yang berjalan saat ini terhadap proses kinerja pegawai.

3. Konsep dan teori yang relevan dan Penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka diperlukan referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan dalam penelitian sebelumnya dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang terdapat di Puskesmas Padasuka Kota Bandung..

4. Pengajuan Hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini adalah Pengaruh Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 Terhadap Kinerja Pegawai Di Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten data yang dikehendaki. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 yang berjalan pada Puskesmas Padasuka Kota Bandung menggunakan pendekatan terstruktur. Sedangkan untuk mengetahui kinerja pegawai dalam pengolahan data,


(46)

metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data dan instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitasnya. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan Kualitas Program Aplikasi SIM SP3(X) dengan kinerja pegawai (Y) di Puskesmas Padasuka Kota Bandung menggunakan korelasi Pearson Produt Moment, sedangkan untuk menguji adanya pengaruh program aplikasi SIM SP3 (X) dengan kinerja pegawai (Y) menggunakan regresi linier sederhana.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terdapat di Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

3.2.2 Operasional Variabel

Operasional variabel diperlukan untuk menetukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis


(47)

dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 Terhadap Kinerja Pegawai di Puskesmas Padasuka Kota Bandung, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 (X) kualitas software/ perangkat lunak didefinisikan sebagai konfirmasi terhadap kebutuhan fungsional dan kinerja yang dinyatakan secara eksplisit, standar perkembangan yang didokumentasikan secara eksplisit dan karakteristik implisit yang diharapkan bagi semua perangkat lunak yang dikembangkan secara profesional

Menurut Mc Call yang dikutip oleh Roger Presman dalam bukunya Rekayasa

Perangkat Lunak (2002 : 610)

1. Kebenaran 2. Reliabilitas 1. Mengukur bagaimana program dalam penginputan data memenuhi sasaran, data yang diinputkan adalah benar dan tidak ada data yang ganda (double) 2. Mengukur tingkat keaslian data yang diinputkan yaitu data pasien dan data penyakit 1. Tingkat dimana sebuah program Ordinal Ordinal


(48)

3. Efisiensi 4. Integritas melakukan fungsinya sebagai program aplikasi 2. Mengukur ketelitian dari program aplikasi dalam melakukan proses pencatatan dan pelaporan 1. Tingkat jumlah sumber daya penghitungan kode penyakit yang diperlukan oleh program untuk melakukan proses pencatatan dan pelaporan 2. Mengukur waktu dalam penggunaan program (pemrosesan data pasien dan data penyakit)

1. Tingkat dalam mengakses program 2. Tingkat pengontrolan (keamanan program oleh orang yang tidak berhak) ordinal ordinal


(49)

5. Usabilitas 6. Maintanabilitas 1. Mengukur dalam mengoperasik an dan menyiapkan input data pasien dan data penyakit 2. Mengukur dalam mengintrepret asikan output suatu program berupa laporan data penyakit per bulan. 1. Seberapa besar tingkat kesalahan yang terjadi pada program dalam pemrosesan data pasien dan data penyakit 2. Mengukur

usaha dalam membetulkan kesalahan pada pemrosesan data penyakit dan pasien Ordinal ordinal


(50)

Kinerja Pegawai (Y)

Hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2005:18-19)

a. Kuantitas Kerja 1.Ketepatan Kerja. 2.Tingkat Kemampuan dalam bekerja. 3.Kemampuan menganalisis data/informasi. 4.Kemampuan mengevaluasi.

b. Kualitas Kerja 1.Proses Kerja dan kondisi pekerjaan 2.Waktu yang dipergunakan 3.Jumlah kesalahan Dalam melaksanakan pekerjaan.

4.Jumlah dan jenis pemberian pelayanan. 1.Tingkat Ketepatan Kerja. 2.Tingkat Kemampuan dalam bekerja. 3.Tingkat penganalisisan data/informasi. 4.Tingkat Pengevaluasian. 1.Tingkat Proses Kerja dan kondisi Kerja.

2. Waktu yang dibutuhkan pegawai.

3.Tingkat kesalahan dalam pegawai

4.Tingkat jenis dan

pelayanan yang diberikan


(51)

3.2.3 Metode Penarikan Sampel

Untuk mengetahui jumlah populasi dan sampel yang terdapat di Puskesmas Padasuka Kota Bandung yaitu menggunakan metode penarikan sampel, diantaranya adalah sebagai berikut

3.2.3.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2003: 55) adalah sebagai berikut : ”Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Puskesmas Padasuka Kota Bandung. Populasi pada penelitian ini adalah 22 orang. Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan cukup mewakili untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.

