Sistem Pengupahan Nelayan di PPP Tamperan Kabupaten Pacitan Jawa Timur

i

SISTEM PENGUPAHAN NELAYAN DI PPP TAMPERAN
KABUPATEN PACITAN
JAWA TIMUR

FAHMI SHIDIQ

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Sistem Pengupahan
Nelayan di PPP Tamperan Kabupaten Pacitan Jawa Timur adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Fahmi Shidiq
NIM C4410001

iv

v

ABSTRAK
FAHMI SHIDIQ. Sistem Pengupahan Nelayan di PPP Tamperan Kabupaten
Pacitan Jawa Timur Dibimbing oleh TRI WIJI NURANI dan EKO SRI WIYONO
Sekarang, kemisikinan nelayan Indonesia masih terjadi dan sistem pengupahan
merupakan salah satu hal yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini
mendeskripsikan kondisi umum dan sistem pengupahan nelayan, menentukan

sistem pengupahan nelayan terbaik, serta mengetahui pengaruh jumlah jam kerja
terhadap pendapatan nelayan di PPP Tamperan. Metode pengumpulan data
mengunakan metode survey dan pemilihan sample dengan metode stratified
randow sampling dan purposive sampling. Analisis data yang dilakukan adalah
analisis deskriptif kondisi nelayan dan sistem pengupahan nelayan, komparasi
antara sistem pengupahan dan regresi linear hubungan jumlah jam kerja terhadap
pendapatan nelayan. Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing usaha
perikanan purse seine, handline dan tradisional menggunakan sistem bagi hasil.
Usaha perikana purse seine memiliki 4 jenis, handline mempunyai 2 jenis usaha
perikanan tradisional memiliki 4 jenis bagi hasil. Bagi hasil handline dibedakan
atas jumlah ABK dan tradisional berdasarkan alat tangkap. Sistem bagi hasil
usaha perikanan handline menjadi sistem bagi hasil terbaik di PPP Tamperan
setelah dibandingkan menggunakan UU RI no. 16 tahun 1964 dan Sistem Bagi
Hasil Mudharabah. Jumlah jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan nelayan
buruh selain nakhoda.
Kata kunci: Pengupahan, Bagi Hasil, Nelayan, dan PPP Tamperan

ABSTRACT
FAHMI SHIDIQ. Fisherman Wagging System in Tamperan Port, Pacitan, East
Java. Supervised by TRI WIJI NURANI and EKO SRI WIYONO

Until now, Many Indonesia Fisherman are still poperty and wagging system is
some causes of it. The purpose of this research is describe of Fisherman condition
and Wagging System, analysis of the best fisherman wagging system, and
analysis impact of number of working hours to fisherman income in Tamperan
Fishing Port. The data collection metodh use survey metodh with snowball and
stratified rundom sampling for choice the sample. The data was analyzed with
description analysis, linear regretion and comparation. The result of this research
show all of fisheries enterprices use profit sharring system. Many Kind of profit
sharring system such as purse seine fisheries have 4 kind, and handline fisheries
have 2 kind and traditional fisheries have 4 . Profit sharring in handline is divided
by sum of crew. And profit sharring of Tradisional fisheries is devided by kind of
instrument catching that use. Handline fisheries profit sharring system become the
best profit sharring system in Tamperan Fishing Port after all kind of profit
sharrine is caompared with UU RI number 16 1964, and Mudharabah profit
sharring system. Number of working hours give impact to fisherman worker
excep nakhoda.
Key Word: Wagging, Profit Sharring, Fisherman, and Tamperan Fishing Port

vi


vii

SISTEM PENGUPAHAN NELAYAN DI PPP TAMPERAN
KABUPATEN PACITAN
JAWA TIMUR

FAHMI SHIDIQ

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


viii

ix

Judul Skripsi

:

Nama
NIM
Program Studi

:
:
:

Sistem Pengupahan Nelayan di PPP Tamperan
Kabupaten Pacitan Jawa Timur
Fahmi Shidiq
C44100019

Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi
Pembimbing I

Dr Eko Sri Wiyono, SPi MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

x

PRAKATA


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Sholawat serta salam semoga
tercurah pada Nabi Muhammad SAW. Tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan pada bulan September 2013 ini ialah kesejahteraan nelayan, dengan
judul Sistem Pengupahan Nelayan di PPP Tamperan Kabupaten Pacitan Jawa
Timur.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr Ir Tri Wiji Nurani M.Si
dan Bapak Dr. Eko Sri Wiyono S.Pi. M.Si selaku pembimbing. Selain itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ahmad Fauzi S.Pi. di Dinas
Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pacitan, (Unit Pelaksana UPPPP
Tamperan dan TPI PPP Tamperan yang telah membantu selama pengumpulan
data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu dan seluruh
keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terakhir kepada teman-teman PSP
47 dan seluruh keluarga PSP lainnya atas dorongan semangat serta bantuannya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, September 2014
Fahmi Shidiq


xi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Perumusan Masalah ............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
METODE ................................................................................................................ 2
Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 3
Pengumpulan Data .............................................................................................. 3
Analisis Data ....................................................................................................... 6
HASIL ..................................................................................................................... 7
Kondisi Nelayan .................................................................................................. 7
Tipologi Usaha Perikanan Tangkap .................................................................. 10
Sistem Bagi Hasil Perikanan Tangkap .............................................................. 12
Sistem Bagi Hasil Terbaik di PPP Tamperan .................................................... 16
Hubungan Jumlah Jam Kerja terhadap Pendapatan Nelayan ............................ 18

PEMBAHASAN ................................................................................................... 19
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 24
Kesimpulan ........................................................................................................ 24
Saran .................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

xii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Sampel yang diambil saat survei di PPP Tamperan ....................................... 4
Karakteristik Nelayan di PPP Tamperan ........................................................ 9
Jenis-Jenis Sistem Bagi Hasil Perikanan Tangkap Purse Seine ................... 13
Pendapatan Nelayan Satu Bulan dengan Masing-masing Jenis Bagi Hasil
Pendapatan Bersih Rp 200.000.000,00 ........................................................ 14
5 Perbandingan Sistem Bagi Hasil Semua Jenis dalam Usaha Perikanan

Tangkap Purse Seine .................................................................................... 14
6 Bagi Hasil Berdasarkan Status di Sistem Perikanan Handline ..................... 15
7 Pendapatan Nelayan Berdasarkan Status pada Bagi Hasil 13 ...................... 15
8 Bagi Hasil Berdasarkan Status di Sistem Perikanan Tradisional ................. 16
9 Evaluasi Sistem Bagi Hasil di PPP Tamperan .............................................. 17
10 Hasil Analisis Regresi Hubungan Jumlah Jam Kerja dan Pendapatan
Rata-rata Masing-masing Sistem Perikanan Tangkap ................................. 18

DAFTAR GAMBAR
1 Lokasi PPP Tamperan Kabupaten Pacitan....................................................... 2
2 Diagram alir metode pengumpulan data .......................................................... 5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil wawancara nelayan ABK purse seine di PPP Tamperan ..................... 27
2 Hasil wawancara nelayan pemilik purse seine di PPP Tamperan ................. 28
3 Hasil wawwancara nakhoda purse seine di PPP Tamperan .......................... 28
4 Hasil wawancara nelayan pemilik handline di PPP Tamperan ..................... 28
5 Hasil wawancara nakhoda handline di PPP Tamperan ................................. 29
6 Hasil wawancara nelayan ABK handline di PPP Tamperan ......................... 30
7 Hasil wawancara nelayan tradisional di PPP Tamperan ................................ 31

8 Hasil analisis regresi linear hubungan jumlah jam kerja dengan
pendapatan nelayan ...................................................................................... 32
9 Kondisi Perikanan Tangkap di PPP Tamperan .............................................. 33

