KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PENYUSUNAN APBDES TAHUN 2011 ( STUDI DI DESA NANGANESA KABUPATEN ENDE)

(1)

KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PENYUSUNAN APBDES TAHUN 2011 ( STUDI DI DESA NANGANESA KABUPATEN ENDE)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Suhardin Mansyur 08230018

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Suhardin Mansyur NIM : 08230018

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PENYUSUNAN APBDES TAHUN 2011 ( STUDI DI DESA NANGANESA KABUPATEN ENDE)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Pembimbing I

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Pembimbing II

Drs. Imam Hidayat, MM

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pada: Hari : Senin

Tanggal : 04 Agustus 2012 Jam : 09.00- 11.00

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan Dosen Penguji

1. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si :

2. Drs. Krishno Hadi, MA :

3. Dr. Asep Nurjaman, M.Si :

4. Drs. Imam Hidayat, MM :

Mengesahkan, Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Suhardin Mansyur NIM : 08230018

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PENYUSUNAN APBDES TAHUN 2011 ( STUDI DI DESA NANGANESA KABUPATEN ENDE)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 05 Agustus 2012 Yang menyatakan


(5)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Suhardin Mansyur Nim : 08230018

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PENYUSUNAN APBDES TAHUN 2011 ( STUDI DI DESA NANGANESA KABUPATEN ENDE)

Pembimbing : 1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si 2. Drs. Imam Hidayat, MM

Tanggal Bimbingan

Paraf Pembimbing

Keterangan

I II

Tanggal 05 – 02 – 2012 Revisi Bab I /Proposal Tanggal 24 – 03 – 2012 ACC Bab I

Tanggal 27 – 03 – 2012 Seminar Tanggal 29 – 05 – 2012 ACC Bab II Tanggal 25 – 06 – 2012 ACC Bab III

Tanggal 05 – 07 – 2012 Bimbingan Bab IV/V Tanggal 12 – 07 – 2012 Revisi Bab IV/V Tanggal 25 – 07 – 2012 ACC Bab IV dan V Tanggal 31 – 07 – 2012 ACC ujian

Malang, 31 Juli 2012 Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Drs. Imam Hidayat, MM Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(6)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT karena hanya atas Rahmat dan Kasih sayang-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PENYUSUNAN APBDES TAHUN 2011 (STUDI DI DESA NANGANESA KABUPTEN ENDE)” dengan lancar. Hasil penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi mahsiswa- mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti fenomena- fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini. Dalam penyusunan penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan ke depan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membngun dari pihak- pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat berarti bagi peneliti.

Dalam kesempatn ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada peneliti sehingga penelitian ini bias peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dr. Wahyudi, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(7)

vii

4. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I. Kepada beliau kami sampaikan terimakasih banyak Bapak atas bantuan secara moriil dan materiilnya. Terimakasih banyak atas luangan waktunya untuk bimbingan.

5. Drs. Imam Hidayat, MM, selaku Dosen Pembimbing II. Terimakasih banyak atas dukungan dan motivasinya.

6. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya sehingga kami dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus skripsi ini

7. Buat teman- temanku di Magic Power Club, Zulkhaedir Abdussamad, Lilik Rahayu, Lidya Susanti, Mulyana dan alvita. Teman- teman abunawas residence luar biasa

8. Buat Abdul Khalik , gesta boybee dan adekku lisna yang Subhanallah yah sangat mendukung kegiatan saya apapun, makasih yah.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan anda . Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan kalangan yang tertarik dengan kajian politik.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 01 September 2012


(8)

viii ABSTRAKSI

Suhardin Mansyur, 2008, 08230018, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Konflik Kepentingan Dalam Penyusunan APBDES Tahun 2011 ( studi di desa Nanagesa Kabupate Ende), Pembimbing I : Dr. Asep Nurjaman, M.Si ; Pembimbing II : Drs. Imam Hidayat, MM.

Kata Kunci: Konflik kepentingan, APBdes

Kebijakan otonomi daerah di Indonesia telah membawa perubahan yang sangat mendasar terhadap hubungan Pemerintah pusat dan daerah. Perubahan tersebut terjadi hingga di tingkat desa sama halnya di desa Nanganesa Kecamatan Ndona Kabupaten Ende. Pelaksanaan otonomi desa ini mendorong pemerintah desa untuk lebih mandiri dalam mengatur dan mengurus Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes). Proses penyusunan APBDes Nanganesa dibentuk berdasarkan Keputusan Bupati Ende Nomor 5 Tahun 2007 tentang pedoman Penyusunan dan Penetapan APBDes maka sudah menjadi kewajiban aparatur desa untuk melaksanakan proses penyusunan APBDes Nanganesa. Dan dalam proses tersebut melibatkan semua pemangku kekuasaan (stakeholder) baik Badan Permusyawaratan Desa, organisasi masyarakat desa hingga tokoh masyarakat sehingga mengakibatkan banyak kepentingan yang di bawa karena APBDes menjadi hal penting dan bersifat politis dalam pembiayaan pembangunan di masing- masing dusun. Dan semua pihak yang berkepentingan akan berjuang dengan keras untuk mendapatkan prioritas pembangunan. Sehingga peneliti ingin mengetahui sejauhmana konflik tersebut berlangsung.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif. Adapun lokasi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni di desa Nanganesa Kecamatan Ndona Kabupaten Ende. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, merupakan teknik analisis data yang digunakan untuk menafsirkan data dan menginterpretasikan data yang di dapat dari wawancara, dokumentasi dan observasi.

