Rancangan Sistem Penghitungan Indikator Kinerja Perpustakaan Berbasis Indikator Iso 11620:2008 Pada Layanan Terbuka Perpusnas Ri

RANCANGAN SISTEM PENGHITUNGAN INDIKATOR
KINERJA PERPUSTAKAAN BERBASIS INDIKATOR ISO
11620:2008 PADA LAYANAN TERBUKA PERPUSNAS RI

ABDUL WAKHID

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Rancangan Sistem
Penghitungan Indikator Kinerja Perpustakaan Berbasis Indikator ISO 11620:2008
pada Layanan Terbuka Perpusnas RI adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2016
Abdul Wakhid
NIM G652120035

RINGKASAN
ABDUL WAKHID. Rancangan Sistem Penghitungan Indikator Kinerja
Perpustakaan Berbasis Indikator ISO 11620:2008 pada Layanan Terbuka
Perpusnas RI. Dibimbing oleh IMAS SUKESIH SITANGGANG dan ABDUL
RAHMAN SALEH.
Pengukuran kinerja perpustakaan adalah salah satu strategi untuk
mengevaluasi pemanfaatan sumber daya perpustakaan. Tujuan penelitian ini
adalah menentukan indikator yang dibutuhkan untuk mengukur kinerja dan
membuat rancangan sistem penghitungan kinerja di Layanan Terbuka Perpusnas
RI. Indikator pengukuran tersebut mengacu pada ISO 11620:2008 yang terdiri
dari 45 indikator.
Setelah dilakukan penyeleksian terhadap seluruh indikator terpilih 10
indikator yaitu 1) persentase judul koleksi yang dibutuhkan; 2) ketepatan
pengerakan; 3) staf perpustakaan perkapita; 4) perputaran koleksi; 5) peminjaman
perkapita; 6) bahan perpustakaan yang digunakan dalam perpustakaan perkapita; 7)

kunjungan perkapita; 8) persentase target pemustaka yang dicapai; 9) kepuasan
pemustaka; 10) persentase staf layanan terhadap total staf perpustakaan. Pemilihan
tersebut melalui empat tahapan penyeleksian yaitu 1) memilih indikator yang
kegiatannya dilakukan dan tidak menggunakan indikator yang kegiatannya tidak
dilakukan; 2) tidak menggunakan indikator yang berkaitan dengan biaya; 3)
mengidentifikasi dan memilih indikator yang sesuai dengan visi dan misi unit
Layanan Terbuka Perpusnas RI melalui kuesioner kepada manajemen untuk
memilih indikator yang sesuai; 4) menghitung dan menganalisis hasil kuesioner
dan menetapkan indikator yang mempunyai rata-rata nilai hasil kuesioner lebih
besar dari nol sebagai indikator terpilih. Berdasarkan hasil penjajakan sikap
terhadap manajemen Perpusnas RI, bahwa dibutuhkan dukungan sistem untuk
menghitung kinerja. Rancangan sistem yang dikembangkan mengacu pada
kebutuhan sistem dan kebutuhan informasi. Kebutuhan sistem saat ini yaitu sistem
yang mampu mengolah data menjadi informasi kinerja. Data yang dibutuhkan
oleh sistem ini adalah data yang diambil dari Integrated National Library
Information System (INLIS) dan data yang belum tersedia di dalam INLIS yang
diinput secara manual. Rancangan sistem mencakup pendefinisian use case,
description use case, activity diagram, class diagram, sequence diagram, objectrole/relational mapping dan entity relationship diagram.
Kata kunci: indikator kinerja, ISO 11620:2008, perpustakaan, sistem informasi


SUMMARY
ABDUL WAKHID. Design of System for Calculating Library Performance based
on Indicators of ISO 11620:2008 at Open Service at Indonesia National Library.
Supervised by IMAS SUKESIH SITANGGANG and ABDUL RAHMAN
SALEH.
Library performance measurement is one of a strategy to evaluate utilization
of library resources. The objective of this study was to identify indicators needed
to measure the performance and to design an counting system measurement at
Open Service at National Library of Indonesia. The measurement indicators were
based on ISO 11620:2008 consisting of 45 indicators.
It was selected 10 indicators: 1) percentage of required titles in the
collection (RTC); 2) shelving accuracy (SA); 3) staff per capita (LS); 4)
collection turnover (CT); 5) loans per capita (LPC); 6) in-library use per capita
(IUC); 7) library visits per capita (LVC); 8) percentage of target population
reached (PTPR); 9) user satisfaction (AUS); 10) user services staff as a
percentage of total staff (USSPTS). The indicators were selected through four
stages: 1) selecting indicators related to activities in the Indonesia National
Library and removing indicators related to activities that are not conducted in the
institution; 2) removing indicators related to cost; 3) identifying and selecting
indicators related to vision and mission by the questionnaire; 4) analizing the

results of the questionnaire and setting the indicators that have an average value of
the results greater than 0 as an selected indicator. The result of managements
attitude is that a system for calculating library performance is required. System
design was developed based on the system requirements and management’s needs.
The system is designed to be process data into information of performance values.
The system is designed to be integrated with the national library system (INLIS)
and the data that are not available in INLIS will be manually inputed. The system
requirements include defining use case, description use case, activity diagram,
class diagram, sequence diagram, object role/relational mapping and entity
relationship diagram.
Keyword: information system, ISO 11620:2008, library, performance indicators

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

RANCANGAN SISTEM PENGHITUNGAN INDIKATOR
KINERJA PERPUSTAKAAN BERBASIS INDIKATOR ISO
11620:2008 PADA LAYANAN TERBUKA PERPUSNAS RI

ABDUL WAKHID

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional
pada
Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Irman Hermadi, SKom MS PhD


Judul Tesis : Rancangan Sistem Penghitungan Indikator Kinerja Perpustakaan
Berbasis Indikator ISO 11620:2008 pada Layanan Terbuka
Perpusnas RI
Nama
: Abdul Wakhid
NIM
: G652120035

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi MKom
Pembimbing I

Ir Abdul Rahman Saleh, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh


Ketua Program Studi
Magister Profesional

Dekan Sekolah Pascasarjana

Aziz Kustiyo, SSi MKom

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 09 Januari 2016

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 adalah
mengukur kinerja perpustakaan dengan indikator ISO, dengan judul Rancangan
Sistem Penghitungan Indikator Kinerja Perpustakaan Berbasis Indikator ISO
11620:2008 pada Layanan Terbuka Perpusnas RI.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi
MKom dan Bapak Ir Abdul Rahman Saleh MSc selaku pembimbing. Saya
ucapkan terima kasih juga kepada Ibu Rina Trisminingsih, SKom MT (Dosen
ILKOM IPB), Ibu Welmin Ariningsih (Deputi I Perpusnas RI), Sri Sumekar
(Kapus Preservasi Perpusnas RI), Ibu Pristiawati (Kasubid Reproduksi Perpusnas
RI), Alfa Husna dan teman-teman di program studi MTP IPB angkatan 2012 yang
telah membantu dalam penelitian ini. Secara khusus saya ucapkan terima kasih
kepada Ety (isteri), Tieka Mei Sely Mahmudah (anak), Dieni Lu,lu Maghfiroh
(anak), dan Alim Musthafa Wahid (anak).
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2016
Abdul Wakhid

