dikaitkan para pekerja dengan supervisor. Gaji adalah penyebab stres bila dianggap tidak diberikan secara adil.
Para pekerja mengalami stres ketika merasa tidak pasti apakah mereka tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok. Bagi banyak
pekerja, rendahnya keamanan kerja cenderung menimbulkan stres dan dengan pekerjaan di mana tingkat keselamatan kerja rendah, mereka akan merasa berada
dalam keadaan tidak pasti.
2.5 Tingkat Stres Kerja
Gangguan stres biasanya timbul secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan seringkali kita tidak menyadari. Situasi stres ringan biasanya tidak
mengakibatkan kerusakan fisiologis kronis, tetapi stres sedang dan berat dapat menimbulkan resiko penyakit medis atau memburuknya penyakit kronis.
a. Stres Ringan
Adalah stresor yang dihadapi orang secara teratur seperti terlalu banyak atau bahkan kurang tidur, kemacetan lalu lintas, dan kritikan dari atasan.
Situasi ini biasanya belangsung beberapa menit atau jam. b.
Stres sedang Berlangsung lebih lama, biasanya beberapa jam hingga beberapa hari.
Misalnya perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga.
c. Stres berat
Stres berat adalah kondisi yang berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun, seperti perselisihan dalam perkawinan yang terus-
menerus, kesulitan finansial dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan makin lama situasi stres, maka makin tinggi resiko kesehatan
yang ditimbulkan Potter Perry, dalam Martina, 2012
2.6 Dampak Stres Kerja
Menurut Gibson dalam Septianto 2010 ada lima macam konsekuensi dari stres:
a. Subyektif. Meliputi: kecemasan, agresif, acuh, kebosanan, depresi, keletihan,
frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup, merasa kesepian. b.
Perilaku. Perilaku yang menunjukan gejala stres adalah mudah mendapat kecelakaan, kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, luapan
emosional, makan atau merokok secara berlebihan, perilaku yang mengikuti kata hati, tertawa.
c. Kognitif. Akibat stres yang bersifat kognitif dapat menyebabkan
ketidakmampuan mengambil keputusan yang jelas, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian, sangat sensitif terhadap kritik, hambatan mental.
d. Fisiologis. Stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme tubuh,
kandungan glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar, tubuh panas dingin.
e. Organisasi. Akibat yang bersifat organisasi meliputi angka absen tinggi,
pergantian karyawan turn over, produktivitas rendah, terasing dari rekan sekerja, ketidakpuasan kerja, komitmen organisasi dan loyalitas berkurang.
Bagi organisasi, stres di tempat kerja dapat berakibat pada rendahnya kepuasan kerja, kurangnya komitmen terhadap organisasi, terhambatnya pembentukan emosi
positif, pengambilan keputusan yang buruk, rendahnya kinerja, dan tingginya turnover. Stres di tempat kerja pada akhirnya bisa menyebabkan terjadinya kerugian
finansial pada organisasi yang tidak sedikit jumlahnya Saragih, 2010
2.7 Gambaran Unit