Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PEGAWAI
RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS II B KABAN JAHE
TESIS
Oleh
REHMINA APRIANI TARIGAN 077019051/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
(2)
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PEGAWAI
RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS II B KABAN JAHE
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
REHMINA APRIANI TARIGAN 077019051/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(3)
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PEGAWAI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS II B
KABAN JAHE
Nama Mahasiswa : Rehmina Apriani Tarigan Nomor Pokok : 077019051
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Dr. Sutarman, M.Sc) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur
(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc)
(4)
Telah diuji pada
Tanggal : 16 Oktober 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE, MS Anggota : 1. Dr. Sutarman, M.Sc
2. Prof. Dr. Ir. Sumono, MS
(5)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB KABAN JAHE”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Oktober 2009 Yang membuat pernyataan,
(Rehmina Apriani Tarigan) 077019051/IM
(6)
ABSTRAK
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan sistem informasi manajemen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sistem informasi manajemen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1). Penerapan sistem informasi manajemen berpengaruh terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe, dan (2). Faktor teknis, operasional dan ekonomis berpengaruh terhadap penerapan Sistem Informasi Manajemen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
Populasi dalam penelitian ini seluruh pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe yang berjumlah 57 orang. Oleh karena itu dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti sama dengan jumlah populasi dari subjek yang akan diteliti, yaitu sebanyak 57 orang pegawai.
Data dikumpulkan dengan pengamatan langsung, angket dan studi dokumentasi. Variabel yang diteliti dengan skala Likert. Angket terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 12,50, dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis dalam penerapan sistem informasi manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis sangat menentukan atau berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Sacara parsial faktor teknis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, faktor operasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan faktor ekonomis berpengaruh signifikanterhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B
Kaban Jahe. Faktor teknis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan
dengan faktor operasional dan faktor ekonomis terhadap kinerja pegawai di Rumah
Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe.
(7)
ABSTRACT
Formulation issues that will be examined is how to influence the
implementation of management information systems staff's performance and what factors are affecting the implementation of management information
systems at the Detention Center (detention center) Kaban Ginger. The purpose of this study is to determine and analyze the influence of the implementation of management information systems and employee performance to determine the factors that influence the implementation of management information systems at the Detention Center (detention center) Kaban Ginger. Hypothesis in this study are: (1). Application of management information systems affect the performance of staff Detention Center (detention center) Kaban Ginger, and (2). Technical factors, operational and economic impact on the implementation of the Management Information System Detention Center (detention center) Kaban Ginger
Population in this study all employees Detention Center (Detention Center) Ginger Kaban totaling 57 people. Thre fore in this study examined the number of samples equal to the population of subjects that will be examined, namely as many as 57 employees
Data collected by direct observation, questionnaires and study documentation. Variables studied with Likert scale. First questionnaire tested by using validity and reliability testing.Processing data using SPSS software version 12.50, analyzed with descriptive analysis and hypothesis testing with multiple linear regression.
The results showed that; technical factors, operational factors and economic factors in the implementation of management information systems have a significant effect on employee performance. This means that technical factors, operational factors and economic factors determine or influence significantly to the increase in the performance of staff in the State Detention Class II B Kabanjahe. Sacara partial technical factors have a significant effect on employee performance, operational factors have a significant effect on employee performance and economic factors have a significant effect on the performance of employees in State Detention Class II B Kabanjahe. Technical factors have a greater influence than the operational factors and economic factors on the performance of employees in the State Detention Class II B Kabanjahe.
(8)
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penyusunan tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah: “Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas IIB Kaban Jahe”
Selama melakukan penulisan tesis penulis banyak memperoleh bantuan moril dam materiil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp(Ak), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr.Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan selaku Ketua Pembimbing atas arahan dan bimbingannya selama masa perkuliahan dan pengerjaan tesis ini.
4. Bapak Dr.Sutarman..M.Sc, selaku Anggota Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga selesainya tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Somono, MS selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan-masukan demi penyempurnaan tesis ini
6. Bapak Dr. Ir.Harmen Nasution, MSIE dan Bapak Drs.Syahyunan, M.Si selaku Dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan dem peyempurnaan tesis ini
(9)
7. Seluruh Staf Pengajar Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
8. Orang tua penulis, yang memberikan perhatian, motivasi, saran serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis ini dengan baik.
Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kita. Amin.
Medan, Agustus 2009 Penulis
(10)
RIWAYAT HIDUP
Rehmina Apriani br. Tarigan lahir di Medan Sumatera Utara pad tanggal 01 April 1970 anak tunggal pasangan dari Bapak Sedap Tarigan dan Ibu Malem Ukur br. Surbakti.
Menikah dengan Drs. Rajin Sinuraya, dan saat ini dikarunia 3 (tiga) orang anak yang bernama Dwi Ezra Ngalem Sinuraya, Putri Mira Pujiarti Sinuraya, dan Ananda Stria Baskami Sinuraya.
Pendidikandimulai pada tahun 1977 di Sekolah Dasar (SD) Santa Yoseph di Medan, tamat dan lulus tahun 1983, melanjutkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta di Medan tamat dan lulus tahun 1986, setelah itu melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Dipanegara di Medan tamat dan lulus tahun 1989, pada tahun 2000 melanjutkan perkuliahan ke Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto Jawa Tengah Jurusan Hukum tamat dan lulus 2002. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan Pendidikan ke Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara di Program Studi Ilmu Manajemen.
Status pekerjaan, pada tahun 1994 diangkat menjadi pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lembaga Pemasyarakatan Binjai sebagai staf pengelolaan, pada tahun 1996 pindah tugas ke Rumah Tahanan Negara Purbalingga Jawa Tengah, pada tahun 2005 pindah tugas ke Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe, dan mulai tahn 2005 sebagai staf pengaman sampai dengan sekarang.
(11)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
1.3.1. Tujuan Penelitian ... 5
1.3.2. Manfaat Penelitian ... 6
1.4. Kerangka Berpikir... 6
1.5. Hipotesis ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1. Penelitian Terdahulu ... 11
2.2. Teori Tentang Sistem Informasi Manajemen ... 12
2.2.1. Pengertian, Manfaat dan Penerapan Sistem Informasi Manajemen... 12
(12)
2.2.1.2. Informasi ... 15
2.2.1.3. Manajemen ... 19
2.2.2. Faktor-faktor Dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen... 26
2.2.2.1. Faktor Teknis... 26
2.2.2.2. Faktor Operasional ... 27
2.2.2.3. Faktor Ekonomis ... 28
2.3. Teori Tentang Kinerja ... 29
2.3.1. Pengertian dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 29
2.3.2. Pengukuran Kinerja... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
3.2. Metode Penelitian ... 34
3.3. Populasi dan Sampel ... 35
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.5. Jenis dan Sumber Data ... 36
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 36
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 38
3.7.1. Uji Validitas ... 38
3.7.2. Uji Reliabilitas ... 39
3.8. Pengujian Asumsi Klasik ... 39
3.9. Model Analisis Data... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1. Hasil Penelitian ... 44
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe ... 44
(13)
Kaban Jahe ... 47
4.1.1.2. Misi Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe ... 47
4.1.2. Karakteristik Responden ... 47
4.1.3. Penjelasan Responden ... 50
4.1.3.1. Penjelasan Responden Atas Faktor Teknis ... 51
4.1.3.2. Penjelasan Responden Atas Faktor Operasional... 51
4.1.3.3. Penjelasan Responden Atas Faktor Ekonomis... 51
4.1.3.4. Penjelasan Responden Atas Kinerja Pegawai ... 52
4.1.4. Pengujian Asumsi Klasik ... 52
4.1.4.1. Uji Normalistas ... 53
4.1.4.2. Uji Multikolinieritas... 55
4.1.4.3. Uji Heteroskedastisitas... 56
4.1.4.4. Uji Kebagusan Model ... 59
4.1.5. Pengujian Hipotesis... 59
4.1.5.1. Uji Serempak... 61
4.1.5.2. Uji Parsial... 62
4.2. Pembahasan... 65
4.2.1. Pengaruh Faktor Teknis, Faktor Operasional dan Faktor Ekonomis Terhadap Kinerja Pegawai ... 65
4.2.2. Pengaruh Faktor Teknis Terhadap Kinerja Pegawai... 66
4.2.3. Pengaruh Faktor Operasional Terhadap Kinerja Pegawai ... 68
4.2.4. Pengaruh Faktor Ekonomis Terhadap Kinerja Pegawai .... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
5.1. Kesimpulan ... 71
5.2. Saran... 72
(14)
(15)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman 2.1. Ukuran Kelayakan/Hasil atas Faktor-faktor Penerapan
Sistem Informasi Manajemen ... 28
3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 37
4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 48
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 48
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 49
4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 50
4.5. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) ... 55
4.6. Hasil Uji Multikolinearitas... 56
4.7. Hasil Uji Glesjer... 58
4.8. Hasil Uji Determinasi... 59
4.9. Hasil Regresi Faktor Teknis, Faktor Operasional dan Faktor Ekonomis Terhadap Kinerja Pegawai... 60
4.10. Hasil Uji Serempak ... 61
(16)
DAFTAR GAMBAR
Nomor ... Judul Halaman
1.1. Kerangka Berfikir ... 10
2.1. Transformasi data menjadi informasi... 17
4.1. Skema Struktur Rumah Tahanan Negara Klas II Kabanjahe... 45
4.2. Uji Normalitas... 53
4.3. Uji Normalitas... 54
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuisioner Penelitian ... 75
2. Tabulasi Skor Variabel Faktor Teknis (X1) ... 86
3. Tabulasi Skor Variabel Faktor Operasional (X2) ... 88
4. Tabulasi Skor Variabel Faktor Ekonomis (X3) ... 90
5. Tabulasi Skor Variabel Kinerja Pegawai (Y)... 92
6. Regression ... 94
7. Frequency Table... 95
8. Npar Tests ... 101
9. Regression ... 102
10. Regression ... 106
11. Reliability... 110
12. Hasil Uji Validitas Variabel XI ( Faktor Teknis)... 111
13. Hasil Uji Validitas Variabel X2 ( Faktor Operasional)... 112
14. Hasil Uji Validitas Variabel X3 ( Faktor Ekonomis)... 113
15. Hasil Uji Validitas Variabel Y ( Kinerja Pegawai)... 114
(18)
ABSTRAK
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan sistem informasi manajemen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sistem informasi manajemen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : (1). Penerapan sistem informasi manajemen berpengaruh terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe, dan (2). Faktor teknis, operasional dan ekonomis berpengaruh terhadap penerapan Sistem Informasi Manajemen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
Populasi dalam penelitian ini seluruh pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe yang berjumlah 57 orang. Oleh karena itu dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti sama dengan jumlah populasi dari subjek yang akan diteliti, yaitu sebanyak 57 orang pegawai.