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Data Badan Pusat Statistik (BPS) September 2013 mencatat kemiskinan
mencapai 28,55 juta jiwa, dan 62,76%-nya adalah masyarakat yang hidup di
kawasan pesisir dan pedesaan, seperti nelayan. Menurut Sutardjo (2012)
kemiskinan nelayan mencapai 7,87 juta orang atau 25,14% dari jumlah penduduk
miskin nasional. Hal ini karena sebagian besar nelayan di Indonesia adalah
nelayan kecil dan tradisional yang pendapatanya diperoleh dari sistem
pengupahan, dan hidup dalam kemiskinan (Matrutty 2006; Agunggunanto 2011).
Sistem pengupahan pada bidang perikanan tangkap ada beberapa jenis,
diantaranya sistem pemberian gaji, sistem bagi hasil, sistem peminjaman yang
diterapkan oleh Bank dengan bunga sekitar 12%, dan sistem peminjaman yang
diterapkan oleh pihak swasta seperti tengkulak atau reintenir. Bagi hasil adalah
suatu sistem yang meliputi cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan
pengelola dana (Rofiq 2004). Sedangkan upah atau gaji adalah kompensasi
terbesar yang diberikan oleh pemilik usaha kepada pekerjanya atas jasa yang telah
dilakukan. Kajian terhadap sistem pengupahan nelayan adalah salah satu solusi
untuk memperbaiki kondisi nelayan Indonesia. Kajian ini dilakukan untuk
mengetahui sistem pengupahan yang ada pada bidang perikanan tangkap serta
membandingkannya dengan aturan yang telah ada. Hasil kajian ini diharapkan
menjadi evaluasi bagi sistem yang ada, dan ditemukan sistem terbaik yang akan
meningkatkan kesejahteraan nelayan Indonesia.
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan adalah pelabuhan perikanan
yang sedang berkembang di Pantai Selatan Jawa Timur sejak disahkan pada tahun
2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Daya tarik PPP Tamperan bagi
nelayan dari luar Pacitan meningkat setelah adanya program penanaman rumpon
di Laut Selatan Jawa. Hal ini menyebabkan banyak nelayan mendaratkan hasil
tangkapannya di pelabuhan ini yang menerapkan sistem pengupahan yang
berbeda-beda, sehingga cocok untuk dijadikan tempat penelitian sistem
pengupahan perikanan tangkap.

Perumusan Masalah
Nelayan Indonesia didominasi oleh nelayan kecil atau nelayan buruh. Data
statistika menunjukan tingkat kemiskinan nelayan Indonesia sangat tinggi.
Pendapatan adalah salah satu faktor yang menentukan kemiskinan ini. Pendapatan
nelayan sekala kecil atau buruh akan sangat dipengaruhi oleh sistem pengupahan,
terutama dengan adanya patron klien. Oleh karena itu, penelitian ini akan
menjawab beberapa berpasalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana sistem pengupahan dilaksanakan dikalangan nelayan ?
2.
Siapa pihak yang terlibat dalam sistem pengupahan ini ?
3.
Apakah sistem pengupahan ini sudah cukup adil dan mensejahterakan
nelayan ?

2

4.

Jika sistem pengupahan lebih dari satu jenis, maka sistem apa yang paling
adil dan mensejahterakan nelayan ?

Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut.
Mendeskripsikan kondisi nelayan dan sistem pengupahan perikanan tangkap
di PPP Tamperan.
Menentukan sistem pengupahan nelayan terbaik di PPP Tamperan.
Menentukan hubungan jumlah jam kerja terhadap pendapatan nelayan.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada 2-14 September 2013. Adapun tempat penelitian
adalah PPP Tamperan Kabupaten Pacitan. Letak PPP Tamperan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi PPP Tamperan Kabupaten Pacitan

3

Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data sekunder dan data
primer. Data primer diperoleh dari wawancara terhadap nelayan yang ada di PPP
Tamperan yang sebelumnya ditentukan melalui data sekunder. Adapun data
primer yang dikumpulkan saat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data pendapatan nelayan;
2. Data pendidikan terakhir nelayan;
3. Data pengalaman menjadi nelayan;
4. Jumlah modal yang dikeluarkan dan sumber modal bagi nelayan pemilik;
5. Jumlah kapal yang dimiliki bagi nelayan pemilik;
6. Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) yang dimiliki bagi nelayan pemilik dan
nakhoda kapal;
7. Sistem pengupahan bagi nelayan pemilik dan nakhoda kapal;
8. Data jam kerja nelayan saat melaut.
Data Sekunder diperoleh dari intansi-intansi terkait yaitu Dinas Kelautan
dan Perikatan (DKP) Kabupaten Pacitan, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPP
Tamperan, dan UPT PPP Tamperan. Adapun data sekunder yang dikumpulkan
adalah sebagai berikut:
1. Data pemilik kapal di PPP Tamperan;
2. Data jenis alat tangkap yang digunakan di PPP Tamperan;
3. Data nelayan di PPP Tamperan;
4. Data jumlah kapal di PPP Tamperan.

Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Aspek yang
diteliti adalah tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pendapatan, dan jam kerja
untuk nelayan buruh. Bagi nelayan pemilik aspek yang diteliti adalah pendidikan,
jumlah tanggungan, pendapatan, jumlah kapal, jumlah nelayan buruh yang
dimiliki, dan jumlah modal baik modal awal atau modal per-trip. Nelayan pemilik
yang merangkap nelayan buruh seperti nakhoda, maka hal yang ditanyakan adalah
tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pendapatan, jam kerja, jumlah kapal,
jumlah nelayan buruh, dan jumlah modal baik modal awal atau modal pertrip.
Adapun pemilihan responden dilakukan dengan metode stratified random
sampling, dan purposive sampling. Pertama yang dilakukan dengan mendatangi
beberapa Instansi terkait seperti TPI, UPT PPP Tamperan, dan DKP Kabupaten
Pacitan. Data yang didapat dari instansi terkait ini adalah jenis alat tangkap yang
digunakan, dan pemilik kapal pada masing-masing alat tangkap. Selanjutnya,
didapatkan informasi bahwa di PPP Tamperan terdapat 3 jenis usaha perikanan
tangkap, yaitu purse seine, handline yang mempunyai nama lokal sekoci, dan
tradisional yang merupakan usaha perikanan tangkap skala kecil dengan jenis alat
tangkap pancing, payang, serta gillnet. Data sekunder dari intansi tersebut
kemudian digunakan untuk menentukan responden, yaitu 5 orang pemilik kapal
purse seine. Responden nelayan buruh ditentukan dari data jumlah nelayan buruh
yang dimiliki nelayan pemilik dan dipilih 10% dari jumlah yang ada, maka
dipilihlah 38 nelayan purse seine, 44 nelayan handline termasuk 3 diantaranya

4

merangkap sebagai pemilik, dan 11 nelayan tradisionaltermasuk 6 diantaranya
merangkap sebagai pemilik kapal. Sampel yang diambil ditunjukan pada Tabel 1.
Tabel 1 Sampel yang diambil saat survei di PPP Tamperan

Jenis Alat Tangkap
Purse seine
Pancing handline
Tradisional
Jumlah

Sampel Pemilik
Kapal
(orang)

Sampel Pemilik
Kapal + Nelayan
Buruh
(orang)

5

5

3
6
9

Sampel Nelayan
Buruh
(orang)
38
41
5
84

5

Mulai

Persiapan Administrasi
Penelitian

Pengumpulan data jenis dan jumlah usaha perikanan
tangkap di PPP Tamperan serta pemilihan pemilik usaha

Pengumpulan data sistem bagi hasil, modal, pendidikan
terakhir, pengalaman, penghasilan dan jumlah nelayan
buruh dari pemilik usaha perikanan tangkap

Pengumpulan data pendapatan, pendidikan, pengalaman,
dan jam kerja setiap trip dari nelayan buruh.

Data hasil wawancara

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 2. Diagram alir metode pengumpulan data

6

Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
deskriptif, analitik dan perbandingan. Analisis data deskriptif dilakukan untuk
mengkaji kondisi nelayan dan sistem pengupahan yang ada pada masing-masing
usaha perikanan tangkap di PPP Tamperan. Analisis data analitik pada penelitian
ini menggunakan metode regresi untuk menganalisis hubungan jumlah jam kerja
terhadap pendapatan nelayan. Analisis perbandingan dilakukan untuk
mendapatkan sistem pengupahan terbaik di PPP Tamperan.
Analisis deskriptif kondisi nelayan dan sistem pengupahan usaha perikanan
tangkap di PPP Tamperan
Analisis ini menggunakan deskriptif. Hal ini akan menggambarkan kondisi
nelayan, dan sistem pengupahan yang digunakan di masing-masing usaha
perikanan tangkap termasuk tipologi usahanya. Selain itu, analisis digunakan
untuk melakukan perbandingan antara usaha perikanan tangkap yang ada di PPP
Tamperan dilihat dari kondisi nelayan dan sistem pengupahan yang digunakan.
Analisis perbandingan sistem pengupahan terbaik di PPP Tamperan
Analisis menggunakan hasil analisis sebelumnya telah selesai dilakukan.
Setelah itu, dilakukan perbandingan antara jenis sistem pengupahan dalam satu
jenis usaha perikanan tangkap. Terakhir membandingkan semua pengupahan di
PPP Tamperan termasuk antara usaha perikanan tangkap dengan menyamakan
beberapa variabel atau faktor. Hasilnya didapatkan sistem pengupahan terbaik
dengan memilih sistem bagi hasil yang paling memenuhi kriteria variabel atau
faktor pembanding. Adapun variabel atau faktor pembanding adalah sebagai
berikut :
1.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1964 tentang sistem
bagi hasil perikanan
2.
Sistem bagi hasil mudharabah.
Analisis hubungan antara jumlah jam kerja terhadap pendapatan nelayan
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jumlah jam
kerja setiap trip yang diakumulasikan satu bulan terhadap pendapatan nelayan.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi linear tunggal,
sehingga akan diketahui hubungan pendapatan terhadap jumlah jam kerja nelayan,
yang menjadi patokan dalam keadilan sistem pengupahan yang digunakan.