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang

Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja Perpustakaan
Indikator Kinerja ISO 11620
Sistem Informasi
ORM
Prototyping
3. METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian
Bahan
Peralatan Penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Responden
Hasil Uji Instrumen
Analisis Data Kuesioner
Penyeleksian Indikator

Pengembangan Sistem
Kebutuhan Sistem
Perancangan Use Case Diagram
Deskripsi Use Case
Perancangan Class Diagram
Perancangan Activity Diagram
Perancangan Sequence Diagram
ORM
Entity Relationship Diagram (ERD)
Feedback
Rekomendasi
5. SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
viii
1

1
2
2
2
3
3
3
4
6
7
8
8
8
8
11
11
13
13
13
14
14
18
19
20
21
24
25
29
33
38
40
40
41
41
43
50

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Daftar indikator ISO 11620:2008 (ISO 2008)
Data hasil uji validitas instrumen
Daftar indikator yang dipilih manajemen untuk mengukur kinerja
Kebutuhan fungsional SIPK
Kebutuhan operasional SIPK
Matrik data yang dibutuhkan sistem SIPK dan cara mendapatkannya
Matrik data yang tersedia dalam sistem INLIS
Deskripsi use case login ke sistem SIPK
Deskripsi use case melihat data di sistem INLIS
Deskripsi use case mengunduh data dari sistem INLIS
Deskripsi use case menginput data
Deskripsi use case memperbarui data
Deskripsi use case mencetak laporan
Deskripsi field dalam tabel RTC
Deskripsi field dalam tabel SA
Deskripsi field dalam tabel LS
Deskripsi field dalam tabel IUC
Deskripsi field dalam tabel PTPR
Deskripsi field dalam tabel AUS
Deskripsi field dalam tabel LPC
Deskripsi field dalam tabel CT
Deskripsi field dalam tabel LVC
Deskripsi field dalam tabel USSPTS

5
13
15
19
19
20
20
21
22
22
23
23
23
38
38
39
39
39
39
40
40
40
40

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Tahapan penelitian
8
Diagram use case pengelolaan laporan kinerja
20
Class diagram penghitungan indikator kinerja perpustakaan
24
Activity diagram untuk proses login
25
Activity diagram untuk melihat daftar data di INLIS
26
Activity diagram untuk mengunduh data dari INLIS
26
Activity diagram untuk input data baru ke SIPK
27
Activity diagram untuk proses memperbarui data
27
Activity diagram untuk proses mencetak laporan
28
Activity diagram untuk proses logout dari sistem SIPK
28
Sequence diagram untuk proses login ke sistem SIPK
29
Sequence diagram untuk proses melihat daftar data di INLIS
30
Sequence diagram untuk proses mengunduh data dari INLIS
30
Sequence diagram untuk proses memperbarui data
31
Sequence diagram untuk proses menginput data baru
32
Sequence diagram untuk proses menyimpan data
32
Sequence diagram untuk proses mencetak laporan
33
Diagram ORM untuk indikator kinerja staf perpustakaan perkapita(LS)33

19
20
21
22
23
24
25
26
27

Diagram ORM untuk indikator jumlah kunjungan ke perpustakaan
perkapita (LVC)
Diagram ORM untuk indikator peminjaman perkapita (LPC)
Diagram ORM untuk mengukur indikator persentasi judul koleksi
yang dibutuhkan (RTC)
Diagram ORM untuk mengukur indikator persentasi staf layanan
terhadap total staf (USSPTS)
Diagram ORM untuk mengukur indikator bahan perpustakaan
yang digunakan dalam (IUC)
Diagram ORM untuk indikator kepuasan pemustaka (AUS)
Diagram ORM untuk indikator kepuasan pemustaka (PTPR)
Diagram ORM untuk indikator perputaran koleksi (CT)
Diagram ORM untuk mengukur indikator ketepan pengerakkan (SA)

34
34
35
35
36
36
37
37
38

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Butir pertanyaan terkait pengukuran kinerja
Data hasil perhitungan sikap
Tahapan penyeleksian Indikator
Data hasil penyeleksian indikator tahap pertama
Data hasil penyeleksian indikator tahap kedua dan ketiga
Data nilai t tabel dan r tabel

43
44
45
47
49
50

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) sudah
mempunyai sistem informasi yaitu: Integrated National Library Information
System (INLIS) yang terdiri atas empat modul yaitu back office, online public
catalogue, keanggotaan, dan buku tamu. Berdasarkan informasi dalam web resmi
www.inlislite.perpusnas.go.id, fitur laporan yang terdapat dalam modul back
office memiliki data laporan terdiri atas data katalog, data koleksi, data sirkulasi,
data pengunjung dan data anggota.
Saat ini manajemen Perpusnas RI membutuhkan informasi yang terkait
dengan pencapaian kinerja layanan, namun informasi yang dibutuhkan tersebut
belum tersedia dalam fitur laporan INLIS. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa
manajemen Perpusnas RI perlu informasi capaian kinerja karena digunakan untuk
mengevaluasi, mengendalikan, menganggarkan, memotivasi, dan sebagai bahan
perbandingan kinerja untuk mengetahui tren kinerja waktu berjalan dengan
sebelumnya atau sebagai bahan perbandingan antar unit kerja atau instansi lain.
Pernyataan manajemen sejalan dengan yang dinyatakan oleh Saleh (2013) bahwa
pengukuran kinerja dianggap penting karena kinerja adalah state of condition dari
suatu pelaksanaan kerja dalam mencapai sesuatu, kondisi, dan perubahan yang
diinginkan.
Berdasarkan hasil kajian pustaka dan kajian lapangan banyak permasalahan
dan tantangan yang harus dihadapi oleh Perpusnas RI untuk mengikuti
perkembangan zaman dan tuntutan kebutuhan pengguna. Menurut Hardjoprakoso
(2005) ada delapan permasalahan dan empat tantangan yang harus dijawab.
Masalah yang dimaksud adalah status kelembagaan, sarana fisik, tenaga pengelola,
pengorganisasian, sarana finansial, rendahnya produksi buku ilmu pengetahuan
serta mahalnya harga buku, lokasi, dan kebijakan. Sedangkan tantangan yang
dimaksud adalah transmisi atau cara-cara pengelolaan perpustakaan dari cara
tradisional ke cara berbasis teknologi modern, peningkatan tenaga perpustakaan
menjadi tenaga ahli yang mampu menggunakan metode dan peralatan hasil ilmu
dan teknologi mutakhir, penetapan sistem yang meliputi penetapan perangkat
keras maupun lunak serta pengembangan otomasi, membangun kesadaran bangsa
akan pentingnya informasi dan ilmu pengetahuan.
Setelah tahun 1998 dengan keluarnya ISO 11620 tentang Information and
Documentation Library Performance Indicators, Perpusnas RI mempunyai
tantangan tersendiri. Salah satu tantangannya adalah bagaimana penerapan ISO
11620:2008 untuk mengukur kinerja perpustakaan. Alasan perlunya mengukur
kinerja perpustakaan karena salah satu indikator keberhasilan perpustakaan dalam
hal ini Layanan Terbuka Perpusnas RI dapat dilihat dari kinerjanya, dimana salah
satu cerminan kinerja bisa dilihat dari hasil kerja pada unit layanan tersebut. Unit
Layanan Terbuka merupakan salah satu unit layanan yang diselenggarakan oleh
Perpusnas RI. Oleh karena itu unit kerja ini menjadi salah satu tolak ukur capaian
kinerja Perpusnas RI, karena unit layanan ini merupakan lini depan dalam
penyedia sumber dan jasa informasi.