Data dikumpulkan dengan pengamatan langsung, angket dan studi dokumentasi. Variabel yang diteliti dengan skala Likert. Angket terlebih dahulu diuji dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 12,50, dianalisis dengan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis dalam penerapan sistem informasi manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti faktor teknis, faktor operasional dan faktor ekonomis sangat menentukan atau berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe. Sacara parsial faktor teknis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, faktor operasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dan faktor ekonomis berpengaruh signifikanterhadap kinerja pegawai di Rumah Tahanan Negara Klas II B
Kaban Jahe. Faktor teknis mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan
dengan faktor operasional dan faktor ekonomis terhadap kinerja pegawai di Rumah
Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe.
(19)
ABSTRACT
Formulation issues that will be examined is how to influence the
implementation of management information systems staff's performance and what factors are affecting the implementation of management information
systems at the Detention Center (detention center) Kaban Ginger. The purpose of this study is to determine and analyze the influence of the implementation of management information systems and employee performance to determine the factors that influence the implementation of management information systems at the Detention Center (detention center) Kaban Ginger. Hypothesis in this study are: (1). Application of management information systems affect the performance of staff Detention Center (detention center) Kaban Ginger, and (2). Technical factors, operational and economic impact on the implementation of the Management Information System Detention Center (detention center) Kaban Ginger
Population in this study all employees Detention Center (Detention Center) Ginger Kaban totaling 57 people. Thre fore in this study examined the number of samples equal to the population of subjects that will be examined, namely as many as 57 employees
Data collected by direct observation, questionnaires and study documentation. Variables studied with Likert scale. First questionnaire tested by using validity and reliability testing.Processing data using SPSS software version 12.50, analyzed with descriptive analysis and hypothesis testing with multiple linear regression.
The results showed that; technical factors, operational factors and economic factors in the implementation of management information systems have a significant effect on employee performance. This means that technical factors, operational factors and economic factors determine or influence significantly to the increase in the performance of staff in the State Detention Class II B Kabanjahe. Sacara partial technical factors have a significant effect on employee performance, operational factors have a significant effect on employee performance and economic factors have a significant effect on the performance of employees in State Detention Class II B Kabanjahe. Technical factors have a greater influence than the operational factors and economic factors on the performance of employees in the State Detention Class II B Kabanjahe.
(20)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini informasi dianggap sebagai salah satu faktor produksi dalam lembaga/instansi, karena merupakan piranti penting yang dapat memecahkan berbagai bentuk ketidaktahuan dan ketidakpastian yang sering kali menjadi kendala dalam proses pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu sistem informasi yang selain dapat melakukan semua pengolahan data untuk fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan. Gagasan informasi yang demikian itulah yang dikenal dengan sistem informasi manajemen.
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kaban Jahe yang memiliki jumlah pegawai 58 orang dengan 2 bagian yang dibagi atas bagian pengelolaan 35 (tiga puluh lima) orang serta bagian pelayanan 23 (dua puluh tiga) orang, dalam pelaksanaannya dihadapkan berbagai tantangan dan hambatan, dalam hal ini untuk mengetahui tantangan dan hambatan tersebut harus diteliti. Untuk mencapai tujuan lembaga/instansi peranan manajemenlah yang sangat berperan, setiap orang maupun manajemen harus mendapat informasi yang lengkap, jelas dan terperinci sehingga setiap orang akan mengetahui dengan pasti dan tidak menyimpan keraguan atas segala hal yang pegawai kerjakan, selain itu pegawai dapat memahami mengapa pekerjaan itu harus dilakukan dan mengetahui secara persis bagaimana pekerjaan itu
(21)
harapan dan keinginan lembaga/instansi. Disisi lain pimpinan harus berani mengambil keputusan dan harus mau memikul tanggungjawab atas akibat dan resiko yang timbul dari permasalahan-permasalahan dari keputusan yang diambilnya.
Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) sangat penting bagi RUTAN Kaban Jahe, karena sebelumnya dalam kesehariannya menggunakan pemrosesan data secara manual sehingga begitu banyak data yang hilang serta pemrosesannya begitu memakan banyak waktu serta birokrasi dan prosedur yang berbelit-belit. Namun sekarang dengan adanya penggunaan penerapan SIM untuk menilai kualitas SIM yang sedang di rencanakan, di buat dan yang sedang di gunakan.
Pengukuran efektivitas SIM ini merupakan tugas yang kompleks karena adanya kesulitan dalam menelusuri dan mengukur pengaruh SIM melalui faktor yang saling berhubungan. Oleh karena itu para peneliti di bidang SIM membuat ukuran yang mewakili bagi penerapan SIM, misalnya: kepuasan pengguna informasi (user information satisfaction), penggunaan sistem (system usage) dan nilai informasi (information value).
Faktor penerapan SIM berhubungan erat dengan pendekatan kepuasan pemakai. Banyak peneliti mengakui bahwa kepuasan pemakai SIM merupakan indikator yang penting dalam menentukan keberhasilan dalam mendesain dan mengimplementasikan SIM. Namun terdapat tiga cara pandang yang berbeda terhadap konsep pengukuran kepuasan pemakai.
(22)
Pada saat sekarang ini, di zaman era informasi dibutuhkan adanya perubahan atas peningkatan kondisi dan sarana data serta informasi yang merupakan komponen utama dalam setiap pelayanan di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
Dengan berkembangannya aplikasi SIM yang didukung oleh data yang akurat dan lebih cepat mendukung kinerja pegawai. SIM dapat membantu manajemen lebih cepat meningkatkan upaya akuntabilitas, efisien dan kinerja lainnya yang secara jangka panjang menjadi lebih ekonomis.
