PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT DENGAN METODE LRFD BERDASARKAN SNI-03-1729-2002

(1)

i

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA

KOMPOSIT DENGAN METODE LRFD BERDASARKAN SNI-03-1729-2002

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Akademik dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik

Oleh :

Satria Maulana Akbar 201010340311035

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS

BRAWIJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA

KOMPOSIT DENGAN METODE LRFD BERDASARKAN SNI-03-1729-2002

Nama : SATRIA MAULANA AKBAR

NIM : 201010340311035

Pada hari Sabtu 31 Januari 2015, telah diuji oleh tim penguji :

1. Ir. Yunan Rusdianto, MT. Dosen Penguji I ………

2. Ir. Erwin Rommel, MT. Dosen Penguji II ………

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

(Ir. Rofikatul Karimah, MT) (Ir. Lukito Prasetyo, MT)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Sipil


(3)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SATRIA MAULANA AKBAR

NIM : 201010340311035

Jurusan : TEKNIK SIPIL Fakultas : TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Dengan ini saya menyatakan sebenar-benarnya bahwa: Tugas Akhir dengan judul: PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT DENGAN METODE LRFD BERDASARKAN SNI-03-1729-2002 adalah hasil karya saya dan bukan karya tulis orang lain. Dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan di disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila penyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sangsi akademis.

Malang, 31 Januari 2015 Yang menyatakan,


(4)

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini, saya persembahkan kepada:

1. Almarhum ayah saya Tulung Suparman yang telah tiada dan ibu tercinta saya Estuningsih yang selalu mendo'akan dan mendukung dalam menyelesaikan kuliah.

2. Saudara-saudara saya: Bagus Tejo Kusumo, Ayu Wulandari Kusuma Nigrum,SE dan Rohmat Gondam Dipo Alam.

3. Perempuan spesial yang selalu menemani saya dalam suka maupun duka, serta mendukung dalam menyelesaikan skipsi ini, Elsa Riski Amanda. 4. Anggota tim jembatan yang tak pernah lolos KJI: Akhmad Hafiz Sukmana

Ghozali,ST. Hairu Ami Roibafi,ST serta Dana Dwi Irmawan,ST.

5. Para anak buah kontrakan: Cak Alam, Icha, Aldin, Adit semoga cepat menyusul.

6. Ruskandi yang meminjami saya laptop selama masa kuliah. 7. Seluruh teman-teman kelas sipil A 2010 semua.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi ALLAH SWT atas semua nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga yang diperuntukkan bagi semua hamba-karunia-Nya. Shalawat dan salam juga bagi NABI MUHAMMAD SAW berserta keluarga, para sahabat dan kaumnya yang setia hingga akhir zaman.

Tugas akhir ini penulis tulis dengan judul PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA

KOMPOSIT DENGAN METODE LRFD BERDASARKAN SNI-03-1729-2002 untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam masa perkulihan sampai penulisan tugas akhir ini tentunya banyak suka duka yang terjadi, namun berkat bantuan berbagai pihak kami dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini, untuk itu tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Bapak Ir. Sudarman, MT. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang

3. Ibu Ir. Rofikatul Karimah, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang serta sebagai Dosen Pembimbing I 4. Bapak Ir. Lukito Prasetyo, MT. selaku Dosen Pembimbing II.


(6)

vi

6. Seluruh Staf Jurusan Teknik Sipil, Staf Laboratorium Teknik Sipil dan Staf TU Fakultas Teknik.

7. Seluruh teman-teman yang telah membantu.

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tugas akhir ini dan semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang ketekniksipilan.

Malang, 31 Januari 2015


(7)

ABSTRAK

Gedung perkuliahan fakultas perikanan dan ilmu kelautan universitas brawijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai (termasuk atap), yang pada awalnya didesain dengan struktur beton bertulang. Sebagai bahan strudi perecanaan, bangunan ini dimodifikasi menjadi struktur baja komposit. Pada studi ini metode yang digunakan adalah LRFD yang berdasarkan SNI-03-1729-2002.

Khusus dalam perencanaan struktur baja komposit yang telah dianalisis pada bab-bab berikutnya, untuk pelat digunakan floor deck tipe W-1000 dari PT. Union Metal dengan fc' 30 Mpa dan tulangan Ø10-200 fy 300 Mpa. Balok anak dipakai profil WF 189×99×4,5×7 dengan fy 250 Mpa. Balok induk memanjang WF 250×125×6×9 dan WF 300×150×6,5×9 dengan fy 290 Mpa. Balok induk melintang WF 400×200×8×13 dan WF 500×200×10×16 dengan fy 290 Mpa. Kolom memakai WF 428×407×20×35.

Kata Kunci: Perencanaan Ulang, Baja Komposit, LRFD ABSTRACT

The lecture of the faculty of fisheries and marine science Brawijaya University a building consisting of nine floors including the roof, what was originally designed with reinforced concrete structur as study plan is modified to the steel composite. In this study method used is LRFD which is based on SNI-03-1729-2002.

Especially in the implementation of the structural steel composite, which has been analyzed in chapters, concrete slabs used floor deck type W-1000 of PT.Union Metal with fc' 30 Mpa and steel bar Ø10-200 fy 300 Mpa. Sub-beam used wide flange shapes 189×99×4,5×7 with fy 250 Mpa. Longitudinal main beam WF 250×125×6×9 and WF 300×150×6,5×9 with fy 290 Mpa. Cross main beam WF 400×200×8×13 and WF 500×200×10×16 with fy 290 Mpa. Kolom memakai WF 428×407×20×35. Column used WF 428×407×20×35.


(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. . . .i

LEMBAR PENGESAHAN. . . .ii

SURAT PERNYATAAN. . . iii

LEMBAR PERSEMBAHAN. . . .iv

KATA PENGANTAR. . . v

ABSTRAK. . . vii

DAFTAR ISI . . . viii

DAFTAR TABEL . . . xix

DAFTAR GAMBAR . . . xxiii BAB I PENDAHULUAN. . . .1 – 3 1.1.Latar Belakang . . . 1 – 2 1.2.Rumusan Masalah . . . 2 – 2 1.3.Tujuan . . . 2 – 2 1.4.Batasan Masalah . . . . . . 2 – 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. . . 4 – 49

2.1.Metode Perencanaan Struktur Baja. . . . 4 – 6 2.1.1. Metode ASD (Allowable Strees Design). . . 4 – 4 2.1.2. Metode LRFD (Load Resistance Factor Design). . . 5 – 6 2.2.Pembebanan. . . .6 – 9 2.2.1. Beban Mati. . . . 7 – 7 2.2.2. Beban Hidup. . . 7 – 8 2.2.3. Beban Angin. . . 8 – 9 2.2.4. Beban gempa. . . 9 – 9


(9)