Dari data yang diperoleh dari hasil penelitian, konflik berlangsung dalam setiap tahapan penyusunan APBDes Nanganesa, yakni mulai dari tahapan penerimaan masukan dalam RAPBDes hingga tahap pembahasan RAPBDes. Dan dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa konflik yang terjadi dalam penyusunan APBDes dapat digolongkan menjadi dua jenis konflik, yakni konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik vertikal terjadi antara kepala desa dan sekretaris desa, Ketua BPD dan anggotanya serta konflik kepala desa dan masyarakat desa terkait pungutan pendapatan desa. Konflik horizontal, yakni terjadi antar anggota BPD sebagai perwakilan dari dusun- dusun, konflik antara kepala desa dan BPD serta konflik antara kepala desa dan pemerintahan kabupaten Ende.


(9)

ix

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Nanganesa Kecamatan Ndona Kabupaten Ende dalam proses penyusunan APBDES merupakan sebuah agenda yang sangatlah rumit dan perlu adanya kerjasama antar perangkat desa dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta segenap lapisan masyarakat. Masyarakat desa harus mampu mengawasi semua tahapan dalam penyusunan APBDES serta ikut aktif di dalamnya. Dalam tahap usulan program, masyarakat harus menyampaikan usulan prioritas serta mendesak. Pada tahap pembahasan RAPBDses masyarakat harus memilki daya tawar yang tangguh. Dan pada saat realisasi program, masyarakat harus secara teliti mengawasinya.

Malang, 31 Juli 2012 Peneliti

Suhardin Mansyur Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II


(10)

x ABSTRACT

Suhardin Mansyur, 2008, 08230018, Muhammadiyah University of Malang, Faculty of Social Sciences and Political Sciences, Department of Government, Conflict of Interest in the preparation of APBDES Year 2011 (studies at the village of Ende regeny Nanagesa),

Supervisor I: Dr. Asep Nurjaman, M.Si; Supervisor II: Drs. Imam Hidayat, MM.

Keyword: Interest conflict, APBDes

Policy of regional autonomy in Indonesia has brought fundamental changes to the central and local government relations. Changes occur to the village level as well as in villages Nanganesa Ndona Ende district. Implementation of village autonomy is encouraging villagers to be more independent of government control and manage the Budget and Revenue Shopping Village (APBDes). Preparation process was established by virtue APBDes Nanganesa Ende regent No. 5 of 2007 on guidelines for the preparation and determination APBDes village officials have an obligation to carry out the preparation process APBDes Nanganesa. And in the process involves all stakeholders in the power (stakeholders) whether the Village Consultative Board, community organizations, village and community leaders, resulting in a lot of interests to be taken as APBDes important thing is political and the financing of development in each hamlet. And all interested parties will fight hard to get a development priority. So that the researcher wants to know about the ongoing conflict

Types of research used by the researchers is a descriptive study. The location referred to in this study that is in the village of Ende Ndona Nanganesa District. Data analysis techniques used in this study is a qualitative analysis, a data analysis technique used to interpret the data and interpret the data obtained from interviews, documentation and observation.

From the data obtained from the research, the conflict takes place in each phase of preparation APBDes Nanganesa, ie starting from the receipt of the input stage in the discussion stage RAPBDes RAPBDes up. And from the research results can be explained that the conflict in the preparation of APBDes can be classified into two types of conflict, namely conflict of vertical and horizontal conflicts. Vertical conflict occurs between the village and the village secretary, chairman of BPD and its members as well as village heads and conflict-related fee income rural villages. Horizontal conflicts, which occur between members of the BPD as a representative of the hamlets, the village chief and the conflict between BPD and the conflict between the village and the district of Ende.


(11)

xi

Implementation of Village Government Nanganesa Ndona Ende district in the process of APBDES is an agenda that is very complicated and need for cooperation among the villages with Village Consultative Body (BPD) as well as all levels of society. Villagers should be able to supervise all stages in the preparation APBDES and participate actively in it. In the proposal stage of the program, communities must submit proposals and urgent priority. At the discussion stage RAPBDses society needs to have strong bargaining power. And at the realization of the program, communities must be carefully watched.