Pertimbangan atau alasan lain, mengapa penelitian ini di lakukan di karenakan di RUTAN Kaban Jahe akan mengikuti perkembangan teknologi SIM yang berbasis komputer relatif baru di negara Indonesia. Banyak pegawai instansi pemerintah, terutama yang senior tidak berlatar belakang ilmu komputer dan kurang mengerti tentang pengoperasiannya. Pada umumnya para pegawai tersebut hanya menerima laporan dari bagian sistem informasi. Namun ada juga yang sudah mengerti tentang ilmu komputer dan biasanya mereka dapat langsung tahu cara mencari informasi yang mereka butuhkan.
Banyak instansi pemerintah di Indonesia menerapkan SIM, begitu juga di RUTAN Kaban Jahe. Setelah perkembangan teknologi informasi yang demikian pesatnya, perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak sangat mempengaruhi kualitas informasi yang di hasilkan oleh SIM.
Saat sekarang ini banyak instansi pemerintah sudah banyak yang tahu bahwa penerapan SIM sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kinerja pegawai,
(23)
pemerintah masih di liputi oleh pertanyaan apakah penerapan SIM itu berguna atau hanya merupakan pemborosan. Instansi pemerintah yang tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi pada dewasa ini tidak akan unggul di dalam pelayanan kepada masyarakat. Penerapan SIM merupakan kondisi yang di perlukan bagi kontribusi SIM terhadap kinerja pemakai dan kinerja pegawai.
Dalam RUTAN Kaban Jahe suatu pengambilan keputusan merupakan peranan pimpinan yang paling penting, dan tersedianya sumber informasi yang reliabel merupakan komponen kunci bagi pembuatan keputusan manajemen. Sumber informasi dapat berbentuk oral, tertulis atau computer-based (sumber informasi yang berbasis komputer).
Munculnya sistem yang berbasis komputer yang di sesuaikan secara langsung untuk di gunakan oleh eksekutif pembuat keputusan memungkinkan untuk mengadakan sebuah pengujian terhadap bagaimana sistem yang berbasis komputer oleh manajemen berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusannya. SIM merupakan sistem yang berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pihak pimpinan.
Informasi yang digunakan secara optimal dengan sistem informasi yang terencana dengan baik mendukung keberhasilan manajemen Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
(24)
Secara umum sistem informasi dapat mendukung fungsi-fungsi manajemen, mulai dari perumusan tujuan dan sasaran sampai evaluasi yang diselenggarakan Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe bagi evaluasi program-program peningkatan kinerja pegawai.
Dalam usaha peningkatan kinerja pegawai, diperlukan pengadaan sistem informasi yang akan dianalisis pengaruhnya bagi semua kegiatan yang dilaksanakan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan sistem informasi manajemen yang terdiri faktor teknis, operasional dan ekonomis berpengaruh terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe?.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai pada Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
(25)
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sistem informasi manajemen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai masukan bagi Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe dalam hal pengaruh penerapan sistem informasi manajemen terhadap kinerja pegawai. 2. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis dan melatih diri berfikir secara ilmiah
pada bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya berhubungan dengan penerapan sistem informasi manajemen dan kinerja.
3. Sebagai masukan kepada dunia pendidikan seperti Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan khususnya bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen.
4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan studi penelitian pada masalah yang sama dimasa yang akan datang.
1.4. Kerangka Berpikir
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang dapat membantu manajemen di dalam pengumpulan data, pengolahan serta analisis evaluasi data dan menyajikan ke dalam batas informasi yang bernilai dan akhirnya sampai pada pengambilan keputusan di mana informasi ini berguna untuk mendukung fungsi operasi manajemen. Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang
(26)
terintegrasi, yang menyediakan informasi untuk mendukung fungsi-fungsi operasi manajemen keuangan dan pengambilan keputuan di dalam organisasi.
Penerapan sistem informasi manajemen sangat penting dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari, yang terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis, dan pengambilan keputusan, untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Jadi jelaslah bahwa sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang memungkinkan pimpinan organisasi mendapatkan jumlah dan mutu, serta saat yang tepat untuk dipergunakan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai.
Dalam usaha meningkatkan kinerja pegawai dibutuhkan manajemen dan informasi yang baik karena pada hakekatnya manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Moekijat (1993) menyatakan bahwa Penerapan Sistem informasi manajemen adalah suatu penerapan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disatukan apabila perlu, dengan maksud memberikan kepada manjemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern.
Penerapan sistem informasi manajemen ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan dan sebuah data base. Sistem informasi manajemen digambarkan sebagai sebuah
(27)
bangunan piramida di mana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari; laposan ketiga terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen; dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijaksanaan oleh tingkat puncak manajer.
Dengan demikian telah tergambar kerangka gagasan suatu sistem informasi manajemen yang selanjutnya dapat disimpulkan menurut Moekijat (1993) sebagai berikut: “Sistem informasi manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disatukan apabila perlu, dengan maksud memberikan kepada manejemen setiap waktu diperlukan, baik data yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern”
Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Kinerja ini adalah gabungan dari tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat seseorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor di atas, maka semakin besarlah kinerja karyawan bersangkutan (Hasibuan, 2005).
(28)
Selanjutnya definisi yang hampir sama yaitu menurut Mangkunegara (2000) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Anoraga (2004) menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan seperti: pendidikan, keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan sistem kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan berprestasi
Moekijat (1993) menyatakan Penerapan Sistem Informasi Manajemen memiliki beberapa faktor yang akan mempengaruhi kinerja pegawai yaitu: faktor teknis, operasional dan ekonomis. Sedangkan pada Penerapan Sistem Informasi Manajemen RUTAN Kaban Jahe memiliki beberapa faktor yang akan mempengaruhi kinerja pegawai RUTAN Kaban Jahe yaitu: faktor teknis, operasional dan ekonomis.
Menurut Sutanta (2003) menyatakan Tiap perusahaan memiliki suatu sistem untuk mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan bahwa struktur organisasi sebagian besar perusahaan memasukkan suatu unit sistem informasi manajemen yang bertanggung jawab atas banyak kegiatan yang berhubungan dengan kinerja pegawai.
(29)
Faktor-faktor dalam penerapan sistem informasi manajemen ini akan mempengaruhi kinerja pegawai RUTAN Kaban Jahe seperti yang dilihat pada
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
1.5. Hipotesis
Dari kerangka pemikiran di atas, dihipotesiskan sebagai berikut: “Penerapan sistem informasi manajemen yang terdiri faktor teknis, operasional, dan ekonomis berpengaruh terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.”
FAKTOR EKONOMIS FAKTOR OPERASIONAL
KINERJA PEGAWAI
( Y ) FAKTOR TEKNIS
PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
(30)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian mengenai dan sistem informasi manajemen (SIM) terhadap kinerja pegawai dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademisi dalam maupun luar negeri.
Wulandari (2006) dengan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Sistem Informasi Berbasis Komputer dan Kepercayaan Terhadap Kinerja Indvidual di Universitas Brawijaya”. Hasil penelitiannya menujukkan bahwa sistem informasi berbasis komputer dan kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja individual. Analisis regresi dengan menggunakan metode uji-t (dengan taraf signifikansi 0,05) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa dari variabel sistem informasi berbasis komputer dan variabel kepercayaan yang diujikan, masing-masingnya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap kinerja individual
Ariyanto (2006) dengan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Efektivitas Penggunaan dan Kepercayaan Teknologi Sistem Informasi Terhadap Kinerja Individual di Universitas Brawijaya”. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan sistem informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
(31)
individu. Besarnya pengaruh efektivitas penggunaan sistem informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu adalah sebesar 47,70%.
2.2. Teori Tentang Sistem Informasi Manajemen
2.2.1. Pengertian, Manfaat dan Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Dalam organisasi banyak kita lihat manfaat suatu sistem informasi bila digunakan sebaik mungkin. Peranan manajemenlah yang menuntut penyebaran dan penggunaan sumber-sumber yang efesien untuk mencapai suatu tujuan, dengan demikian akan membantu fungsi menajemen dengan diterimanya suatu informasi dengan cepat dan tepat. Maka diperlukan sistem informasi manajemen yang baik untuk mendukung tujuan organisasi.
