Kadar Abu Tabel 2. Kadar Abu Tempe Jagung pada Setiap Tahap Pengolahan

Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 7

b. Kadar Abu Tabel 2. Kadar Abu Tempe Jagung pada Setiap Tahap Pengolahan

Tahap Pengolahan Kadar Abu Jagung giling 3,66 ± 0,05 c Perendaman 0,34 ± 0,05 a,b Perebusan 0,20 ± 0,12 a Fermentasi 0,52 ± 0,21 b Nilai Sig. 0,000 Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada hasil analisis Duncan Berdasarkan Tabel 2 diperoleh keterangan kadar abu pada tahap jagung giling memiliki kadar abu paling tinggi sebesar 3,66 dan kadar abu terendah pada tahap perebusan yaitu sebesar 0,20. Tahapan pengolahan tempe jagung menunjukkan adanya perbedaan kadar air dari setiap tahap. Jagung yang sudah direbus memiliki kadar air yang tidak berbeda nyata dengan jagung yang sudah difermentasi menjadi tempe jagung. Jagung giling kadar abunya sebesar 3,66, mengalami penurunan menjadi 0,34 pada jagung yang sudah direndam dan jagung yang sudah direbus menjadi 0,2. Hal ini disebabkan karena selama proses perendaman maupun perebusan, air masuk ke dalam jagung dan ada komponen mineral yang keluar dan terlarut dalam air Handajani, 2000. Pada tahap fermentasi kadar abunya meningkat menjadi 0,52. Hal ini hampir sama dengan penelitian Handajani 2000 yang meneliti pada tempe kedelai, bahwa selama fermentasi ada beberapa mineral yang mengalami peningkatan seperti kalium dan natrium. Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 8 Menurut Standar Nasional Indonesia SNI tahun 2009, persyaratan untuk kadar abu tempe maksimal 1,5. Kadar abu yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 0,52. Hasil komposisi proksimat tersebut dapat diketahui kadar abu tempe dari penelitian ini memenuhi syarat mutu SNI tempe. Berdasarkan uji statistik Anova taraf signifikasi 95 nilai p=0,000 p0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kadar abu terhadap setiap tahap pengolahan tempe jagung. c. Kadar Lemak Tabel 3. Kadar Lemak Tempe Jagung pada Setiap Tahap Pengolahan Tahap Pengolahan Kadar Lemak Jagung giling 2,89 ± 0,49 b Perendaman 1,94 ± 0,10 a,b Perebusan 2,13 ± 0,91 a,b Fermentasi 1,18 ± 0,19 a Nilai Sig. 0,026 Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada hasil analisis Duncan Berdasarkan Tabel 3 diperoleh keterangan kadar lemak pada jagung giling memiliki kadar lemak paling tinggi sebesar 2,89 dan kadar lemak terendah pada tahap fermentasi yaitu sebesar 1,18. Tahapan pengolahan tempe jagung menunjukkan adanya perbedaan kadar lemak dari setiap tahap. Pada jagung giling tidak berbeda nyata terhadap jagung yang mengalami perendaman dan perebusan namun berbeda nyata terhadap jagung yang sudah difermentasi menjadi tempe jagung menunjukkan berbeda nyata dari semua tahap pengolahan. Pada tahap perendaman, perebusan dan Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 9 tempe jagung menunjukkan tidak berbeda nyata. Jagung yang sudah direndam dan direbus tidak mengalami perubahan karena kadar lemak merupakan komponen yang tidak larut air sehingga tidak mengalami penurunan. Tetapi mengalami penurunan menjadi 1,18 pada jagung yang sudah difermentasi menjadi tempe jagung. Hal ini hampir sama dengan penelitian Astuti 2000 yang meneliti pada tempe kedelai, bahwa kadar lemak tempe lebih rendah dibanding kedelai tanpa fermetasi. Hal tersebut disebabkan oleh terhidrolisisnya trigliserida oleh enzim lipase menjadi asam-asam lemak bebas. Asam- asam lemak bebas tersebut kemudian dimetabolisme oleh jamur menjadi sumber energi. Terjadinya penurunan kadar lemak pada tahap fermentasi disebabkan karena jamur Rhizopus Sp bersifat lipolitik yang dapat menghidrolisis lemak. Jamur menggunakan lemak dari substrat sebagai sumber energinya Saidin, 2008. Menurut Standar Nasional Indonesia SNI tahun 2009, persyaratan untuk kadar lemak tempe minimal 10. Kadar lemak yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 1,18. Hasil komposisi proksimat tersebut dapat diketahui kadar lemak tempe dari penelitian ini belum memenuhi syarat mutu SNI tempe. Berdasarkan uji statistik Anova taraf signifikasi 95 nilai p=0,026 p0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kadar lemak terhadap setiap tahap pengolahan tempe jagung. Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 10

d. Kadar Protein Kasar Tabel 4. Kadar Protein Tempe Jagung pada Setiap Tahap Pengolahan

Dokumen yang terkait

PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT TEMPE KEDELAI YANG DITAMBAHKAN TEPUNG BEKATUL PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT TEMPE KEDELAI YANG DITAMBAHKAN TEPUNG BEKATUL.

0 0 19

PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Komposisi Proksimat Dan Daya Terima Tempe Kedelai Dengan Substitusi Jagung.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Komposisi Proksimat Dan Daya Terima Tempe Kedelai Dengan Substitusi Jagung.

0 2 4

HALAMAN PENGESAHAN Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Komposisi Proksimat Dan Daya Terima Tempe Kedelai Dengan Substitusi Jagung.

0 1 26

PENGARUH SETIAP TAHAP PENGOLAHAN TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT TEMPE JAGUNG Pengaruh Setiap Tahap Pengolahan Terhadap Komposisi Proksimat Tempe Jagung.

0 2 20

PENDAHULUAN Pengaruh Setiap Tahap Pengolahan Terhadap Komposisi Proksimat Tempe Jagung.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Setiap Tahap Pengolahan Terhadap Komposisi Proksimat Tempe Jagung.

0 2 4

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENGGORENGAN TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT PADA TEMPE KEDELAI Pengaruh Waktu Dan Suhu Penggorengan Terhadap Komposisi Proksimat Pada Tempe Kedelai.

0 1 18

PENGARUH LAMA PEMANGGANGAN DAN UKURAN TEBAL TEMPE TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT TEMPE KEDELAI Pengaruh Lama Pemanggangan Dan Ukuran Tebal Tempe Terhadap Komposisi Proksimat Tempe Kedelai.

0 0 18

JURNAL PUBLIKASI Pengaruh Lama Pemanggangan Dan Ukuran Tebal Tempe Terhadap Komposisi Proksimat Tempe Kedelai.

0 4 24