Keefektifan Formulasi Cair dan Pasta Ralstonia pickettii untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Pelepah pada Padi

KEEFEKTIFAN FORMULASI CAIR DAN PASTA Ralstonia
pickettii UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT HAWAR
PELEPAH PADA PADI

AUZAN BAIQUNI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Keefektifan
Formulasi Cair dan Pasta Ralstonia pickettii untuk Mengendalikan Penyakit
Hawar Pelepah pada Padi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014
Auzan Baiquni
NIM A34090083

ABSTRAK
AUZAN BAIQUNI. Keefektifan Formulasi Cair dan Pasta Ralstonia pickettii
untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Pelepah pada Padi Dibimbing oleh
GIYANTO.
Padi merupakan tanaman pangan penting di Indonesia. Penyakit hawar
pelepah merupakan salah satu faktor penghambat peningkatan produksi padi.
Aplikasi bakteri Ralstonia pickettii memiliki potensi menjadi alternatif
pengendalian penyakit hawar pelepah padi di lapangan. Teknologi formulasi
bakteri Ralstonia picketii perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya tahan
bakteri dan keefektifan dalam menekan penyakit hawar pelepah di lapangan.
Penelitian ini diharapkan menghasilkan informasi mengenai komposisi formulasi
bakteri Ralstonia pickettii yang efektif dalam mengendalikan penyakit di
lapangan. Pembuatan formulasi cair R. pickettii dilakukan dengan menambahkan

gliserol hingga mencapai konsentrasi akhir 25% pada formulasi. Formulasi pasta
dibuat dengan komposisi 44% talek, 3% xanthan gum, 3% molase, 40% minyak
sayur dan 10% suspensi bakteri. Uji efikasi kedua formulasi dilakukan dengan
konsentrasi 10% dan 5% pada formulasi cair dan 25 g/l dan 50 g/l pada formulasi
pasta. Formulasi cair pada kedua konsentrasi dapat menekan pertumbuhan
penyakit hawar pelepah pada umur tanaman 5, 8, dan 9 minggu setelah tanam,
sedangkan formulasi pasta 50 g/l dapat menekan pertumbuhan penyakit hawar
pelepah pada umur 5, 6, dan 8 minggu setelah tanam. Akan tetapi, formulasi pasta
pada konsentrasi 25 g/l hanya dapat menekan pertumbuhan penyakit hawar
pelepah pada umur 8 MST. Aplikasi formulasi cair dan pasta bakteri tidak
memengaruhi tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah malai tanaman padi.
Aplikasi formulasi cair konsentrasi 5% dan 10% dapat meningkatkan bobot basah
gabah masing-masing sebesar 22% dan 35% serta bobot kering gabah masingmasing sebesar 26% dan 32%. Pada formulasi pasta hanya pada konsentrasi 50 g/l
yang dapat meningkatkan bobot basah gabah sebesar 19%.
Kata kunci : Ralstonia pickettii, agens hayati, formulasi cair, formulasi pasta,
Rhizoctonia solani.

ABSTRACT
AUZAN BAIQUNI. The Effectiveness of Liquid and Paste Formulation of
Ralstonia pickettii for Controlling Sheath Blight Disease on Rice. Supervised by

GIYANTO.
Rice is the most important food crop in Indonesia. Sheath blight disease is
one of inhibiting factors in rice productivity improvement. Ralstonia pickettii has
been reported as potential biological control agent of sheath blight. R. pickettii
formulation technologies should be developed to increase its durability and
effectiveness in suppressing sheath blight disease in the field. The purpose of this
research was to determine the effectiveness of R. pickettii formulation in liquid
and paste form. We formulated R. pickettii in liquid formulation by addition of
glycerol to a final concentration of 25%. Paste formulation was made with
composition of 44% talc, 3% xanthan gum, 3% molasses, 40% vegetable oil and
10% bacterial suspension. Efficacy test of both formulations was performed at
concentrations of 5% and 10% in liquid formulation and 25 g/l and 50 g/l in paste
formulation. Liquid formulation at both concentrations inhibited sheath blight
disease at 5, 8, and 9 week after planting, whereas paste formulation with
concentration of 50 g/l suppressed sheath blight disease at 5, 6, and 8 week after
planting. However, paste formulation at concentration of 25 g/l only suppressed
sheath blight disease at 8 WAP. Application of liquid and paste formulations did
not affect plant height, number of tillers, and number of panicles of rice plants.
Furthermore, application of liquid formulation at concentrations of 5% and 10%
increased the fresh weight as much as 22% and 35%, respectively, and dry weight

of grain as much as 26% and 32%, respectively. Otherwise, application of paste
formulation at a concentration of 50 g/l increased the fresh weight of grain.
Keywords : Ralstonia pickettii, biological control agents, liquid formulation, paste
formulation, Rhizoctonia solani.

©

Hak Cipta Milik IPB, tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

KEEFEKTIFAN FORMULASI CAIR DAN PASTA Ralstonia
pickettii UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT HAWAR
PELEPAH PADA PADI


AUZAN BAIQUNI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Keefektifan Fonnulasi Cair dan Pasta Ralstonia pickettii
untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Pelepah pada Padi
Nama Mahasiswa: Auzan Baiquni
A34090083
NRP

Judul Skripsi

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Tanggal disetujui:

3 n JAN 2014

: Keefektifan Formulasi Cair dan Pasta Ralstonia pickettii
untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Pelepah pada Padi
Nama Mahasiswa: Auzan Baiquni
NRP
: A34090083
Judul Skripsi

Disetujui oleh

Dr. Ir. Giyanto, MSi

Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, MSi
Ketua Departemen Proteksi Tanaman

Tanggal disetujui :

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan
facfacekarunia-Nya skripsi yang berjudul “Keefektifan Formulasi Cair dan Pasta
Ralstonia pickettii untuk Mengendalikan Penyakit Hawar Pelepah pada Padi” ini
dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan suatu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua tercinta dan adik-adik saya yang telah mendoakan dan senantiasa
memberikan dukungan yang begitu berarti untuk penulis. Ucapan terima kasih

penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Giyanto, MSi selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan masukan, motivasi, dan bimbingan. Tak lupa pula
ucapan terima kasih kepada Ir. Ivonne Olley Sumarauw, MSi selaku dosen
pembimbing akademik yang selalu memberi masukan, saran, dan motivasi kepada
penulis. Ungkapan terima kasih yang terdalam penulis ucapkan untuk semua
teman-teman di Departemen Proteksi Tanaman yang senantiasa memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis serta pihak lain yang senantiasa
membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.