7

HASIL
Menurut Satria (2009) nelayan adalah kelompok sosial yang saat ini
terpinggirkan baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Menurut UndangUndang Republik Indonesia nomor 45 tahun 2009, nelayan adalah orang yang
mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Kondisi nelayan adalah hal
yang harus terus diperbaiki, dan ditingkatkan, sehingga kesejahteraan nelayan bisa
tercapai.

Kondisi Nelayan
Nelayan PPP Tamperan adalah nelayan yang mendaratkan hasil tangkapan
dari laut di PPP Tamperan baik yang berasal dari dalam maupun luar Kabupaten
Pacitan. Nelayan PPP Tamperan menurut jenis usaha perikanan tangkap dan ratarata asal daerah dibagi menjadi tiga yaitu Nelayan Purse Seine, Nelayan Handline,
dan Nelayan Tradisional.
Nelayan purse seine
Nelayan purse seine adalah nelayan yang beraktivitas melakukan
penangkapan ikan menggunakan alat penangkapan ikan purse seine. Bila melihat
dari statusnya nelayan purse seine terdiri dari dua yaitu nelayan pemilik dan
nelayan buruh. Nelayan pemilik sering disebut juragan darat. Juragan darat adalah
orang yang mempunyai kapal dan alat penangkapan ikan tetapi tidak ikut dalam
operasi penangkapan di laut serta memanggung seluruh biaya operasi
penangkapan.
Adapun nelayan buruh adalah orang yang tidak mempunyai kapal dan alat
tangkap serta ikut dalam operasi penangkapan ikan dan mendapatkan pendapatan
dari sistem bagi hasil. Nelayan buruh dibagi menurut pembagian kerja di kapal
menjadi beberapa yaitu :
1. Nakhoda, yaitu pemimpin kapal termasuk dalam operasi penangkapan ikan
dan juru mudi atau bisa disebut juragan laut; (Widyastuti 1999)
2. Wakil Nakhoda, yaitu orang yang membantu nakhoda memimpin operasi
penangkapan ikan dan bergantian menjadi juru mudi dengan nakhoda;
3. Juru Mesin (KKM), yaitu orang yang bertanggung jawab atas kondisi mesin
kapal, baik mesin kapal inti, dan mesin tambahan seperti pelak baik saat
operasi penangkapan ikan atau saat kapal mendarat;
4. Juru Masak, yaitu orang yang bertanggung jawab atas makan seluruh awak
kapal saat melaut;
5. Juru Kolor, yaitu orang yang bertugas menggiring ikan masuk kedalam
jaring purse seine dengan turun ke laut dan saat jaring menyangkut atau hal
lain terjadi saat operasi penangkapan dilakukan maka dia bertugas turun ke
laut memeriksa serta memperbaikinya bila memungkinkan;
6. Anak Buah Kapal (ABK), yaitu orang yang mempunyai tugas menurunkan
jaring saat setting, menarik jaring saat hauling, dan memasukan ikan hasil
tangkapan kedalam palka saat operasi penangkapan ikan.

