Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal Dan Rasio Lancar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

(1)

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modat danRasio Lancar Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2013

Yudhi Lianda u2rc053

Telatr disetujui dan disahkan di Bandung sebagai tugas stripsi pada Februari 2015

Menyetujui, Pembimbing

,M

Windi Novianti. SE..

MM

NrP . 4127 34.A2.021


(2)

Bahwa yang bertanda tangan di bayrah ini, penulis dan pihak penrsahaan tempat penelitian, Menyetujui :

"Unluk memberikan kepada Universiks Komputer Indoaesia

$gfS@!g1p!S

Noneksklnsif atas penelitim ini daa bersdia unark di-online-kan sesuai dengm ketentuan yang bslaku untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandqngi, F,eibruari2015

Penulis

\^

YudhiLiaoda NIM.212100s3

Gilmanhadam Nugraha Kepala Kantor Pernakilan Bandung

Me,ngetahui, Pembimbing

IVindi Novianti- FE.. MM. NIP .4127.34.02.421

Bursa Efek

HUl6l*ffik Exchargr, Bursa Eftk tndonesia


(3)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini perkembangan perekonomian di dunia semakin pesat dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan dalam rangka meraih dana untuk ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang lebih.

Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk para investor dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan pengembangan pasar modal sangat diperlukan dalam perekonomian Indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka menengah ataupun jangka panjang. Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan lembaga yang sangat berperan bagi perkembangan ekonomi di negara-negara maju. Pada perusahaan besar yang sahamnya dijual ke masyarakat, maka bursa saham bisa merupakan indeks yang baik untuk


(4)

mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Harga saham terpengaruh langsung dengan cepat oleh informasi yang tersedia. Dalam laporan keuangan, terdapat analisis rasio keuangan yang ternyata mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan harga saham

Susilawati (2005:57).

Sebelum berinvestasi, investor hendaknya tidak hanya melihat laba bersih yang didapatkan perusahaan, tetapi juga harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan emiten. Karena pada prakteknya, masih banyak investor yang memprediksi harga saham hanya melihat labanya saja, tanpa menganalisis laporan keuangan emiten. Padahal ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham. Menurut Fakhrudin dan Hadianto (2001:101) beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu Dividen per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin.

Dalam melakukan investasi di pasar modal para analis dan investor dapat melakukan pendekatan investasi yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham tersebut diwaktu lampau Halim (2005).

Sehingga investor dapat membuat langkah lanjutan setelah melakukan analisis ke perusahaan dengan melakukan penanaman modal. Penanaman modal oleh investor merupakan wujud keinginan untuk mendapatkan pengembalian modal dan pengembangan dana di kemudian hari. Investor melakukan penanaman modal melalui pembelian saham di


(5)

pasar modal.

Menurut Hartono (2008) keuntungan yang diperoleh investor dari penanaman modal saham ini dapat berasal dari laba perusahaan yang dibagikan atau dividen, dan kenaikan atau penurunan harga saham.

Menurut Budiman (2007) menyatakan peningkatan maupun penurunan harga saham dipengaruhi banyak faktor, ada faktor internal dan ada pula faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi harga pasar seperti kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, inflasi, kondisi politik, dan lain-lain. Faktor internal yang mempengaruhi harga saham seperti keputusan manajemen, kebijakan internal manajemen dan kinerja perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengendalikan faktor eksternal karena faktor tersebut terjadi diluar perusahaan. Namun perusahaan dapat mengendalikan faktor internal agar harga saham mereka tidak turun. Salah satu caranya adalah melalui kinerja perusahaan.

Tingkat Pengembalian Modal (ROE) adalah rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dari pemegang saham untuk mendapatkan laba bersih Lestari, Lutfi dan Syahyunan (2007:5). Sedangkan menurut Chrisna (2011:34) kenaikan Return on Equity

biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.


(6)

Menurut Bodie, dkk (2009:290) Persentase ROE yang menurun merupakan bukti bahwa ROE di masa lalu lebih rendah dibandingkan investasi di masa lalu. Analisa sekuritas memang dapat dipergunakan sebagai indikator di masa depan. Namun terdapat sudut pandang lain yang diperlukan yaitu prospek kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dipergunakan sebagai salah satu dasar peramalan laba di masa depan. Harapan atas deviden bagi investor saat ini dan perkiraan laba yang akan diperoleh dimasa depan menentukan nilai intrinsik saham perusahaan.

Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio Lancar merupakan salah satu rasio likuiditas.

Rasio Lancar menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek. Tetapi Rasio Lancar yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan

Munawir (2004).

Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentase. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100 persen, ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100 persen Harahap (1998:301) dalam Susilawati (2012).


(7)

Berikut ini tabel rata-rata perkembangan Tingkat Pengembalian Modal, Rasio Lancar dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari PT Bakrie Telecom Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Tabel 1.1

Rata-rata Perkembangan Tingkat Pengembalian Modal ,

Rasio Lancar dan Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI

Sumber Data : IDX.CO.ID (data diolah)

Perusahaan Tahun Tingkat Pengembalian Modal (%) Rasio Lancar (%) Harga Saham (Rp) BAKRIE TELECOM

2008 3.50 216.24 51

2009 2.89 83.99 147

2010 1.78 81.62 235

2011 -22.61 32.08 260

2012 -30.91 38.27 50

2013 -29.62 8.94 50

XL AXIATA

2008 -1.75 60.03 950

2009 26.70 42.25 1.930

2010 33.02 48.83 5.300

2011 28.22 38.81 4.525

2012 24.21 41.86 5.700

2013 9.08 73.85 5.450

SMARTFREN TELECOM

2008 -162.03 66.30 50

2009 -85.13 42.48 400

2010 1,141 21.52 400

2011 -81.05 25.63 400

2012 -27.19 24.00 84

2013 -88.79 36.36 92

INDOSAT

2008 25.37 90.49 5.750

2009 17.47 54.63 4.725

2010 17.55 51.55 5.400

2011 13.75 55.05 5.650

2012 11.37 72.36 6.450

2013 20.18 23.20 6.350

TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2008 59.20 54.16 7.400

2009 57.32 60.58 9.450

2010 48.21 91.49 7.950

2011 34.20 95.80 7.050

2012 36.17 116.04 9.050


(8)

Berdasarkan uraian tabel 1.1 dimana rata-rata perkembangan Tingkat Pengembalian Modal, Rasio Lancar dan Harga Saham menunjukkan hasil

fluktuatif. Pada tahun 2009 PT. BAKRIE TELECOM mengalami penurunan terhadap Tingkat Pengembalian Modal dimana pada tahun sebelumnya menunjukan pada angka sebesar 3.50 % menjadi 2.89% hal itu diiringi juga dengan penurunan Rasio Lancar yang pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun

2008 menunjukan angka sebesar 216.24% pada tahun 2009 menjadi 83.99%

namun hal itu tidak diiringi dengan penurunan harga saham dimana pada tahun

2009 menunjukan kenaikan menjadi Rp.147 dimana pada tahun sebelumnya seharga Rp.51, begitu pula pada tahun 2010, 2011 dan 2013 .hal ini berbanding terbalik karena jika Tingkat Pengembalian Modal menurun maka harga saham ikut menurun dikarenakan perusahaan tidak mampu melakukan pengembalian modal kepada investor. Namun pada tabel diatas menjelaskan bahwa adanya fenomena atau suatu kejanggalan ditahun tersebut.