Bogor, Januari 2014
Auzan Baiquni

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Metode Penelitian
Pembiakan R. pickettii dari Kultur Penyimpaan
Uji Antagonisme R. pickettii terhadap R. solani Secara in vitro
Pembuatan Formulasi R. pickettii
Persiapan Lahan Percobaan dan Aplikasi Bakteri R. pickettii
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Aktivitas Anticendawan R. pickettii pada R. solani
Pembuatan Formulasi Cair dan Pasta R. pickettii
Pengaruh Aplikasi Formulasi R. pickettii terhadap Keparahan Penyakit
Hawar Pelepah Padi
Pengaruh Aplikasi Formulasi R. pickettii terhadap Sifat Agronomi
Tanaman Padi
Pengaruh Formulasi terhadap Hasil Panen Tanaman Padi
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


1
1
2
2
3
3
3
3
3
3
4
5
6
6
7
8
9
10
12
13

15
18

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Daftar perlakuan aplikasi formulasi cair dan pasta R. pickettii
Pengaruh aplikasi formulasi bakteri R. pickettii terhadap keparahan
penyakit hawar pelepah padi di lapangan
Pengaruh aplikasi formulasi bakteri R. pickettii terhadap sifat agronomi
tanaman padi
Pengaruh aplikasi formulasi bakteri R. pickettii terhadap hasil panen
tanaman padi

4
8
10
10

DAFTAR GAMBAR
1
2

Uji antagonisme R. pickettii (a) terhadap R. solani (b). Zona
penghambatan pertumbuhan R. solani (c).
Formulasi bakteri R. pickettii formulasi pasta (a), formulasi cair (b)

6
7

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
keparahan penyakit pada 5 MST
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
keparahan penyakit pada 6 MST
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
keparahan penyakit pada 8 MST
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
keparahan penyakit pada 9 MST
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
tinggi tanaman padi
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
jumlah anakan tanaman padi
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
jumlah malai tanaman padi
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
bobot basah hasil panen tanaman padi
Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi
bobot kering hasil panen tanaman padi

formulasi R. pickettii terhadap
16
formulasi R. pickettii terhadap
16
formulasi R. pickettii terhadap
16
formulasi R. pickettii terhadap
16
formulasi R. pickettii terhadap
16
formulasi R. pickettii terhadap
17
formulasi R. pickettii terhadap
17
formulasi R. pickettii terhadap
17
formulasi R. pickettii terhadap
17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi merupakan tanaman pangan paling penting di Indonesia. Selain sebagai
makanan pokok lebih dari 95% penduduk, padi juga telah menjadi sumber mata
pencaharian sebagian besar petani di pedesaan. Luas panen padi di Indonesia dari
tahun 2012 meningkat sebanyak 1.83% dan produksi beras meningkat sebanyak
5.02% dari tahun 2011 (BPS 2012). Akan tetapi, konsumsi beras di Indonesia
terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Berdasarkan
rasio jumlah beras tersedia dengan jumlah penduduk periode tahun 1990 – 2001
konsumsi beras per kapita 129 kg/orang (Irawan 2005). Peningkatan produksi padi
perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan beras yang kian meningkat. Selain
konversi lahan, banyak faktor yang menghambat proses produksi tanaman padi
seperti kekeringan dan gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Penyakit hawar pelepah padi yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani
merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi. Gejala yang timbul
pada tanaman berupa bercak-bercak besar pada upih daun dan batang, bertepi
tidak teratur, berbentuk jorong, dengan tepi coklat kemerahan, berwarna seperti
jerami, coklat muda atau kuning kehijauan (Semangun 2004). Penyakit hawar
pelepah dapat memengaruhi jumlah gabah yang berisi pada tiap malai, dan secara
parsial memengaruhi panjang malai dan persen kehampaan, tetapi tidak
memengaruhi berat 100 biji (Kadir dan Moeljopawiro 1987 dalam Semangun
2004). Miselium dan sklerotium R. solani dapat bertahan pada tanah, jerami dan
gulma disekitar tanaman padi (Ou 1985), sehingga sumber infeksi untuk padi
selalu ada. Banyaknya sumber infeksi menyebabkan tingginya tingkat kejadian
penyakit di pertanaman padi.
Pengendalian penyakit hawar pelepah dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Pengendalian tersebut umumnya dilakukan dengan cara sanitasi dan
pengendalian kimia menggunakan fungisida. Penggunaan pestisida untuk
mengendalikan penyakit tanaman memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Teknologi pengendalian hayati dapat menjadi alternatif pengendalian yang ramah
lingkungan. Pengendalian penyakit dengan menggunakan bakteri antagonis untuk
mengendalikan penyakit hawar pelepah telah banyak dikembangkan saat ini.
Aplikasi formulasi spora Bacillus subtilis mampu menghambat penyakit hawar
pelepah di lapangan (Wartono 2010). Kombinasi perlakuan pupuk kompos dengan
aplikasi Pseudomonas sp. dapat menghambat penyakit hawar pelepah di lapangan
dengan keefektifan pengendalian mencapai 58.5% (Nuryanto 2003). Rustam
(2012) menemukan tiga agens hayati yang dapat menekan pertumbuhan penyakit
hawar pelepah padi yang disebabkan oleh R. solani pada tingkat in vivo yaitu
Serratia marcescens, Ralstonia pickettii dan B. subtilis dengan tingkat keefektifan
berturut-turut 56.4%, 79.7%, dan 49.4%.
Bakteri R. pickettii berpotensi menjadi agens antagonis yang dapat
menghambat pertumbuhan penyakit hawar pelepah pada padi. Hasil penelitian
Rustam (2012) menunjukkan bakteri R. pickettii memiliki kemampuan untuk
menghasilkan senyawa siderofor dan enzim kitinase. Kemampuan suatu bakteri
menghasilkan metabolit tersebut berkorelasi positif dengan potensi antagonisnya
terhadap cendawan patogen (Nagarajkumar et al. 2004). Bakteri R. pickettii