2
Dalam kaitannya dengan penyedia sumber informasi guna memenuhi
kebutuhan informasi bagi pemustaka, maka perpustakaan seharusnya mempunyai
standar yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan
pengembangan perpustakaan serta standar lain untuk mendukung manajemen
pelayanan di perpustakaan. Salah satu standar penting yang perlu diterapkan oleh
perpustakaan adalah standar bagaimana cara mengukur kinerja perpustakaan.
Standar untuk mengukur kinerja perpustakaan yang diberlakukan atau yang
dijadikan pedoman secara nasional belum tersedia, namun secara internasional
sudah ada salah satunya ISO 11620:2008 tentang Information and Documentation
Library Performance Indicators. Selanjutnya penelitian ini difokuskan pada
pengkajian yang terkait dengan pengkuran kinerja dan penerapan indikator ISO
11620:2008 untuk mengukur kinerja pada Layanan Terbuka Perpusnas RI.

Perumusan Masalah
Salah satu strategi untuk mencapai visi dan misi layanan perpustakaan
adalah bagaimana kebijakan yang diambil oleh manajemen berdasarkan data dan
berorientasi pada kebutuhan pengguna maupun manajemen itu sendiri. Informasi
capaian kinerja merupakan data bagi manajemen Perpusnas RI dalam mengambil
kebijakan. Pada sistem berjalan (INLIS) sudah tersedia data yang dibutuhkan
untuk mengukur kinerja, namun data tersebut belum diolah lebih lanjut sehingga
informasi kinerja belum bisa dihasilkan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi
kinerja tersebut perlu kajian lebih lanjut. Fokus kajian pada penelitian ini adalah
menentukan indikator kinerja ISO 11620:2008 yang sejalan dengan visi dan misi
unit kerja tersebut. Kajian berikutnya adalah bagaimana membuat rancangan
sistem yang mampu mengakomodasi dan mengolah data yang berasal dari
(INLIS) dan data lain yang diinput secara manual menghasilkan informasi kinerja.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah memilih dan menentukan indikator yang
digunakan untuk mengukur kinerja unit Layanan Terbuka Perpusnas RI, dan
membuat rancangan sistem informasi penghitungan indikator kinerja (SIPK)
untuk memudahkan dalam penerapan pengukuran kinerja tersebut.

Manfaat Penelitian
1

2

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Tersedianya indikator untuk mengukur kinerja Layanan Terbuka Perpusnas RI
yang berbasis indikator ISO 11620:2008 sehingga manajemen layanan
mempunyai arah, ukuran dan standar yang jelas dalam mengukur kinerja.
Tersedianya rancangan sistem informasi untuk mengukur kinerja Layanan
Terbuka Perpusnas RI yang berbasis indikator ISO 11620:2008 sehingga
implementasi pengukuran lebih mudah serta mampu menghasilkan informasi
kinerja yang cepat dan akurat.

3
Ruang Lingkup Penelitian
1
2
3
4

Penelitian dibatasi pada pengukuran kinerja di Layanan Terbuka Perpusnas RI.
Penelitian populasi dengan jumlah sampel 12 orang yang tediri atas pejabat
dari eselon-4 sampai dengan eselon-1 yang bertugas pada unit kerja layanan.
Indikator pengukuran mengacu pada indikator ISO 11620:2008.
Kandungan informasi rancangan sistem mengacu pada indikator terpilih.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran Kinerja Perpustakaan
Mengukur kinerja adalah mengumpulkan data statistik dan lainnya yang
menggambarkan kinerja perpustakaan dan menganalisis data tersebut dalam
rangka untuk mengevaluasi kinerja (Saur 2007). Manfaat pengukuran kinerja
adalah untuk kepentingan pengelolaan, pengembangan jasa layanan informasi dan
produk perpustakaan, serta pemetaan anggaran lainnya. Pengertian kinerja
menurut (Kemenpan 2008) adalah unjuk kerja dan prestasi kerja atau hasil kerja
yang diwujudkan dalam melakukan suatu kegiatan atau program mencapai tujuan
dan sasaran tertentu. Untuk mengukur kinerja maka perlu ada indikator yang
digunakan sebagai acuan maupun parameter dalam pengukuran. Indikator kinerja
sendiri diartikan sebagai ungkapan secara lisan atau simbol kuantitatif yang
diperoleh dari data statistik perpustakaan yang digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kinerja perpustakaan (ISO 2008).
Indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator kinerja yang
mengacu pada ISO 11620:2008 yang dipilih berdasarkan hasil seleksi dengan
kriteria tertentu serta ditetapkan berdasarkan hasil keputusan manajemen.
Sedangkan kinerja perpustakaan diartikan sebagai efektivitas jasa dan sarana
prasarana yang tersedia di perpustakaan serta efisiensi penggunaan sumber daya
yang ada dalam melakukan kegiatan terkait perpustakaan (ISO 1998).
Prinsip pengukuran kinerja perpustakaan adalah mengumpulkan data hasil
kerja selanjutnya data tersebut dihitung, diolah menurut aturan yang sudah
ditentukan dalam standar ISO 11620:2008 kemudian dianalisis dan disimpulkan.
Untuk mengukur kinerja perpustakaan perlu kerangka pengukuran supaya
memperoleh data yang sesuai. Kerangka pengukuran kinerja Layanan Terbuka
Perpusnas RI yang digunakan adalah:
1 Seluruh aktivitas kerja yang jelas dan nyata harus diukur.
2 Pengukuran meliputi koleksi, sarana prasarana, sumber daya, dan aktivitas.
3 Hasil pengukuran menyediakan dasar untuk menetapkan akuntabilitas hasil.
4 Mendefinisikan dengan jelas kerja yang diukur dan hasil yang diinginkan.
5 Pelaporan hasil pengukuran kinerja harus dilakukan secara berkesinambungan.