Pada tahun 2011 Perusahaan XL Axiata menunjukkan bahwa Tingkat Pengembalian Modal mengalami penurunan sebesar 28.22% dari tahun sebelumnya di tahun 2010 sebesar 33.02% dan diikuti dengan penurunan Rasio Lancar sebesar 48.83% pada tahun 2010 dan 38.81% pada tahun 2011, lalu pada tahun 2012 Tingkat Pengembalian Modal mengalami penurunan lagi sebesar

24.21% akan tetapi hal ini tidak di imbangi dengan penurunan Rasio Lancar dan harga saham pada saat itu dimana Rasio Lancar menunjukan peningkatan sebesar


(9)

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp.4,525, sama halnya dengan fenomena yang terjadi pada tahun 2008 dan 2013

PT. Smartfren Telecom pun mengalami hal yang sama dimana pada tahun 2009 Tingkat Pengembalian Modal mengalami kenaikan sebesar -85.13%

dimana sebelumnya pada tahun 2008 Tingkat Pengembalian Modal sebesar -162.03% hal ini tidak dikuti dengan kenaikan Rasio Lancar yang menunjukan penurunan sebesar 42.48% pada tahun 2009, dan harga saham mengalami peningkatan menjadi Rp.400 diaman pada tahun sebelumnya mengalami penurunan begitu pula sebaliknya dengan pada tahun 2010, 201,2012 dan 2013

PT. Indosat pun mengalami hal yang serupa dimana Tingkat

Pengembalian Modal pada tahun 2010 mengalami kenaikan akan tetapi hal itu tidak diiringi dengan kenaikan Rasio Lancar yang mengalami penurunan dan harga saham yang mengalami kenaikan sama halnya dengan yang terjadi pada tahun 2011 dan 2013

PT. Telekomunikasi indonesia pun mengalami hal yang sama dengan para pesaingnya yang terjadi fenomena pada tahun 2009,2010,2011 dan 2013, akan tetapi hal itu terjadi dikarenakan Faktor Eksternal seperti dampak Krisis Keuangan Global yang terjadi pada tahun 2008 namun pada tabel di atas menjelaskan bahwa adanya fenomena atau suatu kejanggalan pada tahun-tahun tersebut.

Krisis keuangan global yang melanda hampir seluruh negara yang terjadi pada beberapa tahun lalu. Krisis keuangan tersebut tentu membawa dampak buruk bagi banyak perusahaan. Berbagai pasar modal di seluruh dunia juga ikut


(10)

terhempas akibat krisis global ini. EDJ (Kompas, 10 Oktober 2008) memberitakan berbagai indeks saham di dunia seperti indeks Dow Jones, National Association of Securities Dealers Automated Quotation System (NASDAQ), Wall Street, Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), Hangseng, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan drastis hingga ke level terendah.

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak terhadap pasar modal Indonesia yang tercermin dari terkoreksi turunnya harga saham hingga 40–60 persen dari posisi awal tahun 2008 (Kompas, 25 November 2008).

Berdasarkan fenomena yang dijelaskan di atas penulis tertarik membahas masalah tersebut dengan melakukan penelitian tentang harga saham. Penelitian ini menggunakan Harga Saham sebagai variabel dependen, kemudian Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) sebagai variabel independen, dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal Dan Rasio Lancar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian inisebagai berikut:

Berdasarkan dari hasil fenomena yang telah dibahas sebelumnya maka hasil identifikasi masalahnya adalah bahwa Pada PT. Telekomuikasi Indonesia


(11)

berikut PT. Smartfren pada tahun 2013 mengalami penurunan Tingkat Pengembalian Modal namun hal itu tidak diiringi dengan penurunan Rasio Lancar berikut harga saham yang malah menunjukan peningkatan, hal ini berbanding terbalik karena jika Tingkat Pengembalian Modal menurun maka

harga saham ikut menurun dikarenakan perusahaan tidak mampu melakukan pengembalian modal kepada investor. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan Tingkat Pengembalian Modal

dan Rasio Lancar yang mempengaruhi Harga Saham.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan Tingkat Pengembalian Modal pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagaimana perkembangan Rasio Lancar pada perusahaan

Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagaimana perkembangan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagaimana hubungan antara Tingkat Pengembalian Modal dan

Rasio Lancar pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5. Seberapa besar pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio

Lancar secara Parsial dan Simultan terhadap Harga Saham pada


(12)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) yang dapat mempengaruhi Harga Saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perkembangan Tingkat Pengembalian Modal

pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui perkembangan Rasio Lancar pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui perkembangan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui hubungan antara Tingkat Pengembalian Modal

dan Rasio Lancar pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio Lancar terhadap Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara Parsial Maupun Simultan


(13)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan dan pengolahan data agar dapat menjadi informasi yang diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

1.4.1 Kegunaan Praktis a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perusahan khususnya mengenai Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR), sehingga dapat dijadikan umpan balik dan informasi bagi kemajuan perusahaan yang akan datang.

b. Bagi Investor

Bagi investor yang tertarik menanamkan modalnya di pasar modal, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam mempertimbangkan keputusan investasi.

1.4.2 Kegunaan Akademis a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pasar modal Indonesia khususnya tentang Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap Harga Saham.


(14)

b. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan dan tambahan referensi dalam penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap Harga Saham khususnya yang berada dalam lingkungan Manajemen Keuangan.

1.5. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari PT Bakrie Telecom Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Tbk, PT Indosat Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Penulis memperoleh data dari Indonesia Stock Exchange (IDX) yang beralamat di Jalan Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan. Telepon: (021)5150515 Fax: (021) 5150330 Email: callcenter@idx.co.id Website: www.idx.co.id Dengan memperoleh data sekunder dari Pusat Informasi Pasar Modal(PIPM) Bandung diJalan Veteran No. 10 Bandung.Telepon:(022)4214349 Fax: (022) 4214359 .


(15)

1.1Lokasi dan Waktu Penelitian

1.3.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI, yaitu PT.Bakrie Telecom, PT.XL Axiata, PT Smartfren Telecom, PT Indosat, dan PT. Telekomunikasi Indonesia serta data yang didapat dari BEI.

1.3.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014- Februari 2015

Table 1.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

September 2014 Oktober 2014 November 2014 Desember 2014 Januari 2015 Februari 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pra Survei :

a. Persiapan Judul b. Persiapan teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan

2

Usulan Penelitian:

a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Seminar UP d. Revisi UP 3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data

5

Penyusunan Skripsi:

a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan draf


(16)

14

2.1 KajianPustaka 2.1.1 Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2010:17) Laporan Keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.Di samping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:01), Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya: sebagai arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuat ringkasan data keuangan perusahaan.Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan (Djarwanto, 2004:5).


(17)

Menurut Hanafi dan Halim (2007:12) secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh suatu perusahaan:

a. Neraca

Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktutertentu yang meliputi aset perusahaan dan klaim atas aset tersebut (meliputi hutang dan saham sendiri).

b. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu.Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan perusahaannya yang sebenarnya untuk memperoleh keuntungan.

c. Laporan aliran kas

Laporan aliran kas atau laporan perubahan posisi keuangan.Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan.Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.

Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau laporan rugi-laba dan neraca. Dengan cara rasio semacam ini diharapkan pengaruh perbedaan akan hilang. Pada dasarnya analisi rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori (Hanafi dan Halim, 2007:76) yaitu:

Rasio profitabilitas, Rasio likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Pasar


(18)

2.1.1.1 Rasio Profitabilitas

Menurut Syamsuddin (2009:59) mengatakan bahwa ada beberapa pengukuran tingkat profitabilitas yaitu gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, total assets turnover,return on investment, return on

equity,tingkat penghasilan bagi pemegang saham biasa (return on common stock equity), pendapatan perlembar saham biasa (earning per share), deviden per lembar saham(deviden per share), dan nilai perlembar saham(book value per share).

Lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan masing-masing rasio pengukuran profitabilitas yang telah dikemukakan di atas:

1)Gross Profit Margin (GPM)

Gross profit margin merupakan persentase dari laba kotor(sales-costof goods sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan,karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold

relatif lebih rendah di bandingkan dengan sales. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan.

