Effect of Anthropogenic Activities on Ephemeroptera Nymph Community and The Potential for Develope Local Biocriteria of River (Case Study High Gradient Segment of Ciliwung River)

PENGARUH AKTIVITAS ANTROPOGENIK TERHADAP KOMUNITAS
NIMFA EPHEMEROPTERA DAN POTENSI PENYUSUNAN BIOKRITERIA
LOKAL UNTUK PERAIRAN SUNGAI
(Studi Kasus Segmen Sungai Ciliwung Gradient Tinggi)

ROBIN

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis pengaruh aktivitas antropogenik
terhadap komunitas larva ephemeroptera dan potensi penyusunan biokriteria lokal untuk
perairan sungai(studi kasus sungai ciliwung) adalah karya saya sendiri dengan arahan
dari komisi pembimbing danbelum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruam
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juni 2012

Robin
NRP C251100061

ABSTRACT

ROBIN. Effect of Anthropogenic Activities on Ephemeroptera Nymph
Community and The Potential for Develope Local Biocriteria of River (Case
Study: High Gradient Segment of Ciliwung River). Under Direction of
ISDRADJAD SETYOBUDIANDI and YUSLI WARDIATNO.
In this study organic pollution will allegedly using ephemeroptera larvae. The
purpose of this study was to analyze the status of the environmental quality of Ciliwung
river waters based on responses of Ephemeroptera nimph and to develope local
biocriteria in the form of biotic indices for Ciliwung river by using the concept of
multimetric. Purpossive sampling was done with five replicates for six months
starting from December 2010 until May 2011. The result of measurements of several
parameter of chemical physics at the Ciliwung river then obtained the range of

values
of
this
parameter
were:
temperature
(18.0 °C 28.9 °C), DO (6.2 mg / l8.3 mg / l), turbidity (3.87 NTU - 34.72 NTU), pH (6 - 7.6),
COD (4.04 mg/l - 51.36 mg/l), ammonium (0.001 mg/l - 0.93 mg/l), nitrate (0.23
mg/l - 20.58 mg/l), nitrite (0.001 mg/l - 0.26 mg/l) and orthophosphate (0.01 mg/l 20.58 mg/l). These parameters include nitrate, nitrite, orthoposfat and COD have
reached the level of interference by organic pollution. Using the Kirchoff chemical
index showed gunung mas station did not disturbed by organic pollution (91.75 –
91.017), kampung pensiunan station and kampung jog-jogan station in light polluted
condition (89.25 – 74.258) and cibinong station have medium polluted (58.39 –
68.75). Using multimetric approach can be generated a Ephemeroptera Biotic Index
(EBI) wich score 24 - 28 categorized minimal or not disturbed (gunung mas station),
18-20 mild impairment (Kampung Pensiunan), score of 10 - 17 was medium
impairment and score 4 - 9 severe impairment category (Cibinong).

Keywords: Ephemeroptera Larvae, Ciliwung River, Local Biocriteria, Organic
Compound


RINGKASAN
ROBIN. Pengaruh Aktivitas Antropogenik Terhadap Komunitas Nimfa Ephemeroptera
dan Potensi Penyusunan Biokriteria Lokal untuk Perairan Sungai (Studi Kasus Sungai
Ciliwung). Dibimbing oleh ISDRADJAD SETYOBUDIANDI DAN YUSLI
WARDIATNO.
Berdasarkan kajian ekologis yang dilakukan oleh BPLHD Jawa Barat tahun
2006 menunjukkan kualitas sungai Ciliwung di bagian hulu (Cisarua) hingga hilir
(Ancol) telah mengalami pencemaran organik yang relatif tinggi (DO dari 0,2 mg/l - 8
mg/l, TOM dari 0,02 mg/l - 0,1 mg/l, TSS dari 0,01 - 0,6 mg/l). Penelitian Kido et al.
(2009) menunjukkan sungai tersebut juga tercemar oleh logam merkuri (0,23 - 0,30
ppb), bisphenol A (0,46 - 0,83 µg/l) dan alkil fenol (33,2 - 191,4 µg/l) yang cukup
tinggi. Sumber pencemar yang berpotensi menurunkan kualitas air sungai Ciliwung
berasal dari sistem drainase dari masukan limbah rumah tangga, pertanian/sawah,
peternakan, dan industri (Kido et al. 2009). Adanya pencemaran yang terjadi di Sungai
Ciliwung diduga akan mengganggu keseimbangan ekologi dari nimfa Ephemeroptera
dan berpotensi menurunkan integritas ekologi sungai tersebut secara keseluruhan. Oleh
sebab itu diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengungkap pengaruh aktivitas
antropogenik pada sungai Ciliwung terhadap struktur komunitas dari nimfa
Ephemeroptera sebagai dasar penentuan status kualitas lingkungan sungai Ciliwung

menjadi fokus dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
perubahan struktur komunitas Ephemeroptera sebagai akibat pengaruh aktivitas
antropogenik pada setiap stasiun pengamatan dan untuk menduga status kualitas
lingkungan perairan sungai Ciliwung berdasarkan respon dari larva Ephemeroptera serta
membuat biokriteria lokal dalam bentuk indeks biotik Ephemeroptera untuk sungai
Ciliwung. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai
penggunaan makroinvertebrata khususnya nimfa Ephemeroptera dalam penentuan
kualitas suatu lingkungan perairan.
Sampling penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember – Mei 2011 dan
mengambil lokasi di beberapa ruas sungai Ciliwung Jawa Barat. Sortir organisme serta
pengolahan datanya dilakukan di Laboratorium Ekotoksikologi dan Hidrokimia, Pusat
Penelitian Limnologi LIPI Cibinong, Jawa Barat. Analisis data meliputi parameter fisika
kimia perairan dan analisis pengelompokan komunitas dan habitat larva Ephemeroptera
dan keterkaitannya dengan parameter fisika kimia perairan. Penggunaan indeks
Kirchoff, indeks pencemaran, dan indeks Habitat dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh aktivitas antropogenik disungai Ciliwung dan konsep multi metric dilakukan
untuk membuat kisaran indeks biotic Ephemeroptera di sungai Ciliwung.
Hasil pengukuran beberapa parameter fisika kimia di sungai Ciliwung maka
didapatkan kisaran nilai dari parameter-parameter tersebut yaitu: Suhu (18,0 oC - 28,9
o

C), DO (6,2 mg/l - 8,3 mg/l), kekeruhan (3,87 NTU - 34,72 NTU), pH (6 - 2,6), COD

(4,04 mg/l - 51,36 mg/l), ammonium (0,001 mg/l - 0,93 mg/l ), nitrat (0,23 mg/l 20,58 mg/l), nitrit (0,001 mg/l - 0,26 mg/l), dan orthoposfat (0,01 mg/l - 0,66 mg/l).
Tingkat gangguan pada habitat dengan menggunakan indeks habitat menunjukan
stasiun 1 gunung mas masih dalam kategori optimal/minim gangguan (176 - 184),
stasiun kampung Pensiunan, kampung Jog-jogan dan Cibinong berada dalam kondisi
marginal (65 - 90), akan tetapi pada kampung Jog-jogan dan Cibinong nilai indeks
habitatnya sudah sangat mendekati kondisi gangguan berat (