2.3.Perencanaan Beban Gempa. . . .9 – 16 2.3.1. Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Struktur Bangunan. . . . . . .9 – 11 2.3.2. Parameter Percepatan Terpetakan. . . 11 – 11 2.3.3. Kelas Situs. . . .12 – 12 2.3.4. Kategori Desain Gempa. . . .12 – 13 2.3.5. Struktur Penahan Gempa. . . .14 – 14 2.3.6. Geser Dasar Gempa. . . .15 – 15 2.3.7. Koefisien Respon Gempa. . . 15 – 15 2.3.8. Distribusi Vertikal Gaya Gempa. . . 15 – 16 2.3.9. Penentuan Periode. . . 16 – 16 2.4.Perencanaan Pelat Menggunakan Dek Baja Gelombang. . . .16 –

19

2.4.1. Momen Kapasitas Lentur Positif. . . .17 – 18 2.4.2. Tinjauan Plat Dek Baja. . . .18 – 18 2.4.3. Desain Tulangan Negatif. . . .18 – 19 2.5.Balok komposit. . . 19 – 28 2.5.1. Umum. . . 19 – 20 2.5.2. Sistem Pelaksanaan Pada Balok Komposit. . . 21 – 21 2.5.3. Lebar Efektif Balok Komposit. . . 21 – 22 2.5.4. Tegangan Pada Balok Komposit. . . 22 – 23 2.5.5. Kuat Lentur Balok Pra-komposit. . . .24 – 25 2.5.6. Kuat Lentur Balok Komposit Daerah Momen Positif. . . .25 – 27 2.5.7. Kuat Lentur Balok Komposit Daerah Momen Negatif. . . 28 – 28


(10)

x

2.6.Penghubung Geser. . . .28 – 32 2.6.1. Kuat Rencana Penghuung Geser. . . 29 – 32 2.6.2. Pemasangan Penghubung Geser. . . 32 – 32 2.7.Lendutan. . . 32 – 33 2.8.Kolom Komposit. . . .33 – 38 2.8.1. Umum. . . 33 – 34 2.8.2. Persyaratan Kolom Komposit. . . 34 – 35 2.8.3. Kuat Nominal Kolom Komposit. . . 35 – 35 2.8.3.1. Kapasitas Tekan Kolom. . . .36 – 37 2.8.4. Tekuk Lokal Web Pada Balok-Kolom. . . .38 – 38 2.9.Sambungan. . . 38 – 43 2.9.1. Baut. . . 38 – 40 2.9.1.1. Baut Mutu Tinggi. . . 38 – 39 2.9.1.2. Kekuatan Baut. . . .39 – 40 2.9.1.3. Jarak Antar Baut. . . 40 – 40 2.9.2. Las. . . 40 – 43 2.9.2.1. Kuat Rencana Sambungan Las. . . 40 – 40 2.9.2.2. Tebal Pengelasan. . . .40 – 41 2.9.2.3. Kontrol Pengaku. . . 41 – 43 2.10.Perencanaan Plat Dasar Kolom (columm base plate). . . .43 – 49 2.10.1.Macam Kategori Pelat Dasar Kolom. . . 45 – 49 BAB III METODE PERENCANAAN. . . .50 – 56 3.1.Data Teknis. . . 50 – 50 3.2.Data Gambar. . . 51 – 55


(11)

3.3.Diagram Alur. . . .56 – 56 BAB IV PERENCANAAN STRUKTUR. . . .. . . 57 – 252 4.1.Data Bahan Perencanaan. . . .57 – 57 4.2.Perencanaan Pelat. . . 58 – 72 4.2.1. Pendimensian Pelat Atap dan Lantai. . . .58 – 58 4.2.2. Pelat Atap. . . .58 – 65 4.2.2.1. Pembebanan Pelat Atap. . . .58 – 60 4.2.2.2. Momen Pada Pelat Atap. . . 60 – 61 4.2.2.3. Perencanaan Momen Positif Pelat Atap. . . 61 – 61 4.2.2.4. Perencanaan Momen Negatif Pelat Atap. . . 61 – 63 4.2.2.5. Perhitungan Tulangan Susut dan Suhu pada Pelat Atap. . . . .63 – 63 4.2.2.6. Penghubung Geser pada Pelat Atap untuk Daerah

Momen Positif. . . .63 – 64 4.2.2.7. Penghubung Geser pada Pelat Atap untuk Daerah

Momen Negatif. . . 64 – 65 4.2.2.8. Lendutan pada Pelat Atap. . . 65 – 65 4.2.3.Pelat Lantai. . . 66 – 72 4.2.3.1. Pembebanan Pelat Lantai. . . .67 – 67 4.2.3.2. Momen Pada Pelat Lantai. . . 67 – 67 4.2.3.3. Perencanaan Momen Positif Pelat Lantai. . . 68 – 68 4.2.3.4. Perencanaan Momen Negatif Pelat Lantai. . . 68 – 69

4.2.3.5. Perhitungan Tulangan Susut dan Suhu pada Pelat Lantai. . . .70 – 70


(12)

xii

4.2.3.6. Penghubung Geser pada Pelat Lantai untuk Momen Positif. . . .70 – 71 4.2.3.7. Penghubung Geser pada Pelat Lantai untuk Momen

Negatif. . . .71 – 72 4.2.3.8. Lendutan pada Pelat Lantai. . . .72 – 72 4.3.Perencanaan Balok Anak. . . .73 – 96 4.3.1. Balok Anak Atap. . . .73 – 84 4.3.1.1. Pendimensian Balok Anak Atap. . . 73 – 73 4.3.1.2. Pembebanan pada Balok Anak Atap. . . .73 – 75 4.3.1.3. Momen yang Terjadi pada Balok Anak Atap. . . 75 – 76

4.3.1.4. Perencanaan Balok Anak Atap Pra-komposit. . . 77 – 77

4.3.1.5. Perencanaan Balok Anak Atap Post- komposit. .78 – 84 4.3.2. Balok anak Lantai. . . 85 – 96 4.3.2.1. Pendimensian Balok Anak Lantai. . . .85 – 85 4.3.2.2. Pembebanan pada Balok Anak Lantai. . . .85 – 87

4.3.2.3. Momen yang Terjadi pada Balok Anak Lantai. . 87 – 88

4.3.2.4. Perencanaan Balok Anak Lantai Pra-komposit. .89 – 89 4.3.2.5. Perencanaan Balok Anak Lantai Post- komposit. . .

. . . .90 – 96

4.4.Pendimensian Awal Balok Induk dan Kolom. . . .97 – 98 4.4.1. Dimensi Balok Induk. . . .97 – 98


(13)

