Buku Si swa Kela s X I I 30
Dalam surat al‘Ashr di atas juga ditegaskan bahwa seluruh manusia berada di dalam kerugian kecuali dua golongan, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-
orang yang beramal sholeh. Orang-orang beriman yang dimaksud oleh ayat di atas adalah orang-orang
yang hati, ucapan dan perbuatan sejalan. Hal ini sesuai dengan pengertian dari iman itu sendiri yang berarti yakin di dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan perbuatan. Di zaman sekarang ini pengertian iman masih sering dipahami secara
salah oleh banyak orang. Ada orang yang memiliki keyakinan kuat kepada Allah Swt dan berbicara di mana-mana tentang keimanannya tetapi ia tidak pernah
mengaplikasikan keyakinan dan ucapannya itu dalam bentuk perbuatan. Fenomena seperti ni berakibat pada tidak adanya keseimbangan antara keyakinan atau ucapan
dengan perbuatannya. Orang-orang yang seperti ini adalah orang-orang yang percaya kepada Allah Swt dan berbicara di mana-mana tetapi perbuatannya 180
o
seratus delapan puluh derajad berbeda dengan apa yang diyakini dan diucapkan. Mereka menganjurkan orang untuk tidak korupsi, tetapi mereka justru korupsi.
Mereka menganjurkan untuk tidak membunuh, tetapi mereka justru pembunuh ulung.
Di sisi lain ada orang yang berbicara tentang keimanannya di mana-mana dan telah mengaplikasikan dalam perbuatan taat, hanya saja keimanannya tidak
tertanam di dalam hati. Orang yang seperti ini mirip dengan orang-orang khawarij yang rajin beribadah tetapi rajin juga membunuh orang. Abdurahman bin Muljam
sosok yang membunuh Ali adalah orang yang di siang hari berpuasa, melaksanakan shalat tahajut di malam hari, menghafal al-Quran tetapi sekaligus juga pembunuh
Ali. Orang seperti ini rajin melaksanakan shalat berjamaah, kerap melaksanakan shalat tahajut dan senantiasa berpuasa tetapi rajin juga menghardik orang, mengaku
paling benar sendiri dan senantiasa menyalahkan orang lain. Kelompok yang kedua dan termasuk orang-orang yang tidak merugi adalah
orang yang senantiasa melaksanakan amal shaleh. Hanya saja agar amal shalih yang dilakukan memiliki buah, maka ia harus disertai dengan syarat-syarat tertentu.
3. Amal shalih Yang Diterima di sisi Allah Swt
Amal shalih yang dilaksanakan sehingga diterima oleh Allah Swt adalah amal shalih yang memiliki empat kriteria.
• Pertama, mengerti ilmu dari amal shaleh yang dilakukan.
Rasulullah Saw ketika ditanya tentang perbuatan apa yang paling utama, maka
Di unduh dari : Bukupaket.com
31
Akidah Akhlak Kurikulum 2013
beliau menjawab: ”Pekerjaan yang paling utama adalah adalah menuntut ilmu”. Ucapan ini diulang sampai tiga kali oleh Rasulullah Saw. Selanjutnya ketika di tanya
untuk yang keempat kali, maka Rasulullah Saw menjawab: ”Apakah amal shaleh yang dilakukan akan diterima oleh Allah Swt tanpa
mengetahui ilmunya?”. Dengan demikian seseorang yang melaksanakan shalat dan agar shalatnya diterima, maka ia harus mengerti ilmu tentang shalat dan demikian
pula pada ibadah-ibadah yang lainnya.
• Kedua, memiliki niat yang baik.
Dari Umar bin Khattab Rasulullah Saw bersabda: ”Sesungguhnya amal perbuatan harus disertai dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia
niatkan” HR. Bukhari-Muslim. Niat di dalam beribadah sangat penting. Setidaknya terdapat dua fungsi niat apabila dihubungkan kepada ibadah, yaitu: Membedakan
ibadah dengan kebiasaan dan membedakan satu ibadah dengan ibadah yang lain. Oleh karena itu amal shaleh yang dilakukan dengan niat yang tidak baik mislanya
dengan niat pamer, maka ia hanya akan menjadi kesia-siaan dan ermasuk orang yang mendustakan agama.
• Ketiga, sabar di tengah melaksanakannya.
Banyak orang mengaitkan ibadah dengan balasan kebahagiaan hidup di dunia. Mereka yang beramal shalih selalu menghitung berapa dan harta dunia apa yang ia
dapatkan ketika ia melaksanakan amal shalih. Tidak jarang orang yang melaksanakan shalat dhuha misalnya menantang Allah Swt dan mengatakan apabila ia sudah shalat
dhuha satu tahun dan ternyata ia menjadi orang kaya, maka ia pun tidak akan mau shalat dhuha lagi.
Sabar bukan hanya diperlukan bagi orang yang mendapatkan musibah, tetapi sabar juga diperlukan bagi orang yang melaksanakan perbuatan taat. Saat
seseorang bangun malam melaksanakan shalat sunnah tahajud, maka untuk dapat melaksanakan shalat tahajud tersebut seseorang harus bersabar. Dengan mata
yang masih mengantuk, udara yang dingin dan suasana yang sunyi seseorang harus bersabar untuk dapat melaksanakan shalat tahajud.
Seseorang yang melaksanakan ibadah puasa juga harus bersabar. Di saat orang lain menyantap makanan dengan lahapnya dan di saat seseorang meminum
air es dengan nikmatnya di tengah terik matahari, maka orang yang berpuasa tetap konsisten menahan lapar dan dahaganya. Di sini seseorang benar-benar diuji
kesabarannya untuk berbuat taat kepada Allah Swt. Seseorang yang tidak dapat bersabar dalam melaksanakan perbuatan taat, maka ia akan kalah dan esok hari
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Si swa Kela s X I I 32
niscaya ia akan meninggalkan perbuatan taat tersebut. Oleh karena itu Allah Swt memberikan pahala yang sangat besar bagi orang-orang yang dapat melaksanakan
kesabarannya. Allah Swt berfirman:
ۗٞةَن َسَح اَيۡنُدٱ ِهِذٰ َه ِف ْاوُنَسۡحَأ َنيِ َلِل ۚۡمُكَبَر ْاوُقَتٱ ْاوُنَماَء َنيِ َلٱ ِداَبِعَٰي ۡلُق
٠ ٖبا َسِح ِ ۡرَغِب مُهَرۡج َ
أ َنوُ ِبٰ َصلٱ َفَوُي اَمَنِإ ٌۗةَعِسَٰو ِ َلٱ ُضَۡأَو
“Katakanlah: “Hai hambahambaKu yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. orangorang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu
adalah luas. Sesungguhnya hanya orangorang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.QS. AlZumar 39:10
• Keempat, ikhlas setelah melaksanakan amal shaleh.
Ikhlas dalam beramal shaleh berarti menyerahkan segala sesuatu yang kita laksanakan semata-mata karena Allah Swt. Setelah seseorang memberikan sedekah
kepada si A misalnya, maka yang harus ia lakukan adalah melepas sedekahnya tersebut kepada Allah. Ia tidak usah mengungkit-ungkit terhadap sedekahnya
tersebut di saat si A misalnya tidak memberikan timbal balik sesuai dengan keinginannya. Sebab apabila seseorang meminta timbal balik atas kebaikan dan
amal shaleh yang ia lakukan, maka sudah pasti dia tidak termasuk ke dalam katagori orang-orang yang ikhlas.
B. TOLERANSI