Malang, 01 September 2012 Peneliti

Suhardin Mansyur Supervisor I Supervisor II


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ....i

Lembar Persetujuan ... ...ii

Lembar Pengesahan ... ..iii

Lembar Pernyataan... ..iv

Berita Acara Bimbingan.. ... ..v

Kata pengantar ... ..vi

Abstraksi ... .viii

Abstract ... ...x

Daftar Isi... .. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konseptual ... 7

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 10

H. Sumber Data……….11

I. Lokasi Penelitian...………12

J. Teknik Pengumpulan data ……….………...…12

K. Teknik Analisa Data………14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Konflik ... 16

1. Definisi Konflik Menurut Para Ahli ... 17

2. Tipe- tipe Konflik ... 19


(13)

xiii

2. Konflik Dalam Organisasi ... 21

3. Konflik Berdasarkan Sifat ... 21

4. Konflik Berdasarkan Jenis Peristiwa Dikenal Dan Proses Sebagai Jenis Peristiwa ... 22

5. Konflik Berdasarkan Faktor Pendorong ... 23

6. Konflik Berdasarkan Jenis Ancaman ... 23

7. Konflik Berdasarkan Apa, Kapan, Di mana Ia Terjadi .... 24

8. Konflik Berdasarkan Cara Memandang Peristiwa Atau Isu……….24

9. Konflik Berdasarkan Level Pemerintahan ... 24

B. APBDes dan Kepentingan Masyarakat ... 25

C. Penyusun APBDes ... 29

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A.Kondisi Desa ... 34

B.Keadaan Demografi ... 35

1. Kompoisi Penduduk berdasarkan usia ... 35

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 36

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 36

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan……….37 C.Keadaan Sosial ... 37

D.Keadaan Ekonomi ... 38

1. Lembaga Ekonomi ... 38

2. Potensi Tanaman Pangan ... 38

3. Pertanian Tanaman Perkebunan ... 39

4. Tanaman Kehutanan ... 39

5. Peternakan ... 40

E. Kondisi Pemerintahan Desa ... 41

1. Pembagian Wilayah Desa ... 41


(14)

xiv

3. Orbitasi / Jarak Desa Nanganesa... 41

4. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa ... 42

1. Lembaga Pemerintahan ... 42

BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Penyusuanna APBDES Nanganesa ... 50

B. Konflik Yang Terjadi Dalam Penyusunan APBDES ... 59

1. Konflik Vertikal ... 59

a. Konflik Vertikal Antara Kepala Desa Dan Sekretaris Desa Dalam Penyusunan APBDES Nanganesa ... 59

b. Konflik Vertikal Antara Ketua BPD dan Jajaran BPD Dalam Penyusunan APBDES Nanganesa ... 62

c. Konflik Antara Perangkat Desa dan Masyarakat Desa Mengenai Pungutan Penerimaan APBDES ... 63

2. Konflik Horizontal ... 66

1. Konflik Horizontal Antar Dusun di BPD Selaku Keterwakilan Masing- Masing Dusun dalam Alokasi Dana APBDES Nanganesa ... 66

2. Konflik Horizontal Antara Kepala desa dan BPD ... 70

3. Konflik Horizontal Antara Perangkat desa dan Pemerintahan Kabupaten Ende dalam Hak Pungutan Pendapatan Asli Desa ... 72

C. Faktor Penyebab Konflik Dalam Penyusunan Apbdes ... 75

1. Komunikasi ... 76

2. Struktur ... 78

3. Ketidakpuasan masyarakat ... 80

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ainu, nurul. 2009. Sosiologi dan politki. Jaarta: PT. Raja Grafindo Persada Ibrahim, tarik. 2002. Sosiologi pedesaan.Malang; UMM Press

Dwiynto, Agus dkk. 2006.(cetkn kedua). Mewujudkan Good Governance Melalui

Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Gulo, W. 2002.Metode penelitian.Jakarta: Gramedia Indonesia

Lexey, Meleong.2001.Metodologi Peelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakaria

Mardiasmo. 2002. Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyaarta: Penerbit andi

Mulkhan, munir. 2001. Kekerasan dan Konflik.Jakarta: Yappika

Muljana, B.S.1995. Perencanaan pembangunan Nasional. Jakarta: CPIS

Said, mas’ud. 2008. Arah baru otonomi daerah di Indonesia. Malang: UMM press Soehartono, irawan.2002.Metode Penelitian Sosial. Bandung

Sonhadji, Ahmad..Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data Dalam Penelitian

Kualitatif. Malang: Penerbit Kalimasahada Press

Sumarto, Hetifah. 2009. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sumodiningrat, Gunawan.1997. Pembangunan daerah dan pemberdayan masyrakat. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara

Prof. dr. Abdul Halim. 2002. Pengelolaha keuangan daerah. Yogyaarta: UPP STIM YPN.

Tim Mcw. 2005. Panduan memahami APBD. Malang


(16)

Yani, Ahmad. 2002. Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di

Indonesaia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Internet

http://www.endekab.go.id diakses pada 28/10/2010

http://www.warsidi.com/2010/01/penyusunan-dan-penetapan-apbn-dan-apbd.html diakses 28/10/2011

http://www.scribd.com/doc/25103803/Ku-Apbd-4-Untuk-an diakses 28/10/2011 http://syukriy.wordpress.com/2008/08/24/penyusunan-apbd-2009/ diakses

30/10/2011

Produk Hukum

Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang penyelenggaraan Pemerintahan daerah.

