Tuntutan dan Agenda Reformasi

Sejarah Indonesia 149 Di tengah maraknya aksi protes mahasiswa dan komponen masyarakat lainnya, pada tanggal 4 Mei 1998 pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik. Kebijakan yang diambil pemerintah bertentangan dengan tuntutan yang berkembang saat itu. Sehingga naiknya harga BBM dan tarif dasar listrik semakin memicu gerakan massa, karena kebijakan tersebut berdampak pula pada naiknya biaya angkutan dan barang kebutuhan lainnya. Dalam kondisi negara yang sedang mengalami krisis, Presiden Soeharto, Pada 9 Mei 1998, berangkat ke Kairo Mesir untuk menghadiri Konferensi G 15. Di dalam pesawat menjelang keberangkatannya Presiden Soeharto meminta masyarakat tenang dan memahami kenaikan harga BBM. Selain itu, ia menyerukan kepada lawan–lawan politiknya bahwa pasukan keamanan akan menangani dengan tegas setiap gangguan yang muncul. Meskipun demikian kerusuhan tetap tidak dapat dipadamkan dan gelombang protes dari berbagai kalangan komponen masyarakat terus berlangsung.

2. Tuntutan dan Agenda Reformasi

Sumber: Anhar Gonggong dan Musa Asy’arie, 2005 Gambar 5.2 Aksi Mahasiswa Menduduki Gedung MPRDPR pada tahun 1998 Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk atau perilaku suatu tatanan, karena tatanan tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman, baik karena tidak eisien maupun tidak bersih dan tidak demokratis. “Reformasi atau mati”. Demikian tuntutan yang torehkan oleh para aktivis mahasiswa pada spanduk-spanduk yang terpampang di kampus mereka, atau yang mereka teriakan saat melakukan aksi protes melalui kegiatan unjuk rasa pada akhir April 1998. Tuntutan tersebut menggambarkan sebuah titik kulminasi dari gerakan aksi protes yang tumbuh di lingkungan kampus secara nasional sejak awal tahun 1998. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan tekanan agar pemerintah mengadakan perubahan politik yang berarti, melalui pelaksanaan reformasi secara total. Di unduh dari : Bukupaket.com 150 Kelas XII SMAMA Kemunculan gerakan reformasi dilatarbelakangi terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Gerakan ini pada awalnya hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus besar. Namun mahasiswa akhirnya harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan respon dari pemerintah. Gerakan Reformasi tahun 1998 mempunyai enam agenda yaitu: 1. Suksesi kepemimpinan nasional 2. Amendemen UUD 1945 3. Pemberantasan KKN 4. Penghapusan dwifungsi ABRI 5. Penegakan supremasi hukum, 6. Pelaksanaan otonomi daerah Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Berikut ini kronologi beberapa peristiwa penting selama gerakan reformasi yang memuncak pada tahun 1998. Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 1998 direncanakan oleh gerakan mahasiswa sebagai momen Hari Reformasi Nasional. Namun ledakan kerusuhan terjadi lebih awal dan di luar dugaan. Pada tanggal 12 Mei 1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka adalah Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana, dan Haidhin Royan. Mereka tertembak ketika ribuan mahasiswa Trisakti dan lainnya baru memasuki kampusnya setelah melakukan demostrasi di gedung MPR. Penembakan aparat di Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta dan Solo. Kondisi ini memaksa Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir. Sementara itu, mulai tanggal 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas. Bahkan, para demonstran mulai menduduki gedung-gedung pemerintah di pusat dan daerah. Mahasiswa Jakarta menjadikan gedung DPRMPR sebagai pusat gerakan yang relatif aman. Ratusan ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka menduduki atap gedung tersebut. Mereka berupaya menemui pimpinan MPRDPR agar mengambil sikap yang tegas. Akhirnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPRDPR Harmoko meminta Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden. Di unduh dari : Bukupaket.com Sejarah Indonesia 151 Untuk mengatasi keadaan, Presiden Soeharto menjanjikan akan mempercepat pemilu. Hal ini dinyatakan setelah Soeharto mengundang beberapa tokoh masyarakat seperti Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid ke Istana Negara pada tanggal 19 Mei 1998. Akan tetapi, upaya ini tidak mendapat sambutan rakyat. Momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 rencananya digunakan tokoh reformasi Amien Rais untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas. Akan tetapi, beliau membatalkan rencana apel dan doa bersama karena 80.000 tentara bersiaga di kawasan tersebut. Di Yogyakarta, Surakarta, Medan, dan Bandung ribuan mahasiswa dan rakyat berdemonstrasi. Ketua MPRDPR Harmoko kembali meminta Soeharto mengundurkan diri pada hari Jumat tanggal 20 Mei 1998 atau DPRMPR akan terpaksa memilih presiden baru. Bersamaan dengan itu, sebelas menteri Kabinet Pembangunan VII mengundurkan diri. Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto membacakan pernyataan pengunduran dirinya. Itulah beberapa peristiwa penting menyangkut gerakan reformasi tahun 1998. Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden yang telah dipegang selama 32 tahun. Sumber: Bakosurtanal, 2011 Gambar 5.3 Pidato pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998 di Istana Negara, Jakarta Beliau mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Soeharto kemudian digantikan B.J. Habibie. Sejak saat itu berakhirlah era Orde Baru selama 32 tahun, Indonesia memasuki sebuah era baru yang kemudian dikenal sebagai Masa Reformasi. 1. Dari enam agenda Reformasi, coba identiikasi agenda mana saja yang sudah berhasil dicapai, dan bagaimana penerapannya di lapangan. 2. Coba diskusikan dalam kelompok, apa arti Reformasi, suatu kata yang sangat populer didengungkan menjelang akhir kekuasaan pemerintah Orde Baru. Di unduh dari : Bukupaket.com 152 Kelas XII SMAMA TUGAS Buatlah 4 kelompok. Masing-masing kelompok carilah informasi mengenai: • Kelompok 1: “Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie” • Kelompok 2: “Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid” • Kelompok 3: “Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri” • Kelompok 4: “Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono” Selain di buku siswa kalian dapat mencari informasi mengenai hal tersebut dari berbagai sumber lain. Informasi yang didapat akan didiskusikan dalam pembelajaran berikutnya pertemuan keduapuluh enam dan akan dipresentasikan pada pembelajaran di minggu berikutnya lagi pertemuan keduapuluh tujuh. Setelah dipresentasikan, buatlah paper dari hasil diskusi dan presentasi dalam bentuk paper. Setiap kelompok dapat menambahkan materi dengan mengacu pada sumber-sumber lain tertulis dan lisan, melalui format penulisan paper : • BAB I Pendahuluan • BAB II Isi • BAB III Penutup • Kesimpulan • Saran Daftar Rujukan Paper diketik dengan menggunakan huruf Arial 12, spasi 1,5, printout kertas A4, maksimal 15 lembar Tugas individu dan tugas kelompok dikumpulkan pada pertemuan di minggu berikutnya. Di unduh dari : Bukupaket.com Sejarah Indonesia 153

B. Perkembangan Politik dan Ekonomi