3.2.3.2 Sampel

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. (Sugiyono 2003: 56)

3.2.3.3 Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi, simple


(52)

random, dan area random. Nonprobability Sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

Menurut Sugiyono (2003: 60) adalah sebagai berikut:

Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.”

Karena teknik sampling atau penarikan sampel yang digunakan adalah non probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama untuk dipilih menjadi sampel, untuk itu pengambilan sampel ini penulis menggunakan metode sampling jenuh. Pengertian sampling jenuh

menurut Sugiyono (2003:60) adalah sebagai berikut:

Sampling Jenuhadalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas dengan menggunakan teknik

sampling Jenuh dari jumlah populasi sebanyak 22 orang, maka yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 22 orang.


(53)

3.2.4 Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.4.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ada dua, yaitu data primer dan sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari unit pengamatan atau responden penelitian. Teknik atau metode pengumpulan data primer meliputi kuesioner, wawancara, dan observasi.

2. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer, merupakan jenis data yang sudah diolah terlebih dahulu oleh pihak pertama. Dalam penelitian ini mendapatkan SOP (Standard Operating Procedures) yang dapat digunakan sebagai pemicu untuk meningkatkan efektivitas, efesiensi, dan akuntabilitas kinerja.

3.2.4.2 Metode Pengumpulan data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data


(54)

primer (data yang diambil langsung dari perusahaan). Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

a. Pengamatan Langsung (Observasi)

Pengamatan langsung, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung. Observasi dilakukan di Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tatap muka secara langsung dengan pihak yang bersangkutan yakni dengan mengadakan tanya jawab sesuai dengan data-data yang diperlukan dalam memecahkan masalah yang akan dibahas.

c. Kuesioner

Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya. Sedangkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesione tertutup, yaitu kuesioner yang sudah tersedia jawabannya sehingga responden hanya tinggal memilih.

Langkah-langkah dalam penyusunan kuesioner agar kuesioner tersebut efisien dan efektif, diantaranya adalah :

a. Menentukan variable yang diteliti b. Menentukan indikator


(55)

d. Mentransformasi subindikator menjadi kuesioner. 2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun teori-teori, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan. Landasan teori ini dijadikan sebagai pembanding dengan kenyataan di perusahaan.

3.2.5 Teknik Pengujian Data

Teknik pengujian data disini dimaksud untuk menguji data yang diperoleh apakah sudah valid dan reliable atau belum. Untuk mengetahuinya peneliti harus terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.2.5.1 Uji Validitas

Menurut Jonathan Sarwono (2006:218), Validitas adalah suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non parametik digunakan untuk mengukur variabel nominal, bukan untuk mengukur variabel internal yang bersifat parametik.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap item dari pernyataan instrument yang diberikan kepada responden sudah sesuai atau belum. Menurut


(56)

Mansur dalam buku Sugiyono (2008:188) syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah r kritis = 0,30. Maka dapat disimpulkan bila harga korelasi dibawah 0,30 item-item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid dan harus dibuang atau diperbaiki. Jika nilai korelasi dari item-item mengenai Kualitas Program Aplikasi dan Kinerja Pegawai lebih besar dari 0,30 itu berarti hasil yang diperoleh valid dan dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya.

Untuk pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan (Satistical Product and Service Solution) SPSS 12.

3.2.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Purbayu dan Ashari (2005: 251) “ Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan”.

Semakin sedikit kesalahan dalam suatu tes (yaitu semakin reliabel) semakin valid skor tes tersebut. Suatu penilaian yang tidak reliabel secara otomatis tidak valid. Instrumen yang memiliki reliabilitas tinggi diperlukan jika hasil penilaian akan digunakan untuk pengambilan keputusan yang penting. Sebaliknya, reliabilitas tingkat menengah diperlukan jika hasil penilain kurang penting, dan penilaian didasarkan atas beberapa sumber informasi. Berpedoman pada Sugiyono (2003:124) jika nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka ini menunjukan bahwa item-item yang menjadi instrumen penelitian handal dan dapat dipercaya. Dengan nilai alpha dari


(57)

variabel Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 tersebut, maka variabel ini dapat dikatakan reliabel.

Untuk pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan (Satistical Product and Service Solution) SPSS 12.

3.2.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian, adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan Pengujian Hipotesis berisi tentang hasil pengujian Hipotesis.