Gross Profit Margin (GPM) dapat dihitung sebagai berikut:


(19)

2) Operating Profit Margin(OPM)

Operating profit margin menggambarkan apa yang biasanya disebut “pure profit

yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit

disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban-kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Sepertihalnya gross profit margin, maka semakin tinggi ratio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

Operating Profit Margin(OPM) dihitungsebagaiberikut:

Operating Profit Margin(OPM) = x 100%

3) Net ProfitMargin(NPM)

Netprofit marginadalahmerupakan ratioantara lababersih (netprofit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkandenganpenjualan. Semakintingginetprofitmargin, semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net ProfitMargin(NPM) dihitungsebagai berikut:

Net ProfitMargin(NPM) = x 100%

4) TotalAssetsTurnover

Totalassets turnovermenunjukkantingkatefisiensipenggunaan


(20)

tertentu.Semakintinggiratiototalassetsturnoverberartisemakintinggi efisiensi penggunaan seluruh aktivadidalam penghasilan perusahaan.

TotalAssets Turnoverdihitungsebagai berikut:

TotalAssets Turnover = x 1 kali

5) Return on Investment(ROI)

Returnoninvestmentatauyangseringjugadisebutdengan“returnon total assets

adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yangtersediadidalamperusahaan.Semakintinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.

Return on Investment(ROI) dihitungsebagai berikut:

Return On Investmen =

6) Tingkat Pengembalian Modal (ROE)

Returnon equitymerupakansuatu pengukurandari penghasilan (income) yangtersediabagipemilikperusahaan(baikpemegang sahambiasa maupunpemegangsahampreferen)atasmodalyangmerekainvestasikan

didalamperusahaan.Semakintinggireturnatau penghasilanyang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

Tingkat Pengembalian Modal (ROE)dihitungsebagai berikut:


(21)

7) TingkatPenghasilanBagiPemegangSahamBiasa(ReturnonCommon StockEquity)

Returnoncommonstockquityinimenyangkuttingkatpenghasilanatau

returnyangdiperoleh atas nilai buku saham biasa.

Return on common stockquitydihitungsebagai berikut:

Return on common stockquity =

8) Pendapatan perLembar Saham Biasa(Earning per Shareatau EPS)

Padaumumnyamanajemenperusahaan,pemegang sahambiasadancalon pemegang sahamsangattertarikakanEarningperShare(EPS),karenahal

inimenggambarkanjumlahrupiahyang diperolehuntuksetiaplembar sahambiasa.Paracalonpemegangsahamtertarikdengan earningper shareyang besar,karenahalinimerupakansalahsatuindikator keberhasilan suatu perusahaan.

Earning per Share (EPS) dapat dihitungsebagai berikut:

EPS = x Rp. 1,00

9) Deviden perLembarSaham (Deviden per Share)

Deviden perSharemenggambarkanberapa jumlahpendapatan per lembar saham(EPS)yangakandidistribusikan.Penghitungannyaadalahsebagai berikut:

Deviden Per Share = x Rp. 1,00


(22)

Book ValueperSharemenunjukkansuatu“approximatevalue” atau perkiraan nilai (tidak pasti) dari setiap lembar saham biasa yang didasarkan atas asumsibahwaassetsperusahaandapatdilikuidir menurut nilaibukunya.Nilaibukuyangdimaksuddisiniadalahnilaiakunting, yaitunilaiyang dicatat berdasarkansistemakuntansidannampakdidalam neracaperusahaan.

Nilai buku per saham dihitungsebagai berikut:

Book Value Per Share = x Rp 1,00

2.1.1.2 PengertianTingkat Pengembalian Modal (ROE)

Return on equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak digunakanuntukmengukur kinerja perusahaan,khususnya menyangkut profitabilitasperusahaan. ROE untukmengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkanlabaatasmodalnyasendiri.ROEadalahperbandinganantara laba bersihperusahaandenganekuitasyangdimilikiolehperusahaan(Dharmastuti,

2004).ROEmerupakanrasioyangdigunakanuntukmengukurseberapabanyak

keuntunganyang menjadihakpemilikmodalsendiri(saham).ROEadalahrasio yang memberikaninformasikepadapara investortentang seberapabesartingkat pengembalianmodal dariperusahaanyangberasaldarikinerja perusahaan menghasilkanlaba.Semakinbesar nilaiROE maka tingkat pengembalianyang diharapkaninvestorjuga besar.SemakinbesarnilaiROEmaka perusahaan dianggap semakin menguntungkan olehsebab ituinvestorkemungkinan akan


(23)

penawaran di pasar sekunder terdorong naik (Chastina Yolana dan Dwi Martani, 2005).

MenurutChrisna(2011:34)kenaikanTingkat Pengembalian Modalbiasanya diikutioleh kenaikan hargasahamperusahaantersebut. SemakintinggiROEberartisemakin baikkinerjaperusahaan dalam mengelolamodalnyauntukmenghasilkan keuntunganbagi pemegangsaham.Dapatdikatakan bahwa perusahaantersebut dapatmenggunakanmodaldaripemegang sahamsecaraefektifdanefisienuntuk memperoleh laba.

2.1.2 Rasio Likuiditas

Neveu(1985)dan Sutrisno (2003)berpendapatbahwarasiolikuiditas

merupakanrasiokeuanganyang mengukurkemampuanperusahaanuntuk membayarkewajibanjangka pendeknya padasaatjatuhtempo.Rasioini mengasumsikanbahwaaktivalancarmerupakansumberuang utamauntuk memenuhikewajibanjangkapanjangnya.Rasio-rasioyang termasukrasio likuiditas adalah:

1) Rasio Lancar

Rasio Lancarmerupakanperbandinganantara jumlahaktiva lancar dengan hutang lancar(Munawir,1979). Pemberipinjamanumumnya mengharuskanRasio Lancarperusahaanpadanilai2.0ataulebihsebagai syarat untuk memperoleh atau melanjutkan pinjaman (Neveu, 1985) dalamMeythi (2011).


(24)

Rasio Lancar =

2) QuickRatio

Quickratiosering disebutacid-testratiomerupakanperbandinganaktiva lancar(tanpapersediaan)terhadaphutang lancar(Munawir,1979).Quick ratiomengukur kemampuanperusahaanmembayar kewajibanjangka pendeknya dengan mengubahaktivayang palinglikuidmenjadiuangkas. Standarquick ratioharussamadenganataulebihdari1,0(Neveu,1985) dalamMeythi (2011). 3) Cash Ratio

Cashratioadalahrasioyang membandingkanantara kasdanaktivalancar yang bisasegeramenjadiuang kasdenganhutang lancar.Aktivalancar yang bisasegeramenjadiuangkasadalahefekatausuratberharga (Sutrisno, 2003).

2.1.2.1 PengertianRasio Lancar(CR)

Rasio Lancarmerupakanrasiolikuiditas yangdigunakan sebagaialat ukur menentukankemampuan perusahaandalammemenuhikewajibanjangka pendeknya.SemakinbesarCRyang dimilikimenunjukkanbesarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangatpenting untukmenjagakinerja perusahaanyang pada akhirnya mempengaruhi hargasaham.

