Karakteristik Motor Shunt Motor dc shunt

Ea + - + - V t R a I a I R L I sh sh Dengan demikian diketahui bahwa dari keluaran daya masukan jangkar sebagian kecil terbuang sebagai rugi tembaga jangkar I a 2 R a dan sebagian lainnya E a I a dikonversikan menjadi energi mekanis di dalam jangkar.

2.2.1. Karakteristik Motor Shunt

Gambar 9 a menunjukkan rangkaian listrik dari suatu motor DC shunt. Arus medan I sh besarnya konstan karena kumparan medan langsung terhubung dengan tegangan sumber V t yang dianggap konstan. Oleh karena itu fluksi di dalam motor shunt hampir dapat dikatakan konstan. a b Gambar 9. a Rangkaian Motor DC Shunt, dan b Karakteristik T a I a i Karakteristik T a I a . Telah diketahui bahwa di dalam motor DC, T a ~ Φ I a Karena motor beroperasi dari suatu tegangan sumber yang konstan, fluksi Φ juga konstan dengan mengabaikan reaksi jangkar. Maka, T a ~ I a Dengan demikian karakteristik T a I a motor DC shunt merupakan garis lurus yang melalui titik asal seperti ditunjukkan pada Gambar 9 b. Torsi poros T sh kurang dibandingkan T a dan ditunjukkan oleh garis putus-putus. Jelas terlihat pada Universitas Sumatera Utara kurva bahwa arus yang sangat besar dibutuhkan untuk menstart beban yang berat. Oleh karena itu, motor DC shunt tidak boleh distart dalam keadaan berbeban berat. ii Karakteristik nIa Kecepatan motor DC diberikan dengan Persamaan 9, sehingga diperoleh, n ~  E Fluksi Φ dan GGL lawan E a di dalam motor DC shunt hampir konstan di bawah kondisi normal. Dengan demikian, kecepatan motor DC shunt selalu konstan walaupun arus jangkar berubah-ubah nilainya. Dengan kata lain, ketika beban bertambah, E a = V t - I a R a dan Φ berkurang karena drop tahanan jangkar dan reaksi jangkar. Bagaimanapun, E a berkurang lebih sedikit daripada Φ sehingga dengan demikian kecepatan motor menurun sedikit dengan pertambahan beban garis AC seperti terlihat pada Gambar 10 a. iii Karakteristik nT a . Suatu kurva diperoleh dengan menggambarkan nilai n dan T a untuk berbagai arus jangkar {lihat Gambar 10 b}. Dapat dilihat bahwa kecepatan agak menurun seiring dengan pertambahan beban. a b Gambar 10. Kurva Karakteristik nI a a dan Karakteristik nT a b Universitas Sumatera Utara Kesimpulan : Berikut dua buah kesimpulan yang penting yang diperoleh dari karakteristik di atas, yaitu : i Terdapat sedikit penurunan kecepatan motor DC shunt dari kondisi tanpa beban sampai beban penuh. Dengan demikian, dapat dianggap sebagai motor kecepatan konstan. ii Torsi startnya tidak tinggi karena T a ~ I a . 2.3. Metode pengaturan kecepatan motor arus searah Sebagaimana telah diketahui bahwa di dalam motor DC berlaku persamaan : E a = V t – I a R a …………………………..……......6 Dimana E a = A 60 n Z P  …………………………………...7 Sehingga A 60 n Z P  = V t – I a R a ………………......…….……8 Atau n =   PZ A R I V a a t 60   .............................................9 Atau n = K     a a t R I V di mana K = PZ A 60 ...............................10 Tetapi V t – I a R a = E a Maka n = K  a E ....................................................11 Atau n ~  a E Dimana : T = torsi Newton – meter K = konstanta bergantung pada ukuran fisik motor  = fluksi setiap kutub Weber a I = arus jangkar Ampere Universitas Sumatera Utara 6 a 6 b P = jumlah kutub Z = jumlah konduktor A = cabang paralel Dengan demikian di dalam motor DC , kecepatan berbanding lurus dengan GGL balik E a dan berbanding terbalik dengan fluks per kutub Φ. Kecepatan motor DC shunt dapat diubah-ubah dengan : 2.3.1. Metode Pengaturan Flux Metode ini didasarkan atas kenyataan bahwa dengan mengubah flux Φ, kecepatan motor n ~ 1 Φ dapat diubah, sehingga metode ini disebut metode pengaturan flux. Di dalam metode ini, tahanan variabel rheostat dihubungkan secara seri dengan belitan medan shunt seperti terlihat pada gambar 11a dibawah ini. Gambar 11 Rheostat medan shunt menghasilkan arus medan shunt I sh dan juga flux Φ. Oleh karena itu, kita dapat menaikkan kecepatan motor diatas kecepatan normalnya {lihat gambar 11b}. Pada umumnya, metode ini mengijinkan untuk menaikkan kecepatan dalam rasio 1 : 3. Apabila kita menaikkan kecepatan hingga diatas rasio tersebut, maka kemungkinan terjadi ketidakstabilan pada motor dan juga komutasi yang buruk. 2.3.2. Metode Pengaturan Tahanan Jangkar 2.3.2.1. Dengan menambahkan tahanan seri pada tahanan jangkar Metode ini berdasarkan bahwa dengan mengubah tegangan dapat mempengaruhi besar kecilnya kecepatan motor. Hal ini dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara 12 a 12 b memasukkan tahanan variabel Rstahanan geser yang secara seri dengan tahanan jangkar seperti ditunjukkan pada gambar 12a di bawah ini. Gambar 12 Dimana : n ~ V t – I a Ra + Rs R s adalah tahanan geser Ohm Dikarenakan terjadinya penurunan tegangan pada tahanan geser, maka GGL balik E a menjadi berkurang. Ketika n ~ E a , kecepatan motorpun akan berkurang. Kecepatan maksimum dapat diperoleh ketika Rs = 0. Oleh karena itu, metode ini hanya untuk kecepatan di bawah kecepatan normalnya {lihat gambar 12b}. 2.3.2.2. Dengan penambahan tahanan Rs yang terhubung terhadap jangkar dan tahanan Rp yang paralel terhadap jangkar. Metode ini merupakan variasi pengaturan kecepatan motor dc dengan metode sebelum nya yaitu penambahan tahanan Rs yang seri terhadap tahanan jangkar hanya saja ada penambahan dengan di paralel kan nya tahanan Rp yang paralel terhadap tahanan jangkar. Universitas Sumatera Utara 2.3.3. Metode Pengaturan Tegangan Dalam metode ini, sumber tegangan supply arus medannya berbeda dengan sumber tegangan supply jangkarnya. Metode ini menghindari kerugian-kerugian dari pengaturan kecepatan yang buruk dan efesiensi yang tidak baik, seperti pada pengaturan tahanan jangkar. Bagaimanapun, metode ini sangat mahal. Oleh karena itu, metode pengaturan kecepatan ini diperbolehkan untuk kapasitas motor yang besar dimana efesiensi motor sangat perlu diperhatikan. Dalam metode ini, medan shunt motor dihubungkan langsung secara permanen ke sumber tegangan tertentu, sedangkan jangkar dihubungkan langsung pada beberapa tegangan yang berbeda melalui sebuah switchgear. Dengan cara ini, tegangan yang akan diberikan pada jangkar dapat diubah-ubah. Kecepatan akan sebanding dengan tegangan yang diberikan pada jangkar tersebut. Kecepatan diubah- ubah dengan sebuah pengaturan medan shunt.

2.4. Rugi - rugi pada motor arus searah.