Keputusan Bupati Ende Nomor 5 Tahun 2007 tentang pedoman Penyusunan dan Penetapan APBDes

Undang-undang Nomor 25 Tahun2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 (Pasal 64) tentang Desa


(17)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Suhardin Mansyur

NIM : 08230018

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Konflik Kepentingan dalam Penyusunan APBDES Tahun 2011 ( studi di desa Nanagesa Kabupate Ende)adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 02 Agustus 2012 Yang menyatakan

Suhardin Mansyur

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(18)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konseptual ... 7

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 10

H. Sumber Data……….11

I. Lokasi Penelitian...………12

J. Teknik Pengumpulan data ……….………...…12

K. Teknik Anlis Data………15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Konflik ... 16

1. Definisi Konflik Menurut Para Ahli ... 17

2. Tipe- tipe Konflik ... 19

1. Konflik Sederhana... 20

2. Konflik Organisasi ... 21

3. Konflik Berdasarkan Sifat ... 21

4. Konflik Berdasarkan Jenis Peristiwa Dikenal Dan Proses Sebagai Jenis Peristiwa ... 22

5. Konflik Berdasarkan Faktor Pendorong ... 23

6. Konflik Berdasarkan Jenis Ancaman ... 23

7. Konflik Berdasarkan Apa, Kapan, Di mana Ia Terjadi .... 24

8. Konflik Berdasarkan Cara Memandang Peristiwa Atau Isu……….24


(19)

B. APBDes dan Kepentingan Masyarakat ... 25

C. Penyusun APBDes ... 29

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A.Kondisi Desa ... 34

B.Keadaan Demografi ... 35

1. Kompoisi Penduduk berdasarkan usia ... 35

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 36

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 36

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan……….37

C.Keadaan Sosial ... 37

D.Keadaan Ekonomi ... 38

1. Lembaga Ekonomi ... 38

2. Potensi Tanaman Pangan ... 38

3. Pertanian Tanaman Perkebunan ... 39

4. Tanaman Kehutanan ... 39

5. Peternakan ... 40

E. Kondisi Pemerintahan Desa ... 41

1. Pembagian Wilayah Desa ... 41

2. Luas Wilayah Desa Nanganesa dan penggunaannya ... 41

3. Orbitasi / Jarak Desa Nanganesa... 41

4. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa ... 42

1. Lembaga Pemerintahan ... 42

BAB IV PEMBAHASAN A. Mekanisme Penyusuanna APBDES Nanganesa ... 50

B. Konflik Yang Terjadi Dalam Penyusunan APBDES ... 59

1. Konflik Vertikal ... 59

a. Konflik Vertikal Antara Kepala Desa Dan Sekretaris Desa Dalam Penyusunan APBDES Nanganesa ... 59

b. Konflik Vertikal Antara Ketua BPD dan Jajaran BPD Dalam Penyusunan APBDES Nanganesa ... 62 c. Konflik Antara Perangkat Desa dan Masyarakat Desa


(20)

Mengenai Pungutan Penerimaan APBDES ... 63

2. Konflik Horizontal ... 66

1. Konflik Horizontal Antar Dusun di BPD Selaku Keterwakilan Masing- Masing Dusun dalam Alokasi Dana APBDES Nanganesa ... 66

2. Konflik Horizontal Antara Kepala desa dan BPD ... 71

3. Konflik Horizontal Antara Perangkat desa dan Pemerintahan Kabupaten Ende dalam Hak Pungutan Pendapatan Asli Desa ... 73

C. Faktor Penyebab Konflik Dalam Penyusunan Apbdes ... 75

1. Komunikasi ... 76

2. Struktur ... 79

3. Ketidakpuasan masyarakat ... 80

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 83


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan otonomi daerah di Indonesia telah membawa perubahan yang sangat mendasar terhadap pola hubungan Pemerintah pusat dan daerah, mulai dari dimensi sosial politik, hukum, ekonomi maupun fiskal. Secara normatif, otonomi daerah memberi ruang untuk mengedepankan proses penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis. Usaha penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis tersebut dilaksanakan hingga tingkat desa. Otonomi daerah sebagai bentuk kritikan terhadap pengelolaan pemerintahan pada zaman Orde Baru yang dinilai sangat sentralistik yang kesemuanya dinakodai pemerintah pusat sehingga daerah atau sub nasional tidak memiliki peranan yang berarti dalam pengolahan pemerintahan. Gagasan penataan sistem otonomi daerah sekiranya mencerminan pemikiran untuk menjamin terjadinya efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan demokratisasi nilai-nilai kerakyatan dalam praktik penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dan otonomi daerah diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan dan memenuhi kebutuhan daerah untuk mempercepat demokratisasi sebagaimana yang di amanatkan dalam Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang penyelenggaraan Pemerintahan daerah.

Selama masa Orde Baru, harapan yang besar dari Pemerintah Daerah untuk dapat membangun daerah bahkan hingga desa berdasarkan kemampuan dan


(22)

2

kehendak daerah sendiri ternyata dari tahun ke tahun dirasakan semakin jauh dari kenyataan. Yang terjadi adalah ketergantungan fiskal dan subsidi serta bantuan Pemerintah Pusat sebagai wujud ketidakberdayaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam membiayai Belanja Daerah. Salah satu instrumen terpenting dalam pembangunan daerah adalah pembiayaan pembangunan yang kemudian diterjemahkan dalam anggaran yang terdapat dalam dana APBDes.