MenurutHorne (2005:206) rasiolancar adalah untukmenghitung kemampuan perusahaandalam membayar kewajiban jangkapendek dengan aktiva lancaryang tersedia.Rasio Lancarmenunjukkankemampuanperusahaanuntuk melunasikewajibanjangka pendeknyadariaktivalancarnya.Rasioinidihitung


(25)

denganmembagiaktivalancar dengankewajibanjangka pendeknya.Likuiditas jangkapendekinipenting karenabiasamengakibatkanperusahaan bangkrut. Dalammelihatrasiolancar,analisisjuga harusmemperhatikankondisidan lingkunganperusahaan sepertirencanamanajemen,sektorindustri,dankondisi ekonomimakrosecaraumum(Darsonodan Ashari,2005: 53).Rumusyang

digunakanuntukmenghitung Rasio Lancar(CR)

menurutSyamsuddin(2009:43)adalah sebagai berikut:

Rasio Lancar=

Halyangpalingpenting dalammengukur rasiomodalkerja (rasio likuiditas)bukanlahpadabesarkecilnyaperbedaanaktivalancardenganhutang jangka pendek,melainkanharus dilihatpada hubungannyaatau perbandingannya yang mencerminkan kemampuan mengembalikan hutang. Current ratio yang tinggimungkinmenunjukkanadanyauang kasyang berlebihandibandingkan dengantingkatkebutuhanatau adanya unsur aktiva lancaryangrendah likuiditasnya(sepertipersediaan)yang berlebihan.Rasio Lancaryangtinggi tersebutmemang baikdarisudutpandang kreditor,namundarisudutpandang investor, halinikurangmenguntungkankarena aktiva lancartidakdidayagunakan denganefektif.SebaliknyaRasio Lancaryangrendahrelatiflebihriskan,tetapi

menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif (Djarwanto, 2004:150).


(26)

2.1.3 Harga Saham 2.1.3.1 Saham

Menurut Sutrisno (2003)sahammerupakan buktikepemilikan perusahaan ataupenyertaanpadaperusahaanyang berbentukperseroanterbatas(PT). Pemilik sahamakanmenerima penghasilandalambentukdividendandivideniniakan dibagikankepada pemegangsahamapabilaperusahaanmemperolehkeuntungan. Berbedadenganpenghasilanbungayang mudahdihitung, maka labayang diperolehperusahaansulitdiukurpotensinya.Olehkarena itu,sahammerupakan sekuritasyangmemberikan penghasilanyangtidak tetap.

Selain penghasilan berupa dividen, keuntungan yang diharapkan pemegang sahamadalahselisihhargasaham.Bilahargajualsahamlebihtinggi dibanding denganhargabelinya,makainvestorakanmemperolehcapitalgain, tetapibilaharga jualnyalebihrendahdibanding dengan hargabelisaham,investor akanmendapatkancapitalloss.Risikoyang dihadapiinvestordengankepemilikan sahamnyaadalah(Sunariyah, 2004):

a. Tidak mendapat dividen b. Capital loss

c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi d. Saham di-delistdari bursa (delisting)

2.1.3.2 Pengertian Harga Saham


(27)

sahamyangberlakudalampasarsaatinidibursaefek.

MenurutJogiyanto(2008:143)hargasahamadalahhargayang

terjadidipasarbursapadasaattertentuyang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran sahamyang bersangkutandipasarmodal.

MenurutSuadHusnan danEnny

Pudjiastuti(2004:151)hargasahammerupakannilaisekarang (presentvalue)

daripenghasilan-penghasilanyang akanditerimaolehpemodaldimasayangakan datang.Dapatdisimpulkanhargasahamadalahhargaselembarsahamyang terjadi padasaat tertentuyangditentukan oleh permintaandan penawaran di pasarmodal.

MenurutAnoraga danPakarti(2003:58),harga pasar merupakanharga darisuatusahampadapasaryang sedang berlangsungataujikapasarsudah ditutup, makahargapasar adalah hargapenutupannya(closing price).

2.1.3.3 Jenis-JenisHarga Saham

MenurutSawidjiWidoatmojo(1996;46)dalamRosalina(2013)harga sahamdapatdibedakanmenjadi3(tiga)yaitu harga nominal,hargaperdana,dan hargapasar. Untuk lebihjelasnyamakaakan dijelaskansebagai berikut:

1)HargaNominal

Harganominalmerupakanhargayang tercantumdalamsertifikatsaham yang ditetapkanolehemitenuntukmenilaisetiaplembarsahamyang

dikeluarkan.Besarnyaharganominalmemberikanartipenting saham karenadeviden minimal biasanyaditetapkan berdasarkan nilai nominal.


(28)

2)HargaPerdana

Harga inimerupakanpada waktuharga sahamtersebutdicatatdibursa efek.Harga sahampadapasar perdana biasanya ditetapkanoleh penjamin emisi(underwriter) danemiten. Dengandemikianakandiketahuiberapa harga sahamemiten ituakandijualkepada masyarakatbiasanya untuk menentukan hargaperdana.

3)HargaPasar

Hargapasaradalah hargajual dari investoryangsatu dengan investoryang lama.Hargainiterjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.Transaksi disinitidaklagimelibatkanemiten daripenjaminemisiharga iniyang disebutsebagaihargadipasarsekunderdanhargainilahyang benar-benar mewakiliharga perusahaanpenerbitnya,karenapada transaksidipasar sekunder, kecilsekaliterjadinegosiasihargainvestordenganperusahaan penerbit.Hargayang setiapharidiumumkandisuratkabarataumedialain adalah hargapasar.

2.1.3.4 Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Harga Saham

Hargasahamdipasarmodalselalumengalamiperubahandariwaktuke waktu,perubahanhargasahamtersebutdipengaruhiolehbanyakhal,Alwi(2003:

87)berpendapatbahwasalah satufaktoryangmempengaruhipergerakanharga sahamadalahpengumumanlaporankeuanganperusahaan,sepertiperamalan laba sebelumakhirtahunfiskaldansetelahakhirtahunfiskal,EarningPerShare (EPS) dan

Dividen Per Share (DPS), price earning ratio, net profit margin


(29)

faktoryangmempengaruhiharga sahamyaitu Pertama,faktornonkeuanganyaitu misalnyaberupapergerakanhargatrensaham,yang biasanyadigunakanoleh investor untukpengambilan keputusanmembeliataupun menjualsaham.Kedua, faktorkeuanganberupainformasi-informasiyang terkandung dalamlaporan keuangan,misalnyaprofitabilitasdan rentabilitas.Informasikeuangan tersebut yang digunakanuntukmengukur kinerjaperusahaan dimanakinerjaperusahaan akan dijadikan acuan dari nilai saham dimatainvestor.

Faktor keuangandisinitermasuk rasio-rasioyangmerupakanukuran terhadap kinerja perusahaan. Ketiga, faktor eksternalmerupakanfaktor-faktor di luar faktordiatas,yaituhal-halyang terjadi diluarperusahaansepertikenaikan tingkatsukubungayangmengakibatkanketidakpastianpasar,terjadinyainflasi

dandeflasiyang mengakibatkanketidakpastiandayabelimasyarakat,keadaan keamanan suatunegara,kebijakanpemerintah dan kondisi sosialpolitik.

2.1.3.5 Analisis Saham

a) AnalisisTeknikal

Analisisteknikaladalahmetode untukmemprediksipergerakanhargadan trenpasar dimasa depanmelaluistudigrafikhistorisdenganpertimbanganharga dan volumeperdagangan(Sunariyah, 2004:168).

b) AnalisisFundamental 1) AnalisisEkonomi

Analisisekonomiadalahsalah satudaritigaanalisisyangperludilakukan investor dalampenentuankeputusaninvestasinya.Analisisekonomiperlu


(30)

dilakukankarenakecenderunganadanyahubunganyang kuatantaraapa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal

(Tandelilin, 2008: 210). 2) AnalisisIndustri.

Analisisindustrimerupakantahappentingyangperludilakukaninvestor

karenaanalisistersebutdapatmembantuinvestor dalam mengidentifikasikanpeluang-peluang investasidalamindustriyang mempunyaikarakteristik risiko dan returnyang menguntungkaninvestor. Analisisindustridiperlukanuntukmemilihindustriyang memilikiprospek yangmenguntungkan.

3) Analisis Perusahaan

Tahapananalisisperusahaan bertujuan untukmengetahui perusahaanyang palingberprospek dan palingmenguntungkan

2.1.4 Penelitian Terdahulu

1.Meythi(2011)JurnalBisnisManajemendanEkonomi,Vol.10, No. 2 (2011).

