Pengaruh suhu udara rata-rata terhadap jumlah curah hujan di wilayah Bogor tahun 2001–2009
ABSTRAK
Anjar Sari (Nim 107016300991), Iwan Permana Suwarna, M.Pd, “Pengaruh Suhu Udara
Rata-Rata Terhadap Jumlah Curah Hujan Di Wilayah Bogor Tahun 2001 – 2009” Laporan
Praktek Kerja Lapangan. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1431 H / 2010
Menipisnya lapisan ozon sedikit berpengaruh terhadap perubahan curah hujan atau perubahan
distribusi curah hujan di Wilayah Bogor. Dari data klimatologi Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Balai II Ciputat tercatat terjadi kenaikan jumlah curah hujan sejak tahun 2001 sampai
tahun 2009. Jumlah curah hujan rata-rata pertahun yang paling tinggi terjadi pada tahun 2005.
Jumlah curah hujan rata-rata meningkat jadi 410,47 mm dari tahun sebelumnya yang hanya 351,75
mm. Pola curah hujan di wilayah Bogor juga dipengaruhi oleh letak geografisnya. Curah hujan di
Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulaupulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan
yang terbanyak adalah Jawa Barat (termasuk Bogor). Kota Bogor terletak pada ketinggian 190
sampai 330 m dari permukaan laut. Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0 – 15% dan sebagian
kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15 – 30%. Data yang dianalisis dibatasi pada: Suhu
udara rata-rata selama sembilan tahun (2001 – 2009), Jumlah curah hujan rata-rata selama sembilan
tahun (2001 – 2009), Ukuran lubang ozon selama sembilan tahun (2001 – 2009). Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: Adakah pengaruh
meningkatnya suhu udara rata-rata terhadap jumlah curah hujan di wilayah Bogor? Seberapa besar
pengaruh meningkatnya suhu udara rata-rata terhadap jumlah curah hujan di wilayah Bogor?
Seberapa besar pengaruh meningkatnya ukuran lubang ozon dengan meningkatnya suhu udara ratarata di wilayah Bogor? Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Meningkatnya
suhu udara rata-rata mempengaruhi jumlah curah hujan di wilayah Bogor; Pengaruh meningkatnya
suhu udara rata-rata terhadap jumlah curah hujan di wilyah Bogor tidak terlalu signifikan;
Meningkatnya ukuran lubang ozon tidak terlalu berpengaruh terhadap kenaikan suhu udara di
wilayah Bogor. Ini dapat dilihat dari ukuran lubang ozon pada tahun 2003, 2005, dan 2006 yang
memiliki ukuran yang sama, yaitu 29 juta km2 tetapi suhu udara rata-ratanya menurun.
Kata kunci : lubang ozon, suhu udara bogor, curah hujan bogor, lapisan ozon, meteorology.
Anjar Sari (Nim 107016300991), Iwan Permana Suwarna, M.Pd, “Pengaruh Suhu Udara
Rata-Rata Terhadap Jumlah Curah Hujan Di Wilayah Bogor Tahun 2001 – 2009” Laporan
Praktek Kerja Lapangan. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 1431 H / 2010
Menipisnya lapisan ozon sedikit berpengaruh terhadap perubahan curah hujan atau perubahan
distribusi curah hujan di Wilayah Bogor. Dari data klimatologi Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika Balai II Ciputat tercatat terjadi kenaikan jumlah curah hujan sejak tahun 2001 sampai
tahun 2009. Jumlah curah hujan rata-rata pertahun yang paling tinggi terjadi pada tahun 2005.
Jumlah curah hujan rata-rata meningkat jadi 410,47 mm dari tahun sebelumnya yang hanya 351,75
mm. Pola curah hujan di wilayah Bogor juga dipengaruhi oleh letak geografisnya. Curah hujan di
Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulaupulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan
yang terbanyak adalah Jawa Barat (termasuk Bogor). Kota Bogor terletak pada ketinggian 190
sampai 330 m dari permukaan laut. Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0 – 15% dan sebagian
kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15 – 30%. Data yang dianalisis dibatasi pada: Suhu
udara rata-rata selama sembilan tahun (2001 – 2009), Jumlah curah hujan rata-rata selama sembilan
tahun (2001 – 2009), Ukuran lubang ozon selama sembilan tahun (2001 – 2009). Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: Adakah pengaruh
meningkatnya suhu udara rata-rata terhadap jumlah curah hujan di wilayah Bogor? Seberapa besar
pengaruh meningkatnya suhu udara rata-rata terhadap jumlah curah hujan di wilayah Bogor?
Seberapa besar pengaruh meningkatnya ukuran lubang ozon dengan meningkatnya suhu udara ratarata di wilayah Bogor? Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: Meningkatnya
suhu udara rata-rata mempengaruhi jumlah curah hujan di wilayah Bogor; Pengaruh meningkatnya
suhu udara rata-rata terhadap jumlah curah hujan di wilyah Bogor tidak terlalu signifikan;
Meningkatnya ukuran lubang ozon tidak terlalu berpengaruh terhadap kenaikan suhu udara di
wilayah Bogor. Ini dapat dilihat dari ukuran lubang ozon pada tahun 2003, 2005, dan 2006 yang
memiliki ukuran yang sama, yaitu 29 juta km2 tetapi suhu udara rata-ratanya menurun.
Kata kunci : lubang ozon, suhu udara bogor, curah hujan bogor, lapisan ozon, meteorology.