Desa Naganesa yang merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Ende Provinsi NTT merupakan wilayah hukum yang turut menjalankan pembangunan desa yang lebih mandiri sebagai implikasi dari otonomi daerah di kabupaten Ende. Di sini akan terlihat sejauhmana pemerintah desa baik perangkat desa yakni kepala desa dan jajarannya serta Badan Permusyawaratan desa serta organisasi- organisasi kemasyarakatan di desa Nanganesa mampu memberdayakan masyarakat desa itu sendiri dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) guna menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

Pelaksanaan otonomi desa akan mendorong pemerintah dan masyarakat desa Nanganesa untuk lebih mandiri dalam mengatur dan mengurus rumah tangga desa, termasuk dalam hal ini adalah mengatur dan mengurus Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes), Pendapatan Asli Desa (PADes) sebagai salah satu sumber anggaran penerimaan atau pendapatan desa memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan desa dan tentunya bagi pelaksanaan otonomi desa serta keberlangsungannya.


(23)

3

pedoman Penyusunan dan Penetapan APBDes maka pemerintahan desa Nanganesa Kabupaten Ende harus mengadakan rancangan penganggaran dalam rangka mendukung pembangunan desa.1 Dalam pelaksanaan desentralisasi, persoalan anggaran adalah salah satu instrumen yang penting karena anggaran adalah penopang pembangunan desa dan terdapat berbagai rencana pembangunan daerah dalam kurun waktu tertentu. Serta berdasarkan keputusan tersebut mengharuskan desa Nanganesa untuk harus siap menjalankan penyusunan APBDes secara disiplin serta menerima sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh pihak pemerintah desa misalnya jika terlambat dalam proses penyusunan APBDes Nanganesa dan meminta persetujuan dari pemerintahan kabupaten.

Undang-undang Nomor 25 Tahun2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 (Pasal 64) tentang Desa, dan Permendagri No. 66/2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, memberikan tanggugjawab bagi pemerintah desa dalam mengadakan perencanaan pembangunan desa2. Sebagaimana kebijakan otonomi daerah yang dilahirkan dalam ragka memandirikan masyarakat daerah, desa pun memiliki perhatian tersediri untuk meciptakan kehidupan desa yang mandiri dan mensejahterakan masyarakat desa. Proses perencanaan pembangunan desa dilakukan melalui musyawarah rencana pembangunan desa atau MusrenbangDes guna menjaring aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa yang di wujudkan dalam Anggaran desa (APBDes). Anggaran pendapatan dan belanja desa yang akan mengarahkan

1

Keputusan Bupati Ende Nomor 5 Tahun 2007 tentang pedoman Penyusunan dan Penetapan APBDes

2

Undang-undang Nomor 25 Tahun2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 (Pasal 64) tentang Desa, dan Permendagri No. 66/2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa


(24)

4

pembagunan di desa berdasarkan prioritas kebutuhan yang di ambil perangkat desa dengan mempertimbangkan draft kebutuhan dari masyarakat desa secara luas karena APBDes merupakan acuan atau kerangka dasar untuk pembanguna desa dalam kurun waktu tertentu.

Dalam setiap tahapan penyusunan APBDes Nanganesa melibatkan banyak pihak baik masyarakat desa, organisasi masyarakat desa, organisasi pemuda dan lain- lainnya yang ada di desa Nanganesa sebagai bentuk dari demokrasi desa tentu akan menghadirkan banyak kepentingan serta aspirasi dari masing- masing perwakilan tersebut pula. Hal ini yang kemudian mengakibatkan semua pihak berusaha dengan keras bahkan secara politis untuk menjadikan aspirasi serta kebutuhannyalah adalah yang harus diprioritaskan.

APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) adalah rencana pendapatan dan belanja suatu daerah untuk satu tahun berjalan (1 periode) yang ditetapkan dengan perturan daerah. APBDes merupakan pencerminan pelaksanaan pembangunan daerah dalam pengembangan akuntabilitas dan kapabilitas pemerintah. Masyarakat merupakan penyumbang utama sumber penerimaan dalam APBDes melalui pajak dan retribusi maka sudah sepantasnya masyarakat dilibatkan dalam proses penyusunannya serta lebi memparhatikn apa yang menjadi prioritas kehendak masyarkat desa. Implementasi hak rakyat dalam APBDes dapat diwujudkan dalam keterlibatan masyarakat secara partisipatif dalam proses perencanaan dan penganggaran. Persoalan dalam perencanaan dan penganggaran ini sangat penting untuk dicermati karena dapat dijadikan penilaian terhadap pemerintah mengenai keberpihakan terhadap masyarakat lemah atau


(25)

5

hanya kepada pihak- pihak tertentu dan dapat mempengaruhi kebijakan yang nantinya akan diterapkan pada suatu daerah baik pada bidang perencanaan dan penganggaran.

Persoalan anggaran adalah sesuatu yang sangat sensitif dan sangat mudah mengundang konflik dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan atas APBDes. Untuk itu transparansi, keterbukaan dan akuntabilitas adalah nilai- nilai yang harus dipenuhi dalam penyusuna APBDes sebagai pencerminan suatu pemerintahan yang baik ( good governance ). Pemerintah desa selaku pihak yang menjadi pioner atas penyusunan APBDes secara profesional harus mampu

memanage persoalan tersebut dan mengarahan pengeluaran APBDes pada hal- hal

yang prioritas dan urgen.

