Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA OBLIGASI SYARIAH
DAN OBLIGASI KONVENSIONAL DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2010-2013

RINA KUSMAYANTI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perbandingan
Kinerja Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2013 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Rina Kusmayanti
NIM H24100077

ABSTRAK
RINA KUSMAYANTI. Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan
Obligasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Dibimbing
oleh ABDUL KOHAR IRWANTO.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja obligasi syariah
dengan obligasi konvensional berdasarkan nilai Yield to Maturity (YTM) dan
standar deviasi. Selain itu kinerja obligasi diukur dengan menggunakan metode
Sharpe sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif
bagi calon investor yang akan berinvestasi. Penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis independent sample t-test dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS. Pengolahan data menunjukan bahwa
berdasarkan YTM, Standar Deviasi, dan Indeks Sharpe antara obligasi

konvensional dan obligasi syariah tidak mempunyai perbedaan secara signifikan.
Namun secara deskriptif, obligasi konvensional memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan obligasi syariah. Nilai YTM, standar deviasi, dan indeks
Sharpe pada obligasi konvensional masing-masing sebesar 9.72%, 0.92%, dan
2.74. Pada obligasi syariah nilai YTM, Standar Deviasi, dan indeks Sharpe
masing-masing sebesar 9.45%, 0.99%, dan 2.23.
Kata Kunci : metode sharpe, obligasi konvensional, obligasi syariah, standar
deviasi, YTM

ABSTRACT
RINA KUSMAYANTI. The Comparison Analysis between Syariah Bonds and
Conventional Bonds Performance in Indonesia Stock Exchange Period of 20102013. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO.
This research was done to provide the comparison of performance between
syariah bonds and conventional bonds based on Yield to Maturity (YTM) and
deviation standard. Beside those methods, the performance of both in the kinds of
bonds was also measured by Sharpe method so it is expected that this research can
give positive contribution toward investor. The research used the descriptive
analysis and independent sample t-test analysis that was formulated by using
SPSS. The results of the analysis shows that there is no significant difference
between syariah bonds and conventional bonds based on the value of YTM,

deviation standard, and Sharpe index. In the other hand, descriptively the
conventional bonds has better performance compared to islamic Bonds. The result
shows that on the conventional bonds, the value of YTM is 9.72%, the deviation
standard is 0.92%, and the Sharpe Index is 2.74. While on the syariah bonds, the
result shows that the value of YTM is 9.45%, the deviation standard is 0.99% and
the Sharpe index is 2.23.
Keywords : conventional bonds, deviation standar, sharpe method, syariah bonds,
YTM

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA OBLIGASI SYARIAH
DAN OBLIGASI KONVENSIONAL DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2010-2013

RINA KUSMAYANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan Obligasi
Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013
Nama
: Rina Kusmayanti
NIM
: H24100077

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Mukhamad Najib, S.TP MM
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini adalah
kinerja obligasi, dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan
Obligasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Kohar Irwanto,
MSc selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada pihak Ototoritas Jasa Keuangan dan Bursa
Efek Indonesia yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, sahabat, dan seluruh keluarga
besar UKM Karate IPB serta Manajemen 47 atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, April 2014

Rina Kusmayanti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3


TINJAUAN PUSTAKA

3

Obligasi

3

Obligasi Syariah

4

Penelitian Terdahulu

4

METODE

5


Kerangka Pemikiran Penelitian

5

Lokasi dan Waktu

6

Metode Pengumpulan Data

6

Sampel dan Populasi

6

Pengolahan dan Analisis Data

8


HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan

9
9

Perhitungan Return dan Risiko Obligasi

10

Uji Statistik Perbandingan Return dengan Independent Sample t-test

11

Pengukuran Kinerja Obligasi dengan Metode Sharpe

14

Prediksi Kinerja Obligasi di Tahun Mendatang


15

Implikasi Manajerial

16

SIMPULAN DAN SARAN

16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama obligasi syariah dan obligasi konvensional 2010-2013
YTM dan standar deviasi obligasi syariah dan obligasi konvensional
2010-2013 (%)
Group statistics YTM obligasi PPKT
Independent samples test YTM obligasi PPKT
Group statistics YTM obligasi SIMP
Independent samples test YTM obligasi SIMP
Indeks sharpe obligasi syariah dan obligasi konvensional 2010-2013
Forecasting YTM obligasi tahun 2014-2015

8
10
11
11
11
12
15
16

DAFTAR GAMBAR
1
3
4
5

Perkembangan penerbitan obligasi syariah dan
syariah outstanding
Kerangka pemikiran penelitian
Fluktuasi YTM PT Pupuk Kaltim
Fluktuasi YTM PT Salim Ivomas Pratama

obligasi
1
6
13
14

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Daftar istilah
Perhitungan YTM, standar deviasi, indeks sharpe
Tabel rekapitulasi hasil penelitian
Output Minitab 15

19
20
22
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 merupakan suatu tantangan
besar sekaligus peluang yang potensial bagi Indonesia. Salah satu area yang perlu
dipersiapkan dalam menghadapi MEA adalah pasar modal Indonesia. Kinerja
pasar modal Indonesia terus meningkat antara kurun waktu 5 tahun terakhir. Akan
tetapi kinerja pasar modal Indonesia mendapat rangking ketiga terburuk se
ASEAN di tahun 2013 dengan pertumbuhan IHSG sebesar -3.07 % (Mdk/bim
2013). Hal tersebut mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus
meningkatkan kinerja pasar modal. Salah satu hal yang dilakukan OJK dalam
memanfaatkan potensi tersebut adalah menjadikan pasar modal sebagai sarana
investasi yang kondusif dan atraktif. Program yang sudah dijalankan OJK yaitu
mengembangkan kerangka regulasi/produk syariah.
Sesuai dengan perkembangan kebutuhan akan produk investasi yang
memberikan kepastian hukum, kehadiran investasi obligasi syariah sangat
ditunggu oleh banyak investor di Indonesia. Obligasi syariah berbeda dengan
obligasi konvensional. Semenjak ada konvergensi pendapat bahwa bunga adalah
riba, maka instrumen-instrumen yang mempunyai komponen bunga ini keluar dari
daftar investasi halal. Karena itu muncullah alternatif yang dinamakan obligasi
syariah yang di dalam Islam dikenal dengan istilah sukuk (Manan 2009).
Menurut Himawan (2013), Indonesia sebagai salah satu negara muslim
terbesar sudah seharusnya dapat mengembangkan obligasi syariah untuk
mendukung perkembangan perekonomian bangsa. Akan tetapi penerbitan obligasi
syariah di Indonesia masih sedikit dibandingkan negara-negara lainnya.
Perkembangan investasi syariah di Indonesia hingga tahun 2013 cukup pesat,
namun sampai saat ini hanya beberapa perusahaan saja yang menerbitkan obligasi
syariah. Di bawah ini adalah grafik mengenai penerbitan obligasi syariah di
Indonesia :