Dalam suatu perusahaan tidak akan terlepas dari berbagai macam masalah yang ada didalam organisasi, dan didalam suatu perusahaan perubahan sering sekali timbul, sehingga perubahan ini sering sekali menjadi hambatan bagi manajer, maka akibatnya dari perubahan ini menimbulkan masalah. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem informasi manajemen untuk mendukung manajer dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Sistem informasi tidak hanya memproses data menjadi informasi tetapi juga menyalurkan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Untuk memahami arti SIM ini penulis mengutip beberapa pendapat para ahli. Davis (2002) menyatakan bahwa, sistem informasi manajemen adalah sebuah
(32)
sistem manusia/mesin yang yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Selanjutnya pengertian SIM juga juga dikemukakan oleh Mcleod dan Schell (2001) sebagai berukut : “SIM merupakan sistem yang berbasis komputer, jaringan lainnya yang dapat menyediakan informasi bagi beberapa pemakai guna mendukung fungsi-fungsi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan”.
Syamsi (2000) menyatakan bahwa sistem informasi manajemen (SIM) merupakan jaringan informasi yang dibutuhkan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan. Amsyah (1997) menyatakan bahwa: “SIM merupakan cara-cara mengelola pekerjaan informasi dengan mengunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen”.
George. (1999) menyatakan bahwa: “SIM adalah serangkaian subsistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasikan data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas kreteria mutu yang telah ditetapkan.”
Jadi dapat dilihat bahwa sistem informasi manajemen sangat membantu manajemen didalam organisasi, fungsi-fungsi manajemen, pengambilan keputusan, yang berarti bahwa semua orang dalam organisasi yang berhubungan dengan manajemen bertanggungjawab atas kegiatan dan hasil perusahaan, terutama sekali bagi seorang manajer dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
2.2.1.1. Sistem
Sistem informasi terutama banyak berhubungan dengan kegiatan manajemen dalam pengambilan keputusan tersebut, karena dengan adanya sistem informasi manajemen akan mengurangi keraguan manajer dalam pengambilan keputusan untuk
(33)
akan melibatkan semua sumber-sumber daya yang ada didalam perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Selanjutnya Mcleod dan Schell (2001) menyatakan bahwa ”Sistem merupakan sekelompok elemen-elemen yang berintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Sutanta (2003) : “Sistem adalah sekumpulan hal, kegiatan maupun elemen atau subsistem yang saling berkerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai suatu tujuan”.
Gaspersz (1998) menjelaskan : “Sistem adalah suatu sususan maupun rangkaian-rangkain yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain, prosedur-prosedur yang berkaitan dengan melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi”.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa sistem itu berisikan elemen-elemen yang terdiri dari manusia, barang-barang, konsep-konsep yang saling berinteraksi sehingga dapat dipakai sebagai metode, yang memadukan elemen tersebut.
2.2.1.2. Informasi
Informasi merupakan data atau fakta yang telah diproses sedemikian rupa, sehingga berubah bentuknya menjadi informasi. Informasi dapat memperkaya penyajian dan mengungkapkan sesuatu yang penerimanya tidak tersangka. Di samping itu informasi dapat mengurangi ketidakpastian serta mempunyai nilai dalam
(34)
keputusan karena dengan adanya informasi kita dapat memilih tindakan-tindakan dengan resiko yang paling kecil.
Untuk menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang baik diperlukan pengolahan data menjadi informasi yang relevan dengan masalah perusahaan yang sedang dihadapi. Dengan demikian data itu merupakan bahan mentah yang harus diproses lebih dahulu baru kemudian dapat digunakan. Data tidak akan dapat bercerita tentang suatu persoalan apabila tidak diolah terlebih dahulu. Sedangkan informasi itu sendiri adalah data yang telah diproses dan berperan untuk mengurangi sifat ketidakpastian tentang situasi yang dihadapi yang berguna bagi pengambilan keputusan yang tepat.
Dalam pemakaian sehari-hari, informasi sering diartikan data. Dalam raung lingkup sistem informasi manajemen kedua hal tersebut berbeda walaupun hubungan keduanya sangat erat. Apabila dianalogkan dengan proses produksi, data adalah bahan baku yang setelah mengalami proses keluar menjadi bahan baru, yaitu informasi. Informasi merupakan data atau fakta yang telah diproses sedemikian rupa, sehingga berubah bentuknya menjadi informasi.
Informasi dewasa ini sudah dimasukkan kepada golongan faktor produksi yang strategis dan dapat berfungsi sebagai penyokong efektivitas pengambilan keputusan oleh manajemen dan efektivitas fungsi-fungsi di dalam perusahaan.
Menurut Davis (2002) pengertian informasi adalah: “Data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi yang menerimanya dan bermanfaat dalam
(35)
Hubungan data dengan informasi adalah seperti bahan baku dengan barang jadi. Dengan kata lain suatu sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi. Sedangkan pengertian informasi menurut Mc Leod (1995) adalah: “Salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajer, yang pengelolaannya menggunakan peralatan komputer yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan segera.”
Dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah yang diproses menjadi sebuah informasi. Jadi terdapat perbedaan antara data dengan informasi di mana data adalah “bahan baku” yang harus diolah sedemikian rupa hingga berubah sifatnya menjadi informasi. Perubahan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya data tidak mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil keputusan, hanya informasi mempunyai nilai, dalam arti bahwa informasi akan memudahkan manajer untuk mengambil keputusan.
(36)
Sumber : Amsyah (2002)
Gambar 2.1. Transformasi data menjadi informasi
Menurut Davis (2002) di dalam proses transformasi data untuk menjadi informasi diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan (capturing), merupakan data dengan penelitian, pemeriksaan, keterangan-keterangan yang masih merupakan data atau fakta. Oleh karena data atau fakta itu sifatnya masih baku belumlah disebut informasi.
b. Memilih (verifying), adalah melihat data atau fakta yang dikumpulkan itu benar-benar diambil dari lapangan atau direka-reka saja. Setelah ada keyakinan bahwa data tersebut benar, maka barulah diolah menjadi informasi.
c. Pengelompokan/penggolongan (classifying), adalah menge-lompokkan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan keinginan yang memerlukan data. d. Penyusunan (sorting), adalah menempatkan unsur-unsur data dalam
urutan-urutan atau rangkaian khusus disesuaikan dengan kebutuhan sipemakai. e. Menyingkat/meringkas (summarizing), adalah data yang telah dikumpulkan
tersebut dibedakan pengelompokannya untuk diringkas dan disusun menjadi Penyimpanan Data
(37)
laporan atau dengan kata lain, menyingkat mengakumulasikan data menjadi bentuk matematika/angka-angka.
f. Perhitungan (calculating), memberikan nilai kepada data yang lima di atas tadi. Maksudnya mengadakan perhitungan atas pengkalkulasian terhadap data yang diperoleh atau penggunaan data secara aritmatika.
g. Penyimpanan (storing) adalah menimpatkan data pada alat-alat penyimpanan apakah berupa daftar kertas, mikrofilm atau dalam bentuk laporan-laporan yang dapat dipelihara sebaik mungkin dan dilihat serta diambil kembali pada saat diperlukan.
h. Pengambilan kembali (retrieving), adalah mengambil keterangan kembali dari arsip bila informasi tersebut masih segar atau tidak usang agar dapat dipakai sebagai informasi. Langkah ini mengandung pencarin sampai diketemukannya dan mendapatkan tambahn bagi unsur-unsur data khusus dari media di mana data itu disimpan.
i. Memperbanyak (reproducing), adalah menciptakan kembali dengan memperbanyak informasi yang ada dengan maksud membagikan kepada yang berkepentingan agar yang asli tidak rusak dengan fotocopy atau
magnetic disk tape.
j. Mengkomunikasikan/penyebaran (comunicating), adalah dengan menyebarkan informasi yang tersimpan kepada sipemakai informasi, dengan kata lain sebagai cara memindahkan suatu data dari suatu tempat ke tempat lain. Hal ini dapat berlangsung pada beberapa hubungan dalam data
(38)
processing cycle, di mana data disalurkan dari pusat penyimpanan data pada pusat pemakaian.
Pada langkah-langkah kegiatan pengolahan data tersebut di atas, mungkin saja terjadi bahwa suatu pengolahan data tidak keseluruhan yang dilaksanakan, tergantung daripada metode dan cara pengolahan informasi. Dengan kemajuan teknologi saat ini banyak cara dalam memproses data yang dapat menghasilkan informasi yang bernilai dan bermutu bagi pemakainya.
2.2.1.3. Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, dalam hal ini akan timbul masalah problem, proses dan perhitungan dan pertanyaan tentang apa yang diatur dan apa tujuan mengatur tersebut.