8

Selain sebagai juragan darat, pemilik berperan juga sebagai pengumpul/
pembeli ikan, dan penjual ikan terutama untuk hasil tangkapan dari kapal
perikanan yang dimiliki dan yang ditanggung seluruh biaya operasinya. Hal ini
mempengaruhi harga ikan di PPP Tamperan, yang menunjukan harga sebagai
beikut ikan yellow fin tuna Rp 25.000, baby tuna Rp 14.500, cakalang Rp 13.500
dan ikan rusak Rp 2.500. Harga ikan bulan September 2013 dinilai sangat kecil
dibandingkan harga ikan di Pelabuhan Perikanan lain yang ada di sekitar PPP
Tamperan. Hal ini diduga disebabkan monopoli pemilik usaha yang merangkap
sebagai pengumpul/ pembeli dan penjual besar ikan serta tidak adanya pelelangan
ikan di TPI. Bahkan beberapa kapal purse seine mempunyai kesepakatan dengan
pemilik, bahwa seluruh ikan dijual dengan harga sama Rp 5.000.
Pemilik dalam sistem purse seine ini didominasi oleh 8 orang pemilik besar.
Adapun pemilik secara keseluruhan terdiri dari 8 orang pemilik besar (pemilik
kapal, pengumpul/ pembeli ikan dan penjual besar), 4 KUB (Kelompok Usaha
Bersama), DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Kabupaten Garut dan DIY
Yogyakarta. Selain kapal purse seine miliknya pribadi yang diberikan modal oleh
Pemilik Besar, kapal-kapal lainpun rata-rata medapatkan modal dari pemilik
besar.
Nelayan handline
Nelayan Handline adalah nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan
ikan menggunakan kapal sekoci (sebutan daerah) dan alat tangkap handline baik
secara langsung atau tidak langsung. Nelayan handline mempunyai pembagian
yang sama dengan nelayan purse seine. Adapun perbedaan dengan nelayan purse
seine hanya ada pada 3 hal yaitu pertama ada beberapa pemilik yang merangkap
menjadi buruh (sebagai Nakhoda).
Kedua, banyak pemilik yang tidak menanggung biaya operasional. Biaya
ditanggung oleh pemilik besar purse seine yang akan diganti diakhir musim,
dengan syarat ikan hasil tangkapan harus dijual ke pemberi modal. Ketiga tidak
ada pembagian kerja nelayan buruh secara mendetail. Pembagian tugas nelayan
diatas hanya Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK), sedangkan tugas lain seperti
juru mesin, juru masak dilakukan bersama-sama.
Nelayan tradisional
Nelayan tradisional adalah nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan
ikan menggunakan kapal berukuran dibawah 5 GT, dengan alat tangkap pancing
atau payang atau gillnet, serta berasal dari masyarakat sekitar PPP Tamperan atau
Kabupaten Pacitan. Sebutan nelayan tradisional ini disebabkan karena:
1. Nelayan sudah beroperasi jauh lebih lama sebelum PPP Tamperan didirikan;
2. Alat tangkap yang digunakan dianggap lebih sederhana dibanding nelayan
purse seine dan handline;
3. Skala usaha kecil dengan penangkapan satu hari (One day Fishing);
4. Nelayan berasal dari masyarakat sekitar PPP Tamperan atau Kabupaten
Pacitan.
Nelayan tradisional diberikan perlakuan yang berbeda oleh PPP Tamperan
yaitu :
1. Kolam tambat labuh kapal terpisah dari nelayan lain;

9

2. Tempat dan fasilitas penimbangan serta pendataan hasil tangkapan
disediakan terpisah dari nelayan lain;
3. Tidak dikenakan biaya lawuhan dan retribusi.
Adapun karakter-karakter lain dari masing-masing nelayan purse seine,
handline, dan Tradisional disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Karakteristik Nelayan di PPP Tamperan
No
1
2

3

4

5
6
7
8
9
9

Kriteria
Asal daerah
Umur Nelayan (tahun)
rata-rata
Tertinggi
Terendah
Pengalaman
melaut
(tahun)
rata-rata
Tertinggi
Terendah
Tingkat pendidikan
rata-rata
Tertinggi
Lama melaut
Rata-rata jumlah awak
(orang)
Besar kapal (GT)
Rata-rata modal per-trip
(juta rupiah)
Penggunaan rumpon
Rata-rata
pendapatan
nelayan
bulan agustus
2013 (rupiah)
Pemilik
Nakhoda
wakil nakhoda
juru mesin
juru masak
juru kolor
anak buah kapal dari :
bagi hasil
hasil mincing
total pendapatan

Purse Seine
Handline
Pekalongan dan Sinjay
Batang

Tradisional
Pacitan

35
63
17

26
50
18

45
63
29

16
40
2

7
25
1

20
58
4

SD
SMP
7-14 hari

SMP
SMA/ SMK
7-10 hari

27

3-4

SMP
SMA/ SMK
Jam 05.00
10.00
1-5

25-60
20-30

5-6
5-7