Gambar 1 Perkembangan
penerbitan
syariah outstanding

obligasi

syariah

dan

obligasi

2
Gambar 1 menunjukan bahwa dari tahun ke tahun obligasi syariah cukup
berkembang. Namun banyak perusahaan-perusahaan yang tidak mengetahui
bahwa potensi penerbitan obligasi syariah sangat menjanjikan. Seperti yang
dikatakan oleh Direktur Utama Bond Research Institute (BondRI), masalah utama
yang dihadapi oleh industri syariah domestik saat ini adalah pengetahuan para
pelaku pasar yang belum memadai mengenai prinsip syariah terapan dan
kurangnya ketersediaan produk syariah yang terstandarisasi. Masalah lainnya
adalah jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten masih sangat sedikit
di pasar domestik. Sedangkan di negara-negara lain yang bahkan bukan mayoritas
muslim, penerbitan obligasi syariah cukup tinggi dibandingkan dengan negara kita.
Dilihat dari kesuluruhan industri yang menerbitkan corporate bond dan
sukuk sampai saat ini berjumlah 103 perusahaan. Namun penerbitan obligasi
syariah sangat sedikit dibandingkan dengan obligasi konvensional. Hanya ada 16
perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah baik untuk akad Ijarah maupun
Mudharabah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa banyak emiten yang
enggan menerbitkan obligasi syariah. Sehingga peneliti tertarik melakukan
penelitian ini agar dapat memberikan informasi bagi para perusahaan dan calon
investor pada khususnya.

Perumusan Masalah
Pergerakan obligasi syariah dari tahun ke tahun cukup stabil, namun masih
belum mencuri perhatian investor dalam menanamkan modalnya. Kurangnya
informasi dan sosialisasi terkait obligasi syariah membuat investor bingung dalam
menilai kinerja obligasi. Sehingga dibutuhkan suatu perbandingan antara return
dan risiko pada obligasi syariah dan obligasi konvensional, dengan demikian
dapat dilihat kinerja obligasi tersebut. Kinerja portofolio dapat dinilai dengan dua
cara yaitu dilihat secara langsung serta menggunakan metode seperti Sharpe,
Treynor, dan Jensen. Pada penelitian ini hanya dilakukan pengukuran kinerja
obligasi dengan metode Sharpe.
Dari pemaparan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan tingkat return obligasi syariah dengan obligasi
konvensional dilihat dari perhitunga YTM?
2. Bagaimana perbandingan tingkat risiko obligasi syariah dengan obligasi
konvensional dilihat dengan menggunakan standar deviasi?
3. Obligasi manakah yang memberikan kinerja lebih baik berdasarkan metode
Sharpe?
4. Bagaimana kinerja obligasi di masa mendatang?

Tujuan Penelitian
1. Menganalisis perbandingan tingkat return obligasi syariah dengan obligasi
konvensional dilihat dari perhitunga YTM.

3
2. Menganalisis perbandingan tingkat risiko obligasi syariah dengan obligasi
konvensional dilihat dengan menggunakan Standar deviasi.
3. Menganalisis perbandingan kinerja obligasi syariah dengan obligasi
konvensional dengan menggunakan metode Sharpe.
4. Mengestimasi kinerja obligasi di masa mendatang.

Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kinerja dari obligasi
syariah dan obligasi konvensional sebagai bahan pertimbangan dalam memilih
sumber dana.
2. Bagi Investor
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih jenis investasi.
3. Bagi Dunia Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
seluruh civitas akademika mengenai investasi pada obligasi.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan dengan mengambil data perdagangan obligasi dari beberapa perusahaan.
Jumlah obligasi yang dijadikan sampel adalah 4 obligasi, 2 obligasi syariah dan 2
obligasi konvensional. Kedua jenis obligasi tersebut dihitung tingkat return dan
tingkat risiko dengan menggunakan YTM dan standar deviasi dari masing-masing
obligasi. Pengukuran kinerja obligasi dilakukan dengan menggunakan metode
Sharpe sehingga dapat terlihat perbandingan yang jelas dari kedua jenis obligasi
tersebut. Prediksi kinerja obligasi di tahun mendatang dihitung dengan
menggunakan analisis trend dan didukung dengan beberapa pendapat para ahli.

TINJAUAN PUSTAKA
Obligasi
Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik, dimana
disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti
nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit, dan beberapa
ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh
lembaga terkait. Di bawah ini terdapat beberapa pengertian tentang obligasi antara
lain (Fahmi 2012):

4
a.

Obligasi merupakan janji tertulis dari sebuah perusahaan, pemerintah, atau
lembaga keuangan lainnya untuk membayar nilai nominal pada waktu jatuh
tempo.
b.
Obligasi adalah sekuritas hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh
sebuah perusahaan atau pemerintah, yang memiliki suku bunga dan jangka
waktu jatuh tempo yang tetap.
c.
A dictionary of economics, business & finance, memberikan definisi
obligasi sebagai berikut,
1) persetujuan atau perjanjian tertulis yang telah ditetapkan pemerintah
atau selainnya. Perjanjian ini menjelaskan bahwa perusahaan mesti
membayar sejumlah harta dan bunga dan tanggal yang telah ditetapkan.
2) Perjanjian antara 2 orang atau lebih, bertujuan agar salah satu pihak
mesti mempunyai kewajiban yang akan membayar hutang kepada pihak
lain.
Menurut Rusdin (2006), obligasi diterbitkan oleh pihak-pihak yang
memiliki legalitas dari segi hukum, karena ini menyangkut dengan pertanggung
jawaban di kemudian hari seperti persoalan ketidakmampuan menyelesaikannya
dan sebagainya. Ada beberapa pihak yang menerbitkan obligasi, yaitu ;
a.
Perusahaan
b.
Pemerintah
c.
Pemerintah negara bagian (Pemda)
d.
Pemerintah asing, dan
e.
Perusahaan asing
Obligasi Syariah
Obligasi syariah atau dikenal dengan sukuk adalah jenis surat berharga
jangka panjang dengan berdasarkan prinsip syariah. Obligasi syariah ini
dikeluarkan oleh emiten kepada investor dengan mewajibkan emiten membayar
pendapatan kepada investor berupa bagi hasil, serta membayar kembali dana
investasi pada saat jatuh tempo. Obligasi syariah merupakan salah satu alternatif
dari pendapat yang menyebutkan bahwa bunga adalah riba (Sutedi 2011).
Penerbitan instrumen investasi ini dapat dipandang sebagai inovasi baru
dalam keuangan syariah, sukuk bukan instrumen utang piutang dengan bunga
(riba), seperti obigasi yang kita kenal dalam keuangan konvensional, tetapi
sebagai instrumen investasi. Sukuk diterbitkan dengan suatu underlying asset
dengan prinsip syariah yang jelas (Huda & Edwin 2008).
Menurut Tan (2009), tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerbitkan obligasi syariah
adalah sebagai berikut.
1.
Akivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan
substansi Fatwa No : 20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut menjelaskan
bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam
diantaranya :
a.
Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.