4.4.2. Dimensi Kolom. . . 98 – 98 4.5.Pembebanan Balok Induk. . . 99 – 118 4.5.1. Pembebanan Pra-komposit. . . 99 – 105 4.5.1.1. Portal A dan Portal L. . . .99 – 99 4.5.1.2. Portal A'. . . .100 – 100 4.5.1.3. Portal B. . . 100 – 101 4.5.1.4. Portal C Sampai J. . . 101 – 101 4.5.1.5. Portal K. . . 101 – 102 4.5.1.6. Portal K'. . . .102 – 102 4.5.1.7. Kanopi Portal E dan H. . . .102 – 103 4.5.1.8. Kanopi Portal F dan G. . . .103 – 103 4.5.1.9. Portal 8 dan 5. . . .103 – 104 4.5.1.10.Portal 7 dan 6. . . .104 – 104 4.5.1.11.Portal 4 dan 3. . . 104 – 104 4.5.1.12.Portal 2. . . 105 – 105 4.5.2. Pembebanan Post Komposit. . . 105 – 118 4.5.2.1. Portal A dan Portal L. . . .105 – 106 4.5.2.2. Portal A'. . . .106 – 108 4.5.2.3. Portal B. . . 108 – 110 4.5.2.4. Portal C sampai J. . . .110 – 110 4.5.2.5. Portal K. . . 111 – 112 4.5.2.6. Portal K'. . . .112 – 113 4.5.2.7. Kanopi Portal E dan H. . . .114 – 114 4.5.2.8. Kanopi Portal F dan G. . . .115 – 115


(14)

xiv

4.5.2.9. Portal 8 dan 5. . . .116 – 116 4.5.2.10.Portal 7 dan 6. . . .116 – 117 4.5.2.11.Portal 4 dan 3. . . .117 – 117 4.5.2.12.Portal 2. . . .118 – 118 4.5.2.13.Berat Sendiri Profil. . . 118 – 118 4.5.2.14.Berat Dinding dan Partisi. . . 118 – 118 4.6.Perencanaan Beban Gempa. . . .119 – 132 4.6.1. Perhitungan Berat Gedung. . . .119 – 127 4.6.1.1. Berat Atap. . . 119 – 122 4.6.1.2. Berat Lantai 8 sampai 5. . . .122 – 123 4.6.1.3. Berat Lantai 4. . . 123 – 124 4.6.1.4. Berat Lantai 3. . . 124 – 125 4.6.1.5. Berat Lantai 2. . . 125 – 126 4.6.1.6. Berat Total Keseluruhan Gedung. . . 127 – 127 4.6.2. Penentuan Kategori Desain Sistematik. . . 127 – 128 4.6.3. Gaya Geser Gempa Dasar. . . 128 – 129 4.6.4. Gaya Geser Portal yang Diterima Setiap Lantai. . . 129 – 132 4.6.5. Kombinasi Pembebanan yang Dipakai. . . 132 – 132 4.7.Pengecekan Teori Beban Gempa yang Dipakai. . . 133 – 152 4.7.1. Ketidakberaturan Teori. . . 133 – 134 4.7.2. Ketidakberaturan Kekuatan Tingkat Lunak. . . .135 – 136 4.7.3. Ketidakeraturan Berat (massa ). . . 136 – 137 4.7.4. Ketidakberaturan Geometri Vertikal. . . .137 – 137 4.7.5. Gaya Geser Tambahan pada Kolom. . . 138 – 152


(15)

4.7.5.1. Perhitungan Pusat Massa. . . .138 – 142 4.7.5.2. Perhitungan Pusat kekakuan. . . 142 – 151 4.7.5.3. Perhitungan Torsi Pada Tiap Lantai. . . 151 – 151 4.7.5.4. Gaya Geser Tambahan pada Tiap Lantai. . . . 152 – 152 4.8.Perencanaan Balok Induk. . . 153 – 174 4.8.1. Pada Saat Pra-komposit. . . .153 – 154 4.8.2. Perencanaan Post- Komposit. . . .154 – 174 4.9.Perencanaan Batang Bresing. . . .175 – 178 4.9.1. Perencanaan Bresing Tekan portal Melintang. . . .175 – 176 4.9.2. Perencanaan Bresing Tarik Portal Melintang. . . .176 – 176 4.9.3. Perencanaan Bresing Tekan Portal Memanjang. . . .177 – 178 4.9.4. Perencanaan Bresing Tarik Portal Memanjang. . . .178 – 178 4.10.Perencanaan Kolom. . . 179 – 198 4.10.1.Kolom Tipe 1. . . .179 – 188 4.10.1.1.Persyaratan Kolom Komposit. . . 180 – 181 4.10.1.2.Penampang Modifikasi. . . 181 – 182 4.10.1.3.Aksi Kolom. . . 182 – 184 4.10.1.4.Aksi Balok. . . .184 – 186 4.10.1.5.Pembesaran Momen Akibat Beban Gravitasi .186 – 187 4.10.1.6.Pembesaran Momen Akibat Beban Gempa. . .187 – 188 4.10.1.7.Cek Kekuatan Kolom. . . 188 – 188 4.10.2.Kolom Tipe 2. . . .189 – 198 4.10.2.1.Persyaratan Kolom Komposit. . . 190 – 191 4.10.2.2.Penampang Modifikasi. . . 191 – 192


(16)

xvi

4.10.2.3.Aksi Kolom. . . 192 – 194 4.10.2.4.Aksi Balok. . . .194 – 196 4.10.2.5.Pembesaran Momen Akibat Beban Gravitasi. 196 – 197 4.10.2.6.Pembesaran Momen Akibat Beban Gempa. . .197 – 198 4.10.2.7.Cek Kekuatan Kolom. . . 198 – 198 4.11.Perencanaan Sambungan. . . 199 – 240 4.11.1.Sambungan Antara Balok Anak dan Balok Induk Melintang. . . . . . . .199 – 203 4.11.1.1.Pelat Penyambung Atas. . . .199 – 200 4.11.1.2.Pelat Penyambung Bawah. . . .201 – 201 4.11.1.3.Sambungan Geser antara Web Balok Anak dan Web

Balok Induk. . . .201 – 203 4.11.2.Sambungan Antara Balok Induk Melintang dan Kolom

(eksterior). . . .203 – 210 4.11.2.1.Pelat Penyambung Atas ( flens tarik). . . 203 – 205 4.11.2.2.Pelat Penyambung Bawah ( flens tekan). . . . 206 – 206

4.11.2.3.Sambungan Geser antara Web Balok dengan Flens Kolom. . . 207 – 208 4.11.2.4.Cek Stabilitas Kolom. . . .208 – 210 4.11.3.Sambungan Antara Balok Induk Melintang dan Kolom (interior) . . . .210 – 217 4.11.3.1.Pelat Penyambung Atas (Flens Tarik). . . .210 – 212 4.11.3.2.Pelat Penyambung Bawah (Flens Tekan). . . . 213 – 213


(17)

4.11.3.3.Sambungan Geser antara Web Balok dengan Flens Kolom. . . 214 – 215 4.11.3.4.Cek Stabilitas Kolom. . . .215 – 217 4.11.4.Sambungan Balok Induk Memanjang Dengan Kolom (Interior).

. . . .217 – 221 4.11.4.1.Pelat Penyambung Atas (Flens Tarik). . . .217 – 219 4.11.4.2.Pelat Penyambung Bawah (Flens Tekan). . . . 219 – 219

4.11.4.3.Sambungan Geser antara Web Balok dengan Web Kolom. . . 219 – 221 4.11.5.Sambungan Balok Induk Memanjang Dengan Kolom (eksterior) . . . .. . . 221 – 225 4.11.5.1.Pelat Penyambung Atas (Flens Tarik). . . 221 – 223 4.11.5.2.Pelat Penyambung Bawah (Flens Tekan). . . 223 – 223

4.11.5.3.Sambungan Geser antara Web Balok dengan Web Kolom. . . 223 – 225 4.11.6.Sambungan Bresing dengan Bresing pada Arah Melintang. . .