4
Indikator Kinerja ISO 11620
Indikator kinerja menurut International Standardization Oganization (ISO
2008) adalah dokumen yang disusun oleh ISO yang memuat cara-cara mengukur
indikator kinerja perpustakaan dimana cara-cara tersebut sudah terstandar secara
internasional. ISO sendiri adalah organisasi internasional di bidang standardisasi
dan merupakan pengembang standar terbesar di dunia, dan badan organisasi ini
berkedudukan di Genewa, Switzeland. ISO memiliki cabang di banyak negara dan
di satu negara hanya ada satu cabang atau perwakilan. ISO inilah yang
mengeluarkan standar mengenai indikator kinerja perpustakaan. ISO pertama kali
mengeluarkan indikator kinerja perpustakaan tahun 1998 yaitu ISO 11620 yang
mengakomodasi sebanyak 29 indikator (ISO 1998) sebagai berikut:
1 Kepuasan pemakai
2 Persentase target pemakai yang dicapai
3 Biaya per pemakai
4 Kunjungan ke perpustakaan perkapita
5 Biaya per kunjungan ke perpustakaan
6 Ketersediaan judul dokumen
7 Ketersediaan judul dokumen yang dibutuhkan
8 Persentase judul dokumen yang dibutuhkan dalam koleksi
9 Ketersediaan judul yang disediakan dari judul dokumen yang dibutuhkan
10 Penggunaan di perpustakaan perkapita
11 Tingkat penggunaan dokumen
12 Median waktu temu kembali dokumen dari koleksi tertutup
13 Median waktu temu kembali dokumen dari koleksi terbuka
14 Koleksi kembali
15 Peminjaman perkapita
16 Dokumen yang sedang dipinjam perkapita
17 Biaya per peminjaman
18 Peminjaman per petugas
19 Kecepatan pinjam antar perpustakaan
20 Tingkat ketepatan jawaban yang diberikan
21 Tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog judul
22 Tingkat keberhasilan penelusuran melalui katalog subjek
23 Ketersediaan fasilitas
24 Tingkat penggunaan fasilitas
25 Tingkat keterisian kursi
26 Ketersediaan sistem otomasi
27 Median waktu pengadaan dokumen
28 Median waktu pengolahan dokumen
29 Biaya per judul katalog
Namun dengan perkembangan di dunia perpustakaan dokumentasi dan
informasi, khususnya perkembangan yang dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi informasi, ISO 11620:1998 dianggap tidak dapat mengakomodasi
indikator yang berhubungan dengan berkas digital atau elektronik, maka direvisi
menjadi ISO 11620:2008 yang mengakomodasi 45 indikator seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 1.

5
Tabel 1 Daftar indikator ISO 11620:2008 (ISO 2008)
Sub Area Detail (Kode)
1
Ketersediaan judul yang dibutuhkan (RTA)
2
Persentase judul koleksi yang dibutuhkan
(RTC)
3
Tingkat keberhasilan penelusuran melalui
katalog subjek (SSSR)
4
Persentase sesi yang ditolak (RS)
5
Ketepatan pengerakkan (SA)
6
Waktu rata-rata menemukan dokumen dari
rak tertutup (MTDRCS)
7
Kecepatan pinjam antar perpustakaan (SIL)
8
Persentase pinjam antar perpustakaan yang
berhasil (SuIL)
9
Jumlah komputer untuk akses informasi
perkapita (PAWC)
10 Ketersediaan waktu komputer perkapita
(WHAPC)
11 Area pemustaka perkapita (UAC)
12 Tempat duduk perkapita (SC)
13 Jam buka layanan terhadap kebutuhan
(HOCD)
14 Staf perpustakaan perkapita (LS)
15 Perputaran (CT)
16 Peminjaman perkapita (LPC)
17 Persentase koleksi yang tidak dipinjamkan
(PSNU)
18 Jumlah item yang diunduh perkapita
(NCUDC)
19 Bahan perpustakaan yang digunakan dalam
perpustakaan perkapita (IUC)
20 Kunjungan perkapita (LVC)
21 Persentase informasi yang diminta melalui
elektronik (PIRSE)
22 Persentase pemustaka luar (PEU)
23 Persentase dari total peminjaman kepada
pemustaka luar (PTLLEU)
24 Kehadiran pemustaka pada acara
perpustakaan perkapita (ALEC)
25 Kehadiran pemustaka pada acara pelatihan
perkapita (NUATLC)
26 Tingkat keterpakaian kursi baca (PSOR)
27 Tingkat keterpakaian komputer (WUR)
28 Persentase target pemustaka yang dicapai
(PTPR)
29 Kepuasan pemustaka (AUS)
30 Biaya per peminjaman (CPL)
31 Biaya per penggunaan basis data (CDS)

Area
Resources,
Access, &
Infrastructure

Sub Area
Collection

Access

Facilities

Facilities

6
Sub Area Detail (Kode)
32 Biaya per item informasi yang diunduh
(CCUD)
33 Biaya per kunjungan (CLV)
34 Waktu rata-rata pengadaan/akuisisi dokumen
(MTDA)
35 Waktu rata-rata pengolahan dokumen
(MTDP1)
36 Persentase staf layanan terhadap total staf
perpustakaan (USSPTS)
37 Tingkat kebenaran jawaban yang diberikan
(CAFR)
38 Perbandingan biaya pengadaan terhadap total
belanja perpustakaan (RAESC)
39 Produktifitas staf dalam memproses media
(EPMP)
40 Biaya per pemustaka (CPU)
41 Persentase pembelanjaan atas informasi dalam
bentuk koleksi elektronik (PEIPSEC)
42 Persentase staf perpustakaan yang ditugaskan
pada layanan elektronik (PLSPDELS)
43 Jumlah jam kehadiran pada pelatihan formal
per staf (NAHFTLSM)
44 Persentase dari sarana perpustakaan yang
diterima dari hadiah atau usaha komersial
(PLMRSGIG)
45 Persentase sarana kelembagaan yang
dialokasikan kepada perpustakaan (PIMAL)

Area

Sub Area

Staff

Potential &
Development

Indikator-indikator tersebut adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja perpustakaan umum atau perpustakaan yang melakukan layanan
sirkulasi. Unit kerja Layanan Terbuka Perpusnas RI merupakan salah satu unit
kerja yang melakukan kegiatan sirkulasi koleksi baik untuk digunakan di dalam
perpustakaan maupun untuk dipinjam dibawa pulang. Berdasarkan alasan di atas
maka fokus penelitian ini pada pengukuran kinerja perpustakaan di unit kerja
Layanan Terbuka Perpusnas RI.