5
b.

2.
3.

Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan
dan asuransi konvensional.
c.
Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan
makanan dan minuman haram.
d.
Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan
barang-barang atau pun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Peringkat investment grade memiliki fundamental usaha yang kuat,
fundamental keuangan yang kuat, dan memiliki citra yang baik bagi publik.
Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen JII.

Penelitian Terdahulu
Agung (2012) melakukan analisis perbandingan kinerja obligasi syariah dan
konvensional dengan pendekatan metode Sharpe pada empat buah sampel obligasi
yang terdiri dari dua obligasi konvensional dan dua obligasi syariah ijarah. Tujuan
dari penelitian ini adalah membandingan perbedaan return dan risiko obligasi
syariah dengan obligasi konvensional serta mengukur kinerja obligasi syariah
dengan obligasi konvensional.
Sasanti (2013) melakukan analisis penilaian kinerja reksa dana dengan
menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen pada reksa dana saham, reksa
dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran periode 2008-2012 sebanyak 30
sampel reksa dana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis masingmasing reksa dana dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen
serta menganalisis hubungan lama umur reksa dana dengan peringkat pada
metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Hasil yang diperoleh dari kedua penelitian
tersebut dan penelitian ini secara rinci terdapat di Lampiran 3.

METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Pemahaman secara mendalam tentang investasi dirasakan sangat penting
pada era sekarang. Setiap orang yang bekerja dan memiliki sejumlah finansial
menginginkan pengetahuan dalam menempatkan dana tersebut agar dapat
memberikan nilai yang profitable. Investor harus dapat memilih jenis instrumen
investasi yang akan dipilih sehingga memberikan keuntungan yang tinggi. Banyak
perusahaan-perusahaan bahkan pemerintah yang memilih jenis investasi
instrumen obligasi karena obligasi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan saham (Rusdin 2006).
Seiring dengan berjalannya waktu, investasi berbasis syariah pun
berkembang di Indonesia. Salah satu jenis investasi syariah yang ada di Indonesia
adalah obligasi syariah. Obligasi syariah tentunya memiliki perbedaan dengan
obligasi konvensional. Namun, banyak perusahaan-perusahaan yang tidak
mengetahui tentang keuntungan obligasi syariah. Hal ini dapat dilihat dari

6
penerbitan obligasi syariah di perusahaan tidak sebanding dengan perkembangan
obligasi konvensional.
Dengan membandingkan kinerja obligasi syariah dan obligasi konvensional
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang tingkat risiko dan juga tingkat
return pada masing-masing obligasi. Selain dari kedua hal tersebut, kinerja
obligasi dapat dilihat dari indeks Sharpe yang akan dihitung dengan metode
Sharpe dan pada akhirnya dapat memberikan informasi kepada para investor atau
perusahaan dalam menempatkan dana investasinya.
Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Masyarakat Ekonomi
Asean2015

Calon
Investor

Pasar
Modal

Perbedaan jumlah penerbitan
obligasi syariah dan obligasi konvensional

Syariah

Konvensional

Kinerja obligasi

Penghitungan
tingkat return

Penghitungan
tingkat risiko

Penilaian
kinerja
obligasi
dengan
metode Sharpe

Membandingkan
dengan
uji
independent sample
t-test t

Rekomendasi

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

7
Lokasi dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang beralamat di
Jalan Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan dan Otoritas Jasa Keuangan yang
beralamat di Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Jalan Lapangan Banteng Timur
No. 2-4, Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013-Februari
2014 dengan menggunakan data sekunder.

Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
data perdagangan obligasi yang tercatat di BEI periode 2010-2013 yaitu terdiri
dari nama obligasi, nilai kupon, tanggal penerbitan dan jatuh tempo, serta harga
pasar obligasi. Pengumpulan data dilakukan secara langsung di Indonesia Capital
Market Electronic Library (IcaMEL). Kemudian data-data yang sudah didapat
diolah dan dianalisis oleh peneliti. Perhitungan statistik dilakukan dengan
menggunakan microsoft excel dan program SPSS. Selain itu untuk perhitungan
forecasting peneliti menggunakan analisis trend dengan software Minitab 15.

Sampel dan Populasi
Pemilihan sampel pada penelitian ini berdasarkan metode purposive
sampling. Metode purposive sampling adalah metode yang digunakan untuk
menentukan sampel dengan cara sengaja dan menerapkan beberapa kriteria dalam
memilih sampel. Kriteria sampel didasarkan pada batasan-batasan sebagai
berikut :
1. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah
dan obligasi konvensional bersama-sama.
2. Jenis obligasi syariah adalah sukuk yang berjenis ijarah dan obligasi
konvensional adalah obligasi yang berbunga tetap.
3. Obligasi syariah dan konvensional sama-sama diterbitkan pada tahun 2009
dan berakhir pada tahun 2014.
4. Peringkat dari masing-masing obligasi tidak jauh berbeda disetiap emiten.
Populasi dari penelitian ini adalah 103 obligasi konvensional dan obligasi
syariah. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, penelitian ini menggunakan 4
sampel obligasi, 2 obligasi syariah dan 2 obligasi konvensional. Obligasi yang
dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

8
Tabel 1 Nama obligasi syariah dan obligasi konvensional 2010-2013
No

Nama obligasi

Kode

Tgl penerbitan

Jatuh tempo

Peringkat

1.

Obligasi Salim Ivomas
Pratama I Th 2009

SIMP01

2 Desember 2009

1
Desember
2014

IdAA Stable

2.