2
memiliki potensi sebagai agens hayati yang dapat mengendalikan penyakit hawar
pelepah pada tanaman padi di lapangan. Akan tetapi, saat ini teknologi
perbanyakan dan formulasi bakteri antagonis tersebut belum dikembangkan.
Beberapa peneliti telah memformulasikan bakteri agens hayati dalam bentuk cair
(Manikandan et al. 2010), tepung (Vidhyasekaran dan Muthamilan 1995), pasta
(Kanjanamaneesathian et al. 2013).
Teknologi formulasi bakteri R. pickettii perlu dikembangkan untuk
meningkatkan daya tahan dan keefektifan bakteri tersebut. Formulasi agens hayati
dapat meningkatkan persistensi pada tanaman, daya tahan, keefektifan dan
memudahkan aplikasi di lapangan (Burges dan Jones 1998). Penambahan gliserol
dapat meningkatkan viabilitas sel Pseudomonas fluorescens PF1 pada formulasi
cair untuk penyimpanan selama 6 bulan (Manikandan et al. 2010). Bakteri R.
pickettii merupakan bakteri gram negatif dan tidak menghasilkan spora, sehingga
tidak tahan terhadap kekeringan (Rustam 2012). Formulasi cair dan pasta dapat
digunakan untuk bakteri agens hayati yang tidak tahan terhadap kekeringan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keefektifan formulasi cair dan
pasta R. pickettii dalam menghambat penyakit hawar pelepah dan meningkatkan
hasil panen tanaman padi di lapangan.
Manfaat Penelitian
Memberikan informasi tentang tingkat keefektifan formulasi cair dan pasta
R. pickettii dalam mengendalikan penyakit hawar pelepah padi di lapangan.

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan di lahan sawah pada Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor dari bulan Juli sampai September 2013.
Metode Penelitian
Pembiakan R. pickettii dari Kultur Penyimpaan
Penelitian ini menggunakan isolat TT47 yang merupakan bakteri R. pickettii
sebagai agens hayati. Isolat bakteri R. pickettii diperoleh dari koleksi laboratorium
Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB.
R. pickettii dibiakkan pada medium nutrient agar (3 g beef extract, 5 g pepton, 2.5
g glukosa, 15 g agar, dan 1 l akuades) dan diinkubasikan pada suhu ruang selama
24 jam. Kemurnian isolat ditandai dengan tumbuhnya koloni yang berwarna
kuning di cawan petri.
Uji Antagonisme R. pickettii terhadap R. solani Secara in vitro
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui daya antagonisme bakteri R.
pickettii terhadap R. solani. Uji antagonisme dilakukan dengan menggunakan
metode dual culture. Bakteri R. pickettii dibiakkan dengan cara digoreskan pada
sepertiga bagian cawan petri yang telah berisi media potatoes dextrose agar (200
g kentang, 20 g dextrose, 15 g agar, akuades 1 l) dan diinkubasi selama 3 hari.
Cendawan R. solani dibiakkan pada media PDA dan diinkubasi selama 3 hari.
Miselium R. solani diambil dengan menggunakan cork borer lalu ditempatkan
pada sisi lain cawan petri yang telah ditumbuhkan R. pickettii dengan jarak 3 cm
dari tepi cawan. Pengamatan dilakukan dengan melihat zona hambatan di antara
bakteri R. pickettii dan R. solani.
Pembuatan Formulasi R. pickettii
Formulasi bakteri R. pickettii yang digunakan adalah formulasi cair dan
formulasi pasta. Formulasi cair R. pickettii adalah suspensi bakteri pada media NB
yang ditambahkan gliserol hingga mencapai konsentrasi akhir 25% (Manikandan
et al. 2010). Media NB disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121 °C
dan tekanan 1 atm selama 25 menit. Setelah disterilisasi, bakteri R. pickettii
diinokulasikan pada formulasi cair yang telah steril. Media tersebut diinkubasi
pada inkubator bergoyang selama 48 jam dengan kecepatan 100 rpm pada suhu
ruang. Setelah bakteri R. pickettii tumbuh, gliserol steril ditambahkan pada
formulasi hingga konsentrasi akhir gliserol mencapai 25% pada formulasi
tersebut. Penghitungan populasi bakteri pada formulasi cair dan pasta R. pickettii
dilakukan dengan metode pengenceran berseri dan pencawanan. Pada 100 g
formulasi pasta memiliki komposisi 44 g talek, 3 g xanthan gum, 3 g molase, 40
g minyak sayur dan 10 ml suspensi bakteri (Burges dan Jones 1998). Sebelum
dilakukan penambahan suspensi bakteri, semua bahan disterilisasi menggunakan
autoklaf dengan suhu 121 °C dan tekanan 1 atm. Bahan yang berupa padatan
seperti talek dan xanthan gum dipisahkan dengan bahan cair seperti minyak sayur