Menurut Handoko (2003) menyatakan bahwa : ”Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan “
Jadi pada dasarnya manajemen dapat didefenisikan sebagai pekerja dengan organisasi-organisasi untuk menentukan maupun mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu: Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (penyusunan personalia),
(39)
Menurut Mc. Leod (2001) proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu sebagai berikut:
a) Perencanaan, yaitu pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program dan lain-lain.
b) Pengorganisasian berarti penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggung jawab serta koordinasi.
c) Pengkoordinasian merupakan penjadwalan kegiatan-kegiatan dalam urutan-urutan yang tepat serta pengkoordinasian perubahan kebutuhan.
d) Pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan.
e) Pengawasan adalah penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif.
Kelima fungsi tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan suatu sistem, sistem itu akan merupakan suatu fungsi pada tatanan yang benar-benar efektif dalam pengertian benar dan cepat. Fungsi-fungsi ini saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1. Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Para pemimpin yang bertugas dibidang perencanaan ataupun yang menangani bidang pengawasan dalam rangkaian usaha mengambil keputusan yang baik dan cepat, dan selalu membutuhkan informasi untuk mendukung kelancaran tugas-tugasnya. Oleh sebab itu informasi baru dapat dikatakan berguna apabila mampu
(40)
berfungsi membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan, terlebih dalam bidang perencanaan dan pengawasan, juga dalam penentuan program kerja.
Manfaat sistem informasi manajemen dapat diuraikan dibawah ini: a. Sistem informasi manajemen sebagai Pembantu Dalam Pengambilan Keputusan.
Sebuah sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang melakukan semua pengolahan transaksi yang dibutuhkan serta memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu peran dari para manajer di mana sistem informasi manajemen dapat menolong dalam pengambilan keputusan melalui fungsi dan tugasnya. Kegiatan pengambilan keputusan adalah kegiatan yang kompleks, berdasarkan pengalaman banyak manajer yang berkecimpung dalam memecahkan masalah sehari-hari. Menurut Siagian (2005) hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pengambilan keputusan akan menjadi lebih efektif bila di dekati dengan:
1. Pendekatan yang diinterdisipliner
Proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai tindakan dengan memanfaatkan berbagai raga ketrampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman kehidupan berorganisasi.
2. Proses yang sistematis
(41)
3. Proses berdasarkan informasi
Pengambilan keputusan tanpa informasi berarti menghilangkan kesempatan belajar secara adaptif. Padahal kemampuan beradaptasi itu mutlak perlu dalam proses pengambilan keputusan secara efektif, karena itu merupakan tuntutan obyektif bagi seorang manajer untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal: menangani informasi, mendefinisikan kebutuhannya akan informasi, menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan dianalisis secara baik dan bahwa informasi yang terolah memenuhi pengambilan keputusan.
4. Menghitung faktor-faktor ketidak pastian
Yang paling mungkin dilakukan ialah mengambil semua langkah yang harus diambil sehingga apabila tiba saatnya menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif yang tersedia terdapat keyakinan bahwa pada saat diambilnya keputusan tersebut, tindakan ini yang diperkirakan yang terbaik. “Keputusan adalah pengakhiran dari pada proses pemikiran dari apa yang dianggap sebagai “masalah” sebagai suatu yang merupakan penyampaiannya dari pada yang dikehendaki, direncanakan, atau dituju dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif pemecahannya. (Atmosudirjo, 1990)
Sebelum suatu keputusan di buat, sangat penting artinya bagi seorang pengambilan keputusan untuk menemukan hakekat masalah serta pemecahannya hingga keputusan yang diambil dengan baik akan
(42)
sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pengambilan keputusan harus bertanggung jawab memikul resiko yang timbul akibat keputusan yang dipilihnya dari berbagai alternatif keputusan yang tersedia.
b. Sistem informasi manajemen sebagai Pendukung Fungsi Perencanaan dan Pengendalian.
Usaha mencapai tujuan bagi organisasi perusahaan adalah tercapainya tujuan perusahaan yang sesuai dengan perencanaan semula. Semua kegiatan dalam operasional akan selalu terlibat dalam proses perencanaan, baik itu perencanaan jangka pendek ataupun rencana jangka panjang.
Sistem informasi manajemen sangat relevan bagi fungsi perencanaan. Perencanaan dan pengendalian yang dibantu dengan komputer memperlebar kemampuan manajemen untuk menyelengarakan fungsi yang penting ini. Kedua fungsi sangat erat kaitannya. Tanpa ada perecanaan, pengendalian tidak akan ada. Sedangkan apabila ada perencanaan tetapi tidak ada pengendalian, maka rencana tersebut akan gagal.
c. Sistem informasi manajemen sebagai Penentuan Program Kerja.
Perincian dalam program kerja selalu didasarkan kepada mana yang harus didahulukan dan program mana yang dapat ditunda untuk sementara. Untuk menentukan skala prioritas kerja dengan tepat dibutuhkan data informasi tentang faktor tenaga kerja yang tersedia. Juga diperlukan informasi tepat tentang sumber
(43)
umpan balik yang hendak dipergunakan, keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari hasil yang diharapkan.
2. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Bagi Perusahaan
Semua kegiatan yang dilakukan oleh dan di dalam perusahaan memerlukan informasi. Demikian pula sebaliknya, semua kegiatan menghasilkan informasi, baik yang berguna bagi perusahaan yang melaksanakan kegiatan tersebut maupun bagi perusahaan lain diluar perusahaan yang bersangkutan, oleh sebab informasi berguna untuk semua macam dan bentuk kegiatan dalam perusahaan.
Apabila sistem informasi manajemen dirancang dan dilaksanakan dengan baik, maka akan banyak manfaat yang bisa diperoleh manajemen perusahaan, yaitu mempermudah manajemen dan membantu serta menunjang proses pengambilan keputusan manajemen. Karena sistem informasi manajemen menyediakan informasi bagai manajemen perusahaan dimana sistem informasi manajemen tersebut dilaksanakan.
Sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan informasi memegang peranan penting. Pentingnya peranan informasi bagi pemimpin adalah untuk mengambil keputusan sebagai dasar tindakan di masa mendatang.
Suatu keputusan yang dihasilkan dengan tidak berdasarkan pada penggunaan informasi yang tepat akan berakibat pada pengambilan keputusan yang cukup fatal dan tidak dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan.
(44)
Murdick (1993) mengemukakan: “Para manajer mengandalkan suatu sarana khusus, yaitu informasi.” Para manajer harus mengajukan pertanyaan pada dirinya apakah informasi yang saya butuhkan di dalam menyelengarakan tugas saya dan dimana informasi tersebut saya peroleh. Pertanyaan lain yang harus dipikirkan para manajer yaitu siapakah yang bergantung padanya mengenai informasi dalam bentuk hubungan ke atas, ke bawah atau kesamping.
Selanjutnya Murdick (1993) menyatakan bahwa: “Karena informasi merupakan unsur esensial dari manajemen dan fungsi pengambilan keputusan, maka aspek dari organisasi sebagaima diuraikan oleh proses arus informasi tambah merisaukan. Tujuan akhir dari sistem informasi manajemen adalah untuk pengambilan keputusan pada tingkat operasional berdasarkan arus informasi.”
Manajemen menggunakan informasi untuk dua tujuan yaitu perencanaan dan pengawasan. Perencanaan terjadi sebelum pelaksanaan aktivitas organisasi. Tujuan yang ditentukan oleh proses perencanaan harus dicapai dengan aktivitas itu. Meskipun perencanaan meliputi semua tingkat organisasi, tetapi kebanyakan terjadi pada tingkat keputusan strategis dan taktis. Perencanaan banyak bergantung pada peramalan dan dan informasi dari luar. Pengendalian merupakan hal mebandingkan hasil aktual dengan rencana yang ditentukan pada proses perencanaan.
Demikian pentingnya peranan sistem informasi manajemen dalam usaha pencapaian tujuan, sehingga jelaslah bahwa penggunaan dari sistem informasi manajemennya harus dikaitkan dengan usaha-usaha modernisasi, sedang proses
(45)
dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam manfaat dan peranan sistem informasi manajemen seorang pemimpin dapat mengikut sertakan orang lain dalam arti memikirikan masalah bersama-sama dan bersama pula bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan perusahaan.