Sukuk Ijarah Salim
Ivomas Pratama Th
2009
Obligasi Pupuk Kaltim
II th 2009
Sukuk Ijarah Pupuk
Kaltim I Th 2009

SIKSIMP01

2 Desember 2009

1
Desember
2014

idAA (sy) Stable

PPKT02

7 Desember 2009

IdAA stable

SIKPPKT01

7 Desember 2009

4
Desember
2014
4
Desember
2014

3.
4.

idAA (sy)
stable

Sumber : BEI (2012)

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang sudah didapat kemudian diolah untuk dicari tingkat return dan
tingkat risikonya pada masing-masing obligasi. Perhitungan yang digunakan
adalah YTM dan standar deviasi. Selain itu untuk mengukur kinerja obligasi
penulis menggunakan metode Sharpe.
Langkah pertama yang dilakukan sebelum mengukur kinerja obligasi
adalah dengan menghitung return obligasi. Return obligasi dapat dicari dengan
cara menghitung YTM. YTM adalah keuntungan yang diperoleh oleh seorang
investor dalam membeli commercial paper yaitu obligasi pada harga pasar saat ini
dan selanjutnya menahan obligasi tersebut hingga waktu jatuh tempo tiba (Fahmi
2012). Adapun rumus untuk menghitung YTM adalah
YTM =

X 100 %.....................................................(1)
..........................(1)

Dimana :
C = Nilai kupon (%)
F = Nilai nominal Obligasi (%
P = Harga Pasar Obligasi (%)
N = Waktu Jatuh Tempo (tahun)
Langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya risiko obligasi. Besarnya
risiko ditentukan dengan menggunakan standar deviasi. Nilai standar deviasi
dapat diperoleh dengan mengkuadratkan variance YTM. Variance YTM dapat
diperoleh dengan rumus :

Dimana :
Xt = Observasi t pada variabel X
X = Rata-rata contoh nilai untuk variabel Xt
T = Jumlah observasi data

.....................................(2)

9
Standar deviasi dihitung dengan menggunakan rumus:


..................................(3)

Pada penelitian ini varians dan standar deviasi dihitung dengan
menggunakan program excell. Setelah mendapatkan return dan resiko pada
obigasi tersebut, maka dapat langsung dihitung kinerja obligasi. Pada penelitian
ini pengukuran kinerja obligasi dilakukan dengan menggunakan metode Sharpe.
Metode Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe dan sering disebut juga
dengan reward to variability ratio (RVAR). Metode ini mengukur excess return
suatu portofolio terhadap total risikonya (Haymans, Adler & Wilson 2010).
Adapun pengukuran metode Sharpe dilakukan dengan rumus :
.................................................................(4)
RVAR
Dimana :
RVAR = Nilai risiko Sharpe
RP
= Rata-rata tingkat pengembalian portofolio (%)
RF
= rata-rata risk free rate (%)
RP-RF = Excess return portofolio terhadap risk free rate (%)
= total risiko atau standar deviasi portofolio (%).
Metode Sharpe digunakan karena memiliki keunggulan dibandingkan
dengan metode-metode yang lainnya seperti metode Treynor dan Jensen.
Keunggulan dari metode Sharpe adalah metode ini lebih representatif dan
mencerminkan risiko secara keseluruhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT Salim Ivomas Pratama Tbk
PT Salim Ivomas Pratama Tbk didirikan pada tanggal 12 Agustus 1992
dengan nama PT Ivomas Pratama dan memulai kegiatan operasional pada tahun
1994. Kelompok usaha-usaha memiliki perkebunan-perkebunan dan pabrik-pabrik
di beberapa kota di Indonesia. PT Salim Ivomas Pratama Tbk mengikuti model
terintegrasi secara vertikal. Kegiatan utama mencakup seluruh mata rantai
pasokan dari penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih, budidaya, dan
pengolahan kelapa sawit, penyulingan, branding, dan pemasaran minyak goreng,
margarin, lemak nabati dan produk turunan kelapa sawit yang lain. Sebagai grup
agribisnis yang terdiversifikasi, grup juga bergerak dalam budidaya dan
pengolahan karet, tebu dan tanaman lain serta pengolahan kopra. Grup sudah
menjadi pemimpin pasar minyak goreng, margarin, dan lemak nabati bermerek di
Indonesia. Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

10
penawaran umum perdana saham perusahaan kepada masyarakat pada tanggal 27
Mei 2011.
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
PT Pupuk Kaltim adalah produsen pupuk urea terbesar di Indonesia,
disamping produsen amoniak dan NPK. Pupuk Kaltim memenuhi kebutuhan
pupuk domestik, baik untuk sektor-sektor tanaman pangan melalui distribusi
pupuk bersubsidi, maupun non subsidi untuk sektor perkebunan dan industri.
Dalam aktivitasnya, Pupuk Kaltim sangat menekankan pentingnya menjalankan
sebuah industri yang ramah lingkungan dan dapat memberi nilai tambah bagi
masyarakat disekitarnya, Pupuk Kaltim merupakan anak perusahaan PT Pupuk
Indonesia (Persero). Saat ini Pupuk Kaltim memiliki lima buah pabrik pupuk urea
dengan kapasitas total sebanyak 2.98 juta ton urea per tahun serta empat buah
pabrik Amoniak dengan kapasitas total sebanyak 1.85 juta ton Amoniak per tahun.

PERHITUNGAN RETURN DAN RISIKO OBLIGASI
Return dan risiko obligasi dihitung dengan menggunakan YTM dan standar
deviasi. Adapun hasil perhitungan dari pengolahan data yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2 YTM dan standar deviasi obligasi syariah dan obligasi konvensional
2010-2013 (%)
Syariah
No
1
2

Nama
Salim Ivomas Pratama
Pupuk Kaltim
Rata-rata

YTM
10.07
8.84
9.45

Standar
Deviasi
1.01
0.98
0.99

Konvensional
Standar
YTM
Deviasi
10.00
1.05
9.45
0.78
9.72
0.92

Sumber : Data diolah (2013)
Tabel 2 memperlihatkan hasil perhitungan YTM dan standar deviasi pada
obligasi konvensional dan obligasi syariah masing-masing perusahaan. Obligasi
syariah Salim Ivomas Pratama memiliki nilai YTM lebih tinggi dibandingkan
obligasi Pupuk Kaltim, masing-masing sebesar 10.07% dan 8.84%. Tingginya
nilai YTM pada obligasi Salim Ivomas Pratama diiringi pula oleh tingginya
standar deviasi yaitu 1.01% sedangkan obligasi Pupuk Kaltim memiliki standar
deviasi sebesar 0.98%. Hasil perhitungan YTM dan standar deviasi pada obligasi
konvensional tidak jauh berbeda dengan hasil pada obligasi syariah. Obligasi
konvensional Salim Ivomas Pratama memiliki YTM dan standar deviasi lebih
tinggi dibandingkan dengan obligasi konvensional Pupuk Kaltim. YTM obligasi
konvensional masing-masing sebesar 10.00% dan 9.45%, sedangkan untuk nilai
standar deviasi masing-masing sebesar 1.01% dan 0.98%. Setelah di hitung ratarata dari kedua obligasi ini dapat disimpulkan bahwa obligasi konvensional
memiliki YTM lebih tinggi yaitu sebesar 9.72% dan standar deviasi sebesar
0.92%.