PenelitianiniberjudulPengaruhLikuiditas dan Profitabilitas TerhadapHarga SahamPerusahaanManufakturyang TerdaftardiBursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini secara simultan, likuiditas dan

profitabilitasberpengaruhsignifikanterhadap harga sahamperusahaan manufaktur. Current Ratio dan Earnings Per Share (EPS) secara bersama-samadapatberpengaruhterhadapharga saham karena investor akanmenggunakansebanyakmungkininformasiyangada sebagaibahan


(31)

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan demikian campuran atau kombinasidari rasiokeuangan akan lebih mempengaruhi keputusan investor dan akan mempengaruhi hargasaham.

2.DaniartoRaharjo,DulMuid(2013) DiponegoroJournalOfAccounting

Vol.2,No.2(2013). PenelitianiniberjudulAnalisisPengaruhFaktor- FaktorFundamentalRasioKeuanganTerhadapPerubahanHarga Saham. Hasilpenelitianinisecara simultandenganmenggunakansemuavariabel independenyaituROE,ROA,DER, CR, EPS dan BVSmenunjukkan pengaruh positif dansignifikanterhadapperubahanharga saham.Hasil pengujian datasecara parsialdenganujistatistikt,menunjukkanbahwa variabelCRberpengaruhpositif dan signifikan terhadap perubahan harga saham,sedangkan variabelROE, ROA, DER, EPS dan BVStidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan hargasaham.

3.Christine DwiKaryaSusilawati(2012)JurnalAkuntansiVol.4,No.2 (2012). PenelitianiniberjudulAnalisis PerbandinganPengaruhLikuiditas, SolvabilitasdanProfitabilitasterhadapHargaSahampadaPerusahaanLQ

45.Hasilpenelitianinisesuai denganhasilpenelitiansebelumnya Nurmalasari (2009) mengenai"Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2005-2008" menunjukkan bahwa secara simultan variabelNPM,ROE, ROA,EPSberpengaruh signifikanterhadapharga saham.


(32)

Penelitianiniberjudul PengaruhCurrentRatio,ReturnOnEquityDan

TotalAssetTurn OverTerhadapDevidendPayoutRatioDanImplikasi Pada Harga Saham PerusahaanLQ 45.Hasilpenelitianinidisimpulkan bahwa tidakada pengaruhcurrentratiodanreturnonequityterhadap dividend payout ratio. Sedangkantotal assetturnover berpengaruh terhadap dividend payoutratio.

5.Lia Rosalina (2013) Jurnal Publikasi Ilmiah Vol. 1, No. 1 (2013).

Penelitianiniberjudul Pengaruh RasioProfitabilitasTerhadapHarga SahamPada SektorIndustriBarangKonsumsiYang TerdaftarDi BEI. Hasilpenelitian ini mengindikasikanbahwasemakin tingggitingkat profitabilitasmaka nilaiperusahaanjugaakansemakintinggi.Haliniakan

diikutipuladenganpeningkatanhargasahamyang akanmemberikan keuntungan bagi suatu perusahaan.

6.MeilindaHaryuningputri,Endang TriWidyarti(2012)Diponegoro

JournalOfManagementVol.1,No.2 (2012).Penelitianiniberjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Eva Terhadap Harga Saham Pada SektorIndustri Manufaktur Di Bei Tahun2007-2010. Hasilpenelitian ini menggunakan analisis regresi bahwa kelima variabel independenhanya 3 (tiga)variabelyangtidakberpengaruhsignifikanyaitureturnonasset,

returnon salesdaneconomic value addeddengan tingkatsignifikasi sebesar0,118,0,188dan0,392 sedangkan dua variabellainnyayaitu

returnonequitydanearningpershare sebesar 0,006dan0,001.Halini dikarenakannilaiSigtvariabellebihkecildaritingkatsignifikasisebesar 0,05 atau 5%.


(33)

14

ManufakturYang TercatatDiBursaEfekIndonesiaPeriode2006-2010. Hasilpenelitianinimenyatakan DividendperShare, ReturnonEquity dan Net

ProfitMarginberpengaruhpositif secarabersama-sama(simultan)

terhadapHarga SahamPerusahaanIndustriManufakturyang Tercatatdi BursaEfekIndonesiaPeriode2006-2010,berartidengandemikiandapat

dikatakanbahwasemakintinggi DividendperShare, ReturnonEquity

danNetProfitMarginmaka akansemakintinggipulaHargaSahamdan

sebaliknyaapabilanilaiDividend per Share, ReturnonEquitydanNet ProfitMarginsemakinrendahmakaHarga Sahamakansemakinrendah pula.

8.AchmadSyaifulSusanto(2012)JurnalAkuntansiUNESAVol.1,No.1 (2012).

PenelitianiniberjudulPengaruhLikuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas,DanUkuran PerusahaanTerhadapHarga Sahamperusahaan FarmasiDiBEI.Hasilpenelitianinibahwa secarasimultan(bersama- sama)variabel likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran perusahaanberpengaruhsignifikanterhadapharga pasar saham.Uji ANOVAmenunjukansignifikansipenelitian< 0,05(0,002< 0,05), sehingga menunjukanadanya pengaruh likuiditas(CR),profitabilitas (ROA), solvabilitas(DER), dan ukuran perusahaan (Totalaktiva) secara serentak terhadap harga saham. Secara parsial (individu) variabel likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, tidak mempunyai pengaruh pada hargapasar


(34)

saham sektorindustri farmasi.

9.Rowland Bismark Fernando Pasaribu (2008) Jurnal Ekonomi Dan BisnisVol.2,No.2(2008). PenelitianiniberjudulPengaruh Variabel FundamentalTerhadapHarga SahamPerusahaanGoPublicDiBursa Efek Indonesia (BEI)Periode2003-2006.Hasil penelitian inisecara simultan dan parsial, pertumbuhan, profitabilitas,posisileverage,likuiditas, dan efisiensiperusahaanberpengaruh signifikanterhadapharga sahamdi delapan industri.Temuan lainnyaadalahearning per share(EPS) merupakanvariabelyang memilikipengaruhdominan padaenam industri, sedangkanprofitabilitas(SALCA) hanya dominanpada industripertanian, sementara likuiditas (CashTA) berpengaruh dominan pada industri properti dan real estate.


(35)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul HasilPenelitian Persamaan Perbedaan

1.Meyth i (2011) Pengaruh Likuiditasdan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufakturyang TerdaftardiBursa EfekIndonesia Secara simultan, likuiditas dan profitabilita s berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Current Ratiodan

Earnings Per Share (EPS) secara Meneliti pengaruh Likuiditas dan Profitabilita s terhadap harga saham Meneliti Tingkat Pengembali an Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap harga saham 2.Daniarto Raharjo, DulMuid (2013) Analisis Pengaruh Faktor- Faktor Fundamental RasioKeuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Bahwa secara simultansemu a variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen Meneliti Rasio Keuangan terhadap harga saham Meneliti Tingkat Pengembali an Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap harga saham 3.Christine DwiKarya Susilawati (2012) Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitasdan Profitabilitas terhadapHarga Sahampada Perusahaan LQ 45 Variabelyangpaling berpengaruh terhadap harga sahamLQ45 adalah profitabilitas dengan indikatorROA (Return onAsset)

Meneliti Pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap harga saham Meneliti Tingkat Pengembali an Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap harga saham


(36)

4.Tita Deitiana (2013)

PengaruhCurrent Ratio,Return on EquitydanTotal AssetTurnover

Terhadap

Devidend

Payout Ratiodan ImplikasiPada Harga Saham Perusahaan

Tidakadapengaruh

currentratio,total asset turn overdan

dividendpayoutrati o terhadapharga saham. Sedangkan ROE berpengaruh terhadapharga saham Meneliti Pengaruh Rasio LancardanR eturn on Equity terhadap harga saham Meneliti Tingkat Pengembali an Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap harga saham

2.2 Kerangka Pemikiran

Bagi investor, pasar modal merupakan sarana untuk memperbanyak pilihan investasinya. Sebelum keputusan investasi, investor harus memperoleh informasi yang jelas dan wajar tentang kondisi perusahaan.