Sistem Informasi
Sistem diartikan sebagai suatu ketetapan yang konsisten yang dikoordinir
oleh satu set komponen yang bekerja secara bersama-sama sebagai satu kesatuan
untuk mencapai suatu fungsi utama atau tujuan dari sistem itu sendiri (Ratzan
2004). Sedangkan informasi diartikan sebagai data yang sudah diubah menjadi
sesuatu yang lain yang bermanfaat/berguna bagi pemakainya. Pengertian lain
menyatakan bahwa informasi merupakan hasil dari data yang telah diolah
sedangkan data sendiri adalah kejadian, peristiwa sebagai masukan untuk sebuah
informasi (Davis dan Shaw 2011).

7
Pengertian sistem informasi adalah suatu ketetapan yang konsisten yang
dikoordinir oleh satu set komponen yang bekerja secara bersama-sama dalam satu
kesatuan dengan tujuan untuk membuat, mendistribusikan, dan mengolah suatu
informasi (Ratzan 2002). Sistem informasi juga diartikan kumpulan dari
komponen yang terintegrasi seperti piranti lunak/keras, data, manusia, jaringan,
fungsi dan prosedur yang bekerja secara bersama untuk menyimpan, mengolah,
menghasilkan dan menyebarkan informasi (Bawden 2012).
Berdasarkan hasil kajian terhadap sistem berjalan (INLIS) bahwa saat ini
sistem tersebut terdiri atas empat modul yaitu back office, online public catalogue,
keanggotaan, dan buku tamu. Ke-4 modul tersebut mempunyai tugas dan fungsi
sebagai berikut:
Modul back office diperuntukkan untuk menyimpan laporan dalam tabel
laporan. Laporan yang disediakan pada modul ini adalah laporan data katalog,
data koleksi, data sirkulasi, data pengunjung dan data anggota. Cara kerja
modul ini adalah mencacah kemudian menjumlahkan data yang masuk dan
mengeluarkan informasi dalam bentuk laporan jumlah data. Fungsi modul ini
menyimpan jumlah data koleksi, sirkulasi, anggota terdaftar dan data
pengunjung yang terinput di sistem INLIS. Tabel untuk menyimpan yaitu
tabel keanggotaan, tabel koleksi, tabel sirkulasi, dan tabel kunjungan.
Modul online public catalogue adalah modul yang bertugas merekam data
yang diperoleh dari hasil pengolahan koleksi dan menyimpan dalam tabel
koleksi. Data dari modul ini digunakan pengguna untuk menelusur buku
secara online.
Modul keanggotaan adalah modul yang bertugas merekam, mencatat dan
menyimpan pemustaka yang mendaftar sebagai anggota dan menyimpan data
dalam tabel anggota. Data dalam modul ini digunakan untuk menghitung
keanggotaan yang terdaftar.
Modul buku tamu adalah modul yang merekam dan menyimpan data tamu
yang berkunjung ke perpustakaan. Data ini disimpan dalam tabel kunjungan.
Berdasarkan kajian terhadap pengguna bahwa dibutuhkan sistem baru yang
berfungsi melengkapi sistem INLIS. Cara kerja sistem baru yaitu pertama, sistem
akan menghitung hasil capaian kinerja berdasarkan metode perhitungan yang
sudah ditetapkan dalam standar ISO 11620:2008 untuk setiap indikator; kedua,
data yang diolah oleh sistem baru adalah data yang berasal dari sistem INLIS dan
data lain yang diinput secara manual; ketiga, laporan kinerja adalah hasil
perhitungan data yang diambil dari tabel di INLIS dan tabel data input.
Object Relasional Mapping (ORM)
ORM adalah teknologi yang menjadi satu lapis antara aplikasi dengan
database di sini ORM bekerja seperti database, tetapi hanya berbentuk objek dan
setiap tabel di dalam ORM mewakili tabel dalam database (Jeni 2007).
Penggunaan ORM dengan hibernate sebagai tool dinilai sangat membantu dalam
proses pemodelan dan pengembangan aplikasi karena hibernate mengeliminasi
banyak pekerjaan yang tidak penting sehingga menyediakan waktu yang lebih
banyak untuk mengerjakan proses bisnis aplikasi (Mayaut 2010). Aplikasi dengan
hibernate akan menghasilkan baris-baris coding yang lebih sedikit jika

8
dibandingkan dengan aplikasi yang pemetaannya secara manual akibatnya dengan
baris coding yang sederhana, pemeliharaan aplikasi lebih mudah dilakukan.
Hibernate merupakan sebuah perangkat utama dari ORM yang memiliki fitur
seperti pemilihan tipe data otomatis, mendukung banyak basis data popular,
mapping objek java menjadi struktur tabel basis data, connection polling,
transaction management, dan memudahkan mapping one-to-many dan many-tomany (Sanjaya et al. 2009). Perancanagan sistem informasi yang menerapkan
arsitektur Model View Controller (MVC) mempermudah dalam pemisahan kelaskelas yang tergolong model, view, dan controller. Sedangkan peran ORM dengan
framework hibernate pada pemrograman java dengan konsep pemrograman
berorientasi objek serta MySQL 5.0 sebagai basis datanya yang terintegrasi dari
setiap proses transaksi mampu menjabarkan kebutuhan pengelolaan serta
pemantauan dengan lebih cepat, tepat dan cermat (Hartono 2010).
Prototyping
Model prototyping merupakan proses membangun sebuah model dari
sebuah sistem berdasarkan pada kebutuhan user dengan kondisi user tidak
memberikan detail input, proses dan detail output (Sommerville 2003).

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Layanan Terbuka Perpusnas RI Jalan Salemba
Raya Nomor 28a Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai
dengan November 2014 setiap hari Senin sampai dengan Jumat.
Tahapan Penelitian
Tahapan berikut menjelaskan langkah yang dilakukan dalam penelitian
mulai dari perumusan masalah sampai dengan hasil penelitian seperti ditunjukkan
dalam Gambar 1.
Perumusan
Masalah