11
UJI STATISTIK PERBANDINGAN RETURN OBLIGASI DENGAN
INDEPENDENT SAMPLE T TEST
Berdasarkan pengolahan data menggunakan SPSS uji statistik independent
sample t-test, perbandingan return obligasi konvensional dan obligasi syariah
dapat dilihat pada Tabel 3, 4, 5, dan 6.
Tabel 3 Group statistics YTM obligasi PPKT

YTM

Jenis obligasi

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Konvensional

17

.0905

.00514

.00125

Syariah

13

.0828

.00585

.00162

.
Tabel 4 Independent samples test YTM obligasi PPKT
Levene's Test
for Equality

t-test for Equality of Means

of Variances
Mean

Std. Error 95% Confidence Interval

Sig.(2ig.

F

Differenc Differenc

of the Difference

tailed)

YTM Equal

e

e

Lower

Upper

.001

.00764

.00201

.00352

.01175

.001

.00764

.00205

.00342

.01186

variances
099

755

.801

28

assumed
Equal

variances

24.04
.733

not assumed

8

Tabel 5 Group statistics YTM obligasi SIMP
Jenis obligasi

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Konvensional

25

.1000

.01050

.00210

Syariah

27

.1007

.01014

.00195

YTM

12
Tabel 6 Independent samples test YTM obligasi SIMP
Levene's Test
for Equality of

t-test for Equality of Means

Variances
Mean

Std. Error 95% Confidence Interval

Sig. (2ig.

Differenc Differenc
f

YTM

of the Difference

tailed)
e

e

Lower

Upper

Equal variances
.080

.779

-.248

0

.805

-.00071

.00286

-.00646

.00504

-.247

9.359

.806

-.00071

.00287

-.00647

.00505

assumed
Equal variances
not assumed

Tabel 3 dan 5 menyajikan deskripsi variabel yang dianalisis meliputi ratarata (mean) YTM obligasi konvensional dan obligasi syariah pada obligasi Pupuk
Kaltim dan Salim Ivomas Pratama. Hasil menunjukan bahwa rata-rata YTM
obligasi konvensional Pupuk Kaltim sebesar 0.09 dengan standar deviasi 0.01
sedangkan rata-rata YTM obligasi syariah Pupuk Kaltim adalah 0.08 dengan
standar deviasi 0.36. Rata-rata YTM obligasi konvensional pada Salim Ivomas
Pratama adalah 0.1 dengan standar deviasi 0.01 sedangkan rata-rata YTM obligasi
syariah Salim Ivomas Pratama adalah 0.10 dengan standar deviasi 0.01.
Tabel 4 dan 6 menunjukan analisis Uji F dan analisis Uji T pada masingmasing obligasi Pupuk Kaltim dan Salim Ivomas Pratama. Pada analisis Uji F
hipotesisnya adalah

Ho = Kedua varians populasi adalah sama (homogen)

H1 = Kedua varians populasi adalah tidak sama (heterogen)
Untuk pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak
Keputusan yang dapat diambil pada analisis Uji F obligasi Pupuk Kaltim
adalah terlihat bahwa Fhitung pada Tabel 4 memiliki probabilitas lebih dari 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa varians populasi adalah sama. Begitu pun dengan
analisis Uji F pada obligasi Salim Ivomas Pratama yang menunjukan hasil bahwa
varians adalah seragam.
Pada analisis Uji T hipotesisnya adalah sebagai berikut.

Ho = Tidak ada perbedaan rata-rata YTM obligasi konvensional dan
obligasi syariah

H1 = Ada perbedaan rata-rata YTM obligasi konvensional dan obligasi
syariah.
Pengambilan keputusan dalam analisis Uji t dapat dilakukan dengan melihat
probabilitas dari keduanya

Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
Keputusan yang dapat diambil pada analisis Uji T obligasi Pupuk Kaltim
adalah terlihat bahwa T hitung pada Tabel 4 memiliki probabilitas kurang dari
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata YTM antara obligasi

13
konvensional dan obligasi syariah. Sedangkan pada analisis Uji T obligasi Salim
Ivomas Pratama terlihat bahwa T hitung pada Tabel 6 memiliki probabilitas lebih
dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata YTM
antara obligasi konvensional dan obligasi syariah.

FLUKTUASI YTM
Pasar obligasi erat kaitannya dengan kondisi makroekonomi Indonesia.
Semakin tinggi tingkat inflasi maka akan meningkatkan YTM. Seiring
berjalannya waktu, pasar obligasi semakin berkembang. Perkembangan pasar
obligasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan pasar obligasi di Indonesia saat ini adalah depresiasi rupiah.
Depresiasi rupiah yang terjadi akhir-akhir ini telah menekan pasar obligasi. Harga
obligasi di pasar sekunder kian fluktuatif, sehingga mempengaruhi penerimaan
obligasi. Begitu pun pada penelitian ini, sampel yang diambil memiliki harga
pasar yang berfluktuatif dari hari ke hari, sehingga menghasilkan YTM yang
rendah. Antara YTM dan standar deviasi keduanya berkorelasi positif artinya,
semakin tinggi YTM maka standar deviasi semakin tinggi. Kondisi tersebut sesuai
dengan konsep high risk high return yang pada penelitian ini obligasi
konvensional memiliki return dan risiko lebih tinggi dibandingkan dengan
obligasi syariah. Namun perbedaan yang tidak begitu signifikan ini tidak dapat
menyimpulkan bahwa obligasi konvensional selalu lebih baik karena banyak
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja obligasi baik kondisi makro
atau pun mikro ekonomi di Indonesia. Fluktuasi YTM masing-masing sampel
disajikan oleh Gambar 3 dan 4.