2.2.2. Faktor-faktor Dalam Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Suatu aplikasi sistem informasi bisa dievaluasi menurut tiga faktor yaitu teknis, operasional dan ekonomis. Untuk aplikasi dari penerapan ini disebut pengukuran kelayakan atas faktor tersebut. Untuk aplikasi yang sedang berjalan evaluasi faktor merupakan ukuran hasil karya. Pengusulan yang baru harus tunduk pada tiga faktor di atas yang berarti harus mengadakan perhitungan secara menyeluruh yang meliputi permasalahan teknis, pengusulan yang pertimbangan atas masalah yang menyangkut segi operasional serta dikaitkan dengan perhitungan segi ekonomisnya.
2.2.2.1. Faktor Teknis
Faktor teknis meliputi beberapa aspek, yaitu:
a) Terdapat metode perhitungan yang dijadikan dasar untuk melakukan pemecahan masalah.
b) Sistem pengoperasian mendukung pendekatan operasional yang diusulkan.
c) Tingkat transmisi data cukup cepat untuk melakukan pemrosesan/penanganan data.
d) Terdapat sarana penyimpanan tambahan yang cukup untuk merekam file yang diperlukan.
(46)
e) Unit pusat pengolahan data mempunyai kemampuan untuk menanggapi semua permintaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Bilamana melalui faktor bidang teknis tersebut menunjukkan aplikasi tidak efektif, maka hal ini menunjukkan secara jelas bahwa kemampuan teknis perangkat lunak yang disediakan bagai pemakaian tidak memiliki kemampuan untuk mendukung aplikasi secara mantap. Suatu pengoperasian pada waktu on line biasanya akan berhasil, teapi harus dikerjakan secara perlahan, karena alat-alat yang dipakai untuk pengolahan data telah nyata memiliki kemampuan yang tidak cukup untuk menangani beban kerja.
2.2.2.2. Faktor Operasional
Kelayakan operasional senantiasa berkaitan dengan masalah apakah data masukan dapat disediakan dan kelancaran keluaran dapat dihasilkan serta benar-benar akan dipergunakan. Secara teknis tidak sukar untuk mengeluarkan laporan komputer setebal itu tidak efektif.
Pelaksanaan faktor operasional harus dimulai dengan menyelusuri seberapa baik aplikasi itu bekerja dalam hubungannya dengan masukan, selanjutnya tinjauan atas tingkat kesalahan dan diteruskan dengan ketepatan waktu. Hasil pengolahan perlu dievaluasi secara periodik, menurut ukuran biaya dan efektivitasnya. Dalam menilai kelayakan ekonomis untuk proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan mengevaluasi manfaat ekonomisnya berdasarkan sistem informasi manajemen.
(47)
2.2.2.3. Faktor Ekonomis
Biaya yang diperkirakan dengan perbedaan kecil merupakan pengeluaran untuk menjalankan suatu aplikasi. Contohnya adalah untuk personalia serta bahan pembantu peralatan dan pemeliharaan peralatan tersebut.
Beberapa biaya yang penting mempunyai perbedaan yang besar dalam perkiraan, dan hal ini sering sekali diabaikan karena kejadiannya berada di dalam wilayah pemakai dan tidak dalam tangan pengolah data. Bila ditinjau dari segi pengeluaran dan manfaat, sistem informasi manajemen efektif bila pertambahan hasil yang diperoleh karena adanya informasi yang lebih besar dari pada biaya operasional sistem informasi manajemen tersebut.
Tabel 2.1. Ukuran Kelayakan/Hasil atas Faktor-faktor Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Ukuran kelayakan Catatan/Komentar
1.Kelayakan/Hasil faktor teknis
2. Kelayakan/Hasil faktor Operasi
3. Kelayakan/Hasil faktor Ekonomis
Dapatkah aplikasi dikerjakan dengan teknologi yang ada?. Aapakah teknologinya membuktikan kemapuan mendukung aplikasi?
Misalnya suatu sistem “real time”
memerlukan perangkat keras khusus untuk pengoprasian yang efektif.
Dapatkah sistem berjalan dengan berhasil? Apakah sistem telah/sedang dipakai? Apakah manfaat sistem melebihi biaya?
(48)
2.3. Teori Tentang Kinerja
2.3.1. Pengertian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Dalam melaksanakan kerjanya, karyawan menghasilkan sesuatu yang disebut dengan kinerja. Kinerja merupakan hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standard, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama.
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggu jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan norma dan etika.
Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa: “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”
Hasibuan (2005) menyatakan bahwa: “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.” Hariandja (2002) menyatakan bahwa: “Kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan peranannya dalam organisasi” Sastrohadiwiryo (2002) menyatakan bahwa : “Kinerja adalah kinerja yang dicapai seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan
(49)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yang baik menurut Mangkunegara (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah:
a. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya, karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang mengerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).
William Stern dalam Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu kinerja individu adalah:
1) Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya
(50)
integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka inidividu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.
Dengan kata lain, tanpa adanya konsentrasi yang baik dari individu dalam bekerja, maka mimpi pimpinan mengharapkan mereka dapat bekerja produktif dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi individu dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan potensi, yaitu kecerdasan pikiran/Intelegensi Quotiont (IQ) dan kecerdasan emosi/Emotional Quotiont
(EQ).
2) Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
Sekalipun, jika faktor lingkungan organisasi kurang mendukung, maka bagi individu yang memiliki tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan kecerdasan emosi baik, sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut, lingkungan organisasi itu dapat diubah dan bahkan
(51)
dapat diciptakan oleh dirinya serta merupakan pemacu (pemotivator), tantangan bagi dirinya dalam berprestasi di organisasinya.
2.3.2. Pengukuran Kinerja
Menurut Mangkunegara (2000) unsur-unsur yang dinilai dari kinerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap. Kualitas kerja terdiri dari ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri dari output dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari mengikuti instruksi, inisiatif, kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerjasama. Sedangkan Mathis dan Jackson (2002) berpendapat bahwa “Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: (1) kuantitas output, (2) kualitas output, (3) jangka waktu output, (4) kehadiran di tempat kerja, dan (5) sikap kooperatif.
Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007) menyebutkan adanya enam kriteria untuk mengukur kinerja seorang karyawan, yaitu:
1) Quality, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan kualitas standar yang ditetapkan perusahaan.
2) Quantity, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan jumlah standar yang ditetapkan perusahaan.
(52)
3) Timeleness, tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koodinasi out put lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.
4) Cost of effectiveness, sejauh mana tingkat penerapan sumberdaya manusia, keuangan, teknologi, dan material yang mampu dioptimalkan.
5) Need of supervision, sejauh mana tingkatan seorang karyawan untuk bekerja dengan teliti tanpa adanya pengawasan yang ketat dari supervisor.
6) Interpersonal input, sejauh mana tingkatan seorang karyawan dalam pemeliharaan harga diri, nama baik dan kerjasama, diantara rekan kerja dan bawahan.
Keseluruhan unsur/komponen penilaian kinerja di atas harus ada dalam pelaksanaan penilaian agar hasil penilaian dapat mencerminkan kinerja dari para karyawan.
(53)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kaban Jahe yang beralamat di Jalan Bhayangkara No. 3 Kaban Jahe, dan dilakukan sekitar 3 bulan mulai dari Mei 2009 sampai Agustus 2009.
3.2. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang didukung oleh survey yang mengumpulkan data mengenai faktor-faktor terkait dengan variabel penelitian. Berdasarkan jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat yang digunakan maka pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut (Bungin, 2001) metode penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian tersebut. Adapun sifat dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yang bermaksud untuk menjelaskan suatu variabel dengan variabel yang lain. Format eksplanasi dimaksud untuk menggambarkan suatu generalisasi atau menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel yang lain. (Bungin, 2001).
(54)
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini seluruh pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe yang berjumlah 57 orang. Sugiyono (2003) menyatakan, apabila semua anggota populasi dijadikan sampel disebut sampling jenuh atau istilah lainnya adalah sensus. Oleh karena itu dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti sama dengan jumlah populasi dari subjek yang akan diteliti, yaitu sebanyak 57 orang pegawai.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Daftar Pertanyaan (Questionnaire), yang diberikan kepada pegawai yang dijadikan responden di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
2. Wawancara (Interview) dengan pihak yang berhak dan berwenang memberikan informasi dan data di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe sehubungan dengan penelitian.
3. Studi Dokumentasi, dengan mengumpulkan peraturan dan dokumen yang relevan untuk mendukung data penelitian yang diperoleh dari Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe seperti seperti sejarah, struktur organisasi dan data kepegawaian diperoleh dari pihak Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
(55)
3.5. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari responden dengan penyebaran angket dan wawancara.