. . . .226 – 229 4.11.7.Sambungan Bresing dengan Bresing pada Arah Memanjang. . . . . . . .229 – 232 4.11.8.Sambungan Bresing, Balok dan Kolom pada Arah Melintang. . . . . . .233 – 236 4.11.8.1.Pelat Penyambung Sayap Atas (Flens Tarik). . .


(18)

xviii

4.11.8.2.Pelat Penyambung Sayap Bawah (Flens Tekan). . . . . . .233 – 233 4.11.8.3.Sambungan antara Pelat Buhul Bresing dengan Flens

Balok. . . 234 – 235 4.11.8.4.Sambungan antara Pelat Buhul Bresing dengan Flens

Kolom. . . 235 – 236 4.11.9.Sambungan Bresing, Balok dan Kolom pada Arah Memanjang. . . . . .237 – 240 4.11.9.1.Pelat Penyambung Sayap Atas (Flens Tarik). 237 – 237 4.11.9.2.Pelat Penyambung Sayap Bawah (Flens Tekan). . . . . . … . . . 237 – 237 4.11.9.3.Sambungan antara Pelat Buhul Bresing dengan Web

Kolom. . . 238 – 238 4.11.9.4.Sambungan antara Pelat Buhul Bresing dengan Flens

Balok. . . 238 – 240 4.12.Perencanaan Pelat Landas. . . 241 – 252 4.12.1.Pelat Dasar untuk Kolom dengan Bresing. . . .241 – 247 4.12.1.1.Perencanaan Tebal Pelat Landas. . . .241 – 242 4.12.1.2.Perencanaan Pengangkuran. . . .243 – 244 4.12.1.3.Sambungan Las pada Pelat Dasar. . . 245 – 246 4.12.2.Pelat Dasar untuk Kolom tanpa Bresing. . . 247 – 252 4.12.2.1.Pelat Tebal Pelat Landas. . . .247 – 248 4.12.2.2.Perencanaan Pengangkuran. . . .249 – 250 4.12.2.3.Sambungan Las pada Pelat Dasar. . . 251 – 252


(19)

BAB V PENUTUP. . . 253 – 256 5.1.Kesimpulan. . . 253 – 256 5.2.Saran. . . 256 – 256 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk gempa. . . . 9

Tabel 2.2 Faktor keutamaan gempa. . . 11

Tabel 2.3 Kategori desain gempa berdasarkan parameter respon percepatan pada periode pendek. . . 12

Tabel 2.4 Kategori desain gempa berdasarkan parameter respon percepatan pada periode 1 detik. . . .12

Tabel 2.5 Koefisien situs, Fa. . . .13

Tabel 2.6 Koefisien sitrus, Fv. . . .13

Tabel 2.7 Faktor R, Cd dan Ωo untuk sistem penahan gaya gempa. . . 14

Tabel 2.8 Nilai batasan kelangsingan untuk penampang WF. . . .24

Tabel 2.9 Daftar shear connector yang biasa digunakan. . . .29

Tabel 2.10 Spesifikasi macam-macam ukuran baut. . . 39

Tabel 2.11 Ukuran minimum las sudut. . . .41

Tabel 4.1 Pembebanan pra-komposit pada portal A lantai 2. . . 99

Tabel 4.2 Pembebanan pra-komposit pada portal A' lantai 2. . . 100

Tabel 4.3 Pembebanan pra-komposit pada portal B Lantai 2. . . .101

Tabel 4.4 Pembebanan pra-komposit pada portal C sampai J lantai 2. . . .101

Tabel 4.5 Pembebanan pra-komposit pada portal K lantai 2. . . 102


(20)

xx

Tabel 4.7 Pembebanan pra-komposit pada kanopi portal E dan H lantai 2. . .103

Tabel 4.8 Pembebanan pra-komposit pada kanopi portal F dan G lantai 2. . .103

Tabel 4.9 Pembebanan pada portal 8 dan 5 lantai 2 sampai 8. . . .104

Tabel 4.10 Pembebanan pra-komposit pada portal 7 dan 6 lantai 2. . . 104

Tabel 4.11 Pembebanan pra-komposit pada portal 4 dan 3 lantai 2. . . 104

Tabel 4.12 Pembebanan pra-komposit pada portal 2 lantai 2. . . .105

Tabel 4.13 Pembebanan post-komposit pada portal A lantai 2 sampai 4. . . 106

Tabel 4.14 Pembebanan post-komposit pada portal A' lantai 2 sampai 4. . . .106

Tabel 4.15 Pembebanan post-komposit pada portal A' Lantai 5 Sampai 8. . . . 107

Tabel 4.16 Pembebanan post-komposit pada portal A' atap. . . .108

Tabel 4.17 Pembebanan post-komposit pada portal B lantai 2 sampai 4. . . 109

Tabel 4.18 Pembebanan post-komposit pada portal B lantai 5 sampai 8. . . 109

Tabel 4.19 Pembebanan post-komposit pada portal B atap. . . 110

Tabel 4.20 Pembebanan post-komposit pada portal C lantai 2 sampai 8. . . 110

Tabel 4.21 Pembebanan post-komposit pada portal C sampai J atap. . . .110

Tabel 4.22 Pembebanan post-komposit pada portal K lantai 2 sampai 4. . . 111

Tabel 4.23 Pembebanan post-komposit pada portal K lantai 5 sampai 8. . . 111

Tabel 4.24 Pembebanan post-komposit pada portal K atap. . . 112

Tabel 4.25 Pembebanan post-komposit pada portal K' lantai 2 sampai 4. . . .112

Tabel 4.26 Pembebanan post-komposit pada portal K' lantai 5 sampai 8. . . .113

Tabel 4.27 Pembebanan post-komposit pada portal K' atap. . . .113

Tabel 4.28 Pembebanan post-komposit pada kanopi portal E dan H lantai 2. . .114

Tabel 4.29 Pembebanan post-komposit pada kanopi portal E dan H lantai 3. . .114


(21)

Tabel 4.31 Pembebanan post-komposit pada kanopi portal F dan G lantai 3. . .115

Tabel 4.32 Pembebanan post-komposit pada portal 8 dan 5 lantai 2 sampai 8..116

Tabel 4.33 Pembebanan post-komposit pada portal 8 dan 5 atap. . . .116

Tabel 4.34 Pembebanan post-komposit pada portal 7 dan 6 lantai 2 sampai 8. .117 Tabel 4.35 Pembebanan post-komposit pada portal 7 dan 6 atap. . . .117