FLUKTUASI YTM PT PUPUK KALTIM
2010-2013
0.12
0.10
YTM

0.08
konvensional

0.06

syariah

0.04
0.02

bulan

0.00
1

3

5

7

9 11 13 15 17 19

Gambar 3 Fluktuasi YTM PT Pupuk Kaltim

14
FLUKTUASI YTM PT SALIM IVOMAS
PRATAMA 2010-2013
0.14
0.12

YTM

0.10
0.08
konvensional
0.06

syariah

0.04
0.02

bulan

0.00
1 3 5 7 9 111315171921232527

Gambar 4 Fluktuasi YTM PT Salim Ivomas Pratama
Penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya,
yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Agung (2012) yang memberikan hasil
sebaliknya bahwa obligasi syariah memiliki YTM lebih tinggi dibandingkan
dengan obligasi konvensional namun standar deviasi rendah. Perbedaan ini terjadi
karena panjangnya periode yang digunakan dalam penilitian berbeda. Periode
yang digunakan penelitian sebelumnya lebih pendek yaitu dari Januari 2010
sampai Juni 2011.
Jika dilihat dari kondisi perekonomian saat itu, pada tahun 2010
perekonomian Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia saat itu tumbuh sebasar 6.1% sedangkan tingkat inflasi juga
tergolong rendah yaitu 6.96% (Badan Pusat Statistik). Sehingga dengan tingkat
inflasi yang cenderung rendah itu tidak mempengaruhi imbal hasil obligasi (yield).
Pada tahun 2011 pun, tingkat inflasi tergolong menurun cukup jauh yaitu 3.79%.
Sehingga pergerakan pasar obligasi cukup stabil. Namun di tahun 2012 dan 2013
tingkat inflasi meningkat tajam hingga mencapai 4.3% dan 8.38% yang
menyebabkan pasar obligasi cukup bergejolak. Hal itu sangat terlihat pada harga
obligasi syariah yang jauh lebih tinggi dan mengakibatkan nilai YTM obligasi
syariah lebih kecil dari pada YTM obligasi konvensional.

PENGUKURAN KINERJA OBLIGASI DENGAN METODE SHARPE
Kinerja obligasi diukur dengan menggunakan metode Sharpe baik pada
obligasi konvensional maupun obligasi syariah. Adapun hasil pengukuran kinerja
obligasi konvensional dan obligasi syariah untuk masing-masing perusahaan
adalah sebagai berikut:

15
Tabel 7 Indeks sharpe obligasi syariah dan obligasi konvensional 2010-2013
Indeks Sharpe
Konvensional
Syariah
Salim Ivomas Pratama
2.64
2.81
Pupuk Kalimantan timur
2.84
1.65
Rata-rata
2.74
2.23
Indeks Sharpe yang positif menunjukan bahwa kinerja obligasi tersebut
sudah baik. Pada perhitungan ini kedua obligasi memiliki indeks Sharpe positif
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua obligasi memiliki kinerja baik. Namun
dalam hal ini secara absolut obligasi konvensional memiliki indeks Sharpe lebih
tinggi dibandingkan dengan indeks Sharpe obligasi syariah yaitu masing-masing
sebesar 2.74 dan 2.23.
Dalam perhitungan indeks Sharpe, faktor yang sangat mempengaruhi adalah
faktor risiko yang ditunjukan oleh standar deviasi. Obligasi yang memiliki risiko
tinggi akan menghasilkan indeks sharpe yang rendah. Obligasi syariah memiliki
rata-rata standar deviasi lebih tinggi yaitu sebesar 0.99% sehingga hal tersebut
menyebabkan indeks sharpe lebih rendah. Faktor lain yang mempengaruhi indeks
Sharpe yaitu besarnya risk free rate dalam hal ini nilai SBI dan SBIS. Besarnya
SBI dan SBIS pada saat ini sama sehingga risk free rate bukan penyebab utama
yang mengakibatkan perbedaan kinerja obligasi konvensional dan obligasi syariah.
Nama

PREDIKSI KINERJA OBLIGASI DI TAHUN MENDATANG
Pada dasarnya kinerja obligasi selalu berubah dari tahun ke tahun dilihat
dari perkembangan ekonomi di Indonesia. Pada periode 2010-2013 return obligasi
cukup fluktuatif. Akan tetapi pada tahun ini instrumen obligasi diprediksi
berpotensi memberikan return tinggi meskipun dihadapkan pada tantangan yang
cukup berat. Ketersediaan likuiditas yang masih cukup besar dan kondisi makro
ekonomi Indonesia yang membaik menjadi pemicu aliran dana investor ke pasar
obligasi.
Pada tahun ini, ada dua faktor yang mempengaruhi pergerakan harga dan
naik turunnya yield obligasi yaitu inflasi dan pemilu. Beberapa pakar berpendapat
bahwa pemilu 2014 tidak akan terlalu berpengaruh terhadap prospek pasar
obligasi nasional. Hal ini karena kebutuhan ekspansi akan membuat sejumlah
perusahaan tetap akan mengeluarkan obligasi. Jika BI rate dan inflasi stabil di
tahun depan serta kondisi ekonomi global sesuai ekspektasi maka pasar obligasi di
dalam negeri tetap bergairah. Tetapi ada beberapa yang berpendapat bahwa
pemilu berpotensi menimbulkan ketidakpastian, sehingga mengakibatkan
keraguan para pemodal untuk menanamkan modalnya di obligasi.
Seperti halnya penerbitan obligasi korporasi yang pasokannya relatif lebih
sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Banyak emiten yang menunda
menerbitkan obligasi karena isu seperti tren suku bunga yang cukup tinggi yang
nantinya mengakibatkan pembayaran kupon pun tinggi. Hal tersebut
membuktikan bahwa kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang belum stabil
memberikan dampak negatif bagi pasar obligasi korporasi. Akan tetapi, di tahun
mendatang diperkirakan beberapa emiten akan kembali menerbitkan obligasi.

16
Selain dari beberapa pendapat para pakar, setelah dilakukan analisis trend
dengan program minitab 15 menunjukan bahwa untuk tahun 2014 dan 2015
tingkat pengembalian obligasi masing-masing perusahaan cenderung menurun.
Besarnya forecasting YTM untuk masing-masing perusahaan dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8 Forecasting YTM obligasi tahun 2014-2015
No
1.
2.
3.
4.

YTM (%)

Nama Obligasi

2014
7.85
6.79
8.22
9.8

Obligasi Konvensional PPKT
Obligasi Syariah PPKT
Obligasi Konvensional SIMP
Obligasi Syariah SIMP

2015
7.31
5.96
7.63
9.68

Sumber: Data diolah (2013)

Secara rinci hasil dari pengolahan minitab terdapat pada Lampiran 4.