2. Data sekunder merupakan data yang mendukung data primer, yang diperoleh peneliti dari dokumen-dokumen di Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini ada dua (2) variabel yang diukur yaitu sistem informasi manajemen (X) sebagai variabel bebas (independent) dan kinerja pegawai (Y) sebagai variabel terikat (dependent).
1. Penerapan Sistem Informasi Manajemen (X)
Penerapan Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan pelaksanaan jaringan informasi yang dibutuhkan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan.
a. Faktor teknis (X1)
Faktor teknis adalah kemampuan teknis perangkat lunak yang disediakan untuk mendukung aplikasi secara mantap.
b. Faktor operasional (X2)
Faktor operasional berkaitan dengan masalah apakah data masukan dapat disediakan dan kelancaran keluaran dapat dihasilkan serta benar-benar akan dipergunakan.
(56)
c. Faktor ekonomis (X3)
Faktor ekonomis berkaitan dengan masalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalan suatu aplikasi.
2. Kinerja (Y)
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi.
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Indikator Pengukuran
Teknis (X1)
Evaluasi teknis adalah kemampuan teknis perangkat lunak yang
disediakan untuk mendukung aplikasi secara
mantap. Metode perhitungan. Sistem pengoperasian. Transmisi data. Sarana penyimpanan. Kemampuan sistem Likert Operasional (X2)
Kelayakan operasional berkaitan dengan masalah apakah data masukan dapat disediakan dan kelancaran keluaran dapat dihasilkan serta benar-benar akan dipergunakan
Aplikasi yang baik Tingkat kesalahan Dievaluasi
Likert
Ekonomis (X3)
Kelayakan ekonomis berkaitan dengan masalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalan suatu aplikasi.
Biaya perangkat keras Biaya analisis
Biaya faktor lingkungan Biaya perubahan Biaya operasi Likert KINERJA PEGAWAI (Y)
Hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya dalam upaya pencapai
Kualitas Kerja Tanggung jawab Kerja sama dengan rekan kerja Motivasi kerja
(57)
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.7.1. Uji Validitas
Untuk menguji apakah instrumen angket yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya maka dilakukan uji validitas. Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengukuran validitas dapat dilakukan dengan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Perhitungan korelasi bivariate masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 12,50.
Ketentuan apakah suatu butir instrumen valid atau tidak adalah melihat nilai probabilitas koefisien korelasinya. Menurut Ghozali (2005), Uji signifikansi dilakukan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Dengan cara lain yaitu dilihat dari nilai sig (2 tailed) dan membandingkannya dengan taraf signifikan (α) yang ditentukan peneliti. Bila nilai Sig (2 tailed) ≤ 0,05, maka butir instrumen valid, jika nilai Sig (2 tailed) ≥ 0,05, maka butir instrumen tidak valid.
Menurut Umar (2004), untuk melakukan uji validitas instrumen dengan melakukan uji coba pengukur pada sejumlah responden, responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Jumlah responden untuk uji coba disarankan minimal 30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati
(58)
kurva normal. Pengujian validitas dilakukan kepada 30 pegawai Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe sebagai sampel uji coba, ini dilakukan karena jumlah pegawai yang sedikit dari Rumah Tahanan Negara Klas IIB Kaban Jahe dan penulis memilih Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe disebabkan kedua instansi masih di bawah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran maka dilakukan uji reliabilitas. (Ghozali, 2005) Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot. Disini pengukurannya hanya sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. (Nunnally dalam Ghozali, 2005).
3.8. Pengujian Asumsi Klasik
Menurut Arikunto (2002) penggunaan Model Regresi Linier Berganda harus memenuhi asumsi klasik, antara lain:
1. Uji Normalitas
Untuk pengujian normalitas data, menurut pendapat Ghozali (2005) menyatakan bahwa, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
(59)
normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi nomalitas. Analisis dari grafik diatas terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksi prestasi kerja pegawai berdasarkan masukan variabel independen. 2. Uji Multikolinieritas
Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi gejala mulitikolinieritas, yaitu:
a. Dengan melakukan analisis koefisien korelasi antara variabel bebasnya (misalnya X1 dan X2). Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi maka dapat diprediksi akan terjadi multikolinieritas bila X1, X2 dan X3 digunakan secara bersama-sama.
(60)
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.9. Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda (Multiple Regression) dengan model sebagai berikut:
Y = B0 + B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + ∈ Dimana:
Y = Kinerja Pegawai X1 = Faktor Teknis X2 = Faktor Operasional X3 = Faktor Ekonomis B0 = Koefisien regresi B1 = Koefisien Variabel X1 B2 = Koefisien Variabel X2 B3 = Koefisien Variabel X3
(61)
Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji secara bersama-sama (serempak) adalah:
1. H0 : B1, B2, B3 = 0 (Faktor teknis, operasional dan ekonomis tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe )
2. Ha : Minimal satu B ≠ 0 (Faktor teknis, operasional dan ekonomis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe )
Untuk menguji apakah hipotesis diajukan diterima atau ditolak digunakan statistif F (Uji F). Dalam hal ini F hitung dibandingkan dengan F tabel, jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Cara lain adalah jika tingkat kepercayaan lebih kecil dari 95% maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika tingkat kepercayaan lebih besar dari 95% maka H0 ditolak dan dan Ha diterima.
Sedangkan pengujian hipotesis secara parsial adalah:
1. H0 : B1 = 0 (Faktor teknis tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe)
2. Ha : B1 ≠ 0 (Faktor teknis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe)
(62)
3. H0 : B2 = 0 (Faktor operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe)
4. Ha : B2 ≠ 0 (Faktor operasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe)
5. H0 : B3 = 0 (Faktor ekonomis tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe)
6. Ha : B3 ≠ 0 (Faktor ekonomis berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Rumah Tahanan (RUTAN) Kaban Jahe)
Kriteria pengambilan keputusan: t hitung dibandingkan dengan t tabel (uji dua sisi), jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Cara lain adalah jika tingkat kepercayaan lebih kecil dari 95% maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika tingkat kepercayaan lebih besar dari 95% maka H0 ditolak dan dan Ha diterima. Pengolahan data dengan menggunakan komputer dengan perangkat lunak SPSS Versi 12,0.
(63)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe
Rumah Tahanan Negara merupakan Unit Pelaksana Teknis dibidang permasyarakatan yang berasa di bawah naungan serta bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Perundang-Undang. Adapun fungsi Rumah Tahanan Negara adalah sebagai sarana pembinaan bagi narapidana agar tidak mengulangi lagi perbuatan melanggar hukum dan sebagai salah satu sarana untuk mencegah kejahatan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI (Sekarang Dep. Hukum dan Perundang-Undangan) Nomor : M. 01.PR.07.03 Tahun 1986 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara, Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara, Struktur Organsasi Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe adalah sebagai berikut :
1. Kepala Rumah Tahanan Negara (Ka. Rutan) 2. Kepala Subsidi Pengelolaan
a. Staff Bagian Umum b. Staff Bagian Kepegawaian c. Staff Bagian Keuangan
(64)
3. Kepala Satuan Pengamanan Rumah Tahanan Negara a. Staff KPR
b. Anggota Penjagaan 4. Ka. Subsi Pelayanan Tahanan
a. Staff Registrasi b. Staff Kegiatan Kerja c. Staff Perwatan Tahanan
Rumah Tahanan Negara Kaban Jahe terdiri dari 9 (sembilan) Blok Hunian yaitu : A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3, masing-masing Blok memiliki kamar hunian.
Sumber: Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe (2009)
Gambar 4.1. Skema Struktur Rumah Tahanan Negara Klas II Kaban Jahe Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe yang merupakan Bangunan Peninggalan Belanda yang dibangun sekitar tahun 1925 di dalam pelaksanaan
sehari-KEPALA Rumah Tahanan
Kepala Pengamanan Rutan
Kasubsie Pelayanan Tahanan
Kasubsie Pengelolaan Rutan
(65)
hari didukukung oelh petugas sebanyak 56 orang yang terdiri dari 48 petugas laki-laki dan 8 orang petugas wanita yang terbagi pada beberapa bidang tugas.