Tabel 4.36 Pembebanan post-komposit pada portal 4 dan 3 lantai 2. . . 117

Tabel 4.37 Pembebanan post-komposit pada portal 4 dan 3 lantai 3. . . 117

Tabel 4.38 Pembebanan post-komposit pada portal 2 lantai 2. . . 118

Tabel 4.39 Pembebanan post-komposit pada portal 2 lantai 3. . . 118

Tabel 4.40 Perhitungan berat kali tinggi bangunan (portal tengah). . . 130

Tabel 4.41 Perhitungan berat kali tinggi bangunan (portal tepi). . . .130

Tabel 4.42 Gaya gempa utama yang diterima portal tiap lantai. . . 131

Tabel 4.43 Perhitungan berat kali tinggi bangunan (bagian kanopi). . . 132

Tabel 4.44 Gaya gempa sekunder yang diterima portal tiap lantai. . . .132

Tabel 4.45 Kontrol simpangan antar lantai yang terjadi. . . .134

Tabel 4.46 Perbandingan kekakuan tiap lantai. . . 136

Tabel 4.47 Perbandingan massa tiap lantai. . . .137

Tabel 4.48 Perhitungan pusat massa lantai 2 dan 3 terhadap sumbu Y. . . 138

Tabel 4.49 Perhitungan pusat massa lantai 2 dan 3 terhadap sumbu X. . . 139

Tabel 4.50 Perhitungan pusat massa lantai 4 terhadap sumbu Y. . . 140

Tabel 4.51 Perhitungan pusat massa lantai 4 terhadap sumbu X. . . 140

Tabel 4.52 Perhitungan pusat massa lantai 5 sampai 8 terhadap sumbu Y. . . . .141

Tabel 4.53 Perhitungan pusat massa lantai 5 sampai 8 terhadap sumbu X. . . . .141


(22)

xxii

Tabel 4.55 Perhitungan pusat massa lantai atap terhadap sumbu X . . . 142

Tabel 4.56 Kekuatan bresing melintang tiap lantai. . . .142

Tabel 4.57 Kekakuan bresing memanjang tiap lantai. . . .143

Tabel 4.58 Perhitungan pusat kekauan lantai 2 terhadap sumbu Y. . . .144

Tabel 4.59 Perhitungan pusat kekauan lantai 2 terhadap sumbu X. . . .145

Tabel 4.60 Perhitungan pusat kekauan lantai 3 terhadap sumbu Y. . . .146

Tabel 4.61 Perhitungan pusat kekauan lantai 3 terhadap sumbu X. . . .147

Tabel 4.62 Perhitungan pusat kekakuan lantai 4 terhadap sumbu Y. . . .148

Tabel 4.63 Perhitungan pusat kekauan lantai 4 terhadap sumbu X. . . .149

Tabel 4.64 Perhitungan pusat kekauan lantai 5 – atap terhadap sumbu Y. . . 150

Tabel 4.65 Perhitungan pusat kekauan lantai 5 – atap terhadap sumbu X. . . 151

Tabel 4.66 Gaya gempa utama yang diterima tiap tingkat. . . 151

Tabel 4.67 Gaya geser tambahan pada tiap lantai. . . .152

Tabel 4.68 Balok induk tipe 2. . . .162

Tabel 4.69 Balok induk tipe 3. . . .163

Tabel 4.70 Balok induk tipe 4. . . .164

Tabel 4.71 Balok induk tipe 5. . . .165

Tabel 4.72 Balok induk tipe 6. . . .166

Tabel 4.73 Balok induk tipe 7. . . .167

Tabel 4.74 Balok induk tipe 8. . . .168

Tabel 4.75 Balok induk tipe 9. . . .169

Tabel 4.76 Balok induk tipe 10. . . .170

Tabel 4.77 Balok induk tipe 11. . . .171


(23)

Tabel 4.79 Balok induk tipe 13. . . .173

Tabel 4.80 Balok induk tipe 14. . . .174

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Ss untuk kelas situs B. . . 11

Gambar 2.2 S1 untuk kelas situs B. . . 11

Gambar 2.3 Diagram tegangan pada pelat komposit. . . 17

Gambar 2.4 Perbandingan antar balok komposit dan non-komposit. . . 20

Gambar 2.5 Lebar efektif balok komposit. . . 22

Gambar 2.6 Diagram tegangan dan regangan pada balok komposit dengan luas penampang pelat beton yang telah ditransformasikan. . . 23

Gambar 2.7 Diagram tegangan dengan sumbu plastis jatuh pada pelat beton. . .26

Gambar 2.8 Diagram tegangan dengan sumbu plastis jatuh pada profil baja. . . .27

Gambar 2.9 Macam-macam penghubung geser. . . .29

Gambar 2.10Nomogram faktor panjang tekuk. . . 37

Gambar 2.11Penampang pelat dasar kolom. . . 44

Gambar 2.12Penampang pelat dasar kategori A. . . 45

Gambar 2.13Penampang pelat dasar kategori B. . . 46

Gambar 2.14Penampang pelat dasar kategori C. . . 47

Gambar 2.15Penampang pelat dasar kategori D. . . 48

Gambar 3.1. Denah struktur lantai 2 gedung perkuliahan FPIK. . . .51

Gambar 3.2. Denah struktur lantai 3 gedung perkuliahan FPIK. . . .52


(24)

xxiv

Gambar 3.4. Denah struktur lantai 5 sampai 8 gedung perkuliahan FPIK. . . 54

Gambar 3.5. Denah struktur pada atap gedung perkuliahan FPIK. . . 55

Gambar 3.6. Diagram alur perencanaan. . . 56

Gambar 4.1 Dimensi pelat atap dan lantai. . . 58

Gambar 4.2 Denah pembebanan pelat atap. . . 59

Gambar 4.3 Pembebanan Pelat atap. . . .60

Gambar 4.4 Momen akibat beban ultimate pelat atap. . . 61

Gambar 4.5 Diagram tegangan regangan akibat momen positif pada pelat atap.61 Gambar 4.6 Perletakan penghubung geser secara melintang dek baja gelombang pada pelat atap. . . .65

Gambar 4.7 Perletakan penghubung geser secara memanjang dek baja gelombang pada pelat atap. . . .65

Gambar 4.8 Denah pembebanan pelat lantai. . . 66

Gambar 4.9 Pembebanan pelat lantai. . . .67

Gambar 4.10Momen akibat beban ultimate pelat lantai. . . 67

Gambar 4.11Diagram tegangan regangan akibat momen positif pada pelat lantai. . . . . .68

Gambar 4.12Perletakan penghubung geser secara melintang dek baja gelombang pada pelat lantai. . . 72

Gambar 4.13Perletakan penghubung geser secara memanjang dek baja gelombang pada pelat lantai. . . 72

Gambar 4.14Profil baja yang digunakan untuk balok anak atap. . . .73

Gambar 4.15Denah pembebanan balok anak atap. . . .73


(25)