Pengumpulan dan
Analisis Data

Perancangan Sistem
Penilaian Kinerja
Perpustakaan

Perumusan Kebutuhan
Informasi

Perumusan Indikator
Kinerja Berbasis ISO
11620:2008

Pendefinisian
Kebutuhan Sistem

Evaluasi Rancangan Sistem

Pembuatan Rekomendasi

Gambar 1 Tahapan penelitian

9
Perumusan Masalah
Mengumpulkan informasi terkait topik penelitian. Pada tahap ini masalah
terkait topik penelitian dirumuskan, didefinisikan dan diidentifikasi untuk
mempermudah dalam mencari solusi permasalahan.
Pengumpulan Data
Menurut Riduwan (2008) teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data melalui angket, wawancara, pengamatan,
ujian/tes, dokumentasi dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan tergantung masalah yang dihadapi. Data yang digunakan dapat berupa
data primer atau sekunder. Skala data yang digunakan seperti skala nominal, skala
ordinal, skala interval, dan skala rasio. Lima bentuk skala untuk mengukur sikap
yaitu: Skala Likert, Skala Guttman, Skala Defferensial Simantict, Rating Scale
dan Skala Thurstone. Menurut Arikunto (2010) instrumen pengumpulan data
seperti: angket, daftar cocok, skala, pedoman wawancara, lembar pengamatan atau
panduan pengamatan, soal ujian. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan
skala data ordinal dan skala pengukuran likert.
Analisis Data
Analisis data melalui persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan
pendekatan penelitian. Data dikumpulkan melalui metode pengamatan langsung
dan penyebaran kuesioner. Analisis data penelitian ini dengan pendekatan sikap
manajemen atau analisis sikap. Analisis data dengan pendekatan analisis sikap
menurut Sunyoto (2011) meliputi sikap kepercayaan atau belief (bi) dan sikap
keyakinan evaluation (ei). Analisis sikap ini bertujuan untuk mencari data tentang
sikap kepercayaan dan keyakinan serta keputusan manajemen terhadap suatu
masalah yang sedang diteliti. Tahapan analisis mulai pemberian kode terhadap
item, menentukan skala yaitu sangat setuju (SS)=2, setuju (S)=1 ragu (R)=0, tidak
setuju (TS)=-1, sangat tidak setuju (STS)=-2. Ketentuan hasil sikap adalah jika
skor sikap kepercayaan (be) dan sikap keyakinan (ei) lebih besar dari nol maka
keputusannya manajemen dianggap menerima. Analisis sikap ini bertujuan untuk
menyimpulkan sikap kepercayaan dan keyakinan manajemen terkait pengukuran.
Perumusan Kebutuhan Informasi
Melalui request gathering dan sumbang saran dengan manajemen pada
tahap ini menentukan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen.
Kebutuhan meliputi kebutuhan indikator untuk mengukur kinerja dan kebutuhan
sistem informasi untuk mempermudah dalam implementasi pengukuran kinerja
tersebut.
Perumusan Indikator Kinerja Berbasis ISO 11620:2008
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merumuskan indikator apa
yang menjadi kebutuhan manajemen. Ke-45 indikator yang ada dalam ISO
11620:2008 dipilih berdasarkan tahapan yang sudah ditentukan sebelumnya dan
indikator ditetapkan berdasarkan keputusan manajemen (hasil kuesioner).
Pemilihan indikator dilakukan dengan tahapan penyeleksian sebagai berikut:

10
1 Memilih indikator yang kegiatannya dilakukan, dan tidak menggunakan
indikator yang kegiatannya tidak dilakukan;
2 Tidak menggunakan indikator yang berkaitan dengan biaya, karena orientasi
bisnis perpustakaan adalah layanan jasa secara gratis;
3 Menawarkan ke manajemen untuk memilih indikator sesuai kebutuhan dan
mendukung pada visi dan misi Layanan Terbuka Perpusnas RI dengan
penyebaran kuesioner;
4 Memilih indikator yang mempunyai rata-rata nilai hasil kuesioner lebih besar
dari nol, dan menetapkan indikator yang terpilih sebagai objek penelitian dan
sebagai kandungan sistem informasi yang dikembangkan.
Pendefinisian Kebutuhan Sistem
Merupakan tahapan kegiatan untuk menentukan kebutuhan sistem baru.
Tujuan akhir pada tahap ini adalah mencari kebutuhan yang diperlukan oleh
sistem. Kebutuhan sistem meliputi kebutuhan piranti lunak, piranti keras,
kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional.
Perancangan Sistem Penghitungan Indikator Kinerja Perpustakaan
Tahapan ini adalah tahap pengembagan sistem dengan membuat rancangan
sistem informasi kinerja Layanan Terbuka Perpusnas RI. Pengembangan sistem
mengacu pada lima tahap metode Prototyping yang didefinisikan oleh Pressman
(2010) yaitu communication, quick plan, modelling quick design, construction of
prototype, deployment delivery and feedback. Menurutnya pengembangan sistem
dengan pendekatan prototyping adalah yang terbaik karena pengguna tidak harus
mengetahui secara detail kebutuhan masukan, proses atau kebutuhan keluaran.
Pada sisi lain dengan metode ini calon pengguna dapat mengetahui lebih awal apa
yang akan dikerjakan sistem, kemampuan sistem, fungsi sistem dan keluaran yang
dihasilkan. Sistem yang dikembangkan dengan metode prototyping akan
mengurangi atau menghilangkan fungsi sistem yang tidak sesuai. Tahapan
pengembangan sistem sebagai berikut:
1 Fase communication mengumpulkan data dengan sumbang saran dan kuesioner
untuk analisis kebutuhan informasi, mendefinisikan fungsi sistem, batasan
sistem, dan kebutuhan sistem. Fungsi utama sistem baru adalah untuk
menghitung indikator kinerja berdasarkan indikator terpilih. Proses perhitungan
diperlukan data, salah satunya data yang berasal dari sistem berjalan sehingga
harus ada fungsi sistem yaitu: melihat daftar, mengunduh data, menyimpan
data, memperbarui data, menginput data yang diperlukan jika data yang
dibutuhkan tidak tersedia di INLIS, menghitung dan mencetak laporan.
2 Fase quick plan mengumpulkan dokumen analisis kebutuhan dan menyusun
serta menetapkan kebutuhan sistem penghitungan indikator kinerja Layanan
Terbuka Perpusnas RI. Selanjutnya menentukan kebutuhan indikator yang
digunakan untuk menghitung kinerja.
3 Fase modelling quick design merancang model dengan membuat perancangan
sistem tampilan cepat yang akan digunakan oleh pengguna berupa perancangan
interface yang terlihat dalam layar. Rancangan inteface meliputi menu
login/logout, menu utama, form lihat daftar, form unduh data, form simpan
data, form perbarui data, form input data dan form cetak laporan.

11
4 Fase construction of prototype melakukan perancangan sistem dengan
membuat model UML menggunakan diagram use case, use case description,
diagram activity, squence diagram, class diagram, object-role/relational
mapping dan entity relationship diagram (ERD).
5 Fase deployment delivery and feedback menyerahkan model hasil
rancangan yang dibangun dikembalikan kepada manajemen untuk dievaluasi.
Hasil evaluasi dikaji kembali dan dilakukan perbaikan jika dibutuhkan. Hasil
perbaikan diserahkan kembali ke manajemen. Melanjutkan pengembangan
sistem sampai menjadi sistem siap pakai.
Evaluasi Rancangan Sistem
Menyerahkan hasil rancangan ke manajemen untuk dievaluasi dan untuk
memastikan apakah rancangan sistem penghitungan indikator kinerja
perpustakaan sudah sesuai dengan kebutuhan. Hasil evaluasi dikembalikan kepada
pengembang untuk ditidaklanjuti jika terdapat perubahan.
Pembuatan Rekomendasi
Membuat rekomendasi kepada manajemen berdasarkan hasil penelitian.
Rekomendasi berisi saran yang dianggap penting dan harus dilakukan oleh
manajemen. Salah satu rekomendasi yaitu rekomendasi terkait implementasi
rancangan sistem penghitungan indikator kinerja.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan dalam bentuk
kertas angket (kuesioner) yang terdiri atas 10 butir pertanyaan. Butir-butir
pertanyaan selanjutnya diuji untuk memastikan kuesioner tersebut tepat guna dan
tepat sasaran. Uji yang dilakukan meliputi uji reliabilitas dan uji validitas.
Menurut Sunyoto (2011) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan
reliabel atau andal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten. Sedangkan uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau
tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.
Pengukuran reliabel dilakukan denga dua cara, yaitu: pengukuran ulang
(repeated measure) dimana responden diberi butir pertanyaan yang sama dalam
waktu yang berbeda. Pertanyaan dikatakan handal jika jawaban sama; pengukuran
sekali saja (one shot) responden hanya diberi butir pertanyaan sekali, kemudian
hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang
sama dengan metode Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha > 0.60. Sedangkan uji validitas dapat dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dan total
skor. Jika hasil pengujian korelasi rank spearman menunjukkan nilai yang
signifikan dapat disimpulkan bahwa butir tersebut dikatakan valid.

