BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daerah Aliran Sungai DAS
Menurut Kemenhut BPDAS dan PS 2013, Daerah Aliran Sungai DAS merupakan suatu wilayah kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah
topografis dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan, dan penyalur air, sedimen, polutan, dan unsur hara dalam sistem sungai dan keluar melalui satu
outlet tunggal. Setiap DAS memiliki karakteristik yang beragam yang dapat mempengaruhi fenomena hidrologi pada masing-masing DAS tersebut.
Karakteristik DAS pada dasarnya meliputi 2 dua bagian, yaitu karakteristik biogeofisik dan karakteristik sosial ekonomi budaya dan kelembagaan.
Karakteristik DAS merupakan gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, tanah,
geologi, vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi dan manusia.
2.2 Karakteristik DAS
Menurut Seyhan 1990, sistem hidrologi DAS mempunyai karakteristik yang dapat ditentukan berdasarkan kondisi meteorology dan kondisi fisik alamnya
seperti jenis tanah, topografi, geologi, geomorfologi sungai, tata guna lahan dan vegetasi. Karakteristik curah hujan dan dan sifat fisik DAS sangat berpengaruh
terhadap besarnya air limpasan yang terakumulasi ke sungai, apabila debit debit yang dihasilkan lebih besar dari kapasitas sungai maka kelebihan debit akan
meluap membentuk banjir. 2.2.1 Karakteristik Fisik DAS
Karakteristik fisik DAS meliputi luasan, bentuk, kemiringan lereng, panjang sungai utama, kerapatan jaringan sungai dan lain-lain. Pengaruh masing-masing
karakteristik fisik dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Luas DAS
DAS dibatasi oleh pegunungan yang berfungsi sebagai batas dan akhirnya mengalirkan air hujan yang bertemu pada satu outlet. Luas DAS merupakan salah
satu karakteristik yang menggambarkan kapasitas tampungan hidrologis DAS. Akibatnya, semakin luas suatu DAS maka volume aliran permukaan makin
bertambah besar karena hujan yang ditangkap juga semakin banyak. Tetapi apabila aliran permukaan tidak dinyatakan sebagai jumlah total dari DAS,
melainkan sebagai laju dan volume per satuan luas, besarnya akan berkurang dengan bertambahnya luasnya DAS. Ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan
air untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke Outlet dan juga penyebaran atau intensitas hujan Safarina, 2009. Kapasitas tampungan DAS digambarkan oleh
debit sungai utama di outlet DAS tersebut. Informasi fluktuasi debit di outlet ini sangat dibutuhkan untuk berbagai desain bangunan air, terutama analisis banjir.
Berikut merupakan klasifikasi luasan DAS yang disajikan dalam Table 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi luasan DAS
No Luasan km
2
Keterangan 1
1 100 Sangat Kecil
2 100 - 1000
Kecil 3
1000 - 5000 Sedang
4 5000 - 15000
Besar 5
15000 Sangat Besar
Sumber : Kemenhut BPDAS dan PS, 2013
b. Bentuk DAS Selain luas, salah satu karakteristik yang penting dalam analisis banjir yaitu
bentuk DAS. Secara umum bentuk DAS dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu memanjang dan melebar Indarto, 2010: 88-89.
Menurut Soewarno 1991, bentuk DAS sulit untuk dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, bentuk DAS dapat didekati dengan nisbah kebulatan
Circularity Ratio menggunakan persamaan 2.1. =
………………………………………………………….… 2.1 Keterangan:
Rc = nisbah kebulatan
A = luas DAS km
2
P = keliling perimeter DAS km
Jika nilai Rc 0,5, maka DAS berbentuk bulat, Rc 0,5 DAS berbentuk memanjang.
Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran sungai dan debit puncak banjir. Bentuk DAS yang memanjang cenderung menghasilkan laju aliran
permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar. Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi aliran air DAS yang memanjang lebih
lama dibandingkan dengan DAS yang melebar, sehingga terjadinya konsentrasi air di titik outlet lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan volume aliran
permukaan. Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh bagian DAS. Pada DAS memanjang
laju aliran akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di
hilir telah habis, atau mengecil. Sebaliknya pada DAS melebar, waktu datangnya aliran permukaan dari semua titik di DAS tidak berbeda jauh, artinya air dari hulu
sudah tiba sebelum aliran di hilir mengecil atau habis Indarto, 2010: 88-89. c. Panjang Sungai Utama
Menurut Gunawan 2010, salah satu yang mempengaruhi banjir adalah panjang sungai utama. Sungai merupakan tempat untuk menampung aliran air permukaan
di kawasan suatu DAS. Bentuk, panjang atau lebarnya suatu DAS dipengaruhi oleh panjang sungai. Panjang pendeknya sungai di suatu DAS mempengaruhi
besarnya debit di kawasan tersebut. Semakin panjang sungai, semakin banyak pula air permukaan yang dapat ditampung sehingga debit yang dihasilkan akan
semakin besar. Panjang sungai dihitung sebagai jarak datar dari muara sungai outlet ke arah hulu sepanjang sungai induk.
d. Jenis Tanah Jenis tanah erat kaitannya dengan kapasitas infiltrasi, yang mempengaruhi
aliran permukaan yang menuju ke sungai. Sifat fisik tanah yang berpengaruh adalah: tekstur tanah, kekompakan pemadatan tanah, dan skelet tanah
Poerwidodo, 1991. Sedangkan menurut Sosrodarsono 1983, karakteristik limpasan sangat dipengaruhi oleh jenis tanah dari DAS mengingat bentuk butir-
butir tanah, coraknya dan cara mengendapnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi.
e. Tata Guna Lahan Penggunaan lahan dan vegetasi dapat mempengaruhi sifat fisik tanah dan
topografi yang berhubungan dengan aliran permukaan. Lahan yang banyak ditanami dan ditumbuhi vegetasi laju aliran permukaannya relatif lebih kecil
dibandinng daerah perkotaan Seyhan, 1990. Daerah hutan yang ditutupi dengan tumbuh-tumbuhan yang lebat sulit menjadikan limpasan karena kapasitas
infiltrasinya besar. Jika luas dari hutan tersebut berkurang, misalnya karena penebangan, maka kapasitas infiltrasi akan turun karena adanya pemampatan
permukaan tanah. Hal tersebut akan mengakibatkan air hujan akan mudah berkumpul ke sungai-sungai dengan kecepatan tinggi dan akhirnya akan
mengakibatkan banjir Sosrodarsono, 1983. 2.2.2 Karakteristik Hujan
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Hujan merupakan
input air yang masuk dalam suatu DAS, oleh karena itu mengetahui besarnya curah hujan sangat penting dalam analisis kejadian banjir Kemenhut BPDAS
dan PS, 2013. Klasifikasi curah hujan yang digunakan dalam kajian karakteristik DAS ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Klasifikasi curah hujan harian
No Curah Hujan mm24 jam
Keterangan 1
5 sangat ringan
2 5 – 20
Ringan 3
21 – 50 Sedang
4 51 – 100
Lebat 5
100 sangat lebat
Sumber : BMKG, 2008
2.3 Banjir