Gambar 4.17Pembebanan balok anak atap post-komposit. . . 75

Gambar 4.18Momen akibat beban mati pra-komposit. . . 75

Gambar 4.19Momen akibat beban hidup pra-komposit. . . 75

Gambar 4.20Momen ultimate pada balok anak atap pra-komposit. . . .76

Gambar 4.21Momen akibat beban mati post-komposit. . . .76

Gambar 4.22Momen akibat beban hidup post-komposit. . . .76

Gambar 4.23Momen ultimate pada balok anak atap post-komposit. . . .76

Gambar 4.24Diagram tegangan balok anak atap pra-komposit. . . .77

Gambar 4.25Penampang balok anak atap komposit pada dearah tumpuan. . . .78

Gambar 4.26Diagram regangan tegangan balok anak atap komposit (tumpuan). 79 Gambar 4.27Diagram regangan tegangan balok anak atap komposit (lapangan) 80 Gambar 4.28Detail penempatan stud melintang pada balok anak atap. . . .82

Gambar 4.29Detail penempatan stud memanjang pada balok anak atap. . . 82

Gambar 4.30Penampang transformasi balok anak atap komposit. . . .83

Gambar 4.31Profil yang digunakan untuk balok anak lantai. . . .85

Gambar 4.32Denah pembebanan balok anak lantai. . . .85

Gambar 4.33Pembebanan ultimate balok anak lantai pra-komposit. . . .87

Gambar 4.34Pembebanan ultimate balok anak lantai post-komposit. . . 87

Gambar 4.35Momen akibat beban mati pra-komposit balok anak lantai. . . 87

Gambar 4.36Momen akibat beban hidup pra-komposit balok anak lantai. . . 87

Gambar 4.37Momen ultimate pada balok anak lantai pra-komposit. . . .88

Gambar 4.38Momen akibat beban mati post-komposit balok anak lantai. . . 88

Gambar 4.39Momen akibat beban hidup post-komposit balok anak lantai. . . 88


(26)

xxvi

Gambar 4.41Diagram tegangan balok anak lantai pra-komposit. . . 89

Gambar 4.42Penampang balok anak lantai komposit pada daerah tumpuan. . . . 90

Gambar 4.43Diagram regangan tegangan balok anak lantai komposit (tumpuan). . . . . .91

Gambar 4.44Diagram regangan tegangan balok anak lantai komposit (lapangan). . . . . .91

Gambar 4.45Detail penempatan stud melintang pada balok anak lantai. . . .94

Gambar 4.46Detail penempatan stud memanjang pada balok anak lantai. . . 94

Gambar 4.47Penampang transformasi balok anak lantai komposit. . . .95

Gambar 4.48Profil baja balok induk melintang. . . .97

Gambar 4.49Profil baja balok induk memanjang. . . 98

Gambar 4.50Profil baja kolom komposit. . . .98

Gambar 4.51Denah pembebanan pra-komposit pada portal A lantai 2. . . .99

Gambar 4.52Denah pembebanan pra-komposit pada portal A' lantai 2. . . 100

Gambar 4.53Denah pembebanan pra-komposit pada portal B lantai 2. . . .100

Gambar 4.54Denah pembebanan pra-komposit pada portal C sampai J lantai 2. . . . . . .101

Gambar 4.55Denah pembebanan pra-komposit pada portal K lantai 2. . . .101

Gambar 4.56Denah pembebanan pra-komposit pada portal K' lantai 2. . . 102

Gambar 4.57Denah pembebanan pra-komposit pada portal E lantai 2. . . .102

Gambar 4.58Denah pembebanan pra-komposit pada portal F lantai 2. . . 103

Gambar 4.59Denah pembebanan pra-komposit pada portal 8 lantai 2 sampai 8. . . . . . .103


(27)

Gambar 4.61Denah pembebanan pra-komposit pada portal 4 lantai 2. . . 104 Gambar 4.62Denah pembebanan pra-komposit pada portal 2 lantai 2. . . 105 Gambar 4.63Denah pembebanan post-komposit pada portal A. . . 105

Gambar 4.64Denah pembebanan post-komposit pada portal A'. . . 106

Gambar 4.65Denah pembebanan post-komposit pada portal A' lantai 5 sampai 8. . . . . .107 Gambar 4.66Denah pembebanan post-komposit pada portal A' atap. . . 107 Gambar 4.67Denah pembebanan post-komposit pada portal B lantai 2 sampai 4. .

. . . .108 Gambar 4.68Denah pembebanan post-komposit pada portal B lantai 5 sampai 8. .

. . . .109 Gambar 4.69Denah pembebanan post-komposit pada portal B atap. . . .109 Gambar 4.70Denah pembebanan post-komposit pada portal C sampai J lantai 2

sampai atap. . . 110 Gambar 4.71Denah pembebanan post-komposit pada portal K lantai 2 sampai 4. .

. . . .111 Gambar 4.72Denah pembebanan post-komposit pada portal K lantai 5 sampai 8. .

. . . .111 Gambar 4.73Denah pembebanan post-komposit pada portal K atap. . . .112 Gambar 4.74Denah pembebanan post-komposit pada portal K' lantai 2 sampai 4. . . . . .112 Gambar 4.75Denah pembebanan post-komposit pada portal K' lantai 5 sampai 8. . . . . .113


(28)

xxviii

Gambar 4.76Denah pembebanan post-komposit pada portal K' atap. . . 113

Gambar 4.77Denah pembebanan post-komposit pada portal E lantai 2. . . 114

Gambar 4.78Denah pembebanan post-komposit pada portal F lantai 2. . . 115

Gambar 4.79Denah pembebanan post-komposit pada portal 8 lantai 2 sampai 8. . . . . . .116

Gambar 4.80Denah pembebanan post-komposit pada portal 7 lantai 2 sampai 8. . . . . . .116

Gambar 4.81Denah pembebanan post-komposit pada portal 4 lantai 2. . . 117

Gambar 4.82Denah pembebanan post-komposit pada portal 2 lantai 2. . . 118

Gambar 4.83Perpestif rencana atap. . . .119

Gambar 4.84Simpangan antar lantai pada portal K' kombinasi 12. . . 133 Gambar 4.85Simpangan antar lantai pada portal 8 kombinasi 12. . . .134

Gambar 4.86Gaya dan simpangan yang terjadi pada bresing. . . 135

Gambar 4.87Denah pelat lantai 2 dan 3. . . .138

Gambar 4.88Denah pelat lantai 4. . . 139

Gambar 4.89Denah pelat lantai 5 sampai 8. . . .140

Gambar 4.90Denah pelat atap. . . 141

Gambar 4.91Profil baja balok induk melintang. . . .153

Gambar 4.92Diagram tegangan balok induk melintang pra-komposit. . . 154

Gambar 4.93Penampang balok induk melintang komposit untuk momen negatif. . . . . .155

Gambar 4.94Diagram regangan tegangan balok induk melintang komposit akibat momen negatif. . . 156


(29)

Gambar 4.95Diagram regangan tegangan balok induk melintang komposit akibat

momen positif. . . .157

Gambar 4.96Detail penempatan stud melintang pada balok induk melintang. . 160

Gambar 4.97Detail penempatan stud memanjang pada balok induk melintang. . . . . . . .160

Gambar 4.98Profil bresing melintang. . . 175

Gambar 4.99Profil bresing memanjang. . . .177

Gambar 4.100Penampang kolom komposit tipe 1. . . 179

Gambar 4.101Profil baja dalam kolom komposit tipe 1. . . .180

Gambar 4.102Penampang kolom komposit tipe 2. . . 189

Gambar 4.103Profil baja dalam kolom komposit tipe 2. . . .190

Gambar 4.104Sambungan antara balok anak dengan balok induk melintang. . 203

Gambar 4.105Sambungan antara balok induk melintang eksterior dengan kolom. . . . .. . . 210

Gambar 4.106Sambungan antara balok induk melintang interior dengan kolom. . . . . . .217

Gambar 4.107Sambungan antara balok induk memanjang interior dengan kolom. . . . .221

Gambar 4.108Sambungan antara balok induk memanjang eksterior dengan kolom . . . .225

Gambar 4.109Gaya pada node 836 dengan kombinasi pembebanan 10 dan 11. . . . . . . .226


(30)

xxx

Gambar 4.111Gaya pada node 867 dengan kombinasi pembebanan 10 dan 11. . . .