Konflik kepentingan adalah situasi dimana seseorang Penyelenggara Negara yang mendapatkan kekuasaan dan kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya. Konflik kepentingan lahir sebagai adanya perbedaan kehendak, harapan serta ambisi dari masing- masing individu dan berusaha mempertahankannya bahkan hingga tahap mengutamakan kepentingan pribadi dan membuat pihak lain tidak berdaya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa Nanganesa yakni Bapak Mulyadin Arsyad mengatakan bahwa pembangunan yang terjadi di desa Nanganesa melalui dana APBDes lebih di bangun sarana prasarana di dusun Wolowona seperti Rabat beton, bantuan


(26)

6 dinamo dan lin- lain.3

Fenomena konflik kepetingan tersebut yang terjadi dari berbagai pihak dalam penyusunan APBDes menggerakan hati penulis untuk mengkaji secara mendalam guna memberikan informasi mengenai pengetahuan untuk mengatasi konflik dalam penyusunan APBDes. Menilik pada permasalahan di atas maka peneliti tertarik mengangkat judul, “ Konflik Kepentingan Dalam Penyusunan APBDes Tahun 2011 (studi di desa Nanganesa Kabupaten Ende) “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas , maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimana konflik kepentingan yang terjadi dalam penyusunan APBDes Desa Nanganesa Kabupaten Ende

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pihak- pihak yang terlibat pada konflik kepentingan dalam penyusunan APBDes Desa Nanganesa Kabupaten Ende

2. Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang menyebabkan konflik dalam penyusunan APBDes

3. Untuk mengetahui upaya apakah yag diambil oleh pemerintah desa dalam konflik penyusunan APBDes Desa Nanganesa kabupaten Ende

3

Hasil wawancara bersama Bapak Mulyadin Arsyad salah seorang anggota BPD Nanganesa pada tanggal 05 juni 2012 jam 10.00 WITA


(27)

7 D. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis

Secara akademis penelitian ini dapat digunakan untuk menambah, memperdalam wawasan dan mengembangkan pengetahuan bagi mahasiswa ilmu pemerintahan pada khususnya dan sebagai pembelajaran bagi penyusunan serta menganalisis masalah penyusunan APBDes secara ilmiah.

2. Secara Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan kontribusi bagi pemerintah, masyarakat maupun lembaga swasta lain dan dapat dijadikan referensi bagi masyarakat luas, mengenai pentingnya proses penyusuan APBDes dalam merencanakn pembangunan yang dilaksanakan dan menemukan solusin ketika terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan APBDes itu sendiri. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan nilai manfaat dalam bentuk informasi tentang konflik kepentingan dalam penyusuna APBDes sebagai upaya peningkatan kesadaran tentang pentingnya pengambilan keputusan secara bersama dan bersifat demi kepentingan umum.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep yang terkait pada penelitian yang dilkukan. Adapun konsep- konsep yng dibuat dalam penelitian ini agar terfokus sesuai dengan tujuan yng dicapai oleh peneliti,


(28)

8

demikian pula agar ada batasan – batasan dan tidak keluar dari konteksnya

1. Konflik merupakan suatu proses pencapaian tujuan dengan cara melemahkan pihak lawan, tanpa memperhatian norma dan nilai- nilai yang berlaku. konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara individu atau kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik sering diterjemahkan sebagai satu bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik. Penjabararan lain untuk konflik adalah bahwa suatu fenomena social yang selalu ada dan mewarnai segala aspek interaksi manusia da struktur social. Maka dapat disimpulkan bahwa konflik meliputi persaingan dan pertentangan seseorang ataupun kelompo di dalam lingkup tertentu dan kepentingan tertentu dan pada akhirnya kita dapat mengetahui prosesnya.

Pada umumnya konsep konflik kepentingan memiliki empat unsur, yaitu (1) adanya situasi atau keadaan, (2) adanya kepentingan pribadi (baik perseorangan, kelompok maupun institusi), (3) adanya tugas-tugas publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara, dan (4) dapat memengaruhi kinerja tugas-tugas serta tanggung jawab publik. Dalam praktiknya di Indonesia, konflik kepentingan sebenarnya merupakan situasi yang dapat mengarahkan atau mengakibatkan terjadinya


(29)

9

penyalahgunaan wewenang sebagai unsur penyelamatan maksud individu atau kelompok tersbut.

2. Penyusunan APBDes adalah suatu perencanaan operasional tahunan yang diambil dari program umum pmerintahan dan pembangunan desa yang dijabarkan dalam angka- angka rupiah di satu pihak mengandung perkiraan batas tertinggi belanja atau pengeluaran keuangan desa. Dalam proses penyusunan APBDes sudah semestinya melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar penyusunannya besifat transparansi dan akuntabilitas. Posisi masyarakat adalah unsur yang sangat diperhitungkankan karena sistem botoom- up sangat mendukung terciptanya suatu kondisi pemerintahan yang baik khusunya dalam proses penyusunan APBDes. Disana terdapat proses teknik ekonomi dan proses politik.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian karena berperan sebagai alat untuk mengukur variabel. Definisi operasional juga merupakan unsure yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variable. Untuk menilai variabel dapat dilihat melalui indikasi dengan indikator yang ada atau terjadi.

Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah Konflik kepentingan dalam penyusuna APBDes. Untuk melihat sejauhmana konflik yang terjadi dalam penyusunan APBDes maka ditetapkan beberpa indicator, sebagai berikut :


(30)

10

1. Konflik kepentingan dalam penyusunan APBD Desa Nanganesa Kabupaten Ende:

a. Konflik Vertikal b. Konflik Horizontal

2. Faktor penyebab terjadinya konflik kepentingan dalam penyusunan APBDes :

a. Komunikasi b. Struktur

c. Ketidak puasan masyarakat

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta fakta sehingga tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masayarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial dapat terjawab.

Dalam penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan alasan lain bahwa dalam penelitian ini mengupayakan mendalami data, yaitu data berupa pandangn responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Kemudian responden dan peneliti memberikan pemikiran, sehingga dapat memunculkan suatu temuan dan memberikan informasi serta gambaran


(31)

11

mengenai konflik dalam penyusunn APBDes. 2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Karena sebagai subjek yang mampu memberikan informai yang seluas- luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati- hati dalam menentukan informan, agar mendapatkan informasi yang valid dan lengkap. Untuk itu informan penelitian yang dipilih 6 subyek diantaranya adalah,

a. Kepala Desa b. Sekretaris Desa c. Ketua BPDes d. Sekretaris BPDes

e. Tokoh Masayarakat 5 orang H. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah suatu sumber data yang diperoleh secara langsung peneliti dari narasumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaita dengan judul penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh unsure yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat langsung di dalamnya, yaitu kepala dan sekretaris desa, ketua dan seretaris BPD, tokoh masyarakat da masyarakat.


(32)

12 2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. Sumber data sekunder diperoleh dari buku, bahan referensi, Koran maupun internet dan hasil- hasil kajian lainnya. Dalam penelitin ini dicari informasi yang diperoleh pemerintah desa dari beberapa dokumen yang terkait berupa catatan perencanaan pembangunan yng disusun oleh Desa.

I. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh informasi dan data sesuai dengan judul Konflik Kepetingan Dalam Peyusunan APBDes ( Studi pada Desa Nanganesa Kabupaten Ende) maka peneliti melakukan penelitian di Desa Nanganesa Kabupaten Ende.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data sebaik- baiknya dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kerangka metode penelitian. Pegumpulan data dilakuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai yujuan penelitian.

Sehingga dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakn adalah : 1. Observasi

Guba dan Linclon mengemukakan beberapa alasan penggunaan teknik observasi; pertama, teknik ini di dasarkan atas pengalaman secara


(33)

13

langsung, kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat kejadian yang yang terjadi di lapangan, ketiga, memungkinkan mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh, keempat pengamatan adalah alternatif menghindari bias data. Kelima, memungkinkan memahami situasi- situasi yang rumit. Selain itu teknik observasi merupakan teknik penelitian melalui penjajakan lapangan berusah mengenal segala unsur lingkungan social, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian keadaan lapangan adalah untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya lebih speifik lagi observasi dikatakan sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu mengamati.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik wawancara mendalam dan terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang merupakan suatu car mengumpulkan data secara langsung dengan informan, dengan malsud mendapatkan gambaran lengkap tentang masalah yang diteliti. Dengan metode ini diharapkan agar data yang diperoleh dpat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Menurut Moloeng (2002) teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancari/informan. Masalah pencatatan dan wawancara merupakn suatu aspek utama yang


(34)

14

amat penting dalam wawancara, karena jika tidak dilakukan dengan baik maka sebagian data akan hilang dan usaha wawancara akan sia- sia.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan penelusran dokumen- dokumen resmi dalam menjajaki sumber tertulis tersebut. Sehingga akan memeprkaya data. Disamping itu metode dokumentasi ini akan membantu peneliti dalam penganalisaan.

Dari data dokumntasi ini dihrapkan dapat membantu mendukung dari data hasil wawancara. Karena selain tertuang dalam bentuk tulisan berdasarkn hasil wawancara dengan data dari dokumntsi ini maka pembaca diykinkan akan kevalidan data yang didapat dengan gambr, referensi dari buku ataupun catatan dari agenda- agenda penting seperti notulen rapat dan sebagainya.

K. Tekni Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan mengintepretasikan data yng didapat dari wawancara dengan responden. Adapun tahap- tahap dalam melakukan analisis data dalam penelitian ini adalah ;

a. Reduksi data


(35)

15

sehingga data yang diperoleh sesuai dengan data dri penelitian. Maksudnya, peneliti menyeleksi data yang diperoleh dari data observasi, wawancara, dokumntasi yang berkaitan dengan yang diteliti. b. Display data

Display data merupakan penyederhanaan data yang komplek kedalam narasi yng pendek sesuai criteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah, sehingga cepat diphmi mknanya tanpa hrus membuka di seluruh dat yang ada di lapangan.

c. Analisis data

Analisis data mempunyai tujuan untuk mengetahui proses penyusunan APBDes. Kemudian melakukan penarikan kesimpulan yang merupakan cara mendapatkan kesimpulan atas data yang diperoleh


(1)

10

1. Konflik kepentingan dalam penyusunan APBD Desa Nanganesa Kabupaten Ende:

a. Konflik Vertikal b. Konflik Horizontal

2. Faktor penyebab terjadinya konflik kepentingan dalam penyusunan APBDes :

a. Komunikasi b. Struktur

c. Ketidak puasan masyarakat

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta fakta sehingga tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masayarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial dapat terjawab.