Informasi yang dibutuhkan salah satunya adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba perusahaan yang menunjukan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Kinerja perusahaan merupakan pengukuran prestasi yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektifitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan.

Rasio keuangan yang dihasilkan dari laporan keuangan merupakan faktor fundamental perusahaan. Rasio keuangan ini digunakan untuk melakukan analisis fundamental. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Harahap (2006:297). Rasio keuangan tersebut dapat digunakan oleh investor sebagai alat untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Nilai saham perusahaan tercermin dalam kinerja


(37)

perusahaan, apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik maka sahamnya akan diminati oleh investor dan harganya meningkat. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kinerja keuangan perusahaan dengan harga sahamnya

2.2.1 Keterkaitan Antar Variable

2.2.1.1 Pengaruh antara Tingkat Pengembalian Modal (ROE) Terhadap

Harga Saham

Tingkat Pengembalian Modal (ROE) adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham. Informasi peningkatan ROE akan diterima pasar sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham meningkat sehingga harganya pun akan naik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Nurfadillah (2011) yang menemukan bahwa ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain. Angka ini juga secara efektif dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal dari berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda Wild, dkk (2005: 63). Pada pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uangnya, dan


(38)

rasio ini menunjukkan seberapa besar pengembalian tersebut. Semakin besar rasio ini dapat mempengaruhi minat investor untuk melakukan pembelian saham. Hasil penelitian Susilawati (2005) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham

2.2.1.2 Pengaruh antara Rasio Lancar (CR) Terhadap Harga Saham

Rasio Lancar (CR) merupakan rasio likuiditas yang digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar CR yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan pada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan harga saham. Namun ternyata ada kenyataan bahwa harga saham yang meningkat disaat nilai CR menurun. Penelitian mengenai Rasio Lancar pernah dilakukan oleh Nirawati dan Ichsan (2009) meneliti pada perusahaan properti yang publik di BEI mendapatkan hasil bahwa Rasio Lancar memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan jika Rasio Lancar perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan harga saham perusahaan yang bersangkutan.

2.2.1.3 Pengaruh Antara (Tingkat Pengembalian Modal) Dan Likuiditas (Rasio Lancar)


(39)

Veithzel Rivai, Permata Veithzel dan Ferry N. Idroes (2007:723) menyatakan bahwa “semakin tinggi Likuiditas (Rasio Lancar), maka semakin tinggi pula sisi Profitabilitas (Tingkat Pengembalian Modal) perusahaan tersebut, namun akan berpengaruh dalam meningkatkan profitabilitas (Tingkat Pengembalian Modal) perusahaan. Hal ini dikarenakan likuiditias (Rasio Lancar)

yang merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya yang merupakan arus keluar kas bagi perusahaan akan mengurangi tingkat laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

2.2.1.4 Pengaruh antara Tingkat Pengembalian Modal (ROE) Dan Rasio

Lancar (CR) Terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil penelitian Suryani (2007) dengan menggunakan variabel terikat meliputi Rasio Lancar, ROE, dan EPS menunjukkan bahwa faktor fundamental berupa Rasio Lancar, ROE, dan EPS mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian Achmad Syaiful (2012) bahwa return on equity, debt to equity ratio, Rasio Lancar dan total aktiva secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.

Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penulis mengenai pengaruh Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Rasio Lancar (CR) terhadap harga saham :


(40)

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 2.3. Hipotesis

Tingkat Pengembalian

-Laba bersih sesudah pajak

-Modal sendiri

Syamsudin (2009;59)

Rasio Lancar (X2)

-Current Asset

-Current Liabilities

Home (2005:206)

Harga Saham (Y)

-Harga Saham Penutupan/Closing Price

Anoaraga dan Pakarti

(2003;58)

Rivai,Permata dan Fery (2007:2003)

Achmad Syaiful

(2012)

Nirawati & ichsan (2009) Nurfadillah (2011)


(41)

Menurut Sugiyono (2012:99), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis sebagai pendugaan jawaban sementara untuk masalah penelitian, yang selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka hipotesis ini sebagai berikut:

1. Tingkat Pengembalian Modal berpengaruh positif terhadap harga saham. 2. Rasio Lancar berpengaruh positif terhadap harga saham.

3. Tingkat Pengembalian Modal berpengaruh positif terhadap Rasio Lancar Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio Lancar berpengaruh terhadap harga saham secara Parsial & simultan


(42)

38

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan.

Menurut Husein Umar (2005: 303) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.”

Berdasarkan pengertian di atas objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar (Current Ratio) dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Metode penelitan menurut Umi Narimawati (2008: 127) adalah:

“Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.”

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat


(43)

digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat kebenaran atas data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kondisi Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar (CurrentRatio) dan Harga Saham.

Menurut Sugiyono (2010: 14) pengertian metode deskriptif

adalahsebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.”

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, sesuai dengan rumusan masalah, maka diperoleh deskripsi mengenai:

1) Deskriptif Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity) pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

2) Deskriptif Rasio Lancar (Current Ratio) pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

3) Deskriptif Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008: 21) pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut:


(44)

analisis statistik.”

Dalam penelitian ini, metode penelitian verifikatif digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh Tingkat pengembalian modal (ROE) dan Rasio lancar (CR) terhadap Harga Saham di perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013.

Dengan menggunakan metode penelitian, maka akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel-variabel yang diteliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian yang baik harus didahului oleh perencanaan penelitian agar penelitian berjalan dengan lancar. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Iqbal (2004:24) :

”Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

Menurut Jonathan Sarwono (2006: 27) bahwa :

“Desain penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan

pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Dalam ilmu-ilmu sosial penelitian Adapun langkah-langkah desain penelitian yang ditempuh oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: terdiri dari penelitian


(45)

penjajakan, penelitian penjelasan (explanatory), dan penelitian deskriftif verifikatif (descriftive verificative)”.

Adapun langkah-langkah desain penelitian yang ditempuh oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan permasalahan yang terjadi mengenai Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar (CurrentRatio) dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di BursaEfek Indonesia.

2. Mengumpulkan data-data mengenai Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar (Current Ratio) dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

3. Melakukan studi literatur untuk memperoleh referensi teori-teori mengenai Tingkat Pengembalian Modal (Return on Equity), Rasio Lancar (Current Ratio) dan Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

4. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.

5. Mengidentifikasi, memberi nama variabel-variabel dan membuat definisi operasional dari masing-masing variabel.

6. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan media komputer.


(46)

8. Menyusun laporan hasil penelitian.

Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan seperti dibawah ini::

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X1 = Tingkat Pengembalian Modal X2 = Rasio Lancar

Y = Harga Saham

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Umi Narimawati (2007 : 61) Operasionalisasi Variabel adalah:

“Proses penguraian variabel penelitian kedalam sub variabel, dimensi,

indikator sub variable, dan pengukuran.Adapun syarat penguraian operasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu

Tingkat Pengembalian Modal (X1)

Rasio Lancar(X2)

Harga Saham(Y)


(47)

dilakukan analisis faktor”.

Menurut Sugiyono (2006 : 31) Variabel penelitian adalah :

“Suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Untuk menguji hipotesis yang peneliti ajukan terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable (X)

Pengertian variabel independent menurut Sugiyono (2010: 39) yaitu: “Variabel independent merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulasi, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent.”