. . . .229

Gambar 4.112Rencana sambungan antara bresing memanjang. . . 232

Gambar 4.113Gaya pada node 404 dengan kombinasi 11. . . 233

Gambar 4.114Sambungan balok, kolom dan bresing melintang. . . 236

Gambar 4.115Gaya pada node 396 dengan kombinasi 11. . . 237

Gambar 4.116Sambungan balok, kolom dan bresing memanjang. . . 240

Gambar 4.117Dimensi pelat landas tipe 1. . . 241

Gambar 4.118Tampak atas pelat landas tipe 1. . . .243

Gambar 4.119Rencana pengelasan pelat landas tipe 1. . . .245

Gambar 4.120Dimensi pelat landas tipe 2. . . 247

Gambar 4.121Tampak atas pelat landas tipe 2. . . .249


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Moh Isa. 2012. Perencanaan Ulang Struktur Atas Pasar Los Batu Kandangan Kalimantan Selatan Menggunakan Struktur Baja Komposit berdasarkan SNI 03-1729-2002.

Charles G.Salmon,John E.Jonsor,1996 Struktur Baja Desain dan Perilaku Jilid 1 dan Jilid 2

Departemen Pekerjaan Umum. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa

untuk Bangunan Gedung. SNI 1726:2012. Bandung: Badan Standarisasi

Nasional.

Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk

Bangunan Gedung. SNI 03-1729-2002. Bandung: Badan Standarisasi

Nasional.

Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk

Gedung 1983 (PPIUG 1983). Bandung: Ditjen Cipta Karya Direktorat

Penyelidikan Masalah Bangunan

Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rumatiga, Fathur Rahman. 2008. Perencanaan Ulang Gedung Rusunawa blok A Universitas Muhammadiyah Malang menggunakakn Komposit Baja dengan

Metode LRFD.

Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

Surahman, Adang.2000. Kursus Singkat Perencanaan Struktur dengan Metode LRFD. Bandung


(32)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia dalam tahap berkembang, dalam perkembangan infrastruktur yang kebanyakan merupakan gedung-gedung, jalan-jalan besar, jembatan bahkan perumahan atau pemukiman. Semua bangunan tersebut harus aman dalam segala situasi termasuk gempa, namun sealain tingkat keamanan yang tinggi kadang kala juga diminta agar proyek dikerjakan dalam waktu yang cepat. Karena dituntut pengerjaan yang cepat, sering kali terjadi keteledoran dalam pengerjaan beton tertulang, misalnya saja penulangan yang tidak sesuai dengan perencanaan, pemadatan yang kurang sehingga menghasilkan beton yang porous. Solusinya bisa menggunakan jenis structur lain. Misalnya saja struktur baja komposit.

Struktur baja komposit merupakan suatu struktur yang terdiri dari beton dan balok baja yang dihubungkan dengan menggunakan penghubung geser sehingga menjadi satu kesatuan dan bisa bekerja secara bersama-sama. Struktur baja komposit biasanya menggunakan kolom baja sedangkan untuk pelat lantainya sendiri menggunakan dek baja gelombang. Dari hal tersebut pengerjaan tulangan yang tidak sesuai perencanaan dapat dihindari dan beton yang porous dapat dikurangi. Baja komposit dalam proses kontruksinyapun bisa atau tanpa perancah.

Dari uraian diatas, “Gedung FPIK Universitas Brawijaya” yang telah direncanakan dan telah dibangun dengan menggunakan konstruksi beton


(33)

2

bertulang, dalam studi ini bangunan tersebut akan direncanakan dengan menggunakan struktur baja komposit yang sesuai dengan standart tata cara perhitungan baja untuk bangunan gedung (SNI 03-1729-2002) dengan metode LRFD (Load and Resistence Factor Design).

1.2. Rumusan Masalah

Pada studi perencanaan ini, terdapat beberapa rumusan masalah:

a. Berapa besarnya dimensi pelat lantai dan pelat atap dengan menggunakan dek baja gelombang ?

b. Berapa ukuran balok komposit yang dapat digunakan ? c. Berapa ukuran kolom komposit yang dapat digunakan?

d. Berapa ukuran dan jumlah baut maupun lebar dan panjang pengelasan yang digunakan dalam sambungan ?

1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai antara lain :

a. Untuk mengetahui dimensi pelat lantai dan pelat atap dengan baja dek gelombang.

b. Mengetahui ukuran balok komposit yang dapat dipergunakan. c. Mengetahui ukuran kolom baja yang dapat dipergunakan.

d. Mengetahui ukuran dan jumlah baut maupun panjang dan lebar pengelasan yang akan digunakan untuk sambungan

1.4. Batasan Masalah

a. Perencanaan struktur baja menggunakan standart SNI 03-1729-2002 dengan metode LRFD (Load and Resistence Factor Design).


(34)

3

c. Perencanaan struktur hanya meninjau pada struktur atas.

d. Perencanaan struktur komposit meliputi elemen pelat, balok dan kolom. e. Perencanaan pelat lantai dengan menggunakan dek baja gelombang. f. Perencanaan sambungan antara elemen-elemen baja menggunakan baut

maupun las.


(1)

Gambar 4.95Diagram regangan tegangan balok induk melintang komposit akibat

momen positif. . . .157

Gambar 4.96Detail penempatan stud melintang pada balok induk melintang. . 160

Gambar 4.97Detail penempatan stud memanjang pada balok induk melintang. . . . . . . .160

Gambar 4.98Profil bresing melintang. . . 175

Gambar 4.99Profil bresing memanjang. . . .177

Gambar 4.100Penampang kolom komposit tipe 1. . . 179

Gambar 4.101Profil baja dalam kolom komposit tipe 1. . . .180

Gambar 4.102Penampang kolom komposit tipe 2. . . 189

Gambar 4.103Profil baja dalam kolom komposit tipe 2. . . .190

Gambar 4.104Sambungan antara balok anak dengan balok induk melintang. . 203

Gambar 4.105Sambungan antara balok induk melintang eksterior dengan kolom. . . . .. . . 210

Gambar 4.106Sambungan antara balok induk melintang interior dengan kolom. . . . . . .217

Gambar 4.107Sambungan antara balok induk memanjang interior dengan kolom. . . . .221

Gambar 4.108Sambungan antara balok induk memanjang eksterior dengan kolom . . . .225

Gambar 4.109Gaya pada node 836 dengan kombinasi pembebanan 10 dan 11. . . . . . . .226


(2)

xxx

Gambar 4.111Gaya pada node 867 dengan kombinasi pembebanan 10 dan 11. . . .