4
dan molase. Bakteri R. pickettii dibiakkan pada 50 ml media nutrient broth (3 g
beef extract, 5 g pepton, 2.5 g glukosa, akuades 1 l) lalu diinkubasi selama 2 hari
menggunakan inkubator bergoyang dengan kecepatan 100 rpm pada suhu ruang.
Persiapan Lahan Percobaan dan Aplikasi Bakteri R. pickettii
Lahan yang digunakan berukuran 180 m2 yang terletak di Desa Cikarawang,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Lahan tersebut memiliki sistem
pengairan irigasi. Lahan percobaan dibagi menjadi 18 petak dengan luas masingmasing petak 10 m2. Padi varietas IR64 yang akan ditanam disemai terlebih
dahulu selama 17 hari. Padi yang telah berumur 17 hari ditanam pada lahan
percobaan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan jarak antar petak 25 cm. Pada
12 HST, Tanaman padi diberikan pupuk urea dengan dosis 277 kg/ha dan pupuk
phonska (15% N, 15%P2O5, 15% K2O dan 10% S) dengan dosis 555 kg/ha.
Aplikasi formulasi R. pickettii dilakukan setelah usia tanaman 4 MST
dengan interval aplikasi satu minggu sekali hingga panen. Aplikasi formulasi
dilakukan pada sore hari. Perlakuan kontrol positif menggunakan fungisida yang
memiliki bahan aktif propineb dengan konsentrasi 1 g/l, sedangkan pada kontrol
negatif tidak dilakukan penyemprotan. Aplikasi formulasi cair dilakukan dengan
konsentrasi 5% dan 10% Pada formulasi pasta konsentrasi yang digunakan adalah
25 g/l dan 50 g/l. Volume semprot yang digunakan untuk satu petak lahan yaitu
300 ml pada 4 MST dan 5 MST, sedangkan pada 6 MST hingga panen aplikasi
formulasi bakteri dan fungisida dilakukan dengan volume semprot 500 ml pada
setiap petak.
Tabel 1 Daftar perlakuan aplikasi formulasi cair dan pasta R. pickettii
Kode Perlakuan
Perlakuan
K
Tanpa perlakuan
A
Fungisida propineb konsentrasi 1 g/l
B
Formulasi cair konsentrasi 5%
C
Formulasi cair konsentrasi 10%
D
Formulasi pasta konsentrasi 25 g/l
E
Formulasi pasta konsentrasi 50g/l
Pengamatan tanaman padi dilakukan dengan mengamati keparahan penyakit
setiap minggu, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai, bobot basah dan
bobot kering. Keparahan penyakit hawar pelepah diamati setiap minggu setelah 4
MST. Penghitungan keparahan penyakit dilakukan menggunakan rumus
e

h

e

i

h

e e

g

h

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada 5 MST dan penghitungan
jumlah anakan dilakukan pada 9 MST sedangkan penghitungan jumlah malai
dilakukan saat panen. Penimbangan bobot kering dilakukan setelah menjemur
gabah selama 2 hari. Semua pengamatan dilakukan pada 16 rumpun contoh pada
setiap petak perlakuan.

5
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan pada aplikasi formulasi bakteri di
lapangan yaitu rancangan acak kelompok (RAK), dengan 3 ulangan. Perlakuan
yang digunakan didalam penelitan ini yaitu kontrol, fungisida, formulasi cair
konsentrasi 5%, formulasi cair konsentrasi 10%, formulasi pasta 25 g/l dan
formulasi pasta 50 g/l. Data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft Office
Excel 2007. Pengaruh perlakuan terhadap respon dianalisis menggunakan tabel
analisis ragam (ANOVA) dengan menggunakan program Statistical Analysis
System (SAS) versi 9.0. Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji
D c de g
fα 5 .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi Aktivitas Anticendawan R. pickettii pada R. solani
Bakteri R. pickettii yang digunakan mempunyai ciri-ciri koloni berwarna
kuning dengan bentuk bundar dengan tepian licin dan elevasi agak cembung.
Sedangkan cendawan R. solani yang digunakan memiliki miselia berwarna putih
lalu berubah menjadi kecoklatan dan menghasilkan sklerotia berbentuk bulat
dengan warna coklat. Cendawan R. solani merupakan patogen yang menyebabkan
penyakit hawar pelepah pada padi.
Bakteri R. pickettii dapat menghambat pertumbuhan R. solani pada tingkat
in vitro. Bakteri R. pickettii tumbuh dengan baik pada medium PDA yang ditandai
dengan munculnya koloni bakteri berwarna putih dengan tepian licin dan elevasi
agak cembung. Koloni bakteri tersebut dapat menghambat pertumbuhan
cendawan R. solani yang ditandai dengan adanya zona bening di antara bakteri
dan cendawan tersebut seperti pada Gambar 1. Zona bening yang muncul terjadi
karena cendawan R. solani yang seharusnya tumbuh pada zona tersebut terhambat
oleh aktivitas anticendawan yang dihasilkan oleh R. pickettii. Menurut Rustam
(2012), Bakteri R. pickettii dapat menghasilkan senyawa siderofor dan enzim
kitinase yang bersifat anticendawan.

a

c

b
Gambar 1 Uji antagonisme R. pickettii (a) terhadap R. solani (b). Zona
penghambatan pertumbuhan R. solani (c).
Proses antagonisme yang dihasilkan oleh bakteri R. pickettii merupakan
mekanisme antibiosis. Mekanisme antibiosis terjadi karena agens antagonis
menghasilkan suatu senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan atau
mematikan patogen. Senyawa yang dihasilkan R. pickettii untuk menghambat
pertumbuhan cendawan belum diketahui. Namun dalam penelitian Rustam (2012),
Hasil ekstraksi senyawa bioaktif anticendawan R. pickettii yang dilarutkan
dengan butanol dan heksan dapat menghambat pertumbuhan cendawan R. solani
pada tingkat in vitro.
Bakteri R. pickettii diketahui mampu menghasilkan senyawa siderofor.
Senyawa siderofor berperan penting dalam menekan penyakit tanaman melalui
mekanisme persaingan zat besi. Siderofor merupakan senyawa bioaktif yang
berperan dalam pengambilan ion besi (Fe3+) dari lingkungan. Bakteri
menghasilkan senyawa siderofor yang mengikat ion Fe3+ dari lingkungan