12
Peralatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa alat bantu untuk mempermudah dalam
pengumpulan maupun pengoalahan data. Salah satu perlatan yang mutlak
dibutuhkan yaitu perangkat komputer. Perangkat komputer yang digunakan harus
mempunyai spesifikasi yang sesuai. Spesifikasi komputer yang dibutuhkan pada
penelitian ini meliputi kebutuhan piranti lunak dan kebutuhan piranti keras.
Piranti lunak yang dibutuhkan sebagai berikut:
Sistem Operasi : Microsoft Windows Xp Profesional
Server
: Apache (dalam Bundle XAMPP Versi 3.2)
DBMS
: MySQL
Browser
: Google Chrome versi 43.0.2357.130 dev-m
Piranti keras yang dibutuhkan sebagai berikut:
Processor
: Intel Pentium 4 2.3 GHz
Memori
: 1 GB
Hardisk
: 120 GB

13

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Responden
Kriteria responden adalah pejabat Perpusnas RI dari eselon 1 sampai dengan
eselon 4 yang bertugas pada unit kerja layanan. Berdasarkan kriteria tersebut
terdapat 12 orang yang memenuhi persyaratan. Secara rinci data responden terdiri
atas: responden berjenis perempuan (58%) dan sisanya berjenis kelamin laki-laki;
responden yang berusia usia lebih dari 50 tahun (58%), yang berusia antara 40 dan
50 tahun (33%), yang berusia kurang dari 40 tahun (8%); responden yang
berpendidikan S3 (17%), berpendidikan S1 (58%), dan sisanya berpendidikan di
bawah S1; responden yang menjabat eselon IV (42%), menjabat eselon III (33%),
menjabat eselon II (17%), dan menjabat eselon I (8%).
Hasil Uji Instrumen
Uji instrumen menggunakan uji Cronbach Alpha (a) dengan teknik satu kali
pengukuran (one shot). Ketentuan jika nilai cronbach alpha >0.60 maka butirbutir pertanyaan dianggap handal. Uji kedua dengan membandingkan nilai rhitung
dengan rtabel atau membandingkan thitung dengan ttabel. Taraf signifikansi = 5%;
derajat bebas (df) = 10-2; diketahui nilai ttabel = 2.2281; dan nilai rtabel = 0.5760.
Ketentuan hasil uji adalah jika nilai rhitung > rtabel atau nilai thitung > ttabel berdasarkan
ketentuan tersebut maka butir pertanyaan seperti yang ditunjukkan pada Lampiran
1 dianggap valid. Perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:

k
S i2
S2
N

= banyaknya pertanyaan (10)
= nilai varian jawan ke-i
= nilai varian skor total
= jumlah responden (12)

Hasil uji butir kuesioner bahwa ke-10 butir pertanyaan memenuhi syarat
reliabel dan valid seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Data hasil uji validitas instrumen
No.Pert. AVG rhitung
1
0.745
2
0.770
3
0.789
4
0.794
5
0.824
6
0.734
7
0.787

rtabel
0.632
0.632
0.632
0.632
0.632
0.632
0.632

AVG thitung
4.346
4.470
4.713
4.804
5.229
4.189
4.645

ttabel
1.812
1.812
1.812
1.812
1.812
1.812
1.812

Keterangan
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi

14
No.Pert. AVG rhitung
8
0.819
9
0.803
10
0.713

rtabel
0.632
0.632
0.632

AVG thitung
5.345
5.087
3.907

ttabel
1.812
1.812
1.812

Keterangan
Memenuhi
Memenuhi
Memenuhi

Analisis Data Kuesioner
Berdasarkan data hasil kuesioner seperti ditunjukkan pada Lampiran 2
setelah dihitung dan dianalisis selanjutnya disimpulkan bahwa manajemen
layanan percaya dan yakin pengukuran kinerja perpustakaan khususnya Layanan
Terbuka Perpusnas RI perlu dilakukan (skor 1.33). Selanjutnya manajemen
meyakini bahwa informasi hasil pengukuran dibutuhkan oleh manajemen sebagai
data pendukung dalam pengelolaan perpustakaan dan dalam pengambilan
keputusan (skor 1.08). Proses pengukuran perlu adanya acuan atau indikator,
dalam hal ini manajemen percaya dan yakin jika indikator dalam standar ISO
11620:2008 digunakan untuk mengukur akan memenuhi kebutuhan informasi
(skor 1.17). Terkait siapa yang melakukan pengukuran, bahwa manajemen lebih
percaya dan yakin jika pengukuran dilakukan oleh pejabat atau manajemen hal ini
disebabkan karena hasil pengukuran dibutuhkan oleh manajemen (skor 1.08).
Terkait waktu pengukuran, bahwa manajemen lebih percaya dan yakin jika
periode pengukuran dilakukan setiap tahun (skor 1.08) dan tempat atau unit kerja
yang dikehendaki manajemen untuk dilakukan pengukuran adalah bagian
Layanan Terbuka Perpusnas RI karena bagian ini adalah lini depan tolak ukur
keberhasilan perpustakaan (skor 1.00). Perlu dukungan sistem informasi untuk
mempermudah dalam implentasi pengukuran (skor 1.00).
Penyeleksian Indikator Kinerja ISO 11620
Tujuan pemilihan indikator salah satunya untuk memperoleh indikator ISO
11620:2008 yang mendukunag pada visi dan misi layanan Terbuka Perpusnas RI.
Proses untuk mendapatkan indikator yang diharapkan melalui beberapa tahap
penyeleksian. Tahapan penyeleksian dengan empat ketentuan seperti yang
ditunjukkan pada Lampiran 3. Hasil penyeleksian indikator sebagai berikut:
Penyeleksian Indikator Tahap Pertama
Seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 4 bahwa pada penyeleksian tahap
pertaman terpilih 31 dari 45 indikator. Indikator terpilih karena kegiatannya
dilakukan dan data tersedia sedangkan indikator yang tidak dipilih karena
kegiatan yang terkait dengan indikator tersebut tidak dilakukan.
Penyeleksian Indikator Tahap Kedua
Seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 5 bahwa pada penyeleksian tahap
kedua terpilih 26 dari 31 indikator. Indikator yang terpilih karena indikator
tersebut tidak berkaitan dengan biaya sedangkan indikator yang tidak dipilih
karena berkaitan dengan biaya.