. . . .229

Gambar 4.112Rencana sambungan antara bresing memanjang. . . 232

Gambar 4.113Gaya pada node 404 dengan kombinasi 11. . . 233

Gambar 4.114Sambungan balok, kolom dan bresing melintang. . . 236

Gambar 4.115Gaya pada node 396 dengan kombinasi 11. . . 237

Gambar 4.116Sambungan balok, kolom dan bresing memanjang. . . 240

Gambar 4.117Dimensi pelat landas tipe 1. . . 241

Gambar 4.118Tampak atas pelat landas tipe 1. . . .243

Gambar 4.119Rencana pengelasan pelat landas tipe 1. . . .245

Gambar 4.120Dimensi pelat landas tipe 2. . . 247

Gambar 4.121Tampak atas pelat landas tipe 2. . . .249


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Moh Isa. 2012. Perencanaan Ulang Struktur Atas Pasar Los Batu Kandangan Kalimantan Selatan Menggunakan Struktur Baja Komposit berdasarkan SNI 03-1729-2002.

Charles G.Salmon,John E.Jonsor,1996 Struktur Baja Desain dan Perilaku Jilid 1 dan Jilid 2

Departemen Pekerjaan Umum. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. SNI 1726:2012. Bandung: Badan Standarisasi Nasional.

Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk

Bangunan Gedung. SNI 03-1729-2002. Bandung: Badan Standarisasi

Nasional.

Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983). Bandung: Ditjen Cipta Karya Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan

Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rumatiga, Fathur Rahman. 2008. Perencanaan Ulang Gedung Rusunawa blok A Universitas Muhammadiyah Malang menggunakakn Komposit Baja dengan Metode LRFD.

Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga.

Surahman, Adang.2000. Kursus Singkat Perencanaan Struktur dengan Metode LRFD. Bandung


(4)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia dalam tahap berkembang, dalam perkembangan infrastruktur yang kebanyakan merupakan gedung-gedung, jalan-jalan besar, jembatan bahkan perumahan atau pemukiman. Semua bangunan tersebut harus aman dalam segala situasi termasuk gempa, namun sealain tingkat keamanan yang tinggi kadang kala juga diminta agar proyek dikerjakan dalam waktu yang cepat. Karena dituntut pengerjaan yang cepat, sering kali terjadi keteledoran dalam pengerjaan beton tertulang, misalnya saja penulangan yang tidak sesuai dengan perencanaan, pemadatan yang kurang sehingga menghasilkan beton yang porous. Solusinya bisa menggunakan jenis structur lain. Misalnya saja struktur baja komposit.

Struktur baja komposit merupakan suatu struktur yang terdiri dari beton dan balok baja yang dihubungkan dengan menggunakan penghubung geser sehingga menjadi satu kesatuan dan bisa bekerja secara bersama-sama. Struktur baja komposit biasanya menggunakan kolom baja sedangkan untuk pelat lantainya sendiri menggunakan dek baja gelombang. Dari hal tersebut pengerjaan tulangan yang tidak sesuai perencanaan dapat dihindari dan beton yang porous dapat dikurangi. Baja komposit dalam proses kontruksinyapun bisa atau tanpa perancah. Dari uraian diatas, “Gedung FPIK Universitas Brawijaya” yang telah direncanakan dan telah dibangun dengan menggunakan konstruksi beton


(5)

2

bertulang, dalam studi ini bangunan tersebut akan direncanakan dengan menggunakan struktur baja komposit yang sesuai dengan standart tata cara perhitungan baja untuk bangunan gedung (SNI 03-1729-2002) dengan metode LRFD (Load and Resistence Factor Design).

1.2. Rumusan Masalah

Pada studi perencanaan ini, terdapat beberapa rumusan masalah:

a. Berapa besarnya dimensi pelat lantai dan pelat atap dengan menggunakan dek baja gelombang ?

b. Berapa ukuran balok komposit yang dapat digunakan ? c. Berapa ukuran kolom komposit yang dapat digunakan?

d. Berapa ukuran dan jumlah baut maupun lebar dan panjang pengelasan yang digunakan dalam sambungan ?

1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai antara lain :

a. Untuk mengetahui dimensi pelat lantai dan pelat atap dengan baja dek gelombang.

b. Mengetahui ukuran balok komposit yang dapat dipergunakan. c. Mengetahui ukuran kolom baja yang dapat dipergunakan.

d. Mengetahui ukuran dan jumlah baut maupun panjang dan lebar pengelasan yang akan digunakan untuk sambungan

1.4. Batasan Masalah

a. Perencanaan struktur baja menggunakan standart SNI 03-1729-2002 dengan metode LRFD (Load and Resistence Factor Design).


(6)

3

c. Perencanaan struktur hanya meninjau pada struktur atas.

d. Perencanaan struktur komposit meliputi elemen pelat, balok dan kolom. e. Perencanaan pelat lantai dengan menggunakan dek baja gelombang. f. Perencanaan sambungan antara elemen-elemen baja menggunakan baut

maupun las.


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN PERENCANAAN KOMPONEN LENTUR BAJA DENGAN METODE DESAIN FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (AISC-LRFD 360-05) DAN SNI-03-1729-2002

0 10 26

PERBANDINGAN PERENCANAAN KOMPONEN LENTUR BAJA DENGAN METODE DESAIN FAKTOR BEBAN DAN TAHANAN (AISC-LRFD 360-05) DAN SNI-03-1729-2002

0 8 9

PERENCANAAN ULANG STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN SPESIFIKASI BANGUNAN GEDUNG BAJA STRUKTURAL (SNI 1729:2015)

59 191 131

Analisis dan Desain Struktur Baja Pada Gedung Bertingkat 4 Berdasarkan SNI 03-1729-2002.

0 0 53

Penggambaran Diagram Interaksi Kolom Baja Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) Menggunakan Matlab.

0 0 33

Desain Tahan Gempa Struktur Rangka Baja Dengan Bresing Eksentris Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002 dan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002.

1 3 58

Desain Tahan Gempa Struktur Rangka Baja Penahan Momen Khusus Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002.

0 1 18

Analisis Kolom Baja WF Menurut Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) Menggunakan Microsoft Excel 2002.

0 6 18

DESAIN TAHAN GEMPA STRUKTUR RANGKA BAJA PENAHAN MOMEN KHUSUS BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03 – 1729 – 2002 DAN TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03 – 1726 – 2002

0 0 12

DESAIN TAHAN GEMPA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING EKSENTRIS BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03-1726-2002 DAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03-1729-2002

0 0 28