7
sehingga membuat ion besi tidak tersedia untuk mikroorganisme tertentu
(Kloepper et al. 1980).
Bakteri R. pickettii juga dapat menghasilkan enzim kitinase. Enzim kitinase
yang dihasilkan digunakan untuk menghidrolisis polimer kitin untuk memperoleh
karbon, nitrogen dan energi. Akibat dari aktivitas enzim adalah terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan cendawan patogen karena kitin merupakan
komponen struktural dari sebagian besar dinding sel organisme tersebut (Adams
2004). Kerusakan pada dinding sel akibat degradasi kitin mengakibatkan kekuatan
struktur dinding sel menjadi berkurang, terganggunya proses fisiologi sel,
gangguan pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.
Pembuatan Formulasi Cair dan Pasta R. pickettii
Tujuan formulasi agens hayati adalah untuk meningkatkan keefektifan dan
daya tahan bakteri. Pembuatan suatu formulasi agens hayati memiliki tujuan untuk
stabilisasi agens hayati, mempermudah aplikasi, meningkatkan persistensi agens
hayati di lapangan dan meningkatkan aktivitas agens hayati pada organisme
sasaran. Bakteri R. pickettii merupakan bakteri gram negatif yang tidak
menghasilkan spora sehingga tidak dapat bertahan dengan baik dalam kondisi
kering. Jenis formulasi yang dapat digunakan untuk bakteri R. pickettii adalah
formulasi pasta dan formulasi cair. Gambar 2 menunjukkan hasil formulasi pasta
dan cair bakteri R. pickettii. Populasi bakteri R. pickettii dalam hasil formulasi cair
dan pasta bakteri tersebut masing-masing sebanyak 3.4 x 109 cfu/ml dan 1.2 x 107
cfu/g.

a

b

Gambar 2 Formulasi bakteri R. pickettii formulasi pasta (a), formulasi cair (b)
Formulasi cair bakteri R. pickettii merupakan suspensi bakteri pada media
nutrient broth yang ditambahkan dengan gliserol. Gliserol bersifat higroskopis
atau dapat menyerap air sehingga dapat digunakan sebagai humektan atau
pelembab. Penambahan gliserol sebagai humektan meningkatkan higroskopisitas
sehingga dapat mengurangi evaporasi (Burges dan Jones 1998). Hasil penelitian
Manikandan et al. (2010) menyebutkan penambahan gliserol pada media NB
dapat mempertahankan viabilitas sel bakteri Pseudomonas fluorescens PF1 dalam
formulasi cair untuk periode penyimpanan 6 bulan.
Formulasi pasta bakteri R. pickettii terdiri dari talek, minyak sayur, xanthan
gum, molase dan suspensi bakteri. Minyak dan talek merupakan bahan pembawa
dalam formulasi. Komposisi kedua bahan pembawa disesuaikan untuk mengatur

8
kekentalan formulasi. Penggunaan minyak sayur pada formulasi pasta
menggantikan fungsi gliserol pada formulasi. Penambahan minyak meningkatkan
persistensi formulasi setelah diaplikasikan dengan mengurangi tingkat evaporasi.
Minyak menguap lebih sedikit daripada air sebagai akibat dari perbedaan tekanan
uap dan viskositas (Burges dan Jones 1998). Xanthan gum berfungsi sebagai
suspender pada formulasi. Suspender membantu menjaga pemerataan organisme
dalam bahan pembawa, mencegah penggumpalan organisme dan memastikan
formulasi dapat tersuspensi setelah penyimpanan yang lama (Burges dan Jones
1998). Penambahan molase sebagai sumber nutrisi agens hayati berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan berkembang agens hayati setelah diaplikasikan di
lapangan.
Pengaruh Aplikasi Formulasi R. pickettii terhadap Keparahan Penyakit
Hawar Pelepah Padi
Hasil aplikasi kedua jenis formulasi bakteri R. pickettii di lapangan
menunjukkan formulasi tersebut dapat menghambat keparahan penyakit hawar
pelepah padi. Pengaruh aplikasi formulasi bakteri R. pickettii ditunjukkan dengan
perbedaan tingkat keparahan penyakit antara perlakuan dengan kontrol. Tabel 1
menunjukkan keparahan penyakit pada perlakuan formulasi cair dengan
konsentrasi 5% dan 10% berbeda nyata dengan kontrol pada setiap minggunya
kecuali pada umur 6 MST. Pada formulasi pasta konsentrasi 50 g/l, keparahan
penyakit pada umur 5 MST, 6 MST dan 8 MST berbeda nyata dengan kontrol,
akan tetapi pada konsentrasi 25 g/l beda nyata dengan kontrol hanya terjadi pada
umur tanaman 8 MST. Perlakuan aplikasi formulasi cair dan pasta sudah dapat
mengimbangi perlakuan aplikasi fungisida karena keparahan penyakit pada
perlakuan fungisida tidak berbeda nyata dengan perlakuan formulasi bakteri pada
setiap minggunya. Perlakuan aplikasi dengan fungisida menunjukkan hasil yang
berbeda nyata dengan kontrol yang konsisten pada setiap minggunya.
Tabel 2

Pengaruh aplikasi formulasi bakteri R. pickettii terhadap keparahan
penyakit hawar pelepah padi di lapangan
Keparahan penyakit (%)a

Perlakuan
5 MST

6 MST

8 MST

9 MST

10.83a

17.81a

30.10a

34.98a

Fungisida

5.21b

11.04b

16.56b

21.98b

Formulasi cair 5%

6.25b

12.92ab

20.20b

25.42b

Formulasi cair 10%

5.73b

13.33ab

19.27b

26.35b

Formulasi pasta 25 g/l

7.81ab

14.89ab

21.04b

27.71ab

Formulasi pasta 50 g/l

6.46b

11.15b

20.31b

26.98ab

Kontrol

a

angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji selang berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