3.2.6.1 Analisis Deskriptif/ Kualitatif

Mengemukakan data-data yang masuk dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan yang kemudian diberikan penjelasan berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dan diambil sebuah kesimpulan. Dan untuk analisis sistem yang sedang berjalan pada penelitian ini menggunakan metode terstruktur.

3.2.6.2 Analisis Verifikatif/ Kuantitatif

Dilakukan dengan alat bantu statistika yang dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel yang diteliti. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan statistik inferensi. Statistik inferensi digunakan sebagai pengambilan keputusan dan pada umumnya menyertakan pengambilan keputusan dengan uji hipotesis. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian yaitu menggunakan analisis korelasi yaitu melalui analisis korelasi pearson yang merupakan uji statistik bagi


(58)

variabel yang berskala interval dimana alternatif jawaban kuesioner yang diisi oleh responden akan diberi bobot berskala likert, yaitu 5, 4, 3, 2, 1 untuk setiap pertanyaan.

Adapun penilaian yang disediakan adalah seperti pada tabel berikut

Tabel 3.2

Penilaian Kuesioner Menggunakan Skala Likert

Tanggapan Responden Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Prof. Dr Sugiyono ( 2008 : 133 )

Untuk mengetahui skor total yang diperoleh dari masing-masing variabel digunakan rumus sebagai berikut :

Skor Total = x %

Keterangan :


(59)

Skor Ideal = Skor /nilai tertinggi /semua responden diasumsikan memilih jawaban tertinggi.

Tabel 3.3

Kriteria Presentasi Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah skor Kriteria

1 20.00 – 36.00 Tidak baik

2 36.01 – 52.00 Kurang baik

3 52.01 – 68.00 Cukup

4 68.01 – 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat baik

Sumber : Umi Narimawati (2007:85)

a. Korelasi

Pengertian dari korelasi bivariat parametrik pearson product moment menurut Jonathan Sarwono adalah digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang beskala interval (parametrik).


(60)

Analisis korelasi veriabel-variabel terikat. antara variabel bebas ( Pegawai ).

Rumus yang digunakan

Sumber: Sambas Ali (2007:

Keterangan :

= Korelasi antara variabe = Jumlah skor ti

= Jumlah skor tot coba.

= Jumlah responden uji coba.

korelasi adalah suatu teknik antara variabel-variabel bebas terikat. Korelasi digunakan untuk melihat kuat lemahn bebas (Program Aplikasi SIM SP3) dan variabel terikat

ng digunakan Korelasi Pearson:

Sumber: Sambas Ali (2007:125)

= Korelasi antara variabel X dan Y.

= Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba.

= Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji

= Jumlah responden uji coba.

variabel bebas dengan lemahnya hubungan variabel terikat (Kinerja


(61)

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Penghubung

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2004: 214)

Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-) yaitu :

a. Jika korelasi menghasilkan angka positif (+), hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna bahwa jika variabel bebas besar, maka variabel terikatnya juga besar.

b. Jika korelasi menghasilkan angka negatif (-), hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna bahwa jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya adalah kecil.


(62)

b. Regresi

Analisis regresi menurut Jonathan Sarwono adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas. Adapun persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a + bx

Husain Umar ( 2007 : 114 )

Dimana :

Y : variabel tidak bebas

x : variabel bebas

a : nilai intercept ( konstan )

b : koefisien arah regresi

dimana a dapat dirumuskan sebagai berikut :

a = ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ²

b = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ²


(63)

c. Koefisien determinasi

Menurut Jonathan Sarwono (2005:72)

“Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas (variabel X) terhadap variabel tergantung (variabel Y). Koefisien determinasi di hitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100%.”

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Kd = ryx²x 100 %

( Sudjana 2002 : 137 )

Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi

ryx² = Koefisien korelasi

3.2.6.3 Pengujian Hipotesis

Menurut Sudjana (2005 : 379) “Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0 ditolak.”