2. Variabel Terikat (Dependen Variable(Y))

Pengertian varibel dependent menurut Sugiyono (2010: 33) yaitu:

“Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut penjelasan mengenai rasio:


(48)

Menurut Moh. Nazir (2003: 132) adalah sebagai berikut:

“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.” Dalam skala rasio ini, angka nol memiliki makna sehingga angka noldalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam penghitungan dan pengukuranterhadap objek yang diteliti.

Adapun tabel operasional sesuai dengan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:


(49)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep/ Indikator Ukuran Skala Sumber

Variabel

Return on equity Return on Equity

merupakan suatu Laba Bersihsetelah % Rasio •Laporan

pengukuran dari Pajak Keuangan

penghasilan Modal Sendiri

(income) yang •Laporan

tersedia bagi IDX

Tingkat pemilik Laba Bersih Stlh Pajak

pengembali perusahaan (baik ROE = •Laporan

an modal pemegang saham Modal Sendiri Laba

(Return On biasa maupun Rugi

Equity) pemegang saham

(Variabel preferen) atas • Neraca

X1) modal yang

mereka investasikan di dalam perusahaan. Syamsuddin (2009: 59)

Rasio lancar Current Ratio

adalah untuk Aktiva Lancar % Rasio •Laporan

menghitung Hutang Lancar Keuangan

kemampuan

perusahaan Current Asset •Laporan

dalam IDX

Rasio CR =

lancar membayar Current Liabilities

kewajiban •Laporan

(Current

Ratio) jangka pendek Laba

(variabel dengan aktiva Rugi

X2) lancar yang Syamsuddin (2009: 43)

tersedia. • Neraca

Horne (2005:

206)

Harga pasar

Harga merupakan Rp Rasio •Laporan

Saham harga dari suatu

Closing Price Keuangan

(Variabel saham pada

Y) pasar yang •Laporan

Sedang Berlangsung

Anoraga danPakarti(20


(50)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukan nilai terhadap variabel yang diwakilinya. Data kuantitatif digunakan untuk mengevaluasi peristiwa dari balik data tersebut. Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari mempelajari literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diangkat dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2010: 137), sumber data sekunder adalah sebagaiberikut:

“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”

Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah data sekunder, dimana datanya sudah tersedia dan tidak perlu diubah lagi. Data-data ini merupakan data yang berhubungan secara langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber dari laporan keuangan perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(51)

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Sugiyono (2013:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian diatas yang menjadi sasaran populasi dalam penelitian ini adalah sumber data keuangan tahunan pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai 2014 (Oktober) sebanyak 5 perusahaan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013;118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas sampel dari penelitian ini adalah:

a. Data yang diambil merupakan data laporan keuantan tahunan yang diambil dari 5 perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

b. Data yang diambil yaitu 6 tahun dari tahun 2008 sampai 2013.

c. Jumlah sampel yang diambil 30data cukup untuk melakukan penelitian tersebut.

Kesimpulannya, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 5 perusahaan Telekomunikasi (data cross section) dengan periode laporan


(52)

keuangan selama 6 tahun ( data time series). Total keseluruhan data yang dijadikan sampel adalah 30 buah data (pool data)

3. Teknik Sampling

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat.

Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono (2009: 81) merupakan teknik pengambilan sampel.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik

purposive sampling. MenurutUmi Narimawati (2008:79)bahwa :

" Purposive sampling merupakan jenis sampling yang diterima untuk situasi-situasi khusus”.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan Telekomunikasi yang memberikan pengembalian investasi kepada pemegang saham pada periode awal pengamatan.

2. Perusahaan Telekomunikasi yang sudah go public pada awal periode pengamatan dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.

3. Data yang diambil merupakan laporan keuangan hasil audit dan di publikasikan.

4. Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Perusahaan Telekomunikasi yang memiliki data lengkap mengenai


(53)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Teknik studi kepustakaan (library research) dimana penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Kepustakaan ini juga dimaksudkan sebagai landasan bagi analisis dan rumusan teori atau informasi yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan, sehingga penelitian ini mempunyai landasan teori yang kuat.Studi literatur tersebut di dapat dari berbagai sumber antara lain yaitu, sebagai berikut:

a. Skripsi dan Tesis di berbagai tempat. b. Berbagai jurnal- jurnal.

c. Media internet seperti website-website terkait dengan objek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengakses websiteIndonesia Stock Exchange (IDX) melalui internet dengan alamathttp://www.idx.co.id. 2. Observasi Non Sistematis , yaitu penelitian dilakukan secara tidak

langsung ke perusahaan tetapi melalui pencarian secara online (Browsing) untuk memperoleh laporan keuangan.


(54)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

a. Analisis Deskriptif dengan Pendekatan Kualitatif

Penulis dalam menyusun usulan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana data tersebut diperoleh dan dianalisa dengan dasar teori yang ada sekarang sehingga dapat memberikan suatu gambaran yang cukup jelas. Selanjutnya diteliti lalu diambil suatu kesimpulan dari hasil analisis tersebut dengan menggunakan pendekatan kualitatif sehingga dapat diketahui seberapa erat hubungan antara variable X1,X2 dan Y.

1) Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 29)

sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 1, 2, dan 3, yaitu mengetahui Tingkat pengembalian modal (ROE), Rasio lancar (CR) dan Harga Saham (Closing Price) pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu dengan cara membandingkan selisih perkembangan tahun dasar dengan perkembangan tahun berikutnya dibandingkan dengan perkembangan tahun dasar kemudian dikalikan 100%, lalu diuraikan ke dalam grafik, tabel atau diagram, dengan rumus :


(55)

Keterangan :

P0 = Perkembangan tahun berikutnya P1 = Perkembangan dasar

a) Tingkat Pengembalian Modal (ROE)

Menurut Syamsuddin (2009: 59) Tingkat Pengembalian

Modalmerupakan suatupengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

Rumus:

Perkembangan =

x 100%


(56)

b) Rasio Lancar(CR)

Menurut Horne (2005: 206) Rasio lancar adalah untuk

menghitungkemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia.

Rumus:

c) Harga Saham (Closing Price)

Menurut Anoraga dan Pakarti (2003: 58) Harga pasar

merupakanharga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price). Rumus:

Harga Pasar saham yang terjadi pada saat akhir bursa / Closing Price

2) Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent

(Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Untuk penelitian ini penulis akan mengambil data laporan keuangan.


(57)

Sedangkan data yang telah berhasil dikumpulkan diolah dan dianalisa dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut:

1. Analisis Jalur (Path Analysis)

Bambang Riyanto (2012:297)menyatakan bahwa: “analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/reciprocal).”

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259) mengemukakan bahwa:

Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat.Tujuanya adalah menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa path analysis merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung atau tidak langsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen. Peneliti menggunakan analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio Lancar terhadap Harga Saham.


(58)

Pyx1 Ɛ2

Px1x2

Ɛ1

Pyx2

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur

Keterangan :

Y = Harga Saham X2 = Rasio Lancar

X1 = Tingkat Pengembalian Modal

PX1X2 = Koefisien jalur Tingkat Pengembalian Modal terhadap Rasio Lancar PYX1 = Koefisien jalur Tingkat Pengembalian Modal s terhadap Harga Saham PYX2 = Koefisien jalur Rasio Lancarterhadap Harga Saham

= Pengaruh faktor lain

Diagram jalur seperti terlihat pada gambar 3.2 diatas dapat diformulasikan kedalam 2 bentuk persamaan struktural sebagai berikut:

Persamaan Jalur Sub Struktur Pertama

Persamaan Jalur Sub Struktur Kedua

X1

X2


(59)

Dari data ketiga variabel yang diteliti, untuk memudahkan perhitungan terlebih dahulu di hitung koefisien korelasi antar variabel.Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel.Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara independent variabel dengan dependent variabel. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara independent variabel dengan dependent variabel selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah dan kuatnya hubungan antar variabel.Arah dinyatakan dalam positif dan negatif, sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≤ 1 apabila :

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Interprestasi dari nilai koefisien korelasi adalah sebagai berikut :

a. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika independent variabel naik, maka

dependent variabel turun, dan jika variabel independent variabel turun, maka

dependent variabel naik).

b. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan yang kuat antara


(60)

independent variabel naik, maka dependent variabel naik, dan jika independent variabel turun, maka dependent variabel turun).