9

Aplikasi formulasi pasta dan cair R. pickettii menunjukkan penghambatan
terhadap penyakit hawar pelepah padi di lapangan. Hal ini mengindikasikan
bahwa aktivitas anticendawan R. pickettii tidak hanya efektif menghambat
cendawan R. solani pada tingkat in vivo dan in vitro tetapi juga di lapangan.
Penambahan gliserol dan minyak pada formulasi membantu penyebaran droplet
dan mencegah evaporasi sehingga bakteri antagonis dapat menyebar dengan rata
dan persistensi bakteri pada tanaman meningkat. Penambahan nutrisi berupa
molase diduga mampu meningkatkan perkembangan bakteri setelah diaplikasikan
di lapangan.
Aktivitas anticendawan bakteri R. pickettii didukung oleh kondisi iklim
mikro yang lembab dan terlindungi dari sinar matahari. Agens hayati berupa
bakteri tidak aktif apabila habitatnya kering. Pada pertanaman padi bakteri agens
hayati dapat berkembang baik karena kondisi yang lembab yang disebabkan
penggenangan air pada pertanaman padi. Bakteri R. pickettii diduga menghambat
R. solani dengan mekanisme antibiosis, lisis dan kompetisi sehingga penyebaran
penyakit di lapangan dapat dihambat. Aplikasi yang dilakukan rutin setiap minggu
mencegah penyakit hawar pelepah padi berkembang.
Bakteri R. pickettii memiliki potensi menjadi agens hayati untuk
mengendalikan penyakit tanaman. Potensi tersebut ditunjukkan dengan aktivitas
anticendawan yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Selain sebagai agens hayati,
bakteri R. pickettii diketahui dapat mendegradasi senyawa berbahaya dan dapat
digunakan untuk bioremedasi pada daerah pertambangan. Bakteri ini dapat
mendegradasi senyawa benzena, meta-kresol, ortho-kresol, toluena, quinolie,
trikloroetilen, pentaklorofenol, nitrobenzena dan lain-lain (Ryan et al. 2007).
Bakteri R. pickettii diketahui dapat memproduksi enzim Toluena paramonooksigenase yang dapat mendegradasi senyawa toluena (Fishman et al. 2004).
Pengaruh Aplikasi Formulasi R. pickettii terhadap Sifat Agronomi Tanaman
Padi
Formulasi pasta dan cair R. pickettii tidak memberikan pengaruh terhadap
sifat agronomi tanaman padi di lapangan. Tabel 2 menunjukkan bahwa formulasi
cair dan pasta R. pickettii tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman,
jumlah anakan dan jumlah malai tanaman padi. Data tinggi tanaman, jumlah
anakan, dan jumlah malai tanaman padi setiap perlakuan tidak berbeda nyata
dengan kontrol. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh perlakuan
formulasi bakteri R. pickettii maupun pestisida terhadap sifat agronomi tanaman
padi.
Aplikasi bakteri R. pickettii tidak menunjukkan pengaruh terhadap
peningkatan tinggi tanaman, jumlah anakan maupun jumlah malai yang tumbuh.
Sifat agronomi tanaman padi di lapangan dipengaruhi oleh ketersediaan unsur
hara, air, suhu, kelembaban, dan cahaya. Beberapa spesies bakteri diketahui dapat
menghasilkan hormon tumbuh dan menyediakan hara bagi tanaman sehingga laju
pertumbuhan tanaman dapat meningkat. Hasil penelitian Rustam (2012) bakteri R.
pickettii mempunyai kemampuan melarutkan fosfat. Kemampuan melarutkan
fosfat dapat mengubah fosfat terjerat menjadi fosfat terlarut sehingga dapat
digunakan oleh akar tanaman dan mikrob lainnya.

10
Tabel 3 Pengaruh aplikasi formulasi bakteri R. pickettii terhadap sifat agronomi
tanaman padi
Tinggi tanaman
Jumlah anakan
Jumlah malai
Perlakuan
a
a
(Cm)
(batang/rumpun) (batang/rumpun)a
Kontrol

70.69a

12.97a

9.19a

Fungisida

73.19a

12.45a

9.19a

Formulasi cair 5%

70.21a

12.57a

8.89a

Formulasi cair 10%

70.45a

12.45a

9.23a

Formulasi pasta 25 g/l

74.05a

14.00a

9.19a

Formulasi pasta 50 g/l

70.96a

13.25a

9.29a

a

angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji selang berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

Pengaruh Formulasi terhadap Hasil Panen Tanaman Padi
Hasil aplikasi formulasi pasta dan cair bakteri R. pickettii menunjukkan
pengaruh nyata terhadap hasil panen yang didapatkan. Perlakuan formulasi cair
konsentrasi 5% dan 10% menghasilkan bobot basah dan bobot kering padi yang
berbeda nyata dengan kontrol. Formulasi pasta konsentrasi 50 g/l juga
menghasilkan bobot basah padi yang berbeda nyata dengan kontrol, tetapi pada
formulasi pasta konsentrasi 25 g/l hasil panen baik bobot kering maupun bobot
basah tidak berbeda nyata dengan kontrol. Formulasi cair dengan konsentrasi 10%
menghasilkan bobot basah yang tertinggi diantara perlakuan formulasi bakteri R.
pickettii (Tabel 3).
Tabel 4 Pengaruh aplikasi formulasi bakteri R. pickettii terhadap hasil panen
tanaman padi
Bobot basah (g/16
Bobot kering (g/16
Perlakuan
rumpun)a
rumpun)a
Kontrol

310c

265c

Fungisida

415a

350ab

Formulasi cair 5%

380ab

335ab

Formulasi cair 10%

420a

370a

Formulasi pasta 25 g/l

330bc

290bc

Formulasi pasta 50 g/l

370ab

325abc

a

angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji selang berganda Duncan pada taraf nyata 5%.