Dilihat dari pembagian tugasnya, bagian Kesatuan Pengamanan Rumah Tahanan Negara mempunyai jumlah petugas yang paling banyak, hal ini dapat dimaklumi sehubungan dengan sisi penting pengamanan di Rumah Tahanan Negara itu sendiri. Sementara bagi petugas, dituntut untuk lebih mampu melaksanakan perannya sebagai petugas petugas yang membimbing dan membina narapidana sehingga program-program sistem pemasyarakatan dapat berhasil dan berdaya guna dengan baik.
Dalam hal keberhasilan pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara, yang juga memegang peran penting adalah latar belakang pendidikan dari petugas itu sendiri, Kwalitas Sumber Daya Manusia khususnya petugas Rumah Tahanan Negara yang baik tentunya akan menunjang tercapainya tujuan pembinaan yang diharapkan.
Rumah Tahanan Negara Kaban Jahe yang teletak di jalan Bayangkara No. 1 Kabanjahe yang dibangun sekitar tahun 1925, mempunyai kapasitas penghuni sebanyak 300 orang narapidana. Pada saat penulis mengadakan penelitian isi Rumah Tahanan Negara Klas II B Kabanjahe sebanyak 201 orang.
Untuk mengetahui lamanya masa hukuman, maka dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut :
(66)
2. Narapidana B Iia : Narapidana dengan masa hukuman 3 (tiga) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun.
3. Narapidana B III : Narapidana dengan hukuman kurung pengganti denda. 4. Narapidana B IIIs : Narapidana sandera/titipan.
5. Narapidana seumur hidup 6. Narapidana hukuman mati.
4.1.1.1. Visi Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe
Memulihkan kesatuan hubungan kehidupan dan penghidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk tuhan yang Mahas Esa (Membangun Manusia Mandiri).
4.1.1.2. Misi Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe
Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasayarakan pemasyarakatan dalam rangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan sumber daya manusia.
4.1.2. Karakteristik Responden
Hasil pengumpulan data yang dilakukan pada 57 pegawai yang dijadikan sebagai responden diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4-1 berikut :
(67)
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah (Orang) (%)
1 18 – 25 tahun 18 31,58
2 26 – 35 tahun 17 29,82
3 36 – 45 tahun 20 35,09
4 46 – 54 tahun 2 3,50
Jumlah 57 100,00
Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar usia pegawai di atas 25 tahun dengan perincian usia 36 – 45 tahun sebanyak 20 orang (35,09%). Hal ini dikarenakan, sedikitnya penerimaan pegawai yang dilakukan sehingga pegawai yang ada sekarang adalah pegawai yang telah lama bekerja di Rumah Tahanan Negara Klas II B Kaban Jahe.
Karakterisitik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4-2 berikut :
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja Jumlah (Orang) (%)
1 < 5 tahun 10 17,54
2 6 –10 tahun 22 38,59
3 11 – 15 tahun 16 28,07
4 16 – 20 tahun 8 14,04
5 > 20 tahun 1 1,75
Jumlah 57 100,00
(1)
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Faktor Operasional)
Btr1 Btr2 Btr3 Btr4 Btr5 Btr6 TotalX2
Btr1 Pearson Correlation 1 .277 .091 .398(*) .527(**) .437(*) .725(**)
Sig. (2-tailed) . .138 .631 .029 .003 .016 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Btr2 Pearson Correlation .277 1 .268 .289 .097 .081 .574(**)
Sig. (2-tailed) .138 . .152 .122 .611 .672 .001
N 30 30 30 30 30 30 30
Btr3 Pearson Correlation .091 .268 1 .404(*) -.065 .399(*) .554(**)
Sig. (2-tailed) .631 .152 . .027 .734 .029 .002
N 30 30 30 30 30 30 30
Btr4 Pearson Correlation .398(*) .289 .404(*) 1 .168 .151 .611(**)
Sig. (2-tailed) .029 .122 .027 . .374 .427 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
Btr5 Pearson Correlation .527(**) .097 -.065 .168 1 .403(*) .584(**)
Sig. (2-tailed) .003 .611 .734 .374 . .027 .001
N 30 30 30 30 30 30 30
Btr6 Pearson Correlation .437(*) .081 .399(*) .151 .403(*) 1 .667(**)
Sig. (2-tailed) .016 .672 .029 .427 .027 . .000
N 30 30 30 30 30 30 30
TotalX2 Pearson Correlation .725(**) .574(**) .554(**) .611(**) .584(**) .667(**) 1
(2)
Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Variabel X3 (Faktor Ekonomis)
Btr1 Btr2 Btr3 Btr4 Btr5 TotalX3
Pearson Correlation 1 .157 .272 .348 .380(*) .650(**)
Sig. (2-tailed) . .409 .146 .060 .038 .000
Btr1
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .157 1 .391(*) .509(**) .262 .674(**)
Sig. (2-tailed) .409 . .033 .004 .162 .000
Btr2
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .272 .391(*) 1 .276 .405(*) .718(**)
Sig. (2-tailed) .146 .033 . .139 .027 .000
Btr3
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .348 .509(**) .276 1 .082 .616(**)
Sig. (2-tailed) .060 .004 .139 . .668 .000
Btr4
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .380(*) .262 .405(*) .082 1 .676(**)
Sig. (2-tailed) .038 .162 .027 .668 . .000
Btr5
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .650(**) .674(**) .718(**) .616(**) .676(**) 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .
TotalX3
N 30 30 30 30 30 30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(3)
Lampiran 15 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pegawai)
Btr1 Btr2 Btr3 Btr4 Btr5 Btr6 Btr7 Btr8 Btr9 Btr10 TotalY
Btr1 Pearson
Correlation 1 .155 .568(**) .062 .165 .434(*) .252 .445(*) .427(*) .596(**) .580(**)
Sig. (2-tailed) . .414 .001 .746 .382 .017 .178 .014 .019 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Btr2 Pearson
Correlation .155 1 .163 .378(*) .767(**) .446(*) .603(**) .262 .408(*) .208 .631(**)
Sig. (2-tailed) .414 . .388 .040 .000 .013 .000 .162 .025 .270 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Btr3 Pearson
Correlation .568(**) .163 1 .456(*) .175 .425(*) .326 .611(**) .347 .443(*) .655(**)
Sig. (2-tailed) .001 .388 . .011 .356 .019 .079 .000 .060 .014 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Btr4 Pearson
Correlation .062 .378(*) .456(*) 1 .371(*) .169 .661(**) .539(**) .153 .149 .578(**)
Sig. (2-tailed) .746 .040 .011 . .043 .372 .000 .002 .420 .433 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Btr5 Pearson
Correlation .165 .767(**) .175 .371(*) 1 .527(**) .656(**) .408(*) .186 .395(*) .694(**)
Sig. (2-tailed) .382 .000 .356 .043 . .003 .000 .025 .326 .031 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Btr6 Pearson
Correlation .434(*) .446(*) .425(*) .169 .527(**) 1 .617(**) .402(*) .598(**) .645(**) .761(**)
(4)
Btr8
Pearson
Correlation
.445(*)
.262
.611(*
*)
.539(**) .408(*) .402(*)
.604(*
*)
1
.464(**
)
.514(**
)
.782(**)
Sig. (2-tailed) .014 .162 .000 .002 .025 .028 .000 . .010 .004 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Btr9 Pearson
Correlation .427(*) .408(*) .347 .153 .186 .598(**) .403(*) .464(**) 1 .317 .601(**)
Sig. (2-tailed) .019 .025 .060 .420 .326 .000 .027 .010 . .088 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Btr10 Pearson
Correlation .596(**) .208 .443(*) .149 .395(*) .645(**) .546(**) .514(**) .317 1 .719(**)
Sig. (2-tailed) .001 .270 .014 .433 .031 .000 .002 .004 .088 . .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Y Pearson
Correlation .580(**) .631(**) .655(**) .578(**) .694(**) .761(**) .834(**) .782(**) .601(**) .719(**) 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lanjutan Lampiran 15
(5)
z
ed R
esidual
3
2
1
0
-1
Dependent Variable: Kinerja Pegawai Scatterplot
Regression Standardized Residual
3 2 1 0 -1 -2 -3
Freq
uency
20
15
10
5
0
Mean = 1.8E-16 Std. Dev. = 0.973 N = 57
Dependent Variable: Kinerja Pegawai Histogram
(6)
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Ex
pe
c
ted
C
um
Pr
ob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Dependent Variable: Kinerja Pegawai