Dalam penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan alasan lain bahwa dalam penelitian ini mengupayakan mendalami data, yaitu data berupa pandangn responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Kemudian responden dan peneliti memberikan pemikiran, sehingga dapat memunculkan suatu temuan dan memberikan informasi serta gambaran


(2)

11

mengenai konflik dalam penyusunn APBDes. 2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Karena sebagai subjek yang mampu memberikan informai yang seluas- luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati- hati dalam menentukan informan, agar mendapatkan informasi yang valid dan lengkap. Untuk itu informan penelitian yang dipilih 6 subyek diantaranya adalah,

a. Kepala Desa b. Sekretaris Desa c. Ketua BPDes d. Sekretaris BPDes

e. Tokoh Masayarakat 5 orang H. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah suatu sumber data yang diperoleh secara langsung peneliti dari narasumber yang dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang berkaita dengan judul penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh unsure yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini seperti orang (pejabat) yang terlibat langsung di dalamnya, yaitu kepala dan sekretaris desa, ketua dan seretaris BPD, tokoh masyarakat da masyarakat.


(3)

12 2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer. Sumber data sekunder diperoleh dari buku, bahan referensi, Koran maupun internet dan hasil- hasil kajian lainnya. Dalam penelitin ini dicari informasi yang diperoleh pemerintah desa dari beberapa dokumen yang terkait berupa catatan perencanaan pembangunan yng disusun oleh Desa.

I. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh informasi dan data sesuai dengan judul Konflik Kepetingan Dalam Peyusunan APBDes ( Studi pada Desa Nanganesa Kabupaten Ende) maka peneliti melakukan penelitian di Desa Nanganesa Kabupaten Ende.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data sebaik- baiknya dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kerangka metode penelitian. Pegumpulan data dilakuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai yujuan penelitian.

Sehingga dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakn adalah : 1. Observasi

Guba dan Linclon mengemukakan beberapa alasan penggunaan teknik observasi; pertama, teknik ini di dasarkan atas pengalaman secara


(4)

13

langsung, kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat kejadian yang yang terjadi di lapangan, ketiga, memungkinkan mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh, keempat pengamatan adalah alternatif menghindari bias data. Kelima, memungkinkan memahami situasi- situasi yang rumit. Selain itu teknik observasi merupakan teknik penelitian melalui penjajakan lapangan berusah mengenal segala unsur lingkungan social, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian keadaan lapangan adalah untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya lebih speifik lagi observasi dikatakan sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu mengamati.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik wawancara mendalam dan terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang merupakan suatu car mengumpulkan data secara langsung dengan informan, dengan malsud mendapatkan gambaran lengkap tentang masalah yang diteliti. Dengan metode ini diharapkan agar data yang diperoleh dpat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Menurut Moloeng (2002) teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancari/informan. Masalah pencatatan dan wawancara merupakn suatu aspek utama yang


(5)

14

amat penting dalam wawancara, karena jika tidak dilakukan dengan baik maka sebagian data akan hilang dan usaha wawancara akan sia- sia.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan penelusran dokumen- dokumen resmi dalam menjajaki sumber tertulis tersebut. Sehingga akan memeprkaya data. Disamping itu metode dokumentasi ini akan membantu peneliti dalam penganalisaan.

Dari data dokumntasi ini dihrapkan dapat membantu mendukung dari data hasil wawancara. Karena selain tertuang dalam bentuk tulisan berdasarkn hasil wawancara dengan data dari dokumntsi ini maka pembaca diykinkan akan kevalidan data yang didapat dengan gambr, referensi dari buku ataupun catatan dari agenda- agenda penting seperti notulen rapat dan sebagainya.

K. Tekni Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan mengintepretasikan data yng didapat dari wawancara dengan responden. Adapun tahap- tahap dalam melakukan analisis data dalam penelitian ini adalah ;

a. Reduksi data


(6)

15

sehingga data yang diperoleh sesuai dengan data dri penelitian. Maksudnya, peneliti menyeleksi data yang diperoleh dari data observasi, wawancara, dokumntasi yang berkaitan dengan yang diteliti. b. Display data

Display data merupakan penyederhanaan data yang komplek kedalam narasi yng pendek sesuai criteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan masalah, sehingga cepat diphmi mknanya tanpa hrus membuka di seluruh dat yang ada di lapangan.

c. Analisis data

Analisis data mempunyai tujuan untuk mengetahui proses penyusunan APBDes. Kemudian melakukan penarikan kesimpulan yang merupakan cara mendapatkan kesimpulan atas data yang diperoleh