11
Aplikasi formulasi bakteri R. pickettii dapat mengimbangi peningkatkan
hasil produksi yang dihasilkan oleh perlakuan fungisida. Perlakuan aplikasi
fungisida menghasilkan bobot basah dan bobot kering yang tidak berbeda nyata
dengan perlakuan formulasi pasta konsentrasi 50 g/l dan formulasi cair. Hasil
yang berbeda ditunjukkan pada perlakuan formulasi pasta dengan konsentrasi
rendah, formulasi pasta 25 g/l tidak menghasilkan bobot kering dan bobot basah
yang berbeda nyata dengan perlakuan pestisida. Kurang efektifnya formulasi pasta
pada konsentrasi 25 g/l diduga disebabkan populasi bakteri yang terkandung
dalam larutan semprot perlakuan tersebut lebih sedikit dibandingkan perlakuan
lain. Pada larutan semprot perlakuan formulasi cair dengan konsentrasi 5% dan
10% mengandung bakteri masing-masing sebanyak 1.7 x 108 cfu/ml dan 3.4 x
108 cfu/ml. Sedangkan pada perlakuan formulasi pasta, bakteri R. pickettii yang
terkandung dalam larutan semprot sebanyak 3 x 105 cfu/ml pada konsentrasi 25
g/l dan 6 x 105 cfu/ml pada konsentrasi 50 g/l. Populasi bakteri R. pickettii yang
lebih tinggi menyebabkan tingkat keefektifan formulasi cair dalam meningkatkan
hasil panen lebih tinggi dibandingkan dengan formulasi pasta.
Formulasi cair dan pasta bakteri R. pickettii dapat mencegah hilangnya hasil
panen tanaman padi di lapangan. Penyakit hawar pelepah padi dapat menurunkan
hasil panen tanaman padi baik secara kuantitas maupun kualitas. Penghambatan
penyakit hawar pelepah padi yang terjadi dapat mencegah hilangnya hasil panen
yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Bakteri R. pickettii merupakan bakteri
Plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) yang dapat memicu pertumbuhan
tanaman sehingga produksi dapat meningkat. Dalam memicu pertumbuhan, PGPR
dapat berperan sebagai biostimulan dan bioprotektan (Khalimi dan Wirya 2010).
Bakteri PGPR berperan sebagai biostimulan yang memicu pertumbuhan secara
langsung dengan melarutkan fosfat, memfiksasi nitrogen dan memproduksi
hormon tumbuh seperti IAA dan sitokinin. Selain itu, PGPR dapat berperan
sebagai bioprotektan dengan memproduksi senyawa antibiotik, siderofor dan
enzim litik yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
menyebabkan penyakit pada tanaman.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Telah dilakukan formulasi R. pickettii dalam bentuk cair dan pasta.
Formulasi cair dibuat dengan menambahkan gliserol pada suspensi bakteri di
medium NB hingga konsentrasi akhir gliserol dalam formulasi sebesar 25%.
Formulasi pasta dibuat dengan bahan yaitu komposisi 44% talek, 3% xanthan
gum, 3% molase, 40% minyak sayur dan 10% suspensi bakteri. Aplikasi formulasi
pasta konsentrasi 50 g/l dan formulasi cair dengan konsentrasi 5% dan 10% dapat
menekan penyakit hawar pelepah di lapangan. Aplikasi formulasi pasta dan cair
bakteri R. pickettii tidak menunjukkan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah
anakan dan jumlah malai. Akan tetapi, perlakuan formulasi cair dan formulasi
pasta konsentrasi 50 g/l dapat meningkatkan bobot basah gabah. Formulasi pasta
dengan konsentrasi 25 g/l tidak menunjukkan peningkatan hasil panen dan
penghambatan penyakit hawar pelepah. Hasil terbaik dihasilkan pada perlakuan
formulasi cair dengan konsentrasi 10% yang menghasilkan bobot basah dan bobot
kering tertinggi menyamai perlakuan fungisida.
Saran
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap formulasi pasta dan cair
bakteri dengan menguji daya tahan formulasi dalam jangka waktu tertentu dan
efektivitas dalam mengendalikan penyakit tanaman yang lain. Perlu juga
dilakukan pengembangan teknologi produksi massal dan pengemasan formulasi.

DAFTAR PUSTAKA
Adams DJ. 2004. Fungal cell wall chitinase and glucanases. Microbiology.
150(1):2029-2036 doi:10.1099/mic.0.26980-0.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Luas panen dan produksi tanaman padi.
[Internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. [diunduh
2013 Oktober 27]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php.
Burges HD, Jones KA. 1998. Technology of formulation and application. Di
dalam: Burges HD, editor. Formulation of Microbial Biopesticides:
Beneficial Microorganism, Nematodes and Seed Treatments. Dordrecht
(NL): Kluwer Academic Publisher. hlm 7-30.
Fishman A, Tao Y, Wood TK. 2004. Physiological relevance of successive
hydroxylation of toluene para-monooxygenase of Ralstonia pickettii PKO1.
Biocatalysis
&
Biotransformation.
22(4):283-289.
doi:
10.1080/10242420400012008
Irawan. 2005. Analisis ketersediaan beras nasional: suatu kajian pendekatan
sistem dinamis. Di dalam: Prosiding Multifungsi Pertanian [Internet].
[Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Balai Penelitian
Tanah. 111-130; [diunduh 2013 April 30]. Tersedia pada:
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/prosiding/mflp2005/irawa
n_dinamis.pdf.
Kanjanamaneesathian M, Wiwattanapatapee R, Rotniam W, Pengnoo A,
Wongpetkhiew W, Tanmala V. 2013. Application of a suspension
concenctrate formulation of Bacillus veleyenzis to control root rot of
hydroponically-grown vegetables. New Zealand Plant Protection.
66(1):229-234
Khalimi K, Wirya GNAS. 2010. Pemanfaatan plant growth promoting
rhizobacteria untuk biostimulants dan bioprotectans. Ecotrophic 4(2):
131-135.
Kloepper JW, Leong J, Teinze M dan Schruth MN. 1980. Enhanced plant
growthby siderophores produced by plant growth promoting rhizobacteria.
Nature.286(1):885-886.
Manikandan R, Saravanakumar D, Rajendran L, Raguchander T, Samiyappan R.
2010. Standardization of liquid formulation of Pseudomonas flourescens pf1
for its efficacy agains Fusarium wilt of tomato. Biological Control.
54(1):83-89. doi:10.1016/j.biocontrol.2010.04.004.
Nagarajkumar M, Bhaskaran R, Velazhaha R. 2004. Involvement of secondary
mettabolites and extracellular lytic enzymes produced by Pseudomonas
flourescens in inhibition of Rhizoctonia solani, the rice sheath blight
pathogen.
Microbiological
Research.
159(1):73-81.
doi:
10.1016/j.micres.2004.01.005.
Nuryanto B. 2003. Pengelolaan komponen epidemik untuk menekan hawar
pelepah daun padi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Ou SH. 1985. Rice Diseases. Ed ke-2. Kew (GB): Commonwealth Mycological
Institute.