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tabel Tingkat Keeratan Korelasi

Sumber: Syahri Alhusin dalam Umi Narimawati (2010:50)

Data yang dibutuhkan untuk perhitungan koefisien korelasi dapat dilihat pada (Lampiran Data Perhitungan Analisis Jalur), melalui data tersebut koefisien korelasi diantara ketiga variabel dihitung menggunakan rumus berikut:

1. Untuk menghitung koefisien korelasi antara Tingkat Pengembalian Modal (X1) dengan Rasio Lancar (X2).

2. Untuk menghitung koefisien korelasi antara Tingkat Pengembalian Modal (X1) dengan Harga Saham (Y).

0 – 0.20 Sangat rendah (hampir tidak ada hubungan 0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang 0.61 – 0.80 Cukup tinggi 0.81 – 1.00 Korelasi tinggi


(61)

3. Untuk menghitung koefisien korelasi antara Rasio Lancar (X2) dengan Harga Saham (Y).

a) Perhitungan Jalur Pada Sub Struktur Pertama

Pada sub struktur yang pertama variabel Rasio Lancar berperan sebagai variabel independen dan Tingkat Pengembalian Modal sebagai variabel dependen. Selanjutnya untuk menguji pengaruh Tingkat Pengembalian Modalterhadap Harga Saham dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menghitung Koefisien Jalur

Karena variabel independen hanya satu, yaitu variabel (Rasio Lancar), maka nilai koefisien korelasi sekaligus menjadi koefisien jalur.

Dimana koefisien korelasi diperoleh menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:


(62)

Koefisien determinasi diperoleh dari mangkuadratkan nilai koefisien jalur, jadi koefisien determinasi budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Px1x2

Ɛ1

Gambar 3.3

Koefisien Jalur Sub-Struktur Pertama

Berdasarkan gambar diatas dapat dibuat bentuk persamaan jalur sebagai berikut:

b) Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Kedua

Pada analisis jalur,Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio Lancar berfungsi sebagai variabel eksogen (sebab) dan Harga Saham sebagai variabel endogen (akibat). Selanjutnya untuk menguji pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio Lancar terhadap Harga Saham dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

X2

X1


(63)

1) Menyusun matriks korelasi antar variabel

X1 X2

2) Hitung invers dari matriks korelasi antara variabel Tingkat

Pengembalian Modal dan Rasio Lancar.

3) Hitung koefisien korelasi antara variabel Tingkat Pengembalian

Modal dan Rasio Lancar dengan Harga Saham. Y

4) Untuk memperoleh koefisien jalur, kalikan invers dari matriks

korelasi terhadap matriks korelasi variabel sebab dengan variabel akibat.


(64)

Besarnya pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Rasio Lancar secara bersama-sama (simultan) terhadap Harga Saham yang dikenal dengan koefisien determinasi.Koefisien determinasi didapat dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel eksogen dengan kualitas informasi.

6) Menghitung Pengaruh Parsial.

Setelah dilakukan perhitungan koefisien jalur untuk substurktur kedua, maka selanjutnya dilakukan perhitungan besar pengaruh masing-masing variabel X1, X2 dan Y sebagai berikut:

Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y :

Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung = PYX1 × PYX1 = ………… Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y =PYX1 × rX1X1 × PYX1 =………….+

Pengaruh Total .…………

Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y :

Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung = PYX2 × PYX2 = ………….. Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y =PYX2 × rX2X2 × PYX2 = …………..+ Pengaruh Total


(65)

3.2.5.2.Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0)

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha)

menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Tingkat Pengembalian Modal (X1) dan Rasio Lancar (X2) terhadap Harga Saham(Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penetapan Hipotesis

Ho1: ρyx1.≤ ρyx2 Tingkat Pengembalian Modalmemiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Rasio Lancar

Ha1 : ρyx1>ρyx2 Tingkat Pengembalian Modalmemiliki pengaruh signifikan terhadap Rasio Lancar

Ho2= ρyx1.ρyx2≤0 Tingkat Pengembalian Modaldan Rasio Lancar secara simultan memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham

Ha2= ρyx1.ρyx2> 0 Tingkat Pengembalian ModaldanRasio

Lancarsecara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Ho3: ρyx1≤0 Tingkat Pengembalian Modalmemiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Harga Saham


(1)

101

Pada gambar diatas dapat dilihat nilai thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho, sehingga disimpulkan bahwa Tingkat Pengembalian Modal secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Daniarto Raharjo, Dul Muid (2013) yang menyatakan bahwa tingkat pengembalian modal (ROE) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

4.2.4.2 Pengujian Hipotesis Rasio Lancar Terhadap Harga Saham

Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari masing-masing variabel independen dengan variabel dependen adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

, tingkat pengembalian modal ( ) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham (Y)

, rasio lancar ( ) berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y) = 5%

Tabel 4.14

Pengujian Hipotesis secara parsial antara Rasio Lancar terhadap Harga Saham Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 ( Constant) 140,836 69,643 2,022 ,053

tingkat pengembalian modal -1,168 ,783 -,281 -1,492 ,147


(2)

102

a. Dependent Variable: harga saham

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil tersebut dibandingkan dengan nilai . diperoleh dari tingkat kepercayaan dengan taraf nyata = 0,05, dimana df = n-k-1 = 30-2-1 = 27. Maka t (0,05:27) = 2,052.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai variabel rasio lancar -0.548 dengan nilai signifikan 0.588. Karena nilai -0.548 lebih kecil dari 2.052 maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa rasio lancar memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan uji hipotesis dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan sebagai berikut :

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho

= -2,052 = -0,548 = 2,052

Gambar 4.5

Daerah penolakan dan penerimaan Ho antara rasio lancar terhadap harga


(3)

103

Pada gambar diatas dapat dilihat nilai thitung jatuh pada daerah penerimaan Ho, sehingga disimpulkan bahwa Rasio Lancar secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Harga Saham.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Meythi (2011) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama Lengkap : Yudhi Lianda Nama Penggilan : Kenna

Tempat Tanggal Lahir : Kuala Kapuas, 02-02-1993 Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jln. Cigadung Kaler II No 61 RT.04 RW.03 Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Bandung

No. Handphone : 082216664355 Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia Tinggi Badan : 172 cm Berat Badan : 50 Kg


(5)

Kesehatan : Baik

B. Pendidikan Formal

 Tk. Beringin II Palangka Raya  SD Negeri Palangka 31

 SMP Negeri 35 Bandung  SMA Negeri 19 Bandung  Universitas Komputer Indonesia

C. Pendidikan Informal

 Bimbingan belajar di Tridaya 2006-2007  Bimbingan belajar di Ganesha Operation 2007-2008  Bimbingan Belajar di Villa Merah 2009-2010  Toefl Preparation ITB 2015


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pengembalian Asset Dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal Dan Rasio Lancar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

0 5 123

Pengaruh Rasio Harga Produktif dan Tingkat Pengembalian Investasi Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013)

0 4 60

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Harga Saham pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 22 113

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset, Rasio Lancar Dan Rasio Hutang Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2009-2013

0 6 83

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Likuiditas Terhadap Pengembalian Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)

0 2 1

Pengaruh Rasio Lancar Dan Tingkat Pengembalian Investasi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode Tahun 2009-2013)

0 2 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (ROA) Dan Rasio Lancar (CR) Terhadap Keuntungan Saham Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode (2009-2014)

0 10 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Sektortelekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 4 1

Pengaruh Struktur Modal Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

4 44 128