(64)

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel terdapat hubungan yang erat atau saling berperan, antara variabel bebas yaitu dalam penelitian ini adalah Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 dan variabel terikat kinerja, maka dilakukan uji hipotesis nol dimana:

H0 : = 0, artinya kualitas Program Aplikasi SIM SP3 tidak berpengaruh terhadap Kinerja di Puskesmas Padasuka Kota Bandung

H1 :  0, artinya kualitas Program Aplikasi SIM SP3 berpengaruh terhadap Kinerja di Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

Untuk pengujian ini maka digunakan uji t dikarenakan responden yang diteliti ≤ 30 responden, Uji T (T Test) adalah untuk membandingkan rata-rata dua Variabel dalam satu kelompok. Kriteria uji adalah thitung> t table maka H0 ditolak dan H1 diterima yang didapat dari tabel distribusi t dengan = 0,05 (5%), apabila thitung

< t table maka H0 diterima dan H1 ditolak yang didapat dari tabel distribusi t dengan = 0,05

Berikut adalah rumus untuk uji t :


(65)

Keterangan :

t hitung = nilai signifikan atau nilai t hitung

r = koefisien korelasi pearson

n = jumlah/objek (responden) yang diambil dengan tingkat keyakinan 95%

pada tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan n-2.

Bandingkan dengan pada tingkat kepercayaan 95%

Gambar 3.2

Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis

Sumber : Supranto 2001 : 138 0

H0 ditolak H0 diterima


(1)

Analisis korelasi veriabel-variabel terikat. antara variabel bebas ( Pegawai ).

Rumus yang digunakan

Sumber: Sambas Ali (2007: Keterangan :

= Korelasi antara variabe = Jumlah skor ti

= Jumlah skor tot coba.

= Jumlah responden uji coba.

korelasi adalah suatu teknik antara variabel-variabel bebas terikat. Korelasi digunakan untuk melihat kuat lemahn bebas (Program Aplikasi SIM SP3) dan variabel terikat

ng digunakan Korelasi Pearson:

Sumber: Sambas Ali (2007:125)

= Korelasi antara variabel X dan Y.

= Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba.

= Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji

= Jumlah responden uji coba.

variabel bebas dengan lemahnya hubungan variabel terikat (Kinerja


(2)

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Penghubung

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2004: 214)

Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-) yaitu :

a. Jika korelasi menghasilkan angka positif (+), hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna bahwa jika variabel bebas besar, maka variabel terikatnya juga besar.

b. Jika korelasi menghasilkan angka negatif (-), hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna bahwa jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya adalah kecil.


(3)

b. Regresi

Analisis regresi menurut Jonathan Sarwono adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas. Adapun persamaan regresi sebagai berikut :

Y = a + bx

Husain Umar ( 2007 : 114 ) Dimana :

Y : variabel tidak bebas x : variabel bebas

a : nilai intercept ( konstan ) b : koefisien arah regresi

dimana a dapat dirumuskan sebagai berikut :

a = ∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ²

b = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ²


(4)

c. Koefisien determinasi

Menurut Jonathan Sarwono (2005:72)

“Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas (variabel X) terhadap variabel tergantung (variabel Y). Koefisien determinasi di hitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100%.”

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Kd = ryx²x 100 %

( Sudjana 2002 : 137 ) Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi ryx² = Koefisien korelasi

3.2.6.3 Pengujian Hipotesis

Menurut Sudjana (2005 : 379) “Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0 ditolak.”


(5)

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel terdapat hubungan yang erat atau saling berperan, antara variabel bebas yaitu dalam penelitian ini adalah Kualitas Program Aplikasi SIM SP3 dan variabel terikat kinerja, maka dilakukan uji hipotesis nol dimana:

H0 : = 0, artinya kualitas Program Aplikasi SIM SP3 tidak berpengaruh terhadap Kinerja di Puskesmas Padasuka Kota Bandung

H1 :  0, artinya kualitas Program Aplikasi SIM SP3 berpengaruh terhadap Kinerja di Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

Untuk pengujian ini maka digunakan uji t dikarenakan responden yang diteliti ≤ 30 responden, Uji T (T Test) adalah untuk membandingkan rata-rata dua Variabel dalam satu kelompok. Kriteria uji adalah thitung> t table maka H0 ditolak dan H1 diterima yang didapat dari tabel distribusi t dengan = 0,05 (5%), apabila thitung < t table maka H0 diterima dan H1 ditolak yang didapat dari tabel distribusi t dengan = 0,05

Berikut adalah rumus untuk uji t :

(Prof.Dr.Sujana MA.Msc 2005 : 380)


(6)

Keterangan :

t hitung = nilai signifikan atau nilai t hitung r = koefisien korelasi pearson

n = jumlah/objek (responden) yang diambil dengan tingkat keyakinan 95% pada tingkat signifikan 5% dan derajat kebebasan n-2.

Bandingkan dengan pada tingkat kepercayaan 95%

Gambar 3.2

Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis

Sumber : Supranto 2001 : 138 0

H0 ditolak H0 diterima