14
Rustam. 2012. Potensi bakteri penghasil senyawa bioaktif anticendawan untuk
pengendalian penyakit hawar pelepah padi [disertasi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Ryan MP, Pembroke JT, Adley CC. 2011. Ralstonia pickettii in environmental
biotechnology: potential and applications. Journal of Applied Microbiology.
103(1):754-764. doi: 10.1016/j.cropro.2011.04.008.
Semangun H. 2004. Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Yogyakarta (ID):
Gajah Mada University Press.
Vidhyasekaran P, Muthamilan M. 1995. Development of formulation of
Pseudomonas fluorescens for control of chickpea wilt. Plant Disease.
79(8):782-786
Wartono. 2010. Studi keefektifan formulasi spora Bacillus subtilis sebagai agens
pengendalian hayati penyakit hawar daun bakteri dan hawar pelepah serta
pemicu pertumbuhan pada tanaman padi [tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

16
Lampiran 1 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
keparahan penyakit pada 5 MST
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
79.35112847 7
11.33587550 11.17
0.0005
Formulasi
63.06423611 5
12.61284722 12.43
0.0005
Kelompok
16.28689236 2
8.14344618
8.03
0.0083
Galat
10.14539931 10
1.01453993
Total
89.49652778 17
Lampiran 2 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
keparahan penyakit pada 6 MST
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
167.3231337
7
23.9033048
7.69
0.0023
Formulasi
97.48806
5
19.49761285 6.27
0.0069
Kelompok
69.83506
2
34.91753472 11.24
0.0028
Galat
31.07638
10
3.1076389
Total
198.3995
17
Lampiran 3 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
keparahan penyakit pada 8 MST
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
366.66667
7
52.3809524
7.31
0.0028
Formulasi
318.8802083
5
63.7760417
8.91
0.0019
Kelompok
47.7864583
2
23.8932292
3.34
0.0776
Galat
71.6145833 10
7.1614583
Total
438.28125
17
Lampiran 4 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
keparahan penyakit pada 9 MST
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
294.5230035
7
42.0747148
4.87
0.0126
Formulasi
275.9027778
5
55.1805556
6.38
0.0065
Kelompok
18.6202257
2
9.3101128
1.08
0.3770
Galat
86.4344618 10
8.6434462
Total
380.9574653 17
Lampiran 5 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
tinggi tanaman padi
Sumber keragaman
Perlakuan

Jumlah
kuadrat
145.2184000

Derajat Kuadrat
bebas
tengah
7
20.7454857

F-hitung

Pr > F

1.01

0.4754

17
Formulasi
Kelompok
Galat
Total

39.0162667
106.2021333
204.4816000
349.7000000

5
2
10
17

7.8032533
53.1010667
20.4481600

0.38
2.60

0.8504
0.1235

Lampiran 6 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
jumlah anakan tanaman padi
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
29.39625657
7
4.19946522 2.06
0.1453
Formulasi
5.47208101
5
1.09441620 0.54
0.7453
Kelompok
23.92417557
2
11.96208778 5.86
0.0207
Galat
20.41773395 10
2.04177339
Total
49.81399052 17
Lampiran 7 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
jumlah malai tanaman padi
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
11.18609471
7
1.59801353
1.97
0.1601
Formulasi
0.28426408
5
0.05685282
0.07
0.9955
Kelompok
10.90183063
2
5.45091532
6.71
0.0142
Galat
8.12391010 10
0.81239101
Total
19.31000481 17
Lampiran 8 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
bobot basah hasil panen tanaman padi
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
18400
6
3066.6667
6.76
0.0267
Formulasi
17566.6667
5
3513.3333
7.75
0.0211
Kelompok
833.3333
1
833.3333
1.84
0.2332
Galat
2266.6667
5
453.3333
Total
20666.6667 11

Lampiran 9 Hasil analisis ragam pengaruh aplikasi formulasi R. pickettii terhadap
bobot kering hasil panen tanaman padi
Sumber keragaman
Jumlah
Derajat Kuadrat
F-hitung Pr > F
kuadrat
bebas
tengah
Perlakuan
16515
6
2752.5
5.96
0.0346
Formulasi
15175
5
3035.14286
6.57
0.0297
Kelompok
1339.28
1
1440
2.90
0.1494
Galat
2310
5
462
Total
18825
11

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 1991 dari ayah Ir. Indra T.
Adji dan ibu Ir. Esti Sulistiani, MSc. Penulis adalah putra pertama dari empat
bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMAN 2 Cibinong dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Ujian talenta mandiri (UTMI) IPB dan diterima di Departemen Proteksi Tanaman,
Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam organisasi dan
kepanitiaan. Pada tahun pertama, penulis menjadi anggota UKM MAX IPB.
Setelah masuk departemen, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Proteksi
Tanaman (HIMASITA) sebagai anggota Divisi Komunikasi dan Informasi pada
tahun 2010/2011 dan sebagai ketua umum pada tahun 2011/2012. Selain aktif di
HIMASITA, penulis juga aktif di Entomology Club Departemen Proteksi
Tanaman IPB dan kegiatan kepanitiaan yaitu sebagai Ketua Divisi Publikasi
Dokumentasi dan Dekorasi di acara masa perkenalan Departemen Proteksi
Tanaman, Ketua Divisi Hubungan Masyarakat di acara National Plant Protection
Event 2011, Ketua Divisi Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi dalam acara
Welcome Party Asean University Network Assessment 2012. Penulis pernah
mengikuti kegiatan survei lahan dalam program Scientific Know How Exchange
program yang diselenggarakan oleh IRRI dan Syngenta. Selama masa kuliah,
penulis menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah di antaranya Entomologi
Umum tahun ajaran 2011/2012, Pemanfaatan dan Pengelolaan Pestisida tahun
ajaran 2012/2013, Proteksi Tanaman tahun ajaran 2013/2014, Pengendalian Hama
Terpadu Perkebunan Kelapa Sawit tahun ajaran 2012/2013, dan Hama Penyakit
Benih dan Pascapanen tahun ajaran 2013/2014.