IMPLIKASI MANAJERIAL
Risiko dan Return
Segala bentuk investasi sudah pasti akan dihadapkan pada risiko dan return
begitu pun dengan obligasi. Obligasi konvensional dan obligasi syariah masingmasing memiliki risiko dan return yang sebanding yakni semakin tinggi risiko
semakin tinggi pula return yang akan didapatkan. Meskipun obligasi tergolong
memiliki tingkat risiko lebih rendah dibandingkan dengan portofolio lainnya
seperti saham, namun setiap investor harus siap dalam menghadapi risiko pada
obligasi tersebut. Pada saat ini banyak investor yang tidak melirik obligasi syariah
sebagai alat investasinya, padahal pada kenyataannya tingkat pengembalian antara
obligasi konvensional dan obligasi syariah tidak jauh berbeda. Berdasarkan
penelitian ini calon investor yang tergolong kurang suka risiko (risk averter) dapat
memilih obligasi syariah sebagai pilihan investasi yang cukup baik.
Kinerja Obligasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kinerja obligasi dapat dijadikan
suatu pertimbangan bagi investor individu maupun perusahaan dalam memilih
obligasi sebagai alat investasinya. Obligasi yang memiiki kinerja baik memiliki
peringkat yang baik pula. Investor dapat mengetahui kinerja obligasi dengan cara
menilai sendiri obligasi tersebut atau dengan menggunakan metode Sharpe.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan perhitungan YTM dapat disimpulkan bahwa untuk obligasi
Pupuk Kaltim, obligasi konvensional memiliki kinerja lebih baik dalam hal
tingkat pengembalian atau return jika dibandingkan dengan obligasi syariah.

17
Sedangkan untuk obligasi Salim Ivomas Pratama obligasi syariah memiliki
kinerja lebih baik hal ini dilihat dari tingkat pengembalian yang lebih besar
dibandingkan dengan obligasi konvensional
Risiko obligasi yang dihitung dengan menggunakan standar deviasi
memberikan hasil bahwa risiko untuk obligasi Pupuk Kaltim, risiko obligasi
konvensional lebih tinggi sedangkan untuk obligasi syariah, obligasi Salim
Ivomas Pratama memiliki risiko lebih besar. Pada dasarnya tingkat return dan
risiko berbanding lurus sesuai dengan teori high risk high return.
Berdasarkan indeks Sharpe, Obligasi konvensional memiliki kinerja yang
lebih baik dibandingkan dengan obligasi syariah. Indeks Sharpe untuk obligasi
konvensional dan obligasi syariah masing-masing sebesar 2.74 dan 2.23.
Perbedaan antara keduanya tidak terlalu signifikan sehingga kedua jenis obligasi
ini dikategorikan memiliki kinerja baik.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para pakar, kinerja obligasi di tahun
yang akan datang cenderung menurun. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya tingkat inflasi dan kondisi politik Indonesia. Hal tersebut
ditunjukan pula dengan analisis trend yang menunjukan bahwa YTM di tahun
2014 dan 2015 nilainya menurun.

Saran
Calon investor diharapkan melakukan investigasi terlebih dahulu sebelum
berinvestasi baik pada obligasi syariah atau pun obligasi konvensional.
Perkembangan obligasi sangat dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi Indonesia
sehingga kinerja obligasi akan terus berubah. Dalam investasi, calon investor
tentu mengharapkan YTM yang besar namun risiko yang kecil tetapi hal tersebut
sangat sulit ditemukan. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mendiversifikasi
investasi. Obligasi syariah dapat dipilih sebagai alat investasi jika calon investor
merupakan tipe penghindar risiko.
Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan jenis obligasi syariah
smudharabah sebagai objek penelitian serta meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja obligasi.

DAFTAR PUSTAKA
Agung B. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan
Konvensional dengan pendekatan Metode Sharpe [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor
Fahmi I. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung (ID): Alfabeta.
Harjito AD. 2012. Dasar-Dasar Teori Keuangan. Yogyakarta (ID): Ekonisia.
Haymans, Adler, dan Wilson. 2010. Obligasi: Harga, Portofolio, dan
perdagangannya. Jakarta (ID): PT. Adler Manurung Press.
Himawan, AF. 2013. Pertumbuhan Aset Syariah Lebih Bagus. Harian Nasional
[Internet].
[diunduh
6
Februari
2014]:
http://www.hariannasional.com/pertumbuhan-aset-syariah-lebih-bagus/.

18
Huda N dan Edwin MN. 2008. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta (ID):
Kencana.
Manan A. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah Indnesia. Jakarta (ID): Kencana.
Mdk/bim. 2013. Bos OJK beberkan tantangan dunia pasar modal di 2014.
Merdeka
[Internet].
[diunduh
6
Januari
2014]
:
http://m.merdeka.com/uang/bos-ojk-beberkan-tantangan-dunia-pasar-modal-di2014.html.
Rusdin. 2006. Pasar Modal : Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik.
Bandung (ID): Alfabeta.
Sasanti S. 2013. Analisis Penilaan Kinerja Reksa Dana dengan Menggunakan
Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Sutedi A. 2011. Pasar Modal Syariah : Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan
Prinsip Syariah. Jakarta (ID): Sinar Grafika.
Tan I. 2009. Bisnis dan Investasi Sistem Syariah : Perbandingan dengan sistem
konvensional. Yogyakarta (ID) : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

19

LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar istilah
Akad
Perjanjian atau kontrak yang merupakan pertalian ijab dengan qabul menurut
cara-cara yang disyariatkan dan berpengaruh terhadap obyeknya.
Bursa Efek
Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan
memperdagangkan efek di antara mereka.
Efek
Surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak, investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Efek syariah
Efek yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
Emiten
Pihak yang melakukan penawaran umum
Kliring
Proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi bursa
Manajer investasi
Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasar Modal
Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Portofolio Efek
Kumpulan efek yang dimiliki oleh pihak
Sukuk
Jenis surat berharga jangka panjang dengan berdasarkan prinsip syariah
YTM
Keuntungan yang diperoleh oleh seorang investor dalam membeli commercial
paper yaitu obligasi pada harga pasar saat ini dan selanjutnya menahan obligasi
tersebut hingga waktu jatuh tempo tiba

11,61% 11,43% 11,40% 10,93% 10,75% 9,92% 9,93% 11,65% 9,59% 9,68% 10,10% 9,81% 9,70% 9,51% 10,00% 8,98% 9,90% 9,77% 9,08% 8,40% 10,29% 11,64% 8,26% 7,83% 9,73%
10,00%
0,010504
7,22%
2,642665

SUKUK IJARAH SALIM IVOMAS PRATAMA I TH 2009
Jan-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agu-10 Sep-10 Okt-10 Nov-10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Jun-11 Jul-11 Agu-11 Mar-12 Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agu-12 Sep-12 Nov-12 Des-12 Apr-13
nilai nominal
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
coupon
11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65%
waktu jatuh tempo
4,9 4,72 4,62 4,52 4,46 4,34 4,29 4,17 4,12 4,08 3,96 3,88 3,78 3,68 3,42 3,37 3,33 2,67 2,61 2,54 2,47 2,34 2,31 2,18
2 1,95 1,62
frekuensi pembayaran/tahu 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
harga pasar
102,65 101,75 104,13 104,13 104 105,75 105,1 105 100 105 105 106,03 106,95 105,58 108,2 108,22 108 104,75 109,75 100 107,5 100,75 106,05 106,12 106,225 106,95 101,9
ytm
rata-rata
standar deviasi
sbiS
sharpe