15
Penyeleksian Indikator Tahap Ketiga
Pada tahap ini pemilihan dengan menyebarkan kuesioner terhadap
manajemen untuk memilih indikator yang dianggap sesuai dengan visi dan misi.
Seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 6 bahwa pada penyeleksian tahap ketiga
terpilih 10 dari 26 indikator. Indikator terpilih tersebut dipilih oleh manajemen
karena sesuai dengan visi dan misi. Data kuesioner dihitung dan diurutkan
berdasarkan nilai rata-rata dan menetapkan indikator dengan nilai rata-rata lebih
besar dari nol sebagai indikator terpilih.
Penyeleksian Indikator Tahap Keempat
Seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 7 ditetapkan 10 indikator yang
akan digunakan untuk mengukur. Manajemen berkeyakinan bahwa sepuluh
indikator terpilih sudah sesuai dengan kebutuhkan informasi saat ini. Ke-10
indikator terpilih seperti ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Daftar indikator yang dipilih manajemen untuk mengukur kinerja
Layanan Terbuka Perpusnas RI
Kode Indikator
RTC
SA
LS
CT
LPC
IUC
LVC
PTPR
AUS
USSPTS

Total Skor
18.00
19.00
12.00
15.00
14.00
16.00
17.00
13.00
18.00
17.00

Rata-rata
1.50
1.58
1.00
1.25
1.17
1.33
1.42
1.08
1.50
1.42

Keputusan
Terpilih
Terpilih
Terpilih
Terpilih
Terpilih
Terpilih
Terpilih
Terpilih
Terpilih
Terpilih

Penjelasan 10 Indikator Terpilih
Indikator terpilih ditetapkan sebagai objek penghitungan kinerja dan sebagai
kandungan informasi dalam rancangan sistem penghitungan indikator kinerja
perpustakaan. Secara rinci sepuluh indikator yang terpilih sebagai berikut:
1
RTC (percentage of required titles in the collection) yaitu persentase judul
koleksi yang dibutuhkan. Pengukuran indikator kinerja ini dimaksudkan
untuk menilai sejauh mana judul-judul koleksi perpustakaan diminati oleh
pengguna. Indikator ini juga digunakan untuk menilai kesesuaian koleksi
dengan kebutuhan pengguna. Persentase judul disini adalah judul yang
dibutuhkan oleh sekurang-kurangnya seorang pemustaka dimana judul
tersebut merupakan koleksi milik perpustakaan. Metode untuk menghitung
persentase judul yang diperlukan dalam koleksi, RTC (ISO 2008) adalah:
RTC=(A/B)*100
dimana,
A adalah jumlah judul yang dibutuhkan dalam sampel yang menjadi koleksi
sebuah perpustakaan.
B adalah total jumlah judul yang dibutuhkan yang ada dalam sampel.

16
2

SA (shelving accuracy) adalah ketepatan pengerakkan. Tujuan dari
pengukuran indikator kinerja ini adalah untuk menilai sejauh mana dokumen
yang dicatat dalam katalog perpustakaan berada di tempat yang benar pada
rak-rak. Data diperoleh dengan metode sampling. Metode untuk menghitung
ketepatan pengerakan menggunakan dua metode pengukuran, SA (ISO 2008)
sebagai berikut:
Metode 1 (SA1)
SA1=(A/B)*100
dimana,
A adalah jumlah dokumen yang ditempatkan di rak secara benar.
B adalah jumlah dokumen dalam sampel.
atau dengan cara lain yaitu:
Metode 2 (SA2)
SA2=((A-B)/A)*100
dimana,
A adalah jumlah dokumen di rak-rak pada saat pengerakan.
B adalah jumlah dokumen yang salah tempat di rak-rak yang diamati.

3

LS (staff per capita) adalah staf perpustakaan per-kapita. Tujuan dari
pengukuran indikator kinerja ini adalah untuk mengukur rasio jumlah
karyawan perpustakaan untuk setiap 1000 anggota perpustakaan bagi
populasi yang wajib untuk dilayani. Jumlah orang dalam populasi untuk
dilayani dapat dianggap sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus
dilakukan. Metode untuk menghitung jumlah staf perpustakaan per 1000
anggota, LS (ISO 2008) adalah:
LS=(A/B)*1000
dimana,
A adalah jumlah karyawan dalam satuan FTE.
B adalah jumlah orang pada populasi yang wajib untuk dilayani.

4

CT (collection turnover) adalah perputaran. Tujuan dari pengukuran
indikator kinerja ini adalah untuk menilai/mengetahui tingkat penggunaan
koleksi yang dipinjamkan. Indikator ini juga dapat digunakan untuk
menilai/mengetahui kesesuaian koleksi terhadap kebutuhan populasi anggota
perpustakaan. Metode untuk menghitung perputaran koleksi, CT (ISO 2008)
adalah:
CT=A/B
dimana,
A adalah jumlah pinjaman yang tercatat dalam koleksi tertentu.
B adalah jumlah dokumen dalam koleksi tertentu.

5

LPC (loans per capita) adalah peminjaman perkapita. Tujuan dari
pengukuran indikator kinerja ini adalah untuk menilai/mengetahui tingkat
penggunaan koleksi perpustakaan oleh populasi/penduduk yang wajib
dilayani oleh perpustakaan. Indikator kinerja ini juga digunakan untuk

17
menilai/mengetahui kualitas koleksi dan kemampuan perpustakaan untuk
mempromosikan penggunaan koleksi perpustakaan. Metode untuk
menghitung peminjaman perpustakaan, LPC (ISO 2008) adalah:
LPC=A/B
dimana,
A adalah jumlah total peminjaman dalam setahun.
B adalah jumlah orang dalam populasi yang wajib untuk dilayani.
6

IUC (in-library use per capita) adalah bahan perpustakaan yang digunakan
dalam perpustakaan perkapita. Tujuan dari pengukuran indiktor ini adalah
untuk menilai/mengetahui jumlah bahan-bahan perpustakaan yang digunakan
di dalam ruang perpustakaan. Data diperoleh dengan menghitung koleksi
yang digunakan dan belum di”rak”kan. Metode untuk menghitung bahan
perpustakaan yang dipergunakan dalam perpustakaan perkapita, IUC (ISO
2008) adalah:
IUC=((A/B)*C)/D
dimana,
A adalah jumlah dokumen yang dihitung selama periode sampling (tidak
termasuk dokumen yang telah dipinjam).
B adalah jumlah jumlah hari buka (layanan) pada periode sampling.
C adalah jum