0,111163 0,112825 0,107741 0,107548 0,107707 0,103621 0,104907 0,104802 0,1165 0,104544 0,104182 0,101414 0,098731 0,101749 0,093468 0,093071 0,0934 0,099122 0,08088 0,1165 0,087233 0,113307 0,091079 0,08926 0,086315 0,082056 0,104882
0,100667
0,010137
7,22%
2,808275

20

ytm
rata-rata
standar deviasi
sbi
sharpe

Lampiran 2 Perhitungan YTM, standar deviasi, indeks Sharpe

OBLIGASI SALIM IVOMAS PRATAMA I TH 2009
Jan-10 Feb-10 Mar-10 Mei-10 Jul-10 Agu-10 Sep-10 Okt-10 Nov-10 Des-10 Jan-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Okt-11 Nov-11 Des-11 Mar-12 Apr-12 Agu-12 Sep-12 Okt-12 Des-12 Jan-13 Apr-13
nilai nominal
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
coupon
11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65% 11,65%
waktu jatuh tempo
4,86 4,76 4,75 4,53 4,37 4,25 4,21 4,12 4,01 3,96 3,87 3,54 3,47 3,37 3,14 3,02 2,98 2,67 2,6 2,26 2,18 2,14 1,94 1,89 1,64
frekuensi pembayaran/tahu 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
harga pasar
100,2 101,07 101,2 103,3 104 107,62 107,5 100 108,6 108,1 106,2 106,75 107 107,48 105,33 108,4 105,36 105,15 106,9 107,62 103 100,03 106,8 107,5 103,2

ytm
rata-rata
standar deviasi
sbi
sharpe

0,107
0,094473534
0,007844171
7,22%
2,843389708

SUKUK IJARAH PUPUK KALTIM I TH 2009
Mar-10
nilai nominal
100
coupon
0,1075
waktu jatuh tempo
4,69
frekuensi pembayaran/
4
harga pasar
100,985
ytm
rata-rata
standar deviasi
sbis
sharpe

0,105
0,08835169
0,009786236
7,22%
1,653566252

Feb-10
100
10,75%
4,77
4
101

Mar-10
100
10,75%
4,7
4
100,6

Apr-10
100
10,75%
4,63
4
101,64

Mei-10
100
10,75%
4,53
4
101,7

Jul-10
100
10,75%
4,37
4
100,87

Agu-10
100
10,75%
4,31
4
104,6

Okt-10
100
10,75%
4,11
4
106,07

Nov-10
100
10,75%
4,09
4
106,3

Mei-11
100
10,75%
3,52
4
104,53

Jun-11
100
10,75%
3,45
4
105,25

Agu-11
100
10,75%
3,33
4
105,3

Sep-11
100
10,75%
3,18
4
104,85

Nov-11
100
10,75%
3,08
4
105,7

Jan-12
100
10,75%
2,9
4
104,67

Feb-12
100
10,75%
2,77
4
103,76

Mar-12
100
10,75%
2,73
4
103

Apr-12
100
10,75%
2,62
4
103,53

Jul-12
100
10,75%
2,39
4
105,9

Okt-12
100
10,75%
2,14
4
105,64

Nov-12
100
10,75%
2,01
4
102,69

Des-12
100
10,75%
1,95
4
104,31

Mar-13
100
10,75%
1,75
4
105,27

Apr-13
100
10,75%
1,67
4
102,92

0,105

0,106

0,104

0,104

0,106

0,097

0,093

0,093

0,095

0,093

0,092

0,093

0,090

0,092

0,094

0,097

0,094

0,084

0,082

0,094

0,086

0,078

0,090

0.105

0.106

0.104

0.104

0.106

0.097

0.093

0.095

0.093

0.092

0.093

0.090

0.092

0.094

0.097

0.094

0.084

0.082

Mei-10
100
0,1075
4,53
4
101,7

Sep-10
100
0,1075
4,18
4
102,75

Okt-10
100
0,1075
4,15
4
102,75

Jan-11
100
0,1075
3,88
4
103,75

Mar-11
100
0,1075
3,7
4
104,15

Jul-11
100
0,1075
3,38
4
107,8

Okt-11
100
0,1075
3,1
4
105,9

Nov-11
100
0,1075
3,04
4
107,84

Des-11
100
0,1075
2,98
4
104,18

Mar-12
100
0,1075
2,75
4
104,21

Jun-12
100
0,1075
2,45
4
106,22

Jul-12
100
0,1075
2,39
4
105,92

Sep-12
100
0,1075
2,18
4
105,61

Okt-12
100
0,1075
2,16
4
106,35

Nov-12
100
0,1075
2,01
4
105,71

Jan-13
100
0,1075
1,88
4
105,77

Apr-13
100
0,1075
1,64
4
104,61

Jun-13
100
0,1075
1,47
4
104,46

Jul-13
100
0,1075
1,4
4
104,67

0,104

0,101

0,101

0,098

0,097

0,085

0,089

0,083

0,094

0,093

0,083

0,083

0,082

0,079

0,080

0,078

0,080

0,078

0,075

0.105

0.104

0.101

0.101

0.098

0.097

0.085

0.089

0.083

0.094

0.094

0.086

0.078

103,7624

Lanjutan Lampiran 2

OBLIGASI PUPUK KALTIM I TH 2009
Jan-10
nilai nominal
100
coupon
10,75%
waktu jatuh tempo
4,87
frekuensi pembayaran/
4
harga pasar
100,1975

0.090

104,76675

0.083

21

22
Lampiran 3 Tabel rekapitulasi hasi

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI SYARIAH (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PENERBIT OBLIGASI SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012)

0 7 17

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia Periode 2010-2015.

0 2 18

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 0 8

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 3 19

ANALISIS DAMPAK PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) DAN OBLIGASI KONVENSIONAL TERHADAP RETURN SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 0 16

KOMPARASI KINERJA OBLIGASI SYARIAH IJARAH DAN OBLIGASI KONVESIONAL PERIODE 2007–2010

0 1 11

Analisis Perbandingan Obligasi Syariah M

0 0 14

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PERBANDINGAN KINERJA OBLIGASI SYARIAH DAN KINERJA ...

0 0 8

330587947 Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah Dan Obligasi Konvensional Di Bursa Efek Indonesia BEI

0 0 34